PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE
DEMONSTRATION (ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Konsentrasi Pendidikan IPA Sekolah Dasar
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh
DEVI RAHMIATI
NIM 1201170
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
DEVI RAHMIATI
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE
DEMONSTRATION (ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Dr. Andi Suhandi, M.Si. NIP. 196908171994031003
Pembimbing II,
Dr. Wahyu Sopandi, M.A. NIP. 196605251990011001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Dasar
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang judul “Peningkatan
Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah Dasar Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Lecture Demonstration (ILD)
Berbantuan Media Real Dan Virtual” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar
karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di
kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 27 Juli 2015 Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis sehingga tesis yang berjudul “Peningkatan Penguasaan Konsep
dan Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah Dasar Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Interactive Lecture Demonstration (ILD) Berbantuan Media Real
Dan Virtual” ini dapat diselesaikan.
Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi IPA SD
Sekolah Pascasarjana UPI Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran tentang peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains
siswa yang mendapatkan pembelajaran IPA dengan model Interactive Lecture
Demonstration (ILD) dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran model biasa
(tradisional) pada materi Sistem Peredaran Darah Pada Manusia.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak
kekurangan, hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis.
Oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan penulisan tesis ini. Akhir kata penulis berharap semoga tesis
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya, serta
bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan guru sekolah dasar.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyelesaiain penulisan tesis ini, penulis menyadari sangat banyak
mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan setulus-tulusnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Andi Suhandi, M.Si. selaku Pembimbing I dan Pembimbing
Akademik yang ditengah-tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan,
arahan, dan nasehat serta selalu memberi motivasi dengan penuh kesabaran
mulai dari awal perkuliahan sampai akhir penyusunan tesis ini.
2. Bapak Dr. Wahyu Sopandi, M.A. selaku Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi,
dan saran-saran yang berharga dengan tulus dan penuh kesabaran kepada
penulis.
3. Ibu Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd., selaku ketua Program Studi
Pendidikan Dasar beserta para pimpinan Sekolah Pascasarjana lainnya, yang
telah banyak memberikan pengarahan, motivasi, dan nasehat dengan penuh
sabar dalam penyelesaian tesis ini.
4. Bapak/Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Dasar SPs UPI yang telah
memberikan bimbingan, arahan, nasehat, dan ilmu kepada penulis.
5. Tim Judgement Instrumen Penelitian yang telah mengajarkan penulis
bagaimana instrumen yang valid dan layak digunakan, semoga kebaikannya
6. Ibu Kepala Sekolah beserta Bapak/Ibu Guru di salah satu SD Kota Bandung,
yang telah memberikan kesempatan untuk melalukan observasi dan membantu
pelaksanaan penelitian.
7. Kedua orang tuaku, Bapak Djumadi Haris dan Ibu Henda Kusmiati, yang
doanya selalu mengiringi langkah kaki penulis. Bapak, Ibu, terima kasih atas
cinta dan kasih sayang yang tulus, dukungan, dan doa yang tak pernah putus,
yang selalu mengajarkanku kesabaran, keikhlasan, dan kerja keras dalam
menjalani kehidupan yang tak mungkin terbalas oleh apapun dan sampai
kapanpun. Ku persembahkan karya ini sebagai salah satu bukti baktiku.
8. Kakakku Erik Cahyadi, S.Kom. beserta keluarga, yang telah memberikan
semangat, dukungan, dan doa yang tak pernah putus kepada penulis hingga
terselesaikan tesis ini.
9. Teman terbaik, sahabat terbaik, dan pengisi hari-hariku, Andi Wijaya, A.Md,
terima kasih atas kasih sayang, dukungan, doa, ketulusan, kesabarannya
selama ini, serta terimakasih atas bantuan pembuatan media penelitiannya.
10.Keluarga besar Djana Rachmansyah (alm) dan Sogimin (alm) atas semangat
dan dukungannya.
11.Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Dasar Angkatan
2012 Kelas A, Kelas IPA “Anomaly of Science”, terima kasih atas
kebersamaan yang indah selama ini.
12.Teman terbaikku Rina Indriani, M.Pd., Eka Sutawijaya SA, Ade Candra
Komara, Tim Sertifikasi Guru Rayon 134 Unpas terima kasih atas
13.Dosen-dosen FKIP Universitas Pasundan Bandung terima kasih atas bantuan,
dorongan, wejangan-wejangan dan pengalaman yang begitu berharga selama
penulis menyelesaikan penulisan tesis ini.
14.Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuannya dalam
penyelesaian tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Teriring doa yang tulus, semoga Allah membalas budi dan kebaikan serta
kemurahan hati atas amal dan bantuan yang telah diberikan Amin yaa
Robbal’alamin.
Bandung, 27 Juli 2015
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduPENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE
DEMONSTRATION (ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
(Devi Rahmiati, 1201170)
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa sekolah dasar melalui penerapan model pembelajaran Interactive Lecture Demonstration (ILD) berbantuan media real dan virtual pada materi Sistem Peredaran Darah Manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan penguasaan konsep dan Keterampilan Proses Sains (KPS) pada materi Sistem Peredaran Darah Manusia sebagai efek diterapkannya model Interactive Lecture Demonstration (ILD) berbantuan media real dan virtual apabila dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model biasa (tradisional). Metode penelitian adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Ekuivalen Pretest dan Posttest
Control Group Design. Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di
salah satu Sekolah Dasar di Kota Bandung tahun ajaran 2014-2015 yang terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol masing-masing berjumlah 20 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tipe pilihan ganda yang terdiri dari tes penguasaan konsep dan tes keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan analisis data hasil penelitian, diperoleh: (1) persentase skor rerata N-gain untuk tes penguasaan konsep untuk kelas eksperimen sebesar 32,6% (kategori sedang), dan persentase skor rerata N-gain untuk tes penguasaan konsep untuk kelas kontrol sebesar 18,5% (kategori rendah), (2) persentase skor rerata N-gain untuk tes keterampilan proses sains siswa untuk kelas eksperimen sebesar 40,2% (kategori sedang), dan persentase skor rerata N-gain untuk tes keterampilan proses sains siswa untuk kelas kontrol sebesar 7,9% (kategori rendah). Dapat disimpulkan bahwa penerapan model Interactive Lecture Demonstration (ILD) berbantuan media real dan virtual dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa sekolah dasar pada materi Sistem Peredaran Darah pada Manusia dibandingkan dengan penerapan pembelajaran dengan model biasa (tradisional).
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduINCREASING MASTERY CONCEPT AND SCIENCE PROCESS SKILLS OF ELEMENTARY STUDENTS THROUGH APPLYING INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION (ILD) LEARNING MODEL ASSISTED
REAL AND VIRTUAL MEDIA (Devi Rahmiati, 1201170)
ABSTRACT
It has done the research on increasing mastery concept and science process skills of elementary students through applying Interactive Lecture Demonstration (ILD) learning model assisted real and virtual media at the theory of Human Circulatory System. The aim of this research is to get a picture about increasing mastery concept and Science Process Skills (SPS) at the theory of Human Circulatory System as the applied effects of Interactive Lecture Demonstration (ILD) model assisted real and virtual media when compared with students who get regular learning models (traditional). The research method is quasi-experimental with Equivalent pretest and posttest Control Group Design. The subject of this research is all students class V at one of elementary school in Bandung city period 2014-2015 that consists of one class of experiment and one class control, each of them is 20 students. The used instruments in this research are multiple choice consisted of mastering concept test and student science process skills test. Based on the result of data analysis, found: (1) the N-gain average score percentage for mastering concept test in experiment class is 32,6% (middle category), and the N-gain average score percentage for mastering concept test for control class is 18,5% (low category), (2) the N-gain average score percentage on students science process skills test for experiment class is 40,2% (middle category), and the N-gain average score percentage on students science process skills test for control class is 7,9% (low category). It can be concluded that the applying Interactive Lecture Demonstration (ILD) model assisted real and virtual media can be more increasing in mastering concept and science process skills of elementary students at the theory of Human Circulatory System compared to the application of learning with regular models (traditional).
Devi Rahmiati,2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION (ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduDAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 8
C. Rumusan Masalah ... 9
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran IPA atau Sains ... 11
B. Model Pembelajaran Biasa (Tradisional) ... 13
C. Model Pembelajaran Interactice Lecture Demonstration (ILD) ... 15
D. Penguasaan Konsep ... 22
E. Keterampilan Proses Sains (KPS) ... 28
F. Media Pembelajaran ... 36
G. Tinjauan konsep Sistem Peredaran Darah pada Manusia ... 47
H. Penelitian yang Relevan ... 57
I. Kerangka Pikir Penelitian ... 59
Devi Rahmiati,2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION (ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduK. Asumsi Hipotesis ... 62
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 63
B. Subjek Penelitian ... 65
C. Definisi Operasional ... 65
D. Instrumen Penelitian ... 68
E. Prosedur Penelitian ... 81
F. Analisis Data Penelitian ... 83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 89
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 104
C. Keterbatasan Penelitian ... 120
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 122
B. Rekomendasi ... 122
C. Implikasi ... 123
DAFTAR PUSTAKA ... 125
Devi Rahmiati,2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION (ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduDAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hierarki Pendekatan Pembelajaran Sains Berbasis Inkuiri ... 17
Tabel 2.2 Hubungan Sintaks Model Interactive Lecture Demonstration (ILD) dengan Akitifitas Guru dan Aktifitas Siswa ... 19
Tabel 2.3 Dimensi Ranah Kognitif Revisi Bloom ... 26
Tabel 2.4 Perbandingan Jenis Keterampilan Proses Sains ... 30
Tabel 2.5 Hubungan Analisis Materi Sistem Peredaran Darah pada Manusia Terhadap Penggunaan Media Real dan Virtual ... 46
Tabel 2.6 Perbedaan Pembuluh Arteri dan Vena ... 49
Tabel 2.7 Penggolongan Darah sesuai Aglutinogen dan Aglutinin ... 53
Tabel 3.1 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Daya Pembeda ... 74
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Penguasaan Konsep ... 74
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Keterampilan Proses Sains . 75 Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kemudahan Soal ... 76
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Indeks Kemudahan Soal Penguasaan Konsep ... 76
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Indeks Kemudahan Soal Keterampilan Proses Sains ... 77
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 78
Devi Rahmiati,2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION (ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduTabel 3.9 Kriteria Persentase (%) N-Gain ... 84 Tabel 3.10 Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 87 Tabel 4.1 Persentase Rerata N-Gain Penguasaan Konsep Ditinjau dari Aspek
Kognitif pada Kedua Kelompok Subjek Penelitian ... 92 Tabel 4.2 Output Uji Normalitas Distribusi Data N-Gain Tes Penguasaan
Konsep pada Kedua Kelompok Subjek Penelitian ... 93
Tabel 4.3 Output Uji Homogenitas Varians Data N-Gain Tes Penguasaan Konsep pada Kedua Kelompok Subjek Penelitian ... 94
Tabel 4.4 Output Uji-t N-Gain Tes Penguasaan Konsep pada Kedua Kelompok Subjek Penelitian ... 95 Tabel 4.5 Persentase Rerata N-Gain KPS Ditinjau dari Aspek KPS pada
Kedua Kelompok Subjek Penelitian ... 98 Tabel 4.6 Output Uji Normalitas Distribusi Data N-Gain Tes Keterampilan
Proses Sains Siswa pada Kedua Kelompok Subjek Penelitian ... 99 Tabel 4.7 Output Uji Homogenitas Varians Data N-Gain Tes Keterampilan
Proses Sains Siswa pada Kedua Kelompok Subjek Penelitian ... 100 Tabel 4.8 Output Uji-t N-Gain Tes Keterampilan Proses Sains Siswa pada
Kedua Kelompok Subjek Penelitian ... 101 Tabel 4.9 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Interactive
Lecture Demonstration (ILD) dengan Bantuan Media Real dan
Devi Rahmiati,2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION (ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduDAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Jantung Manusia ... 48
Gambar 2.2 (a) Struktur Pembuluh Nadi (Arteri) dan (b) Struktur Pembuluh Balik (Nadi) ... 49
Gambar 2.3 Sel Darah Merah (Struktur Eritrosit Bikonkaf) ... 51
Gambar 2.4 Jenis-Jenis Sel Darah Putih (Leukosit) ... 52
Gambar 2.5 Keping-Keping Darah (Trombosit) ... 52
Gambar 2.6 (a) Sistem Peredaran Darah Kecil dan (b) Sistem Peredaran Darah Besar ... 55
Gambar 3.1 Bagan Desain Penelitian ... 64
Gambar 3.2 Alat Peraga Sistem Peredaran Darah pada Manusia ... 71
Gambar 3.3 Bagan Prosedur Penelitian ... 83
Gambar 4.1 Diagram Persentase Rerata Skor Pre-test, Post-test, dan N-Gain Penguasaan Konsep Siswa pada Kedua Kelompok Subjek Penelitian ... 90
Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Persentase Rerata N-Gain Untuk Penguasaan Konsep pada Setiap Aspek Kognitif di Kedua Kelompok Subjek Penelitian ... 91
Gambar 4.3 Diagram Persentase Rerata Skor Pre-test, Post-test, dan N-Gain Keterampilan Proses Sains Siswa pada Kedua Kelompok Subjek Penelitian ... 96
Devi Rahmiati,2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION (ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduDAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A: Bahan Ajar
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen . 131
A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 148
A.3 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ... 153
Lampiran B: Instrumen Penelitian B.1 Soal Uji Coba Instrumen ... 160
B.2 Kisi-kisi Soal Penguasaan Konsep (Akhir) ... 172
B.3 Kisi-kisi Keterampilan Proses Sains/KPS (Akhir) ... 191
B.4 Soal Pre-test (Tes Awal) dan Post-test (Tes Akhir) ... 202
B.5 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Interactive Lecture Demonstration (ILD) ... 215
B.6 Angket Penelitian ... 222
Lampiran C: Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen C.1 Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 223
C.2 Hasil Judgement Pakar ... 226
C.3 Rekapitulasi Saran dan Perbaikan Hasil Judgement Pakar ... 235
C.4 Uji Daya Pembeda ... 237
C.5 Uji Indeks Kemudahan Soal ... 241
C.6 Uji Reliabilitas ... 244
C.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 248
Devi Rahmiati,2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION (ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduD.2 Data Hasil Post-test Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen .... 251
D.3 Rekapitulasi Skor N-Gain Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen ... 253
D.4 Data Hasil Pre-test Penguasaan Konsep Kelas Kontrol ... 254
D.5 Data Hasil Post-test Penguasaan Konsep Kelas Kontrol ... 256
D.6 Rekapitulasi Skor N-Gain Penguasaan Konsep Kelas Kontrol . 258 D.7 Data Hasil Pre-test Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen ... 259
D.8 Data Hasil Post-test Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen ... 260
D.9 Rekapitulasi Skor N-Gain Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen ... 261
D.10 Data Hasil Pre-test Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol 262 D.11 Data Hasil Post-test Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol ... 263
D.12 Rekapitulasi Skor N-Gain Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol ... 264
D.13 Data Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Interactive Lecture Demonstration (ILD) ... 265
D.14 Data Hasil Angket Penelitian ... 266
Lampiran E: Dokumentasi Penelitian ... 267
Lampiran F: Surat Perizinan ... 275
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduBAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya IPA dipandang sebagai proses, produk, sikap, dan aplikasi. Sebagai proses, IPA diartikan sebagai sebuah kegiatan ilmiah untuk
menyempurnakan pengetahuan tentang alam dan untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk, IPA diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan baik di dalam atau di luar sekolah ataupun sebagai bahan bacaan untuk menyebarkan pengetahuan. Sebagai sikap, IPA selain kegiatan ilmiah juga memiliki sifat ilmiah (scientific attitudes) agar hasil yang dicapai dalam kegiatan ilmiahnya sesuai dengan harapan. Sebagai aplikasi, IPA dipandang sebagai suatu ilmu yang penerapannya sesuai dengan kehidupan (Mariana dan Praginda, 2009:65-67).
Pembelajaran IPA hendaknya dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah, serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting dalam kecakapan hidup. Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/ KTSP (Depdiknas, 2006:98) secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat, (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan, (5) meningkatkan
2
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu(6) memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Secara terperinci lingkup pemahaman konsep
atau materi yang terdapat dalam Kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan; (2) benda atau materi, sifat-sifat, dan kegunaannya, meliputi: cair, padat, dan gas; (3) energi dan perubahannya, meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana; (4) bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh keterampilan proses sains atau IPA, sedangkan proses pemahaman konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA atau sains. Pada setiap pembelajaran diusahakan lebih ditekankan pada penguasaan konsep agar siswa memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapai kemampuan dasar yang lainnya, seperti penalaran, komunikasi, koneksi, dan pemecahan masalah. Penguasaan konsep sangat penting dimiliki oleh siswa yang telah mengalami proses belajar. Penguasaan konsep yang dimiliki oleh siswa dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada kaitannya dengan konsep yang dimiliki. Dalam penguasaan konsep, siswa tidak
terbatas hanya mengenal tetapi siswa harus dapat menghubungkan antara satu konsep dengan konsep lainnya.
3
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduproses sains menurut Rustaman (2005:96) adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Pendekatan dalam keterampilan proses dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Keterampilan proses bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa menyadari, memahami, dan menguasai
rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan dengan hasil belajar yang telah dicapai siswa. Rangkaian bentuk kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan.
Senada dengan pendapat di atas, Dahar (1985:11) mengemukakan bahwa keterampilan proses sains sangat penting bagi siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Selain itu, masih banyak siswa yang belum dapat menghubungkan materi dengan kejadian sehari-hari dan masih terdapat siswa yang mengalami kebingungan terhadap penjelasan yang disampaikan oleh guru, sehingga kegiatan guru dalam mengembangkan kemampuan kognitif siswa belum terlaksana secara maksimal.
Berdasarkan pengalaman observasi di 3 buah Sekolah Dasar di daerah Kota Cimahi dan 4 buah Sekolah Dasar di Kota Bandung bahwa proses pembelajaran IPA atau sains di sekolah-sekolah tersebut masih kental dengan model pembelajaran tradisional yang lebih mengarah penyampaian informasinya dengan ceramah. Guru hanya menjelaskan pelajaran pada buku paket, dan siswa
hanya mendengar penjelasan guru, siswa pasif tidak melakukan apa-apa dan tidak diberi kesempatan untuk bertanya, sedangkan guru tidak menggunakan metode
4
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduKelemahan model pembelajaran yang biasa dilakukan (tradisional) adalah pengajarannya yang hanya menekankan kemampuan matematis siswa, mengingat guru lebih berorientasi kepada latihan-latihan soal dalam menghadapi Ujian Nasional (UN), sehingga siswa lebih banyak mengingat konsep. Selain itu, pada pembelajaran tradisional menggunakan metode pembelajaran yang didominasi oleh ceramah, mengakibatkan siswa menjadi tidak aktif dalam proses
pembelajaran dan cenderung hanya mendengarkan penjelasan guru sehingga penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa belum terlatih secara baik. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa yang bertolak belakang dengan tujuan mata pelajaran IPA atau sains dimana siswa harus menguasai pengetahuan, konsep, keterampilan, dan sikap ilmiah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kirna, dkk. (2007:1) bahwa: (a) 80,7% pembelajaran sains dilakukan dengan metode ceramah dan latihan berbantuan LKS yang lebih menekankan aspek makroskopik dan simbolik; (b) 59,2% guru sains mengelola pembelajaran dengan pola penyampaian materinya secara verbalisme; (c) 85,2% guru sains mengadopsi langsung urutan materi subjek dalam buku yang digunakan; dan (d) 23,1% guru sains pernah melaksanakan praktikum yang sifatnya hanya verifikatif, bukan investigatif. Data tersebut memperlihatkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA masih kurang terlatih. Pernyataan di atas diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru di salah satu Sekolah Dasar di daerah Kota Bandung bahwa mata pelajaran IPA dianggap salah satu pelajaran yang dianggap sulit dipahami oleh siswa, karena ada beberapa materi yang bersifat
abstrak sehingga dalam penyampaiannya dibutuhkan cara baru selain dengan metode ceramah. Selain itu, keterampilan proses siswa belum terlatih secara baik
5
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduJadi dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran IPA atau sains di Sekolah Dasar tidak cocok diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran biasa atau yang bersifat tradisional dengan metode ceramah karena kurang meningkatkan kemampuan kognitif dan kurang terlatihnya keterampilan proses sains siswa sebagaimana telah dijelaskan di atas. Alasan lain, IPA atau sains tidak cocok menggunakan model pembelajaran biasa (tradisional), karena jika ditinjau
dari karakteristik perkembangan kognitif siswa Sekolah Dasar. Menurut Piaget (dalam Nurihsan dan Agustin, 2011:29), siswa Sekolah Dasar (usia 6–12 tahun) berada pada tahap perkembangan operasional konkrit, dimana pada tahap ini kemampuan berpikir logis mulai muncul. Mereka dapat berpikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah yang bersifat konkrit. Pada tahap ini anak akan menemui kesulitan bila diberi tugas sekolah yang menuntutnya untuk mencari sesuatu yang tersembunyi. Misalnya, anak seringkali menjadi frustasi bila disuruh mencari arti tersembunyi dari suatu kata dalam tulisan tertentu, karena mereka lebih menyukai soal-soal yang tersedia jawabannya.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka diperlukan suatu solusi pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam melatih keterampilan proses sains dan mampu membangun penguasaan konsep siswa. Salah satu pembelajaran yang dipandang dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan penguasaan konsep dan melatih keterampilan proses sains siswa adalah model pembelajaran Interactive Lecture Demonstration (ILD) atau model pembelajaran demonstrasi interaktif. Pembelajaran Interactive
Lecture Demonstration (ILD) atau model pembelajaran demonstrasi interaktif
merupakan model pembelajaran yang berorientasi common sense sebagai upaya
menggambarkan konsep ilmiah yang diajarkan di kelas secara visual dan untuk meyakinkan siswa bahwa konsep yang dipelajarinya dapat dibuktikan (Ashkenazi
6
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduBeberapa hasil penelitian yang menunjang penyelesaian masalah yang terjadi pada SD di Kota Bandung tersebut diantaranya dikemukakan oleh (1) Zimrot & Ashkenazi (2007:197) bahwa penerapan model pembelajaran ILD merupakan model pembelajaran yang berbasis student centered yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap aktif siswa dalam proses pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar serta terjadi perubahan konseptual, (2) Mazzolini &
Edwards (2012:69) berpendapat bahwa model pembelajaran ILD merupakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar dan memudahkan siswa dalam memahami konsep yang sulit, (3) Budi, Kirna, dan Suardana (2012:97) berdasarkan hasil penelitiannya bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran demonstrasi interaktif berbantuan multimedia dapat meningkatkan pemahaman siswa daripada siswa yang dibelajarkan model pembelajaran tradisional.
Ciri dari model pembelajaran demonstrasi interaktif menurut Budi, Kirna, dan Suardana (2012:89), yaitu: (1) beberapa contoh kasus atau fenomena yang dipilih sebagai konteks pembelajaran didemonstrasikan oleh guru atau salah satu kelompok siswa, (2) fenomena/kasus yang telah didemonstrasikan selanjutnya dielaborasi dalam diskusi kelas, dan (3) memberikan penekanan pada gagasan awal siswa sebagai titik tolak pembelajaran. Beberapa keunggulan dari penerapan model pembelajaran demonstrasi interaktif, adalah (1) mudah dilaksanakan dan tidak banyak membutuhkan alat dan bahan, (2) menghindari verbalisme, (3) pembelajaran berangkat dari gagasan awal siswa, (4) membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik, dan (5) siswa dapat membandingkan secara langsung antara teori dan kenyataan.
Berbagai keunggulan yang dimiliki oleh model pembelajaran demonstrasi interaktif dan dibantu dengan penggunaan multimedia sebagai media demonstrasi
7
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu(tradisional) dalam bidang pendidikan, khususnya pembelajaran IPA. Dengan kata lain, visualisasi berperan dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep IPA baik melalui aktivitas eksperimen maupun berbantuan simulasi.
Menurut Suheri (2006:1) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa animasi multimedia memberikan kesan menyenangkan dan membantu proses pembelajaran dalam memahami materi yang disampaikan. Hal senada juga
diungkapkan oleh Istianda dan Darmanto (2009:2) bahwa multimedia merupakan sarana untuk menyampaikan ilmu pengetahuan yang cukup efektif, karena dapat menyajikan informasi berupa audio, visual, video, teks grafik, dan animasi dalam kesatuan tampilan. Salah satu media yang dapat digunakan dengan memanfaatkan teknologi multimedia yang sering disebut media pembelajaran multimedia interaktif salah satunya melalui media virtual. Media ini bermanfaat untuk melengkapi, memelihara, dan meningkatkan kualitas serta proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Penggunaan media mampu membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktivitas siswa, dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu, penggunaan media pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik materi yang akan disampaikan sehingga siswa dapat dengan mudah memahami konsep yang akan disajikan oleh guru dan tidak menimbulkan konsep yang keliru atau miskonsepsi dalam diri siswa.
Penerapan model pembelajaran demonstrasi interaktif berbantuan media virtual yang bermaksud untuk menghadirkan situasi sebenarnya yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas dan dapat menjelaskan konsep yang bersifat abstrak yang tidak dapat diamati secara nyata oleh panca indera, khususnya untuk menyampaikan materi IPA yang berkaitan dengan suatu proses atau sistem,
seperti sistem peredaran darah pada manusia. Pada materi sistem peredaran darah pada manusia, guru membutuhkan media yang sesuai untuk menjelaskannya
8
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edumudah bila dalam pembelajaran hanya disampaikan melalui ceramah maupun buku teks.
Selain menggunakan media virtual, materi sistem peredaran darah pada manusia dapat dijelaskan menggunakan alat peraga yang biasa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar IPA dengan media real berupa torso (model) dan modifikasi sistem peredaran darah pada manusia. Kedua media pembelajaran
tersebut efektif apabila digunakan sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi dan menjelaskan bagian-bagian atau struktur serta fungsi komponen sistem peredaran darah dan aliran darah pada sistem peredaran darah manusia. Oleh sebab itu, materi sistem peredaran darah pada manusia dalam penyampaiannya dapat menggunakan penggabungan media pembelajaran, baik media real maupun media virtual agar dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis melakukan penelitian lanjutan dari peneliti terdahulu untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Interactive Lecture Demonstration (ILD) berbantuan media real dan virtual terhadap peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains pada materi sistem peredaran darah pada manusia. Dengan dasar pemikiran tersebut, peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa sekolah dasar melalui penerapan model pembelajaran Interactive Lecture
Demonstration (ILD) berbantuan media real dan virtual”.
B. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya masalah, maka penulis membatasi
permasalahan sebagai berikut:
1. Materi ajar yang menjadi bahan penelitian adalah sistem peredaran darah
9
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edudilihat secara kasat mata tetapi memerlukan suatu media untuk memvisualisasikan konsep materi pembelajaran yang bersifat abstrak.
2. Media pembelajaran yang digunakan untuk mempermudah penyampaian materi atau konsep yang bersifat abstrak yaitu Sistem Peredaran Darah pada Manusia dengan bantuan media real dan media virtual. Adapun media real yang digunakan dalam penelitian ini berupa torso (model) dan modifikasi
sistem peredaran darah pada manusia, sedangkan media virtual berupa microsoft power point yang dimodifikasi atau digabung dengan macromedia flash guna memvisualisasi materi yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh panca indera.
3. Peningkatan pengusaaan konsep dan keterampilan proses sains siswa yang dimaksud yaitu dengan cara menghitung rerata perolehan hasil skor tes akhir (post-test) dikurangi perolehan hasil skor tes awal (pre-test) dibagi dengan skor maksimal dikurangi dengan skor tes awal (pre-test) atau disebut juga rerata nilai gain dinormalisasi. Adapun guna perhitungan di atas adalah untuk melihat peningkatan baik pada penguasaan konsep maupun keterampilan proses sains siswa sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan model pembelajaran Interactive Lecture Demonstration (ILD) berbantuan media real dan virtual.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran Interactive Lecture Demonstration
(ILD) berbantuan media real dan virtual dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep dibandingkan penerapan model pembelajaran biasa
(tradisional)?.
10
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduKeterampilan Proses Sains Siswa dibandingkan penerapan model pembelajaran biasa (tradisional)?.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:
1. Mendapatkan gambaran tentang peningkatan penguasaan konsep antara siswa
yang mendapatkan pembelajaran dengan model Interactive Lecture
Demonstration (ILD) berbantuan media real dan virtual dibandingkan siswa
yang mendapatkan pembelajaran dengan model biasa (tradisional).
2. Mendapatkan gambaran tentang peningkatan Keterampilan Proses Sains antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model Interactive
Lecture Demonstration (ILD) berbantuan media real dan virtual dibandingkan
siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model biasa (tradisional).
E. Manfaat Penelitian
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduBAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Berdasarkan masalah yang dikembangkan, penelitian ini akan melihat
peningkatan kemampuan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa Sekolah Dasar (SD) yang terlihat dari perolehan skor sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan model Interactive
Lecture Demonstration (ILD) berbantuan media real dan virtual dibandingkan
siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model biasa (tradisional). Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekperimen semu atau quasi eksperimental, karena ada beberapa variabel yang tidak dapat dikontrol selama penelitian maka peneliti menganggap bahwa metode eksperimen semu sesuai untuk digunakan pada penelitian ini.
Adapun variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel, yaitu variabel bebas, variabel kontrol, dan variabel terikat.
a. Variabel bebas atau variabel independen, adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat (variabel dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model dan media pembelajaran. Adapun model dan media pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen adalah model
Interactive Lecture Demonstration (ILD) berbantuan media real dan media
virtual, sedangkan pada kelas kontrol digunakan model pembelajaran biasa
64
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edub. Variabel kontrol, merupakan variabel yang diusahakan untuk dinetralisasi oleh peneliti atau sering pula disebut variabel yang dikendalikan oleh peneliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah alokasi waktu pembelajaran, materi pelajaran, dan guru. Minat belajar, durasi belajar di rumah, dan tingkat usia diasumsikan tidak ada perbedaan antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol secara keseluruhan.
c. Variabel terikat atau variabel dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (variabel independen). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ekuivalen
Pretest dan Posttest Control Group Design (Sugiyono, 2013:271). Desain ini
dilaksanakan dengan memberikan tes awal dengan soal yang sama untuk mengetahui penguasaan konsep dan keterampilan proses sains awal siswa baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Diakhir pembelajaran, diberikan tes akhir dengan soal yang sama untuk melihat penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa setelah mendapatkan perlakuan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun rancangan desain penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
Eksperimen
O P1 O
Kontrol P2
Gambar 3.1 Bagan Desain Penelitian
Keterangan:
65
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduP1 = Pembelajaran dengan model Interactive Lecture Demonstration (ILD) berbantuan media real dan virtual.
P2 = Pembelajaran dengan model biasa (tradisional).
B. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di salah satu Sekolah Dasar di Kota Bandung tahun ajaran 2014-2015. Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V karena hanya terdapat dua kelas dan seluruhnya akan dijadikan kelas penelitian yang meliputi satu kelas sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 20 siswa dan satu kelas sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 20 siswa. Adapun teknik penentuan subjek dalam penelitian ini adalah teknik apa adanya (convenience technique) yang berarti bahwa subjek yang ditentukan oleh peneliti digunakan seluruhnya dalam penelitian sesuai dengan jumlah subjek yang tersedia di lapangan. Alasan penentuan ini dengan mempertimbangkan pendapat guru bahwa diantara kedua kelas penelitian tersebut memiliki kemampuan yang sama dalam mata pelajaran IPA atau sains yang ditunjukkan oleh hasil belajar siswa yang relatif sama.
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan interpretasi dan penafsiran dalam mengkaji penelitian ini, peneliti memberikan definisi operasional, sebagai berikut: 1) Model Interactive Lecture Demonstration (ILD) didefinisikan sebagai suatu
model pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA yang berfokus pada pemahaman konsep dengan menggunakan metode
66
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edupembelajaran Interactive Lecture Demonstration (ILD) berbasis common
sense yang digunakan setelah diadopsi dari berbagai sumber terdiri atas
Observe, Explain, dan Reflect. Pada tahap awal pembelajaran, siswa
mengamati (observe) organ peredaran darah dan mengamati guru yang sedang melakukan demonstrasi tentang cara kerja otot jantung, mengukur denyut nadi manusia, dan tes penggolongan darah. Di tahap selanjutnya,
siswa disajikan permasalahan yang timbul dari hasil pengamatan dan meminta siswa untuk memaparkan penjelasan terkait penyelesaian masalah tersebut (explain). Pada tahap terakhir, siswa dibimbing oleh guru untuk menarik kesimpulan berdasarkan hubungan antara fenomena dari hasil pengamatan dan menafsirkan dibandingkan dengan konsep yang telah ada (reflect).
2) Model Interactive Lecture Demonstration (ILD) berbantuan media real dan virtual didefinisikan sebagai model pembelajaran yang memiliki tahapan-tahapan untuk membangkitkan pembentukan konsep (common sense) siswa dengan melakukan kegiatan nyata dan kegiatan berbantuan media virtual yang dapat mensimulasi konsep sistem peredaran darah pada manusia. Pembelajaran sains di kelas lebih banyak memperkenalkan fenomena dan prinsip-prinsip yang kompleks dan secara ekstrim sangat sulit dihubungkan dengan pengalaman siswa sehari-hari. Fenomena yang secara alami sulit diamati dapat divisualisasikan melalui media simulasi virtual (Ashkenazi & Weaner, 2007:186-187). Visualisasi/ simulasi interaktif memiliki variasi aktivitas yang didalamnya mencakup penggunaan teknik interaktif untuk mempresentasikan tiap konsep yang dikaji. Simulasi interaktif akan membuat
siswa tertantang untuk membuat keputusan-keputusan yang dijumpai dalam kehidupan nyata (Checkley, 2010:28). Model pembelajaran Interactive
Lecture Demonstration (ILD) dengan menggunakan media real terlihat pada
67
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduvirtual dalam pembelajaran yang menggunakan model Interactive Lecture
Demonstration (ILD) terlihat pada saat siswa mendapatkan pemaparan materi
tentang sistem peredaran darah pada manusia yang bersifat abstrak seperti darah, pembuluh darah, dan sistem peredaran darah pada manusia (besar dan kecil) sehingga fungsi dari media visual ini dapat mempermudah siswa dalam membangun konsep yang lebih nyata secara visual.
3) Model pembelajaran biasa (tradisional) adalah model pembelajaran yang lebih cenderung berpusat pada guru, sehingga sering disebut kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode ceramah secara terus menerus dan lebih menekankan pada penyelesaian tugas tanpa memperhatikan keterampilan yang perlu dikembangkan pada diri siswa. Model pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah pada materi Sistem Peredarn Darah Manusia adalah pembelajaran yang cenderung guru sebagai pusat informasi sehingga siswa hanya mendengarkan penjelasan dan pemaparan guru sehingga membuat siswa menjadi tidak aktif dan rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini dapat dikarenakan karena kemampuan guru dalam menjelaskan materi yang bersifat abstrak kurang terlatih sehingga guru hanya mampu menyampaikannya dengan cara bercerita kepada siswa dan jarang menggunakan bantuan media pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ini menitikberatkan agar siswa mendapatkan informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia yang harus “ditelan bulat-bulat” oleh siswa dan wajib diingat dan dihafal guna mendapatkan nilai yang baik pada saat tes, sehingga bukan pemahaman yang diutamakan dalam kegiatan belajar mengajar ini. 4) Penguasaan konsep didefinisikan kemampuan siswa dalam memahami makna
secara ilmiah, baik secara teori, konsep, prinsip, struktur pengetahuan, dan pemecahan masalah, maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
68
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edumateri ajar sistem peredaran darah pada manusia melalui tes tertulis berupa pilihan ganda berdasarkan Taksonomi Bloom edisi revisi yang mencakup kemampuan ingatan (C1) sebanyak 9 butir soal, pemahaman (C2) sebanyak 6 butir soal, dan aplikasi (C3) sebanyak 4 butir dan jumlah total soal sebanyak 19 butir soal setelah dilakukan uji instrumen. Adapun kompetensi dasar dari soal-soal penelitian yang hendak dicapai meliputi: mengidentifikasikan organ
peredaran darah pada manusia dan mengidentifikasi gangguan pada sistem peredaran darah pada manusia.
5) Keterampilan Proses Sains didefinisikan sebagai wawasan atau panutan pengembangan keterampilan-keterampilan yang dipelajari siswa saat mereka melakukan inkuiri ilmiah (Nur, 2002a:1), mereka menggunakan berbagai macam keterampilan proses, bukan hanya satu metode ilmiah tunggal. Keterampilan Proses Sains yang diamati dalam penelitian ini adalah keterampilan dasar proses sains (basic skill) yang meliputi kemampuan Observasi (mengamati), Klasifikasi (mengelompokkan), Interpretasi (menafsirkan), Prediksi (meramalkan), dan Inferensi (menyimpulkan). Keterampilan Proses Sains yang diamati dalam penelitian ini disesuaikan dengan langkah-langkah model pembelajaran Interactive Lecture Demonstration (ILD) yang terdiri dari Observe, Explain, dan Reflect. Dimana
pembelajaran dengan model Interactive Lecture Demonstration (ILD) sangat berkaitan erat dengan kegiatan demonstrasi berdasarkan kegiatan sehari-hari yang berupaya untuk membangun konsep yang bersifat abstrak melalui bantuan media pembelajaran. Keterampilan Proses Sains (KPS) diukur sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan tes Keterampilan
Proses Sains (KPS) dengan tipe soal tes pilihan ganda sebanyak 8 butir soal.
D. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen
69
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edua. Tes penguasaan konsep, merupakan data kuantitatif yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang dijelaskan oleh guru. Tes penguasaan konsep yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda yang digunakan dalam tes awal dan tes akhir. Tes awal (pre-test) diberikan pada awal pertemuan sebelum kegiatan pembelajaran dan tes akhir (post-test) akan diberikan pada akhir
pertemuan, kemudian dihitung besar peningkatan N-gain.
b. Tes Keterampilan Proses Sains (KPS), juga termasuk jenis data kuantitatif yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai keterampilan proses sains siswa dengan cara memberikan soal tes Keterampilan Proses Sains (KPS) yang berbentuk tes objektif dengan model pilihan ganda. Adapun aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) yang ingin diukur dalam penelitian ini mencakup keterampilan mengamati, mengelompokkan, menafsirkan, meramalkan, dan menyimpulkan yang dilakukan pada saat tes awal yang dilaksanakan pada awal pertemuan pertama pembelajaran dan tes akhir dilaksanakan diakhir pembelajaran pada materi sistem peredaran darah pada manusia.
c. Perangkat pembelajaran
Proses pembelajaran secara umum terdiri dari tiga kegiatan besar, yaitu fase perencanaan, fase pelaksanaan, dan fase penilaian. Pada fase pertama atau fase perencanaan merupakan tahap pembuatan rancangan dan pengembangan produk pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan perangkat pembelajaran lain yang
mendukung fase pelaksanaan pembelajaran. Silabus merupakan suatu produk aktivitas pelaksanaan pembelajaran dalam jangka panjang,
70
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edusiswa (LKS). Adapun tujuan penyusunan LKS yaitu untuk membantu, memperkuat, dan menunjang siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan dan disesuaikan dengan kemampuan dan tahap perkembangan siswa. Penggunaan LKS bukan untuk menggantikan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran, melainkan sebagai sarana untuk mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran dan
menumbuhkan minat serta mengembangkan kemampuan self assessment siswa terhadap pembelajaran IPA atau sains melalui diskusi dan pelaksanaan langkah kerja berupa percobaan atau demonstrasi. Fase kedua, tahap pelaksanaan adalah tahap aktivitas kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mengikuti apa yang telah disusun dan tertuang dalam silabus dan RPP khususnya. Jadi RPP adalah skenario atau naskah yang mengatur perilaku apa yang harus atau yang akan dilakukan oleh guru dan siswa selama aktivitas proses pembelajaran. Sedangkan fase ketiga adalah tahap penilaian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas pelaksanaan dan hasil pembelajaran berupa sejumlah data dan informasi tentang aktivitas dan hasil belajar siswa.
d. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pembelajaran yang dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar (Santoso S. Hamidjojo dalam Rustaman, 2005:138). Tujuan utama dari media pembelajaran yaitu sebagai alat bantu pembelajaran (teaching aids) yang digunakan
untuk membantu pengenalan atau penjelasan makna sebuah konsep. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini untuk
71
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edusistem peredaran darah pada manusia. Torso atau pemodelan yang digunakan yaitu torso yang memperlihatkan struktur jantung dan penampang pembuluh darah dalam tubuh manusia. Sedangkan untuk modifikasi sistem peredaran darah pada manusia dibuat sendiri oleh peneliti dengan membuat alat peraga agar siswa lebih memahami secara nyata dan detail tentang proses peredaran darah pada tubuh manusia,
72
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduGambar 3.2 Alat Peraga Sistem Peredaran Darah Pada Manusia
Selain media real yang dipaparkan di atas, peneliti juga mendemonstrasikan cara mengukur denyut nadi seseorang, cara mengetahui golongan darah sesorang, dan cara kerja otot jantung. Untuk media virtual yang digunakan berupa microsoft power point yang dimodifikasi atau digabung dengan macromedia flash yang dikembangkan pula oleh peneliti yang berguna memvisualisasi materi yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh panca indera, seperti ciri-ciri komponen darah dan fungsinya serta cara penentuan volume Hemoglobin yang diikat oleh eritrosit. Penerapan media ini diterapkan pada tahap observe atau mengamati dimana siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh guru guna mengumpulkan data dan menjawab hipotesis mereka.
e. Lembar Observasi
Salah satu alat pengumpul data kualitatif dalam penelitian ini adalah observasi atau pengamatan. Marshall dalam Sugiyono (2005:64) juga mengemukakan bahwa: “melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut”. Jadi, observasi merupakan langkah yang strategis dalam penelitian. Lembar observasi dalam
73
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduObservasi ini dilakukan oleh guru yang memiliki watu luang dalam mengajar atau dapat pula dilakukan oleh teman sejawat.
f. Angket penelitian
Angket penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal secara kualitatif. Angket penelitian yang dibuat merupakan sekumpulan
pertanyaan yang memiliki alternatif jawaban yang telah tersedia. Angket penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data pendukung penelitian yang berguna untuk melihat kecenderungan siswa dalam ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran dengan perlakuan model Interactive Lecture Demonstration (ILD) berbantuan media real dan virtual yang dilakukan guru pada kelas eksperimen.
2. Pengujian Kualitas Instrumen
Untuk memperoleh soal tes yang baik maka soal tes tersebut harus dilakukan pengujian kualitas butir soal sebelum soal diujicobakan kepada siswa kelas VI. Adapun pengujian kualitas instrumen yaitu pengujian validitas butir soal yang diuraikan sebagai berikut ini:
a.Validitas Butir Soal
Suatu alat evaluasi disebut valid (absah) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu, keabsahannya tergantung pada sejauhmana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya. Dengan demikian, alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi kemampuan tingkat penguasaan konsep dan
keterampilan proses sains siswa dengan tepat sesuai dengan indikator-indikator pencapaian alat evaluasi melalui penelaahan (judgement) oleh
74
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduDari penjelasan di atas, maka pengujian validitas ini tidak dapat diperoleh dengan diberikan soal uji coba kepada siswa dan dianalisis secara statistik tetapi perlu dilakukan melalui penelaahan (judgement) oleh beberapa pakar yang relevan dalam tes yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun hasil judgement oleh pakar dapat dilihat pada Lampiran C.2 halaman 226, lengkap dengan rekapitulasi saran serta perbaikan hasil
judgement pakar tampak pada Lampiran C.3 halaman 235.
3. Uji Coba Instrumen
Setelah dilakukan pengujian kualitas butir soal berupa pengujian validitas oleh pada judgement, barulah soal tes tersebut diujicobakan terlebih dahulu pada kelas VI karena materi Sistem Peredaran Darah pada Manusia sudah pernah diajarkan di kelas V lalu. Adapun perhitungan hasil uji coba instrumen berupa pengukuran daya pembeda, tingkat kemudahan soal, dan reliabilitas tes yang diuraikan berikut ini:
a. Daya Pembeda
Daya Pembeda (DP) dari butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui jawaban dengan benar dengan testi yang menjawab dengan salah. Dengan kata lain, daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Suherman, 2003:159).
Cara menentukan daya pembeda butir soal dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
DP = Daya Pembeda
75
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduBB= Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA = Banyaknya siswa kelompok atas
JB= Banyaknya siswa kelompok bawah
[image:39.595.166.449.225.379.2]Klasifikasi interpretasi daya pembeda tiap butir soal terlihat pada Tabel 3.1 (Arikunto, 2009:218).
Tabel 3.1 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Daya Pembeda Koefisien Daya Pembeda Interpretasi
00 , 0
DP Sangat Jelek
20 , 0 00
,
0 DP Jelek
40 , 0 20
,
0 DP Cukup
70 , 0 40
,
0 DP Baik
00 , 1 70
,
0 DP Sangat Baik
[image:39.595.178.497.470.714.2]Dari hasil perhitungan, Daya Pembeda dari soal yang diujicobakan didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Penguasaan Konsep
No. Soal Koefisien Daya Pembeda Interpretasi
1 0,40 Baik
2 0,20 Cukup
3 0,30 Cukup
4 0,60 Baik
5 0,10 Jelek
6 -0,10 Sangat jelek
7 0,40 Baik
8 0,40 Baik
9 0,60 Baik
10 0,10 Jelek
11 0,20 Cukup
12 0,20 Cukup
13 -0,20 Sangat jelek
14 0,20 Cukup
76
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduNo. Soal Koefisien Daya Pembeda Interpretasi
16 0,20 Cukup
17 0,10 Jelek
18 0,20 Cukup
19 0,30 Cukup
20 0,20 Cukup
21 0,40 Baik
22 0,30 Cukup
23 -0,40 Sangat jelek
24 0,30 Cukup
[image:40.595.181.495.113.274.2]25 0,20 Cukup
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Keterampilan Proses Sains
No. Soal Koefisien Daya Pembeda Interpretasi
1 0,60 Baik
2 0,00 Sangat jelek
3 0,30 Cukup
4 0,50 Baik
5 0,70 Baik
6 0,40 Cukup
7 0,60 Baik
8 0,10 Jelek
9 0,30 Cukup
10 0,40 Cukup
Data perhitungan daya pembeda baik pada tes penguasaan konsep dan tes Keterampilan Proses Sains selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.4 halaman 237.
b. Indeks Kemudahan Butir Soal
77
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.eduitu semakin besar pula bilangan indeksnya. Indeks kemudahan untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan persamaan:
Keterangan:
P = Indeks Kemudahan
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
[image:41.595.158.466.333.481.2]Klasifikasi indeks kemudahan butir soal terlihat pada Tabel 3.4 (Arikunto, 2009:210).
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kemudahan Soal
Batasan Kategori
P = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 ≤ P < 0,29 Soal sukar 0,30 ≤ P < 0,69 Soal sedang 0,70 ≤ P < 1,00 Soal mudah
P = 1,00 Soal terlalu mudah
Dari hasil perhitungan, didapat nilai indeks kemudahan soal yang diujicobakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Nilai Indeks Kemudahan Soal Penguasaan Konsep
No. Soal Indeks Kemudahan Soal Interpretasi
1 0,45 Sedang
2 0,17 Sukar
3 0,28 Sukar
4 0,34 Sedang
5 0,31 Sedang
6 0,28 Sukar
7 0,45 Sedang
[image:41.595.175.483.551.721.2]78
Devi Rahmiati.2015
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE LECTURE DEMONSTRATION
(ILD) BERBANTUAN MEDIA REAL DAN VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu