Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY
DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VII-E SMP Negeri 3 Subang)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh :
Lutfi Dwi Rizki
1001297
PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2015
Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial
© Lutfi Dwi Rizki 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LUTFI DWI RIZKI (1001297)
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VII-E SMP Negeri 3 Subang)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd. NIP.196207181986012001
Pembimbing II
Yeni Kurniawati, M,Pd. NIP.197706022003122001
Mengetahui,
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil penelitian yang dilakukan di kelas VII-E SMPN 3 Subang. Berdasarkan hasil observasi tanggal 8 April 2015, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang ada di lapangan, yaitu sebagian siswa kurang bias menerima siswa lain yang berbeda sikap dan latar belakang, kurang menghargai pendapat siswa lain pada saat proses diskusi, beberapa siswa mendominasi dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa lain dalam mengungkapkan pendapatnya. Untuk menanggapi hal tersebut, diperlukan model pembelajaran untuk dapat melatih siswa dalam mengembangkan sikap toleransi dalam pembelajaran IPS. Salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi, catatan lapangan dan wawancara. Subjek penelitian adalah siswa kelas Via I-E SMPN 3 Subang. Data penelitian diolah menggunakan teknik analisis data yakni reduksi data, mendeskripsikan data dan menarik kesimpulan. Pembelajaran selama penelitian, pertama dimulai dengan menentukan KI/KD dan menyusun RPP, kedua menenrangkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray beserta indicator sikap toleransi yang akan dikembangkan, ketiga menunjukan adanya perkembangan sikap toleransi siswa pada siklus 1 sampai dengan siklus 3, keempat merefleksikan hasil pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik two stay two stray. Kesimpulan, sikap toleransi siswa mengalami perkembangan yang signifikan pada siklus 3. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengemangkan metode yang lebih baik dalam mengembangkan sikap toleransi, agar mencapai hasil yang masimal.
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu ABSTRACK
The research was distributed by the result of the pre study conducted in class VII-E at SMPN 3 Subang. Based on the result ob observation at 8th April 2015, the researchers found some of the existing problems in the class, that portion of the student are less able to accept other students of different backgounds, attitudes and less appreciative of the opinion of the other students at the time of the process of discussions, some student dominating and less opportunity to other students in expressing his opinion. Tp respond to this learning model is required to be able to train students to develop attitudes of tolerance in learning social studies, on of which is a type ofcooperative learning two stay two stray methods. This research uses class action methods. The data collected that writer applied the are observation, notes, and interview. The subject of the study is student of class VII-E from SMPN 3 Subang. The data of the study assessed in data analysis technique which is data reduction, describe the data, and the draw a conclusion. Learning during research, first started by determining the KI/KD and RPP. The second explain the application of the cooperative learning model of type two stay two stray with the tolerance attitude indicator will be developed, all three showed the progression of the attitude of tolerance of students in cycle 1 to 4, the fourth reflects the learning social studies outcomes using two stay two stray. In conclusion, the attitude of tolerance of students experiencing significant development at cycle 3. Based on the result of this research are recommended for the next researcher to be able to develop a better method in developing an attitude of tolerance, in order to achieve maximum result.
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ... 5
D. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ... 5
E. Sistematikan Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Karakter ... 7
B. Sikap Toleransi ... 9
C. Hubungan Antara Sikap Toleransi Dengan Pembelajaran IPS ... 10
D. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif learning) ... 12
E. Two Stay Two Stray ... 18
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
G. Penelitian Terdahulu ... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 24
B. Desain Penelitian... 24
C. Metode Penelitian ... 28
D. Fokus Penelitian ... 29
E. Instrumen Penelitian ... 31
F. Teknik Pengumpulan Data dan Validasi Data... 38
G. Analisis Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kegiatan Pra Tindakan... 41
B. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 42
C. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 52
D. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus III ... 64
E. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus IV ... 74
F. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian ... 83
G. Analisis Hasil Penelitian ... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 97
B. Saran ... 99
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 103
RIWAYAT HIDUP DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Pedoman Observasi Sikap Toleransi Siswa ... 32
3.2 Keterangan skor ... 32
3.3 Rubrik Pedoman Observasi Berdasarkan Sikap Toleransi... 32
3.4 Pedoman Observasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray ... 35
3.5 Keterangan skor ... 35
3.6 Rubrik Pedoman Observasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray ... 35
3.7 Format Catatan Lapangan ... 37
4.1 Tabel Daftar Kelompok... 44
4.2 Pedoman Observasi Sikap Toleransi Siswa Siklus I ... 46
4.3 Pedoman Observasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Siklus I ... 49
4.4 Pedoman Observasi Sikap Toleransi Siswa Siklus II ... 57
4.5 Pedoman Observasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Siklus II ... 60
4.6 Pedoman Observasi Sikap Toleransi Siswa Siklus III ... 67
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4.8 Pedoman Observasi Sikap Toleransi Siswa Siklus IV ... 77
4.9 Pedoman Observasi Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Siklus IV ... 80
4.10 Persentase Perkembangan Sikap Toleransi Siswa ... 87
4.11 Konversi Rata-Rata Persentase ke Nilai ... 87
4.12 Persentase Perkembangan Pembelajaran Kooperatif Tipe
TSTS Siswa ... 90
4.13 Konversi Rata-Rata Persentase ke Nilai ... 90
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Skor Perkembangan Sikap Toleransi Siswa ... 88
4.2 Persentase Perkembangan Sikap Toleransi ... 89
4.3 Skor Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS ... 91
4.4 Persentase Perkembangan Siswa dalam Pembelajaran
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu factor penting dalam pembentukan pribadi atau
karakter manusia menuju kearah yang lebih baik. Melalui pendidikan, manusia
dapat mempelajari berbagai hal yang menunjang perkembangan pribadinya. Hal
ini tertuang dalam tujuan Pendidikan Nasional menurut UUSPN No.20 tahun
2003 dalam Kusuma et al. (2011, hlm. 6):
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah menjadi salah satu tempat bagi siswa untuk mendapatkan
pengalaman baru, memberikan pengetahuan yang belum didapat, serta
menanamkan karakter dan nilai-nilai luhur bangsa. Sanjaya (2011, hlm. 17)
mengemukakan bahwa aspen latar belakang siswa itu meliputi jenis kelamin
siswa, tempat kelahiran dan tempat tinggal siswa, tingkat ekonomi, dari keluarga
yang bagaimana siswa berasal dan lain sebagainya. Dengan berbagai macam
perbedaan tersebut, sekolah dapat menjadi tempat yang ideal untuk membangun
karakter siswa.
Pembelajaran IPS pada umumnya diberikan di Sekolah, di Amerika James
A. Banks dalam Sapriya et al. (2008, hlm. 3) mendefinisikan bahwa Social
Studies adalah bagian dari kurikulum sekolah dasar dan menengah yang
mempunyai tanggung jawab pokok membantu para siswa untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang diperlukan dalam hidup
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
(dalam Sapriya, 2009, hlm. 9) mendefinisikan bahwa Pendidikan IPS adalah
penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu social dan humaniora, serta
kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
pedagodis psikologis untuk tujuan pendidikan. Melihat definisi yang
dikemukakan diatas, pembelajaran IPS baik di luar maupun di dalam negeri pada
hakikatnya unsur-unsur yang dipelajari berupa penyederhanaan dari ilmu social
yang kemudian dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
Sapriya (2009, hlm. 12) mengemukakan bahwa IPS bertujuan untuk
mempersiapkan siswa sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk
memecahkan masalah pribadi maupun masalah social serta kemampuan untuk
mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan
agar menjadi warga Negara yang baik. Dengan demikian IPS dengan tujuannya
dapat memerankan fungsi menumbuhkan kesadaran akan nilai social serta sejalan
dengan kurikulum 2013 yang memadukan antara unsur pembelajaran dengan
karakter. Kemendiknas (2010, hlm. 9) mengemukakan bahwa 18 nilai yang
dikembangkan dalam pendidikan karakter bangsa. Salah satu dari 18 karakter
tersebut yang dapat diterapkan dalam pembelajaran adalah sikap atau karakter
toleransi.
Naim dan Sauqi (2010, hlm. 77) mengemukakan bahwa toleransi adalah
suatu kemampuan untuk menghormati sifat dasar, keyakinan dan perilaku yang
dimiliki seseorang. Toleransi dirasa sangat penting arena dengan keadaan bangsa
Indonesia yang majemuk terdapat berbagai macam suku, adat dan budaya yang
berbeda-beda, diperlukan sikap toleran terhadap perbedaan tersebut. Lebih lanjut
lagi, sikap toleransi dapat dipupuk mulai usia sekolah melalui kegiatan belajar
mengajar. Gede Raka et al. (2011, hlm. 232) memberikan indicator siswa yang
memiliki karakter toleransi sebagai berikut,
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
b. Bias berinteraksi dengan orang dari berbagai latar belakang budaya,
kepercayaan dan suku.
c. Tidak “menghakimi” orang yang berbeda pendapat, keyakinan atau latar
belakang budaya.
d. Tidak mendominasi atau mau menang sendiri.
Berangkat dari indicator tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
observasi di SMP Negeri 3 Subang kelas VII-E. Berdasarkan hasil observasi
tanggal 8 April 2015, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang ada di
lapangan. Dari hasil pengamatan, sebagian siswa kurang bisa menerima siswa lain
yang berbeda sikap dan latar belakang kebiasaan pada saat pembagian kelompok
maupun diskusi, sehingga mereka kurang nyaman dengan siswa tersebut jika
dimasukan kedalam kelopok secara permanen.
Kurang menghargai pendapat siswa lain pada saat proses diskusi, baik itu
secara berkelompok atau diskusi umum yang dibimbing oleh guru. Beberapa
siswa mendominasi pada saat proses diskusi dan kurang memberikan kesempatan
kepada siswa lain dalam mengungkapkan pendapatnya. Berdasarkan beberapa
temuan tersebut, peneliti melihat kondisi yang terjadi di lapangan
mengindikasikan bahwa siswa memiliki indicator toleransi, tetapi masih lemah.
Sanjaya (2011, hlm. 19-20) mengemukakan bahwa :
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua factor organisasi kelas dan factor iklim social psikologis. Factor organisasi kelas didalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas yang merupakan aspek penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, sedangkan factor iklim sosial psikologis adalah keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian diperlukan metode yang cocok dengan permasalahan
tersebut, solusi untuk mengatasinya yaitu melalui metode pembelajaran kooperatif
tipe two stay two stray. Melalui pembelajaran kooperatif, siswa dapat didorong
salah satunya untuk menerima keragaman yang ada disekitarnya dengan
mengarahkan siswa untuk berkelompok. Agar siswa bisa lebih mengenal dan
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kusnandar (2014, hlm. 154)
mengungkapkan bahwa dengan metode two stay two stray dalam hal ini siswa
merasa lebih mempunya tanggung jawab perseorangan, mampu meningkatkan
toleransi atau menghargai perbedaan karakter tiap siswa dan mempererat
hubungan persahabatan serta melatih siswa dalam berkomunikasi dengan baik.
Lie (2002, hlm. 61) mengemukakan bahwa metode pembelajaran two stay
two stray bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia
siswa, metode ini memungkinkan siswa untuk berbagi informasi dengan
kelompok lain sehingga masing-masing kelompok mendapatkan informasi dan
pembelajaran yang lebih luas. Lebih lanjut lagi, dengan pembelajaran kooperatif
tipe two stay two stray memungkinkan siswa untuk dapat menerima kemajemukan
yang ada di dalam kelas, dengan membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri
dari empat siswa dalam satu kelompok yang heterogen. Disini tidak ada paksaan
siswa harus langsung bergabung, tetapi dengan perlahan membaurkan dua siswa
kedalam kelompok lain dengan berkunjung dan dua siswa lagi untuk tinggal di
kelompok dan menerima siswa dari kelompok lain.
Diharapkan dengan menerapkan metode pembelajaran two stay two stray
permasalahan yang ada di kelas VII –E SMP Negeri 3 Subang tentang kurangnya
sikap toleransi antar siswa dapat berangsur-angsur membaik. Peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
judul “Mengembangkan Sikap Toleransi Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatid
Tipe Two Stay Two Stray Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di
SMP Negeri 3 Subang Kelas VII-E)”. diharapkan melalui penelitian ini dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray siswa dapat lebih
menghargai, menghormati, dan dapat bekerjasama degan temannya yang lain,
sehingga dapat terbangun sikap toleransi yang lebih baik lagi.
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana merencanakan pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP Negeri 3
Subang dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray
untuk mengembangkan sikap toleransi ?
2. Bagaimana mengimplementasikan pembelajaran IPS dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dalam mengembangkan sikap
toleransi di kelas VII-E SMP Negeri 3 Subang ?
3. Bagaimana merefleksikan pembelajaran IPS dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray untuk mengembangkan sikap
toleransi di kelas VII-E SMP Negeri 3 Subang ?
4. Bagaimana kendala serta cara mengatasi hambatan yang dihadapi pada saar
proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
two stay two stray untuk mengembangkan sikap tolerasi di kelas VII-E SMP
Negeri 3 Subang ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana merencanakan pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP
Negeri 3 Subang dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay
two stray untuk mengembangkan sikap toleransi.
2. Mengetahui bagaimana mengimplementasikan pembelajaran IPS di kelas
VII-E SMP Negeri 3 Subang dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
two stay two stray untuk mengembangkan sikap toleransi.
3. Mengetahui bagaimana merefleksikan pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP
Negeri 3 Subang dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay
two stray untuk mengembangkan sikap toleransi.
4. Mengetahui bagaimana kendala serta cara mengatasi hambatan yang dihadapi
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray untuk
mengembangkan sikap toleransi.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi banyak
pihak, khususnya pagi siswa, guru dan pihak sekolah yang bersangkutan. Adapun
manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, serta pemahaman bagi
siswa betapa pentingnya meningkatkan toleransi untuk menjaga keharmonisan
dan kerukunan antar siswa.
2. Bagi guru
Diharapkan hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk memberikan variasi
dalam kegiatan belajar serta meningkatkan sikap toleransi siswa.
3. Bagi pihak sekolah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran empiris tentang
perkembangan sikap toleransi antar siswa melalui pembelajaran IPS.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan. Pada bab ni berisi tentang latar belakang masalah yang
berdasarkan pada alas an dilakukannya penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif two stay two stray, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisa
Bab II Kajian Teori. Pada bab ini memaparkan mengenai rujukan-rujukan
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
mengambangkan konseptual permasalahan dan hal-hal yang dikaji di dalam
penelitian ini.
Bab III Metode Penelitian. Bab ini terbagi kedalam beberapa sub bab yakni:
metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian,
teknik pengumpulan data, teknin pengolahan data, analisis data dan verifikasi
data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Di dalam bab ini memaparkan
pembahasan dan analisis data berdasarkan hasi data yang diperoleh selama
dilakukannya penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan hasil
yang didapatkan berdasarkan rumusan yang diajukan dalam penelitian ini, serta
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai desain penelitian, metode penelitian
yang digunakan, fokus penelitian, instrument penelitian dan validasi data.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi tempat penelitian adalah SMP Negeri 3 Subang yang beralamat di Jl.
Otto Iskandardinata No.184 dan terletak di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan
Subang, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Letak SMP Negeri 3 Subang
berada di tengah-tengah pemukiman penduduk, serta dekat dengan pusat
perelanjaan modern. Kolaborator dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran
IPS kelas VII. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-E dengan
jumlah 38 orang, dengan rincian 20 orang laki-laki dan 18 orang oerempuan. Alas
an peneliti memilih SMP Negeri 3 Subang sebagai lokasi penelitian, yaitu :
1. Dengan letak sekolah yang strategis berada di pusat kota, siswa dari berbagai
macam latar belakang rata-rata bersekolah disini, sehingga menunjang untuk
mengadakan penelitian di sekolah tersebut.
2. Peneliti sudah mengetahui karakteristik sekolah dan sudah kenal baik dengan
guru di SMP Negeri 3 Subang, sehingga guru disini dapat diajak bekerjasama
dengan baik dalam melakukan penelitian, serta posisi peneliti di sekolah
tersebut sebagai tenaga pengajar mata pelajaran IPS kelas VII.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah salah satu bagian penting yang dibutuhkan oleh
peneliti dalam melakukan penelitiannya. Desan penelitian tindakan kelas yang
sering digunakan hingga saat ini yaitu, model Kurt Lewin, model Kemmis dan Mc
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian Kemmis dan Mc
Taggart. Alasan peneliti menggunakan desain Kemmis dan Mc Taggart yang
merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin karena melihat langkah dalam
siklus, komponen tindakan dan pengamatan menjadi satu kesatuan. Sehingga
menjadikan empat tahapan menjadi lebih ringkas. Kurt Lewin (dalam
Arikunto,2010, hlm. 131) menuturkan bahwa penelitian tindakan terdiri dari
empat komponen pokok yang juga menunjukan langkah, yaitu:
1. Perencanaan (Planning),
2. Tindakan (Action),
3. Pengamatan (Observing),
4. Refleksi (Reflecting).
Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat dari ilustrasi gambar berikut :
PERENCANAAN I
REFLEKSI
OBSERVASI
TINDAKAN
PERENCANAAN II
REFLEKSI
OBSERVASI
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1. Sumber diadaptasi dari Model Siklus Kemmis dan Mc Taggart
(dalam Wiriaatmadja, 2010, hlm. 66)
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas dijabarkan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Madya, S. dalam bukunya yang berjudul “Penelitian Tindakan” (2011, hlm.
