(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 26 Bandung Kelas VIII C) Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
SKRIPSI
Oleh :
Yudi Irawan
1103264
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
OPTIMALISASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB TUGAS INDIVIDU MELALUI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 26 Bandung Kelas VIII C)
Oleh:
YUDI IRAWAN
1103264
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Yudi Irawan 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tanggung jawab siswa terhadap tugas individu yang diberikan guru dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP Negeri 26 Bandung. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memperbaiki masalah rendahnya tanggung jawab siswa terhadap tugas individu ini. Rendahnya tanggung jawab terhadap tugas individu ini dapat menghambat keberhasilan belajar siswa karena dapat mengurangi nilai. Selain itu dapat mengahambat proses pembelajaran karena tugas IPS yang diberikan akan didiskusikan pada pertemuan selanjutnya. Bila siswa tidak mengumpulkan tugas maka bahan diskusi menjadi berkurang. Media dan cara pengumpulan tugas menjadi alasan siswa tidak mengumpulkan tugas sehingga perubahan media dan cara pengumpulan tugas dipilih untuk mengoptimalkan tanggung jawab siswa terhadap tugas individu. Media yang dipilih adalah media sosial facebook yang sangat digemari oleh siswa. Media ini dipilih karena seluruh siswa memiliki akun facebook dan alat untuk mengaksesnya. Pada pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dari Kemmis dan Taggart. Setiap siklus dalam PTK ini terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi. Penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga siklus dimana setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan sehingga total ada enam tindakan. Penelitian yang telah dilakukan memperoleh hasil yang baik. hal tersebut terlihat dari hasil perolehan data disetiap siklusnya. Pada siklus pertama, tingkat tanggung jawab siswa terhadap tugas individu berada pada kategori “Kurang”. Pada siklus kedua mengalami peningkatan yang signifikan sehingga nilai yang diperoleh
menjadi “Baik”. pada siklus ketiga, peningkatan yang terjadi tidak begitu signifikan
ABSTRACT
This research is conducted because of the lack of responsibility of student toward the individual task that given by the teacher in the social subject on the C class of eighth grade 26 of junior high school state in Bandung. The purpose of this research is to correct the problem of student that have the lack of responsibility toward the individual task. The lack of responsibility toward the individual task can slowing
down the success of student’s learning whereas it affects the score. It also affect the
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar belakang
Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat memiliki tujuan dan
cita-cita. Salah satu cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut tentunya dapat dilakukan
dengan banyak cara. Salah satu pilar penting dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa adalah pendidikan. Pendidikan sebagai ujung tombak atau cara
utama dalam mewujudkan salah satu cita-cita bangsa tersebut. Seperti yang kita
tahu, mengartikan pendidikan memang sangatlah kompleks. Untuk dapat menarik
kesimpulan mengenai pendidikan haruslah dipandang dari berbagai aspek, unsur,
dan dari setiap disiplin ilmu. Namun, hal itu bukan menjadi masalah yang serius,
hal terpenting adalah memahami makna pendidikan itu sendiri sebagai upaya
pengembangan sumber daya manusia. Seperti halnya yang diutarakan Ki Hajar
Dewantara, pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan perkembangan budi
pekerti, pikiran (intelek) dan jasmani anak. Begitupun dengan pengertian yang
tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional,
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan yang pada hakekatnya adalah alat utama untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, tentunya terdapat kegiatan belajar dan pembelajaran
didalamnya. Pada hakikatnya, belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan
dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri. Mencerdaskan
kehidupan bangsa berarti mencerdaskan sumber daya manusianya. Untuk
mencapai hal tersebut tentunya dibutuhkan usaha yang maksimal untuk mencapai
dunia pendidikan haruslah maksimal. Suatu pembelajaran dikatakan berhasil
apabila timbul perubahan tingkahlaku positif pada peserta didik sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Pada perkembangannya, dalam
konteks pembelajaran di kelas, guru bukan lagi menjadi pusat melainkan hanya
sebagai fasilitator untuk keberhasilan anak didiknya.
Sumber daya manusia yang cerdas bukan hanya sekedar pintar dalam
memahami konsep-konsep dan teori saja, melainkan harus peka terhadap berbagai
permasalahan yang terjadi dan pandai untuk menyelesaikannya. Salah satu mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah yang ditujukan untuk membekali peserta didik
agar peka terhadap permasalahan sosial dan pandai dalam menyelesaikan masalah
adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial atau disingkat IPS. Istilah Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan terjemahan dari apa yang di dunia pendidikan
dasar dan lanjutan Amerika Serikat dinamakan Social Studies. Dengan demikian
IPS boleh saja diartikan penelaahan masyarakat. Pada pelaksanaanya IPS
mengintegrasikan disiplin ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, geografi, ekonomi,
sejarah, dll. Effendi, dkk (2009. hlm 14) menjelaskan IPS merupakan suatu
bidang kajian multidisiplin yang menekankan kepada permasalahan sosial yang
ada di lingkungan siswa yang diberikan dari jenjang Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Menurut Sapriya,dkk (2009. hlm 12) IPS bertujuan untuk mempersiapkan
siswa sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah
pribadi dan masalah sosial serta kemampuan untuk mengambil keputusan dalam
berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Dengan
demikian, IPS sebagai salah satu mata pelajaran tidak hanya mengajarkan atau
menjelaskan konsep semata, melainkan juga membekali siswa dengan sikap,
perilaku, dan kemampuan untuk mempersiapkan siswa menjadi warga Negara
yang baik dan pandai menyelesaikan masalah. Dari penjelasan tersebut, bisa kita
sebut bahwa IPS bertujuan untuk mencetak peserta didik menjadi warga negara
3
satunya adalah memiliki tanggung jawab yang tinggi, baik kepada orang lain
maupun diri sendiri. Sebenarnya tanggung jawab merupakan sifat dasar manusia
yang sudah menjadi kodrat bahwa manusia terlahir dengan dibebani tanggung
jawab.
Berdasarkan temuan awal pada observasi awal yang peneliti lakukan di
SMP Negeri 26 Bandung kelas VIII C, ditemukan beberapa permasalah yang
terjadi dikelas. Permasalahan yang paling menonjol adalah masalah rendahnya
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Rendahnya tanggung
jawab ini bisa terlihat ketika guru meminta tugas yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya, banyak siswa yang tidak mengumpulkan. Hal tersebut
bukan kali pertama terjadi melainkan sudah berulang-ulang. Untuk memastikan
permasalah tersebut, peneliti mencoba untuk membuktikan dengan memberikan
tugas individu kepada siswa. Siswa diberi waktu selama satu minggu untuk
mengerjakan tugas. Pada waktu yang telah ditentukan, peneliti meminta tugas
yang telah diberikan dan kenyataannya benar bahwa banyak siswa yang tidak
mengumpulkan tugas. Dari 36 jumlah keseluruhan siswa, hanya 13 orang yang
mengumpulkan.
Peneliti melaksanakan wawancara langsung kepada siswa mengenai
hambatan atau masalah apa yang menyebabkan mereka tidak mengumpulkan
tugas. Jawaban yang dominan adalah mereka malas, karena bosan dengan cara
mereka mengumpulkan tugas. Mereka harus menulis tugas dalam buku tugas,
sedangkan tugas yang diberikan banyak karena bukan hanya IPS saja, melainkan
mata pelajaran lain pun memberikan tugas. Permasalahan tersebut memang bisa
dikatakan permasalahan serius. Namun belum ada penanganan khusus dari guru
IPS untuk mengatasi hal tersebut. Hal itu terlihat ketika guru tidak memberi
teguran apapun kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas. Hal itu pula yang
menyebabkan menjadi kebiasaan siswa lalai terhadap tugas yang diberikan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti mencoba memanfaatkan
kemajuan teknologi dalam pembelajaran yaitu menggunakan media sosial
siswa di kelas VIII C SMP Negeri 26 Bandung memiliki akun media sosial
facebook Atas dasar itu media facebook di manfaatkan untuk mengumpulkan tugas agar ada kegiatan positif untuk pelajar dalam menggunakan facebook.
Pengumpulan tugas melalui facebook ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama guru membuat grup facebook kelas terlebih dahulu untuk memudahkan
posting tugas. Pada postingan tersebut siswa diberikan kebebasan menjawab dalam kolom komentar. Cara kedua tugas di posting dalam grup kelas, kemudian
file jawaban dikirim kepada pesan pribadi guru. Dengan demikian diharapkan mampu memacu siswa untuk mengumpulkan tugas karena caranya yang mudah
dan menyenangkan. Selain itu juga bisa menghemat kertas sebagai bagian dari
pembelajaran berbasis lingkungan hidup. Peningkatan tanggung jawab tugas
individu ini dapat terlihat dari adanya peningkatan jumlah siswa yang
mengumpulkan dan ketepatan waktu pengumpulan. Melalui facebook, postingan
siswa akan terlihat jelas tanggal dan jam berapa mereka mengumpulkan tugas.
Sehingga memudahkan peneliti untuk menilai apakah ada peningkatan tanggung
jawab atau tidak.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul, “Optimalisasi Karakter Tanggung Jawab Tugas Individu melalui Media Sosial Facebook dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 26 Bandung Kelas VIII C)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti mengambil rumusan umum penelitian adalah: “Bagaimana meningkatkan
tanggung jawab siswa terhadap tugas individu melalui media sosial facebook
dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP Negeri 26 Bandung?”
Untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan maka berdasarkan latar
belakang peneliti merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
5
2. Bagaimana guru melaksanakan penggunaan media sosial facebook untuk meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa dalam pembelajaran
IPS.
3. Bagaimana guru melakukan refleksi penggunaan media sosial facebook
untuk meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa.
4. Sejauh mana efektifitas penggunaan media sosial facebook dalam meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa melalui facebook . 2. Mendeskripsikan proses guru merencanakan penggunaan facebook sebagai
media untuk meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa.
3. Memaparkan pelaksanaan penggunaan facebook sebagai media untuk
meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa.
5. Mengetahui tingkat efektifitas penggunaan facebook sebagai media untuk meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa.
6. Mendeskripsikan hambatan dan evaluasi penggunaan facebook sebagai media untuk meningkatkan tanggung jawab tugas individu siswa.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan fokus masalah yang diambil peneliti, maka akan didapat
manfaat atau kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan inspirasi kepada setiap
pembaca pada umumnya dan guru-guru pada khususnya untuk dapat
memanfaatkan kemajuan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar.
2.Manfaat praktis
a. Bagi guru
Sebagai bahan rujukan untuk guru bahwa pembelajaran harus dapat
b. Bagi siswa
1) Melatih siswa untuk meningkatkan karakter tanggung jawab dalam hal ini
tanggung jawab terhadap tugas individu yang diberikan guru.
2) Memberikan cara dan susana baru kepada siswa dalam pengumpulan tugas
c. Bagi sekolah
1) Masukan untuk bahan pertimbangan peningkatan kualitas pembelajaran IPS
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 26 Bandung.
2) Memajukan kualitas pendidikan di sekolah dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi dan perkembangan media sosial yang sangat pesat.
E. Struktur Penulisan Skripsi
Pembahasan dalam penelitian ini dibagi kedalam lima BAB dengan
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. BAB I (pendahuluan). Pada BAB I ini mencakup latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, menfaat penelitian, dan struktur
organisasi skripsi.
2. BAB II (kajian pustaka). Pada BAB II ini mencakup hasil dari kajian pustaka
dan teori yang mendukung penelitian.
3. BAB III (metode penelitian). Pada BAB III ini mencakup lokasi dan subjek
penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, serta teknik pengumpulan dan pengolahan data.
4. BAB IV (pembahasan). Pada BAB IV ini membahas tentang hasil penelitian.
5. BAB V (kesimpulan dan saran). Pada BAB V ini mencakup penarikan
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMP Negeri 26
Bandung yang beralamat di Jalan Sarimanah Blok 23 Sarijadi Kota Bandung.
Lokasi ini dipilih karena merupakan tempat peneliti mengajar dan permasalahan
yang ditemukan bersangkutan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian
ini yang berlokasi di SMP Negeri 26 Bandung ini di fokuskan kepada
siswa-siswa kelas VIII C. Dari beberapa kelas yang telah diobservasi sebelumnya
peneliti memutuskan untuk melaksanakan penelitian di kelas VIII C. Kelas ini
dipilih karena terdapat masalah yang terjadi secara berulang yaitu kurangnya
kesadaran atau tanggung jawab terhadap tugas individu.
B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Arifin (2011. hlm 140) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan
kondisi objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang
dikumpulkan terutama data kualitatif. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan
Sugiyono (2013. hlm 14) yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif sering
disebut penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah. Penelitian kualitatif merupakan metode yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme yang digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah.
Creswell (2013. hlm 4) mengatakan bahwa kualitatif adalah metode untuk
mengekplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari masalah sosial
atau kemanusiaan. Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks,
menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan informan, dan keseluruhan
penelitian berlangsung dalam latar situasi yang alamiah. Penelitian kualitatif
menempatkan peneliti sebagai instrumen utama atau kunci. Hal itu dikarenakan
dan mempelajari situasi. Hal tersebut senada dengan apa yang dikatakan Arifin
(2011. hlm 143) yang menyatakan bahwa penelitian kualitaif lebih menekankan
pada peneliti sebagai instrumen kunci.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan
Kelas atau PTK. Lewin (Arifin, 2011. Hlm 96) menyatakan, PTK merupakan cara
guru untuk mengorganisasikan pembelajaran menurut pengalamannya sendiri atau
pengalamannya berkolaborasi dengan guru lain. Suyanto dalam Basrowi (2008.
hlm 26) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk
penelitian yang besifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar
memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran secara lebih
profesional.
Dave Ebbutt (Arifin, 2011. hlm 96) menjelaskan, penelitian tindakan kelas
adalah suatu studi percobaan yang sistematis untuk memperbaiki praktik
pendidikan dengan melibatkan kelompok partisipan (guru) melalui tindakan
pembelajaran dan refleksi mereka sebagai akibat dari tindakan tersebut. Rapoport
(Arifin. 2011. hlm 96) menyatakan penelitian tindakan kelas digunakan untuk
membantu seseorang mengatasi masalah-masalah praktis dalam situasi darurat
dan membantu pencapaian tujuan social science secara kolaboratif sesuai dengan
norma dan aturan yang telah disepakati.
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk:
a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil
pendidikan dan pembelajaran disekolah dan LPTK
b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas.
c. Meningkatkan kemampuan dan layanan professional guru dan tenaga
kependidikan.
d. Mengembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah dan LPTK.
e. Meningkatkan dan mengembangkan keterampilan guru dan tenaga
37
f. Meningkatkan kerjasama professional diantara gurub dan tenaga
kependidikan di sekolah dan LPTK.
Sampai saat ini ada beberapa model PTK sering digunakan di dalam dunia
pendidikan, di antaranya Model Kurt Lewin, Model Kemmis dan Mc Taggart,
[image:14.595.176.510.265.546.2]Model John Elliot, Model Dave Ebbutt, dan Model McKernan. Berikut ini model PTK yang peneliti gunakan yaitu Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988).
Gambar 3.1 PTK Model Spiral dari Kemmis & Taggart
(http://www.ishaqmadeamin.com/2012/11/model-ptk-3-model-spiral-dari-kemmis.html [diakses 23-04-2015] )
Model spiral ini terdapat kegitan pokok yang dilakukan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahap perencanaan dilakukan untuk
menyusun rencana tindakan berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan
dalam kegiatan observasi awal. Pada tahap ini semua hal yang menyangkut
penelitian dipersiapkan mulai dari RPP sampai instrumen yang disesuaikan.
Tahap tindakan dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah yang ditemukan
sebelumnya, dengan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat. Tahap
selanjutnya yaitu pengamatan. Melalui pengamatan peneliti mengamati dampak
atau hasil dari tindakan, apakah ada perubahan atau tidak.
Tahap yang terakhir yaitu tahap refleksi. Pada tahap ini peneliti mengkaji
hasil dari berbagai aspek. Pada tahap ini peneliti dapat mengetahui dan
menetapkan hal-hal apa saja yang telah tercapai dan yang belum tercapai.
Kemudian melakukan perbaikan terhadap rencana awal. Keempat kegiatan pokok
tersebut termasuk kedalam satu siklus penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas,
peneliti tidak mengetahui pasti akan berapa siklus yang digunakan untuk
mencapai titik jenuh atau situasi dimana terdapat perbaikan dari masalah yang
diteliti. Apabila dalam satu siklus belum ada perubahan kearah yang lebih baik
maka dilanjutkan pelaksanaan siklus dua dan seterusnya sampai masalah
terselesaikan.
C. Definisi Operasional
Penelitian ini berjudul Peningkatan Tanggung Jawab Tugas Individu Siswa
melalui Media Sosial Facebook dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 26 Bandung Kelas VIII C). Dalam judul tersebut terdapat
istilah-istilah operasional yang mungkin dapat diartikan berbeda antara peneliti
yang juga penulis dengan pembaca. Untuk menghindari hal tersebut berikut ini
akan dijabarkan maksud dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul.
1. Tanggung jawab
Pendidikan saat ini menekankan kepada pembangunan nilai karakter siswa.
Setidaknya terdapat 18 nilai karakter yang diharapkan dapat dibangun. Salah satu
karakter tersebut adalah tanggung jawab. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya
(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Tanggung
jawab adalah kodrat yang melekat kepada manusia saat ia dilahirkan. Setiap
39
Tanggung jawab bisa dilihat dari dua sisi yang berbeda yaitu dari sisi pihak
yang berbuat dan dari pihak yang memiliki kepentingan. Dilihat dari pihak yang
berbuat maksudnya ia sadar bahwa dalam dirinya terdapat kewajiban yang harus
dilaksanakannya sedangkan dari sisi yang memiliki kepentingan adalah ketika
seseorang dipaksakan oleh orang lain melakukan kewajibannya yang disebabkan
ia tidak sadar atau tidak melakukan yang sebagaimana mestinya ia lakukan.
2. Tugas Individu
Tugas dan individu merupakan dua kata yang terpisah dan tentunya berbeda
makna pula. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi) tugas berarti sesuatu
yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilaksanakan. Tugas juga
berarti pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang. Dalam konteks lain
tugas juga bisa berupa suruhan atau perintah seseorang kepada orang lainnya.
Individu adalah orang seorang yang terpisah dari yang lainnya. Dengan
demikian tugas individu adalah sesuatu yang wajib dikerjakan dan menjadi
tanggung jawab orang perorangan.
3. Facebook
Facebook adalah salah satu media sosial yang digandrungi masyarakat Indonesia bahkan dunia. Facebook memungkinkan kita untuk membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman, berbincang melalui pesan,
dan bahkan menuliskan apa yang kita rasakan pada sebuah laman yang disebut
dinding Facebook.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti
sendiri. Selain peneliti sendiri yang menjadi instrumen, dalam penelitian ini
peneliti menggunakan catatan lapangan dan lembar observasi sebagai instrumen
untuk mengumpulkan data. Adapun format instrumen yang digunakan dalam
Tabel 3.1
Format Lembar Observasi Penilaian RPP
OPTIMALISASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB TUGAS INDIVIDU
MELALUI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PEMBELAJARAN IPS
Siklus
Tindakan
SK
KD
Hari, tanggal
Identitas Pengamat Tanda Tangan
Nama
Nip/Nim
NO Aspek yang dinilai Keterangan
Ya Tidak 1. Rumusan Tujuan Pembelajaran
a. Rumusan tujuan menggambarkan pencapaian
kompetensi dasar dan indikator
b. Rumusan tujuan menggambarkan pencapaian aspek
kognitif, psikomotorik, dan afektif.
c. Rumusan tujuan memberi petunjuk terhadap
pendekatan atau metode pembelajaran yang akan
41
2. Penjabaran Indikator
a. Indikator dijabarkan dari kompetensi dasar
b. Indikator dirumuskan berdasarkan aspek kompetensi
c. Indikator dirumuskan menggunakan kata operasional
(dapat diukur berupa hasil)
3. Materi Pembelajaran
a. Materi ajar disusun mengacu kepada tujuan, indikator,
dan kompetensi dasar.
b. Materi ajar disusun secara sistematis
c. Materi ajar disusun dengan memperhatikan kebutuhan
peserta didik
4. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Skenario pembelajaran mendukung tujuan, indikator,
dan kompetensi dasar yang akan dicapai
b. Skenario pembelajaran mencerminkan komunikasi
berpusat pada siswa
c. Skenario pembelajaran disusun sesuai dengan alokasi
waktu
d. Kesesuaianm strategi dan metode pembelajaran
dengan karakter peserta didik
5. Media Pembelajaran
a. Media sesuai dengan tuntutan tujuan, indikator, dan
kompetensi dasar
c. Media yang dipilih memperjelas pemahaman konsep
peserta didik
d. Media seuai dengan karakter peserta didik
6. Evaluasi
a. Mencantumkan jenis, teknik, dan bentuk evaluasi
b. Butir soal relevan dengan tujuan, indikator, dan
kompetensi dasar
c. Butir soal memperhatikan sebaran tingkat kesulitan
Skor yang diperoleh
Presentase
Nilai
*Keterangan
YA = 1 Poin
TIDAK = 0 Poin
Rumus memperoleh presentase dan keterangan nilai :
Presentase aktivitas guru = Perolehan skor x 100% Seluruh aktivitas
Presentase aktivitas siswa = Perolehan skor x 100%
Seluruh aktivitas
Nilai Keterangan presentase
Sangat baik 85,0 % - 100 %
Baik 70, 0 % - 84,5 %
Cukup 55, 0 % - 69, 9 %
Kurang 40, 0 % - 54, 9 %
43
Tabel 3.2
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN PENAMPILAN GURU
OPTIMALISASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB TUGAS INDIVIDU
MELALUI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PEMBELAJARAN IPS
Siklus
Tindakan
SK
KD
Hari, tanggal
Identitas Pengamat Tanda Tangan
Nama
Nip/Nim
NO Aspek yang diamati Keterangan
Ya Tidak 1. Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam dan memimpin doa sebelum
memulai pelajaran
b. Mengkondisikan kelas agar siap untuk mengikuti
pelajaran
c. Melaksanakan kegiatan untuk menjaga kebersihan
kelas
e. Menanyakan materi yang dipelajari dipertemuan
sebelumnya untuk kemudian dihubungkan dengan
materi yang akan dipelajari
f. Memberikan apersepsi dan motivasi
2. Kegiatan Inti
a. Pengelolaan waktu sesuai dengan apa yang telah
direncanakan dalam RPP.
b. Menyampaikan materi pembelajaran
c. Memberi kesempatan siswa untuk aktif bertanya
d. Memperhatikan respon peserta didik yang
belum/kurang memahami materi pembelajaran yang
diajarkan
e. Menggunkan media secara efektif dan efisien
f. Memberi arahan terkait tugas yang harus
dikumpulkan melalui facebook.
3. Kegiatan Penutup
a. Melaksanakan refleksi dan menyimpulkan
pembelajaran
b. Memberikan tugas sebagai evaluasi pembelajaran
c. Berdoa dan mengucapkan salam untuk menutup
pelajaran
Skor yang diperoleh
Presentase
Nilai
*Keterangan
YA = 1 Poin
45
Rumus memperoleh presentase dan keterangan nilai :
Presentase aktivitas guru = Perolehan skor x 100% Seluruh aktivitas
Presentase aktivitas siswa = Perolehan skor x 100%
Seluruh aktivitas
Nilai Keterangan presentase
Sangat baik 85,0 % - 100 %
Baik 70, 0 % - 84,5 %
Cukup 55, 0 % - 69, 9 %
Kurang 40, 0 % - 54, 9 %
Sangat kurang 0 % - 39, 9 %
[image:22.595.106.525.144.762.2]Tabel 3.3
Format Lembar Observasi Penilaian Tingkat Tanggung Jawab Siswa Terhadap Tugas Melalui Media Sosial Facebook
OPTIMALISASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB TUGAS INDIVIDU
MELALUI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PEMBELAJARAN IPS
Siklus
Tindakan
SK
KD
Hari, tanggal
Identitas Pengamat Tanda Tangan
Nama
Nip/Nim
No Indikator Penilaian
SB B C K SK
1 Kuantitas
2 Disiplin
a. Mentaati ketentuan yang tertera pada tugas
b. Mengumpul kan tugas tepat waktu
3 Kualitas tugas
a. Ketepatan jawaban
b. Jawaban disertai dengan analisis
c. Nilai tugas diatas KKM yang ditetapkan
Skor yang diperoleh Presentase
Nilai
*Keterangan
Nilai dan Bobot Keterangan presentase
Sangat baik (5) 85,0 % - 100 %
Baik (4) 70, 0 % - 84,5 %
Cukup (3) 55, 0 % - 69, 9 %
Kurang (2) 40, 0 % - 54, 9 %
Sangat kurang (1) 0 % - 39, 9 %
Presentase aktivitas guru = Perolehan skor x 100% Skor maksimal
47
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian
No Indikator Penilaian
SB B C K SK
1 Kuantitas a. Jumlah
siswa yang mengumpu l kan tugas
30-36 siswa mengumpul kan tugas 22-29 siswa mengumpul kan tugas 14-21 siswa mengumpul kan tugas 8-13 siswa mengump ulkan tugas 1-7 siswa mengum pulkan tugas
2 Disiplin c. Mentaati ketentuan yang tertera pada tugas 30-36 siswa mengumpul kan tugas sesuai ketentuan 22-29 siswa mengumpul kan tugas sesuai ketentuan 14-21 siswa mengumpul kan tugas sesuai ketentuan 8-13 siswa mengump ul kan tugas sesuai ketentuan 1-7 siswa mengum pulkan tugas sesuai ketentua n d. Mengumpu
l kan tugas tepat waktu 30-36 siswa mengumpul kan tugas tepat waktu 22-29 siswa mengumpul kan tugas tepat waktu 14-21 siswa mengumpul kan tugas tepat waktu 8-13 siswa mengump ulkan tugas tepat waktu 1-7 siswa mengum pulkan tugas tepat waktu
3 Kualitas tugas a. Ketepatan jawaban 30-36 siswa memberika n jawaban dengan tepat
Tabel 3.5 Instrumen Wawancara
Nama :
Sekolah : Kelas : Jenis kelamin :
NO Pertanyaan Jawaban
1 Apakah anda merasa senang jika mengumpulkan tugas melalui media
sosial facebook ?
2 Apakah melalui media sosial
facebook ini pengumpulan tugas menjadi lebih efektif ?
3 Apakah melalui media sosial
facebook ini anda menjadi lebih terpacu untuk mengumpulkan tugas ?
4 Dengan tata cara pengumpulan tugas melalui media sosial facebook ini,
apakah anda merasa lebih
bertanggung jawab untuk
analisis disertai dengan analisis dengan analisis disertai dengan analisis disertai dengan analiss disertai dengan analisis c. Nilai tugas
diatas KKM yang ditetapkan 30-36 siswa mendapat nilai diatas KKM
49
mengumpulkan tugas ?
5 Apa yang perlu diperbaiki dari tata cara pengumpulan tugas melalui
media sosial facebook ini ?
E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian yang akan dilakukan, peneliti ,menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data agar data yang diperoleh valid dan sesuai dengan apa yang diperlukan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
oleh peneliti terdiri dari dua cara, yaitu wawancara dan observasi.
a. Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu percakapan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan
pada suatu masalah tertentu. Teknik ini peneliti gunakan untuk memperoleh data
dari siswa dan guru dengan cara langsung bertanya kepada subjek. Sugiyono
(2013. hlm 194) menyatakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalah yang
harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam. Wawancara ini bisa berupa wawancara terstruktur maupun
tidak terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan dengan menggunakan
instrumen penelitian berupa pertanyan-pertanyaan tertulis yang pilihan
jawabannya pun telah tersedia. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara tidak
terstruktur.
b. Observasi
Menurut Sugiyono (2013. hlm 203) observasi sebagai teknik pengumpulan
data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain.
Sutrisno dalam sugiyono (2013. hlm 203) mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis.
Kegiatan observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan cara mengamati
setiap kegiatan yang berlangung dikelas ketika jam pelajaran berlangsung dan
juga dilakukan diluar kelas yaitu melalui media sosial Facebook. Dalam hal ini yang menjadi objek observasi adalah siswa-siswi di kelas 8 C SMP Negeri 26
Bandung. Pada observasi ini peneliti menggunakan pedoman observasi (lembar
observasi) yang tersusun dan memuat aspek- aspek atau gejala- gejala yang perlu
diperhatikan pada waktu penelitian berlangsung.
2. Pengolahan Data a. Validasi Data
Validasi data sangat penting peranannya dalam penelitian. Validasi data
digunakan untuk mengetahui data tersebut valid atau tidak. Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid, jadi validitas merupakan salah satu syarat penting dalam pelaksanaan seluruh jenis
kegiatan penelitian termasuk penelitian tindakan kelas. Untuk melihat valid
tidaknya suatu data, Hopkins (Wiriaatmadja. 2009. hlm 168) menggunakan
teknik sebagai berikut :
1) Member chek, yakni dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh peneliti dengan cara mengkonfirmasikan
kepada guru kelas pada setiap akhir tindakan.
51
yakni kepala sekolah, guru pamong, guru lain, siswa, staf TU dan sebagainya.
Hasil triangulasi ini kemudian dijabarkan dalam catatan lapangan.
3) Eksplanasi saingan atau kasus negatif, yakni tindakan pencarian data yang mendukung, apabila tidak berhasil menemukannya maka hal ini mendukung
kepercayaan atas hipotesis, konstruk, atau kategori dalam penelitian yang
sedang dilaksanakan.
4) Audit Trial, yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan teman sejawat atau dosen
pembimbing.
5) Expert Opinion, merupakan tahap akhir validasi yang mana penulis mengkonsultasikan hasil temuan kepada pakar dibidangnya. Dalam hal ini
peneliti mengkonfirmasikannya dengan dosen pembimbing, sehingga hasil
penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.
6) Keys Respondents Review, yakni meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti yang banyak mengetahui tentang penelitian tindakan kelas, untuk
mencatat draf awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga cara untuk mengolah dan
memvaliditas data yaitu melalui member chek, audit trial, dan expert opinion.
b. Analisis Data
Setelah data diperoleh dan di validasi, selanjutnya peneliti akan
melaksanakan analisis data. Data yang berifat kualitatif diolah selama penelitian
berlangsung. Sedangkan untuk mendapatkan data kuantitatif digunakan rumus
tertentu. Adapun rumus presentase yang merujuk pada Santyasa (2007. hlm 24)
adalah sebagai berikut.
Presentase aktivitas guru = Perolehan skor x 100% Seluruh aktivitas
Presentase aktivitas siswa = Perolehan skor x 100%
Skor maksimal
Sangat baik 85,0 % - 100 %
Baik 70, 0 % - 84,5 %
Cukup 55, 0 % - 69, 9 %
Kurang 40, 0 % - 54, 9 %
[image:29.595.83.488.113.226.2]Sangat kurang 0 % - 39, 9 %
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan dengan judul Optimalisasi Karakter Tanggung Jawab Tugas Individu
melalui Media Sosial Facebook dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas
di SMPN 26 Bandung Kelas VIII C). Selain hasil dari penelitian, pada bab ini juga
akan dibahas mengenai saran atau rekomendasi untuk pihak-pihak terkait agar apa
yang telah dilakukan dalam penelitian ini mampu bermanfaat untuk dan dapat
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran kedepannya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dari hasil pengamatan yang
telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara keseluruhan, penyusunan RPP yang dilakukan masuk kedalam kategori
“Sangat Baik”. Hasil dari penilaian terhadap RPP yang dibuat peneliti menunjukan presentase 80% pada siklus pertama kemudian meningkat menjadi
85% pada siklus kedua dan kembali meningkat menjadi 90% pada siklus ketiga.
Berdasarkan presentase tersebut, penyusunan RPP pada siklus pertama masuk
kedalam kategori “Baik”, siklus kedua “Sangat Baik”, dan siklus ketiga “Sangat Baik”. peningkatan yang terjadi dikatakan stabil karena menunjukan peningkatan sebesar 5% pada setiap siklusnya. Perencanaan pembelajaran yang telah
dilakukan peneliti disusun dalam sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Penyusunan RPP tidak terlepas dari arahan dan masukan dari guru mitra
serta dosen pembimbing skripsi. Hal pertama yang dilakukan adalah
mendiskusikan terkait materi dan SK KD yang akan digunakan dalam penelitian.
Setelah materi dan SK KD ditentukan, selanjutnya peneliti menentukan metode,
media, skenario, sereta evaluasi pembelajaran yang akan digunakan untuk
mengoptimalisasikan karakter tanggung jawab tugas individu melalui media
penilaian terhadap RPP yang dibuat dengan menggunakan instrumen yang telah
ditentukan yaitu lembar observasi RPP.
2. Penampilan mengajar peneliti dalam penelitian ini dapat dikatakan “Sangat
Baik”. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan setiap siklusnya selalu diamati oleh guru mitra untuk kemudian dinilai menggunakan intrumen penilaian lembar
observasi penampilan mengajar. Hasil dari pengamatan dan penilaian yang
dilakukan guru mitra pada siklus pertama menunjukan hasil presentase sebesar
73.40%. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus kedua dengan hasil
presentase sebesar 86.70%, dan meningkat lagi pada siklus ketiga dengan
presentase sebesar 93.30%. Berdasarkan presentase tersebut maka penampilan
mengajar pada siklus pertama dapat dikategorikan “Baik”. kemudian ada peningktan pada siklus kedua sehingga masuk dalam kategori “Sangat Baik”.
Walaupun dalam presentase siklus ketiga terdapat peningkatan, namun masih
tetap berada dalam kategori “Sangat Baik”. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga siklus dimana setiap
siklus terdiri dari dua tindakan. Tindakan pertama dalam setiap siklus diisi
dengan pembelajaran dan persiapan pemberian tugas melalui media sosial
facebook dan pemberian tugas dilaksanakan dalam tindakan kedua setiap siklusnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti menggunakan beberapa
metode pembelajaran diantaranya metode diskusi tipe jigsaw, snowball throwling, kepala bernomor terstruktur, dan model pembelajaran langsung (ceramah).
3. Setiap mengakhiri siklus peneliti bersama guru mitra selalu melakukan refleksi
untuk mengetahui hambatan-hambatan selam siklus. Karena kegiatan refleksi
peneliti dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki
dipertemuan selanjutnya. Hasil refleksi pada siklus pertama ditemukan beberapa
permasalahan yang diantaranya yaitu penggunaan media yang tidak efektif dalam
120
tugas yang diberikan. Pemberian tugas melalui media sosial facebook pada siklus pertama belum dapat meningkatkan karakter tanggung jawab yang karena
penentuan waktu pengumpulan tugas yang singkat. Selain itu juga peneliti tidak
mengingatkan kepada siswa untuk segera mengumpulkan tugas. Hal-hal tersebut
menjadi hambatan pada pelaksanaan siklus pertama. Setelah dilakukan refleksi
dan mengevaluasi apa yang terjadi, peneliti memperbaiki hal-hal yang menjadi
hambatan tersebut pada siklus selanjutnya sehingga pada siklus selanjutnya
mengalami perbaikan dan peningkatan.
4. Hasil penelitian manunjukan bahwa penggunaan media sosial facebook dapat meningkatkan tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan. Tanggung
jawab siswa terhadap tugas individu sudah dapat dikatakan “Baik”. Hal tersebut
terlihat dari penilaian yang telah dilakukan terhadap tingkat tanggung jawab
siswa pada setiap siklusnya. Tingkat tanggung jawab siswa pada siklus pertama
dapat dikatakan “Kurang” karena hanya menunjukan presentase sebesar 50%.
Kemudian mengalami peningktan yang signifikan yaitu sebesar 23.40% sehingga
pada siklus kedua mencapai presentase 73.40% sehingga msuk kedalam kategori
“Baik”. Sedangkan pada siklus ketiga walaupun mengalami peningktan namun tidak begitu signifikan dengan presentase sebesar 76.70%. Melihat hasil tersebut
peneliti menyimpulkan bahwa tingkat tanggung jawab siswa terhadap tugas
individu sudah mencapai titik optimal pada siklus ketiga. Berdasarkan presentase
yang diperoleh, tingkat tanggung jawab pada siklus pertama masuk kedalam
kategori “Kurang” kemudian mengalami peningktan yang signifikan pada siklus kedua sehingga masuk kedalam kategori “Baik”. Pada siklus ketiga walaupun ada peningktan namun tetap berada dalam kategori “Baik” sehingga nilai sudah terlihat jenuh dan penelitian dapat dikatakan berhasil. Karena sudah mencapai
titik jenuh, maka penelitian telah selesai dan tidak perlu dilakukan tindakan
B. Saran
Setelah melaksanakan penelitian dan mendapatkan pengalaman dalam
penelitian ini, maka peneliti dapat berbagai pengalaman dan menyampaikan
beberapa saran untuk pihak-pihak terkait, yaitu :
1. Bagi Pihak Sekolah
Setelah adanya penelitian ini, peneliti berharap pihak sekolah untuk terus
melakukan perbaikan dalam pembelajaran dan memanfaatnkan kemajuan teknologi
yang semakin pesat dimasa sekarang ini. Kemajuan teknologi khususnya
perkembangan internet dan media sosial harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin
untuk menunjang proses belajar mengajar agar pembelajaran disekolah tidak
tertinggal oleh kemajuan teknologi.
2. Bagi Guru
Bagi guru, penggunaan media sosial facebook sebagai media untuk mengumpulkan tugas mungkin dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS di tempat
lain. Hal ini agar pemanfaatan teknologi khususnya media sosial dapat lebih positif
lagi dan pengumpulan tugas menjadi lebih efisien.
3. Bagi Siswa
Berdasar hasil wawancara, siswa berfikir menggunakan media sosial facebook
hanya untuk bermain dan hiburan semata. Padahal media sosial tersebut dapat lebih
bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran salah satunya sebagai media untuk
mengumpulkan tugas. Oleh karenanya, diharapkan siswa tidak lagi memanfaatkan
media sosial sebagai hiburan dan alat untuk bermain semata melainkan dapat
digunakan untuk hal yang lebih positif lagi.
122
Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dirasa sudah baik untuk
mengoptimalkan karakter tanggung jawab siswa terhadap tugas dengan
memanfaatkan media sosial facebook. Mengingat masih banyak manfaat positif
facebook yang tidak hanya untuk mengumpulkan tugas, peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya agar lebih manggali lagi manfaat media sosial facebook dalam pembelajaran misalnya untuk forum diskusi ataupun untuk bimbingan konseling
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Basrowi, dkk. (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Ghalia Indonesia
Creswell. J.W. (2013). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Djamarah, S.B, dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rhineka Cipta
Effendi, R. dkk. (2009). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Huda, M. (2013). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Huda, M. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.
Komalasari, K. (2011). Media Pembelajaran IPS. Bandung: Universitas Pendidiian Indonesia.
Mappiare, A. (1984). Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional
Moekijat. (1998). Analisis Jabatan. Bandung: Penerbit Mandar Maju
Qomaruzzaman, B. (2011). Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Ruhimat, T. dkk, (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
124
Sanjaya, W. (2013). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Santyasa, Wayan I. 2007. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
Sapriya, dkk. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosadakarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
.
Surya, M. (1981). Karateristik Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Tirtarahardja, U. dkk. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Usman. U.M. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan BelajarMengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Wiriaatmadja, R. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Yaumi, M. (2014). Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar & Implementasi. Jakarta: Prenadamedia Group
Zubaedi. (2001). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana
Sumber Lain:
Jurnal/skripsi :
Agustianingsih, K. (2013). Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa melalui Model Jigsaw dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Ips di Kelas VIII-12 Smp Negeri 1 Bandung). (Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Firdaus, N. (2013). Perbedaan Tingkat Kecanduan Jejaring Sosial Facebook pada Mahasiswa dengan Tipe Kepribadian Introvert dan Ekstravert (Studi Komparatif Deskriptif pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia). (Skripsi). FIP, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Irvegalina, S.S. (2014). Penerapan Pembelaran IPS Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Perilaku Tanggung Jawab Sosial Siswa ( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMP Pasundan 6 Bandung. (Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Ulfa, D. (2014). Meningkaatkan Tanggung Jawab Belajar dengan Layanan Konseling Individual Berbasis Self-Management pada Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Pemalang Tahun Pelajaran 2013/2014. (Skripsi). FIP, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Widuroyekti, B. (2006). Pendekatan Belajar Aktif dan Peningkatan Tanggung Jawab Mahasiswa dalam Proses Tutorial Tatap Muka. Jurnal Pendidikan Vol. 7 No. 1
Internet :
Syahputra, E.B. (2015). Dampak Positif dan Negatif dari Jejaring Sosial Menurut Kacamata Islam. [Online].