• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB TUGAS INDIVIDU MELALUI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PEMBELAJARAN IPS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "OPTIMALISASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB TUGAS INDIVIDU MELALUI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PEMBELAJARAN IPS."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 26 Bandung Kelas VIII C) Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

SKRIPSI

Oleh :

Yudi Irawan

1103264

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

OPTIMALISASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB TUGAS INDIVIDU MELALUI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 26 Bandung Kelas VIII C)

Oleh:

YUDI IRAWAN

1103264

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Yudi Irawan 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tanggung jawab siswa terhadap tugas individu yang diberikan guru dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP Negeri 26 Bandung. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memperbaiki masalah rendahnya tanggung jawab siswa terhadap tugas individu ini. Rendahnya tanggung jawab terhadap tugas individu ini dapat menghambat keberhasilan belajar siswa karena dapat mengurangi nilai. Selain itu dapat mengahambat proses pembelajaran karena tugas IPS yang diberikan akan didiskusikan pada pertemuan selanjutnya. Bila siswa tidak mengumpulkan tugas maka bahan diskusi menjadi berkurang. Media dan cara pengumpulan tugas menjadi alasan siswa tidak mengumpulkan tugas sehingga perubahan media dan cara pengumpulan tugas dipilih untuk mengoptimalkan tanggung jawab siswa terhadap tugas individu. Media yang dipilih adalah media sosial facebook yang sangat digemari oleh siswa. Media ini dipilih karena seluruh siswa memiliki akun facebook dan alat untuk mengaksesnya. Pada pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dari Kemmis dan Taggart. Setiap siklus dalam PTK ini terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi. Penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga siklus dimana setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan sehingga total ada enam tindakan. Penelitian yang telah dilakukan memperoleh hasil yang baik. hal tersebut terlihat dari hasil perolehan data disetiap siklusnya. Pada siklus pertama, tingkat tanggung jawab siswa terhadap tugas individu berada pada kategori “Kurang”. Pada siklus kedua mengalami peningkatan yang signifikan sehingga nilai yang diperoleh

menjadi “Baik”. pada siklus ketiga, peningkatan yang terjadi tidak begitu signifikan

(5)

ABSTRACT

This research is conducted because of the lack of responsibility of student toward the individual task that given by the teacher in the social subject on the C class of eighth grade 26 of junior high school state in Bandung. The purpose of this research is to correct the problem of student that have the lack of responsibility toward the individual task. The lack of responsibility toward the individual task can slowing

down the success of student’s learning whereas it affects the score. It also affect the

(6)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar belakang

Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat memiliki tujuan dan

cita-cita. Salah satu cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut tentunya dapat dilakukan

dengan banyak cara. Salah satu pilar penting dalam upaya mencerdaskan

kehidupan bangsa adalah pendidikan. Pendidikan sebagai ujung tombak atau cara

utama dalam mewujudkan salah satu cita-cita bangsa tersebut. Seperti yang kita

tahu, mengartikan pendidikan memang sangatlah kompleks. Untuk dapat menarik

kesimpulan mengenai pendidikan haruslah dipandang dari berbagai aspek, unsur,

dan dari setiap disiplin ilmu. Namun, hal itu bukan menjadi masalah yang serius,

hal terpenting adalah memahami makna pendidikan itu sendiri sebagai upaya

pengembangan sumber daya manusia. Seperti halnya yang diutarakan Ki Hajar

Dewantara, pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan perkembangan budi

pekerti, pikiran (intelek) dan jasmani anak. Begitupun dengan pengertian yang

tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional,

bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan yang pada hakekatnya adalah alat utama untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa, tentunya terdapat kegiatan belajar dan pembelajaran

didalamnya. Pada hakikatnya, belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan

dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri. Mencerdaskan

kehidupan bangsa berarti mencerdaskan sumber daya manusianya. Untuk

mencapai hal tersebut tentunya dibutuhkan usaha yang maksimal untuk mencapai

(7)

dunia pendidikan haruslah maksimal. Suatu pembelajaran dikatakan berhasil

apabila timbul perubahan tingkahlaku positif pada peserta didik sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Pada perkembangannya, dalam

konteks pembelajaran di kelas, guru bukan lagi menjadi pusat melainkan hanya

sebagai fasilitator untuk keberhasilan anak didiknya.

Sumber daya manusia yang cerdas bukan hanya sekedar pintar dalam

memahami konsep-konsep dan teori saja, melainkan harus peka terhadap berbagai

permasalahan yang terjadi dan pandai untuk menyelesaikannya. Salah satu mata

pelajaran yang diajarkan di sekolah yang ditujukan untuk membekali peserta didik

agar peka terhadap permasalahan sosial dan pandai dalam menyelesaikan masalah

adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial atau disingkat IPS. Istilah Ilmu

Pengetahuan Sosial merupakan terjemahan dari apa yang di dunia pendidikan

dasar dan lanjutan Amerika Serikat dinamakan Social Studies. Dengan demikian

IPS boleh saja diartikan penelaahan masyarakat. Pada pelaksanaanya IPS

mengintegrasikan disiplin ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, geografi, ekonomi,

sejarah, dll. Effendi, dkk (2009. hlm 14) menjelaskan IPS merupakan suatu

bidang kajian multidisiplin yang menekankan kepada permasalahan sosial yang

ada di lingkungan siswa yang diberikan dari jenjang Sekolah Dasar (SD) dan

Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Menurut Sapriya,dkk (2009. hlm 12) IPS bertujuan untuk mempersiapkan

siswa sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap

dan nilai yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah

pribadi dan masalah sosial serta kemampuan untuk mengambil keputusan dalam

berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Dengan

demikian, IPS sebagai salah satu mata pelajaran tidak hanya mengajarkan atau

menjelaskan konsep semata, melainkan juga membekali siswa dengan sikap,

perilaku, dan kemampuan untuk mempersiapkan siswa menjadi warga Negara

yang baik dan pandai menyelesaikan masalah. Dari penjelasan tersebut, bisa kita

sebut bahwa IPS bertujuan untuk mencetak peserta didik menjadi warga negara

(8)

3

satunya adalah memiliki tanggung jawab yang tinggi, baik kepada orang lain

maupun diri sendiri. Sebenarnya tanggung jawab merupakan sifat dasar manusia

yang sudah menjadi kodrat bahwa manusia terlahir dengan dibebani tanggung

jawab.

Berdasarkan temuan awal pada observasi awal yang peneliti lakukan di

SMP Negeri 26 Bandung kelas VIII C, ditemukan beberapa permasalah yang

terjadi dikelas. Permasalahan yang paling menonjol adalah masalah rendahnya

tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Rendahnya tanggung

jawab ini bisa terlihat ketika guru meminta tugas yang telah diberikan pada

pertemuan sebelumnya, banyak siswa yang tidak mengumpulkan. Hal tersebut

bukan kali pertama terjadi melainkan sudah berulang-ulang. Untuk memastikan

permasalah tersebut, peneliti mencoba untuk membuktikan dengan memberikan

tugas individu kepada siswa. Siswa diberi waktu selama satu minggu untuk

mengerjakan tugas. Pada waktu yang telah ditentukan, peneliti meminta tugas

yang telah diberikan dan kenyataannya benar bahwa banyak siswa yang tidak

mengumpulkan tugas. Dari 36 jumlah keseluruhan siswa, hanya 13 orang yang

mengumpulkan.

Peneliti melaksanakan wawancara langsung kepada siswa mengenai

hambatan atau masalah apa yang menyebabkan mereka tidak mengumpulkan

tugas. Jawaban yang dominan adalah mereka malas, karena bosan dengan cara

mereka mengumpulkan tugas. Mereka harus menulis tugas dalam buku tugas,

sedangkan tugas yang diberikan banyak karena bukan hanya IPS saja, melainkan

mata pelajaran lain pun memberikan tugas. Permasalahan tersebut memang bisa

dikatakan permasalahan serius. Namun belum ada penanganan khusus dari guru

IPS untuk mengatasi hal tersebut. Hal itu terlihat ketika guru tidak memberi

teguran apapun kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas. Hal itu pula yang

menyebabkan menjadi kebiasaan siswa lalai terhadap tugas yang diberikan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti mencoba memanfaatkan

kemajuan teknologi dalam pembelajaran yaitu menggunakan media sosial

(9)

siswa di kelas VIII C SMP Negeri 26 Bandung memiliki akun media sosial

facebook Atas dasar itu media facebook di manfaatkan untuk mengumpulkan tugas agar ada kegiatan positif untuk pelajar dalam menggunakan facebook.

Pengumpulan tugas melalui facebook ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama guru membuat grup facebook kelas terlebih dahulu untuk memudahkan

posting tugas. Pada postingan tersebut siswa diberikan kebebasan menjawab dalam kolom komentar. Cara kedua tugas di posting dalam grup kelas, kemudian

file jawaban dikirim kepada pesan pribadi guru. Dengan demikian diharapkan mampu memacu siswa untuk mengumpulkan tugas karena caranya yang mudah

dan menyenangkan. Selain itu juga bisa menghemat kertas sebagai bagian dari

pembelajaran berbasis lingkungan hidup. Peningkatan tanggung jawab tugas

individu ini dapat terlihat dari adanya peningkatan jumlah siswa yang

mengumpulkan dan ketepatan waktu pengumpulan. Melalui facebook, postingan

siswa akan terlihat jelas tanggal dan jam berapa mereka mengumpulkan tugas.

Sehingga memudahkan peneliti untuk menilai apakah ada peningkatan tanggung

jawab atau tidak.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul, “Optimalisasi Karakter Tanggung Jawab Tugas Individu melalui Media Sosial Facebook dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 26 Bandung Kelas VIII C)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

peneliti mengambil rumusan umum penelitian adalah: “Bagaimana meningkatkan

tanggung jawab siswa terhadap tugas individu melalui media sosial facebook

dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP Negeri 26 Bandung?”

Untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan maka berdasarkan latar

belakang peneliti merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

(10)

5

2. Bagaimana guru melaksanakan penggunaan media sosial facebook untuk meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa dalam pembelajaran

IPS.

3. Bagaimana guru melakukan refleksi penggunaan media sosial facebook

untuk meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa.

4. Sejauh mana efektifitas penggunaan media sosial facebook dalam meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa melalui facebook . 2. Mendeskripsikan proses guru merencanakan penggunaan facebook sebagai

media untuk meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa.

3. Memaparkan pelaksanaan penggunaan facebook sebagai media untuk

meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa.

5. Mengetahui tingkat efektifitas penggunaan facebook sebagai media untuk meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa.

6. Mendeskripsikan hambatan dan evaluasi penggunaan facebook sebagai media untuk meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan fokus masalah yang diambil peneliti, maka akan didapat

manfaat atau kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan inspirasi kepada setiap

pembaca pada umumnya dan guru-guru pada khususnya untuk dapat

memanfaatkan kemajuan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar.

2.Manfaat praktis

a. Bagi guru

Sebagai bahan rujukan untuk guru bahwa pembelajaran harus dapat

(11)

b. Bagi siswa

1) Melatih siswa untuk meningkatkan karakter tanggung jawab dalam hal ini

tanggung jawab terhadap tugas individu yang diberikan guru.

2) Memberikan cara dan susana baru kepada siswa dalam pengumpulan tugas

c. Bagi sekolah

1) Masukan untuk bahan pertimbangan peningkatan kualitas pembelajaran IPS

dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 26 Bandung.

2) Memajukan kualitas pendidikan di sekolah dengan memanfaatkan kemajuan

teknologi dan perkembangan media sosial yang sangat pesat.

E. Struktur Penulisan Skripsi

Pembahasan dalam penelitian ini dibagi kedalam lima BAB dengan

mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. BAB I (pendahuluan). Pada BAB I ini mencakup latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, menfaat penelitian, dan struktur

organisasi skripsi.

2. BAB II (kajian pustaka). Pada BAB II ini mencakup hasil dari kajian pustaka

dan teori yang mendukung penelitian.

3. BAB III (metode penelitian). Pada BAB III ini mencakup lokasi dan subjek

penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi operasional, instrumen

penelitian, serta teknik pengumpulan dan pengolahan data.

4. BAB IV (pembahasan). Pada BAB IV ini membahas tentang hasil penelitian.

5. BAB V (kesimpulan dan saran). Pada BAB V ini mencakup penarikan

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMP Negeri 26

Bandung yang beralamat di Jalan Sarimanah Blok 23 Sarijadi Kota Bandung.

Lokasi ini dipilih karena merupakan tempat peneliti mengajar dan permasalahan

yang ditemukan bersangkutan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian

ini yang berlokasi di SMP Negeri 26 Bandung ini di fokuskan kepada

siswa-siswa kelas VIII C. Dari beberapa kelas yang telah diobservasi sebelumnya

peneliti memutuskan untuk melaksanakan penelitian di kelas VIII C. Kelas ini

dipilih karena terdapat masalah yang terjadi secara berulang yaitu kurangnya

kesadaran atau tanggung jawab terhadap tugas individu.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Arifin (2011. hlm 140) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah

suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan

kondisi objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang

dikumpulkan terutama data kualitatif. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan

Sugiyono (2013. hlm 14) yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif sering

disebut penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang

alamiah. Penelitian kualitatif merupakan metode yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme yang digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah.

Creswell (2013. hlm 4) mengatakan bahwa kualitatif adalah metode untuk

mengekplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari masalah sosial

atau kemanusiaan. Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks,

menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan informan, dan keseluruhan

penelitian berlangsung dalam latar situasi yang alamiah. Penelitian kualitatif

menempatkan peneliti sebagai instrumen utama atau kunci. Hal itu dikarenakan

(13)

dan mempelajari situasi. Hal tersebut senada dengan apa yang dikatakan Arifin

(2011. hlm 143) yang menyatakan bahwa penelitian kualitaif lebih menekankan

pada peneliti sebagai instrumen kunci.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan

Kelas atau PTK. Lewin (Arifin, 2011. Hlm 96) menyatakan, PTK merupakan cara

guru untuk mengorganisasikan pembelajaran menurut pengalamannya sendiri atau

pengalamannya berkolaborasi dengan guru lain. Suyanto dalam Basrowi (2008.

hlm 26) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk

penelitian yang besifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar

memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran secara lebih

profesional.

Dave Ebbutt (Arifin, 2011. hlm 96) menjelaskan, penelitian tindakan kelas

adalah suatu studi percobaan yang sistematis untuk memperbaiki praktik

pendidikan dengan melibatkan kelompok partisipan (guru) melalui tindakan

pembelajaran dan refleksi mereka sebagai akibat dari tindakan tersebut. Rapoport

(Arifin. 2011. hlm 96) menyatakan penelitian tindakan kelas digunakan untuk

membantu seseorang mengatasi masalah-masalah praktis dalam situasi darurat

dan membantu pencapaian tujuan social science secara kolaboratif sesuai dengan

norma dan aturan yang telah disepakati.

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk:

a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil

pendidikan dan pembelajaran disekolah dan LPTK

b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah

pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas.

c. Meningkatkan kemampuan dan layanan professional guru dan tenaga

kependidikan.

d. Mengembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah dan LPTK.

e. Meningkatkan dan mengembangkan keterampilan guru dan tenaga

(14)

37

f. Meningkatkan kerjasama professional diantara gurub dan tenaga

kependidikan di sekolah dan LPTK.

Sampai saat ini ada beberapa model PTK sering digunakan di dalam dunia

pendidikan, di antaranya Model Kurt Lewin, Model Kemmis dan Mc Taggart,

[image:14.595.176.510.265.546.2]

Model John Elliot, Model Dave Ebbutt, dan Model McKernan. Berikut ini model PTK yang peneliti gunakan yaitu Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988).

Gambar 3.1 PTK Model Spiral dari Kemmis & Taggart

(http://www.ishaqmadeamin.com/2012/11/model-ptk-3-model-spiral-dari-kemmis.html [diakses 23-04-2015] )

Model spiral ini terdapat kegitan pokok yang dilakukan yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahap perencanaan dilakukan untuk

menyusun rencana tindakan berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan

dalam kegiatan observasi awal. Pada tahap ini semua hal yang menyangkut

penelitian dipersiapkan mulai dari RPP sampai instrumen yang disesuaikan.

(15)

Tahap tindakan dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah yang ditemukan

sebelumnya, dengan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat. Tahap

selanjutnya yaitu pengamatan. Melalui pengamatan peneliti mengamati dampak

atau hasil dari tindakan, apakah ada perubahan atau tidak.

Tahap yang terakhir yaitu tahap refleksi. Pada tahap ini peneliti mengkaji

hasil dari berbagai aspek. Pada tahap ini peneliti dapat mengetahui dan

menetapkan hal-hal apa saja yang telah tercapai dan yang belum tercapai.

Kemudian melakukan perbaikan terhadap rencana awal. Keempat kegiatan pokok

tersebut termasuk kedalam satu siklus penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas,

peneliti tidak mengetahui pasti akan berapa siklus yang digunakan untuk

mencapai titik jenuh atau situasi dimana terdapat perbaikan dari masalah yang

diteliti. Apabila dalam satu siklus belum ada perubahan kearah yang lebih baik

maka dilanjutkan pelaksanaan siklus dua dan seterusnya sampai masalah

terselesaikan.

C. Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul Peningkatan Tanggung Jawab Tugas Individu Siswa

melalui Media Sosial Facebook dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 26 Bandung Kelas VIII C). Dalam judul tersebut terdapat

istilah-istilah operasional yang mungkin dapat diartikan berbeda antara peneliti

yang juga penulis dengan pembaca. Untuk menghindari hal tersebut berikut ini

akan dijabarkan maksud dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul.

1. Tanggung jawab

Pendidikan saat ini menekankan kepada pembangunan nilai karakter siswa.

Setidaknya terdapat 18 nilai karakter yang diharapkan dapat dibangun. Salah satu

karakter tersebut adalah tanggung jawab. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya

(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Tanggung

jawab adalah kodrat yang melekat kepada manusia saat ia dilahirkan. Setiap

(16)

39

Tanggung jawab bisa dilihat dari dua sisi yang berbeda yaitu dari sisi pihak

yang berbuat dan dari pihak yang memiliki kepentingan. Dilihat dari pihak yang

berbuat maksudnya ia sadar bahwa dalam dirinya terdapat kewajiban yang harus

dilaksanakannya sedangkan dari sisi yang memiliki kepentingan adalah ketika

seseorang dipaksakan oleh orang lain melakukan kewajibannya yang disebabkan

ia tidak sadar atau tidak melakukan yang sebagaimana mestinya ia lakukan.

2. Tugas Individu

Tugas dan individu merupakan dua kata yang terpisah dan tentunya berbeda

makna pula. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi) tugas berarti sesuatu

yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilaksanakan. Tugas juga

berarti pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang. Dalam konteks lain

tugas juga bisa berupa suruhan atau perintah seseorang kepada orang lainnya.

Individu adalah orang seorang yang terpisah dari yang lainnya. Dengan

demikian tugas individu adalah sesuatu yang wajib dikerjakan dan menjadi

tanggung jawab orang perorangan.

3. Facebook

Facebook adalah salah satu media sosial yang digandrungi masyarakat Indonesia bahkan dunia. Facebook memungkinkan kita untuk membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman, berbincang melalui pesan,

dan bahkan menuliskan apa yang kita rasakan pada sebuah laman yang disebut

dinding Facebook.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti

sendiri. Selain peneliti sendiri yang menjadi instrumen, dalam penelitian ini

peneliti menggunakan catatan lapangan dan lembar observasi sebagai instrumen

untuk mengumpulkan data. Adapun format instrumen yang digunakan dalam

(17)
[image:17.595.77.509.255.751.2]

Tabel 3.1

Format Lembar Observasi Penilaian RPP

OPTIMALISASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB TUGAS INDIVIDU

MELALUI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PEMBELAJARAN IPS

Siklus

Tindakan

SK

KD

Hari, tanggal

Identitas Pengamat Tanda Tangan

Nama

Nip/Nim

NO Aspek yang dinilai Keterangan

Ya Tidak 1. Rumusan Tujuan Pembelajaran

a. Rumusan tujuan menggambarkan pencapaian

kompetensi dasar dan indikator

b. Rumusan tujuan menggambarkan pencapaian aspek

kognitif, psikomotorik, dan afektif.

c. Rumusan tujuan memberi petunjuk terhadap

pendekatan atau metode pembelajaran yang akan

(18)

41

2. Penjabaran Indikator

a. Indikator dijabarkan dari kompetensi dasar

b. Indikator dirumuskan berdasarkan aspek kompetensi

c. Indikator dirumuskan menggunakan kata operasional

(dapat diukur berupa hasil)

3. Materi Pembelajaran

a. Materi ajar disusun mengacu kepada tujuan, indikator,

dan kompetensi dasar.

b. Materi ajar disusun secara sistematis

c. Materi ajar disusun dengan memperhatikan kebutuhan

peserta didik

4. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Skenario pembelajaran mendukung tujuan, indikator,

dan kompetensi dasar yang akan dicapai

b. Skenario pembelajaran mencerminkan komunikasi

berpusat pada siswa

c. Skenario pembelajaran disusun sesuai dengan alokasi

waktu

d. Kesesuaianm strategi dan metode pembelajaran

dengan karakter peserta didik

5. Media Pembelajaran

a. Media sesuai dengan tuntutan tujuan, indikator, dan

kompetensi dasar

(19)

c. Media yang dipilih memperjelas pemahaman konsep

peserta didik

d. Media seuai dengan karakter peserta didik

6. Evaluasi

a. Mencantumkan jenis, teknik, dan bentuk evaluasi

b. Butir soal relevan dengan tujuan, indikator, dan

kompetensi dasar

c. Butir soal memperhatikan sebaran tingkat kesulitan

Skor yang diperoleh

Presentase

Nilai

*Keterangan

YA = 1 Poin

TIDAK = 0 Poin

Rumus memperoleh presentase dan keterangan nilai :

Presentase aktivitas guru = Perolehan skor x 100% Seluruh aktivitas

Presentase aktivitas siswa = Perolehan skor x 100%

Seluruh aktivitas

Nilai Keterangan presentase

Sangat baik 85,0 % - 100 %

Baik 70, 0 % - 84,5 %

Cukup 55, 0 % - 69, 9 %

Kurang 40, 0 % - 54, 9 %

(20)
[image:20.595.105.536.252.756.2]

43

Tabel 3.2

LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN PENAMPILAN GURU

OPTIMALISASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB TUGAS INDIVIDU

MELALUI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PEMBELAJARAN IPS

Siklus

Tindakan

SK

KD

Hari, tanggal

Identitas Pengamat Tanda Tangan

Nama

Nip/Nim

NO Aspek yang diamati Keterangan

Ya Tidak 1. Kegiatan Awal

a. Mengucapkan salam dan memimpin doa sebelum

memulai pelajaran

b. Mengkondisikan kelas agar siap untuk mengikuti

pelajaran

c. Melaksanakan kegiatan untuk menjaga kebersihan

kelas

(21)

e. Menanyakan materi yang dipelajari dipertemuan

sebelumnya untuk kemudian dihubungkan dengan

materi yang akan dipelajari

f. Memberikan apersepsi dan motivasi

2. Kegiatan Inti

a. Pengelolaan waktu sesuai dengan apa yang telah

direncanakan dalam RPP.

b. Menyampaikan materi pembelajaran

c. Memberi kesempatan siswa untuk aktif bertanya

d. Memperhatikan respon peserta didik yang

belum/kurang memahami materi pembelajaran yang

diajarkan

e. Menggunkan media secara efektif dan efisien

f. Memberi arahan terkait tugas yang harus

dikumpulkan melalui facebook.

3. Kegiatan Penutup

a. Melaksanakan refleksi dan menyimpulkan

pembelajaran

b. Memberikan tugas sebagai evaluasi pembelajaran

c. Berdoa dan mengucapkan salam untuk menutup

pelajaran

Skor yang diperoleh

Presentase

Nilai

*Keterangan

YA = 1 Poin

(22)

45

Rumus memperoleh presentase dan keterangan nilai :

Presentase aktivitas guru = Perolehan skor x 100% Seluruh aktivitas

Presentase aktivitas siswa = Perolehan skor x 100%

Seluruh aktivitas

Nilai Keterangan presentase

Sangat baik 85,0 % - 100 %

Baik 70, 0 % - 84,5 %

Cukup 55, 0 % - 69, 9 %

Kurang 40, 0 % - 54, 9 %

Sangat kurang 0 % - 39, 9 %

[image:22.595.106.525.144.762.2]

Tabel 3.3

Format Lembar Observasi Penilaian Tingkat Tanggung Jawab Siswa Terhadap Tugas Melalui Media Sosial Facebook

OPTIMALISASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB TUGAS INDIVIDU

MELALUI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PEMBELAJARAN IPS

Siklus

Tindakan

SK

KD

Hari, tanggal

Identitas Pengamat Tanda Tangan

Nama

Nip/Nim

No Indikator Penilaian

SB B C K SK

1 Kuantitas

(23)

2 Disiplin

a. Mentaati ketentuan yang tertera pada tugas

b. Mengumpul kan tugas tepat waktu

3 Kualitas tugas

a. Ketepatan jawaban

b. Jawaban disertai dengan analisis

c. Nilai tugas diatas KKM yang ditetapkan

Skor yang diperoleh Presentase

Nilai

*Keterangan

Nilai dan Bobot Keterangan presentase

Sangat baik (5) 85,0 % - 100 %

Baik (4) 70, 0 % - 84,5 %

Cukup (3) 55, 0 % - 69, 9 %

Kurang (2) 40, 0 % - 54, 9 %

Sangat kurang (1) 0 % - 39, 9 %

Presentase aktivitas guru = Perolehan skor x 100% Skor maksimal

(24)
[image:24.595.113.557.282.735.2]

47

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian

No Indikator Penilaian

SB B C K SK

1 Kuantitas a. Jumlah

siswa yang mengumpu l kan tugas

30-36 siswa mengumpul kan tugas 22-29 siswa mengumpul kan tugas 14-21 siswa mengumpul kan tugas 8-13 siswa mengump ulkan tugas 1-7 siswa mengum pulkan tugas

2 Disiplin c. Mentaati ketentuan yang tertera pada tugas 30-36 siswa mengumpul kan tugas sesuai ketentuan 22-29 siswa mengumpul kan tugas sesuai ketentuan 14-21 siswa mengumpul kan tugas sesuai ketentuan 8-13 siswa mengump ul kan tugas sesuai ketentuan 1-7 siswa mengum pulkan tugas sesuai ketentua n d. Mengumpu

l kan tugas tepat waktu 30-36 siswa mengumpul kan tugas tepat waktu 22-29 siswa mengumpul kan tugas tepat waktu 14-21 siswa mengumpul kan tugas tepat waktu 8-13 siswa mengump ulkan tugas tepat waktu 1-7 siswa mengum pulkan tugas tepat waktu

3 Kualitas tugas a. Ketepatan jawaban 30-36 siswa memberika n jawaban dengan tepat

(25)

Tabel 3.5 Instrumen Wawancara

Nama :

Sekolah : Kelas : Jenis kelamin :

NO Pertanyaan Jawaban

1 Apakah anda merasa senang jika mengumpulkan tugas melalui media

sosial facebook ?

2 Apakah melalui media sosial

facebook ini pengumpulan tugas menjadi lebih efektif ?

3 Apakah melalui media sosial

facebook ini anda menjadi lebih terpacu untuk mengumpulkan tugas ?

4 Dengan tata cara pengumpulan tugas melalui media sosial facebook ini,

apakah anda merasa lebih

bertanggung jawab untuk

analisis disertai dengan analisis dengan analisis disertai dengan analisis disertai dengan analiss disertai dengan analisis c. Nilai tugas

diatas KKM yang ditetapkan 30-36 siswa mendapat nilai diatas KKM

(26)

49

mengumpulkan tugas ?

5 Apa yang perlu diperbaiki dari tata cara pengumpulan tugas melalui

media sosial facebook ini ?

E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian yang akan dilakukan, peneliti ,menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data agar data yang diperoleh valid dan sesuai dengan apa yang diperlukan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti terdiri dari dua cara, yaitu wawancara dan observasi.

a. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu percakapan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan

pada suatu masalah tertentu. Teknik ini peneliti gunakan untuk memperoleh data

dari siswa dan guru dengan cara langsung bertanya kepada subjek. Sugiyono

(2013. hlm 194) menyatakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalah yang

harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden

yang lebih mendalam. Wawancara ini bisa berupa wawancara terstruktur maupun

tidak terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan dengan menggunakan

instrumen penelitian berupa pertanyan-pertanyaan tertulis yang pilihan

jawabannya pun telah tersedia. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah

wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

(27)

penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara tidak

terstruktur.

b. Observasi

Menurut Sugiyono (2013. hlm 203) observasi sebagai teknik pengumpulan

data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain.

Sutrisno dalam sugiyono (2013. hlm 203) mengemukakan bahwa observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis.

Kegiatan observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan cara mengamati

setiap kegiatan yang berlangung dikelas ketika jam pelajaran berlangsung dan

juga dilakukan diluar kelas yaitu melalui media sosial Facebook. Dalam hal ini yang menjadi objek observasi adalah siswa-siswi di kelas 8 C SMP Negeri 26

Bandung. Pada observasi ini peneliti menggunakan pedoman observasi (lembar

observasi) yang tersusun dan memuat aspek- aspek atau gejala- gejala yang perlu

diperhatikan pada waktu penelitian berlangsung.

2. Pengolahan Data a. Validasi Data

Validasi data sangat penting peranannya dalam penelitian. Validasi data

digunakan untuk mengetahui data tersebut valid atau tidak. Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid, jadi validitas merupakan salah satu syarat penting dalam pelaksanaan seluruh jenis

kegiatan penelitian termasuk penelitian tindakan kelas. Untuk melihat valid

tidaknya suatu data, Hopkins (Wiriaatmadja. 2009. hlm 168) menggunakan

teknik sebagai berikut :

1) Member chek, yakni dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh peneliti dengan cara mengkonfirmasikan

kepada guru kelas pada setiap akhir tindakan.

(28)

51

yakni kepala sekolah, guru pamong, guru lain, siswa, staf TU dan sebagainya.

Hasil triangulasi ini kemudian dijabarkan dalam catatan lapangan.

3) Eksplanasi saingan atau kasus negatif, yakni tindakan pencarian data yang mendukung, apabila tidak berhasil menemukannya maka hal ini mendukung

kepercayaan atas hipotesis, konstruk, atau kategori dalam penelitian yang

sedang dilaksanakan.

4) Audit Trial, yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan teman sejawat atau dosen

pembimbing.

5) Expert Opinion, merupakan tahap akhir validasi yang mana penulis mengkonsultasikan hasil temuan kepada pakar dibidangnya. Dalam hal ini

peneliti mengkonfirmasikannya dengan dosen pembimbing, sehingga hasil

penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.

6) Keys Respondents Review, yakni meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti yang banyak mengetahui tentang penelitian tindakan kelas, untuk

mencatat draf awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga cara untuk mengolah dan

memvaliditas data yaitu melalui member chek, audit trial, dan expert opinion.

b. Analisis Data

Setelah data diperoleh dan di validasi, selanjutnya peneliti akan

melaksanakan analisis data. Data yang berifat kualitatif diolah selama penelitian

berlangsung. Sedangkan untuk mendapatkan data kuantitatif digunakan rumus

tertentu. Adapun rumus presentase yang merujuk pada Santyasa (2007. hlm 24)

adalah sebagai berikut.

Presentase aktivitas guru = Perolehan skor x 100% Seluruh aktivitas

Presentase aktivitas siswa = Perolehan skor x 100%

Skor maksimal

(29)

Sangat baik 85,0 % - 100 %

Baik 70, 0 % - 84,5 %

Cukup 55, 0 % - 69, 9 %

Kurang 40, 0 % - 54, 9 %

[image:29.595.83.488.113.226.2]

Sangat kurang 0 % - 39, 9 %

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah

dilakukan dengan judul Optimalisasi Karakter Tanggung Jawab Tugas Individu

melalui Media Sosial Facebook dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas

di SMPN 26 Bandung Kelas VIII C). Selain hasil dari penelitian, pada bab ini juga

akan dibahas mengenai saran atau rekomendasi untuk pihak-pihak terkait agar apa

yang telah dilakukan dalam penelitian ini mampu bermanfaat untuk dan dapat

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran kedepannya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dari hasil pengamatan yang

telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara keseluruhan, penyusunan RPP yang dilakukan masuk kedalam kategori

“Sangat Baik”. Hasil dari penilaian terhadap RPP yang dibuat peneliti menunjukan presentase 80% pada siklus pertama kemudian meningkat menjadi

85% pada siklus kedua dan kembali meningkat menjadi 90% pada siklus ketiga.

Berdasarkan presentase tersebut, penyusunan RPP pada siklus pertama masuk

kedalam kategori “Baik”, siklus kedua “Sangat Baik”, dan siklus ketiga “Sangat Baik”. peningkatan yang terjadi dikatakan stabil karena menunjukan peningkatan sebesar 5% pada setiap siklusnya. Perencanaan pembelajaran yang telah

dilakukan peneliti disusun dalam sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP). Penyusunan RPP tidak terlepas dari arahan dan masukan dari guru mitra

serta dosen pembimbing skripsi. Hal pertama yang dilakukan adalah

mendiskusikan terkait materi dan SK KD yang akan digunakan dalam penelitian.

Setelah materi dan SK KD ditentukan, selanjutnya peneliti menentukan metode,

media, skenario, sereta evaluasi pembelajaran yang akan digunakan untuk

mengoptimalisasikan karakter tanggung jawab tugas individu melalui media

(31)

penilaian terhadap RPP yang dibuat dengan menggunakan instrumen yang telah

ditentukan yaitu lembar observasi RPP.

2. Penampilan mengajar peneliti dalam penelitian ini dapat dikatakan “Sangat

Baik”. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan setiap siklusnya selalu diamati oleh guru mitra untuk kemudian dinilai menggunakan intrumen penilaian lembar

observasi penampilan mengajar. Hasil dari pengamatan dan penilaian yang

dilakukan guru mitra pada siklus pertama menunjukan hasil presentase sebesar

73.40%. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus kedua dengan hasil

presentase sebesar 86.70%, dan meningkat lagi pada siklus ketiga dengan

presentase sebesar 93.30%. Berdasarkan presentase tersebut maka penampilan

mengajar pada siklus pertama dapat dikategorikan “Baik”. kemudian ada peningktan pada siklus kedua sehingga masuk dalam kategori “Sangat Baik”.

Walaupun dalam presentase siklus ketiga terdapat peningkatan, namun masih

tetap berada dalam kategori “Sangat Baik”. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

yang dilaksanakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga siklus dimana setiap

siklus terdiri dari dua tindakan. Tindakan pertama dalam setiap siklus diisi

dengan pembelajaran dan persiapan pemberian tugas melalui media sosial

facebook dan pemberian tugas dilaksanakan dalam tindakan kedua setiap siklusnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti menggunakan beberapa

metode pembelajaran diantaranya metode diskusi tipe jigsaw, snowball throwling, kepala bernomor terstruktur, dan model pembelajaran langsung (ceramah).

3. Setiap mengakhiri siklus peneliti bersama guru mitra selalu melakukan refleksi

untuk mengetahui hambatan-hambatan selam siklus. Karena kegiatan refleksi

peneliti dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki

dipertemuan selanjutnya. Hasil refleksi pada siklus pertama ditemukan beberapa

permasalahan yang diantaranya yaitu penggunaan media yang tidak efektif dalam

(32)

120

tugas yang diberikan. Pemberian tugas melalui media sosial facebook pada siklus pertama belum dapat meningkatkan karakter tanggung jawab yang karena

penentuan waktu pengumpulan tugas yang singkat. Selain itu juga peneliti tidak

mengingatkan kepada siswa untuk segera mengumpulkan tugas. Hal-hal tersebut

menjadi hambatan pada pelaksanaan siklus pertama. Setelah dilakukan refleksi

dan mengevaluasi apa yang terjadi, peneliti memperbaiki hal-hal yang menjadi

hambatan tersebut pada siklus selanjutnya sehingga pada siklus selanjutnya

mengalami perbaikan dan peningkatan.

4. Hasil penelitian manunjukan bahwa penggunaan media sosial facebook dapat meningkatkan tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan. Tanggung

jawab siswa terhadap tugas individu sudah dapat dikatakan “Baik”. Hal tersebut

terlihat dari penilaian yang telah dilakukan terhadap tingkat tanggung jawab

siswa pada setiap siklusnya. Tingkat tanggung jawab siswa pada siklus pertama

dapat dikatakan “Kurang” karena hanya menunjukan presentase sebesar 50%.

Kemudian mengalami peningktan yang signifikan yaitu sebesar 23.40% sehingga

pada siklus kedua mencapai presentase 73.40% sehingga msuk kedalam kategori

“Baik”. Sedangkan pada siklus ketiga walaupun mengalami peningktan namun tidak begitu signifikan dengan presentase sebesar 76.70%. Melihat hasil tersebut

peneliti menyimpulkan bahwa tingkat tanggung jawab siswa terhadap tugas

individu sudah mencapai titik optimal pada siklus ketiga. Berdasarkan presentase

yang diperoleh, tingkat tanggung jawab pada siklus pertama masuk kedalam

kategori “Kurang” kemudian mengalami peningktan yang signifikan pada siklus kedua sehingga masuk kedalam kategori “Baik”. Pada siklus ketiga walaupun ada peningktan namun tetap berada dalam kategori “Baik” sehingga nilai sudah terlihat jenuh dan penelitian dapat dikatakan berhasil. Karena sudah mencapai

titik jenuh, maka penelitian telah selesai dan tidak perlu dilakukan tindakan

(33)

B. Saran

Setelah melaksanakan penelitian dan mendapatkan pengalaman dalam

penelitian ini, maka peneliti dapat berbagai pengalaman dan menyampaikan

beberapa saran untuk pihak-pihak terkait, yaitu :

1. Bagi Pihak Sekolah

Setelah adanya penelitian ini, peneliti berharap pihak sekolah untuk terus

melakukan perbaikan dalam pembelajaran dan memanfaatnkan kemajuan teknologi

yang semakin pesat dimasa sekarang ini. Kemajuan teknologi khususnya

perkembangan internet dan media sosial harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin

untuk menunjang proses belajar mengajar agar pembelajaran disekolah tidak

tertinggal oleh kemajuan teknologi.

2. Bagi Guru

Bagi guru, penggunaan media sosial facebook sebagai media untuk mengumpulkan tugas mungkin dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS di tempat

lain. Hal ini agar pemanfaatan teknologi khususnya media sosial dapat lebih positif

lagi dan pengumpulan tugas menjadi lebih efisien.

3. Bagi Siswa

Berdasar hasil wawancara, siswa berfikir menggunakan media sosial facebook

hanya untuk bermain dan hiburan semata. Padahal media sosial tersebut dapat lebih

bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran salah satunya sebagai media untuk

mengumpulkan tugas. Oleh karenanya, diharapkan siswa tidak lagi memanfaatkan

media sosial sebagai hiburan dan alat untuk bermain semata melainkan dapat

digunakan untuk hal yang lebih positif lagi.

(34)

122

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dirasa sudah baik untuk

mengoptimalkan karakter tanggung jawab siswa terhadap tugas dengan

memanfaatkan media sosial facebook. Mengingat masih banyak manfaat positif

facebook yang tidak hanya untuk mengumpulkan tugas, peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya agar lebih manggali lagi manfaat media sosial facebook dalam pembelajaran misalnya untuk forum diskusi ataupun untuk bimbingan konseling

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Basrowi, dkk. (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Ghalia Indonesia

Creswell. J.W. (2013). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Djamarah, S.B, dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rhineka Cipta

Effendi, R. dkk. (2009). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Huda, M. (2013). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Huda, M. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Komalasari, K. (2011). Media Pembelajaran IPS. Bandung: Universitas Pendidiian Indonesia.

Mappiare, A. (1984). Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional

Moekijat. (1998). Analisis Jabatan. Bandung: Penerbit Mandar Maju

Qomaruzzaman, B. (2011). Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Ruhimat, T. dkk, (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

(36)

124

Sanjaya, W. (2013). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Santyasa, Wayan I. 2007. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha

Sapriya, dkk. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosadakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

.

Surya, M. (1981). Karateristik Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Tirtarahardja, U. dkk. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Usman. U.M. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan BelajarMengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Wiriaatmadja, R. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Yaumi, M. (2014). Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar & Implementasi. Jakarta: Prenadamedia Group

Zubaedi. (2001). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana

Sumber Lain:

Jurnal/skripsi :

(37)

Agustianingsih, K. (2013). Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa melalui Model Jigsaw dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Ips di Kelas VIII-12 Smp Negeri 1 Bandung). (Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Firdaus, N. (2013). Perbedaan Tingkat Kecanduan Jejaring Sosial Facebook pada Mahasiswa dengan Tipe Kepribadian Introvert dan Ekstravert (Studi Komparatif Deskriptif pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia). (Skripsi). FIP, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Irvegalina, S.S. (2014). Penerapan Pembelaran IPS Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Perilaku Tanggung Jawab Sosial Siswa ( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMP Pasundan 6 Bandung. (Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ulfa, D. (2014). Meningkaatkan Tanggung Jawab Belajar dengan Layanan Konseling Individual Berbasis Self-Management pada Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Pemalang Tahun Pelajaran 2013/2014. (Skripsi). FIP, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Widuroyekti, B. (2006). Pendekatan Belajar Aktif dan Peningkatan Tanggung Jawab Mahasiswa dalam Proses Tutorial Tatap Muka. Jurnal Pendidikan Vol. 7 No. 1

Internet :

Syahputra, E.B. (2015). Dampak Positif dan Negatif dari Jejaring Sosial Menurut Kacamata Islam. [Online].

Gambar

Gambar 3.1 PTK Model Spiral dari Kemmis & Taggart (http://www.ishaqmadeamin.com/2012/11/model-ptk-3-model-spiral-
Tabel 3.1 Format Lembar Observasi Penilaian RPP
Tabel 3.2 LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN PENAMPILAN GURU
Format Lembar Observasi Penilaian Tingkat Tanggung Jawab Siswa Terhadap Tabel 3.3 Facebook
+3

Referensi

Dokumen terkait

1 Tahun 1979 pada ketentuan KEDUA titik 1 sub 1.8 yang berbunyi: ”Pengankatan dan pemberhentian Pejabat-pejabat sebagai dimaksud dalam pasal 75 ayat (2) Keputusan Menteri Dalam

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. © Menik Sri Wulandari Universitas

Sependapat dengan Daryanto (2013; 92) Beberapa kondisi yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pengawasan yang efektif, yaitu dikaitkan dengan tujuan dan criteria

Hal ini berarti hipotesis nol yang mengatakan tidak adanya hubungan antara persepsi terhadap pengembangan karir dengan kemampuan berempati pada perawat ditolak, sehingga

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa menurut. ketentuan-ketentuan yang berlaku dan berdasarkan Surat Keputusan Panitia

r) Rok kain hitam polos span panjang ukuran pas mata kaki (jika ada belahan tidak boleh lebih dari 7 cm).. s) Bagi yang berjilbab wajib memakai jilbab warna putih polo

Bagaiman mungkin orang yang dihatinya terdapat cinta Tuhan seberat separuh biji atom, bias mendengar ucapan