59), mengungkapkan rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang
tersusun, dari segi definisi harus mengarah pada tindakan, yaitu bahwa rencana itu
harus memandang ke depan. Dalam perencanaan bukan hanya berisi tentang
tujuan atau kompetensi yang harus dicapat akan tetapi juga harus lebih ditonjolkan
perlakuan khususnya oleh guru dalam proses pembelajaran, ini berart perencanaan
yang disusun dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran (Sanjaya,
2011, hlm. 78-79). Dalam kegiatan perencanaan, peneliti bersama guru mitra
mendiskusikan tentang arah tujuan serta langkah dalam melakukan penelitian
yang akan dilakukan, sehingga masalah hasil identifikasi dapat diselesaikan
dengan baik. Rincian dari kegiatan perencanaan adalah meminta kesediaan guru
mitra dalam bekerjasama selama proses kegiatan penelitian berlangsung,
kemudian melakukan kegiatan observasi di beberapa kelas yang digunakan guru
mitra dalam mengajar, menentukan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian,
menyusun dan menetapkan waktu penelitian bersama guru mitra, menyusun
rencana pelaksanaan pengajaran sebagai persiapan untuk digunakan pada saat
proses pembelajaran dalam penelitian, menyusun instrument yang akan digunakan
dalam kegiatan penelitian, membuat rencana perbaikan sebagai tindakan
lebihlanjut yang akan dilakukan dengan cara berkonsultasi kepada guru mitra dan
merencanakan pengolahan data dari hasil penelitian yang diperoleh.
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tahap pelaksanaan tindakan ini peneliti melakukan penelitian dalam siklus,
setiap siklus terdiri dari satu tindakan. Tindakan diakukan dalam program
pembelajaran apa adanya. Artinya tindakan itu tidak direkayasa untuk
kepentingan penelitian, akan tetapi dilaksanakan sesuai dengan program
pembelajaran keseharian (Sanjaya, 2011, hlm. 79). Tindakan yang akan dilakukan
adalah melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada tahap perenanaan
sebelumnya bersama guru mitra, melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dalam mengembangkan sikap
toleransi siswa, mengembangkan pembelajaran IPS dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray, mempersiapkan instrument
penilaian berupa format penilaian perilaku siswa dalam pembelajaran kelompok,
melakukan diskusi dengan observer berdasarkan pengamatan selama penerapan
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray, membuat rencana perbaikan
terhadap kekurangan yang ditemukan di lapangan setelah melalui diskusi dengan
observer dan melakukan pengolahan data.
3. Observasi
Kusnandar (2008, hlm. 143) mengemukakan observasi biasanya digunakan
sebagai penyelidikan tingkah laku individu atau proses terjadinya sesuatu
peristiwa yang dapat diamati baik dalam situasi sesungguhnya ataupun situasi
buatan. Peneliti melakukan analisis berdasarkan pengamatan keseluruhan
pelaksanaan tindakan. Uraian pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah melakukan pengamatan terhadap kesesuaian dan efektifitas penerapan
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dalam mengembangkan sikap
toleransi siswa, melakukan pengamatan terhadap perkembangan sikap toleransi
siswa selama proses pembelajaran kelompok, melakukan penilaian sikap toleransi
yang ditetapkan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung, melakukan
perbaikan tindakan sebagai langkah lanjutan untuk siklus berikutnya, mencatat
semua kegiatan yang terjadi melalui catatan lapangan untuk mengetahui dengan
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 4. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali temuan yang
didapat di apangan melalui tahapan diskusi serta analisis penelitian dari
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk melihat
kekurangan dan pengaruh yang terjadi selama proses tindakan berlangsung,
sehingga memberikan gambaran untuk memperbaiki hal tersebut untuk tindakan
selanjutnya. Dalam kegiatan ini, peneliti melakukan diskusi dengan guru mitra
dan siswa setelah proses tindakan dilakukan. Dari hasil diskusi tersebut kemudian
direfleksikan untuk kepentingan persiapan dalam melakukan siklus selanjutnya.
Dalam hal ini refleksi mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk menetapkan
keputusan keberlanjutan setelah tindakan dilaksanakan (Usman, 2009, hlm. 154)
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Hopkins (dalam Komalasari, 2010, hlm. 271) merumuskan
penelitian tindakan kelas sebagai penelitian dengan tindakan substantif, suatu
tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk
memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah prosedur
perbailan dan perubahan.
Wardhani (2007, hlm. 15-17) mengemukakan bahwa karakteristik PTK
adalah munculnya kesadaran pada diri guru bahwa pembelajaran yang
dilakukannya selama ini di kelas mempunya masalah yang perlu diselesaikan, Self
reflective inquiri atau penelitian melalui refleksi diri. PTK dilakukan di dalam
kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku
guru dan siswa dalam berinteraksi dan PTK bertujuan untuk memperbaiki
pembelajaran.
PTK dapat dijadikan sebagai metode yang dilakukan oleh guru atau peneliti
untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Metode PTK di
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP Negeri 3 Subang dengan meerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray untuk mengembangkan sikap
toleransi siswa.
D. Fokus Penelitian
1. Karakter Toleransi
Toleransi dam Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa (Kemendiknas, 2010, hlm. 9-10) diartikan sebagai sikap dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya.
Kemudian Naim dan Syauqi (2010, hlm. 77) memaknai toleransi sebagai
suatu kemampuan untuk menghormati sifat dasar, keyakinan da perilaku yang
dimiliki seseorang. Untuk melihat indikator toleransi yang dapat terlihat pada
siswa, Gede Raka et al (2011, hlm.232) mengungkapkan indikator toleransi siswa
adalah bisa menghargai pendapat yang berbeda, bisa berinteraksi dengan
orang-orang dari berbagai latar belakang budaya, kepercayaan dan suku, tidak
“menghakimi” orang yang berbeda pendapat, keyakinan atau latar belakang budaya, tidak mendominasi atau main hakim sendiri.
