PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI
PERILAKU VANDALISME
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh :
RENDRA PRATAMA
NIM. 0901431
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI
PERILAKU VANDALISME
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung)
Oleh:
RENDRA PRATAMA
0901431
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Rendra Pratama 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung)’’ ini berserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Oktober 2015
Yang membuat pernyataan,
Rendra Pratama
RENDRA PRATAMA
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN
PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung) Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
PEMBIMBING I
Dr. Dadang Sundawa, M.Pd NIP. 19600515 198803 1 002
PEMBIMBING II
Muhamad Iqbal, S.Pd, M.Si
NIP . 19801112 2009 12 1 003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan IPS
ABSTRAK
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
ABSTRACT
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR GRAFIK. ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 3
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Sistematika Organisasi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Perilaku Peduli Lingkungan ... 9
1. Pengertian Lingkungan ... 9
2. Peduli Lingkungan dan Upaya Menjaga serta Memelihara Lingkungan ... 9
B. Perilaku Vandalisme ... 10
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
2. Kategori Vandalisme ... 13
3. Penyebab Munculnya Perilaku Vandalisme ... 15
C. Project Dinding Kreativitas. ... 19
1. Pengertian Kreativitas ... 19
2. Faktor-faktor yang Mewujudkan Kreativitas ... 19
3. Menyalurkan Kreativitas ... 20
4. Pengertian Project Dinding Kreativitas ... 20
5. Pengertian Pembelajaran Berbasis Project (Project Based Learning) ... 21
D. Penelitian Terdahulu ... 23
E. Kerangka Berfikir ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 26
B. Metode Penelitian ... 26
C. Desain Penelitian. ... 28
1. Identifikasi Masalah ... 29
2. Memeriksa Di lapangan (Recconaisance) ... 29
3. Perencanaan Tindakan ... 29
4. Pelaksanaan Tindakan ... 30
5. Pengamatan (Observation) ... 31
6. Refleksi (Reflection) ... 32
1. Perilaku Peduli Lingkungan Kelas ... 33
2. Perilaku Vandalisme ... 34
3. Project Dinding Kreativitas ... 34
E. Instrumen Penelitian ... 35
1. Pedoman Observasi. ... 47
2. Pedoman Wawancara. ... 53
3. Dokumentasi . ... 53
F. Teknik Pengumpulan Data. ... 53
1. Observasi ... 53
2. Wawancara ... 53
3. Studi Dokumentasi ... 53
G. Pengolahan Data ... 54
1. Pengolahan Data Kuantitatif ... 54
2. Pengolahan Data Kualitatif ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 57
1. Deskripsi Sekolah ... 57
2. Subjek Penelitian. ... 57
B. Kegiatan Pra Penelitian ... 59
C. Deskripsi Tindakan Siklus 1 ... 60
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 ... 62
3. Observasi Siklus 1 ... 86
4. Refleksi Siklus 1 ... 91
5. Revisi Perencanaan Siklus 2 ... 93
D. Deskripsi Tindakan Siklus 2 ... 93
1. Perencanan Tindakan Siklus 2 ... 94
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 ... 95
3. Observasi Siklus 2 ... 122
4. Refleksi Siklus 2 ... 127
5. Revisi Perencanaan Siklus 3 ... 128
E. Deskripsi Tindakan Siklus 3 ... 129
1. Perencanan Tindakan Siklus 3 ... 129
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 3 ... 131
3. Observasi Siklus 3 ... 155
4. Refleksi Siklus 3 ... 159
F. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian ... 161
1. Data Hasil Wawancara ... 161
2. Data Hasil Observasi ... 163
G. Analisis Hasil Penelitian ... 183
1. Merencanakan Project Dinding Kreativitas untuk Meningkatkan Perilaku Peduli Kebersihan Lingkungan Kelas dari Perilaku Vandalisme ... 183
3. Merefleksi Project Dinding Kreativitas untuk Meningkatkan Perilaku
Peduli Kebersihan Lingkungan Kelas dari Perilaku Vandalisme ... 191
4. Sejauh Mana Optimalisasi Project Dinding Kreativitas untuk Meningkatkan Perilaku Peduli Kebersihan Lingkungan Kelas dari Perilaku Vandalisme ... 194
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 195
A. Kesimpulan ... 195
B. Saran ... 200
DAFTAR PUSTAKA ... 202
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku anak yang mulai menginjak usia remaja seringkali tidak sesuai
bahkan menyimpang dari kaidah serta nilai yang berlaku di lingkungan tempat
anak tersebut tinggal. Anak dalam masa menginjak usia remaja adalah periode
dimana mereka ingin menemukan jati diri mereka, dan keinginan agar kehadiran
mereka diakui dan dianggap di dalam masyarakat. Namun keinginan anak tersebut
sering kali dimaknai dan dicapai dengan hal-hal serta perilaku yang menyimpang.
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak yang sedang menginjak usia
remaja tidak terbatas dilakukan oleh anak yang tidak mengenyam pendidikan,
namun dilakukan oleh anak yang telah ataupun sedang mengenyam pendidikan di
sekolah. Peserta didik yang sedang dalam tahap perkembangan menuju seorang
yang dewasa ingin sekali kehadiran dan identitas mereka diakui serta dianggap
penting di lingkungan sekitar mereka, dengan melakukan berbagai macam
tindakan dan perilaku yang justru menunjukan hal yang tidak baik.
Peneliti mengamati di lapangan tentang perilaku peserta didik yang sering
ditunjukan agar kehadiran serta identitas mereka diakui oleh teman sebaya, guru,
perangkat sekolah serta masyarakat di lingkungan sekolah mereka. Salah satu
perilaku yang sangat sering dilakukan oleh peserta didik agar identitas serta
keberadaan mereka diakui adalah dengan cara melakukan aksi mencoret-coret
properti milik sekolah. Coretan-coretan peserta didik tersebut berisi tentang emosi
serta perasaan mereka saat itu. Perilaku atau aksi mencoret-coret ini dinamakan
dengan Vandalisme.
Vandalisme sendiri berasal dari kata Vandal atau Vandalus yang mengacu
pada nama suatu suku pada masa Jerman purba yang suka menginvasi wilayah
lain dengan tujuan untuk memperluas wilayah mereka. Dalam proses invasi,
mereka melakukan aksi merusak karya-karya seni pada zaman romawi pada saat
itu. Dari perilaku suku Vandal tersebut, vandal kemudian diberi makna seseorang
yang dengan sengaja menghancurkan atau merusak sesuatu yang indah-indah.
diartikan sebagai “Perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan
barang berharga lainnya (keindahan alam dan sebagainya)”. Seiring waktu, makna
vandalisme lebih berkembang ke arah pengrusakan sarana umum atau pribadi
maupun alam baik itu pengrusakan fungsi atau tampilannya dengan cara
mencoret-coret dengan menggunakan tinta, cat air, cat semprot, dan lain
sebagainya sehingga menyebabkan kekotoran, kekumuhan dan merusak
pemandangan bagi orang yang melihat.
Peneliti secara pribadi menilai perilaku vandalisme ini adalah bentuk dari
kemampuan berekpresi peserta didik melalui tulisan-tulisan dan gambar-gambar
untuk menunjukan kehadiran serta peran mereka di lingkungan sekitar mereka,
namun kemampuan ini tidak disalurkan dengan baik, baik itu karena tidak ada
arahan dari orang dewasa di sekitarnya, ataupun tidak adanya sarana yang tepat
untuk mengekspresikan perasaan mereka sehingga menjadi karya yang lebih baik
dan bermanfaat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kelas VIII-D SMP
Negeri 19 Bandung, aksi atau perilaku vandalisme yang sangat sering sekali
dilakukan oleh peserta didik adalah mencoret-coret properti sekolah seperti
bangku serta meja belajar mereka di kelas, dinding kelas, pintu kelas, dan lain
sebagainya dengan menggunakan ballpoint, spidol, penghapus cair/tip-x, dll. Aksi
tersebut tentu merusak keindahan dari properti sekolah karena menyebabkan
kekotoran serta kekumuhan di lingkungan kelas dan sekolah.
Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku
vandalisme yang dilakukan peserta didik di kelas. Peneliti menganggap
permasalahan ini sangat penting sekali untuk diteliti. Perilaku vandalisme yang
dilakukan peserta didik di kelas bukanlah hal yang langka, karena permasalahan
ini dijumpai oleh penulis hampir di seluruh sekolah yang telah penulis datangi
ketika melakukan pengamatan-pengamatan sebelumnya.
Dari pengamatan yang didapatkan oleh penulis tentang perilaku vandalisme
ini, penulis beranggapan perilaku vandalisme cenderung tidak dianggap sebagai
suatu permasalahan yang serius, hal ini dapat dilihat dari tindakan pihak sekolah,
3
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perilaku tersebut. Meski menurut pengakuan salah seorang guru bahwa perilaku
vandalisme tersebut telah dilarang dengan teguran, namun peneliti menganggap
tidak ada hasil yang nyata, bahkan perilaku vandalisme ini berlanjut dari satu
generasi ke generasi peserta didik yang lain, ini tentu memiliki dampak buruk
terhadap perkembangan peserta didik di sekolah, karena bukan tidak mungkin
peserta didik tersebut melakukan aksi vandalisme di luar sekolah.
Seperti yang telah disinggung diatas, peneliti beranggapan bahwa munculnya
perilaku vandalisme bukan karena peserta didik memiliki sifat berontak dan ingin
selalu merusak properti sekolah. Perilaku vandalisme justru dilakukan oleh
peserta didik dikarenakan tidak ada arahan dari orang dewasa di sekitar mereka
dan tidak adanya sarana yang dapat menampung dan menyalurkan kemampuan
berekspresi mereka melalui tulisan-tulisan dan gambar-gambar yang bertujuan
agar peran dan kehadiran mereka diakui di lingkungan sekitar mereka.
Berangkat dari fenomena perilaku vandalisme diatas, peneliti sebagai calon
guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yang memiliki konsern untuk
meningkatkan rasa kepedulian peserta didik terhadap kebersihan lingkungan,
meningkatkan kesadaran sosial (social awarness), dan keterampilan sosial (social
skill), tentu perilaku vandalisme ini sangat penting untuk diteliti dan dikaji, karena
sangat sesuai dengan tujuan dari pembelajaran IPS. Peneliti ingin sekali perilaku
vandalisme ini dapat diatasi dengan cara mencari tahu penyebab serta menemukan
solusi yang nyata dan tepat agar perilaku vandalisme tidak lagi terkesan dibiarkan
dan dianggap sebagai permasalahan yang tidak serius. Peneliti sangat tertarik
untuk mengembangkan sebuah sarana untuk menyalurkan kemampuan
berekspresi peserta didik, dalam bentuk tulisan dan gambar ke dalam sebuah
project yang disebut dengan “Project Dinding Kreativitas”.
Berdasarkan temuan di lapangan tersebut, peneliti melakukan penelitian
dengan judul “Project Dinding Kreativitas untuk Meningkatkan Perilaku Peduli
Kebersihan Lingkungan Kelas dari Perilaku Vandalisme”.
Pada observasi awal yang dilakukan peneliti di kelas VIII-D SMP Negeri 19
Bandung, peneliti menemukan banyak sekali properti milik sekolah yang menjadi
sarana perilaku vandalisme yang dilakukan oleh peserta didik. Properti yang
menjadi sarana perilaku vandalisme peserta didik seperti dinding kelas, pintu
kelas, kursi serta meja belajar. Peneliti lebih memfokuskan pengamatan kepada
meja belajar yang menjadi sarana perilaku vandalisme, dimana seluruh meja
belajar yang ada di kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung menjadi sarana perilaku
vandalisme peserta didik. Menurut pengakuan peserta didik hal tersebut
merupakan hal yang biasa, karena seluruh peserta didik hampir pasti pernah
melakukan aksi vandalisme tersebut.
Peneliti mencoba berdiskusi kepada guru mata pelajaran IPS di kelas VIII D
yang dimana guru tersebut juga merupakan wali kelas di kelas VIII-D. Peneliti
berdiskusi tentang perilaku vandalisme peserta didik di kelas, dan guru
mengatakan bahwa perilaku vandalisme sudah dilarang berulang kali dengan
teguran, namun peserta didik tetap saja melakukan hal tersebut.
Peneliti menganggap, bentuk larangan berupa teguran untuk tidak melakukan
perilaku vandalisme tidaklah cukup. Harus ada aksi yang berkelanjutan yang
melibatkan guru dan peserta didik untuk sama-sama mengatasi permasalahan
vandalisme tersebut. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa
vandalisme itu bermula dari keadaan dimana peserta didik mencurahkan emosi
serta perasaan mereka saat itu dalam bentuk tulisan maupun gambar. Namun
bukan di sarana yang tepat. Berdasarkan hal itu, peneliti menganggap harus ada
suatu program yang membuat peserta didik dapat mencurahkan emosi serta
perasaan mereka dalam sebuah gambar maupun tulisan kepada sarana yang tepat.
Oleh karena itu peneliti menawarkan suatu program yang peneliti sebut dengan
“Project Dinding Kreativitas”.
Project dinding kreativitas merupakan suatu rangkaian program yang
direncanakan dan disusun oleh peneliti atas dasar pemikiran sendiri yang didasari
oleh pengalaman empirik peneliti sebagai seseorang yang pernah melakukan aksi
vandalisme ketika menjadi peserta didik. Project dinding kreativitas adalah
5
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kumuh dengan coretan akibat perilaku vandalisme menjadi bersih dan rapih
kembali, kemudian bagaimana mengalihkan perilaku vandalisme tersebut ke
sarana yang tepat agar menjadi karya yang kreatif dan sangat bermanfaat juga
membuat tampilan kelas menjadi lebih indah. Sarana tersebut peneliti
menamakannya dengan “Dinding Kreativitas”.
C. Rumusan Masalah
Melihat sangat pentingnya meningkatkan perilaku peduli kebersihan
lingkungan kelas dari perilaku vandalisme, yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran IPS dan pendidikan nasional. Berdasarkan uraian latar belakang
masalah yang telah dipaparkan peneliti di atas maka garis besar rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana project dinding kreativitas untuk
meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku
vandalisme?”. Rumusan masalah ini dapat dijabarkan dalam pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana merencanakan project dinding kreativitas untuk meningkatkan
perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme?
2. Bagaimana melaksanakan project dinding kreativitas untuk meningkatkan
perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme?
3. Bagaimana refleksi masalah yang muncul dan peningkatan yang dicapai
dalam project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli
kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme?
4. Sejauh mana optimalisasi project dinding kreativitas untuk meningkatkan
perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang
telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini secara umum adalah :
Meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku
Adapun tujuan secara khusus dari penelitian ini adalah dijabarkan sebagai
berikut :
1. Mendeskripsikan perencanaan project dinding kreativitas untuk
meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku
vandalisme.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan project dinding kreativitas untuk
meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku
vandalisme.
3. Mendeskripsikan refleksi masalah yang muncul dan peningkatan yang
dicapai dalam project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku
peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.
4. Mendeskripsikan sejauh mana optimalisasi project dinding kreativitas
untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari
perilaku vandalisme.
E. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian tentu memiliki manfaat, baik itu bagi peneliti maupun bagi
yang diteliti. Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
a. Memperkaya keilmuan, dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya
di kemudian hari.
b. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber belajar untuk meningkatkan
perilaku peduli peserta didik terhadap kebersihan lingkungan kelas dari
perilaku vandalisme.
2. Manfaat Praktis
Diadakannya penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang dapat
berkontribusi untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan
kelas dari perilaku vandalisme. Selain itu manfaat lainnya diperuntukan
sebagai berikut :
7
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Memberikan masukan akan pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan sekolah dari perilaku vandalisme yang dilakukan peserta didik,
sehingga dapat dijadikan sebagai contoh oleh sekolah lain, dan
bersama-sama berupaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan pembelajaran bagi guru dalam meningkatkan kesadaran
peserta didik akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kelas dari
perilaku vandalisme yang kerap kali dilakukan oleh peserta didik.
c. Bagi Peserta Didik
Diadakannya penelitian ini diharapkan peserta didik mampu
meningkatkan kesadaran serta tanggung jawab untuk menjaga dan
memelihara properti milik sekolah yang ada di kelas, dalam hal ini meja
belajar dengan tidak melakukan perbuatan vandalisme yang menyebabkan
rusaknya fungsi maupun tampilan meja belajar tersebut. Dengan menjaga
kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme, dimana kelas
merupakan lingkungan dengan lingkup terkecil dan peserta didik paling
banyak melakukan interaksi, diharapkan perilaku peduli kebersihan
lingkungan tersebut dapat terbawa di lingkup yang lebih luas, yaitu
lingkungan masyarakat.
d. Bagi Peneliti
Diadakannya penelitian ini diharapkan peneliti memiliki bekal untuk
menghadapi perilaku peserta didik yang seringkali melakukan
tindakan-tindakan menyimpang. Seperti perilaku vandalisme peserta didik demi
menunjukan identitas, kehadiran serta peran dirinya di lingkungan
sekitarnya. Dan bagaimana mengatasi permasalahan tersebut dimulai dari
lingkup yang terkecil dimana peserta didik lebih banyak melakukan
F. Sistematika Organisasi
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab I membahas mengenai pendahuluan, yaitu bagian awal dari penulisan skripsi. Bagian pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika organisasi.
Bab II membahas mengenai kajian pustaka yang berhubungan dengan project
dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.
Bab III membahas mengenai metode penelitian yang berisi tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, penjelasan istilah, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data.
Bab IV membahas hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Bab ini berisi deskripsi umum lokasi dan subjek penelitian, kegiatan pra penelitian, deskripsi siklus, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi siklus dan refleksi. Berikutnya deskripsi hasil pengolahan data penelitian, yaitu data wawancara dan data observasi. Terakhir adalah analisis hasil penelitian, yaitu perencanaan, pelaksanaan, refleksi dan sejauh mana optimalisasi penelitian.
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Peneliti melakukan penelitian SMP Negeri 19 Bandung. SMP Negeri 19
Bandung, beralamat di jalan Sadang Luhur No XI. Pada penelitian ini, peneliti
bekerjasama dengan guru matapelajaran IPS kelas VIII, yaitu Bapak Akhmad
Jaenudin. Peneliti memilih kelas VIII-D sebagai subjek penelitian ini. Selain
menjadi guru matapelajaran IPS, Bapak Akhmad Jaenudin juga merupakan wali
kelas di kelas VIII. Hal ini membuat kerjasama peneliti dengan Bapak Akhmad
Jaenudin dalam penelitian ini juga semakin baik. Kelas VIII-D dengan jumlah
peserta didik sebanyak 36 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 21 orang
perempuan menjadi subjek penelitian karena kelas ini memiliki permasalahan
ketidakmampuan untuk menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan kelas
dari perilaku vandalisme.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini, menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Secara bahasa, ada tiga
istilah yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas, selanjutnya kita sebut
PTK. Istilah tersebut yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah, suatu
proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan
terkontrol. Lalu tindakan, yang diartikan sebagai perlakuan atau aktivitas tertentu
yang dilakukan oleh seorang peneliti. Tindakan dilakukan untuk memperbaiki
setiap permasalahan yang ditemukan. Terakhir adalah kelas, yaitu menunjukan
pada tempat atau lokasi proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Maka dengan
demikian, PTK diartikan sebagai proses pengkajian suatu permasalahan tertentu
dalam pembelajaran di kelas melalui refleksi diri, dalam upaya memecahkan
masalah tersebut melalui tindakan yang terencana dan menganalisis setiap
pengaruh dari tindakan yang dilakukan oleh peneliti.
Ebbutt (dalam Rochiati, 2012) mengungkapkan bahwa PTK adalah, kajian
guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan
refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Wiriaatmadja (2012) menyatakan secara singkat bahwa PTK adalah,
bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek
pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat
mencoba suatu gagasan perbaikan dalam peraktek pembelajaran mereka, dan
melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
McNeiff (dalam Santyasa 2007) menyatakan PTK adalah “action research is a term which refer to a practical way of looking at your own work to sheck that it is you would like it to be. Because action research is done by you, the practitioner, it is often referred to as practitioner based research; and because it involves you thinking about and reflecting on your work, it can also be called a form of self-reflective practice”.
Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa PTK itu
merupakan hal yang penting dan bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
Agar bisa mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kemmis (dalam Rochiati, 2012)
menjelaskan bahwa PTK adalah, sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan
secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan), untuk
meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari :
1. Kegiatan praktek sosial atau pendidikan tersebut.
2. Pemahaman mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan tersebut.
3. Situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek tersebut.
Borg (dalam Sanjaya, 2009) menyebutkan bahwa tugas utama di dalam PTK
adalah, pengembangan keterampilan guru yang berangkat dari adanya kebutuhan
untuk menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran yang bersifat aktual di
dalam kelas atau di sekolah. Dalam hal ini, bagaimana permasalahan dalam
pembelajaran di kaji secara menyeluruh guna menemukan penanganan yang
efektif. Hingga mampu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan berbagai
pendekatan dan tindakan pembelajaran yang beragam.
PTK dilakukan di kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung, untuk mengatasi
permasalahan kurangnya perilaku peduli peserta didik akan kebersihan
lingkungan kelas dari perilaku vandalisme dengan melakukan project dinding
28
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku
vandalisme.
C. Desain Penelitian
Tahap-tahap dalam PTK pada prosesnya memiliki beragam model. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan model PTK Model Elliott dari revisi model
Lewin (dalam Wiriaatmadja, 2006) dengan konsep metode yang digambarkan
Metode PTK menurut Elliott revisi dari model Lewin tersebut, terdapat
penjelasan bahwa PTK dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahap awal atau
tahap siklus satu yang dimulai dengan identifikasi masalah, memeriksa
dilapangan, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan recconaisance atau
refleksi, dilanjutkan dengan tahap selanjutnya merevisi kekurangan yang ada dan
kemudian terus berulang sebanyak beberapa siklus sampai proses pembelajaran
berhasil dengan metode yang diharapkan oleh peneliti.
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah ini dilakukan dengan melakukan observasi awal untuk
mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul dalam penelitian. Dalam
observasi awal ini, peneliti bekerjasama dengan guru mitra, yaitu guru mata
pelajaran IPS di kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung.
2. Memeriksa Dilapangan (Recconaisance)
Kegiatan ini, merupakan pemahaman peneliti menganai situasi yang
muncul berdasarkan identifikasi masalah hasil pengamatan dilapangan, yang
kemudian dapat dijadikan fokus penelitian, dan dicari solusi untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Tahapan ini dilakukan oleh peneliti dan
termasuk kedalam kegiatan pra-penelitian. Tahap ini dilaksanakan sekitar
akhir bulan Januari yang bertempat di SMP Negeri 19 Bandung pada kelas
VIII-D. Pada saat itu peneliti sedang melaksanakan Program Pelatihan
Lapangan (PPL) yang dilakukan selama satu semester, yaitu dari bulan Januari
sampai bulan Juni. Pada saat itu juga peneliti melakukan PTK.
3. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencaan ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap
ko
nd
isi peserta didik berdasarkan pada pra penelitian yang dilakukan. Agar dapat
menentukan strategi apa yang dapat dilakukan untuk melakukan perbaikan
30
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap permasalahan yang muncul. Perencaan ini dilakukan peneliti untuk
menentukan tema pembelajaran, yang sesuai dengan project dinding
kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas
dari perilaku vandalisme. Menentukan waktu dan format observasi yang akan
digunakan, merencanakan diskusi antara peneliti dan observer berdasarkan
pengamatan yang berkaitan dengan project dinding kreativitas untuk
meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku
vandalisme. Kemudian membuat rencana perbaikan, terhadap kekurangan
yang ditemukan setelah peneliti berdiskusi dengan observer, dan merencakan
untuk mengolah data yang telah diperoleh setelah dilaksanakan penelitian.
Pada penelitian ini, peneliti menentukan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang berhubungan dengan tema project dinding kreativitas
untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku
vandalisme. Meskipun pada dasarnya seluruh standar kompetensi dan
kompetensi dasar sesuai dengan tema, namun peneliti menentukan standar
kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut :
a. Standar Kompetensi 6 “Memahami pranata dan penyimpangan sosial”, dan Kompetensi Dasar 6.1 “Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial”.
b. Standar Kompetensi 7 “Memahami kegiatan perekonomian Indonesia”, dan Kompetensi Dasar 7.1 “Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya
dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya”.
c. Standar Kompetensi 7 “Memahami kegiatan perekonomian
Indonesia”, dan Kompetensi Dasar 7.3 “Mendeskripsikan fungsi
pajak dalam perekonomian nasional”.
4. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan ini dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
sebelumnya. Tujuan utama dari tindakan ini adalah, untuk meningkatkan
perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme peserta
Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah empat tindakan
dalam satu siklus PTK. Adapun tindakan tersebut adalah :
a. Tindakan ke-1 yang meliputi :
1) Melakukan kegiatan pembelajaran IPS sesuai dengan silabus dan
RPP yang telah dirancang.
2) Melakukan stimulus kepada peserta didik, untuk meningkatkan
perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku
vandalisme di dalam langkah-langkah atau sekenario pembelajaran
yang dilakukan guru.
b. Tindakan ke-2 yang meliputi :
1) Peserta didik dan guru bersama-sama memperbaiki meja belajar
yang menjadi sara perilaku vandalisme peserta didik di kelas
VIII-D, dengan cara melapisi meja belajar menggunakan kertas batik
dan plastik bening untuk memperindah tampilan meja belajar.
Tindakan ini dilakukan di luar jam pembelajaran.
c. Tindakan ke-3 yang meliputi :
1) Melakukan kegiatan pembelajaran IPS sesuai dengan silabus dan
RPP yang telah dirancang.
2) Memberikan tugas membuat karya project dinding kreativitas
kepada peserta didik, sebagai bentuk penyaluran perilaku
vandalisme peserta didik ke sarana yang tepat untuk mendukung
meningkatkan peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku
vandalisme. Tugas ini dilakukan di luar jam pelajaran atau sebagai
pekerjaan rumah.
d. Tindakan ke-4 yang meliputi :
1) Melakukan kegiatan pembelajaran IPS sesuai dengan silabus dan
RPP yang telah dirancang.
2) Melakukan penilaian terhadap presentasi peserta didik, sebagai
bentuk pertanggungjawaban mereka terhadap karya yang telah
mereka buat dalam upaya menyalurkan perilaku vandalisme ke
32
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Melakukan penilaian terhadap karya yang telah dibuat peserta
didik, sebagai upaya menyalurkan perilaku vandalisme ke sarana
yang tepat.
5. Pengamatan (Observation)
Kegiatan ini adalah, pengamatan menggunakan pedoman observasi yang
telah disusun untuk melihat apakah project dinding kreativitas mampu
peningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku
vandalisme. Observer juga bertugas mencatat segala sesuatu yang terjadi
ketika pelaksaan tindakan berlangsung, dan bertugas mengumpulkan data
yang dilakukan dengan menggunakan format observasi yang telah dibuat
sebelumnya.
6. Refleksi (Reflection)
Santyasa (2007) mengatakan bahwa refleksi adalah suatu upaya untuk
mengkaji apa yang telah terjadi, yang telah dihasilkan, atau apa yang belum
dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari langkah atau upaya yang telah
dilakukan. Dengan kata lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap
keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan yang telah ditentukan dalam
penelitian. Kegiatan refleksi dalam model Elliot ini sering juga disebut
recconaisance, karena kegiatan ini meliputi pemahaman tentang situasi kelas
yang ingin diubah atau diperbaiki. Namun letak perbedaannya dengan
kegiatan recconaisance dalam identifikasi masalah diatas, kegiatan ini
dilakukan setelah siklus.
Pada tahap refleksi, keputusan perlu didiskusikan dengan seluruh personal
yang terlibat dalam penelitian. Dalam tahap ini, tindakan pada siklus kedua
atau seterusnya mulai dirancang dan ditetapkan. Rencana tindak lanjut
diputuskan jika hasil dari siklus pertama belum memuaskan dan berdasarkan
refleksi ditemukan hal-hal yang masih dapat dibenahi atau ditingkatkan.
Kegiatan siklus berikutnya mengikuti langkah-langkah sebelumnya, yaitu
perencanaan tindakan, observasi, refleksi sampai PTK berakhir. Adapun
dalam refleksi ini peneliti melakukan :
a. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul ketika pelaksanaan
b. Mengidentifikasi peningkatan yang dicapai ketika pelaksanaan siklus.
c. Mendiskusikan permasalahan serta peningkatan yang telah dicapai
ketika pelaksanaan siklus dengan guru mitra dan dosen pembimbing,
untuk kemudian menentukan solusi yang tepat untuk dilakukan
perbaikan di siklus berikutnya.
D. Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman, peneliti memfokuskan terhadap beberapa
konsep yang digunakan dalam penelitian ini, dan berikut ini adalah penjelasan
tentang beberapa konsep tersebut :
1. Perilaku Peduli Lingkungan Kelas
Wiryono (2013) mengatakan, lingkungan adalah gabungan semua hal di
sekitar kita yang mempengaruhi hidup kita. Di dalam Undang-Undang tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lingkungan hidup dinyatakan sebagai berikut “Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain”.
Sangat banyak sekali pihak yang menganggap pentingnya upaya untuk
menjaga dan memelihara lingkungan. Permasalahan yang berkaitan dengan
lingkungan akan berkurang jika semua pihak memiliki kepedulian terhadap
lingkungan. Kepedulian ini dapat tumbuh dimulai dari pendidikan di sekolah,
keluarga, di organisasi-organisasi dan tempat ibadah.
Sejak di sekolah dasar, peserta didik perlu mendapatkan pendidikan
lingkungan, dengan materi yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan
mereka. Dengan pendidikan lingkungan, peserta didik memahami perilaku dan
tindakan seperti apa yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, dan
bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mencegahnya. Peserta didik
34
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di kehidupan bermasyarakat nanti. Bekal bagi peserta didik yang didapatkan
dari sekolah adalah, perilaku mencintai dan menjaga serta memelihara
lingkungan, dimulai dari lingkup yang paling kecil terlebih dahulu, yaitu
lingkungan kelas. Upaya yang dilakukan untuk menjaga dan memelihara
lingkungan kelas di antaranya, menjaga kebersihan kelas, menjaga dan
memelihara properti atau peralatan belajar yang ada di kelas seperti bangku,
meja belajar, pintu dan lain-lain.
2. Perilaku Vandalisme
James E. Koftan (1968) mengatakan vandalisme adalah, “The ignorant or
willful destruction or defacement of school property”. Vandalisme adalah, pengrusakan atau pembinasaan properti (milik sekolah) dengan sengaja.
Koftan dengan jelas menyatakan, bahwa segala tindakan yang mengakibatkan
rusaknya properti sekolah dengan sengaja adalah perilaku vandalisme. Peneliti
berpendapat, bahwa rusak itu bukan sekedar rusak secara fisik sehingga
mengakibatkan terganggunya fungsi utama dari properti milik sekolah itu
secara baik. Properti milik sekolah seperti meja, bangku, dinding kelas, pintu
dan lain sebagainya, berubah tampilannya menjadi benda yang kotor dan
kumuh akibat aksi coret-coret yang dilakukan peserta didik, juga termasuk
kedalam perilaku vandalisme. Kelas yang kotor secara tidak langsung
memperlihatkan sikap dari peserta didik yang tidak mampu menjaga
lingkungan sekitarnya.
Perilaku vandalisme yang dilakukan peserta didik di sekolah, seharusnya
menjadi perhatian besar bagi seluruh pihak yang ada di sekolah. Sekolah
merupakan tempat untuk membentuk peserta didik agar memiliki sikap dan
mental yang baik, yang akan digunakan sebagai bekal peserta didik di
kehidupan bermasyarakat kelak. Jika sejak di sekolah mental peserta didik
sudah tidak baik dan memiliki perilaku senang merusak, tentu dampak buruk
dari perilaku merusak tersebut akan menjadi permasalahan yang lebih besar di
kehidupan peserta didik bermasyarakat kelak.
Project dinding kreativitas, pada dasarnya merupakan ide peneliti sendiri
yang didasari oleh pengalaman empirik peneliti sebagai peserta didik yang
juga pernah berperilaku vandalisme di kelas. Project dinding kreativitas
merupakan rangkaian program yang dilakukan peneliti untuk mengatasi
perilaku vandalisme di kelas, yang dimulai dengan menstimulus dan
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk meninggalkan perilaku
vandalisme. Lalu berikutnya, memperindah tampilan kelas dengan
memperbaiki properti milik sekolah yang telah rusak akibat aksi vandalisme
peserta didik. Terakhir, mengalihkan aksi vandalisme yang dilakukan peserta
didik kepada sarana yang tepat. Perilaku vandalisme tersebut dialihkan kepada
pemberian tugas kepada peserta didik untuk membuat karya yang kreatif, dan
karya tersebut berisi tentang materi IPS yang telah dipelajari oleh peserta
didik. Karya yang yang dibuat oleh peserta didik berbahan dasar kertas karton,
styrofoam atau papan tipis yang nantinya karya tersebut akan ditempel di
sebuah mading kelas, dan akan ditambah secara berkala. Mading kelas yang
berisi karya kreatif peserta didik inilah yang peneliti sebut dengan “Dinding Kreativitas”. Dinding kreativitas, selain menjadi sarana yang tepat untuk menampung kreativitas peserta didik agar tidak menjadi perilaku vandalisme,
juga berfungsi untuk memperindah tampilan kelas.
E. Instrumen Penelitian
Sebuah instrumen memiliki peran mutlak dalam penelitian. Instrumen
digunakan untuk mengumpulkan data, baik itu data pratindakan maupun ketika
pelaksanaan tindakan.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana guru merencanakan project dinding kreativitas untuk
meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku
vandalisme?.
2. Bagaimana guru melaksanakan project dinding kreativitas untuk
meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku
36
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagaimana refleksi masalah yang muncul dan peningkatan yang dicapai
dalam project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli
kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme?
4. Sejauh mana optimalisasi project dinding kreativitas untuk meningkatkan
perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme?
Tabel 3.0.0 Format Penyusunan Kisi-kisi Instumen Penelitian Project Dinding Kreativitas untuk Meningkatkan Perilaku Vandalisme
No Variabel Dimensi Indikator Item
1 Project
menggunakan
2. Pemberian tugas kepada peserta
3. Pemberian tugas kepada peserta
38
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pelaksanaan
lingkungan kelas dari vandalisme
40
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Tabel 3.0.1 Format Kisi-kisi Instumen Penelitian Project Dinding Kreativitas
untuk Meningkatkan Perilaku Vandalisme
No Rumusan Masalah
Dimensi Indikator Jenis
42
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
pembelajaran
20. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
21. Guru memeriksa kebersihan dan kerapihan kelas
44
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 23. Guru membuat
24. Guru memberikan gambaran tentang materi yang akan diajarkan
25. Guru menyajikan materi ajar sesuai
melakukan review
31. Guru melakukan evaluasi terhadap
46
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
48
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pedoman observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, dengan
mengamati meja belajar yang telah dilapisi menggunakan kertas batik dan
plastik bening. Observasi dilakukan dengan memberikan tanda ceklis (√),
pada indikator yang menunjang perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas
dari perilaku vandalisme. Observasi dilakukan dengan format check list dan
rating scale, karena dapat menunjukan keseragaman diantara pencatat, lebih
terarah juga lebih mudah untuk dianalisis. Lembar observasi yang digunakan
untuk pengukuran peningkatan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas
dari perilaku vandalisme, terdiri dari beberapa indikator yang dapat dilihat
pada tabel 3.0.2. Format lembar observasi dapat dilihat pada tabel 3.0.3.
Format lembar penilaian karya dapat dilihat pada tabel 3.0.4. Indikator
penilaian karya dapat dilihat pada tabel 3.0.5.
Tabel 3.0.2 Format Indikator Perilaku Vandalisme NO ASPEK YANG DINILAI SKALA
NILAI
PENJELASAN 1. Pengertian Vandalisme
belajar kotor dan kumuh karena dicoret-coret ataupun rusak meskipun tidak mengganggu fungsi utama meja belajar tersebut. rusak meskipun tidak mengganggu fungsi utama meja belajar tersebut. 2. Kategori Vandalisme
50
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yaitu kesenangan maupun ketidaksenangan mereka terhadap sesuatu, baik itu individu maupun kelompok seperti : emosional peserta didik, yaitu kesenangan maupun ketidaksenangan mereka terhadap sesuatu, baik itu individu maupun kelompok seperti :
a. Grup musik b. Klub olahraga c. Kelompok bermain b. Play Vandalism, yaitu
tindakan vandalisme yang
kemampuan peserta didik dalam menggambar maupun
kemampuan peserta didik dalam menggambar maupun
kemampuan peserta didik dalam menggambar maupun menulis.
Baik (B) 7-4 meja belajar berisi
coretan yang
merepresentasikan
kemampuan peserta didik dalam menggambar maupun
Tabel 3.0.3 Format Lembar Observasi Peduli Keberihan Lingkungan Kelas
dari Perilaku Vandalisme
No Aspek yang Dinilai Perilaku Vandalisme Sangat
Kurang
Kurang Cukup Baik Sangat Baik 1 Meja Belajar
Jumlah
Persentase
Nilai
Keterangan : SB = Sangat Baik (bobot nilai 5), B = Baik (bobot nilai 4), C = Cukup (bobot nilai 3), K = Kurang (bobot nilai 2), SK = Sangat Kurang (bobot nilai 1).
Nilai Persentase Sangat Kurang 0% - 20%
Kurang 21% - 40%
Cukup 41% - 60%
Baik 61% - 80%
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26 Tabel 3.0.4 Format Penilaian Karya Project Dinding Kreativitas
Keterangan : SB = Sangat Baik (bobot nilai 5), B = Baik (bobot nilai 4), C = Cukup (bobot nilai 3), K = Kurang (bobot nilai 2), SK = Sangat Kurang (bobot nilai 1).
No Aspek yang Dinilai
Kriteria Penilaian
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
S K
K C B
S B
S K
K C B
S B
S K
K C B
S B
S K
K C B
S B 1. Kesesuaian
karya dengan materi
2. Tuntas, kerapihan pekerjaan serta memiliki konten materi yang kontekstual 3. Ketepatan waktu
mengumpulkan tugas
Tabel 3.0.5 Format Indikator Penilaian Karya Project Dinding Kreativitas
Keterangan : SB = Sangat Baik (bobot nilai 5), B = Baik (bobot nilai 4), C = Cukup (bobot nilai 3), K = Kurang (bobot nilai 2 ), SK = Sangat Kurang (bobot nilai 1).
No Indikator Skor keterangan dari karya tersebut tidak dapat dimengerti maksud dan tujuannya.
Karya tidak relevan dengan materi, namun keterangan dari karya tersebut dapat dimengerti maksud dan tujuannya.
Karya relevan dengan materi, namun keterangan dari karya tersebut tidak dapat dimengerti maksud dan tujuannya.
Karya relevan dengan
materi, dan
keterangan dari karya tersebut dapat dimengerti maksud dan tujuannya secara tersirat.
Karya relevan dengan materi, dan keterangan dari karya tersebut dapat dimengerti maksud dan tujuannya secara tersirat dan tidak memiliki konten
materi yang
Karya rapih dan tuntas namun tidak memiliki konten materi yang telat 4 hari dari waktu yang ditentukan, yaitu 1 minggu setelah penugasan (7 hari).
Karya dikumpulkan telat 3 hari dari waktu yang ditentukan, yaitu 1 minggu setelah penugasan (7 hari).
Karya dikumpulkan telat 2 hari dari waktu yang ditentukan, yaitu 1 minggu setelah penugasan (7 hari).
Karya dikumpulkan telat 1 hari dari waktu yang ditentukan, yaitu 1 minggu setelah penugasan (7 hari).
26
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara merupakan perangkat yang digunakan untuk
memperoleh data yang terkait dengan rencana pelaksanaan tindakan yang
dilakukan oleh peneliti. Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan
yang disusun oleh peneliti, yang berkaitan dengan project dinding kreativitas
untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku
vandalisme.
3. Dokumentasi
Sugiyono (2011) mengatakan dokumentasi merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
dokumentasi berupa foto proses pembelajaran sebagai data penunjang.
F. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti memperoleh data yang diperlukan untuk kebutuhan penelitian ini dari
peserta didik, guru mitra serta pihak-pihak lain yang terkait dan relevan dengan
penelitian ini. Data yang diperoleh oleh peneliti meliputi seluruh kegiatan atau
tindakan selama melakukan project dinding kreativitas untuk meningkatkan
perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas. Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan
data. Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung segala
sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian, kemudian mencatatnya.
Catatan selama melakukan observasi inilah yang menjadi data yang
diperlukan untuk kebutuhan penelitian yang sedang berlangsung.
2. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh data yang dibutuhkan
dalam penelitian, dengan mewawancara peserta didik dan guru mitra.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan
dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen aktivitas dan hasil kerja diskusi dalam
kelompok, yang telah dikerjakan oleh peserta didik pada tiap tindakannya.
G. Pengolahan Data
Teknik pengelolaan data yang dilakukan peneliti adalah dengan cara,
mengumpulkan data yang digunakan sesuai dengan instrumen yang telah
ditetapkan yaitu lembar observasi dan wawancara. Berikutnya, data diolah
sehingga dapat disimpulkan valid atau tidaknya data tersebut. Pengolahan data
disini berguna untuk memudahkan peneliti dan pembaca untuk memahami hasil
dari penelitian yang telah dilaksanakan. Berikut adalah teknik pengolahan data
dan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti :
1. Pengolahan Data Kuantitatif
Pengolahan data untuk mengetahui peningkatan perilaku peduli kebersihan
lingkungan kelas dari perilaku vandalisme diolah secara kuantitatif melalui
penskoran tugas. Kategori skor tersebut dibagi kedalam lima kategori, yaitu
sangat kurang, kurang, cukup, baik dan sangat baik. Adapun skala penilaian
yang dipakai adalah sebagai berikut (Komalasari 2011) :
1) Rumus dalam mengolah data hasil dari penskoran karya secara
keseluruhan yaitu:
Presentase karya = Jumlah skor yang didapat x 100% Jumlah skor maksimum
Pengklasifikasian peningkatan perilaku peduli kebersihan lingkungan
kelas dari perilaku vandalisme, dilihat dari karya yang dibuat oleh peserta
didik sebagai bentuk penyaluran perilaku vandalisme ke sarana yang tepat.
Kemudian, dikelompokan menjadi kategori sangat kurang, kurang, cukup,
28
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pengolahan Data Kualitatif
Pengolahan data hasil penelitian akan dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Pengumpulan, Kodifikasi, dan Kategorisasi Data
Pada tahap ini, data dikumpulkan berdasarkan instrumen yang telah
disusun oleh peneliti sebagai bahan untuk diolah dan dianalisis. Karena
suatu instrumen itu valid, apabila dapat mengukur apa yang hendak
diukur. Data yang sesuai dengan kenyataannya disebut data valid dan, data
yang dipercaya disebut dengan data reliabel. Agar dapat diperoleh data
yang valid dan reliabel, maka instrumen penilaian yang digunakan untuk
mengukur objek yang akan dinilai harus memiliki bukti validitas dan
reliabilitas.
b. Validasi Data
Validasi data didapat dari :
1) Lembar Penskoran, memperlihatkan skor penilaian karya peserta
didik dan peningkatan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas
dari perilaku vandalisme, berdasarkan kriteria penilaian yang
terdapat dalam rubrik berdasarkan analisis untuk melihat tingkat
peningkatan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari
perilaku vandalisme.
2) Member check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan
atau informasi data yang diperoleh selama observasi dari
narasumber yang relevan dengan PTK.
3) Expert opinion, yaitu dengan meminta kepada orang yang ahli atau
pakar penelitian tindakan kelas atau pakar bidang studi, untuk
Nilai Persentase Sangat Kurang 0% - 20%
Kurang 21% - 40%
Cukup 41% - 60%
Baik 61% - 80%
memeriksa tahapan kegiatan penelitian dan memberikan arahan
atau judgement terhadap permasalahan yang dihadapi.
4) Saturasi, yaitu situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada
lagi data lain yang berhasil dikumpulkan atau tidak ada lagi
tambahan data baru.
c. Interpretasi data
Apabila analisis data telah lengkap, peneliti menginterpretasikan
temuan-temuan yang didapat dari penelitian berdasarkan landasan teoritis.
Pada proses penelitian, menganalisis dan menginterpretasikan data
merupakan proses yang penting. Karena data yang telah terkumpul tidak
akan ada artinya jika kita tidak mengolahnya.
d. Menarik Kesimpulan
Setelah seluruh data diolah dan diiterpretasikan, berikutnya adalah
proses menarik kesimpulan dengan mengkaji secara teoritis. Proses
menarik kesimpulan ini untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
terdapat di rumusan masalah, untuk mengetahui apakah penelitian yang
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 196
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti serta saran yang diajukan peneliti kepada pihak-pihak
yang terkait dalam penelitian ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis, temuan dan pemahaman yang kemudian data
tersebut diproses, diolah dan dianalisis yang kemudian direfleksikan sebagai
perbaikan pada tindakan berikutnya, maka diperoleh kesimpulan secara umum
tentang project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan
lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.
Pada project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli
kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme ini, guru dan peserta didik
secara bersama-sama berusaha untuk meminimalisir perilaku vandalisme di kelas
VIII-D SMP Negeri 19 Bandung yang menyebabkan meja belajar menjadi kotor
dan tidak menarik untuk dilihat. Tindakan yang dilakukan adalah memperbaiki
meja belajar yang menjadi sarana perilaku vandalisme dengan melapisi meja
belajar tersebut dengan kertas batik dan plastik bening. Langkah berikutnya
setelah meja belajar menjadi bersih adalah menyalurkan perilaku vandalisme
peserta didik kepada sebuah karya yang tepat. Karya tersebut berbahan dasar dari
styrofoam, kertas karton maupun papan tipis yang mana karya tersebut berisi
materi pelajaran IPS yang dipelajari. Setelah pembuatan karya tersebut selesai,
karya berikutnya dipresentasikan oleh peserta didik di kelas, lalu karya-karya
tersebut ditempelkan di sebuah mading kelas yang disebut dengan dinding
kreativitas. Dengan menyalurkan dan menyediakan sarana yang tepat, serta
pengawasan dan bimbingan yang terus menerus dari guru, perilaku vandalisme di
Selain kesimpulan secara umum di atas, peneliti juga merumuskan beberapa
kesimpulan secara khusus yaitu:
1. Perencanaan yang dilakukan peneliti dalam menerapkan project dinding
kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan
kelas dari perilaku vandalisme sudah berada di predikat sangat baik sesuai
dengan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam
pengembangan materi dan pemilihan tema yang akan dijadikan tugas
untuk peserta didik harus sesuai dengan materi dan sesuai kebutuhan
sehingga proses pembelajaran tidak terganggu serta peserta didik tidak
mengalami kesulitan. Dalam perencanaan yang dilakukan oleh peneliti
berdasarkan pengembangan RPP, peneliti merencanakan penelitian di
siklus 1 dengan predikat cukup. Setelah melakukan diskusi dengan guru
mitra, serta perbaikan, di siklus 2 perencanaan peneliti meningkat ke
predikat baik. Tidak cukup di situ, peneliti melakukan diskusi kembali
dengan guru mitra untuk merencanakan penelitian siklus 3. Hasilnya
peneliti mampu merencanakan penelitian di siklus 3 dengan predikat
sangat baik.
2. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti dalam menerapkan project
dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan
lingkungan kelas dari perilaku vandalisme sudah ada di predikat sangat
baik berdasarkan analisis penampilan guru dalam melaksanakan penelitian
ini. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari empat tindakan dalam satu
siklusnya. Tindakan pertama adalah menstimulus peserta didik untuk
menjaga kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme. Tindakan
kedua adalah Tindakan kedua adalah memperbaiki meja belajar yang
menjadi sarana perilaku vandalisme dengan melapisi meja belajar tersebut
dengan kertas batik dan plastik bening. Tindakan ketiga adalah
memberikan tugas kepada peserta didik sebagai bentuk penyaluran
perilaku vandalisme ke sarana yang tepat. Tindakan keempat adalah
presentasi karya yang telah dibuat oleh peserta didik. Peneliti melakukan
198
Rendra Pratama, 2015
PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelas, dalam melaksanakan penelitian di siklus 1, kemampuan guru dalam
melaksanakan penelitian sudah ada dalam predikat baik. Setelah
melakukan diskusi dengan guru mitra dan diadakan perbaikan,
kemampuan peneliti dalam melaksanakan penelitian di siklus 2 masih
dalam predikat baik. Pada siklus 3, peneliti kembali berdiskusi dengan
guru mitra untuk memperbaiki kekurangan yang ada di pelaksanaan siklus
2, dan hasilnya guru mampu melaksanakan penelitian di siklus 3 dengan
predikat sangat baik.
3. Refleksi tindakan yang dilakukan peneliti dalam menerapkan project
dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan
lingkungan kelas dari perilaku vandalisme ini adalah menganalisis
permasalahan apa saja yang muncul ketika pelaksanaan tindakan, lalu
peneliti menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan
tersebut dengan berdiskusi bersama guru mitra.
Adapun permasalahan-permasalahan yang muncul selama diadakannya
penelitian adalah :
a. Peserta didik masih berperilaku vandalisme ditandai dengan meja
belajar yang kembali rusak setelah dilapisi dengan kertas batik dan
plastik bening.
b. Peserta didik masih kesulitan menentukan konten materi yang
sesuai dengan tema yang ditugaskan dalam karya, dan konten
materi yang disajikan belum kontekstual.
c. Peserta didik masih kesulitan untuk mempresentasikan karya
mereka di depan kelas. Peserta didik belum kompak ketika
penyampaian materi, terlihat masih ada peserta didik yang
mendominasi dalam kelompok yang telah disusun. Selain itu,
pemilihan dan penggunaan bahasa ketika menyampaikan presentasi