• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT DI LING KU NGAN PL TG PEMARON KABUPATEN BULELENG (MARET 2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT DI LING KU NGAN PL TG PEMARON KABUPATEN BULELENG (MARET 2016)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

INDONESIA

~

PT. INDONESIA POWER

PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

DI LING KU NGAN PL TG PEMARON

KABUPATEN BULELENG

(MARET 2016)

PT. INDONESIA POWER

Bekerjasama dengan

PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) I ~ 1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Berdasarkan hasil studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan rencana pengembangannya menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Pemaron di Desa Pemaron Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, ditetapkan menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan hidup meliputi : menurunnya nilai estetika, terjadinya gangguan kebisingan, degradasi kualitas air laut, meningkatnya suhu air laut,

terjadinya gangguan terhadap biota laut, dan meningkatnya

risiko kecelakaan lalu lintas.

Dalam upaya meminimalkan dampak negatip yang terjadi, pemrakarsa sudah merumuskan rencana dan program pengelolaan lingkungan hidup secara komprehensif pada dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan sudah secara rutin dan terstruktur melakukan pengelolaan dampak lingkungan dari kegiatan operasional. Untuk mengoptimalkan upaya pengelolaan juga telah dirumuskan rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) sebagai sinergisme evaluasi dan kontrol terhadap keberhasilan program pengelolaan yang telah dilakukan. Dalam rangka mengidentifikasi terjadinya perubahan-perubahan negatip yang nyata (significant) pada komponen biota laut sebagai komponen lingkungan hidup di perairan Pantai Pemaron dan sekitarnya sebagai dampak dari operasionalisasi pembangkit tersebut, dilakukan kegiatan pemantauan secara berkala setiap tiga bulan (triwulan).

Kegiatan pemantauan hanya difokuskan pada dampak negatip terhadap komponen biota laut yang terkena dampak

(3)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) I ~ 2

langsung maupun tidak langsung dari kegiatan operasional PLTGU Pemaron di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Komunitas yang merupakan obyek studi dalam kegiatan pemantauan yang

dilakukan pada 17-18 Maret 2016 adalah komponen biota laut,

khususnya komunitas plankton dan makrozoobenthos.

1.2 Tujuan Pemantauan

Mengetahui secara dini munculnya dampak negatip yang

menyebabkan gangguan, kematian, dan perubahan struktur komunitas biota air laut, fokusnya komunitas plankton dan makrozoobenthos di perairan Pantai Pemaron.

Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari implementasi

Program Pengelolaan Lingkungan Hidup yang telah dilakukan terhadap dampak-dampak negatip pada biota air laut di perairan Pantai Pemaron dan sekitarnya.

Mendapatkan umpan balik dari kekurangan RKL yang telah

dilakukan, sehingga dapat dirumuskan alternatif RKL yang lebih representatif dan tepat sasaran.

1.3. Identitas Penanggungjawab dan Penyusun a. Identitas Penanggung Jawab

Nama : I G.A.N. Subawa Putra

 Jabatan : General Manager PT Indonesia Power Unit

Bisnis Pembangkitan Bali

 Alamat : Jl. By Pass I Gusti Ngurah Rai No. 535

Pesanggaran, Denpasar

(4)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) I ~ 3 b. Identitas Penyusun

1. Nama : Dr. Ir. I Made Sudarma, MS.

 Jabatan : Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup

(PPLH) Universitas Udayana

Kedudukan : Penanggungjawab

Alamat : PPLH Universitas Udayana Jl. P.B.

Sudirman, Denpasar

 Telepon/ Fax : (0361) 236221, 236180

2. Nama : Drs. I Made Sara Wijana , MSi.

 Jabatan : Sekretaris Pusat Penelitian Lingkungan

Hidup (PPLH) Universitas Udayana

 Kedudukan : Penanggungjawab

Alamat : PPLH Universitas Udayana Jl. P.B. Sudirman,

Denpasar

 Telepon/ Fax : (0361) 236221, 236180

3. Nama : Ir. I Wayan Restu, MSi

 Kedudukan : Ketua Tim

 Keahlian : Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

 Ijasah : S-1 Perikanan (IPB), (S2) Magister Sains

Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Fakultas Pascasarjana IPB

4. Nama : Drs. I Made Sara Wijana , MS

Kedudukan : Anggota Tim

Keahlian : Pencemaran dan Kualitas Air

 Ijasah : S1 Biologi Lingkungan UNAIR Surabaya,

(5)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) II ~ 1 BAB II

METODE PEMANTAUAN 2.1 KomponenLingkunganHidup yang Dipantau

Dalam kegiatan pemantauan lingkungan hidup di perairan Pantai Pemaron dan sekitarnya, komponen lingkungan hidup yang dipantau difokuskan pada kondisi komponen biota air laut dan secara visual juga diamati perubahan-perubahan kondisi fisik pantai serta adanya pencemaran minyak (adanya lapisan minyak di permukaan, adanya bau, dan indicator lainnya).Komponen biota air laut meliputi: komunitas

plankton (phytoplankton dan zooplankton), dan komunitas

makrozoobenthos. Adapun variable komunitas biota laut yang dianalisis dalam kegiatan pemantauan ini meliputi :

Kekayaan jenis (species richness)

Kelimpahan jenis (species abundance)

Keanekaragaman jenis (species diversity)

Keseragaman jenis (speciesevennes)

Dominansi jenis (species domination)

2.2 LokasiPemantauan

Pengambilan contoh komunitas plankton (phytoplankton dan zooplankton), dan makrozoobenthos dilakukan pada tiga lokasi sebagai stasiun penelitian, meliputi :

Stasiun I adalah perairan Pantai Pemaron melingkup wilayah perairan pantai dari muara Tukad Pemaron (di bagian Barat) yang merupakan saluran pengeluaran dari pembuangan air pendingin (cooling water

discharge) dan sampai sebelah Timur tower dermaga jetty

pembongkaran solar HSD PLTGU Pemaron, dengan posisi : 08o0845,7LS dan 115o0209,3BT.

Keadaan pantai di stasiun ini adalah :substrat dasar perairan berupa campuran lempung, pasir, kerikil dan pecahan karang (rubbles); serta

(6)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) II ~ 2

agak ketengah berupa flat karang mati. Bibir pantai awalnya mengalami abrasi yang sangat parah, dan sekarang sudah dilakukan pengamanan pantai dengan metode seawall/reverment.; pada beberapa sisi pantai terjadi sedimentasi/pengendapan.

Pada waktu pemantauan, kondisi perairan pantai di stasiun I :cuaca cerah, perairan relative tenang, dan airnya jernih. Pada sisi Barat di sekitar muara sungai, airnya mengalir dengan debit kecil, tidak terpantau aliran sampah dan pengendapan lumpur di mulut sungai rendah.

Dinamika di pantai, khususnya pola arus pantai kecil dan transport sedimen lebih lokal dan tidak lagi lepas ke arah dalam sehingga pasir pantai dapat bertahan lama di ruas pantai yang dipantau.

Menara dan Mouring boy untuk

labuh dan bongkar solar HSD Model kapal pensuplai solar HSD sedang bongkar

Kondisi Pantai Pemaron sisi barat

(7)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) II ~ 3

Kondisi Pantai Pemaron Kondisi dan situasi di sekitar Pantai Pemaron

Tukad Pemaron Pantai

Pemaron (Maret 2016) Tukad Pemaron Pantai Pemaron (Desember 2015)

Kondisi dan situasi mulut dan muara sungai krn sedimentasi

(Desember 2015)

Kondisi muara (mulut sungai) Maret 2016

Gambar 2.1. Lokasi Stasiun I (Pantai Pemaron Sekitar Lokasi Bongkar Muat BBM)

(8)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) II ~ 4

Stasiun II adalah perairan Pantai Pemaron di sekitar Pura Segara Penimbangan sampai depan Rangon Sunset Restauran, dengan posisi : 08o0810,0LS dan 115o0152,1BT. Keadaan pantai di stasiun ini sudah sangat bersih, akan tetapi agak kumuh karena sepanjang sisi jalan dimanfatkan kegiatan pedagang kaki lima. Pada saat pemantauan terakhir, kondisi pantai di depan Pura Segara Penimbangan, sudah dilakukan penanganan oleh pengemong pura dan pemerintah Kabupaten Buleleng; pada sisi timur masih terpantau terjadi kerusakan krib-krib yg sudah terbangun. Disamping itu pemerintah Kabupaten Buleleng sedang giatnya melakukan penataan dan pengelolaan Pantai Segara

Penimbangan sebagai “ Obyek wisata mandi, renang, kano

serta Obyek Wisata berbasis Koliner’.

Kondisi Pantai Sisi Timur Pura

Segara Penimbangan (Maret 2016) Segara Penimbangan (Desember Kondisi Pantai Sisi Timur Pura 2015)

Kondisi Pantai dan Pura Dalem

(9)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) II ~ 5

Pedagang kaki lima Pedagang kaki lima

Pengembangan pusat kuliner di

sekitar Pura Segara Penimbangan Pantai Segara Penimbangan untuk jasa kano dan rekreasi

Tata guna lahan pertanian padi sawah di kawasan segara

penimbangan

Pantai Segara Penimbangan sebagai pusat perikanan rumpun

Gambar 2.2.Kondisi dan Situasi Lokasi Stasiun II (Sekitar Pura Segara Penimbangan)

(10)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) II ~ 6

Stasiun III (ST-III) adalah pantai Kalibukbuk (Lovina) sebagai stasiun kontrol II, Di perairan Pantai di sekitar patung dolfin, dengan posisi : 08o0700,5LS dan 115o0150,1BT. Keadaan pantai tidak mengalami abrasi, justru sebaliknya terjadi proses pengendapan (accretion) yang cukup mengembirakan. Dasar perairan terdiri dari pasir putih/coklat dan terumbu karang yang cukup luas, dan merupakan perairan teluk yang tenang sehingga sangat cocok untuk kegiatan mandi, renang dan rekreasi pantai.

Monumen Pantai Lovina,

sentral pariwisata dolphin sentralpariwisata dolphinMonumenPantaiLovina,

Pantai Kali Bukbuk/Lovina sebagai sentra kunjungan yach-yach

mancanegara

Situasi perairan pantai Lovina dg gundukan pasir pantai

(11)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) II ~ 7

Kondisi Pantai Kalibukbuk

Lovina sisi barat Kondisi pantai Kalibukbuk Lovina sisi timur

Situasi PantaiLovina yang sarat

wisata dolphin attraction relative bersih dari sampah Kawasan muara sungai

Situasi Pantai Lovina dg taman

yg asri Kawasan Lovina relatif bersih dari sampah

Gambar 2.3. Stasiun III (Sekitar Pantai Kalibukbuk Lovina Patung Dolphin)

(12)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) II ~ 8 2.3 Waktu Pemantauan

Kegiatan pemantauan lingkungan hidup di Perairan Pantai Pemaron dan sekitarnya, dengan pengamatan kondisi fisik pantai, pengambilan contoh komunitas plankton (phytoplankton dan zooplankton), dan makrozoobenthos serta pengamatan kondisi fisik lingkungan pantai

dilakukan pada 17-18 Maret 2016..

2.4 Metode Pemantauan

a. Metode Pengambilan contoh 1. Komunitas Plankton

Pengambilan contoh komunitas plankton dilakukan dengan metode cuplikan, yaitu denganmenyaring air laut sebanyak 500 liter, dengan jaring plankton (plankton net nomor 25). Air contoh yang terkumpul/tersaring dalam satu botol dengan volume 50 ml diawetkan dengan larutan formalin 4 %, dan lugol 75 %, untuk selanjutnya dilakukan identifikasi dan perhitungan kelimpahannya secara mikroskopis di Laboratorium Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Denpasar.

(13)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) II ~ 9 Perhitungan kelimpahan plankton :

N = Q1/Q2 x V1/V2 x ni/P x 1/A Keterangan :

N : Kelimpahan organisme plankton per liter Q1 : Luas cover gelas (400 mm2)

Q2 : Luas lapang pandang (1,7663 mm2) V1 : Volume air tersaring /sampel (50 ml)

V2 : Volume air yang diamati dibawah mikroskup (0,25) P : Jumlah lapang pandang (25 kali)

A : Volume air yang disaring (1000 liter) ni : Jumlah individu plankton yang diamati

2. Komunitas Makrozoobenthos

Dalam kegiatan pemantauan biota air laut untuk komunitas benthos difokuskan hanya pada kelompok makrozoobenthos, yaitu hewan benthos

yang tersaring oleh saringan dengan mata jaring 1 mm2.Pengambilan

contoh makrozoobenthos di dasar pantai dilakukan dengan menggali

substrat dasar seluas 25 x 25 cm2 menggunakan skop sebanyak 25 kali

ulangan dan dikompositkan. Selanjutnya substrat tersebut disaring

dengan ayakan (mata saringan 1 mm2). Benthos yang tertangkap

diawetkan pada larutan alkohol 70 % atau formalin 5 %, selanjutnya dilakukan identifikasi dan perhitungan kelimpahannya di Laboratorium Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Denpasar.

(14)
(15)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) II ~ 11

Gambar 2.5 Pengambilan Contoh dan Specimen Makrozoobenthos

b. Metoda Analisis Komponen Biota Laut

Analisis Struktur komunitas plankton, dan makrozoobenthos

dengan pendekatan analisis indeks sepertiindeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener, indeks keseragaman dan indeks dominansi.Perhitungan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener untuk komunitas menggunakan logaritma basis dua. Untuk menyederhanakan perhitungan dilakukan

(16)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) II ~ 12

transformasi dari log2 ke logaritma basis 10 (Legendre and Legendre 1983).

Formulasi Indeks Keragaman Shannon-Wiener sebagai berikut :

H = -  pi log2 pi

H = 3,322 [ Log N - ( ni log ni)/N]

Dimana :

H : Indeks keragaman jenis (Shannon-Wiener) N : Jumlah total individu dalam komunitas (ni) ni : Jumlahindividu species /jeniskei

pi : Proporsi individu spesies ke i (ni/N)

Indeks keseragaman jenis (equitability) / E sebagai pendekatan yang menggambarkan penyebaran species yang berbeda dalam suatu komunitas yang dihitung dengan rumus :

E = H / H max

dimana :

H max : log2 S

S : jumlah jenis (taxa).

Perhitungan indeks dominansi jenis dengan formulasi sebagai berikut :

Id = (pi)2

I Id : Indeksdominansijenis.

pi : Proporsi individu spesies ke i (ni/N)

Untuk melakukan analisis indeks dan menarik kesimpulan, digunakan nilai tolok ukur seperti Tabel 2.1. di bawah ini.

(17)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) II ~ 13

Tabel 2.1 Tolok Ukur Kuantitatif Analisis Biota Air Laut

Tolok Ukur Keterangan

Indeks Keanekaragaman (H)

H < 1,0 Keragaman jenis tergolong rendah, miskin,

produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil.

1.0<H<3,322 Keragaman jenis tergolong sedang, produktivitas

cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang.

H > 3,322 Keragaman sangat tinggi, stabilitas ekosistem

mantap, produktivitas tinggi, tahan terhadap tekanan ekologis.

IndeksKeseragaman (E)

E < 0,5 Keseragaman jenis tergolong rendah, artinya

distribusi indivividu masing-masing jenis di dalam komunitas tidak seimbang dan ekosistem labil.

0,5< E < 0,75 Keseragaman jenis tergolong sedang, artinya

distribusi indivividu masing-masing jenis cukup seimbang dan ekosistem agak stabil.

E > 0,75 Keseragaman jenis tergolong tinggi, artinya distribusi

indivividu masing-masing jenis di dalam komunitas sangat seimbang dan ekosistem sangat stabil.

Indeks Dominansi (Id)

Id < 0,4 Tidak adanya dominansi, perkembangan jenis

seimbang

0,4 <Id < 0,8 Ada dominansi yang ringan, tekanan ekologis ringan–

sedang,

(18)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-1

BAB III

HASIL PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

DI PERAIRAN PANTAI PEMARON

Pada waktu 17-18 Maret 2016 di Pantai Pemaron dan sekitarnya,

keadaan cuaca cerah, perairan agak surut dan perairan relatif tenang, tidak ada gelombang dan airnya jernih sehingga tidak mengganggu kenyamanan pengambilan contoh, dan kondisi substrat dasar perairan pantai cukup stabil sehingga tidak sulit menemukan biota makrozoo-benthos pada waktu sampling. Pengulangan dilakukan beberapa kali adalah untuk mendapatkan tingkat komposisi specimen yang representatif.

3.1 Kondisi Fisik Perairan Pantai Pemaron, Pantai Segara Penimbangan, dan Pantai Kali Bukbuk Lovina

Berdasarkan pengamatan secara kualitatif dan kuantitatif pada

pemantauan 17-18 Maret 2016 , kondisi fisik pantai sudah bagus dengan

stabilitas yang baik karena dampak pengamanan pantai. Mulai dari Pantai Segara Penimbangan, Pantai Pemaron, dan Pantai Kalibukbuk Lovina sisi Timur sudah mendapatkan proyek pengamanan dan penataan pantai berupa dinding pantai (seawall atau revertment), dan pembangunan jalan setapak dengan paping blok, serta penataan landscape pertamanan pantai. Khususnya di kawasan Pantai Kalibukbuk Lovina, pantainya masih alami, penataan landscape pertamanan dan penataan artshop souvenir sudah sangat baik, demikian pula di pantai Segara Penimbangan sudah dilakukan penataan landscape pantai dan pusat kuliner, sehingga terkesan jauh lebih nyaman, indah dan tidah kumuh.

Dalam pemantauan tersebutr dengan adanya dinamika hidro-oseanografi pantai, tidak terpantau adanya perluasan kerusakan bibir pantai yang mengalami abrasi (khususnya di sekitar Pura Segara

(19)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-2

Penimbangan), dan sedimentasi/ penambahan pengisian pasir (pada pantai Kalibukbuk Lovina) juga bterpantau stabil.

1. Kebersihan Pantai

Dengan sudah dilakukan proyek pengamanan dan penataan kawasan pantai yang ditindaklanjuti dengan program pengelolaan, pemeliharaan dan penangpertama tahun 2016, yaitu 17-18 Maret 2016, terpantau bahwa program penataan, tamanisasi dan kebersihan pantai di Kawasan Pariwisata dan sekitarnya sudah berjalan dengan sangat baik dan terprogram, dimana tiga ruas/kawasan pantai yang terpantau yaitu Pantai Pemaron, Pantai Segara Penimbangan dan Pantai Kalibukbuk Lovina , kebersihan pantainya sudah cukup baik, sangat bersih dan indah dan nyaman.

Dibandingkan dengan pemantauan tahun 2015, bahwasanya pada pemanatauan triwulan I tahun 2016 bahwa tingkat kebersihan pantai jauh lebih baik. Terjadi perbaikan kondisi lingkungan yang sangat nyata.

Pantai Lovina Kalibukbuk Pantai Lovina Kalibukbuk

(20)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-3

Pantai Pemaron sisi barat Pantai Pemaron muara sungai

Pantai Pemaron sisi barat Lokasi instalasi Penyaluran BBM

Kondisi sungai pemaron yg bersih Lokasi pantai Pemaron dan

instalasi bongkar BBM

(21)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-4 Kondisi kebersihan pantai dan tidak ada akumulasi sampah di

Pantai Segara Penimbangan

Gambar 3.1 Kondisi kebersihan pantai di Pemaron, Segara Penimbangandan Pantai Lovina Kalibukbuk 2. Kodisi fisik pantai

Hasil pemantauan.17-18 Maret tahun 2016 bahwa di sepanjang Pantai Pemaron, Pantai Segara Penimbangan, dan Pantai Kali Bukbuk Lovina secara umum kondisi pantai semakin membaik, tingkat abrasi pantai sudah sangat menurun karena dalam beberapa tahun terakhir sudah dilakukan rehabilitasi dengan proyek pengamanan pantai dengan tipe tembok pantai (sea wall/revertment) dan perpaduan krib-krib khususnya pantai dengan muara sungai. Pantai-pantai yang sudah dilakukan pengamanan sedang terjadi normalisasi menuju format/tipologi pantai yang baru, kecuali ruas pantai Pura Segara Penimbangan terutama kondisi crib/revertment di depan Pura masih nampak sebagian kecil ruas krib mengalami kerusakan (Gambar 3.2).

(22)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-5 a. Kondisi fisik pantai di stasiun I

Pantai Pemaron, kondisinya sudah jauh berbeda dan lebih stabil dan sudah tertata dengan baik, dengan jalan pantai berpaping. Kondisi perairan pantai saat pemantauan; pantai lebih bersih, air laut di muara sungai Pemaron jernih, dan tidak ditemukan akumulasi sampah. Disamping itu di muara sungai Pemaron tidak terjadi penggerusan ke arah hulu, justru yang terjadi sedimentasi/akumulasi lumpur, dan pasir di mulut sungai dengan kapasistas kecil. Bibir sungai sudah dilakukan revertment dan pembangunan tanggul untuk mencegah hempasan aliran banjir dan gelombang laut yang masuk sungai .

Pengendapan relative yang terjadi pada mulut sungai pada pemantauan 17-18 Maret 2016 berupa hamparan gundukan /beting pasir (sand down) yang sedikit, tidak mengganggu keseimbangan transport material pantai (long shore current sedimen transport), justru pada pemantauan Desember 2015 muncul kondisi yang lebih besar, pola/dinamika arus pantai dan masukan aliran sungai (river run off) musim penghujan tahun ini idak memberikan dampak seperti yang terpantau sekarang.

Gambar 3.2. Kondisi pantai di Stasiun I Pantai Pemaron Kondisi Pantai Pemaron sebelah

Timur jalur pipa BBM (tdk ada abrasi)

Ada endapan pasir dan lumpur di mulut sungai Pemaron

(23)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-6 b. Kondisi pantai di stasiun II

Pantai Segara Penimbangan juga sudah mengalami rehabilitasi dari proses abrasi sebelum, dengan pengamanan pantai dengan membangun dinding (revertment) pantai, dan pemasangan krib-krib di pelataran jaba Pura Segara Penimbangan dengan kongkrit blok, serta pembuatan jalan setapak menyusur pantai dengan pengerasan paping.

Kondisipantai stasiun IIterpantau sudah cukup baik, rehabilitasi kembali yang dilakukan dengan menggunakan bis-bis yang dicor dengan beton sudah selesai. Estetika pantai sangat berubah, dari pantai yang alami menjadi yang bertebing sehingga terkesan kurang menarik, akan tetapi sudah suatu keharusan melakukan pengamanan pantai dengan format ini. Program tamanisasi dan penataaan serta kebersihan yang dicanangkan Pemerintah Kabuapten Buleleng sudah membawa perubahan sangat nyata, menjadi lebih baik.Gambar 3.3 dibawah..

(24)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-7

Gambar 3.3 Kondisi pantaidan pemanfaatan pantai Di Stasiun II PantaiSegara Penimbangan

c. Kondisi pantai di stasiun III yaitu Pantai Lovina Kali Bukbuk (Patung Dolpin Lovina)

Secara umum kondisi pantai di kawasan ini masih alami tidak mengalami abrasi, gundukan-gundukan pasir (sand dune) secara patchy khususnya di muara sungai Kalibukbuk yang terpantau pada Maret 2016 sangat alami, dan pada sisi barat patung dolphin hamparan pasir semakin melebar.

Kondisi pantai di Kali Bukbuk

Lovina (sisi barat) Kondisi pantai sisi timurt monumen patung dolphin

Kondisi dermaga di Kali Bukbuk

wisata dolphin Kondisi taman pantai di Kali Bukbuk

Gambar 3.4 Kondisi pantai Stasiun III (Pantai Kali Bukbuk sekitar patung Dolphin Lovina)

(25)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-8 3.2 Komunitas Plankton

Komunitas plankton merupakan terminologi yang diberikan untuk sekumpulan organisma air yang berukuran mikroskopis, yang keberadaannya melayang-layang di dalam kolom air, terdiri dari plankton nabati (phytoplankton) dan hewani (zooplankton). Keberadaan plankton sebagai salah satu indikator biologi dan komponen penting untuk menilai kesuburan, atau pencemaran suatu perairan.

Hasil analisis komunitas plankton di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya, selama periode pemantauan 17-18 Maret Tahun 2016 disajikan sebagai berikut :

Kekayaan jenis (species richness) komunitas plankton di perairan

Pantai Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya sebagai stasiun

kontrol yaitu 23-27 jenis dalam satu satuan komunitas. Nilai ini

mengindikasikan bahwa di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya masih cukup baik dan stabil bagi perkembangan dan pertumbuhan komunitas plankton sebagai pondasi produktivitas primer di kawasan pantai tersebut. Kekayaan jenis plankton di perairan pantai Pemaron relatif tinggi,

Kelimpahan jenis (abundance) plankton juga tergolong tinggi yaitu dengan nilai berkisar antara 2142-2889 individu per liter. Nilai ini

termasuk kelimpahan tinggi. Kelimpahan tertinggi ditemukan di stasiun III merupakan stasiun kontrol kedua yaitu perairan Kalibukbuk Levina sebagai stasiun kontrol zona Barat dan nilai terendah di stasiun I sebagai stasiun pusat kegiatan Pantai Pemaron. Nilai Kelimpahan pada pemantauan saat ini lebih rendah dibandingan bulan desember 2015.

(26)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-9

 Keanekaragaman jenis plankton yang ditunjukkan dari nilai indeks

keanekaragaman Shannon-Wiener untuk semua stasiun pemantauan, nilainya tergolong tinggi, dengan nilai kisaran 4,49449-4,72677 bit

(lebih besar dari nilai 3 bit)., nilai awal triwulan tahun 2016 lebih rendah

dibandingkan bulan Desember 2015 sebesar 4,58881 - 4,81322 bit..

Nilai ini memberikan indikasi bahwa dampak terhadap keanekaragaman jenis plankton tidak nyata terjadi di perairan sekitar pusat kegiatan, dan di stasiun kontrol lainnya, dimana nilai keanekaragaman jenis antar stasiun tidak berbeda secara nyata

(non-significant). Nilai tertinggi didapatkan di stasiun III yang merupakan

stasiun kontrol kedua kegiatan PLTG Pemaron, khususnya dampak dari ceceran limbah minyak dari kegiatan bongkar HSD.

Nilai indeks keserasian untuk semua stasiun lebih besar dari 0,75

poin, yaitu 0,99089-0,99407, nilai ini lebih baik dari bulan Desember

2015 yaitu 0,96211-0,98823 yang berarti komunitas plankton

mempunyai keseimbangan dengan keseragaman jenis yang tinggi.  Nilai dominansi sangat rendah yaitu dengan nilai lebih kecil dari 0,1

poin, yaitu 0,03893-0,04527 dan tidak berbeda nyata dengan hasil

bulan Desember 2015 sebesar 0,04336-0,04598, September 2015

sebesar 0,03893-0,04663 dan bulan Juni 2015 sebesar

0,03564-0,04255 yang berarti bahwa tidak adanya dominansi. Nilai ini

tergolong sangat kecil bahwa sama sekali tidak ada pengaruh dominansi pada komunitas plankton karena tekanan-tekanan lingkungan, baik lingkungan fisik-kimia maupun biologis.

Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan indeks struktur komunitas seperti di atas, dapat disimpulkan struktur komunitas plankton di perairan Pantai Pemaron dan dua stasiun kontrol lainnya sebagai indikator biologi, dalam kondisi yang sangat baik atau tidak terpantau adanya dampak negatip yang nyata yang ”menyebabkan gangguan atau degradasi terhadap biota air laut

(27)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-10 khususnya pada komunitas plankton”. Sifat-sifat dampak adalah

sebagai berikut :

Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan pendekatan kuantitatif dengan indikator indeks biologis, khususnya nilai-nilai struktur komunitas plankton seperti di atas; tidak terpantau adanya dampak negatip/gangguan yang terjadi, apalagi dampak yang tergolong besar dan penting karena pada waktu kegiatan bongkar HSD BBM sudah dilakukan pengelolaan dengan proteksi, mitigasi dan pengamanan yang memadai.

Tidak ditemukannya ceceran BBM atau lapisan minyak di permukaan

perairan khususnya di Pantai Pemaron, sehingga tidak terjadi dampak gangguan terhadap prikehidupan komunitas plankton di perairan pantai tersebut.

Evaluasi kecendrungan (trend) : berdasarkan analisis kuantitatif dan

komperatif nilai hasil pemantauan pada triwulan pertama tahun 2016 dengan nilai tahun sebelumnya (Maret, Juni, September, dan Desember tahun 2015) didapatkan bahwa struktur komunitas plankton yang dilihat dari nilai kelimpahan, kekayaan jenis, indeks keanekaragaman jenis (diversity index), indeks keseragaman (equitability /evenness index) dan dominanasi jenis; tidak nampak adanya kecendrungan (trend) perubahan menjolok, baik peningkatan (increase) maupun penurunan (decrease) yang kemungkinan disebabkan oleh dampak operasional PLTGU-khususnya kegiatan bongkar HSD BBM. Kondisi komunitas plankton secara kuantitatif menurun dibandingkan dengan kondisi pada pemantauan sebelumnya, demikian pula secara kualiatif perbedaan nilai indeks tidak nyata (non-significant), atau dapat dinyatakan dalam kurun waktu tiga bulan (tiga triwulan tahun 2016) berjalannya operasional PLTGU Pemaron; struktur komunitas plankton relatif tidak berubah.

Tidak ditemukan adanya indikasi blooming plankton dan/atau

(28)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-11

dampak yang sifatnya akumulatif (akumulasi dari ceceran minyak solar HSD yang menyebabkan gangguan dan kematian massal komunitas plankton).

 Pada waktu pemantauan kondisi cuaca cerah, perairan sangat jernih

dan kondisi gelombang pasang rendah sehingga sangat nyaman untuk sampling serta tidak terpantau material tersuspensi, asumsinya faktor klimatologi selama pemantauan sangat baik..

Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan analisis kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL sebagaimana yang ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun pengamanan pada saat bongkar HSD BBM. Bahkan sudah dilakukan penggantian pipa yang sudah umur untuk mitigasi kebocoran, dan pengecekan harian pada sistem pipanisasi yang terbangun.

(29)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-12

Rekapitulasi hasil pemantauan struktur komunitas plankton di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya, disajikan pada Tabel 3.1 dibawah ini

Tabel 3.1. Hasil analisis Struktur Komunitas Plankton di Perairan Pantai Pemaron, (17-18 Maret tahun 2016).

Hasil analisis Komunitas Plankton di Perairan Pantai Pemaron pada

17-18 Maret tahun 2016 disajikan pada Tabel 3.2 s/d Tabel 3.4. Parameter

Struktur Komunitas

Stasiun Pemantauan Nilai Kisaran

Keterangan I II III Nilai Kekayaan Jenis (S) 23 26 27 23-27 Kekayaan jenis rendah Nilai Kelimpahan Jenis (N) (ind /liter)

2142 2448 2889 2142-2889 Kelimpahan jenis tinggi Nilai Indeks Keragaman Jenis (H) 4,49449 4,65774 4,72677 4,49449-4,72677 Keanekaraga man jenis Tinggi Nilai Indeks Keserasian Jenis (E) 0,99355 0,99089 0,99407 0,99089-0,99407 Keseragaman jenis sangat merata Nilai Indeks Dominansi Jenis (D) 0,04527 0,04082 0,03893 0,03893-0,04527 Dominansi jenis rendah/tidak ada indikasi dominansi

(30)
(31)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-14

Tabel 3. 2 Komposisi dan Kelimpahan Jenis Plankton di Perairan Pantai Pemaron

(Stasiun I : Perairan Pantai Pemaron Dermaga Jetty dan sekitarnya; pada 17-18 Maret tahun 2016)

No Species Plankton 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ind. Ind./ L Ulangan Lapang Pandang Pengamatan Jumlah A. Phytoplankton 1 Asterionella striatum 3 - - 3 - - - - 2 - - - 2 - 3 - - - 2 - - - 15 135 2 Bacillaria sp - - 2 - - - 3 - - - 3 - - - 2 - - - 3 - - 13 117 3 Bacteriastrum varians - 2 - - - 2 - - - 3 - - - - 2 - - - - 9 81 4 Chaetoceros affinis - - - 3 - - - 2 - - - 3 - - - 2 - 10 90 5 Climacosphenia sp - 3 - - - 2 - - - 3 - - - - 3 - - - 2 12 108 6 Coscinodiscus lineatus - - - 2 - - 3 - - - 2 - - - 3 - - - - 2 - 3 - - - 15 135 7 Coscinodiscus radiatus - - - 3 - - - 2 - - - 2 - - - 3 - - 10 90 8 Cyclotella striata - - 3 - - - 3 - - - 6 54 9 Dithylium sp - - - 2 - - - 2 - - 2 - - - 2 - - - 2 10 90 10 Fragilaria intermedia 2 - - - - 3 - - - - 2 - - - 3 - - - 2 - - - 12 108 11 Gramatopora sp - - - 2 - - - - 2 - - - 2 - - 3 - 9 81 12 Hyalodiscus stelliger - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 9 81 13 Hemiaulus indicus - - 3 - - - 2 - - - - 3 - - - 2 - - 10 90 14 Lauderia sp - - - 3 - - 2 - - - 3 - - - 2 10 90 15 Melosira sp 3 - - - 2 - - - 1 - - - - 3 - 9 81 16 Nitzschia aigma - - - - 3 - - 2 - - - 3 - - - 2 - - - 10 90 17 Synedra fulgena - 2 - - - 2 - - - 2 - - - - 2 - 8 72 18 Nereis ( larva ) 3 - - - 3 - - - 2 - - - 2 10 90 19 Podon ( larva ) - - - - 2 - - 2 - - - 2 - - - 2 - 3 - - - 1 - 12 108 20 Calanus sp - 2 - - - - 3 - - - 2 - - - 2 - - - 3 - - 12 108 21 Balanus ampitriate - - - 2 - - - 2 - - 3 - - - 2 - - - - 9 81 22 Pentacula (Holothuria sp.) 3 - - - 3 - - - 2 - - - 2 10 90 23 Crustacean (Cirripedia) - - - 1 - - 3 - - - 2 - - - 2 - - - 8 72

(32)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-15

Jumlah Total Species (Taxa): 23

Jumlah Total Individu organisme plankton (individu per liter): 2142 Indeks Keanekargaman Jenis Plankton : 4,49449

Indeks keseragaman jenis Plankton : 0,99355 Indeks Dominansi Jenis Plankton : 0,04527

(33)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-16

Tabel 3.3 Komposisi dan Kelimpahan jenis Plankton di Perairan Pantai Segara Penimbangan Pemaron, (Stasiun II : Sekitar Pantai Pura Segara Penimbangan, Depan Rangon Sunset; pada 17-18 Maret tahun 2016)

No Species Plankton 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ind. Ind./ L Ulangan Lapang Pandang Pengamatan Jumlah A Phytoplankton 1 Actinopigchus sp - 3 - - - 3 - - - - 3 - 3 - - - - 3 - - - 15 135 2 Asterionella striatum - - 2 - - - 3 - - - - 2 - - - - - - 3 - 10 90 3 Bacillaria sp - - - - 2 - - 2 - - - 2 - - - - 3 - 2 - - 2 13 117 4 Climacosphenia sp - - - 2 - - - 2 - - - 2 - 2 - - - - 2 - - 10 90 5 Coscinodiscus lineatus 3 - - - 2 - - - - 2 - - - - 3 - 2 - - - 3 15 135 6 Coscinodiscus radiatus - - - 2 - 3 - - - 2 - - - - - 3 - 10 90 7 Cyclotella striata - - 2 - - - 3 - - - 3 - - - - - 8 72 8 Dithylium sp - - - 3 - - - 2 - - - 2 - - - 2 9 81 9 Fragilaria intermedia 2 - - - 2 - - - 2 - 3 - - - - 2 - 3 - - - 14 126 10 Gramatopora sp - - - 2 - - - 2 - - - 3 - - 7 63 11 Leucosolenia sp 2 - - - 2 - - - 2 - - 2 - - - 8 72 12 Lauderia sp - - 3 - - - 2 - - - - - 2 - - - 3 - - - 2 - - - 12 108 13 Nitzschia aigma 3 - - - 2 - - - - 2 - - - 2 - - 9 81 14 Rhizosolenia acuminata - - 3 - - - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 12 108 15 Planktonella sp - - - - 2 - - - 2 - - - - 3 - - - 2 9 81 16 Pseudonotica sp - - 2 - - - - 2 - - 2 - - - 3 - - - - 2 - 11 99 17 Rhizosolenia acuminata - - - 3 - - - 2 - - - 2 - - - - 7 63 18 Synedra fulgena - - - 2 - - 2 - - - 3 - - - 7 63 19 Chaetoceros sp - 3 - - - - - - - - - - 3 - - 3 - - 9 81 20 Ceratium sp - - - 3 - - - - 2 - - - - - 2 - - - 2 - - - 2 11 99

(34)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-17 B. Zooplankton 21 Podon ( larva ) - - 2 - - - - 3 - - - 2 - - - - 2 - - - - 9 81 22 Paracalanus parvus 3 - - - 3 - - - 2 - - 3 - - - 2 - - - 3 - 16 144 23 Calanus sp - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 9 81 24 Sincalanus aureus - - - 2 - - 2 - - 2 - - 2 - - - 2 - - 2 - - 2 - - 14 126 25 Neriis larva - - 2 - - - 2 - - - 2 - - - 3 9 81 26 Balanus ampreite - - - 3 - - - - 3 - - - 3 - - - - 9 81

Jumlah Total Species (Taxa) : 26 Jumlah Total Individu organisme plankton (individu per liter): 2448

Indeks Keanekargaman Jenis Plankton : 4,65774 Indeks keseragaman jenis Plankton : 0,99089 Indeks Dominansi Jenis Plankton : 0,04082

(35)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-18

Tabel 3.4. Komposisi dan Kelimpahan jenis Plankton di Perairan Lovina (Stasiun III : Perairan Pantai Patung Dolfin Lovina;pada 17-18 Maret tahun 2016)

No Species Plankton 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ind. Ind./ L Ulangan Lapang Pandang Pengamatan Jumlah A Phytoplankton 1 Actinopigchus sp - 3 - 3 - - 2 - 2 - - - 3 - - - 2 - - 15 135 2 Asterionella striatum - - - - 2 - - - 1 - - - 3 - 3 - 12 108 3 Bacillaria sp 2 - - - - 2 - - - - 2 - - - 2 - - 3 - - - - 3 14 126 4 Bacteriastrum varians - - - - 2 - - 2 - - - 3 - - - 3 - 10 90 5 Chaetoceros affinis - - - 2 - - - 2 - - - 3 - - 2 - - - 3 - - 12 108 6 Climacosphenia sp - 2 - - - - 2 - - - 2 - - - 3 - - - - 9 81 7 Coscinodiscus lineatus - - 2 - - - 3 - - - 3 - - 2 - - - 2 - - - 12 108 8 Dithylium sp - 2 - - - 3 - - - 3 - - - 2 - - - 2 12 108 9 Fragilaria intermedia - - - 2 - - - - 3 - - - - 2 - - - - 3 - - - 3 - - 14 126 10 Gramatopora sp - 2 - - - 3 - - - - 2 - - 2 - - 3 - - - 2 - - 14 126 11 Hyalodiscus stelliger - - - 2 - - 3 - - - 3 - - 3 - - 2 - - - 2 - - - - 15 135 12 Hemiaulus indicus - - - - 2 - - - - 2 - - - 3 9 81 13 Leucosolenia sp - - 3 - - - 3 - - - 2 - - - - 3 - 2 - - - 13 117 14 Lauderia sp 2 - - - - 2 - 2 - - - - 3 - - - - 2 - - - 3 - 14 126 15 Melosira sp - 2 - - - 3 - - - - 2 - - - 1 - - - - 8 72 16 Nitzschia aigma - - - - 2 - - 2 - - - 2 - - - - 2 - - - 8 72 17 Rhizosolenia acuminata - - - 2 - - - 3 - - 2 - - 2 - - - 3 - - 12 108 18 Synedra fulgena - - - - 2 - 3 - - - 3 - - - 2 - - - 10 90 19 Skeletonema costatum - - - 3 - - - - 2 - - 3 - 3 - - - 3 - - - 14 126 20 Ceratium aurium - 2 - - 3 - - - 2 - - - 2 - - - 3 - - - 3 15 135

(36)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-19 B. Zooplankton 21 Holoturian larvae 3 - - - 2 - - - 2 - - - 3 - - - 2 - 12 108 22 Sincalanus aureus - - 3 - - - 2 - - - - 3 - - - 2 - - - - 3 - - - 2 15 135 23 Crustacean larva - - - 3 - - - 2 - - - 3 - 8 72 24 Podon ( larva ) - - - - 3 - - - - 2 - 3 - - 3 - - - 2 - - - 13 117 25 Paracalanus parvus - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - 3 12 108 26 Calanus sp - - - 2 - - - 3 - - - 2 - - - 3 - - 10 90 27 Balanus ampitriate 2 - - - 3 - - - 2 - - - 2 - 9 81 Jumlah Total Species (Taxa): 27 Jumlah Total Individu organisme plankton (individu per liter): 2889

Indeks Keanekargaman Jenis Plankton : 4,72677 Indeks keseragaman jenis Plankton : 0,99407 Indeks Dominansi Jenis Plankton : 0,03893

(37)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-20 3.3 Komunitas Makrozoobenthos

Komunitas makrozoobenthos adalah salah satu komponen biologi perairan yang sangat strategis dalam sistem ekologi pantai dan sering dijadikan indikator dalam menilai kualitas dan tingkat cemaran suatu ekosistem perairan. Makrozoobenthos adalah sekelompok organisme fauna air yang hidupnya pada habitat dasar perairan, baik sebagai epi-fauna (di permukaan dasar perairan) maupun hipo-epi-fauna (meliang, masuk, atau membenamkan diri di dalam dasar); yang berukuran lebih besar dari

1 milimeter, dan dapat tersaring dengan saringan 1.0 mm2.

Kajian terhadap komunitas makrozoobenthos di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya (wilayah dampak dari operasional PLTGU Pemaron) meliputi : makrozoobenthos yang menempel atau merayap pada permukaan dasar perairan (batu dan karang), dan makrozoobenthos strata bawah yaitu makrozoobenthos yang sebagian atau totalitas hidupnya di dalam substrat dasar perairan (meliang/membuat lubang/terbenam di pasir).

Kondisi cuaca pada waktu pemantauan adalah cerah, gelombang kecil, arus menyusur pantai tenang dan diperkirakan terjadi aliran dari daratan atau sungai karena di pantai sekitar muara sungaimunculnya, gundukan pasir-lumpur, akan tetapi tidak begitu sulit menemukan makrozoobenthos. Berdasarkan kondisi tersebut dilakukan pendekatan analisis komprehensif menggunakan data primer dan data skunder. Data jenis makrozoobenthos dengan karakteristiknya masih memadukan dengan temukan terdahulu seperti disajikan pada Tabel 3.5.

(38)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-21 Tabel 3.5. Jenis-Jenis dan Karakteristik Makrozoobenthos di

Perairan Pantai Pemaron dan sekitarnya

No Filum dan

Famili Nama Jenis Karakteristik

1. Annelida Cacing dengan tubuh beruas-ruas (segmented worms), seluruh

tubuhnya dipenuhi chaete.

Hidupnya meliang di dalam substrat, tidak nampak di permukaan. Cacing ini digunakan sebagai umpan memancing ikan. Nereidae Nereis sp

Eunice sp

2. Crustacea

Penaeidae Metapenaeopsis sp Jenis-jenis udang yang sudah

umum dikenal dengan udang kresek/baring.

Grapsidae Grapsus albolineatus

Kepiting, jenis ini bisa diamati langsung pada substrat keras di kawasan seperti : beton/tiang, substrat kayu, dan batu karang.

Sesarma picta

Ocypodidae Uca Rosea Keberadaannya di pantai berpasir

Kelompok ini dikenal dengan kepiting Canggah atau Kepiting Kertah (The Fiddler Crabs).

Uca tetragonon Uca lactea

Paguridae Dardanus megistea

Kepiting udang (omang-omang) Xanthidae Lophozozyma picor Kepiting segiempat Callappidae Callappa hepatica Kepiting segitiga 3Moluska Gastropoda

Littorinidae Littorina scabra Banyak menempel di bati dan

akar/batang pohon di pantai Neritidae Nerita undata Menempel di batu dan karang.

Nerita costata Menempel di batu dan karang. Septaria sp Menempel di batu dan karang.

Strombidae Strombus labiatus

Ditemukan di antara batu, menempel dan di dalam substrat, pada daun rumput laut (Cymodocea sp dan Halimeda sp. serta Sargassum sp.

Mempunyai cangkang tebal, operculum tebal, berkapur dan keras, hidup dilaut dangkal dan berkarang.

Membenamkan diri dengan

Strombus urceus Strombus dilatatus Strombus sp Naticidae Natica gualtieriana

(39)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-22

Muricidae Thais sp cangkang di dalam sumstrat

berpasir, di habitat padang lamun.

Morula margariticola Morula granulata

Nassariidae Nassarius coronatus

Turbinidae Turbo cidaris Turbo sp Astrea sp

Territellidae Territella terobra

Patellidae Callana sp

Thiaridae Melanoides terulosa

Olividae Oliva recticulata Oliva mucronata

Bivalvia

-Psammobiidae Asaphis violascens Kerang-kerangan dengan cangkang umumnya tipis,bentuk memanjang, pallial sinusnya besar, umumnya cangkang ungu tau semu merah, juga membenamkan diri di substrat pasir.

-Pinnidae Pinna muricata Pinna bicolor Archidae Anadara granosa

Barbatia decossata Tellinidae Tellina sp

4.Echinodermata

- Ophiuroidea Ophiarachna sp Bintang mengular pada bebatuan dan antar karang dan padang lamun. Tetapi ukuran relatif kecil-kecil

- Echinoidea Diadema seoeum Bulu babi duri hitam Echinothrix

calamaris

Bulu babi, habitat karang - Holothuroidea Holothuria atra mentimun laut

Holothuria scbra mentimun laut

Acuan Determinasi : Dharma, B. (1988), Dharma,B. (1992), Crane, J. (1975), Mather, P. and I. Bennett (1984) dan Nybakken, J.W. (1988)

(40)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-23

Cypraea sp Morula sp Echinoidea

Barbatia sp Morula granulata Nerita sp dan Septaria sp

Nassarius sp Kepiting Segitiga (juvenille)

Astraea sp dan Thais sp

Bintang mengular dan Tripang

Kepiting segiempat Turbo petholatus

(41)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-24

Kepiting Uca (juvenile)

Kerang Pinna bicolor

Nerita planospira

Strombus dilatatus

Littorina scabra

Oliva recticulata

Strombus urceus Morula sp Conus sp

Turbo sp Kerang Tellina sp Strombus sp

Holothuria (tripang) Siput Strombus labiatus Cerithidea sp dan Territella terebra

Gambar 3.5 Jenis-jenis organisme makrozoobenthos yang disampling di Pantai Pemaron dan sekitarnya.

(42)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-25

Hasil analisis kuantitatif pada komunitas makrozoobenthos, hasil pemantauan di perairan Pantai Pemaron disajikan pada Tabel 3.6 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6. Hasil analisis Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Perairan Pantai Pemaron, 17-18 Maret tahun 2016.

Parameter Struktur Komunitas Stasiun Pemantauan Nilai Kisaran Keterangan I II III Nilai Kekayaan

Jenis (S) 24 25 27 24-27 Kekayaan jenis Kecil

Nilai Kelimpahan Jenis (N) (ind /liter) 310 470 485 310 - 483 Kelimpahan jenis sedang Nilai Indeks Keanekaragam an Jenis (H) 4,34426 4,34618 4,58834 4,34426-4,58834 Keragaman tinggi Nilai Indeks Keseragaman Jenis (E) 0,96455 0,96652 0,97263 0,96455-0,97263 Keseragaman sedang s/d tinggi Nilai Indeks Dominansi Jenis (D) 0,12265 0,10098 0,03668 0,03668-0,12265 Tidak ada dominansi

Kekayaan jenis (species richness) komunitas makrozoobenthos di perairan

pantai Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya yaitu sebanyak24-27 jenis

dalam satu satuan komunitas. Nilai ini mengindikasikan bahwa di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya masih sangat baik mendukung perkembangan dan pertumbuhan komunitas makrozoobenthos sebagai indikator biologi pencemaran perairan.

Kelimpahan jenis (abundance) makrozoobenthos tergolong sedang yaitu berkisar

antara 310 - 483 individu per area sapuan. Nilai hasil pemantauan saat ini lebih

baik dari bulan September 2015 sebesar 325-465 dan Juni 2015 yaitu 285-360

individu per area sapuan. Kelimpahan tertinggi ditemukan di stasiun III

(perairan Pantai Kalibukbuk yang merupakan stasiun kontrol). Nilai kelimpahannya paling rendah di stasiun I yaitu 310 individu per area sapuan,

(43)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-26

 Keanekaragaman jenis tergolong tinggi dengan nilai hampir merata antar stasiun

yaitu berkisar 4,34426-4,58834 bit. Nilai ini juga meningkat dibandingkan

pemantauan sebelumnya yaitu bulan September 2015 sebesar 4,19537-4,62731

bit dan bulan Juni 2015 sebesar3,24790-4,46418bit, nilai ini mengindikasikan

bahwa Keragaman jenis makrozoobenthos di perairan tersebut tinggi artinya prikehidupan makrozoobenthos di perairan pantai tersebut masih baik atau tidak nampak ada pengaruh yang nyata dari operasional PLTGU khususnya kegiatan pembongkaran BBM terhadap ekologi-biologi makrozoobenthos.

 Nilai indeks keserasian tergolong tinggi, dengan nilai berkisar 0,96455-0,97263,

lebih baik dari bulan September 2015 sebesar 0,91435-0,96253dan Juni yaitu

0,73943-0,97364bit. Nilai tertinggi didapatkan di Stasiun III Pantai Kalibukbuk

Lovina yang merupakan stasiun control ke dua.

 Nilai indeks dominansi tergolong sangat rendah yaitu 0,03668-0,12265artinya

tidak ditemukan adanya dominasi jenis atau sistem ekologi pada komunitas makrozoobenthos dalam kondisi sangat stabil.

Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan indeks benthos seperti di atas, dapat dinyatakan bahwa struktur komunitas makrozoobenthos di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya adalah sebagai berikut :

Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan pendekatan indikator biologis, khususnya nilai-nilai struktur komunitas makrozoobenthos seperti di atas; tidak terpantau adanya dampak yang terjadi, apalagi dampak yang tergolong besar dan pentingyang disebabkan oleh operasional dermaga jetty/bongkar BBM HSD; karena pada waktu kegiatan bongkar HSD sudah dilakukan pengelolaan dengan proteksi dan pengamanan yang memadai.

Evaluasi kecendrungan (trend) :berdasarkan analisis kuantitatif dan komperatif

dengan hasil pemantauan bulanb Maret, Juni dan September 2015 didapatkan bahwa struktur komunitas makrozoobenthos, baik kekayaan jenis (species richness), kelimpahan (abundance), keanekaragaman (diversity), keseragaman (equitability), dan dominanasi jenis; nilainya lebih baik, akan tetapi tidak nampak adanya kecendrungan (trend) perubahan yang menjolok, baik peningkatan

(44)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-27

(increase) maupun penurunan (decrease) yang kemungkinan disebabkan oleh operasional PLTGU-khususnya kegiatan bongkar HSD BBM. Kondisi komunitas Makrozoobenthos secara kuantitatif tidak berfluktuasi secara nyata dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, dan dalam katagori level baik dan tinggi.

Kelimpahan makroozoobenthos sedang, diduga karena habitat makrozoobenthos

sudah membaik, tidak terjadi sedimentasi pantai yang luas, dan hempasan gelombang sangat kecil (tenang). Disamping itu substrat dasar yang merupakan hamparan terumbu karang keras (hard corals) sudah mulai membaik, tumbuhnya juvenile-juvenile terumbu karang, dan rendahnya masukan (run off) sampah, pasir hitam, dan lumpur ke perairan pantai yang umumnya menghambat perkembangan komunitas makrozoobenthos. Hasil pemantauan 18-19 DesemberTahun 2015, setruktur komunitas makrozoobenthos tidak berbeda jauh dengan nilai hasil pemantauan sebelumnya sehingga tidak ditemukan perubahan yang nyata, justru hasilnya lebih baik.

 Fluktuasistruktur komunitas makrozoobenthos secara kuantitatif tidak berbeda

nyata karena nilai-nilai kuantitatif masih dalam kisaran kategori baik-sangat baik. Dinamika pantai seperti perubahan habitat dasar perairan, adanya pelumpuran dan perubahan gelombang, yang umumnya membawa konsekuensi pada habitat benthos tidak terpantau terjadi pada waktu pemantauan, tidak terpantau adanya akumulasi sampah di perairan, terutama karena limpasan dari sungai dan aliran permukaan tidak terjadi.

Tidak ditemukan adanya blooming atau kematian massal komunitas

makrozoobenthos dan tidak terdeteksi adalah dampak yang sifatnya akumulatif

(akumulasi dari ceceran minyak solar HSD yang menyebabkan gangguan dan kematian massal biota benthos).

 Juga tidak terpantau terjadinya proses akumulasi pasir dan lumpur pada zona-zona tertentu, munculnya beting pasir pada pemantauan tahun sebelumnya yang justru dampaknya sangat buruk pada komunitas makrozoobenthos karena dapat menutupi substrat dasar dan menimbun hewan benthos yang tidak mampu bergerak (sessile). Hasil pemantauan terakhir kondisi substrat dasar perairan sangat stabil sehingga komunitas makzoobenthos mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.

(45)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-28

Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan analisis kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL sebagaimana yang ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun pengamanan pada saat kegiatan bongkar HSD BBM.

(46)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-29

Tabel 3.7 Hasil analisis kuantitatif komunitas makrozoobenthos di Perairan

Pantai Pemaron dan sekitarnya, 17-18 Maret tahun 2016

No Kelompok/ Famili Species Stasiun Stasiun Pemantauan

I Stasiun II Stasiun III

1 Annelida

Nereidae Nereis sp 20 35 25

Eunice sp 10 25 20

2. Crustacea

Penaeidae Metapenaeopsis sp 15 15 10

Grapsidae Grapsus albolineatus 15 - 20

Sesarma picta 15 - 15

Ocypodidae Uca Rosea 10 15 -

Uca lactea - 5 -

Paguridae Dardanus megistea - 15 5

Xanthidae Lophozozyma picor 5 - 10

Callappidae Callappa hepatica - 25 -

3. Moluska Gastropoda

Littorinidae Littorina scabra 35 55 15

Neritidae Nerita undata 15 35 15

Nerita costata 15 20 10 Septaria sp 10 5 -

Strombidae Strombus labiatus - 15 25

Strombus urceus 10 - 20

Naticidae Natica gualtieriana 5 - 15

Cypraeidae Cypraea moneta - 15 35

Muricidae Thais sp 5 - 15

Morula margariticola 15 5 - Morula granulata - 15 25

Nassariidae Nassarius coronatus 5 5

Turbinidae Turbo sp 15 5 -

Astrea sp 5 - 25

Patellidae Callana sp 5 10 -

Bivalvia

Psammobiidae Asaphis violascens - 35 25

Pinnidae Pinna muricata 10 30 15

Archidae Anadara granosa 5 - 30

Tellinidae Tellina sp - 45 15

-4. Echinodermata 15

- Ophiuroidea Ophiarachna sp 15 15 15

(47)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-30

Echinothrix calamaris 25 15 30

- Holothuroidea Holothuria atra 5 5 15

Holothuria scbra - 5 10

Nilai Kekakayaan Jenis/taxa (S) : 24 25 27

Nilai Kelimpahan Jenis (N) : 310 470 485

Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis (H) : 4,34426 4,34618 4,58834

Nilai Indeks Keserasian Jenis (E) : 0,96455 0,96652 0,97263

(48)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8 BAB IV

KESIMPULAN

Pemantauan komponen biota air laut, khususnya komunitas plankton dan makrozoobenthos di Perairan Pantai Pemaron dilakukan pada tanggal 17-18 Maret Tahun 2016. Berdasarkan analisis kualitatif dan kuantitatif dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :

4.1 Kondisi Lingkungan fisik

Berdasarkan pengamatan secara visual kondisi lingkungan fisik pantai Pemaron dan sekitarnya cukup baik dan sudah tertata, karena sudah dilakukan kegiatan pengamanan pantai, demikian pula di kawasan Pura Segara Penimbangan sudah semakin baik, hanya pada sisi timur masih terjadi kerusakan krib-krib dan sedang dilakukan konstruksi pemasangan krib-krib barupa selongsong beton yang akan lakukan pengerasan dengan dicor beton. Demikian pula halnya dengan kebersihan dan keindahan (nilai estetika) pantai, sudah nyata perubahannya karena mulai dilakukan pembangunan dan penataan taman-taman di lingkungan pantai, terutama nampak di kawasan pariwisata. Khususnya di pantai Pemaron sebagai pusat kegiatan, tidak lagi terpantau adanya kontaminasi minyak, yang mengapung (floating) membentuk lapisan tipis di permukaan.

Dalam kerangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup di wilayah pantai khususnya pantai wisata, pemerintah Kabupaten Buleleng dengan pemangku kepentingan lainnya di wilayah pesisir dan pantai sudah melakukan gerakan bersih pantai (beach clean Up), dan program ini secara rutin sudah dilakukan, sehingga ruang pantai jauh lebih bersih dan indah serta tidak ada lagi akumulasi sampah-sampah di ruas pantai.

(49)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8 4.2 Komunitas Plankton

Hasil analisis komunitas plankton di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya, selama periode pemantauan 17-18 Maret Tahun 2016 disajikan sebagai berikut :

Kekayaan jenis (species richness) komunitas plankton di perairan Pantai

Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya sebagai stasiun kontrol yaitu 23-27

jenis dalam satu satuan komunitas. Nilai ini mengindikasikan bahwa di

perairan pantai Pemaron dan sekitarnya masih cukup baik dan stabil bagi perkembangan dan pertumbuhan komunitas plankton sebagai pondasi produktivitas primer di kawasan pantai tersebut. Kekayaan jenis plankton di perairan pantai Pemaron relatif tinggi,

Kelimpahan jenis (abundance) plankton juga tergolong tinggi yaitu dengan

nilai berkisar antara 2142-2889 individu per liter. Nilai ini termasuk

kelimpahan tinggi. Kelimpahan tertinggi ditemukan di stasiun III merupakan stasiun kontrol kedua yaitu perairan Kalibukbuk Levina sebagai stasiun kontrol zona Barat dan nilai terendah di stasiun I sebagai stasiun pusat kegiatan Pantai Pemaron. Nilai Kelimpahan pada pemantauan saat ini lebih rendah dibandingan bulan desember

Keanekaragaman jenis plankton yang ditunjukkan dari nilai indeks

keanekaragaman Shannon-Wiener untuk semua stasiun pemantauan, nilainya tergolong tinggi, dengan nilai kisaran 4,49449-4,72677 bit (lebih

besar dari nilai 3 bit)., nilai awal triwulan tahun 2016 lebih rendah

dibandingkan bulan Desember 2015 sebesar 4,58881 - 4,81322 bit.. Nilai ini

memberikan indikasi bahwa dampak terhadap keanekaragaman jenis plankton tidak nyata terjadi di perairan sekitar pusat kegiatan, dan di stasiun

(50)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8

kontrol lainnya, dimana nilai keanekaragaman jenis antar stasiun tidak berbeda secara nyata (non-significant). Nilai tertinggi didapatkan di stasiun III yang merupakan stasiun kontrol kedua kegiatan PLTG Pemaron, khususnya dampak dari ceceran limbah minyak dari kegiatan bongkar HSD.

Nilai indeks keserasian untuk semua stasiun lebih besar dari 0,75 poin, yaitu

0,99089-0,99407, nilai ini lebih baik dari bulan Desember 2015 yaitu 0,96211-0,98823 yang berarti komunitas plankton mempunyai keseimbangan

dengan keseragaman jenis yang tinggi.

 Nilai dominansi sangat rendah yaitu dengan nilai lebih kecil dari 0,1 poin,

yaitu 0,03893-0,04527 dan tidak berbeda nyata dengan hasil bulan

Desember 2015 sebesar 0,04336-0,04598, September 2015 sebesar

0,03893-0,04663 dan bulan Juni 2015 sebesar 0,03564-0,04255 yang

berarti bahwa tidak adanya dominansi. Nilai ini tergolong sangat kecil bahwa sama sekali tidak ada pengaruh dominansi pada komunitas plankton karena tekanan-tekanan lingkungan, baik lingkungan fisik-kimia maupun biologis.

Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan indeks struktur komunitas seperti di atas, dapat disimpulkan struktur komunitas plankton di perairan Pantai Pemaron dan dua stasiun kontrol lainnya sebagai indikator biologi, dalam kondisi yang sangat baik atau tidak terpantau adanya

dampak negatip yang nyata yang ”menyebabkan gangguan atau degradasi

terhadap biota air laut khususnya pada komunitas plankton”. Sifat-sifat

dampak adalah sebagai berikut :

Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan pendekatan kuantitatif dengan indikator indeks biologis, khususnya nilai-nilai struktur komunitas plankton seperti di atas; tidak terpantau adanya dampak negatip/gangguan yang terjadi, apalagi dampak yang tergolong besar dan penting karena pada waktu kegiatan bongkar HSD BBM sudah dilakukan pengelolaan dengan proteksi, mitigasi dan pengamanan yang memadai.

(51)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8

 Tidak ditemukannya ceceran BBM atau lapisan minyak di permukaan

perairan khususnya di Pantai Pemaron, sehingga tidak terjadi dampak gangguan terhadap prikehidupan komunitas plankton di perairan pantai tersebut.

Evaluasi kecendrungan (trend) : berdasarkan analisis kuantitatif dan

komperatif nilai hasil pemantauan pada triwulan pertama tahun 2016 dengan nilai tahun sebelumnya (Maret, Juni, September, dan Desember tahun 2015) didapatkan bahwa struktur komunitas plankton yang dilihat dari nilai kelimpahan, kekayaan jenis, indeks keanekaragaman jenis (diversity index), indeks keseragaman (equitability /evenness index) dan dominanasi jenis; tidak nampak adanya kecendrungan (trend) perubahan menjolok, baik peningkatan (increase) maupun penurunan (decrease) yang kemungkinan disebabkan oleh dampak operasional PLTGU-khususnya kegiatan bongkar HSD BBM. Kondisi komunitas plankton secara kuantitatif menurun dibandingkan dengan kondisi pada pemantauan sebelumnya, demikian pula secara kualiatif perbedaan nilai indeks tidak nyata (non-significant), atau dapat dinyatakan dalam kurun waktu tiga bulan (tiga triwulan tahun 2016) berjalannya operasional PLTGU Pemaron; struktur komunitas plankton relatif tidak berubah.

Tidak ditemukan adanya indikasi blooming plankton dan/atau kematian

massal komunitas plankton dan tidak terdeteksi adanya dampak yang sifatnya akumulatif (akumulasi dari ceceran minyak solar HSD yang menyebabkan gangguan dan kematian massal komunitas plankton).

 Pada waktu pemantauan kondisi cuaca cerah, perairan sangat jernih dan kondisi gelombang pasang rendah sehingga sangat nyaman untuk sampling serta tidak terpantau material tersuspensi, asumsinya faktor klimatologi selama pemantauan sangat baik..

(52)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8

Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan analisis kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL sebagaimana yang ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun pengamanan pada saat bongkar HSD BBM. Bahkan sudah dilakukan penggantian pipa yang sudah umur untuk mitigasi kebocoran, dan pengecekan harian pada sistem pipanisasi yang terbangun.

4.3 Komunitas Makrozoobenthos

Struktur komunitas makrozoobenthos di Pantai Pemaron dan sekitarnya dengan karakter sebagai berikut :

Kekayaan jenis (species richness) komunitas makrozoobenthos di perairan

pantai Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya yaitu sebanyak 19-21 jenis

dalam satu satuan komunitas. Nilai ini mengindikasikan bahwa di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya masih sangat baik mendukung perkembangan dan pertumbuhan komunitas makrozoobenthos sebagai indikator biologi pencemaran perairan.

Kelimpahan jenis (abundance) makrozoobenthos tergolong sedang yaitu

berkisar antara 360-500 individu per area sapuan. Nilai hasil pemantauan

saat ini lebih baik dari bulan Desember 2015 sebesar 310 – 483, bulan September sebesar 325-465 dan Juni 2015 yaitu 285-360 individu per area sapuan. Kelimpahan tertinggi ditemukan di stasiun III (perairan Pantai

Kalibukbuk Lovina yang merupakan stasiun kontrol). Nilai kelimpahannya paling rendah di stasiun II yaitu 360 individu per area sapuan,

 Keanekaragaman jenis tergolong tinggi dengan nilai 3,89982-4,48965 bit,

dengan rataan hampir sama dibandingkan pemantauan tahun sebelumnya

(53)

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8

sebesar 4,19537-4,62731 bit, dan bulan Juni 2015

sebesar3,24790-4,46418bit, Nlai ini mengindikasikan bahwa Keragaman jenis

makrozoobenthos di perairan tersebut tinggi artinya prikehidupan makrozoobenthos di perairan pantai tersebut masih baik atau tidak nampak ada pengaruh yang nyata dari operasional PLTGU khususnya kegiatan pembongkaran BBM terhadap ekologi-biologi makrozoobenthos.

Nilai indeks keserasian tergolong tinggi, dengan nilai berkisar

0,88786-0,97364 tidak jauh berbeda dari hasil tahun sebelumnya yaitu bulan

Desember sebesar 0,96455-0,97263, bulan September 2015 sebesar

0,91435-0,96253dan Juni yaitu 0,73943-0,97364bit. Nilai tertinggi didapatkan

di Stasiun II Pantai Segara Penimbangan yang merupakan stasiun kontrol I.

 Nilai indeks dominansi tergolong sangat rendah yaitu 0,04889-0,06320

artinya tidak ditemukan adanya dominasi jenis atau sistem ekologi pada komunitas makrozoobenthos dalam kondisi sangat stabil.

Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan indeks benthos seperti di atas, dapat dinyatakan bahwa struktur komunitas makrozoobenthos di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya adalah sebagai berikut :

Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan pendekatan indikator biologis, khususnya nilai-nilai struktur komunitas makrozoobenthos seperti di atas; tidak terpantau adanya dampak yang terjadi, apalagi dampak yang tergolong besar dan pentingyang disebabkan oleh operasional dermaga jetty/bongkar BBM HSD; karena pada waktu kegiatan bongkar HSD sudah dilakukan pengelolaan dengan proteksi dan pengamanan yang memadai.

Evaluasi kecendrungan (trend) :berdasarkan analisis kuantitatif dan

komperatif dengan hasil pemantauan tahun 2015 yaitu bulan Maret, Juni, September dan Desember 2015 didapatkan bahwa struktur komunitas

Gambar

Gambar 2.1.  Lokasi Stasiun I (Pantai Pemaron Sekitar  Lokasi   Bongkar Muat BBM)
Gambar 2.2.Kondisi dan Situasi Lokasi Stasiun II (Sekitar Pura  Segara Penimbangan)
Gambar 2.3.  Stasiun III (Sekitar Pantai Kalibukbuk  Lovina  Patung Dolphin)
Gambar 2.4  Pengambilan Contoh Komunitas Plankton
+7

Referensi

Dokumen terkait

(10) Apabila kerja jalan telah disiapkan oleh pihak berkuasa tempatan dan kosnya ditentukan, pihak berkuasa tempatan hendaklah mengarahkan supaya suatu pembahagian akhir bagi kos

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 96 mahasiswa fakultas non kesehatan Universitas Jember angkatan 2010 dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan: 1)

Setelah penambahan madu dengan persentase yang sama yaitu 4% dari berat daging sebagai substrat fermentasi, ternyata kadar gula reduksi masing-masing kaldu juga tidak

Status kesehatan ibu hamil akan menunjukkan baik buruknya kondisi ibu dan juga terhadap perkembangan janin yang sedang dikandung, bagi ibu sendiri kesehatan yang

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan anugerah-Nya sehingga selesailah penulisan Tugas Sarjana dengan judul “Perencanaan Agitator Pada Pabrik

Produk hasil pengembangan ini memiliki beberapa kelebihan yaitu buku siswa dapat digunakan secara mandiri oleh semua siswa karena produk berupa media cetak

Penerima pendanaan Kegiatan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Tahun 2017 akan ditetapkan dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Penguatan

7lukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan).. 8ika