Berdasarkan indokator tersebut, untuk mempermudah penelitian ini, peneliti
menjabarkan indikator dari karakter toleransi siswa menjadi empat, yaitu
kemampuan dalam menerima kemajeukan yang ada, kemampuan dalam
berinteraksi dengan siswa yang berbeda latar belakang budaya, kepercayaan dan
suku, kemampuan dalam memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
mengemukakan pendapat, kemampuan dalam menghargai pendapat temannya.
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Lie (2008, hlm. 62) mengungkapkan langkah-langkah penerapan two stay
two stray sebagai berikut. Pertama, siswa bekerjasama dalam kelompok berempat
seperti biasa. Setelah selesai, dua orang masing-masing kelompok akan
meninggalkankelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok yang
lain. Kemudian dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugass membagikan
hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. Tamu mohon diri dan kembali
ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
Selanjutnya kelompok mencocokan dan membahas hasil kerja mereka.
Adapun langkah-langkah TSTS menurut Suprijono (2012, hlm. 93) sebagai
berikut. Pertama, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Kemudian
masing-masing kelompok diberi tugas untuk berdiskusi tentang suatu
permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya, guru membantu
menjelaskan pada masing-masing kelompok jika ada yang kurang dimengerti.
Setelah berdiskusiintrakelompok usai, dua orang dari masing-masing kelompok
meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok yang lain. Anggota
kelompok yang tidak mendapatkan tugas sebagai tamu mempunyai kewajiban
menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas tuan rumah adalah menyajikan hasil
diskusinya kepada setiap tamu yang dating, sedangkan tugas dua tamu diwajibkan
bertamu ke kelompok lain dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang
materi yang didiskusikan oleh kelompok tersebut. Setelah dirasa cukup
mendapatkan informasi, anggota kelompok yang bertamu bertugas menyebarkan
informasi yang diterimanya dari kelompok lain ke anggota kelompoknya sendiri
dan yang bertugas sebagai tamu maupun yang bertugas sebagai penerima tamu
mencocokan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan.
Selanjutnya Huda (2011, hlm. 207) mengungkapkan langkah-langkah TSTS
sebagai berikut. Pertama, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari empat siswa. Kemudia guru memberi sub pokok bahasan
pada masing-masing kelompok dan siswa berdiskusi dengan kelompoknya.
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
informasi hasil diskusinya kepada tamu yang dating. Setelah selesai tamu kembali
ke kelompok semua untuk mendiskusikan hasil kerja mereka. Kemudian beberapa
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
Berdasarkan beberapa langkah yang diungkapkan oleh para ahli, untuk
kepentingan penelitian peneliti mengadaptasi langkah-langkah tersebut sebagai
berikut. Pertama, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara
heterogen, setiap kelompok terdiri dari empat siswa. Kemudian guru memberikan
tugas berupa pokok bahasan berbeda kepada setiap kelompok. Setiap kelompok
mendiskusikan pokok bahasan yang telah diberikan. Setelah selesai,
masing-masing kelompok memilih dua orang yang akan bertamu ke kelompok lain yang
bertugas mengumpulkan informassi sebanyak-banyaknya, dan dua orang yang
tinggal untuk menerima tamu dari kelompok lain bertugas menjelaskan hasil
diskusinya. Kemudian, dua orang dari masing-masing kelompok yang menjadi
tamu kembali ke kelompoknya semula untuk mendiskusikan temuan yang didapat.
Setelah selesai mendiskusikan, beberapa kelompok memaparkan hasilnya di
depan kelas.
E. Instrumen Penelitian
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi berisikan daftar kegiatan yang akan diamati. Observasi
adalah sebagai alat pengumpul data sekaligus digunakan untuk mengamati tingkah
laku individu maupun proses suatu kegiatan yang diamati. Sudjana dan Ibrahim
(2010, hlm. 109) mengemukakan bahwa melalui pengamatan dapat diketahui
bagaimana sikap dan perilaku individu, kegiatan yang dilakukannya, tingat
partisipasi dalam suatu kegiatan, proses kegiatan yang dilakukannya, kemampuan
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1. Pedoman Observasi Sikap Toleransi Siswa
B C K B C K B C K B C K B C K B C K B C K B C K B C K
1
menerima kemajemuka n yang ada
2
berint eraksi dengan siswa yang berbeda lat ar belakang budaya
3
memberikan kesempat an kepada siswa lain unt uk mengemuka kan pendapat
4
menghargai pendapat t eman
Nilai
9
Jumlah No.
Aspek yang diamat i berdasarkan
indikat or t oleransi
kelompok
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2. Keterangan Skor :
Skor Nilai
B (3) Baik 9-12
C (2) Cukup 5-8
K (1) Kurang 1-4
Tabel 3.3. Rubrik Pedoman Observasi Berdasarkan Sikap Toleransi
N
o
Aspek
yang
diamati
Indikator Skala Nilai
Baik Cukup Kurang
1 Menerima
kemajemu
kan yang
ada
a. Mau berkelompok dengan
siapa saja tanpa memandang latar
belakang
b. Tidak mengeluh mengenai
siswa yang berada satu kelompok
tidak cocok karena bukan teman
dekatnya.
c. Tidak membicarakan,
menghina dan menyindir teman
yang memiliki kekurangan seperti
tidak mampu, kekurangan fisik,
warna kulit, latar belakang
budaya. Terdapat seluruh aspek yang ada Terdapat dua dari tiga aspek yang ada Terdapat salah satu dari tiga aspek yang ada
2 Berinterak
si dengan
siswa yang
a. Tidak canggung dan minder
berinteraksi dengan siswa lain
yang berbeda latar belakang
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu berbeda
latar
belakang
budaya
budaya
b. Saling menghormati perbedaan
budaya yang dimiliki
masing-masing individu dalam
berinteraksi
c. Tidak berkata kasar atau yang
menyinggung dan menghina
perbedaan latar belakang budaya
siswa lain.
yang ada aspek
yang ada
aspek
yang ada
3 Memberik
an kesempata n kepada siswa lain untuk mengemu kakan pendapat
a. Mengajak siswa lain untuk
mengemukakan pendapat
b. Tidak membedakan siswa yang
akan berpendapat
c. Memberikan apresiasi berupa
tepuk tangan atau terimakasih
terhadap siswa lain yang
mengemukakan pendapat Terdapat seluruh aspek yang ada Terdapat dua dari tiga aspek yang ada Terdapat salah satu dari tiga aspek yang ada
4 Mengharg
ai
pendapat
temannya
a. Tidak memotong pembicaraan
siswa lain pada saat
mengemukakan pendapat
b. Tidak memaksakan pendapat
sendiri
c. Tidak mencela atau
merendahkan pendapat dari siswa
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
[image:30.595.112.536.136.415.2]Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
[image:30.595.99.529.472.562.2]Tabel 3.4. Pedoman Observasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
Tabel 3.5. Keterangan Skor :
Skor Nilai
B (3) Baik 9-12
C (2) Cukup 5-8
[image:30.595.101.528.624.727.2]K (1) Kurang 1-4
Tabel 3.6. Rubrik Pedoman Observasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray N o Aspek yang diamati Indikator Skala Nilai
Baik Cukup Kurang
1 Siswa a. Tidak merangkap sebagai tamu Terdapat Terdapat Terdapat
B C K B C K B C K B C K B C K B C K B C K B C K B C K
1
menjalankan t ugas sebagai t uan rumah dan t amu
2 bekerja secara berkelompo 3 memberikan informasi sesuai dengan hasil diskusi kelompok 4 menyampai kan hasil diskusi kelompok Nilai 9 Jumlah No. Aspek yang diamat i berdasarkan indikat or T ST S
kelompok
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu menjalank an tugas sebagai tuan rumah dan tamu
dan tuan rumah pada saat yang
bersamaan.
b. Dua orang siswa yang berperan
sebagai tamu mengunjungi
kelompok lain
c. Dua orang yang berperan
sebagai tuan rumah
menyambut siswa dari
kelompok lain yang bertamu
seluruh aspek yang ada dua dari tiga aspek yang ada salah satu dari tiga aspek yang ada
2 Siswa
bekerja
secara
berkelomp
ok
a. Bekerja mendiskusikan
bersama dalam kelompok
materi yang telah ditugaskan
b. Siswa tidak ada yang dan dan
turut mengerjakan
c. Siswa tidak ada yang
mengerjakan secara individu
Terdapat seluruh aspek yang ada Terdapat dua dari tigas aspek yang ada Terdapat salah satu dari aspek yang ada
3 Siswa
menjalank an tugas sebagai tuan rumah dan tamu
a. Siswa yang bertindak sebagai
tuan rumah menjelaskan materi
hasil diskusi kelompok kepada
tamu dari kelompok lain.
b. Siswa yang bertindak sebagai
tamu menyimak apa yang
dipaparkan oleh tuan rumah.
c. Siswa tidak ada yang diam
mengacuhkan keberadaan baik
itu tuan rumah maupun tamu.
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah salah satu instrument yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai catatan atas peristiwa yang terjadi yang berkaitan dengan
tindakan guru dan siswa. Mulai dari waktu, pengelolaan kelas, interaksi guru
dengan siswa dan suasana kelas dapat dicantumkan dalam catatan lapangan.
Berdasarkan hasil pengamatan dari aspek pembelajaran, diberikanlah komentar
dari obsercer, yang bertujuan untuk mengetahui kekurangan dari aspek
pembelajarana selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Sanjaya (2011, hlm.
98) mengungkapkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
catatan lapangan, yaitu catatan ditulis dengan segala kegiatan yang berlangsung.
Hal-hal yang dituis adalah yang bersangkutan secara langsung dengan fokus
masalah, ditulis dengan kata-kata singkat dan padat sesuai dengan fokus dan
sasaran penelitian. Berikut merupakan format table catatan lapangan yang akan
[image:32.595.99.523.113.288.2]digunakan.
Tabel 3.7. Format Catatan Lapangan 4 Siswa
menyampa
ikan hasil
diskusi
kelompok
a. Siswa menyampaikan hasil
diskusi kelompo sesuai
dengan apa yang didapat.
b. Tidak meyampaikan hal lain
diluar hasil diskusi.
c. Siswa menyampaikan hasil
sesuai dengan kenyataan.
Terdapat
seluruh
aspek
yang ada
Terdapat
dua dari
tiga
aspek
yang ada
Terdapat
salah
satu dari
tiga
aspek
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Waktu Aktifitas yang diamati Komentar
3. Pedoman Wawancara
Sudjana dan Ibrahim (2010, hlm. 102) mengungkapkan bahwa wawancara
sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informasi yang
berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, keinginan, keyakinan dan lain-lain
dari individu / responden. Dalam penelitian ini, pedoman wawancara berkaitan
dengan pertanyaan kepada siswa mengenai hal yang berhubungan dengan
kegiatan pembelajaran setelah dilakukannya proses pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. Peneliti menggunakan alat bantu
recorder digital sebagai antisipasi dari salah persepsi dari hasil wawancara. Daftar
pertanyaan dalam wawancara ini dapat dilihat sebagai berikut :
a. Bagaimana pendapat anda terhadap pembelajaran IPS di sekolah selama ini?
b. Apakah sebelumnya dalam pembelajaran IPS pernah diajarkan materi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray ?
c. Bagaimana tanggapan anda mengenai pembelajaran IPS dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray ?\
d. Adakah kesulitan dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan
model pembelajaran tipe two stay two stray?
e. Apakah pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe two stay two stray dapat mengembangkan sikap toleransi
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengumpulan Data dan Validasi Data
Pengumpulan data didalam penelitian ini ditunjukan untuk mendapatkan
data, informasi yang nyata di lapangan. Demikian untuk memperoleh data sesuai
dengan akurat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan. Pengumpulan data yang
digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis,
logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi
buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Zainul, 2011, hlm. 153). Melalui
observasi, data yang dibutuhkan dalam penelitian seperti hal-hal yang terjadi
didalam kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung untuk selanjutnya
disatat dan diteliti lebih lanjut.
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oelh peneliti yang melakukan
pengamatan tau observasi terhadap suatu subjek atai objek penelitian tindakan
kelas (Kusnandar, 2008, hlm. 197). Hasil pengamatan mengenai pembelajaran
dikelas, pengelolaan kelas, suasana kelas, interaksi siswa dengan guru maupun
sbelaiknya, interaksi siswa dengan siswa serta hal lainnya yang berkaitan
dimasukkan kedalam catatan lapangan sebagai sumber data dalam penelitian ini.
Indikator keberhasilan penelitian salah satunya adalah validasi data yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan. Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2008,
hlm. 168-171) mengemukakan bahwa data yang telah dikategorikan kemudian
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
triangulasi, audit trail, expert opinion”. Penjabaran kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut :
Member check, yaitu proses pemeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber,
apakah keterangan atau informasi atau penjelasan ini tetap sifatnya atau tidak
berubah sehingga didapatkan keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarannya
(Wiraatmadja, 2005, hlm. 168)
Audit trial yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian dan kebenaran
prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mengkonfirmasi buku-buku
temuan dan dicek kesahihannya pada sumber data pertama guru dan siswa
(Wiraatmadja, 2005, hlm. 168).
Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis
yang dibuat dengan membandingkan dengan hasil orang lain (Wiraatmadja, 2005,
hl. 168).
Expert opinion merupakan penggunaan istilah yang jika dimasukan kedalam
bahsa Indonesia merupakan pendapat para ahli. Pendapat para ahli ini dilakukan
dengan cara pengecekan data terakhir terhadap validnya temuan peneliti pada
pakar professional. Kegiatan ini dilakukan melalui proses konsultasi kepada
pembimbing sampai validasi data yang diperoleh agar dapat dipertanggung
jawabkan (Wiraatmadja, 2005, hlm. 168).
G. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengolah data dengan tujuan untuk
mengklarifikasikan informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna
yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Sanjaya (2011, hlm. 106)
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan menyeleksi data yang sesuai dengan fokus
permasalahan. Dalam kegiatan ini peneliti mengumpulkan semua instrument yang
digunakan untuk mengumpulkan data kemudian dikelompokkan berdasarkan
fokus masalah.
2. Mendeskripsikan Data
Pendeskripsian data dilakukan agar data yang telah terseleksi menjadi
bermakna, pendeskripsian dilakukan dalam bentuk naratif, grafik maupun tabel.
3. Membuat Kesimpulan Berdasarkan Deskripsi Data
Dalam proses ini, peneliti menganalisis dan menginterpretasikan data yang
telah terkumpul. Proses ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menyimpulkan hasil akhir penelitian yang telah dilakukan serta
merekomendasikan mengenai hasil yang telah diperoleh baik dari pihak sekolah,
guru, siswa maupum peneliti selanjutnya yang akan mengkaji masalah yang sama.
A. Kesimpulan
Mengembangkan sikap toleransi siswa dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe two stay two stray dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas VII-E
di SMPN 3 Subang dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, dalam melakukan perencanaan pembelajaran kooperatf tipe TSTS
dalam mengembangkan sikap toleransi siswa dari siklus I sampai dengan siklus
IV dilakukan dengan diskusi bersama guru mitra. Perencanaan yang dilakukan
dengan diskusi bersama guru mitra. Perancanaan yang dilakukan yaitu memilih
materi yang tepat, waktu pelaksanaan yang diperhitungkan dengan baik, LKS
yang sesuai, lembar observasi sikap toleransi serta lembar observasi pembelajaran
kooperatif tipe TSTS siswa berdasarkan indikator masing-masing.
Selanjutnya,proses pelaksanaan dilakukan dengan mengelompokan siswa secara
heterogen. Hal ini dikarenakan agar siswa terbiasa berbaur dengan teman satu
kelas yang bukan teman dekatnya. Sehingga siswa dapat menghargai satu sama
lain yang berbeda latar belakang. Dengan demikian sikap toleransi siswa dapat
berkembang lebih baik lagi.
Kedua, pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TSTS untuk
mengembangkan sikap toleransi siswa dalam pembelajaran IPS sudah baik. Sikap
toleransi siswa mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari siklus I
sampai dengan IV. Pada siklus pertama sikap toleransi siswa masih masik ke
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dalam kategori cukup. Untuk siklus ketiga mengalami peningkatan dengan
kategori baik. Untuk siklus IV mengalami peningkatan yang cenderung stabil
dengan kategori baik.
Ketiga, secarra keseluruhan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di
kelas VII-E SMPN 3 Subang berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat. Masih ada kendala-kendala yang dihadapi di lapangan sehingga peneliti
melakukan refleksi dan perbaikan untuk setiap siklusnya. Untuk mencapai tujuan
penelitian dalam kegiatan refleksi, yaitu memberikan penjelasan kepada siswa
akan nilai yang ada dalam pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan pentingnya
sikap toleransi yang dapat dikembangkan melalui indikator yang ada. Diharapkan
siswa dapat menyadari manfaat yang terkandung dibalik tugas yang
dikerjakannya. Seperti lebih bisa menerima dan menghargai temannya.
Keempat, kendala yang dihadapi pada saat mengaembangkan sikap toleransi
melalui pembelajaran kooperatif tipe TSTS dalam pembelajaran IPS, yaitu masih
ada siswa yang bermain-main dan mengganggu kelompok lainnya dan sulit diatur.
Cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah guru harus bertindak lebih tegas
lagi dan memberikan arahan yang jelas kepada siswa yang bermain-main dalam
pembelajaran. Guru sedikit kesulitan dalam meyakinkan siswa dalam
berkelompok dengan teman yang berbeda latar belakang. Cara untuk mengatasi
masalah tersebut adalah guru harus bisa memberikan pemahaman akan
pentingnya sikap toleransi dalam menghadapi perbedaan, mengajak siswa untuk
berlatih megembangkan sikap toleransi melalui pembelajaran kooperatif tipe
TSTS. Guru harus lebih jelas lagi dalam menyampaikan indikator, tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran. Cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah
guru harus menyusun konsep sedemikian rupa sebelum menyampaikan kepada
siswa agar apa yang akan disampaiak tidak ada yang terlewat, serta lebih
memperdalam lagi pemahaman akan indikator, tujuan dan langkah yang ingin
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu B. Saran
Berdasarkan pengalaman peneliti dalam menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe TSTS dalam pebelajaran IPS untuk mengembangkan sikap
toleransi siswa terdapat saran bagi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini,
antara lain akan dijabarkan sebagai berikut:
Pertama, bagi pihak sekolah, pelaksanaan tindakan kelas dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS khususnya dalam pembelajaran
IPS dapat mengembangkan sikap toleransi siswa. Kemudian, kepada pihak
sekolah diharapkan mampu memberikan motivasi kepada guru agar lebih kreatif
dalam menerapkan metode baru dalam pembelajaran di kelas, agar siswa tidak
jenuh dan preses pembelajaran menjadi lebih baik lagi.
Kedua, bagi guru menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat
menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran IPS di kelas. Diharapkan dengan
adanya penelitian ini bisa menjadi masukan untuk guru, khususnya guru mata
pelajaran IPS menjadi lebih baik lagi.
Ketiga, bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar bisa lebih baik lagi
melaksanakan penelitian. Adapun kelebihan dari penelitian ini adalah siswa lebih
antusias dalam mengikuti proses pembelajaran terutama pada saat menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe TSTS, bisa lebih bekerjasama dengan baik, serta
lebih menghargai siswa yang lainnya. Peleiti menyadari masih banyak kekurangan
dalam pelaksanaan penelitian ini. Sehingga peneliti berharap untuk peneliti
selanjutnya, materi pembelajaran disesuaikan agar dapat lebih mengembangkan
sikap toleransi siswa.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat peneliti kemukakan. Semoga
dapat memberikan manfaat secara menyeluruh terhadap perkembangan
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
mengembangkan sikap toleransi siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe TSTS
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta; Rineka Cipta.
Badan Penelitiandan Pengembangan Pusat Kurikulum. (2010). Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta; Kementerian Pendidikan Nasional.
BSNP. (2006). Standar Isi: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta; BSNP.
Gunawan, R. (2011). Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung; Alfabeta.
Hidayatullah, M. Furqon. (2010). Pendidikan Karakter Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta. Yuma Presindo.
Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogjakarta; Pustaka Pelajar.
Ibrahim, Muhsin dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya; University Press.
Isjoni. (2010). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
Kemendiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budayadan Karakter Bangsa, Pusat Kurikulum – Badan Penelitiandan Pengembangan. Jakarta; Kementerian Pendidikan Nasional.
Kesuma, et al. (2011). Pendidikan Karakter: Kajian Teoridan Praktek di Sekolah. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.
Koesoema, Doni. (2010). Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta; Grasindo.
Komalasari, Kokom. (2011). “Pembelajaran Kontekstual”. Bandung: PT. Refika Aditama.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.
Lie. A. (2004). Cooperative Learning. Jakarta; Grasindo.
Madya, Suwarsih, (2011). Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung; CV. Alfabeta.
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Musfiroh, T. (2008). Pengembangan Karakter Anak Melalui Pendidikan Karakter. Jogjakarta; Tiara Wacana.
Naim, Ngainun dan Syauqi, Achmad. (2010). Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta; Ar-Russ Media Group.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan PerilakuKesehatan. Jakarta; Rineka Cipta.
Raka, Gede et al. (2011). Pendidikan Karakter di Sekolah. Jakarta; PT. Gramedia.
Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta; PT. Rineka Cipta.
Ruhimat, Toto. (2009). “Kurikulum dan Pembelajaran”. Bandung: Jurusan Kurikulum Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Sanjaya, W. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta; Kencana Prenada Media Group.
Saptono. (2011). Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter, Wawasan, Strategi dan Langkah Praktis. Jakarta; Erlangga.
Samani, M dan Hariyanto. (2012). Pendidikan Karakter: Konsep dan Model. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sapriya. (2009). Pendidikan IPS: konsep dan pembelajaran. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.
Sapriya, et al. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung; CV. Yasindo Multi Aspek.
Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning. Teori, Riset dan Praktik. Bandung; Nusa Media.
Solihatin dan Raharjo. (2008). Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS). Jakarta; PT. Bumi Aksara.
Somarya, Dede dan Nuryani, Pupun. (2009). Landasan Pendidikan. Bandung; Universitas Pendidikan Indonesia.
Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta; Yuma Pustaka.
Sumaatmadja, Nursid. (1980). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alumni.
Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta; Pustaka Pelajar.
Lutfi Dwi Rizki, 2015
MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Usman, H dan Purnomo, S. (2009) Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta; Bumi Aksara.
Wardhani, Igak, dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta; Universitas Terbuka
Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung; PT. Remaja Rosda Karya.
Skripsi:
Atusoleha, Puji Astuti. (2013). “Penerapan model kooperatif tipe two stay two stray dalam
pembelajaran IPA materi pemanfaatan sumber daya alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SDN Sukajaya kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat tahun pelajaran 2012/2013)”. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan.
Kusnandar, Dadan. (2012). “Pengembangan keterampilan komunikatif antar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray (TSTS) dalam pembelajaran IPS (Penelitian tindakan kelas di kelas VIII-8 SMPN 43 Bandung)”. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan.
Lyana, Elin. (2012). “Pengembangan cooperative learning teknik two stay two stray dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan hasil belajar (penelitian tindakan kelas VIIH SMP Negeri 2 Purwakarta)”. Skripsi UPI. Tidak Diterbitkan.
Muslim, Abdul Aziez. (2014). “Pengembangan karakter toleransi siswa melalui pembelajaran isu kontroversial dalam pembelajaran IPS (Penelitian tindakan kelas VII-C SMPN 10 Bandung)”. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan.
Tesis: