J AWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan oleh :
INTAN AYU FAHMININGTYAS 0913010044 / FE / EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
J AWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pr ogram Studi Akuntansi
Diajukan oleh :
INTAN AYU FAHMININGTYAS 0913010044 / FE / EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” J AWA TIMUR
Disusun Oleh :
INTAN AYU FAHMININGTYAS 0913010044/FE/EA
Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh
Tim Penguji Skr ipsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal 22 Februari 2013
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Sr i Hastuti, M.Si Dr. Gideon Setyo B., M.Si
Sekr etaris
Dra. Ec. Sr i Hastuti, M.Si Anggota
Dr s. Ec. Muslimin, M.Si
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH MOTIVASI, MINAT BELAJ AR, DAN KOMPETENSI DOSEN PENGAJ AR TERHADAP
TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA
AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR”.
Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dengan terselesainya skripsi ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak. Drs. Ec. H. R.A Suwaidi, M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Ibu Dra. Sri Hastuti, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak Drs. Ec. R. Sjarief Hidajat, M.Si selaku Dosen Wali yang telah mengarahkan dan memberikan bimbingan kepada penulis selama proses perkuliahan.
7. Kedua orangtuaku tercinta, Adji Susilo, SH dan Dra. Tufah Sulistyastuti, serta Kakakku tersayang Rahadian Aji Pratama, SE, yang senantiasa memberikan nasihat, bimbingan, dukungan, dan doa kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.
8. Teman-teman dan sahabatku yang telah membantu dan memberikan dukungan hingga terselesainya skripsi ini.
9. Serta bantuan dan dukungan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAK ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 11
2.2 Landasan Teori ... 20
2.2.1 Akuntansi ... 20
2.1.1.1 Pengertian Akuntansi ... 20
2.1.1.2 Tujuan Akuntansi ... 20
2.2.2 Akuntansi Keperilakuan ... 22
2.2.3.2 Tujuan Pemahaman Akuntansi ... 24
2.2.4 Motivasi ... 25
2.2.4.1 Pengertian Motivasi ... 25
2.2.4.2 Tujuan Motivasi ... 26
2.2.4.3 Teori Motivasi ... 26
2.2.5 Minat Belajar ... 28
2.2.5.1 Pengertian Minat ... 28
2.2.5.2 Pengertian Belajar ... 29
2.2.5.3 Karakteristik Perubahan Tingkah Laku dalam Belajar ... 30
2.2.6 Kompetensi Dosen Pengajar ... 30
2.2.6.1 Pengertian Kompetensi ... 30
2.2.6.2 Pengertian Dosen Pengajar ... 31
2.2.6.3 Kompetensi Dosen ... 32
2.2.6.4 Pengertian Mengajar ... 33
2.2.6.5 Perangkat Kompetensi Dosen Pengajar ... 34
Pemahaman Akuntansi ... 36
2.3.3 Hubungan Kompetensi Dosen Pengajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi ... 36
2.4 Diagram Kerangka Pikir ... 38
2.5 Hipotesis ... 38
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39
3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 46
3.2.1 Objek Penelitian ... 46
3.2.2 Populasi ... 46
3.2.3 Sampel ... 47
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.3.1 Jenis Data dan Sumber Data ... 48
3.3.2 Pengumpulan Data ... 49
3.4 Uji Kualitas Data, Uji Asumsi Klasik, dan Teknik Analisis ... 49
3.4.1 Uji Kualitas Data ... 49
3.4.1.1 Uji Validitas Data ... 49
3.4.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 52
3.4.3 Teknik Analisis ... 53
3.5 Uji Hipotesis ... 54
3.5.1 Uji Kesesuaian Model ( Uji F ) ... 54
3.5.2 Uji T ... 55
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 56
4.1.1 Sejarah Singkat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur ... 56
4.1.2 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur ... 59
4.1.3 Visi, Misi, dan Tujuan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur ... 59
4.1.3.1 Visi ... 59
4.1.3.2 Misi ... 60
4.1.3.3 Tujuan ... 60
4.2 Penyajian Data ... 61
4.3 Uji Validitas, Reliabilitas, dan Normalitas ... 70
4.6 Pembahasan dan Implikasi Penelitian ... 81 4.6.1 Pembahasan Penelitian ... 81 4.6.2 Implikasi Penelitian ... 82 4.6.3 Perbedaan Penelitian Sekarang dan Penelitian
Terdahulu ... 85 4.6.4 Keterbatasan Penelitian ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 88 5.2 Saran ... 89
Intan Ayu Fahminingtyas
ABSTRAK
Perkembangan zaman saat ini sedemikian pesatnya. Realitas yang kita hadapi adalah terus bertambahnya lulusan Perguruan Tinggi dari tahun ke tahun. Setiap tahun, puluhan ribu lulusan perguruan tinggi (Sarjana dan Diploma) masuk ke pasar kerja, namun hanya sebagian kecil saja yang dapat diserap oleh dunia kerja. Berbagai kekurangan dikeluhkan, salah satunya seperti dasar pengetahuan yang kurang memadai. Sesuai dengan kondisi yang demikian, maka UPN sebagai salah satu Universitas di Jawa Timur perlu memperhatikan seberapa besar tingkat pemahaman yang dimiliki oleh mahasiswanya, khususnya mahasiswa akuntansi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Motivasi, Minat Belajar, dan Kompetensi Dosen Pengajar berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 181 mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi angkatan 2009. Dari populasi tersebut dilakukan teknik sampel dengan menggunakan Simple Random Sampling sehingga memperoleh sampel sebanyak 64 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan data primer dimana data diperoleh dari jawaban responden atas kuesioner yang disebar. Sedangkan Teknik Analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linear Berganda.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan, Motivasi, Minat Belajar, dan Kompetensi Dosen Pengajar berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Dan secara parsial, hanya Minat Belajar dan Kompetensi Dosen Pengajar yang berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, sedangkan Motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan zaman pada saat ini sedemikian pesatnya.
Pembangunan Indonesia dihadapkan pada masalah yang sangat kompleks
mengingat negara kita adalah negara yang sedang berkembang. Salah satu
penyebabnya adalah semakin meningkatnya tuntutan bangsa dalam memenuhi
kebutuhan serta keinginannya untuk maju. Guna menjawab tantangan dunia
yang semakin bergejolak, tentu saja perkembangan sumber daya manusia
harus diprioritaskan. Prioritas perkembangan sumber daya manusia perlu
dilakukan mengingat tujuan negara adalah untuk membangun Indonesia yang
berkualitas, sehingga sumber daya manusia perlu dipersiapkan agar dapat
memberikan kontribusi demi kemajuan negara.
Saat ini realitas yang dihadapi adalah terus bertambahnya lulusan
Perguruan Tinggi dari tahun ke tahun. Setiap tahun, puluhan ribu lulusan
perguruan tinggi (Sarjana dan Diploma) masuk ke pasar kerja, namun hanya
sebagian kecil saja yang dapat diserap oleh dunia kerja. Disampaikan pula
oleh Ketua Mahkamah Konstitusi, Moh.Mahfud MD, pada acara Dies Natalis
ke-56 Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Senin 10
September 2012., menyatakan bahwa Perguruan Tinggi harus mencetak
tinggi yang tidak menjadi aset bagi negara, tapi justru menjadi beban
(http://portal.mahkamahkonstitusi.go.id/webmk/index.php?page=web.Berita&
id=7466).
Berbagai kekurangan dikeluhkan, seperti dasar pengetahuan yang
kurang memadai, belum siap kerja, kurang produktif, kurang dapat bekerja
sama dalam tim, dan lain sebagainya. Pada Harian Pelita, 23 Oktober 2012,
disampaikan bahwa masalah kurikulum pendidikan adalah belum adanya
mutu dan relevansi kurikulum pengajaran di lembaga pendidikan tinggi yang
mampu menciptakan dan mengembangkan kemandirian sumber daya manusia
(SDM) yang sesuai kebutuhan dunia kerja. Sedangkan hambatan pasar kerja
lebih disebabkan rendahnya kualitas SDM untuk memenuhi kebutuhan pasar
kerja (http://www.pelita.or.id/baca.php?id=86618). Sesuai dengan kondisi
yang demikian, maka perguruan tinggi baik swasta maupun negeri perlu
memperhatikan seberapa besar tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki mahasiswanya sehingga nantinya dapat diperoleh lulusan yang
berkualitas.
Menurut Suryaningsum, dkk (2004), kualitas manusia berkaitan erat
dengan kualitas pendidikan yang merupakan rangkaian dari pendidikan
tingkat dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan tinggi seperti Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sebagai lembaga yang
membekali peserta didik dengan penekanan pada nalar dan pemahaman
dalam dunia praktik, berperan penting dalam menumbuhkan kemandirian
peserta didik dalam proses pembelajaran yang diikutinya.
Sundem (1993) dalam Machfoed (1999), mengkhawatirkan akan
ketidakjelasan industri akuntansi yang dihasilkan oleh pendidikan tinggi
akuntansi, hal ini berarti banyak perguruan tinggi tidak sanggup membuat
anak didiknya menguasai dengan baik pengetahuan dan keterampilan hidup
(karena mahasiswa cuma menghafal). Sekolah elit pun tidak lagi membekali
anak didiknya dengan pengetahuan dan pegangan yang memadai untuk
menghadapi tantangan zaman ini (Suryaningrum, dkk, 2003).
Goleman (2003) dalam penelitian Melandy dan Aziza (2006),
menyatakan bahwa kemampuan akademik bawaan, nilai, rapor, dan prediksi
kelulusan pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik kinerja
seseorang sudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam
hidup. Menurut Liandari (2010), proses belajar mengajar dalam berbagai
aspek sangat terkait dengan kecerdasan emosional mahasiswanya. Kecerdasan
emosional ini mampu melatih kemampuan mahasiswa untuk mengelola
perasaannya, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, kesanggupan untuk
tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan
menunda kepuasan sesaat, dapat mengikuti suasanan hati serta ammpu
berempati dan bekerja sama dengan orang lain.
Tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan seberapa
konteks ini mengacu pada mata kuliah pokok akuntansi. Tanda seorang
mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya ditunjukan dari nilai-nilai
didapatkan dalam mata kuliah tersebut tetapi juga mahasiswa harus
memahami konsep-konsep yang terkait dalam mata kuliah tersebut. Hal ini
menjadi suatu kelemahan bagi mahasiswa karena banyak dari mahasiswa
hanya mengerti dan menghafal namun tidak sungguh-sungguh memahami
konsep akuntansi tersebut. Sehingga kelak mahasiswa menjadi tidak
maksimal dalam mengembangkan ilmu-ilmu akuntansinya.
Adanya tingkat kelemahan mahasiswa akuntansi dalam pemahaman
akuntansi pada Perguruan Tinggi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur dapat ditunjukkan pada pemahaman mereka pada mata
kuliah pokok akuntansi, yaitu Pengantar Akuntansi, Akuntansi Keuangan
Menengah I, Akuntansi Keuangan Menengah II, Akuntansi Keuangan
Lanjutan I, Akuntansi Keuangan Lanjutan II, Pemeriksaan Akuntansi I,
Pemeriksaan Kuntansi II, dan Teori Akuntansi. Mata kuliah tersebut sudah
ditempuh oleh mahasiswa akuntansi angkatan 2009 Universitas Pembangunan
Nasional “UPN” Jawa Timur. Hal tersebut dapat ditunjukkan berdasarkan
hasil survei pendahuluan yang dilakukan penulis terhadap 20 mahasiswa
jurusan akuntansi angkatan 2009 di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. Hal tersebut
mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur mengenai tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa.
Tabel 1.1. Hasil Survei Pendahuluan
No. Pertanyaan
1. Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah
2. Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah 3. Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah 4. Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah 5. Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah 6. Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah 7. Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah 8. Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah Sumber : Data kuisioner mahasiswa akuntansi angkatan 2009
Keterangan : TP = Tidak Paham
KP = Kurang Paham
R = Ragu-ragu
P = Paham
Berdasarkan hasil survei pendahuluan terhadap 20 mahasiswa akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya angkatan 2009
menunjukkan bahwa hanya 50% mahasiswa ragu-ragu dan 40% mahasiswa paham
terhadap pemahaman mata kuliah Pengantar Akuntansi.
Hasil survei untuk mata kuliah AKM I menunjukkan bahwa 55% mahasiswa
kurang paham dan sebanyak 15% mahasiswa tidak paham terhadap pemahaman mata
kuliah AKM I.
Hasil survei untuk mata kuliah AKM II menunjukan hal yang sama dimana
hanya terdapat 35% mahasiswa kurang paham dan 35% juga mahasiswa yang tidak
paham terhadap AKM II.
Hasil survei untuk mata kuliah AKL I menunjukkan bahwa 40% mahasiwa
ragu-ragu dan sebanyak 35% mahasiswa kurang paham terhadap mata kuliah AKL I.
Hasil survei untuk mata kuliah AKL II menunjukkan bahwa sebanyak 45%
mahasiswa kurang paham dan 20% mahasiswa tidak paham terhadap mata kuliah
AKL II.
Hasil survei untuk mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi I menunjukkan
terdapat 15% mahasiswa sangat paham namun sebanyak 45% mahasiswa ragu-ragu
terhadap pemahaman mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.
Hasil survei untuk mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II menunjukkan
sebanyak 20% mahasiswa paham namun terdapat 60% mahasiswa ragu-ragu terhadap
Hasil survei untuk mata kuliah Teori Akuntansi menunjukkan terdapat 5%
mahasiswa yang sangat paham namun sebanyak 45% mahasiswa ragu-ragu terhadap
pemahaman mata kuliah Teori Akuntansi.
Adanya fenomena tersebut menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur terhadap mata kuliah
pokok akuntansi masih kurang. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena mahasiswa
belum memiliki minat yang kuat untuk benar-benar memahami akuntansi sehingga
tidak ada keinginan dari dalam diri mahasiswa tesebut untuk bersungguh-sungguh
belajar dan mempelajari akuntansi. Mungkin juga dapat disebabkan oleh kurangnya
motivasi mahasiswa sebagai dorongan atau keinginan untuk maju dalam
meningkatkan kualitas diri mereka. Bukan hanya itu, dalam prosesnya kompetensi
dosen pengajar tetap memiliki peran yang sangat strategis dalam mempersiapkan
sumber daya manusia melalui pendidikan tinggi.
Menurut Melandy dan Aziza (2006), motivator yang paling berdaya guna
adalah motivator dari dalam, bukan dari luar. Para mahasiswa yang memiliki upaya
untuk meningkatkan diri akan menunjukkan semangat juang yang tinggi kearah
penyempurnaan diri yang merupakan inti dari motivasi untuk meraih prestasi.
Minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa
yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka
melihat sesuatu itu mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik sesuatu
itu yang pada akhirnya nanti akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya (Hurlock,
kegiatan seseorang. Minat yang besar akan mendorong motivasi siswa itu sendiri.
Kurangnya minat menyebabkan kurangnya perhatian dan usaha belajar, sehingga
menghambat studinya. Dengan adanya minat pada diri individu, maka ia akan lebih
memusatkan perhatian dan meningkatkan kegiatannya dalam upaya mencapai tujuan.
Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Oemar Hamalik (1998:116) dalam
Suparlan (2009), bahwa kurangnya minat dalam belajar menyebabkan kurangnya
perhatian dalam usaha belajar, sehingga semua itu akan menghambat studinya.
Menurut Uyun (2010), tercapainya tujuan proses belajar mengajar dalam
suatu perguruan tinggi tidak terlepas dari peranan dosen dan mahasiswa, keaktifan
para dosen dalam memberikan perkuliahan dan keaktifan mahasiswa dalam proses
belajar merupakan kunci utama suksesnya proses belajar mengajar. Seorang dosen
dikatakan dapat mengajar dengan baik apabila ia mampu menunjukkan hasil kerja
yang baik dalam melaksanakan tugas utamanya, dan hal ini memiliki kontribusi
terhadap prestasi belajar yang dicapai mahasiswa (Yuniastini, 2005). Untuk itu
diperlukan staf pengajar yang berkualitas sebagai salah satu faktor yang sangat
menentukan untuk keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan perguruan tinggi
(Mansur, 2008).
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka menarik untuk
diadakan penelitian dengan judul PENGARUH MOTIVASI, MINAT BELAJ AR,
DAN KOMPETENSI DOSEN PENGAJ AR TERHADAP TINGKAT
PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI
1.2. Rumusa n Masalah
Berdasarkan fenomena-fenomena dan latar belakang diatas, dapat disusun
rumusan masalah bahwa apakah terdapat pengaruh antara motivasi, minat belajar,
dan kompetensi dosen pengajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada
mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mernguji secara empiris pengaruh motivasi, minat belajar, dan
kompetensi dosen pengajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa
akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
1.4. Ma nfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa serta
sebagai upaya untuk melatih berpikir secara ilmiah dan menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dengan praktek yang ada.
2. Bagi Universitas
Agar mampu memberikan umpan balik bagi pihak perguruan tinggi
3. Bagi Pembaca
Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk keperluan penelitian
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Ter dahulu
Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada penelitian yang pernah
dilakukan oleh :
1. Eka Indah Trisniwati dan Sri Suryaningsum (2003)
a. Judul :
Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi.
b. Permasalahan :
- Apakah kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi
mempengaruhi tingkat pemahman akuntansi ?
- Seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa
akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi ?
c. Hipotesis :
- Pengenalan diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
- Pengendalian diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
- Motivasi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
- Keterampilan sosial berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
d. Kesimpulan :
- Pengaruh kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan
diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan
sosial dalam penelitian ini secara berurutan mempunyai
pengaruh positif terhadap pemahaman akuntansi adalah
motivais dan pengenalan diri, sedangkan pengaruh negatif
ditunjukkan oleh keterampilan sosial, pengendalian diri.
- Kecerdasan emosional secara statistik tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
2. Endah Susilowati (2011)
a. Judul :
Pengaruh Motivasi, Kebiasaan, dan Lingkungan Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi ( Studi Kasus pada Mahasiswa
Baru Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur ).
b. Permasalahan :
Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi, kebiasaan,
dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata
kuliah ekonomi dan bisnis di progdi akuntansi UPN “Veteran” Jawa
c. Hipotesis :
Bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi, kebiasaan
be;ajar, dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah matematika ekonomi dan bisnis progdi akuntansi
UPN “Veteran” Jawa Timur.
d. Kesimpulan :
Variabel kebiasaan belajar dan lingkungan belajar signifikan
berpengaruh, sedangkan motivasi signifikan tidak berpengaruh terhadap
prestasi belajar mahassiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi dan
bisnis progdi akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Liandari Bintoro Setyowati (2010)
a. Judul :
Pengaruh Kecerdasan Emosional, Minat belajar, dan Kepercayaan Diri
Mahasiswa Akuntansi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.
b. Permasalahan :
Apakah terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional, minat belajar,
dan kepercayaan diri maahsiswa jurusan akuntansi terhadap tingkat
pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi Universitas
c. Hipotesis :
Terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional, minat belajar, dan
kepercayaan diri mahasiswa jurusan akuntansi terhadap tingkat
pemahaman akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
d. Kesimpulan :
Secara parsial kecerdasan emosional, minat belajar, dan kepercayaan
diri mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Dian Agarista (2011)
a. Judul :
Pengaruh Beberapa Faktor Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Pada Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur .
b. Permasalahan :
Apakah minat, motivasi, kualitas dan potensi dosen pengajar akuntansi
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa
akuntansi ?
c. Hipotesis :
- Minat, motivasi, kualitas dan potensi dosen pengajar
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman
- Motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
d. Kesimpulan :
- Variabel minat, motivasi, kualitas dan potensi dosen pengajar
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada
mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
- Variabel minat, motivasi, kualitas dan potensi dosen pengajar
secara parsial maupun individu mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
- Variabel kualitas dan poternsi dosen pengajar mempunyai
pengaruh yang paling dominan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
5. Teguh Sriwidadi (2008)
a. Judul :
Analisis Persepsi Mahasiswa Tentang Komitmen dan Kompetensi Dosen
Serta Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Mahasiswa.
b. Permasalahan :
- Bagaimana tingkat komitmen dan kompetensi dosen di fakultas
- Bagaimana tingkat kepuasan mahasiswa dalam proses
belajar-mengajar ?
- Bagaimana pengaruh komitmen dan kompetensi dosen
terhadap kepuasan mahasiswa dalam proses belajar-mengajar ?
c. Kesimpulan :
- Dosen Universitas Esa Unggul mempunyai komitmen
normative yang baik dan kompetensi yang baik..
- Mahasiswa puas dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
- Hubungan antara kompetensi dosen dan kepuasan mahasiswa
positif dan kuat.
6. Sahyar (2009)
a. Judul :
Pengaruh Kompetensi Dosen dan Proses Pembelajaran Terhadap
Kepuasan Mahasiswa.
b. Permasalahan :
Sejauh mana pengaruh kompetensi dosen dan kualitas proses
pembelajaran baik secara simultan maupun parsial terhadap kepuasan
mahasiswa program studi pada pendidikan tinggi di PTS Propinsi
c. Hipotesis :
- Kompetensi dosen dan proses pembelajaran berpengaruh
secara simultan maupun parsial terhadap kepuasan mahasiswa
pada program studi di pendidikan tinggi.
d. Kesimpulan :
- Kompetensi dosen dan kualitas proses pembelajaran secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan mahasiswa
pada program studi di pendidikan tinggi, artinya sinergi antara
kompetensi dosen dan kualitas proses pembelajaran pada
perguruan tinggi akan meningkatkan kepuasan mahasiswa pada
program studi.
- Secara parsial dalam penelitian ini diperoleh bahwa
kompetensi dosen berpengaruh lebih besar dalam
meningkatkan kepuasan mahasiswa dibandingkan kualitas
proses pembelajaran, dengan demikian kompetensi dosen
merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan dalam
meningkatkan kepuasan mahasiswa dalam melanjutkan studi
pada program studi Pendidikan Tinggi PTS Sumatera Utara.
7. Roy Setiawan (2010)
a. Judul :
Analisis Pengaruh Faktor Kemampuan Dosen, Motivasi Belajar
Semangat Belajar Mahasiswa Di Departemen Mata Kuliah Umum
Universitas Kristen Petra.
b. Permasalahan :
- Apakah faktor kemampuan dosen di kelas, faktor motivasi
belajar ekstrinsik dan intrinsik mahasiswa, dan faktor
lingkungan belajar secara simultan berpengaruh terhadap
semangat belajar mahasiswa di Departemen Matakuliah Umum
Universitas Kristen Petra?
- Apakah faktor kemampuan dosen di kelas, faktor motivasi
belajar ekstrinsik dan intrinsik mahasiswa, dan faktor
lingkungan belajar secara parsial berpengaruh terhadap
semangat belajar mahasiswa di Departemen Matakuliah Umum
Universitas Kristen Petra?
- Diantara faktor kemampuan dosen di kelas, faktor motivasi
belajar ekstrinsik dan intrinsik mahasiswa, faktor lingkungan
belajar, manakah yang lebih dominan ?
c. Hipotesis :
- Variabel kemampuan dosen, motivasi belajar ekstrinsik dan
intrinsik mahasiswa, serta lingkungan belajar secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap semangat belajar mahasiswa
- Variabel kemampuan dosen, motivasi belajar ekstrinsik dan
intrinsik mahasiswa, serta lingkungan belajar secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap semangat belajar mahasiswa
di Departemen Matakuliah Umum Universitas Kristen Petra.
- Diantara variabel kemampuan dosen, motivasi belajar
ekstrinsik dan intrinsik mahasiswa, serta lingkungan belajar,
variabel motivasi belajar ekstrinsik mahasiswa berpengaruh
dominan terhadap semangat belajar mahasiswa di Departemen
Matakuliah Umum Universitas Kristen Petra.
d. Kesimpulan :
- Pengaruh Kemampuan Dosen, Motivasi Ekstrinsik, Motivasi
Intrinsik dan Lingkungan Belajar secara bersama-sama
terhadap Semangat Belajar Mahasiswa dikatakan cukup kuat.
- Pengaruh Kemampuan Dosen, Motivasi Ekstrinsik, Motivasi
Intrinsik dan Lingkungan Belajar secara simultan berpengaruh
terhadap Semangat Belajar Mahasiswa,
- Kemampuan Dosen, Motivasi Ekstrinsik, Motivasi Intrinsik
dan Lingkungan Belajar mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Semangat Belajar Mahasiswa Universitas Kristen
2.2 Landasan Teor i
2.2.1 Akuntansi
2.2.1.1 Penger tian Akuntansi
American Accounting Association (AAA), mendefinisikan akuntansi
sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian
informasi ekonomi yang memungkinkan pembuatan pertimbangan dan
keputusan berinformasi oleh pemakai informasi dan yang terkini (Ikhsan dan
Ishak, 2005:5).
Menurut Suwardjono (2005), dalam (Melandy dkk, 2006),
pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai
pengetahuan profesi keahlian yang dipraktekkan di dunia nyata sekaligus
sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi.
Akuntansi sebagai objek pengetahuan di perguruan tinggi, akademisi
memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktek dan
teori. Bidang praktek berkepentingan dengan masalah bagaimana praktek
dijalankan sesuai dengan prinsip akuntansi. Bidang teori berkepentingan
dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen yang dianggap melandasi praktek
akuntansi yang semuanya dicakup dalam suatu pengetahuan yang disebut
teori akuntansi.
2.2.1.2 Tujuan Akuntansi
Akuntansi didefinisikan dengan mengacu pada konsep informasi
menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan mengenai
entitas ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam proses pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi, yaitu dalam menenentukan pilihan di antara
alternatif-alternatif yang ada, baik dalam konteks program kerja maupun
dalam tindakan (Ikhsan dan Ishak, 2005:6).
Menurut Ikhsan dan Ishak (2005:6), informasi keuangan melalui
pelaporan keuangan mempunyai beberapa tujuan, diantaranya :
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan
keputusan dan pemberi kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan yang dapat
menunjukkan sumber-sumber ekonomi perusahaan serta asal dari
kekayaan tersebut.
3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya.
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan
sumber-sumber pendanaan perusahaan.
6. Menyediakan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai
2.2.2 Akuntansi Keper ilakuan
2.2.2.1 Penger tian Akuntansi Keper ilakuan
Menurut Ikhsan dkk ( 2005:1 dan 27), akuntansi merupakan suatu
sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para
pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis, sedangkan ilmu
keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan
manusia. Jadi, akuntansi keperilakuan didefinisikan ilmu yang
menghubungkan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi.
Menurut Ikhsan, dkk ( 2005:1), akuntansi merupakan suatu sistem
untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para
pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi
tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling
baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis
dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga
melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan
dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku
manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan
oleh akuntansi.
Kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan
kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang akan memengaruhi
perilaku di masa depan. Proses akuntansi melibatkan ringkasan dari sejumlah
itu sendiri, serta dari beberapa faktor yang dapat memengaruhi perilaku, yang
pada gilirannya secara bersama-sama akan menentukan semua
keberhasilannya peristiwa ekonomi ( Ikhsan, dkk, 2005:26-27).
2.2.2.2 Ruang Lingkup Akuntansi Keper ilakuan
Akuntansi keperilakuan mempertimbangkan hubungan antara perilaku
manusia dengan sistem akuntansi. Ruang lingkup akuntansi keperilakuan
meliputi :
1. Aplikasi dari konsep ilmu kepribadian terhadap desain.
2. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi.
3. Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam
pengambilan keputusan.
4. Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan
perilaku para pemakai data.
5. Pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi
perilaku, cita-cita, serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan
organisasi. (Ikhsan, dkk, 2005:24).
2.2.3 Pemahaman Akuntansi
2.2.3.1 Penger tian Pemahaman Akuntansi
Paham dalam kamus besar Bahasa Indonesia memiliki arti pandai atau
mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan
pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar tentang
akuntansi. Dalam hal ini pemahaman akuntansi akan diukur dengan
menggunakan nilai mata kuliah akuntansi yaitu pengantar akuntansi 1,
pengantar akuntansi 2, akuntansi keuangan menengah 1, akuntansi keuangan
menengah 2,. Akuntansi keuangan lanjutan 1, akuntansi keuangan lanjutan 2,
pengauditan 1, pengauditan 2 dan teori akuntansi. Mata kuliah tersebut
merupakan mata kuliah yang didalamnya terdapat unsur-unsur yang
menggambarkan akuntansi secara umum (Melandy dan Aziza, 2006).
Jadi, tingkat pemahaman akuntansi dalam penelitian ini adalah
tingkatan sejauh mana para mahasiswa harus benar-benar memahami
akuntansi sebagai tujuan akhir dari proses belajar mahasiswa selama belajar di
pendidikan tinggi.
2.2.3.2 Tujuan Pemahaman Akuntansi
Tujuan pemahaman akuntansi menurut Suwardjono (1999) dalam
Liandari (2010), adalah :
1. Memahamkan pengetahuan tanpa menimbulkan kekeliruan tentang arti
akuntansi, artinya jangan sampai mahasiswa mempunyai wawasan yang
sempit mengenai ruang lingkup akuntansi baik sebagai pengetahuan
maupun sebagai bidang pekerjaan.
2. Menanamkan sikap positif terhadap pengetahuan akuntansi yang cukup
luas lingkupnya, khususnya untuk mereka yang tidak mengambil jurusan
3. Memotivasi agar pengetahuan akuntansi dimanfaatkan dalam praktik
bisnis atau organisasi lainnya yang keberhasilan sebenarnya ditentukan
oleh informasi keuangan.
2.2.4 Motivasi
2.2.4.1 Penger tian Motivasi
Motivasi dedifinisikan sebagai keinginan dari dalam yang mendorong
seseorang untuk bertindak (Melandy dan Aziza, 2000).
Menurut Purwanto (1990:71), motivasi adalah “pendorongan”, suatu
usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar
tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil
atau tujuan tertentu. Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu
menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia.
Motivator yang paling berdaya guna adalah motivator dari dalam,
bukan dari luar. Keinginan untuk maju dari dalam diri mahasiswa akan
menimbulkan upaya untuk meningkatkan diri dan akan menunjukkan
semangat juang yang tinggi ke arah penyempurnaan diri yang merupakan inti
dari motivasi untuk meraih prestasi. (Melandy dan Aziza, 2006).
2.2.4.2 Tujuan Motivasi
Menurut Purwanto (1990:73), motivasi mempunyai tujuan untuk
menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan
mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang mahasiswa, motivasi mempunyai
tujuan untuk memacu diri sendiri agar timbul keinginan dan kemauan untuk
meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai
dengan yang diharapkan.
Setiap tindakan motivasi mempunyai tujuan. Makin jelas tujuan yang
diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan
memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika
tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan
kebutuhan orang yang dimotivasi (Purwanto, 1990:73-74).
2.2.4.3 Teor i Motivasi
Menurut Purwanto (1990:74-77), terdapat beberapa teori motivasi antara lain :
a. Teori Hedonisme
Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaa,
kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di
dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama
pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat
duniawi. Menurut pandangan hedonism, manusia pada
hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan
yang penuh kesenangan dan kenikmatan.
Implikasi dari teori ini ialah adanya anggapan bahwa
semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan
suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan
baginya.
b. Teori Naluri
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang
disebut juga naluri, yaitu :
- Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri,
- Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, dan
- Dorongan nafsu (naluri)mempertahankan jenis.
Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka
kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku
manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau
digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut
teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri
mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.
c. Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku
manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan
pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat
orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan
d. Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan
“teori reaksi yang dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam
naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap
suatu arah yang umum.
e. Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh
manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya,
baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.
2.2.5 Minat Belajar
2.2.5.1 Penger tian Minat
Hurlock (1986) dalam Dian (2011), mengartikan minat sebagai
sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan
mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilih. Bila mereka sesuatu itu
mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu
yang pada akhirnya nanti akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya.
Dalam Dian (2011), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu diluar diri sendiri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan memengaruhi belajar
selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Slameto
(2003:180) dalam Dian (2011:22).
William James mengatakan bahwa minat siswa merupakan faktor
utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa (Usman, 2003:27)
dalam Aritonang (2008:14). Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah
adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat
yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya
terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang
diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan
sesuatu, Usman (2003:27) dalam Aritonang (2008:14).
Oemar Hamalik (1998:116) dalam Suparlan, dkk (2009:130)
menyatakan bahwa kurangnya minat dalam belajar menyebabkan kurangnya
perhatian dalam usaha belajar, sehingga semua itu akan menghambat
studinya.
2.2.5.2 Penger tian Belajar
Dalam Slameto (1991:78), secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
2.2.5.3 Ka rakter istik Per ubahan Tingka h Laku dalam Belajar
Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut
Slameto (1991:79), adalah :
1. Perubahan yang terjadi secara sadar.
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
2.2.6 Kompetensi Dosen Pengajar
2.2.6.1 Penger tian Kompetensi
Dalam Pasal 1, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi
menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh
tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan
tertentu (http://www.dikti.go.id/files/atur/KKNI/Kompetensi-LO.pdf).
Menurut Slameto (1990:26), yang dimaksud dengan kompetensi
dipunyai seseorang sebagai persyaratan untuk dapat dikatakan berhasil dalam
melakukan tugasnya.
Kompetensi menurut UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan,
kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan (http://www.dikti.go.id/files/atur/KKNI/Kompetensi-LO.pdf).
2.2.6.2 Penger tian Dosen Pengajar
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lain. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan
seseorang sebagai yang menerima pelajaran (peserta didik). Sedangkan
mengajar merujuk kepada apa yang harus dilakukan oleh seorang dosen yang
menjadi pengajar (Setiawan, 2010).
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat (Wikipedia, 2012).
Dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya
diangkat oleh penyelenggara Perguruan Tinggi dengan tugas utama mengajar
pada Perguruan Tinggi yang bersangkutan (Mansur, 2008).
Dosen merupakan faktor yang utama dan sangat penting, karena dosen
berintegrasi langsung dengan mahasiswa. Selain dituntut memiliki kompetensi
kelas, evaluasi, dan lain-lain, dosen juga dituntut untuk terus menerus
berusaha mengembangkan profesi dan profesionalismenya (Mansur, 2008).
2.2.6.3 Kompetensi Dosen
Menurut Sriwidadi (2008), kompetensi dosen merupakan kemampuan
dan kewenangan dosen dalam melaksanakan profesi keguruannya.
Seorang dosen dikatakan dapat mengajar dengan baik apabila ia
mampu menunjukkan hasil kerja yang baik dalam melaksanakan tugas
utamanya, dan hal ini memiliki kontribusi terhadap prestasi belajar yang
dicapai mahasiswa (Yuniastini, 2005).
Menurut Mansur (2008), tugas-tugas dosen sebagai tenaga pengajar di
Perguruan Tinggi menuntut dosen untuk memiliki beberapa kompetensi. Ada
tiga aspek utama kompetensi yang tidak boleh tidak harus dimiliki oleh setiap
dosen dari disiplin ilmu manapun, yaitu merencanakan pembelajaran,
menerapkan prosedur mengajar, dan menjalin hubungan antar pribadi.
Menurut Frizsimmons (2001:23) dalam Sahyar (2009) menyatakan
bahwa, pada organisasi jasa termasuk pendidikan tinggi, produk jasa diterima
oleh pelanggan pada saat terjadi interaksi antara dosen dengan penerima jasa
(mahasiswa), sehingga kompetensi dosen dan kualitas proses pembelajaran
2.2.6.4 Penger tian Mengajar
Pada dasarnya mengajar adalah mengusahakan terciptanya suatu
situasi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar. Dengan jelasnya
tujuan pengajaran, cara dan sarana yang digunakan dalam kegiatan mengajar
dapat dirancang sedemikian hingga, sehingga proses belajar dapat
berlangsung dengan optimal. Dari pihak anak didik yang belajar, tujuan dan
rancangan tersebut memberinya pengetahuan tentang kemampuan, kegiatan
dan materi apa yang harus dipelajari, pengetahuan ini dapat berguna sebagai
pedoman belajarnya. Dengan demikian mengajar adalah kegiatan
terorganisasi yang bertujuan untuk membantu dan menggairahkan siswa
belajar (Slameto, 1991:84).
Menurut Rusyan (1989:5) dalam Setiawan (2010), menyatakan bahwa
setiap proses interaksi belajar mengajar selalu ditandai dengan adanya
sejumlah unsur, yaitu :
a. Tujuan yang ingin dicapai.
b. Adanya dosen dengan peserta didik sebagai individu yang
terlibat dalam proses interaksi tersebut.
c. Adanya bahan pelajaran.
d. Adanya metode sebagai alat untuk menciptakan situasi belajar
2.2.6.5 Kompetensi Pr ofesional Dosen Pengajar
Menurut Sabri (2005) dalam Sriwidadi (2008), untuk mampu
melaksanakan tugas mengajar dengan baik, dosen harus memiliki kemampuan
profesional, yaitu terpenuhinya sepuluh kompetensi dosen yang meliputi
hal-hal berikut :
1. Menguasai bahan, meliputi menguasai bahan bidang studi dalam
kurikulum Universitas dan menguasai bahan pengayaan atau penunjang
bidang studi.
2. Mengelola program belajar mengajar, meliputi merumuskan tujuan
instruksional, mengenal dan dapat menggunakan prosedur instruksional
yang tepat, melaksanakan program belajar mengajar dan mengenal
kemampuan anak didiknya.
3. Mengelola kelas, meliputi mengatur tata ruang kelas untuk pelajaran dan
menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.
4. Penggunaan media atau sumber, meliputi mengenal, memilih, dan
menggunakan media, membuat alat bantu pelajaran yang sederhana,
menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar, dan
penggunaan media atau sumber untuk pendalaman materi.
5. Menguasai landasan pendidikan.
6. Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar.
8. Mengenal fungsi layanan dan program bimbingan dan penyuluhan dan
menyelenggarakan layanan bimbingan dan penyuluhan.
9. Mengenal dan menyelengarakan administrasi kuliah.
10. Memahami prinsip dan menafsirkan hasil pendidikan guna keperluan
pengajaran.
2.3 Hubungan Motivasi, Minat Belajar , dan Dosen Pengajar ter hadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi
2.3.1 Hubungan Motivasi Ter hadap Tingkat Pemahama n Akuntansi
Motivator yang berdaya guna adalah motivator dari dalam, bukan dari
luar. Dalam Trisniwati dan Suryaningsum (2003) menyatakan bahwa, para
mahasiswa yang memiliki upaya meningkatkan diri menunjukkan semangat
juang ke arah penyempurnaan diri yang merupakan inti dari motivasi untuk
meraih prestasi. Setiap kali mahasiswa belajar secara rutin untuk menemukan
cara peningkatan diri, mereka mewujudkan hasrat kolektif mereka untuk
berprestasi.
Dapat disimpulkan bahwa, motivasi dapat mempengaruhi mahasiswa
dalam memahami akuntansi. Seorang mahasiswa akuntansi yang memiliki
keinginan untuk maju dari dalam dirinya akan menimbulkan semangat untuk
meningkatkan kualitas diri mereka. Mereka akan menunjukkan upaya dan
semangat juang ke arah penyempurnaan diri agar dapat memahami akuntansi
2.3.2 Hubungan Minat Belajar Ter hadap Tingkat Pema haman Akuntansi
Berdasarkan teori yang dikemukakan Suparlan, dkk (2009:129), minat
menentukan sukses atau gagalnya kegiatan seseorang. Minat yang besar akan
mendorong motivasi siswa itu sendiri. Kurangnya minat menyebabkan
kurangnya perhatian dan usaha belajar, sehungga menghambat studinya.
Dengan adanya minat pada diri individu, maka ia akan lebih memusatkan
perhatian dan meningkatkan kegiatannya dalam upaya mencapai tujuan. Hal
ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Oemar Hamalik (1998:116).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar dalam diri
mahasiswa akuntansi sangat penting. Minat mengarahkan perbuatan kepada
suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dengan memiliki
minat untuk belajar, maka mahasiswa tersebut akan cenderung menyukai dan
berusaha untuk mempelajari tentang mata kuliah akuntansi sehingga akan
memperoleh pemahaman tentang akuntansi. Kelak dengan benar-benar
memahami akuntansi, maka mahasiswa akuntansi akan memiliki potensi
lebih dan lebih siap untuk bersaing dalam mencari lapangan pekerjaan.
2.3.3 Hubungan Kompetensi Dosen Pengajar Ter hadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi
Menurut Sriwidadi (2008), proses belajar mengajar di kelas
melibatkan para mahasiswa dan dosen. Fungsi dosen kini bukan hanya
sebagai tutor, namun juga sebagai fasilitator untuk membuka kesempatan bagi
belajar mengajar diperlukan adanya dosen yang memiliki komitmen yang
tinggi dan kompetensi dibidangnya.
Menurut Sahyar (2009), kompetensi adalah kemmapuan individu
dalam melaksanakan tugas-tugas profesinya yang merupakan perpaduan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Kompetensi yang harus ditampilkan oleh dosen dalam perencanaan
pembelajaran meliputi perencanaan, pengorganisasian bahan ajar,
perencanaan pengelolaan kegiatan pembelajaran, perencanaan pengelolaan
kelas, perencanaan penggunaan media dan sumber pembelajaran serta
perencanaan penilaian prestasi mahasiswa untuk kepentingan pengujian
(Mansur, 2008).
Dengan demikian, peran kompetensi dosen sangat menentukan
keunggulan produk yang dihasilkan. Apabila dosen tersebut memiliki tingkat
kompetensi yang tinggi, maka diharapkan akan menghasilkan kinerja yang
optimal. Dengan kinerja yang optimal, maka mahasiswa akan dengan mudah
2.4 Diagram Ker angka Pikir
2.5 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :
“ Motivasi, Minat Belajar, dan Kompetensi Dosen Pengajar berpengaruh
terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur “. Motivasi (X1)
Minat Belajar (X2)
Kompetensi
Dosen Pengajar (X3)
Tingkat
Pemahaman Akuntansi (Y)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel
Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan
kegiatan maupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur kosntrak atau variabel tersebut (Nazir, 2005:126).
Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan
tentang pengoperasionalan atau pendefinisian konsep-konsep penelitian
menjadi variabel-variabel penelitian termasuk penetapan cara dan satuan
pengukuran variabelnya. Pengoperasionalan konsep menjadi variabel
didasarkan atau dapat bersumber dari teori yang ada, hasil penelitian
terdahulu, maupun pengalaman empiris serta fakta yang ada (Anonim,
2011:IV-10).
Dalam definisi operasional ini, hal-hal yang perlu didefinisikan dan
diamati adalah Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa UPN
“Veteran” Jawa Timur. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X)
adalah Motivasi (X1), Minat belajar (X2), dan Kompetensi Dosen pengajar
(X3). Sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah Tingkat
A. Independent Variabel (Var iabel Bebas), ter dir i dar i :
1. Motivasi (X1)
Motivasi adalah sikap yang menjadi pendorong suatu usaha
yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar
tergerak hatinya untuk bertindak atau melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi pada
mahasiswa dalam memahami akuntansi adalah dengan melihat adanya
dorongan, kesiapan, dan kegigihan mahasiswa untuk dapat memahami
akuntansi, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan teman kuliah,
serta peranan keluarga, dosen pengajar, dan teman dalam membantu
memahami akuntansi. Indikator yang digunakan dikembangkan dari
penelitian Liandari (2010).
Skala pengukuran variabel (X1) adalah skala interval. Teknik
pengukuran skala yang digunakan adalah semantic differential scale
atau skala perbedaan semantic berisikan serangkaian karakteristik
bipolar (dua kutub). Karakteristik bipolar tersebut mempunyai tiga
dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek, yaitu : potensi, evaluasi,
dan aktivitas (Iskandar, 2000:154-155) dalam Riduwan (2004:90-92).
Skala ini tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat
negatifnya terletak di sebelah kiri garis, atau sebaliknya (Sugiyono,
2011:97).
1 2 3 4 5
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Terdapat 7 instrumen indikator, dimana jawaban dengan nilai 1
berarti cenderung sangat tidak setuju bahwa mahasiswa memiliki
kesiapan dan kegigihan untuk menyesuaikan dirinya dan memiliki
dorongan untuk lebih baik lagi dalam memahami akuntansi. Nilai 3
merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat
setuju. Dan nilai 5 berarti cenderung sangat setuju bahwa mahasiswa
memiliki kesiapan dan kegigihan untuk menyesuaikan dirinya dan
memiliki dorongan untuk lebih berusaha dalam memahami mata
kuliah akuntansi.
2. Minat Belajar (X2)
Minat merupakan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap
sesuatu hal. Dengan kata lain, minat dapat dilihat berdasarkan adanya
perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal, pekerjaan, tugas, atau
kegiatan. Kurangnya minat pada mahasiswa menyebabkan kurangnya
Indikator yang digunakan untuk mengukur minat pada
mahasiswa dalam memahami akuntansi adalah dengan melihat
ketertarikan mahasiswa untuk mengikuti dan mempelajari akuntansi,
serta selalu fokus dan bersemangat dalam mengerjakan tugas
perkuliahan akuntansi. Indikator yang digunakan dikembangkan dari
penelitian Liandari (2010).
Skala pengukuran variabel (X2) adalah skala interval. Teknik
pengukuran skala yang digunakan adalah semantic differential scale
atau skala perbedaan semantic berisikan serangkaian karakteristik
bipolar (dua kutub). Karakteristik bipolar tersebut mempunyai
tigadmensi dasar sikap seseorang terhadap objek, yaitu : potensi,
evaluasi, dan aktivitas (Iskandar, 2000:154-155) dalam Riduwan
(2004:90-92). Skala ini tersusun dalam satu garis kontinum dengan
jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan garis, dan jawaban
sangat negatifnya terletak di sebelah kiri garis, atau sebaliknya
(Sugiyono, 2011:97).
1 2 3 4 5
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Terdapat 5 instrumen indikator, dimana jawaban dengan nilai 1
mata kuliah akuntansi dan selalu tertarik untuk mempelajari mata
kuliah akuntansi. Nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat tidak
setuju dengan sangat setuju terhadap. Dan nilai 5 berarti cenderung
sangat setuju bahwa mahasiswa sangat tertarik akan mata kuliah
akuntansi dan ingin mempelajari lebih dalam mata kuliah akuntansi.
3. Kompetensi Dosen Pengajar (X3)
Kompetensi dosen pengajar berkaitan erat dengan kemampuan
seorang dosen dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Hal ini
merujuk pada kemampuan dosen dalam menyampaikan materi
perkuliahan sehingga mahasiswa dapat mudah mengerti dan
memahami materi yang diajarkan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur kompetensi dosen
pengajar adalah dengan melihat kemampuan dosen dalam menguasai
dan menyampaikan materi perkuliahan, mengelola dan mengendalikan
kelas, menggunakan media dan alat bantu pembelajaran, serta
menjawab dan memberikan tanggapan atas pertanyaan mahasiswa.
Indikator yang digunakan dikembangkan dari penelitian Sriwidadi
(2008).
Skala pengukuran variabel (X3) adalah skala interval. Teknik
pengukuran skala yang digunakan adalah semantic differential scale
bipolar (dua kutub). Karakteristik bipolar tersebut mempunyai
tigadimensi dasar sikap seseorang terhadap objek, yaitu : potensi,
evaluasi, dan aktivitas (Iskandar, 2000:154-155) dalam Riduwan
(2004:90-92). Skala ini tersusun dalam satu garis kontinum dengan
jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan garis, dan jawaban
sangat negatifnya terletak di sebelah kiri garis, atau sebaliknya
(Sugiyono, 2011:97).
1 2 3 4 5
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Terdapat 7 instrumen indikator, dimana jawaban dengan nilai 1
berarti cenderung sangat tidak setuju bahwa kompetensi dosen
pengajar memiliki peran penting dalam proses pemahaman akuntansi
mahasiswa,. Nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju
dengan sangat setuju. Dan nilai 5 berarti cenderung sangat setuju
bahwa kompetensi dosen pengajar berpengaruh penting dalam
B. Dependent Variabel (Var iabel Ter ikat), adalah :
Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y)
Pemahaman akuntansi merupakan tingkat kemampuan
seseorang untuk mengenal, mengerti, dan memahami tentang
akuntansi yang dapat diukur berdasarkan tingkat pemahaman
mahasiswa tentang mata kuliah pengantar akuntansi, akuntansi
keuangan menengah 1, akuntansi keuangan menengah 2, akuntansi
keuangan lanjutan 1, akuntansi keuangan lanjutan 2, pemeriksaan
akuntansi 1, pemeriksaan akuntansi 2, dan teori akuntansi. Indikator
yang digunakan dikembangkan dari penelitian Trisniwati dan
Suryaningsum (2003).
Skala pengukuran variabel (Y) adalah skala interval. Teknik
pengukuran skala yang digunakan adalah semantic differential scale
atau skala perbedaan semantic berisikan serangkaian karakteristik
bipolar atau dua kutub, (Iskandar, 2000:154-155) dalam Riduwan
(2004:90-92). Skala ini tersusun dalam satu garis kontinum dengan
jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan garis, dan jawaban
sangat negatifnya terletak di sebelah kiri garis, atau sebaliknya
1 2 3 4 5
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Terdapat 7 item instrumen, dimana jawaban dengan nilai 1
berarti cenderung mahasiswa sangat tidak paham dengan
pemahaman akuntansi. Nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat
tidak setuju dengan sangat setuju. Dan nilai 5 berarti cenderung
mahasiswa sangat paham dan mengerti tentang mata kuliah
akuntansi.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
3.2.1 Obyek Penelitian
Obyek yang digunakan dalam penelitian adalah Mahasiswa Akuntansi
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur di Surabaya.
3.2.2 Populasi
Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri
atau karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek
lain (Soemarsono, 2004:44). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mahasiswa jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan
pengantar akuntansi 1 dan 2, akuntansi keuangan menengah 1 dan 2,
akuntansi keuangan lanjutan 1 dan 2, pemeriksaan akuntansi (auditing) 1 dan
2, serta teori akuntansi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Administrasi dan Akademik
Fakultas Ekonomi (Admik FE), jumlah populasi mahasiswa akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur adalah 181
mahasiswa.
3.2.3 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan
karakteristik sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004:44). Dalam
melakukan penarikan sampel, digunakan metode Simple Random Sampling,
yaitu teknik penarikan sampel dimana cara pengambilan sampel dari anggota
populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan)
dalam anggota populasi tersebut (Riduwan, 2004:58). Rumus teknik
pengambilan sampel :
( Riduwan, 2004:65)
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah ukuran populasi
Maka sampel yang digunakan adalah :
n = 181
181 (10%)2 + 1
= 181
181 (0,1)2 + 1
= 181
1,81 + 1
= 181
2,81
= 64, 41
= 64 responden
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 J enis Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penyusunan penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung
ditempat yang menjadi objek peneliti dan diolah sendiri dalam
melakukan analisis. Data primer ini berupa hasil jawaban respoden
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui berbagai
sumber yang ada (Sekaran, 2006:77). Data sekunder diperoleh dari
berbagai informasi tentang mahasiswa seperti informasi dari biro
admik tentang jumlah mahasiswa yang menjadi objek penelitian.
3.3.2 Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk memperoleh data
antara lain :
1. Wawancara
Cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab
secara langsung kepada responden yang diteliti untuk
mendapatkan data dari informasi atau keterangan.
2. Kuisioner
Cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan
daftar pertanyaan secara langsung kepada responden yang diteliti.
3.4 Uji Kualitas Data, Uji Asumsi Klasik, Teknik Analisis
3.4.1 Uji Kualitas Data
3.4.1.1 Uji Validitas Data
Uji validitas untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu
kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Uji
signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r
tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau
pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2006:49).
3.4.1.2 Uji Realibilitas
Menurut Sumarsono (2004:34), uji realibilitas digunakan untuk
mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Dengan perkataan lain hasil pengukuran tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap objek dan alat pengukur
yang sama.
Menurut Nunnaly (1967) dalam Ghozali (2006:46), pengukuran
realibitas menggunakan nilai Cronbach Alpha yaitu suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach Alpha > 0,6.
3.4.1.3 Uji Nor malitas Data
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang diperoleh
sudah mengikuti distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode,
diantaranya metode Kolmogrov Smirnov dan metode Shapiro Wilk