• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MINAT BELAJAR, PERILAKU BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MINAT BELAJAR, PERILAKU BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh : RATNA KARTIKA DEWI

1013010043/FEB/EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS

Progdi Akuntansi

Diajukan Oleh : RATNA KARTIKA DEWI

1013010043/FEB/EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(3)

ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

yang diajukan

RATNA KARTIKA DEWI 1013010043 / FEB / EA

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

DRA. EC. SRI HASTUTI, M.SI Tanggal : ...

Mengetahui Ketua Program Studi

(4)

ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

yang diajukan

RATNA KARTIKA DEWI 1013010043 / FEB / EA

telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

DRA. EC. SRI HASTUTI, M.SI Tanggal : ...

Mengetahui Ketua Program Studi

(5)

ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

yang diajukan

RATNA KARTIKA DEWI 1013010043 / FEB / EA

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

DRA. EC. SRI HASTUTI, M.SI Tanggal : ...

Wakil Dekan I

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

(6)

ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

pada tanggal 28 Maret 2014

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Sri Hastuti, Msi Dra. Ec. Sri Hastuti, Msi

Sekertaris

Dra. Ec. Siti Sundari, Msi

Anggota

Rina Moestika, SE, MM

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(7)

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan

menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula

memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

Minat Belajar, Perilaku Belajar dan Lingkungan Belajar Mahasiswa

Akuntansi Angkatan 2010 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur”.

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam

penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang

dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan

dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun

sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

(8)

kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang

sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Para Bapak/Ibu dosen dan seluruh staf pengajar yang pernah memberikan

ilmu, pengalaman, dan pembelajaran yang bermanfaat kepada penulis

selama menjadi Mahasiswa di Universitas Pembangunan

Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

6. Untuk kedua orangtua terima kasih telah membesarkan, merawat dan

menyekolahkan penulis hingga lulus sarjana. Terima kasih atas doa dan

dukungan kalian, sungguh kasih sayang kalian tidak dapat dibalas oleh

apapun. Kelak insyALLAH penulis akan membahagiakan kalian.

7. Untuk kedua adikku terima kasih atas motivasi dan dukungannya.

8. Seluruh keluarga besar penulis yang telah mendukung, mendoakan, dan

menyayangi penulis selama ini.

9. Ibu Rochani,SE,MM selaku pembina dan Bapak Ignatius Irwan selaku

pelatih Gita Widya Giri Choir terima kasih atas doa dan bimbingannya

selama menjadi anggota paduan suara.

10. Keluarga Besar Gita Widya Giri Choir yang telah memberikan banyak

inspirasi dalam kehidupan penulis.

(9)

Song Yi, Ila, Ayu, Novita dan kawan lainnya. Terima kasih atas

kebersamaan kita selama ini.

12. Mas Defri dan Juju terima kasih atas bantuannya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

13. Semua pihak yang telah sangat membantu namun tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk sekecil apapun doa dan

dukungan yang kalian berikan. .

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan

skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi

perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini

memberikan manfaat bagi pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Surabaya, 14 April 2014

(10)

KATA PENGANTAR ... i

2.2.1.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 15

2.2.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ... 16

2.2.1.4 Sarana – Sarana Untuk Membiasakan Belajar Yang Efektif ... 19

2.2.2 Minat Belajar ... 20

2.2.2.1 Pengertian Minat Belajar ... 20

(11)

2.2.4 Lingkungan Belajar ... 26

2.2.4.1 Pengertian Lingkungan Belajar ... 26

2.2.4.2 Macam – Macam Lingkungan Belajar ... 28

2.2.4.3 Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar ... 36

2.2.5 Prestasi Belajar ... 36

2.3 Kerangka Pemikiran ... 39

2.4 Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 41

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 41

3.2.1 Definisi Operasional Variabel ... 41

3.2.2 Pengukuran Variabel ... 46

3.3 Teknik Pengumpulan Sampel ... 47

3.3.1 Populasi ... 47

3.3.2 Sampel ... 47

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.4.1 Jenis Data ... 49

3.4.2 Sumber Data ... 49

3.4.3 Pengumpulan Data ... 49

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 50

3.5.1 Teknik Analisis ... 50

(12)

4.1.2 Deskripsi Variabel ... 58

4.2 Hasil Penelitian ... 67

4.2.1 Goodness Of Fit Outer Model ... 68

4.2.1.1 Uji Convergent Validity ... 68

4.2.1.2 Uji Composite Reliability ... 73

4.2.1.3 Uji Discriminant Validity... 74

4.2.2 Pengujian Hipotesis ... 75

4.2.2.1 Goodness Of Fit Inner Model ... 75

4.2.2.2 Uji Inner Weight ... 76

4.3 Pembahasan ... 77

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 81

5.3 Keterbatasan dan Implikasi ... 82

5.3.1 Keterbatasan Penelitian ... 82

5.3.2 Implikasi Penelitian ... 83

(13)

Tabel 1.1 Daftar IPK Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2010 ... 4

Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 12

Tabel 4.1 Prosentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Tabel 4.2 Daftar IPK Mahasiswa Ankuntansi Angkatan 2010 ... 57

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Minat Belajar ... 58

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarka Perilaku Belajar ... 60

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lingkungan Belajar ... 63

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkaan Prestasi Belajar ... 65

Tabel 4.7 Outer Loading 1 ... 69

Tabel 4.8 Outer Loading 2 ... 72

Tabel 4.9 Composite Reliability ... 73

Tabel 4.10 Average Variance Extracted (AVE) ... 74

Tabel 4.11 Goodness Of Fit ... 75

(14)

Gambar 2.1 Pendekatan Sistem Kegiatan Belajar ... 16

Gambar 2.2 Faktor – Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ... 18

Gambar 2.3 Kerangka Pikir ... 39

Gambar 4.1 Koefisien Model Penelitian Putaran 1 ... 67

(15)

Lampiran 1 Tabulasi Putaran 1

Lampiran 2 Model Penelitian Putaran 1

Lampiran 3 Outer Loading 1

Lampiran 4 Tabulasi Putaran 2

Lampiran 5 Model Penelitian Putaran 2

Lampiran 6 Outer Loading 2

Lampiran 7 Composite Reliability

Lampiran 8 Average Variance Extracted (AVE)

Lampiran 9 Goodness Of Fit

Lampiran 10 Result For Inner Weight

(16)

Ratna Kartika Dewi

ABSTRAK

Sebagai upaya dalam membentuk dan menciptakan pribadi yang berkualitas pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus dijalani oleh seseorang. Dengan penerapan strategi yang baik dalam belajar bagi mahasiswa diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Prestasi belajar yang dicapai seorang mahasiswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal (intelegensi, bakat, minat, perilaku dan motivasi) maupun faktor eksternal (prasarana dikampus, keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh minat belajar, perilaku belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi angkatan 2010 di Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur. Prestasi belajar mahasiswa dalam penelitian ini

di lihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

Penilitian ini menggunakan data primer yang di peroleh dari penyebaran kuesioner dan dokumentasi. Untuk memenuhi tujuan penelitian, hipotesis diuji dengan Partial Least Square (PLS).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat belajar dan lingkungan belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar, sedangkan perilaku belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.

(17)

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

manusia untuk meningkatkan taraf hidup dan kehidupan yang lebih baik.

Pendidikan dipandang sebagai suatu aspek moral dan ilmu untuk mengubah

manusia menjadi makhluk yang berkompeten, mandiri dan dapat berpikir

kritis dalam menyikapi suatu hal. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara. (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003).

Sebagai upaya dalam membentuk dan menciptakan pribadi yang

berkualitas pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus dijalani

oleh seseorang. Karena pendidikan dapat menjadi modal atau bekal untuk

hidup dan bisa menghadapi tantangan zaman dan di era persaingan yang ketat

sekarang ini, banyak orang tua berharap agar anaknya memperoleh prestasi

akademik yang tinggi, menguasai ilmu yang menyeluruh, sehingga terjamin

sukses dalam kehidupannya.

Lembaga penyelenggara pendidikan mengharapkan siswa dapat

mengerti dan memahami setiap pelajaran yang diterimanya, wujud dari itu

(18)

satu lembaga pendidikan yang diharapkan mampu menerapkan strategi

belajar yang baik bagi siswanya dalam rangka menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas adalah perguruan tinggi. Dengan penerapan strategi

yang baik dalam belajar bagi mahasiswa diharapkan akan meningkatkan

prestasi belajar mahasiswa.

Keberhasilan seorang mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari

prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan, didalam pendidikan

mahasiswa akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang

diharapkan adalah prestasi belajar yang baik karena setiap orang

menginginkan prestasi yang tinggi, baik mahasiswa, dosen, kampus maupun

orang tua hingga masyarakat, namun antara mahasiswa satu dengan

mahasiswa yang lain berbeda dalam pencapaian prestasi belajar, ada yang

mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga mahasiswa yang

rendah prestasi belajarnya.

Adanya perbedaan prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai

faktor. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam

individual seperti kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan,

perilaku dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternal adalah semua faktor yang

bersumber dari luar seperti sarana dan prasarana sekolah, kurikulum, guru,

materi pelajaran dan lingkungan.

Minat belajar mahasiswa merupakan faktor yang harus diperhatikan

(19)

belajar pada salah satu mata pelajaran, dapat dilihat hasil dari proses kegiatan

belajar menjadi kurang maksimal. Mahasiswa yang mempunyai minat belajar

yang cukup tinggi akan cukup tertarik dan menyukai pelajaran tersebut

sehingga secara tidak sengaja mahasiswa tersebut akan berusaha untuk fokus

dan berusaha untuk mendapat nilai yang bagus. Sebagaimana dikatakan oleh

Hamalik (2005:118) bahwa “Kurangnya minat menyebabkan kurangnya

perhatian dalam usaha belajar, sehingga menghambat studinya”.

Hal ini tentu saja harus didukung oleh perilaku/kebiasaan belajar

mahasiswa itu sendiri. Perilaku belajar merupakan cara-cara yang harus

ditempuh oleh mahasiswa dalam melakukan kegiatan belajar dan dilakukan

secara teratur dan berkesinambungan. Seorang mahasiswa memiliki

kebiasaan yang baik apabila mahasiswa tersebut mampu memilih cara-cara

belajar yang baik dan menerapkan dalam kehidupannya. Mahasiswa yang

mempunyai kebiasaan belajar yang baik, kemungkinan akan dapat mencapai

prestasi belajar yang tinggi, karena dengan pola belajar yang baik,

dimungkinkan siswa dapat belajar lebih terarah dan teratur.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah

lingkungan belajar. Menurut Imam Gunawan (2011:3) “Sepanjang

kehidupannya manusia selalu memperoleh pengaruh atau pendidikan dari tiga

tempat, yaitu keluarga, sekolah/kampus dan masyarakat. Ketiga lingkungan

tempat berlangsungnya pendidikan ini disebut dengan tri pusat pendidikan.

Akuntansi perilaku dapat merancang sistem informasi untuk

(20)

dalam peningkatan prestasi akademik mahasiswa akuntansi dapat dilihat dari

beberapa faktor, seperti perilaku belajar, minat belajar dan lingkungan belajar.

Mahasiswa yang memahami kecenderungan gaya belajarnya akan

memiliki IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang tinggi atau strategi belajar

kelompok memungkinkan kegiatan tutorial di antara mahasiswa sendiri,

sehingga diharapkan mengurangi rasa malu untuk bertanya (Pujiningsih, 2009:

230).

Tabel 1.1 Daftar IPK Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2010 Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) %

< 2,50 13%

2,50 – 3,00 33%

3,00 – 3,50 48%

> 3,50 7%

Sumber : Biro Admik UPN “Veteran” Jawa Timur

Dari hasil survey di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 13% mahasiswa

mendapatkan IPK < 2,50. Sebanyak 33% mahasiswa mendapatkan IPK antara

2,50 - 3,00. Kemudian sebanyak 48% mahasiswa mendapatkan IPK antara

3,00 - 3,50. Dan yang terakhir 7% mahasiswa mendapatkan IPK > 3,50. Hal

ini menunjukkan bahwa prestasi mahasiswa masih belum mencapai tingkat

prestasi yang maksimal, oleh karena itu sangat penting bagi para mahasiswa

untuk bisa lebih meningkatkan prestasi belajar mereka dengan beberapa

faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti minat belajar, perilaku belajar

dan lingkungan belajar sehingga dapat berpengaruh terhadap tingkat prestasi

(21)

Pada penelitian ini akan menguji pengaruh minat belajar, perilaku

belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa dengan

variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini yaitu prestasi belajar

mahasiswa yang dinilai dengan hasil Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka peneliti

bermaksud mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Minat Belajar,

Perilaku Belajar dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2010 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan

suatu masalah, yaitu :

1. Apakah minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa

akuntansi angkatan 2010 di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

2. Apakah perilaku belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa

akuntansi angkatan 2010 di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

(22)

3. Apakah lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar

mahasiswa akuntansi angkatan 2010 di Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris dan mengetahui apakah

minat belajar, perilaku belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi

belajar mahasiswa akuntansi angkatan 2010 Universitas Pembangunana

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

a. Bagi Peneliti

Untuk memperoleh informasi tambahan dan pemahaman yang lebih baik

tentang minat belajar, perilaku belajar dan lingkungan belajar individu

terhadap prestasi belajar masing-masing individu.

b. Bagi Praktisi

Diharapkan dapat memberikan informasi sehingga dapat dipergunakan

sebagai pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan untuk

memperbaiki sistem yang ada demi menciptakan lulusan yang handal. Dan

(23)

perpustakaan dan literatur yang nantinya akan berguna bagi para

mahasiswa sebagai studi perbandingan mencari data orientik tentang

masalah yang di kehendaki.

c. Bagi Akademik

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagaimana cara belajar

(24)

2.1 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian

sekarang adalah sebagai berikut :

1. Lenny Sandra Purwanti (2009)

a. Judul

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam

mata kuliah pemeriksaan akuntansi II (study empiris pada mahasiswa

akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

b. Rumusan masalah

Apakah motivasi, gaya belajar dan lingkungan belajar berpengaruh

terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan

akuntansi II pada mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.

