SKRIPSI
Diajukan Oleh : RATNA KARTIKA DEWI
1013010043/FEB/EA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS
Progdi Akuntansi
Diajukan Oleh : RATNA KARTIKA DEWI
1013010043/FEB/EA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
yang diajukan
RATNA KARTIKA DEWI 1013010043 / FEB / EA
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
DRA. EC. SRI HASTUTI, M.SI Tanggal : ...
Mengetahui Ketua Program Studi
ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
yang diajukan
RATNA KARTIKA DEWI 1013010043 / FEB / EA
telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
DRA. EC. SRI HASTUTI, M.SI Tanggal : ...
Mengetahui Ketua Program Studi
ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
yang diajukan
RATNA KARTIKA DEWI 1013010043 / FEB / EA
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
DRA. EC. SRI HASTUTI, M.SI Tanggal : ...
Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 28 Maret 2014
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Sri Hastuti, Msi Dra. Ec. Sri Hastuti, Msi
Sekertaris
Dra. Ec. Siti Sundari, Msi
Anggota
Rina Moestika, SE, MM
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan
menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula
memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh
Minat Belajar, Perilaku Belajar dan Lingkungan Belajar Mahasiswa
Akuntansi Angkatan 2010 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur”.
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam
penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang
dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan
dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun
sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang
sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Para Bapak/Ibu dosen dan seluruh staf pengajar yang pernah memberikan
ilmu, pengalaman, dan pembelajaran yang bermanfaat kepada penulis
selama menjadi Mahasiswa di Universitas Pembangunan
Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
6. Untuk kedua orangtua terima kasih telah membesarkan, merawat dan
menyekolahkan penulis hingga lulus sarjana. Terima kasih atas doa dan
dukungan kalian, sungguh kasih sayang kalian tidak dapat dibalas oleh
apapun. Kelak insyALLAH penulis akan membahagiakan kalian.
7. Untuk kedua adikku terima kasih atas motivasi dan dukungannya.
8. Seluruh keluarga besar penulis yang telah mendukung, mendoakan, dan
menyayangi penulis selama ini.
9. Ibu Rochani,SE,MM selaku pembina dan Bapak Ignatius Irwan selaku
pelatih Gita Widya Giri Choir terima kasih atas doa dan bimbingannya
selama menjadi anggota paduan suara.
10. Keluarga Besar Gita Widya Giri Choir yang telah memberikan banyak
inspirasi dalam kehidupan penulis.
Song Yi, Ila, Ayu, Novita dan kawan lainnya. Terima kasih atas
kebersamaan kita selama ini.
12. Mas Defri dan Juju terima kasih atas bantuannya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
13. Semua pihak yang telah sangat membantu namun tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk sekecil apapun doa dan
dukungan yang kalian berikan. .
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan
skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi
perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surabaya, 14 April 2014
KATA PENGANTAR ... i
2.2.1.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 15
2.2.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ... 16
2.2.1.4 Sarana – Sarana Untuk Membiasakan Belajar Yang Efektif ... 19
2.2.2 Minat Belajar ... 20
2.2.2.1 Pengertian Minat Belajar ... 20
2.2.4 Lingkungan Belajar ... 26
2.2.4.1 Pengertian Lingkungan Belajar ... 26
2.2.4.2 Macam – Macam Lingkungan Belajar ... 28
2.2.4.3 Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar ... 36
2.2.5 Prestasi Belajar ... 36
2.3 Kerangka Pemikiran ... 39
2.4 Hipotesis ... 40
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 41
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 41
3.2.1 Definisi Operasional Variabel ... 41
3.2.2 Pengukuran Variabel ... 46
3.3 Teknik Pengumpulan Sampel ... 47
3.3.1 Populasi ... 47
3.3.2 Sampel ... 47
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.4.1 Jenis Data ... 49
3.4.2 Sumber Data ... 49
3.4.3 Pengumpulan Data ... 49
3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 50
3.5.1 Teknik Analisis ... 50
4.1.2 Deskripsi Variabel ... 58
4.2 Hasil Penelitian ... 67
4.2.1 Goodness Of Fit Outer Model ... 68
4.2.1.1 Uji Convergent Validity ... 68
4.2.1.2 Uji Composite Reliability ... 73
4.2.1.3 Uji Discriminant Validity... 74
4.2.2 Pengujian Hipotesis ... 75
4.2.2.1 Goodness Of Fit Inner Model ... 75
4.2.2.2 Uji Inner Weight ... 76
4.3 Pembahasan ... 77
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 81
5.2 Saran ... 81
5.3 Keterbatasan dan Implikasi ... 82
5.3.1 Keterbatasan Penelitian ... 82
5.3.2 Implikasi Penelitian ... 83
Tabel 1.1 Daftar IPK Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2010 ... 4
Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 12
Tabel 4.1 Prosentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57
Tabel 4.2 Daftar IPK Mahasiswa Ankuntansi Angkatan 2010 ... 57
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Minat Belajar ... 58
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarka Perilaku Belajar ... 60
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lingkungan Belajar ... 63
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkaan Prestasi Belajar ... 65
Tabel 4.7 Outer Loading 1 ... 69
Tabel 4.8 Outer Loading 2 ... 72
Tabel 4.9 Composite Reliability ... 73
Tabel 4.10 Average Variance Extracted (AVE) ... 74
Tabel 4.11 Goodness Of Fit ... 75
Gambar 2.1 Pendekatan Sistem Kegiatan Belajar ... 16
Gambar 2.2 Faktor – Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ... 18
Gambar 2.3 Kerangka Pikir ... 39
Gambar 4.1 Koefisien Model Penelitian Putaran 1 ... 67
Lampiran 1 Tabulasi Putaran 1
Lampiran 2 Model Penelitian Putaran 1
Lampiran 3 Outer Loading 1
Lampiran 4 Tabulasi Putaran 2
Lampiran 5 Model Penelitian Putaran 2
Lampiran 6 Outer Loading 2
Lampiran 7 Composite Reliability
Lampiran 8 Average Variance Extracted (AVE)
Lampiran 9 Goodness Of Fit
Lampiran 10 Result For Inner Weight
Ratna Kartika Dewi
ABSTRAK
Sebagai upaya dalam membentuk dan menciptakan pribadi yang berkualitas pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus dijalani oleh seseorang. Dengan penerapan strategi yang baik dalam belajar bagi mahasiswa diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Prestasi belajar yang dicapai seorang mahasiswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal (intelegensi, bakat, minat, perilaku dan motivasi) maupun faktor eksternal (prasarana dikampus, keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh minat belajar, perilaku belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi angkatan 2010 di Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur. Prestasi belajar mahasiswa dalam penelitian ini
di lihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Penilitian ini menggunakan data primer yang di peroleh dari penyebaran kuesioner dan dokumentasi. Untuk memenuhi tujuan penelitian, hipotesis diuji dengan Partial Least Square (PLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat belajar dan lingkungan belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar, sedangkan perilaku belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia untuk meningkatkan taraf hidup dan kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan dipandang sebagai suatu aspek moral dan ilmu untuk mengubah
manusia menjadi makhluk yang berkompeten, mandiri dan dapat berpikir
kritis dalam menyikapi suatu hal. Pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003).
Sebagai upaya dalam membentuk dan menciptakan pribadi yang
berkualitas pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus dijalani
oleh seseorang. Karena pendidikan dapat menjadi modal atau bekal untuk
hidup dan bisa menghadapi tantangan zaman dan di era persaingan yang ketat
sekarang ini, banyak orang tua berharap agar anaknya memperoleh prestasi
akademik yang tinggi, menguasai ilmu yang menyeluruh, sehingga terjamin
sukses dalam kehidupannya.
Lembaga penyelenggara pendidikan mengharapkan siswa dapat
mengerti dan memahami setiap pelajaran yang diterimanya, wujud dari itu
satu lembaga pendidikan yang diharapkan mampu menerapkan strategi
belajar yang baik bagi siswanya dalam rangka menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas adalah perguruan tinggi. Dengan penerapan strategi
yang baik dalam belajar bagi mahasiswa diharapkan akan meningkatkan
prestasi belajar mahasiswa.
Keberhasilan seorang mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari
prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan, didalam pendidikan
mahasiswa akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang
diharapkan adalah prestasi belajar yang baik karena setiap orang
menginginkan prestasi yang tinggi, baik mahasiswa, dosen, kampus maupun
orang tua hingga masyarakat, namun antara mahasiswa satu dengan
mahasiswa yang lain berbeda dalam pencapaian prestasi belajar, ada yang
mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga mahasiswa yang
rendah prestasi belajarnya.
Adanya perbedaan prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam
individual seperti kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan,
perilaku dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternal adalah semua faktor yang
bersumber dari luar seperti sarana dan prasarana sekolah, kurikulum, guru,
materi pelajaran dan lingkungan.
Minat belajar mahasiswa merupakan faktor yang harus diperhatikan
belajar pada salah satu mata pelajaran, dapat dilihat hasil dari proses kegiatan
belajar menjadi kurang maksimal. Mahasiswa yang mempunyai minat belajar
yang cukup tinggi akan cukup tertarik dan menyukai pelajaran tersebut
sehingga secara tidak sengaja mahasiswa tersebut akan berusaha untuk fokus
dan berusaha untuk mendapat nilai yang bagus. Sebagaimana dikatakan oleh
Hamalik (2005:118) bahwa “Kurangnya minat menyebabkan kurangnya
perhatian dalam usaha belajar, sehingga menghambat studinya”.
Hal ini tentu saja harus didukung oleh perilaku/kebiasaan belajar
mahasiswa itu sendiri. Perilaku belajar merupakan cara-cara yang harus
ditempuh oleh mahasiswa dalam melakukan kegiatan belajar dan dilakukan
secara teratur dan berkesinambungan. Seorang mahasiswa memiliki
kebiasaan yang baik apabila mahasiswa tersebut mampu memilih cara-cara
belajar yang baik dan menerapkan dalam kehidupannya. Mahasiswa yang
mempunyai kebiasaan belajar yang baik, kemungkinan akan dapat mencapai
prestasi belajar yang tinggi, karena dengan pola belajar yang baik,
dimungkinkan siswa dapat belajar lebih terarah dan teratur.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah
lingkungan belajar. Menurut Imam Gunawan (2011:3) “Sepanjang
kehidupannya manusia selalu memperoleh pengaruh atau pendidikan dari tiga
tempat, yaitu keluarga, sekolah/kampus dan masyarakat. Ketiga lingkungan
tempat berlangsungnya pendidikan ini disebut dengan tri pusat pendidikan.
Akuntansi perilaku dapat merancang sistem informasi untuk
dalam peningkatan prestasi akademik mahasiswa akuntansi dapat dilihat dari
beberapa faktor, seperti perilaku belajar, minat belajar dan lingkungan belajar.
Mahasiswa yang memahami kecenderungan gaya belajarnya akan
memiliki IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang tinggi atau strategi belajar
kelompok memungkinkan kegiatan tutorial di antara mahasiswa sendiri,
sehingga diharapkan mengurangi rasa malu untuk bertanya (Pujiningsih, 2009:
230).
Tabel 1.1 Daftar IPK Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2010 Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) %
< 2,50 13%
2,50 – 3,00 33%
3,00 – 3,50 48%
> 3,50 7%
Sumber : Biro Admik UPN “Veteran” Jawa Timur
Dari hasil survey di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 13% mahasiswa
mendapatkan IPK < 2,50. Sebanyak 33% mahasiswa mendapatkan IPK antara
2,50 - 3,00. Kemudian sebanyak 48% mahasiswa mendapatkan IPK antara
3,00 - 3,50. Dan yang terakhir 7% mahasiswa mendapatkan IPK > 3,50. Hal
ini menunjukkan bahwa prestasi mahasiswa masih belum mencapai tingkat
prestasi yang maksimal, oleh karena itu sangat penting bagi para mahasiswa
untuk bisa lebih meningkatkan prestasi belajar mereka dengan beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti minat belajar, perilaku belajar
dan lingkungan belajar sehingga dapat berpengaruh terhadap tingkat prestasi
Pada penelitian ini akan menguji pengaruh minat belajar, perilaku
belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa dengan
variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini yaitu prestasi belajar
mahasiswa yang dinilai dengan hasil Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka peneliti
bermaksud mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Minat Belajar,
Perilaku Belajar dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2010 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”
1.2 Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
suatu masalah, yaitu :
1. Apakah minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
akuntansi angkatan 2010 di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
2. Apakah perilaku belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
akuntansi angkatan 2010 di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
3. Apakah lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar
mahasiswa akuntansi angkatan 2010 di Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur”.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris dan mengetahui apakah
minat belajar, perilaku belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi
belajar mahasiswa akuntansi angkatan 2010 Universitas Pembangunana
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
a. Bagi Peneliti
Untuk memperoleh informasi tambahan dan pemahaman yang lebih baik
tentang minat belajar, perilaku belajar dan lingkungan belajar individu
terhadap prestasi belajar masing-masing individu.
b. Bagi Praktisi
Diharapkan dapat memberikan informasi sehingga dapat dipergunakan
sebagai pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan untuk
memperbaiki sistem yang ada demi menciptakan lulusan yang handal. Dan
perpustakaan dan literatur yang nantinya akan berguna bagi para
mahasiswa sebagai studi perbandingan mencari data orientik tentang
masalah yang di kehendaki.
c. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagaimana cara belajar
2.1 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian
sekarang adalah sebagai berikut :
1. Lenny Sandra Purwanti (2009)
a. Judul
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam
mata kuliah pemeriksaan akuntansi II (study empiris pada mahasiswa
akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)
b. Rumusan masalah
Apakah motivasi, gaya belajar dan lingkungan belajar berpengaruh
terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan
akuntansi II pada mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.
c. Kesimpulan
1) Berdasarkan hipotesis mengenai motivasi mempengaruhi secara
nyata prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan
akuntansi II tidak terbukti kebenarannya. Semakin tinggi atau
semakin rendah motivasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap
prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan
akuntansi II. Hal ini disebabkan karena faktor intelegensi yang
dimiliki mahasiswa dan kurangnya minat mahasiswa dalam mata
kuliah dasar menyebabkan hasil yang kurang memuaskan dalam
mata kulah ini. Berdasarkan hipotesis mengenai pengaruh
lingkungan mempengaruhi secara nyata prestasi belajar
mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II terbukti
kebenarannya. Berdasarkan hipotesis mengenai pengaruh gaya
belajar mempengaruhi secara nyata prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II terpaksa tidak dapat
tidak dapat dilanjutkan dan harus dihapuskan, karena variabel ini
mempunyai gejala multikolinieritas yaitu mendekati dua. Agar uji
asumsi klasik bersifat BLUE maka variabel ini harus dihapuskan
dan melanjutkan pengujian dengan variabel yang tersisa.
2) Gaya belajar merupakan variabel yang paling dominan.
2. Firman Budi Santoso, dkk
a. Judul
Pengaruh kompetensi dosen, media pembelajaran, dan asistensi terhadap
prestasi belajar (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Trunojoyo Madura).
b. Rumusan masalah
1) Apakah kompetensi dosen, media pembelajaran dan asistensi
berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa
2) Apakah kompetensi dosen merupakan faktor yang memberikan
c. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian mengenai pengaruh kompetensi
dosen, media pembelajaran dan asistensi terhadap prestasi belajar
mahasiswa yang parameternya menggunakan metode regresi linear
berganda, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Hasil analisis regresi dan uji hipotesis secara individu menunjukkan
bahwa :
a) Kompetensi dosen (X1) berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap prestasi belajar mahasiswa.
b) Media pembelajaran (X2) berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap prestasi belajar mahasiswa.
c) Asistensi (X3) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
prestasi belajar mahasiswa
2) Kompetensi dosen, media pembelajaran dan asistensi berpengaruh
positif dan tidak signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap
prestasi belajar mahasiswa.
3. Ardy Firansyah Lubis (2013)
a. Judul
Pengaruh Motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar terhadap
prestasi belajar mahasiswa akuntansi (studi kasus pada mahasiswa
b. Rumusan Masalah
Apakah motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar berpengaruh
terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi (studi kasus pada
mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jatim).
c. Kesimpulan
1) Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap
motivasi yang ada cukup baik sebagai fasilitas penunjang untuk
meningkatkan prestasi belajar.
2) Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap
kebiasaan belajar yang di miliki mahasiswa cukup mempengaruhi
dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar yang dimiliki
masing-masing mahasiswa.
3) Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap
lingkungan belajar yang timbul dari diri mahasiswa masih belum
memiliki pengaruh yang besar dalam peningkatan prestasi belajar
Penelitian yang sekarang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian
terdahulu. Adapun perbedaannya antara lain :
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Variabel Teknik Analisis
1. Lenny Sandra Purwanti (2009)
Faktor - faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II (study empiris pada mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)
Pengaruh kompetensi dosen, media pembelajaran, dan asistensi terhadap prestasi belajar (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura).
Pengaruh Motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi (studi kasus pada mahasiswa
Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
PPKn Angkatan 2008/2009 Universitas Ahmad Dahlan Semester Ganjil Tahun Akademik 2010/2011.
Minat dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pataianrowo Nganjuk.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Belajar
Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Karena telah sangat dikenal mengenai belajar ini, seakan-akan orang
telah mengetahui dengan sendirinya, apakah yang dimaksud dengan belajar itu.
Tetapi kalau ditanya kepada diri sendiri, maka akan termenunglah untuk mencari
jawaban apakah sebenarnya yang dimaksud dengan belajar itu. Kemungkinan
besar-besar jawaban atas pertanyaan tersebut akan mendapatkan jawaban yang
bermacam-macam, demikian pula para ahli.
Menurut Slameto (2003:2), belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk perubahan
dalam diri seseorang berkat adanya pengalaman dan latihan yang dilakukan secara
terus-menerus.
Dalam buku Psikologi Pendidikan M. Dalyono mendefinisikan belajar
sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di
dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Sedangkan pengertian belajar juga didefinisikan oleh Syaiful Bahri adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
Dengan adanya kegiatan belajar, maka setiap individu memiliki tingkat
motivasi belajar yang berbeda-beda. Rendahnya motivasi yang ada dalam diri
mahasiswa akan memiliki dampak yang besar bagi sebuah perguruan tinggi negeri
maupun perguruan tinggi swasta.
2.2.1.1 Teori - Teori Belajar
Teori – teori yang membahas tentang belajar adalah sebagai berikut :
1. Teori Belajar Gesalt
Menurut teori ini, belajar dapat diterangkan sebagai berikut Pertama,
dalam belajar pemahaman atau pengertian (inisight) merupakan faktor yang
penting untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pengalaman.
Kedua, dalam belajar pribadi atau organism memegang peranan sangat sentral,
belajar itu tidak hanya dilakukan secara reaktif saja tetapi dilakukan dengan
sadar, bermotif dan bertujuan (Purwanto, 2000:101).
2. Teori Belajar Classical Conditioning (Pavlon dan Watson)
Menurut teori ini, belajar adalah sesuatu proses perubahan yang terjadi
karena adanya syarat-syarat yang kemudian menimbulkan reaksi. Untuk
menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat
tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya
latihan-latihan yang kontinyu, yang lebih diutamakan dalam teori ini adalah
hal belajar yang terjadi secara otomatis.
Kelemahan dalam teori ini adalah teori ini menganggap bahwa belajar
dihiraukan. Pada manusia teori ini hanya dapat kita terima dalam hal-hal
belajar tertentu saja (Purwanto, 2000:91).
3. Teori Belajar Connectionism (Thorndike)
Menurut teori ini, setiap organism jika dihadapkan dengan situasi baru
akan melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba secara membabi
buta. Jika ada usaha mencoba-coba itu secara kebetulan ada perbuatan yang
dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan yang kebetulan cocok
itu kemudian di “pegangnya”. Karena latihan yang terus menerus maka waktu
yang dipergunakan untuk melakukan perbuatan yang cocok itu makin lama
makin efesien.
2.2.1.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan
terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau
kecakapan. Sampai dimanakan perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain,
berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor.
Adapun faktor-faktor itu dapat kita bedakan menjadi dua golongan, yaitu :
a. Faktor yang ada dalam diri organisme itu sendiri atau yang biasa disebut
faktor intern/individual (faktor kematangan/pertumbuhan, perilaku/kebiasaan,
kecerdasan, latihan, motivasi, minat).
b. Faktor yang ada di luar individu atau biasa disebut faktor eksternal/sosial
(faktor keluarga/rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang
2.2.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar Untuk memahami kegiatan yang disebut “belajar”, perlu dilakukan analisis
untuk menemukan personal-personal apa yang terlibat didalam kegiatan belajar
itu. Sudah diterangkan bahwa belajar merupakan suatu proses. Sebagai suatu
proses sudah tentu harus ada yang di proses (masukan atau input) dan hasil dari
pemrosesan (keluaran atau output). Jadi dalam hal ini kita dapat menganalisis
kegiatan belajar itu dengan pendekatan analisis sistem. Dengan pendekatan sistem
ini sekaligus kita dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
proses dan hasil belajar. Dengan pendekatan sistem, kegiatan belajar dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Pendekatan Sistem Kegiatan Belajar
Sumber : Purwanto, Psikologi Penelitian, 2006
Gambar diatas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input)
merupakan bahan baku yang perlu di olah, dalam hal ini diberi pengalaman
belajar tertentu dalam proses belajar-mengajar (teaching-learning process)
didalam proses belajar-mengajar itu turut berpengaruh pula sejumlah faktor
lingkungan yang merupakan masukan lingkungan (environmental input), dan
berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan
(instrumental input) guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki INSTRUMENTAL INPUT
RAW INPUT TEACHING – LEARNING
PROCESS OUTPUT
(output). Berbagai faktor tersebut terinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan
keluaran tertentu.
Didalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi, maka yang dimaksud
dengan raw input (masukan mentah) adalah mahasiswa. Sebagai raw input
mahasiswa memiliki karakteristik tertentu, baik fisiologis (bagaimana kondisi
fisiknya, panca inderanya, dan sebagainya) maupun psikologis (minatnya, tingkat
kecerdasannya, bakatnya, motivasinya, kemampuan kognitifnya, dan sebagainya)
semua ini dapat mempengaruhi bagaimana proses dan hasil belajarnya.
Yang dimaksud instrumen input adalah kurikulum/bahan pelajaran, dosen
yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas, serta manajemen yang berlaku
di perguruan tinggi yang bersangkutan. Didalam keseluruhan sistem maka
instrumen input merupakan faktor yang sangat penting dan yang paling
menentukan dalam pencapaian hasil/output yang dikehendaki, karena
instrumental input inilah yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu
akan terjadi didalam diri si pelajar.
Disamping itu masih ada lagi faktor lain yang dapat mempengaruhi proses
Gambar 2.2 Faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar
Sumber : Purwanto, Psikologi Penelitian, 2006
2.2.1.4 Sasaran – sasaran untuk Membiasakan Belajar yang Efektif
Berikut ini adalah saran-saran yang dikemukakan Crow dengan singkat dan
terinci untuk mencapai hasil belajar yang lebih efesien.
1) Miliki dahulu tujuan belajar yang pasti.
2) Usahakan adanya tempat belajar yang memadai.
3) Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan keaktifan
mental.
4) Rencakan dan ikutilah jadwal waktu untuk belajar.
5) Selingilah waktu-waktu belajar tersebut dengan istirahat teratur
6) Carilah kalimat-kalimat topik atau inti pengertian dari tiap paragraf
7) Selama belajar gunakan metode pengulangan dalam hati (silent recitation).
8) Lakukan metode keseluruhan (whole method) bilamana mungkin
9) Usahakan agar dapat membaca cepat tetapi cermat.
10) Buatlah catatan-catatan atau rangkuman yang tersusun rapi.
11) Adakan penilaian terhadap kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lanjut.
12) Susunlah dan buatlah pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan usahakan untuk
menemukan jawabannya.
13) Pusatkan perhatian dengan sungguh-sungguh pada waktu belajar.
14) Pelajari dengan teliti tabel-tabel, grafik-grafik, dan bahan ilustrasi lainnya.
15) Biasakanlah membuat kesimpulan atau rangkuman.
16) Buatlah kepastian untuk melengkapi tugas-tugas belajar itu.
17) Pelajari baik-baik pernyataan (statement) yang dikemukakan oleh pengarang
18) Telitilah pendapat beberapa pengarang.
19) Belajarlah menggunakan kamus sebaik-baiknya.
20) Analisislah kebiasaan belajar yang dilakukan, dan cobalah untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
2.2.2 Minat Belajar
2.2.2.1 Pengertian Minat Belajar
Terdapat beberapa pengertian minat yang dipaparkan oleh beberapa para
ahli diantaranya :
1. Eysenck dkk (1972) mendefinisikan minat sebagai suatu kecenderungan untuk
bertingkah laku yang berorientasi kepada objek, kegiatan atau pengalaman
tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan yang
lain tidak sama intensitasnya.
2. Witherington (1986) berpendapat bahwa minat ialah kesadaran seseorang pada
sesuatu, suatu soal atau situasi yang bersangkut paut dengan dirinya. Tanpa
kesadaran seseorang pada suatu objek, maka individu tidak akan pernah
mempunyai minat terhadap sesuatu.
3. Bhatia (1977) menunjukkan bahwa minat merupakan keterlibatan perasaan
seseorang terhadap suatu objek atau perasaan seseorang yang tidak dapat
dipisahkan dengan objek atau aktivitas, karena adanya kaitan antara individu
dengan aktivitas yang disukai tersebut.
4. Dalam kamus psikologi Chaplin (1989) menyebutkan bahwa minat dapat
a. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada
perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek
minatnya.
b. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu
berharga atau berarti bagi individu.
c. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku.
5. Sedangkan menurut Kamus Besar Indonesia (1990:583), minat atau keinginan
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat
adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang
memiliki intensitas tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan seseorang
dalam bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk memperhatikan suatu objek
atau melakukan suatu aktivitas tertentu yang didorong oleh perasaan senang
karena dianggap bermanfaat bagi dirinya.
Minat belajar dapat diartikan juga sebagai suatu rasa ketertarikan pada suatu
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto 2003:2 dalam Hidayat,dkk 2010).
Sehingga minat mengandung unsur keinginan untuk mengetahui dan mempelajari
obyek yang diinginkan itu sebagai wawasan pengetahuan bagi dirinya, orang
tersebut akan melakukan tindakan yang nyata untuk mengetahui dan mempelajari
dari sesuatu yang diinginkannya itu sebagai kebutuhannya. Oleh karena itu, minat
disebut juga keinginan seseorang terhadap sesuatu yang ia cita-citakan,
harapkan. Berdasarkan definisi tersebut dapat di kemukakan bahwa minat
mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
a. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena
tertarik.
b. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran.
c. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan
kegiatan guna mencapai tujuan.
Minat belajar merupakan faktor phsikis yang bersifat non intelektual. Pada
dunia pendidikan, mahasiswa yang memiliki minat belajar yang tinggi maka akan
mempunyai energi lebih untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan melakukan
kegiatan belajar mahasiswa akan mampu menguasai materi. Mahasiswa yang
mampu menguasai materi akan mampu mendongkrak prestasi belajar mahasiswa
tersebut. Faktor – faktor timbulnya minat menurut Crow (2009) terdiri dari :
a. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat
seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian
ilmiah atau aktivitas lain yang menantang.
b. Faktor motivasi sosial, yaitu minat dalam upaya mengimbangkan diri dari dan
dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk
mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk
memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.
c. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.
meningkatkan minat sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat
seseorang.
2.2.2.2 Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Minat pada dasarnya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
belajar. Minat akan menimbulkan kesenangan dalam belajar sehingga
mendongkrak prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik
(1990:118) berpendapat bahwa “Kurangnya minat menyebabkan kurangnya
perhatian dalam usaha belajar, sehingga menghambat studinya”.
Dengan didasari oleh minat, seseorang akan dapat melakukan aktivitas
dengan penuh perhatian, dan memudahkan terciptanya konsentrasi sehingga
gangguan dapat dihindari. Dengan konsentrasi yang baik daya serap peserta didik
terhadap materi pelajaran akan baik pula. Daya serap yang baik akan
membuahkan prestasi peserta didik sesuai yang diharapkan yaitu tingkat prestasi
yang optimum.
2.2.3 Perilaku Belajar
2.2.3.1 Pengertian Perilaku Belajar
Seseorang yang ingin berhasil dalam belajarnya hendaknya mempunyai
sikap dan cara belajar yang baik. Cara-cara belajar ini yang disebut dengan
kebiasaan/perilaku belajar. Perilaku belajar seseorang akan menentukan
keberhasilan belajarnya.
Surya (2004: 28) dalam Ariwaseso mengemukakan bahwa “Kebiasaan itu
tertentu.” Kebiasaan dapat diartikan sebagai cara-cara atau teknik yang menetap
yang dilakukan seseorang. Pendapat lain dikemukakan oleh Slameto (2010: 82)
dalam Rahmi (2008) yang mengemukakan “kebiasaan belajar diperoleh dengan
cara - cara yang dipakai untuk mencapai tujuan belajar”.
Gie (2002: 61) dalam Ariwaseso bahwa “suatu kebiasaan adalah perilaku
seseorang yang dilakukannya secara tetap atau sama dari waktu ke waktu tanpa
pemakaian banyak pikiran sadar”. Oleh karena sifat dasarnya yang spontan dan
otomatis. Hal ini sesuai dengan pendapat Burghard dalam Syah (2008: 121)
“Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respon dengan
menggunakan stimulus yang berulang-ulang”. Oleh karena adanya proses
pengurangan maka muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap
dan otomatis.
Berdasarkan pengertian di atas kemudian dihubungkan dengan belajar,
maka kebiasaan belajar/perilaku dapat diartikan sebagai cara-cara yang ditempuh
mahasiswa dalam belajar untuk mencapai tujuan tertentu.
Suwardjono (1992:153-162) menyatakan terdapat aspek dalam belajar
diperguruan tinggi, yakni: makna kuliah, pengalaman belajar atau nilai, konsepsi
dosen, kemandirian dalam belajar, konsep memiliki buku, dan kemampuan
berbahas dalam semua aspek ini, pengukuran prestasi akademik merupakan hal
hal yang sangat penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai
mahasiswa dalam belajar.
Kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi tidak hanya kuliah saja, akan
kuliah adalah ceramah tentang suatu topik yang disampaikan di depan kelas
sebagai metode pengajaran di perguruan tinggi (Ginting, 2003: 18 dalam
Sudaryono dan Bharata, 2004). Dalam kegiatan ini terjadi interaksi langsung
antara mahasiswa dan dosen yang memungkinkan mahasiswa menangkap
antusiasme dosen dalam menjelaskan suatu topik dan mahasiswa dapat langsung
bertanya apabila ada sesuatu hal yang belum dimengerti. Dalam konteks perilaku
belajar, mempersiapkan diri mengikuti kuliah merupakan salah satu komponen
perilaku belajar di perguruan tinggi (Ginting, 2003: 20 dalam Sudaryono dan
Bharata, 2004). Berikut adalah penjelasan singkat tentang komponen-komponen
perilaku belajar mahasiswa di perguruan tinggi (Sudaryono dan Bharata, 2004):
a) Mempersiapkan diri mengikuti kuliah,
b) Mengikuti kuliah dengan efektif,
c) Membuat catatan,
d) Belajar setelah kuliah,
e) Belajar untuk menghadapi ujian,
f) Pola membaca,
g) Kemampuan menggunakan waktu secara efektif.
2.2.3.2 Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Perilaku belajar biasanya dikaitkan dengan cara belajar dan salah satu cara
belajar yang baik dilihat dari jangka waktu belajar serta belajar membaca dengan
baik. Perilaku belajar jelas mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Seorang
mahasiswa yang mempunyai jadwal belajar yang teratur akan lebih bisa
menjelang ujian. Dengan kebiasaan belajar yang baik, yakni belajar terjadwal,
mengerjakan tugas dengan benar, belajar berkelompok, atau memperbanyak
membaca, maka seorang mahasiswa diharapkan akan meningkat prestasi
belajarnya.
Kebiasaan belajar sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa atau mahasiswa adalah kebiasaan belajar yang dimiliki
siswa atau mahasiswa yang bersangkutan.
Gie (2002: 193) merumuskan bahwa “kebiasaan belajar yang baik akan
membantu siswa dalam menguasai pelajaranya untuk mencapai kemajuan studi,
dan akhirnya sukses di sekolah”. Jadi kebiasaan belajar yang baik berarti
membiasakan diri dengan melakukan proses belajar yang tepat untuk mencapai
prestasi belajar yang maksimal.
2.2.4 Lingkungan belajar
2.2.4.1 Pengertian Lingkungan Belajar
Manusia disepanjang hidupnya tidak akan pernah lepas dari apa yang
disebut dengan lingkungan. Lingkungan dalam kehidupan manusia selalu
mengitarinya dan terdapat hubungan timbal balik diantara keduanya. Lingkungan
disatu sisi dapat mempengaruhi manusia, akan tetapi disisi yang lain manusia juga
dapat mempengaruhi lingkungan. Demikian halnya dalam proses belajar mengajar,
lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak berpengaruh terhadap proses
Menurut Rohani (2004:19) dikutip Johari (2006:40) dalam Setiawan (2012)
perkembangan seseorang dalam hidupnya tidak pernah lepas dari adanya faktor
pembawaan dan faktor lingkungan. Diantara keduanya terdapat hubungan yang
saling mempengaruhi dalam menjadikan manusia yang berkualitas dan bercirikan
keunggulan serta mempunyai karakter dan kepribadian yang baik. Berdasarkan
hasil penelitian para pakar psikologi dikatakan bahwa faktor pembawaan lebih
menentukan dalam hal intelegensi, fisik dan reaksi inderawi. Sementara itu faktor
lingkungan lebih berpengaruh dalam hal pembentukan kebiasaan, kepribadian,
sikap dan nilai.” Lingkungan diartikan sebagai “kumpulan segala kondisi dan
pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan perkembangan suatu organisme”
(Imam Gunawan, 2011:2). Pada penelitian ini lingkungan yang dijadikan
penelitian adalah lingkungan belajar atau biasa disebut dengan lingkungan
pendidikan.
Lingkungan belajar dapat diartikan berupa “benda-benda, orang-orang,
keadaan-keadaan, dan peristiwa-peristiwa yang ada di sekitar peserta didik yang
bisa memberikan pengaruh kepada perkembangannya, baik secara tidak langsung
ataupun langsung, baik secara sengaja maupun tidak disengaja” (Imam Gunawan,
2011:2). Lingkungan belajar dapat diartikan pula sebagai tempat dimana
mahasiswa melakukan kegiatan belajar dan bersosialisasi dengan orang lain yang
ada di dalam lingkungan tersebut. Lingkungan belajar oleh para ahli sering
disebut sebagai lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah segala
kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kegiatan pendidikan (Hadikusumo,
Tirtarahardja dan La Sulo (1994:168) dalam Partono dan Tri Madalah latar tempat
berlangsungnya pendidikan. Berdasarkan pengertian dari definisi-definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud lingkungan belajar adalah tempat
berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap
keberlangsungan kegiatan tersebut.
2.2.4.2 Macam – Macam Lingkungan Belajar
Lingkungan Belajar penting pengaruhnya terhadap berhasilnya belajar.
Lingkungan belajar yang kondusif diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.
Hutabarat E.P (1995: 203) membagi lingkungan belajar menjadi:
1) Lingkungan belajar fisik adalah segala sesuatu yang terdapat di tempat kita
belajar, seperti penerangan, kursi kerja, dan ruangan tempat belajar.
2) Lingkungan sosial yang memerlukan kehadiran teman suatu program studi dan
orang lain yang mendorong atau menghambat mahasiswa untuk belajar serta
suasana yang ada. Lingkungan sosial terdiri dari:
a. Lingkungan Keluarga
Pengertian lingkungan keluarga berasal dari dua kata, yaitu lingkungan dan
keluarga. J. P. Chaplin (Syamsu Yusuf, 2000) mengemukakan bahwa
“lingkungan merupakan keseluruhan aspek atau fenomena fisik atau sosial
yang mempengaruhi perkembangan individu. Sementara, Joe Kathena
(Syamsu Yusuf, 2000) mengemukakan bahwa “lingkungan merupakan
segala sesuatu yang berada di luar individu yang meliputi fisik dan sosial
diterima individu melalui alat inderanya yaitu penglihatan, penciuman,
pendengaran dan rasa.
Lingkungan yang mempengaruhi perkembangan individu yaitu
lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya (peer group), dan
masyarakat. Lingkungan pertama yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan individu adalah lingkungan keluarga.
Sudardja Adiwikarya, Sigelman dan Shaffer (Syamsu Yusuf, 2000)
berpendapat bahwa “keluarga merupakan unit terkecil yang bersifat
universal, artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia (universe) atau
suatu sistem sosial yang terpancang (terbentuk) dalam sistem sosial yang
lebih besar”.
Hal tersebut hampir senada dengan pendapat Vebrianto (Sadjaah,
2002) yang mengemukakan bahwa “keluarga merupakan unit terkecil dalam
masyarakat memiliki nuclear family maupun extended family, yang secara
nyata mendidik kepribadian seseorang dan mewariskan nilai-nilai budaya
melalui interaksi sesame anggota dalam mencapai tujuan”.
Sedangkan F. J. Brown (Syamsu Yusuf, 2000) mengemukakan bahwa
“ditinjau dari sudut sosiologis, keluarga dapat diartikan menjadi dua macam,
yaitu:
1. Dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah
atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan klan atau marga
Dari semua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga
merupakan unit terkecil yang terdapat dalam masyarakat di dunia yang
memiliki peranan penting dalam upaya mendidik seorang anak serta
memiliki keluarga batih (nuclear family) maupun keluarga luas (extended
family) yang ditandai dengan adanya hubungan darah atau satu garis
keturunan. Keluarga batih adalah keluarga terkecil yang terdiri atas ayah,
ibu dan anak, sedangkan keluarga luas adalah keluarga yang terdiri atas
beberapa keluarga batih.
Lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
kehidupan sehari-hari seseorang karena sejatinya keluarga merupakan orang
terdekat yang sehari-hari nya berada disekitar orang tersebut. Keluarga
merupakan tempat dimana kita bisa menceritakan segala sesuatunya apa
yang sedang kita alami. Keluarga terkadang dapat mempengaruhi seseorang
dalam mengambil keputusan karena dengan keluargalah orang yang terdekat
dengan kita, mereka mengetahui apa yang terbaik untuk kita, begitu juga
dalam hal pengambilan keputusan dalam dunia pendidikan.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal,
yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang
bersifat kodrati, orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat,
melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pendidikan keluarga disebut pendidikan utama karena di dalam lingkungan
dikembangkan. Bahkan ada beberapa potensi yang telah berkembang dalam
pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga dapat dibedakan menjadi dua
yakni:
1. Pendidikan prenatal (pendidikan sebelum lahir)
Merupakan pendidikan yang berlangsung selama anak belum lahir atau
masih dalam kandungan. Pendidikan prenatal lebih dipengaruhi kepada
kebudayaan lingkungan setempat.
2. Pendidikan postnatal (pendidikan setelah lahir)
Merupakan pendidikan manusia dalam lingkungan keluarga dimulai dari
manusia lahir hingga akhir hayatnya. Segala macam ilmu kehidupan
yang diperoleh dari keluarga merupakan hasil dari proses pendidikan
keluarga postnatal.
Sama seperti pendidikan prenatal yang tujuannya adalah menjamin
manusia lahir ke dunia, pendidikan postnatal ditujukan sebagai jaminan
agar manusia dapat menjadi manusia yang baik dan tidak mengalami
kesulitan berarti selama proses manusia hidup.
Bagaimana manusia bersikap tentang segala macam lingkungannya
di luar lingkungan keluarga sangat tergantung pada bagaimana proses
pendidikan keluarga berlangsung. Dalam dunia modern seperti sekarang,
bagaimana pendidikan keluarga berlangsung tidak sepenuhnya
tergantung pada orang tua namun bisa juga dipengaruhi oleh orang lain
kesibukan orangtua maka orangtua lebih cenderung untuk menyewa
orang lain untuk merawat (mengasuh) anaknya.
Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat
manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal skil dan ilmu pengetahuan,
sedangkan lingkungan masayarakat merupakan tempat praktek dari bekal
yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat
pengembangan kemampuan diri. Melihat hal diatas maka sudah
selayaknya terdapat koordinasi antar lingkungan sehingga terjadi
keselarasan dan keserasian dalam menjadikan manusia yang
berpendidikan dan berkepribadian unggul.
b. Lingkungan Kampus
Menurut Hamalik O (2001), bahwa hambatan terdapat kemajuan seorang
siswa tidak hanya bersumber dari lingkungan itu sendiri, melainkan
kemungkinan besar dari lingkungan kampus. Penyebabnya dikarenakan cara
memberikan bahan pelajaran, kurangnya bahan pelajaran, alat – alat praktek,
bahan pelajaran yang tidak sesuai, guru tidak menguasai bahan pelajaran
yang akan diberikan, dan tidak ada saling menghargai serta menghormati
antara siswa dengan guru hambatan bagi kemajuan dalam kegiatan belajar,
dan dengan sendirinya menjadi tanggung jawab kampus untuk
memperbaikinya. Menurut Slameto (2003) bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi lingkungan belajar siswa ini mencakup metode mengajar
kedisiplinan dalam belajar, kualitas belajar siswa, penguasaan yang baik dan
metode belajar siswa tersebut.
Tulus Tu’u (2004:1) menyatakan lingkungan kampus dipahami
sebagai lembaga pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan
belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan
dikembangkan kepada anak didik. Sedangkan menurut Gerakan Disiplin
Nasional (GDN) lingkungan kampus diartikan sebagai lingkungan dimana
para mahasiswa dibiasakan dengan nilai tata tertib kampus dan
nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke
dalam kesadaran hati nuraninya (Tulus Tu’u, 2004:11). Berdasarkan 2 (dua)
definisi tentang lingkungan kampus tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa lingkungan kampus adalah lingkungan dimana kegiatan belajar
mengajar berlangsung yang para siswanya dibiasakan dengan nilai-nilai tata
tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi.
c. Lingkungan Masyarakat
Ada dua istilah yang sangat erat kaitannya tetapi berbeda secara gradual
ialah “alam sekitar” dan “lingkungan”. Alam sekitar mencakup segala hal
yang ada di sekitar kita, baik yang jauh maupun yang dekat letaknya, baik
dari masa silam maupun yang akan datang tidak terikat pada dimensi waktu
dan tempat. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang
memiliki makna dan/atau pengaruh tertentu kepada individu.
Lingkungan ini mengitari sejak manusia dilahirkan sampai dengan
timbal balik. Artinya lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya
manusia juga mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Henry E Garret
mengemukakan, “Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri
individu. Di samping itu lingkungan juga difungsikan sebagai sumber
pengajaran atau sumber belajar”.
Sedangkan istilah masyarakat dalam istilah bahasa Inggris disebut
society, dalam bahasa Arab disebut musyarakah artinya bersama-sama
kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama,
hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Istilah
sosiologinya di sebut berinteraksi.
Masyarakat suatu sistem sosial atau kesatuan hidup yang mempunyai
banyak faktor dalam pembentukannya, sehingga banyak definisi masyarakat
yang dikemukakan oleh Hartono sebagai berikut:
1. Linton (seorang ahli antropologi) mengemukakan, bahwa masyarakat
adalah setiap kelompok manusia, yang telah cukup lama hidup dan
bekerja sama , sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan
berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas
tertentu.
2. M.J. Haeskovitas menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu
yang diorganisasikan yang mengikuti satu cara hidup tertentu.
3. Gilin mengatakan, bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang
terbesar mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan
4. S.R. Steimentz memberikan batasan tentang masyarakat sebagai
kelompok manusia yang terbesar yang meliputi
pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan
erat dan teratur.
5. Lebih terperinci dikemukakan oleh Mac Iver, bahwa masyarakat adalah
satu sistem dari cara kerja dan prosedur, dari otoritas dan saling bantu
membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan
pembagian-pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia dan
kebebasan. Sistem yang kompleks yang selalu berubah atau
jaringan-jaringan dari relasi sosial.
Dari definisi-definisi tersebut dapat dideskripsikan ciri-ciri masyarakat
sebagai berikut:
1. Manusia hidup bersama.
2. Bergaul dalam jangka waktu yang lama.
3. Setiap anggotanya menyadari dirinya sebagai satu kesatuan.
4. Bersama-sama membangun suatu kebudayaan yang menjadi pedoman
dalam hidup bersama.
Jadi, lingkungan masyarakat adalah tempat terjadinya sebuah interaksi suatu
sistem dalam menghasilkan sebuah kebudayaan yang terikat oleh
2.2.4.3 Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Lingkungan mempengaruhi prestasi belajar dalam berkonsentrasi untuk
belajar. Pelajar akan memaksimalkan kemampuan dan konsentrasinya, jika pelajar
akan mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi dan dapat
memaksimalkan konsentrasi, mereka mampu menggunakan kemampuannya pada
saat suasana yang tepat. Lingkungan kerja yang efektif adalah sebuah lingkungan
yang produktif, dimana sebuah lingkungan sesuai dengan kebutuhan para pelajar.
Semakin mahasiswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mahasiswa
tersebut mengatasi situasi-situasi yang menantang dan semakin mudah mahasiswa
mempelajari informasi tersebut (Deporter and Hernacki, 2001:81 dalam Rizkie
2013).
Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan.
Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional
atau emosional. Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya
dikendalikan faktor-faktor lingkungan.
2.2.5 Prestasi Belajar
Pengertian prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa
prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari apa yang telah dilakukan atau di
kerjakan dan sebagainya). Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
yang diterbitkan oleh W.J.S. Poerwadarminta disebutkan belajar sebagai usaha
Prestasi belajar menurut para ahli pada intinya adalah pencapaian atau hasil
akhir yang bisa dilihat setelah proses belajar. Terkait pencapaian itu dalam aspek
apa dan bagaimana, masing-masing ahli memiliki pandangan tersendiri. Selain itu
prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai
sebuah hasil yang telah dicapai dari pembelajaran pengetahuan yang dapat di
amati dengan perubahan tingkah laku seseorang yang disebabkan oleh
pengalaman.
Menurut Arifin (1990), kata prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda,
yaitu prestasi yang berarti hasil usaha. Ditinjau dari fungsinya prestasi belajar
adalah sebagai berikut:
1. Prestasi belajar sebagi indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai.
2. Prestasi belajar sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu.
3. Prestasi belajar juga sebagai bahan informasi dalam inovasi pendekatan. Hal
ini berdasarkan asumsi bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
peserta didik dalam peningkatan ilmu pengetahuan dan berperan sebagai
umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan.
Indikator intern adalah prestasi belajar dapat dijadikan indikator produktivitas
suatu institusi pendidikan, sedangkan indikator ekstern menunjukkan bahwa
5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan
peserta didik).
Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil
yang telah dicapai dari usaha belajar yang diterima di kampus, yang dinyatakan
dalam bentuk IPK (Indeks Prestasi Kumulatif).
Prestasi belajar dan proses belajar adalah satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan karena prestasi belajar pada hakikatnya adalah hasil dari sebuah proses
belajar. Untuk mengetahui prestasi belajar seorang peserta didik biasanya
melakukan evaluasi terhadap materi belajar yang telah diberikan. Seberapa besar
peserta didik maupun memberikan timbal balik dari setiap evaluasi yang diberikan.
Menurut Winkel (2001) bahwa prestasi belajar merupakan prestasi belajar seorang
peserta didik dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek yaitu aspek kognitif,
2.3 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.3 Kerangka Pikir
Uji Partial Least Square (PLS) Minat Belajar
(X1)
Perilaku Belajar (X2)
Lingkungan Belajar (X3)
2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan landasan teori yang
telah dijelaskan maka disimpulkan hipotesis adalah :
H1 = Diduga bahwa minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
H2 = Diduga bahwa perilaku belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini terdiri atas tiga variabel yang menjadi variabel independen
yaitu minat belajar (X1), perilaku belajar (X2) dan lingkungan belajar (X3).
Sedangkan variabel dependen adalah prestasi belajar (Y). Penilitian ini di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur mahasiswa jurusan
akuntansi angkatan 2010.
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.2.1 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional menurut Nasir (2005:126) adalah suatu definisi yang
diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Apapun variabel yang digunakan
1. Variabel bebas (X)
Variabel dalam penelitian ini antara lain :
a. Minat Belajar (X1)
Minat belajar adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek
untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung
dalam bidang itu. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
diadaptasi dari Febrianti Dwi Cahyani (2013) dengan 4 item pertanyaan.
Indikator variabel sebagai berikut :
1. Adanya rasa ketertarikan terhadap mata kuliah akuntansi.
2. Selalu mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh dosen.
3. Adanya semangat ketika dosen mengajarkan mata kuliah akuntansi.
4. Selalu mengerjakan soal latihan dirumah meskipun tidak ada tugas dari
dosen.
b. Perilaku Belajar (X2)
Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh
individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung
secara spontan. Variabel ini diukur dengan 18 item pertanyaan yang
diadaptasi dari Rizkie Ainur Rachman (2013) yang terdiri dari 5 indikator
untuk dimensi kebiasaan mengikuti perkuliahan, 5 indikator untuk dimensi
kebiasaan membaca buku, 4 indikator untuk dimensi kunjungan ke
1. Kebiasaan mengikuti perkuliahan, yang terdiri dari indikator sebagai
berikut:
a. Berusaha memusatkan perhatian pada materi yang sedang di
diajarkan.
b. Bekerjasama dengan teman pada saat mengerjakan soal latihan.
c. Tidak mudah mengantuk pada saat kuliah berlangsung.
d. Tidak suka menunda tugas yang diberikan dosen.
e. Apabila dikelas diadakan diskusi, saya memilih aktif.
2. Kebiasaan membaca buku, yang terdiri dari indikator sebagai berikut:
a. Melakukan persiapan bahan kuliah sebelum kuliah dimulai.
b. Membaca buku selain buku akuntansi untuk menambah wawasan.
c. Berusaha memahami bacaan pada setiap buku yang dibaca.
d. Berusaha untuk mengisi waktu luang dengan membaca.
e. Memberi tanda bagian penting pada setiap buku yang saya baca.
3. Kunjungan perpustakaan, yang terdiri dari indikator sebagai berikut:
a. Senang membaca buku di perpustakaan.
b. Memanfaatkan waktu luang dengan membaca buku di perpustakaan.
c. Saya meminjam buku setiap berkunjung ke perpustakaan.
d. Bila ada tugas, saya pergi ke perpustakaan untuk mencari referensi.
4. Kebiasaan menghadapi ujian, yang terdiri dari indikator sebagai berikut:
a. Selalu belajar dengan teratur, baik dan disiplin.
c. Selalu percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki dalam
menghadapi dan mengerjakan soal ujian.
d. Berusaha tidak bertanya pada teman saat ujian berlangsung.
c. Lingkungan Belajar (X3)
Lingkungan belajar merupakan tempat dimana mahasiswa melakukan
kegiatan belajar dan bersosialisasi dengan orang lain yang ada di dalam
lingkungan tersebut. Variabel ini diukur dengan 8 item pertanyaan yang
diadaptasi dari Rizkie Ainur Rachman (2013) yang terdiri dari 4 indikator
untuk dimensi lingkungan belajar dikampus dan 5 indikator untuk dimensi
lingkungan belajar di luar kampus.
1. Lingkungan belajar dikampus, yang terdiri dari indikator sebagai
berikut:
a. Suasana kelas nyaman pada saat perkuliahan berlangsung.
b. Jumlah siswa dalam satu kelas cukup untuk menciptakan
pembelajaran yang kondusif.
c. Universitas menyediakan sarana prasarana yang cukup mendukung
dalam proses belajar.
d. Ruang kelas pada saat perkuliahan rapi dan bersih.
2. Lingkungan belajar diluar kampus, yang terdiri dari indikator sebagai
berikut :
a. Lingkungan tempat tinggal saya mendukung untuk belajar.
c. Orang tua saya selalau menyediakan fasilitas belajar yang saya
butuhkan.
d. Orang tua saya berusaha membuat saya nyaman saat belajar
dirumah.
e. Teman-teman sebaya saya nyaman untuk kegiatan belajar secara
kelompok.
2. Variabel terikat (Y)
Prestasi Belajar (Y) merupakan hasil belajar yang diraih seorang
mahasiswa yang berupa nilai, dalam penelitian ini, prestasi belajar yang
dimaksud yaitu hasil belajar mahasiswa yang telah dicapai dari usaha belajar
yang diterima di kampus, yang dinyatakan dalam bentuk Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK). Variabel prestasi belajar diukur dengan instrumen kuesioner
yang merupakan pengembangan dari Suryo Sudikdo (2011) terdiri dari 4 item
pertanyaan. Indikator variabel sebagai berikut:
1. Saya mendalami pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan
prestasi, serta selalu mengikuti perkembangan IPTEK sebagai
pengembangan dalam kegiatan perkuliahan.
2. Saya merasa malu pada diri saya apabila saya mendapatkan nilai yang jelek.
3. Saya memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengerjakan tugas-tugas