c. Kesimpulan

1) Berdasarkan hipotesis mengenai motivasi mempengaruhi secara

nyata prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan

akuntansi II tidak terbukti kebenarannya. Semakin tinggi atau

semakin rendah motivasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap

prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan

akuntansi II. Hal ini disebabkan karena faktor intelegensi yang

dimiliki mahasiswa dan kurangnya minat mahasiswa dalam mata

(25)

kuliah dasar menyebabkan hasil yang kurang memuaskan dalam

mata kulah ini. Berdasarkan hipotesis mengenai pengaruh

lingkungan mempengaruhi secara nyata prestasi belajar

mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II terbukti

kebenarannya. Berdasarkan hipotesis mengenai pengaruh gaya

belajar mempengaruhi secara nyata prestasi belajar mahasiswa

dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II terpaksa tidak dapat

tidak dapat dilanjutkan dan harus dihapuskan, karena variabel ini

mempunyai gejala multikolinieritas yaitu mendekati dua. Agar uji

asumsi klasik bersifat BLUE maka variabel ini harus dihapuskan

dan melanjutkan pengujian dengan variabel yang tersisa.

2) Gaya belajar merupakan variabel yang paling dominan.

2. Firman Budi Santoso, dkk

a. Judul

Pengaruh kompetensi dosen, media pembelajaran, dan asistensi terhadap

prestasi belajar (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Trunojoyo Madura).

b. Rumusan masalah

1) Apakah kompetensi dosen, media pembelajaran dan asistensi

berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa

2) Apakah kompetensi dosen merupakan faktor yang memberikan

(26)

c. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian mengenai pengaruh kompetensi

dosen, media pembelajaran dan asistensi terhadap prestasi belajar

mahasiswa yang parameternya menggunakan metode regresi linear

berganda, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Hasil analisis regresi dan uji hipotesis secara individu menunjukkan

bahwa :

a) Kompetensi dosen (X1) berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap prestasi belajar mahasiswa.

b) Media pembelajaran (X2) berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap prestasi belajar mahasiswa.

c) Asistensi (X3) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

prestasi belajar mahasiswa

2) Kompetensi dosen, media pembelajaran dan asistensi berpengaruh

positif dan tidak signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap

prestasi belajar mahasiswa.

3. Ardy Firansyah Lubis (2013)

a. Judul

Pengaruh Motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar terhadap

prestasi belajar mahasiswa akuntansi (studi kasus pada mahasiswa

(27)

b. Rumusan Masalah

Apakah motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar berpengaruh

terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi (studi kasus pada

mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jatim).

c. Kesimpulan

1) Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap

motivasi yang ada cukup baik sebagai fasilitas penunjang untuk

meningkatkan prestasi belajar.

2) Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap

kebiasaan belajar yang di miliki mahasiswa cukup mempengaruhi

dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar yang dimiliki

masing-masing mahasiswa.

3) Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap

lingkungan belajar yang timbul dari diri mahasiswa masih belum

memiliki pengaruh yang besar dalam peningkatan prestasi belajar

(28)

Penelitian yang sekarang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian

terdahulu. Adapun perbedaannya antara lain :

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Variabel Teknik Analisis

1. Lenny Sandra Purwanti (2009)

Faktor - faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II (study empiris pada mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

Pengaruh kompetensi dosen, media pembelajaran, dan asistensi terhadap prestasi belajar (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura).

Pengaruh Motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi (studi kasus pada mahasiswa

Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa

PPKn Angkatan 2008/2009 Universitas Ahmad Dahlan Semester Ganjil Tahun Akademik 2010/2011.

Minat dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pataianrowo Nganjuk.

(29)

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Belajar

Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia

sehari-hari. Karena telah sangat dikenal mengenai belajar ini, seakan-akan orang

telah mengetahui dengan sendirinya, apakah yang dimaksud dengan belajar itu.

Tetapi kalau ditanya kepada diri sendiri, maka akan termenunglah untuk mencari

jawaban apakah sebenarnya yang dimaksud dengan belajar itu. Kemungkinan

besar-besar jawaban atas pertanyaan tersebut akan mendapatkan jawaban yang

bermacam-macam, demikian pula para ahli.

Menurut Slameto (2003:2), belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk perubahan

dalam diri seseorang berkat adanya pengalaman dan latihan yang dilakukan secara

terus-menerus.

Dalam buku Psikologi Pendidikan M. Dalyono mendefinisikan belajar

sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di

dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu

pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

Sedangkan pengertian belajar juga didefinisikan oleh Syaiful Bahri adalah

serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya

(30)

Dengan adanya kegiatan belajar, maka setiap individu memiliki tingkat

motivasi belajar yang berbeda-beda. Rendahnya motivasi yang ada dalam diri

mahasiswa akan memiliki dampak yang besar bagi sebuah perguruan tinggi negeri

maupun perguruan tinggi swasta.

2.2.1.1 Teori - Teori Belajar

Teori – teori yang membahas tentang belajar adalah sebagai berikut :

1. Teori Belajar Gesalt

Menurut teori ini, belajar dapat diterangkan sebagai berikut Pertama,

dalam belajar pemahaman atau pengertian (inisight) merupakan faktor yang

penting untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pengalaman.

Kedua, dalam belajar pribadi atau organism memegang peranan sangat sentral,

belajar itu tidak hanya dilakukan secara reaktif saja tetapi dilakukan dengan

sadar, bermotif dan bertujuan (Purwanto, 2000:101).

2. Teori Belajar Classical Conditioning (Pavlon dan Watson)

Menurut teori ini, belajar adalah sesuatu proses perubahan yang terjadi

karena adanya syarat-syarat yang kemudian menimbulkan reaksi. Untuk

menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat

tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya

latihan-latihan yang kontinyu, yang lebih diutamakan dalam teori ini adalah

hal belajar yang terjadi secara otomatis.

Kelemahan dalam teori ini adalah teori ini menganggap bahwa belajar

(31)

dihiraukan. Pada manusia teori ini hanya dapat kita terima dalam hal-hal

belajar tertentu saja (Purwanto, 2000:91).

3. Teori Belajar Connectionism (Thorndike)

Menurut teori ini, setiap organism jika dihadapkan dengan situasi baru

akan melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba secara membabi

buta. Jika ada usaha mencoba-coba itu secara kebetulan ada perbuatan yang

dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan yang kebetulan cocok

itu kemudian di “pegangnya”. Karena latihan yang terus menerus maka waktu

yang dipergunakan untuk melakukan perbuatan yang cocok itu makin lama

makin efesien.

2.2.1.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan

terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau

kecakapan. Sampai dimanakan perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain,

berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor.

Adapun faktor-faktor itu dapat kita bedakan menjadi dua golongan, yaitu :

a. Faktor yang ada dalam diri organisme itu sendiri atau yang biasa disebut

faktor intern/individual (faktor kematangan/pertumbuhan, perilaku/kebiasaan,

kecerdasan, latihan, motivasi, minat).

b. Faktor yang ada di luar individu atau biasa disebut faktor eksternal/sosial

(faktor keluarga/rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang

(32)

2.2.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar Untuk memahami kegiatan yang disebut “belajar”, perlu dilakukan analisis

untuk menemukan personal-personal apa yang terlibat didalam kegiatan belajar

itu. Sudah diterangkan bahwa belajar merupakan suatu proses. Sebagai suatu

proses sudah tentu harus ada yang di proses (masukan atau input) dan hasil dari

pemrosesan (keluaran atau output). Jadi dalam hal ini kita dapat menganalisis

kegiatan belajar itu dengan pendekatan analisis sistem. Dengan pendekatan sistem

ini sekaligus kita dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi

proses dan hasil belajar. Dengan pendekatan sistem, kegiatan belajar dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Pendekatan Sistem Kegiatan Belajar

Sumber : Purwanto, Psikologi Penelitian, 2006

Gambar diatas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input)

merupakan bahan baku yang perlu di olah, dalam hal ini diberi pengalaman

belajar tertentu dalam proses belajar-mengajar (teaching-learning process)

didalam proses belajar-mengajar itu turut berpengaruh pula sejumlah faktor

lingkungan yang merupakan masukan lingkungan (environmental input), dan

berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan

(instrumental input) guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki INSTRUMENTAL INPUT

RAW INPUT TEACHING – LEARNING

PROCESS OUTPUT

(33)

(output). Berbagai faktor tersebut terinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan

keluaran tertentu.

Didalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi, maka yang dimaksud

dengan raw input (masukan mentah) adalah mahasiswa. Sebagai raw input

mahasiswa memiliki karakteristik tertentu, baik fisiologis (bagaimana kondisi

fisiknya, panca inderanya, dan sebagainya) maupun psikologis (minatnya, tingkat

kecerdasannya, bakatnya, motivasinya, kemampuan kognitifnya, dan sebagainya)

semua ini dapat mempengaruhi bagaimana proses dan hasil belajarnya.

Yang dimaksud instrumen input adalah kurikulum/bahan pelajaran, dosen

yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas, serta manajemen yang berlaku

di perguruan tinggi yang bersangkutan. Didalam keseluruhan sistem maka

instrumen input merupakan faktor yang sangat penting dan yang paling

menentukan dalam pencapaian hasil/output yang dikehendaki, karena

instrumental input inilah yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu

akan terjadi didalam diri si pelajar.

Disamping itu masih ada lagi faktor lain yang dapat mempengaruhi proses

(34)

Gambar 2.2 Faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar

Sumber : Purwanto, Psikologi Penelitian, 2006

(35)

2.2.1.4 Sasaran – sasaran untuk Membiasakan Belajar yang Efektif

Berikut ini adalah saran-saran yang dikemukakan Crow dengan singkat dan

terinci untuk mencapai hasil belajar yang lebih efesien.

1) Miliki dahulu tujuan belajar yang pasti.

2) Usahakan adanya tempat belajar yang memadai.

3) Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan keaktifan

mental.

4) Rencakan dan ikutilah jadwal waktu untuk belajar.

5) Selingilah waktu-waktu belajar tersebut dengan istirahat teratur

6) Carilah kalimat-kalimat topik atau inti pengertian dari tiap paragraf

7) Selama belajar gunakan metode pengulangan dalam hati (silent recitation).

8) Lakukan metode keseluruhan (whole method) bilamana mungkin

9) Usahakan agar dapat membaca cepat tetapi cermat.

10) Buatlah catatan-catatan atau rangkuman yang tersusun rapi.

11) Adakan penilaian terhadap kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lanjut.

12) Susunlah dan buatlah pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan usahakan untuk

menemukan jawabannya.

13) Pusatkan perhatian dengan sungguh-sungguh pada waktu belajar.

14) Pelajari dengan teliti tabel-tabel, grafik-grafik, dan bahan ilustrasi lainnya.

15) Biasakanlah membuat kesimpulan atau rangkuman.

16) Buatlah kepastian untuk melengkapi tugas-tugas belajar itu.

17) Pelajari baik-baik pernyataan (statement) yang dikemukakan oleh pengarang

(36)

18) Telitilah pendapat beberapa pengarang.

19) Belajarlah menggunakan kamus sebaik-baiknya.

20) Analisislah kebiasaan belajar yang dilakukan, dan cobalah untuk

memperbaiki kelemahan-kelemahannya.

2.2.2 Minat Belajar

2.2.2.1 Pengertian Minat Belajar

Terdapat beberapa pengertian minat yang dipaparkan oleh beberapa para

ahli diantaranya :

1. Eysenck dkk (1972) mendefinisikan minat sebagai suatu kecenderungan untuk

bertingkah laku yang berorientasi kepada objek, kegiatan atau pengalaman

tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan yang

lain tidak sama intensitasnya.

2. Witherington (1986) berpendapat bahwa minat ialah kesadaran seseorang pada

sesuatu, suatu soal atau situasi yang bersangkut paut dengan dirinya. Tanpa

kesadaran seseorang pada suatu objek, maka individu tidak akan pernah

mempunyai minat terhadap sesuatu.

3. Bhatia (1977) menunjukkan bahwa minat merupakan keterlibatan perasaan

seseorang terhadap suatu objek atau perasaan seseorang yang tidak dapat

dipisahkan dengan objek atau aktivitas, karena adanya kaitan antara individu

dengan aktivitas yang disukai tersebut.

4. Dalam kamus psikologi Chaplin (1989) menyebutkan bahwa minat dapat

(37)

a. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada

perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek

minatnya.

b. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu

berharga atau berarti bagi individu.

c. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku.

5. Sedangkan menurut Kamus Besar Indonesia (1990:583), minat atau keinginan

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat

adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang

memiliki intensitas tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan seseorang

dalam bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk memperhatikan suatu objek

atau melakukan suatu aktivitas tertentu yang didorong oleh perasaan senang

karena dianggap bermanfaat bagi dirinya.

Minat belajar dapat diartikan juga sebagai suatu rasa ketertarikan pada suatu

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto 2003:2 dalam Hidayat,dkk 2010).

Sehingga minat mengandung unsur keinginan untuk mengetahui dan mempelajari

obyek yang diinginkan itu sebagai wawasan pengetahuan bagi dirinya, orang

tersebut akan melakukan tindakan yang nyata untuk mengetahui dan mempelajari

dari sesuatu yang diinginkannya itu sebagai kebutuhannya. Oleh karena itu, minat

disebut juga keinginan seseorang terhadap sesuatu yang ia cita-citakan,

(38)

harapkan. Berdasarkan definisi tersebut dapat di kemukakan bahwa minat

mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

a. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena

tertarik.

b. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran.

c. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan

kegiatan guna mencapai tujuan.

Minat belajar merupakan faktor phsikis yang bersifat non intelektual. Pada

dunia pendidikan, mahasiswa yang memiliki minat belajar yang tinggi maka akan

mempunyai energi lebih untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan melakukan

kegiatan belajar mahasiswa akan mampu menguasai materi. Mahasiswa yang

mampu menguasai materi akan mampu mendongkrak prestasi belajar mahasiswa

tersebut. Faktor – faktor timbulnya minat menurut Crow (2009) terdiri dari :

a. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk

menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat

seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian

ilmiah atau aktivitas lain yang menantang.

b. Faktor motivasi sosial, yaitu minat dalam upaya mengimbangkan diri dari dan

dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk

mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk

memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.

c. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.

(39)

meningkatkan minat sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat

seseorang.

2.2.2.2 Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Minat pada dasarnya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

belajar. Minat akan menimbulkan kesenangan dalam belajar sehingga

mendongkrak prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik

(1990:118) berpendapat bahwa “Kurangnya minat menyebabkan kurangnya

perhatian dalam usaha belajar, sehingga menghambat studinya”.

Dengan didasari oleh minat, seseorang akan dapat melakukan aktivitas

dengan penuh perhatian, dan memudahkan terciptanya konsentrasi sehingga

gangguan dapat dihindari. Dengan konsentrasi yang baik daya serap peserta didik

terhadap materi pelajaran akan baik pula. Daya serap yang baik akan

membuahkan prestasi peserta didik sesuai yang diharapkan yaitu tingkat prestasi

yang optimum.

2.2.3 Perilaku Belajar

2.2.3.1 Pengertian Perilaku Belajar

Seseorang yang ingin berhasil dalam belajarnya hendaknya mempunyai

sikap dan cara belajar yang baik. Cara-cara belajar ini yang disebut dengan

kebiasaan/perilaku belajar. Perilaku belajar seseorang akan menentukan

keberhasilan belajarnya.

Surya (2004: 28) dalam Ariwaseso mengemukakan bahwa “Kebiasaan itu

(40)

tertentu.” Kebiasaan dapat diartikan sebagai cara-cara atau teknik yang menetap

yang dilakukan seseorang. Pendapat lain dikemukakan oleh Slameto (2010: 82)

dalam Rahmi (2008) yang mengemukakan “kebiasaan belajar diperoleh dengan

cara - cara yang dipakai untuk mencapai tujuan belajar”.

Gie (2002: 61) dalam Ariwaseso bahwa “suatu kebiasaan adalah perilaku

seseorang yang dilakukannya secara tetap atau sama dari waktu ke waktu tanpa

pemakaian banyak pikiran sadar”. Oleh karena sifat dasarnya yang spontan dan

otomatis. Hal ini sesuai dengan pendapat Burghard dalam Syah (2008: 121)

“Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respon dengan

menggunakan stimulus yang berulang-ulang”. Oleh karena adanya proses

pengurangan maka muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap

dan otomatis.

Berdasarkan pengertian di atas kemudian dihubungkan dengan belajar,

maka kebiasaan belajar/perilaku dapat diartikan sebagai cara-cara yang ditempuh

mahasiswa dalam belajar untuk mencapai tujuan tertentu.

Suwardjono (1992:153-162) menyatakan terdapat aspek dalam belajar

diperguruan tinggi, yakni: makna kuliah, pengalaman belajar atau nilai, konsepsi

dosen, kemandirian dalam belajar, konsep memiliki buku, dan kemampuan

berbahas dalam semua aspek ini, pengukuran prestasi akademik merupakan hal

hal yang sangat penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai

mahasiswa dalam belajar.

Kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi tidak hanya kuliah saja, akan

(41)

kuliah adalah ceramah tentang suatu topik yang disampaikan di depan kelas

sebagai metode pengajaran di perguruan tinggi (Ginting, 2003: 18 dalam

Sudaryono dan Bharata, 2004). Dalam kegiatan ini terjadi interaksi langsung

antara mahasiswa dan dosen yang memungkinkan mahasiswa menangkap

antusiasme dosen dalam menjelaskan suatu topik dan mahasiswa dapat langsung

bertanya apabila ada sesuatu hal yang belum dimengerti. Dalam konteks perilaku

belajar, mempersiapkan diri mengikuti kuliah merupakan salah satu komponen

perilaku belajar di perguruan tinggi (Ginting, 2003: 20 dalam Sudaryono dan

Bharata, 2004). Berikut adalah penjelasan singkat tentang komponen-komponen

perilaku belajar mahasiswa di perguruan tinggi (Sudaryono dan Bharata, 2004):

a) Mempersiapkan diri mengikuti kuliah,

b) Mengikuti kuliah dengan efektif,

c) Membuat catatan,

d) Belajar setelah kuliah,

e) Belajar untuk menghadapi ujian,

f) Pola membaca,

g) Kemampuan menggunakan waktu secara efektif.

2.2.3.2 Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Perilaku belajar biasanya dikaitkan dengan cara belajar dan salah satu cara

belajar yang baik dilihat dari jangka waktu belajar serta belajar membaca dengan

baik. Perilaku belajar jelas mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Seorang

mahasiswa yang mempunyai jadwal belajar yang teratur akan lebih bisa

(42)

menjelang ujian. Dengan kebiasaan belajar yang baik, yakni belajar terjadwal,

mengerjakan tugas dengan benar, belajar berkelompok, atau memperbanyak

membaca, maka seorang mahasiswa diharapkan akan meningkat prestasi

belajarnya.

Kebiasaan belajar sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar siswa atau mahasiswa adalah kebiasaan belajar yang dimiliki

siswa atau mahasiswa yang bersangkutan.

Gie (2002: 193) merumuskan bahwa “kebiasaan belajar yang baik akan

membantu siswa dalam menguasai pelajaranya untuk mencapai kemajuan studi,

dan akhirnya sukses di sekolah”. Jadi kebiasaan belajar yang baik berarti

membiasakan diri dengan melakukan proses belajar yang tepat untuk mencapai

prestasi belajar yang maksimal.

2.2.4 Lingkungan belajar

2.2.4.1 Pengertian Lingkungan Belajar

Manusia disepanjang hidupnya tidak akan pernah lepas dari apa yang

disebut dengan lingkungan. Lingkungan dalam kehidupan manusia selalu

mengitarinya dan terdapat hubungan timbal balik diantara keduanya. Lingkungan

disatu sisi dapat mempengaruhi manusia, akan tetapi disisi yang lain manusia juga

dapat mempengaruhi lingkungan. Demikian halnya dalam proses belajar mengajar,

lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak berpengaruh terhadap proses

(43)

Menurut Rohani (2004:19) dikutip Johari (2006:40) dalam Setiawan (2012)

perkembangan seseorang dalam hidupnya tidak pernah lepas dari adanya faktor

pembawaan dan faktor lingkungan. Diantara keduanya terdapat hubungan yang

saling mempengaruhi dalam menjadikan manusia yang berkualitas dan bercirikan

keunggulan serta mempunyai karakter dan kepribadian yang baik. Berdasarkan

hasil penelitian para pakar psikologi dikatakan bahwa faktor pembawaan lebih

menentukan dalam hal intelegensi, fisik dan reaksi inderawi. Sementara itu faktor

lingkungan lebih berpengaruh dalam hal pembentukan kebiasaan, kepribadian,

sikap dan nilai.” Lingkungan diartikan sebagai “kumpulan segala kondisi dan

pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan perkembangan suatu organisme”

(Imam Gunawan, 2011:2). Pada penelitian ini lingkungan yang dijadikan

penelitian adalah lingkungan belajar atau biasa disebut dengan lingkungan

pendidikan.

Lingkungan belajar dapat diartikan berupa “benda-benda, orang-orang,

keadaan-keadaan, dan peristiwa-peristiwa yang ada di sekitar peserta didik yang

bisa memberikan pengaruh kepada perkembangannya, baik secara tidak langsung

ataupun langsung, baik secara sengaja maupun tidak disengaja” (Imam Gunawan,

2011:2). Lingkungan belajar dapat diartikan pula sebagai tempat dimana

mahasiswa melakukan kegiatan belajar dan bersosialisasi dengan orang lain yang

ada di dalam lingkungan tersebut. Lingkungan belajar oleh para ahli sering

disebut sebagai lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah segala

kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kegiatan pendidikan (Hadikusumo,

(44)

Tirtarahardja dan La Sulo (1994:168) dalam Partono dan Tri Madalah latar tempat

berlangsungnya pendidikan. Berdasarkan pengertian dari definisi-definisi di atas

dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud lingkungan belajar adalah tempat

berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap

keberlangsungan kegiatan tersebut.

2.2.4.2 Macam – Macam Lingkungan Belajar

Lingkungan Belajar penting pengaruhnya terhadap berhasilnya belajar.

Lingkungan belajar yang kondusif diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.

Hutabarat E.P (1995: 203) membagi lingkungan belajar menjadi:

1) Lingkungan belajar fisik adalah segala sesuatu yang terdapat di tempat kita

belajar, seperti penerangan, kursi kerja, dan ruangan tempat belajar.

2) Lingkungan sosial yang memerlukan kehadiran teman suatu program studi dan

orang lain yang mendorong atau menghambat mahasiswa untuk belajar serta

suasana yang ada. Lingkungan sosial terdiri dari:

a. Lingkungan Keluarga

Pengertian lingkungan keluarga berasal dari dua kata, yaitu lingkungan dan

keluarga. J. P. Chaplin (Syamsu Yusuf, 2000) mengemukakan bahwa

“lingkungan merupakan keseluruhan aspek atau fenomena fisik atau sosial

yang mempengaruhi perkembangan individu. Sementara, Joe Kathena

(Syamsu Yusuf, 2000) mengemukakan bahwa “lingkungan merupakan

segala sesuatu yang berada di luar individu yang meliputi fisik dan sosial

(45)

diterima individu melalui alat inderanya yaitu penglihatan, penciuman,

pendengaran dan rasa.

Lingkungan yang mempengaruhi perkembangan individu yaitu

lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya (peer group), dan

masyarakat. Lingkungan pertama yang sangat berpengaruh terhadap

perkembangan individu adalah lingkungan keluarga.

Sudardja Adiwikarya, Sigelman dan Shaffer (Syamsu Yusuf, 2000)

berpendapat bahwa “keluarga merupakan unit terkecil yang bersifat

universal, artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia (universe) atau

suatu sistem sosial yang terpancang (terbentuk) dalam sistem sosial yang

lebih besar”.

Hal tersebut hampir senada dengan pendapat Vebrianto (Sadjaah,

2002) yang mengemukakan bahwa “keluarga merupakan unit terkecil dalam

masyarakat memiliki nuclear family maupun extended family, yang secara

nyata mendidik kepribadian seseorang dan mewariskan nilai-nilai budaya

melalui interaksi sesame anggota dalam mencapai tujuan”.

Sedangkan F. J. Brown (Syamsu Yusuf, 2000) mengemukakan bahwa

“ditinjau dari sudut sosiologis, keluarga dapat diartikan menjadi dua macam,

yaitu:

1. Dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah

atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan klan atau marga

(46)

Dari semua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga

merupakan unit terkecil yang terdapat dalam masyarakat di dunia yang

memiliki peranan penting dalam upaya mendidik seorang anak serta

memiliki keluarga batih (nuclear family) maupun keluarga luas (extended

family) yang ditandai dengan adanya hubungan darah atau satu garis

keturunan. Keluarga batih adalah keluarga terkecil yang terdiri atas ayah,

ibu dan anak, sedangkan keluarga luas adalah keluarga yang terdiri atas

beberapa keluarga batih.

Lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap

kehidupan sehari-hari seseorang karena sejatinya keluarga merupakan orang

terdekat yang sehari-hari nya berada disekitar orang tersebut. Keluarga

merupakan tempat dimana kita bisa menceritakan segala sesuatunya apa

yang sedang kita alami. Keluarga terkadang dapat mempengaruhi seseorang

dalam mengambil keputusan karena dengan keluargalah orang yang terdekat

dengan kita, mereka mengetahui apa yang terbaik untuk kita, begitu juga

dalam hal pengambilan keputusan dalam dunia pendidikan.

Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal,

yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang

bersifat kodrati, orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat,

melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.

Pendidikan keluarga disebut pendidikan utama karena di dalam lingkungan

(47)

dikembangkan. Bahkan ada beberapa potensi yang telah berkembang dalam

pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga dapat dibedakan menjadi dua

yakni:

1. Pendidikan prenatal (pendidikan sebelum lahir)

Merupakan pendidikan yang berlangsung selama anak belum lahir atau

masih dalam kandungan. Pendidikan prenatal lebih dipengaruhi kepada

kebudayaan lingkungan setempat.

2. Pendidikan postnatal (pendidikan setelah lahir)

Merupakan pendidikan manusia dalam lingkungan keluarga dimulai dari

manusia lahir hingga akhir hayatnya. Segala macam ilmu kehidupan

yang diperoleh dari keluarga merupakan hasil dari proses pendidikan

keluarga postnatal.

Sama seperti pendidikan prenatal yang tujuannya adalah menjamin

manusia lahir ke dunia, pendidikan postnatal ditujukan sebagai jaminan

agar manusia dapat menjadi manusia yang baik dan tidak mengalami

kesulitan berarti selama proses manusia hidup.

Bagaimana manusia bersikap tentang segala macam lingkungannya

di luar lingkungan keluarga sangat tergantung pada bagaimana proses

pendidikan keluarga berlangsung. Dalam dunia modern seperti sekarang,

bagaimana pendidikan keluarga berlangsung tidak sepenuhnya

tergantung pada orang tua namun bisa juga dipengaruhi oleh orang lain

(48)

kesibukan orangtua maka orangtua lebih cenderung untuk menyewa

orang lain untuk merawat (mengasuh) anaknya.

Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat

manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal skil dan ilmu pengetahuan,

sedangkan lingkungan masayarakat merupakan tempat praktek dari bekal

yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat

pengembangan kemampuan diri. Melihat hal diatas maka sudah

selayaknya terdapat koordinasi antar lingkungan sehingga terjadi

keselarasan dan keserasian dalam menjadikan manusia yang

berpendidikan dan berkepribadian unggul.

b. Lingkungan Kampus

Menurut Hamalik O (2001), bahwa hambatan terdapat kemajuan seorang

siswa tidak hanya bersumber dari lingkungan itu sendiri, melainkan

kemungkinan besar dari lingkungan kampus. Penyebabnya dikarenakan cara

memberikan bahan pelajaran, kurangnya bahan pelajaran, alat – alat praktek,

bahan pelajaran yang tidak sesuai, guru tidak menguasai bahan pelajaran

yang akan diberikan, dan tidak ada saling menghargai serta menghormati

antara siswa dengan guru hambatan bagi kemajuan dalam kegiatan belajar,

dan dengan sendirinya menjadi tanggung jawab kampus untuk

memperbaikinya. Menurut Slameto (2003) bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi lingkungan belajar siswa ini mencakup metode mengajar

(49)

kedisiplinan dalam belajar, kualitas belajar siswa, penguasaan yang baik dan

metode belajar siswa tersebut.

Tulus Tu’u (2004:1) menyatakan lingkungan kampus dipahami

sebagai lembaga pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan

belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan

dikembangkan kepada anak didik. Sedangkan menurut Gerakan Disiplin

Nasional (GDN) lingkungan kampus diartikan sebagai lingkungan dimana

para mahasiswa dibiasakan dengan nilai tata tertib kampus dan

nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke

dalam kesadaran hati nuraninya (Tulus Tu’u, 2004:11). Berdasarkan 2 (dua)

definisi tentang lingkungan kampus tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa lingkungan kampus adalah lingkungan dimana kegiatan belajar

mengajar berlangsung yang para siswanya dibiasakan dengan nilai-nilai tata

tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi.

c. Lingkungan Masyarakat

Ada dua istilah yang sangat erat kaitannya tetapi berbeda secara gradual

ialah “alam sekitar” dan “lingkungan”. Alam sekitar mencakup segala hal

yang ada di sekitar kita, baik yang jauh maupun yang dekat letaknya, baik

dari masa silam maupun yang akan datang tidak terikat pada dimensi waktu

dan tempat. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang

memiliki makna dan/atau pengaruh tertentu kepada individu.

Lingkungan ini mengitari sejak manusia dilahirkan sampai dengan

(50)

timbal balik. Artinya lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya

manusia juga mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Henry E Garret

mengemukakan, “Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri

individu. Di samping itu lingkungan juga difungsikan sebagai sumber

pengajaran atau sumber belajar”.

Sedangkan istilah masyarakat dalam istilah bahasa Inggris disebut

society, dalam bahasa Arab disebut musyarakah artinya bersama-sama

kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama,

hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Istilah

sosiologinya di sebut berinteraksi.

Masyarakat suatu sistem sosial atau kesatuan hidup yang mempunyai

banyak faktor dalam pembentukannya, sehingga banyak definisi masyarakat

yang dikemukakan oleh Hartono sebagai berikut:

1. Linton (seorang ahli antropologi) mengemukakan, bahwa masyarakat

adalah setiap kelompok manusia, yang telah cukup lama hidup dan

bekerja sama , sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan

berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas

tertentu.

2. M.J. Haeskovitas menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu

yang diorganisasikan yang mengikuti satu cara hidup tertentu.

3. Gilin mengatakan, bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang

terbesar mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan

(51)

4. S.R. Steimentz memberikan batasan tentang masyarakat sebagai

kelompok manusia yang terbesar yang meliputi

pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan

erat dan teratur.

5. Lebih terperinci dikemukakan oleh Mac Iver, bahwa masyarakat adalah

satu sistem dari cara kerja dan prosedur, dari otoritas dan saling bantu

membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan

pembagian-pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia dan

kebebasan. Sistem yang kompleks yang selalu berubah atau

jaringan-jaringan dari relasi sosial.

Dari definisi-definisi tersebut dapat dideskripsikan ciri-ciri masyarakat

sebagai berikut:

1. Manusia hidup bersama.

2. Bergaul dalam jangka waktu yang lama.

3. Setiap anggotanya menyadari dirinya sebagai satu kesatuan.

4. Bersama-sama membangun suatu kebudayaan yang menjadi pedoman

dalam hidup bersama.

Jadi, lingkungan masyarakat adalah tempat terjadinya sebuah interaksi suatu

sistem dalam menghasilkan sebuah kebudayaan yang terikat oleh

(52)

2.2.4.3 Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Lingkungan mempengaruhi prestasi belajar dalam berkonsentrasi untuk

belajar. Pelajar akan memaksimalkan kemampuan dan konsentrasinya, jika pelajar

akan mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi dan dapat

memaksimalkan konsentrasi, mereka mampu menggunakan kemampuannya pada

saat suasana yang tepat. Lingkungan kerja yang efektif adalah sebuah lingkungan

yang produktif, dimana sebuah lingkungan sesuai dengan kebutuhan para pelajar.

Semakin mahasiswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mahasiswa

tersebut mengatasi situasi-situasi yang menantang dan semakin mudah mahasiswa

mempelajari informasi tersebut (Deporter and Hernacki, 2001:81 dalam Rizkie

2013).

Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan.

Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional

atau emosional. Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya

dikendalikan faktor-faktor lingkungan.

2.2.5 Prestasi Belajar

Pengertian prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa

prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari apa yang telah dilakukan atau di

kerjakan dan sebagainya). Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

yang diterbitkan oleh W.J.S. Poerwadarminta disebutkan belajar sebagai usaha

(53)

Prestasi belajar menurut para ahli pada intinya adalah pencapaian atau hasil

akhir yang bisa dilihat setelah proses belajar. Terkait pencapaian itu dalam aspek

apa dan bagaimana, masing-masing ahli memiliki pandangan tersendiri. Selain itu

prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau

angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai

sebuah hasil yang telah dicapai dari pembelajaran pengetahuan yang dapat di

amati dengan perubahan tingkah laku seseorang yang disebabkan oleh

pengalaman.

Menurut Arifin (1990), kata prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda,

yaitu prestasi yang berarti hasil usaha. Ditinjau dari fungsinya prestasi belajar

adalah sebagai berikut:

1. Prestasi belajar sebagi indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

dikuasai.

2. Prestasi belajar sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu.

3. Prestasi belajar juga sebagai bahan informasi dalam inovasi pendekatan. Hal

ini berdasarkan asumsi bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi

peserta didik dalam peningkatan ilmu pengetahuan dan berperan sebagai

umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan.

Indikator intern adalah prestasi belajar dapat dijadikan indikator produktivitas

suatu institusi pendidikan, sedangkan indikator ekstern menunjukkan bahwa

(54)

5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan

peserta didik).

Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil

yang telah dicapai dari usaha belajar yang diterima di kampus, yang dinyatakan

dalam bentuk IPK (Indeks Prestasi Kumulatif).

Prestasi belajar dan proses belajar adalah satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan karena prestasi belajar pada hakikatnya adalah hasil dari sebuah proses

belajar. Untuk mengetahui prestasi belajar seorang peserta didik biasanya

melakukan evaluasi terhadap materi belajar yang telah diberikan. Seberapa besar

peserta didik maupun memberikan timbal balik dari setiap evaluasi yang diberikan.

Menurut Winkel (2001) bahwa prestasi belajar merupakan prestasi belajar seorang

peserta didik dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek yaitu aspek kognitif,

(55)

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.3 Kerangka Pikir

Uji Partial Least Square (PLS) Minat Belajar

(X1)

Perilaku Belajar (X2)

Lingkungan Belajar (X3)

(56)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan landasan teori yang

telah dijelaskan maka disimpulkan hipotesis adalah :

H1 = Diduga bahwa minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.

H2 = Diduga bahwa perilaku belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.

(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini terdiri atas tiga variabel yang menjadi variabel independen

yaitu minat belajar (X1), perilaku belajar (X2) dan lingkungan belajar (X3).

Sedangkan variabel dependen adalah prestasi belajar (Y). Penilitian ini di

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur mahasiswa jurusan

akuntansi angkatan 2010.

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.2.1 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional menurut Nasir (2005:126) adalah suatu definisi yang

diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau

menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang

diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Apapun variabel yang digunakan

(58)

1. Variabel bebas (X)

Variabel dalam penelitian ini antara lain :

a. Minat Belajar (X1)

Minat belajar adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek

untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung

dalam bidang itu. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang

diadaptasi dari Febrianti Dwi Cahyani (2013) dengan 4 item pertanyaan.

Indikator variabel sebagai berikut :

1. Adanya rasa ketertarikan terhadap mata kuliah akuntansi.

2. Selalu mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh dosen.

3. Adanya semangat ketika dosen mengajarkan mata kuliah akuntansi.

4. Selalu mengerjakan soal latihan dirumah meskipun tidak ada tugas dari

dosen.

b. Perilaku Belajar (X2)

Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh

individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung

secara spontan. Variabel ini diukur dengan 18 item pertanyaan yang

diadaptasi dari Rizkie Ainur Rachman (2013) yang terdiri dari 5 indikator

untuk dimensi kebiasaan mengikuti perkuliahan, 5 indikator untuk dimensi

kebiasaan membaca buku, 4 indikator untuk dimensi kunjungan ke

(59)

1. Kebiasaan mengikuti perkuliahan, yang terdiri dari indikator sebagai

berikut:

a. Berusaha memusatkan perhatian pada materi yang sedang di

diajarkan.

b. Bekerjasama dengan teman pada saat mengerjakan soal latihan.

c. Tidak mudah mengantuk pada saat kuliah berlangsung.

d. Tidak suka menunda tugas yang diberikan dosen.

e. Apabila dikelas diadakan diskusi, saya memilih aktif.

2. Kebiasaan membaca buku, yang terdiri dari indikator sebagai berikut:

a. Melakukan persiapan bahan kuliah sebelum kuliah dimulai.

b. Membaca buku selain buku akuntansi untuk menambah wawasan.

c. Berusaha memahami bacaan pada setiap buku yang dibaca.

d. Berusaha untuk mengisi waktu luang dengan membaca.

e. Memberi tanda bagian penting pada setiap buku yang saya baca.

3. Kunjungan perpustakaan, yang terdiri dari indikator sebagai berikut:

a. Senang membaca buku di perpustakaan.

b. Memanfaatkan waktu luang dengan membaca buku di perpustakaan.

c. Saya meminjam buku setiap berkunjung ke perpustakaan.

d. Bila ada tugas, saya pergi ke perpustakaan untuk mencari referensi.

4. Kebiasaan menghadapi ujian, yang terdiri dari indikator sebagai berikut:

a. Selalu belajar dengan teratur, baik dan disiplin.

(60)

c. Selalu percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki dalam

menghadapi dan mengerjakan soal ujian.

d. Berusaha tidak bertanya pada teman saat ujian berlangsung.

c. Lingkungan Belajar (X3)

Lingkungan belajar merupakan tempat dimana mahasiswa melakukan

kegiatan belajar dan bersosialisasi dengan orang lain yang ada di dalam

lingkungan tersebut. Variabel ini diukur dengan 8 item pertanyaan yang

diadaptasi dari Rizkie Ainur Rachman (2013) yang terdiri dari 4 indikator

untuk dimensi lingkungan belajar dikampus dan 5 indikator untuk dimensi

lingkungan belajar di luar kampus.

1. Lingkungan belajar dikampus, yang terdiri dari indikator sebagai

berikut:

a. Suasana kelas nyaman pada saat perkuliahan berlangsung.

b. Jumlah siswa dalam satu kelas cukup untuk menciptakan

pembelajaran yang kondusif.

c. Universitas menyediakan sarana prasarana yang cukup mendukung

dalam proses belajar.

d. Ruang kelas pada saat perkuliahan rapi dan bersih.

2. Lingkungan belajar diluar kampus, yang terdiri dari indikator sebagai

berikut :

a. Lingkungan tempat tinggal saya mendukung untuk belajar.

(61)

c. Orang tua saya selalau menyediakan fasilitas belajar yang saya

butuhkan.

d. Orang tua saya berusaha membuat saya nyaman saat belajar

dirumah.

e. Teman-teman sebaya saya nyaman untuk kegiatan belajar secara

kelompok.

2. Variabel terikat (Y)

Prestasi Belajar (Y) merupakan hasil belajar yang diraih seorang

mahasiswa yang berupa nilai, dalam penelitian ini, prestasi belajar yang

dimaksud yaitu hasil belajar mahasiswa yang telah dicapai dari usaha belajar

yang diterima di kampus, yang dinyatakan dalam bentuk Indeks Prestasi

Kumulatif (IPK). Variabel prestasi belajar diukur dengan instrumen kuesioner

yang merupakan pengembangan dari Suryo Sudikdo (2011) terdiri dari 4 item

pertanyaan. Indikator variabel sebagai berikut:

1. Saya mendalami pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan

prestasi, serta selalu mengikuti perkembangan IPTEK sebagai

pengembangan dalam kegiatan perkuliahan.

2. Saya merasa malu pada diri saya apabila saya mendapatkan nilai yang jelek.

3. Saya memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengerjakan tugas-tugas

Gambar

Tabel 1.1 Daftar IPK Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2010
Tabel 2.1 Persamaan dan  Perbedaan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Pendekatan Sistem Kegiatan Belajar
Gambar 2.2 Faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Untuk mengetahui pengaruh ketrampilan mengajar dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa; 2) Untuk mengetahui pengaruh minat belajar

Berdasarkan Tabel 4.19 besar konstribusi secara bersama-sama minat belajar akuntansi dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Akuntansi

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara minat belajar dan cara belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar kewirausahaan mahasiswa Pendidikan Akuntansi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar mahasiswa yang berasal dari SMA (IPA dan IPS) dalam memahami Pengantar Akuntansi di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Motivasi, Minat Belajar, dan Kompetensi Dosen Pengajar berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa

2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) pengaruh antara minat belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. 2) pengaruh antara kualitas media

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: 1) Prestasi Belajar Micro Teaching terhadap Minat Menjadi Guru pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMS angkatan 2014.

Faktor pendukung dalam meningkatkan prestasi belajar, yaitu: intelegensi siswa, minat dan bakat siswa, motivasi orang tua, pembinaan yang intens dari orang tua,