• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAHMI AZMI FORMULASI DISPERSI PADAT IBUPROFEN MENGGUNAKAN HPMC 6 cps PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAHMI AZMI FORMULASI DISPERSI PADAT IBUPROFEN MENGGUNAKAN HPMC 6 cps PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

FAHMI AZMI

10703066

FORMULASI DISPERSI PADAT IBUPROFEN MENGGUNAKAN

HPMC 6 cps

PROGRAM STUDI

SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2007

(2)

Pada kutipan atau saduran skripsi ini harus tercantum nama penulis dan lembaganya yaitu Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung

(3)
(4)

FORMULASI DISPERSI PADAT IBUPROFEN MENGGUNAKAN HPMC 6 cps

SKRIPSI

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains dan Teknologi Farmasi dari Sekolah Farmasi

Institut Teknologi Bandung

September 2007

Fahmi Azmi 10703066

Dr. Lucy D. N. Sasongko Dr. Heni Rachmawati Pembimbing Utama Pembimbing Serta

(5)

ABSTRAK

Ibuprofen adalah salah satu obat anti inflamasi non-steroid yang praktis tidak larut air dan memiliki profil disolusi yang bervariasi. Dalam penelitian ini dikembangkan formula dispersi padat ibuprofen menggunakan HPMC dengan tujuan untuk meningkatkan kelarutan dan laju disolusi ibuprofen. Sistem dispersi padat dibuat dengan teknik granulasi basah. Larutan ibuprofen dalam etanol digunakan untuk menggranulasi HPMC dengan perbandingan ibuprofen (1) dan HPMC (1; 1,5; 2) b/b. Kelarutan granul (500-710 µm) dievaluasi setelah 24 jam dalam pelarut dapar fosfat pH 7,2 kemudian granul dicetak menjadi tablet dengan bobot 700 mg. Uji disolusi dilakukan terhadap granul dan tablet dispersi padat ibuprofen:HPMC (1:1,5) dan dibandingkan dengan tablet ibuprofen yang digranulasi menggunakan PVP K-30, tablet ibuprofen yang beredar di pasaran, dan ibuprofen murni selama 45 menit dalam medium dapar fosfat pH 7,2 menggunakan alat uji disolusi tipe dayung, dengan kecepatan 150 ppm pada suhu 37 °C. Kelarutan granul ibuprofen:HPMC (1:1,5) meningkat 1,2 kali dibandingkan terhadap ibuprofen murni dan campuran fisik. Granul dispersi padat menunjukkan profil disolusi yang lebih baik dibandingkan dengan ibuprofen murni dan tablet ibuprofen yang beredar di pasaran, akan tetapi tablet dispersi padat ibuprofen menunjukkan profil disolusi yang buruk dan menunjukkan profil pelambatan pelepasan ibuprofen jika dibandingkan dengan tablet yang beredar di pasaran.

(6)

ABSTRACT

Ibuprofen, a non-steroidal anti-inflammatory drug is practically insoluble in water and showing variations in bioavailability. A solid dispersion ibuprofen was prepared with HPMC to increase solubility and dissolution rate of ibuprofen using wet granulation technique. Solid dispersion was prepared with ratio 1:1; 1:1.5; and 1:2 w/w. Ibuprofen was dissolved in ethanol and used for granulating HPMC. Solubility of ibuprofen solid dispersion granule (500-710 µm) was evaluated in phosphate buffer pH 7.2 after 24 h. Dissolution profile of granule and tablet solid dispersion was performed in phosphate buffer pH 7.2, using paddle method, 150 rpm, at 37 °C for 45 min. It is compared to tablet was prepared with wet granulation using PVP K-30 as granulation solution, market tablet, and to the pure form of ibuprofen. Solubility of ibuprofen:HPMC granule (1:1.5) increased 1.2 fold compared to the physical mixtures and pure form ibuprofen. Dissolution profile of ibuprofen tablet showed sustained release and worst result compared than market tablet but the granule showed better result than the market tablet and pure ibuprofen.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah Subhanahu Wataala karena atas anugerah-Nya, Buku Tugas Akhir II ini, dengan judul “Formulasi Dispersi Padat Ibuprofen Menggunakan HPMC 6 cps” dapat diselesaikan dengan baik untuk melengkapi program akademik sebagai Sarjana Farmasi dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung yang tercinta. Ribuan ucapan terima kasih ditujukan untuk orangtua tercinta, ibu, papa, mamak, bang fauzi, adek, dan dini yang memberi semangat, dorongan, dan telah berdoa demi kelancaran dan kemudahan tugas akhir ini.

Serta teman-teman atas waktu dan motivasinya yang tiada henti. Aris, lala, dana, lio, bunga, didin (tableters) teman-teman seperjuangan lembur malam. Ronal, anggi, lily tempat curhat masalah-masalah yang dihadapi. Teman-teman di lab riset lante 3 yang merepotkan pak badi. Saadah yang udah minjamin pipet mikro.

Last but not least, baut, terimakasih banyak untuk tebengan motornya, jalan-jalan ke dufan, hehehe (salam buat mamahnya). Ian, teman makan, teman ngobrol, teman cerita, teman segalanya, maaf kalo aku sering buat masalah. Buat yusuf sahabat sekampung dan sekosan, cepat lulus ya. Terimaksih telah mau menjadi teman dan sahabat ku. Aku akan ingat semua bantuan kalian guys

Mudah-mudahan dengan selesainya buku ini, dan segera diwisuda, dan keluar dari kampus ini, aq cepat dapat kerja di Bandung ☺ (its 4 u)

(8)

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... PENDAHULUAN ... BAB i iii vi vii 1 1 TINJAUAN PUSTAKA ...…………..……… 3

1.1 Tablet Secara Umum ... 3

1.2 Dispersi Padat ... 5

1.3 Ibuprofen ... 9

1.4 HPMC ... 11

1.5 Bahan Tambahan dalam Sediaan Tablet ... 11

1.6 Uji Disolusi ... 13

2 METODE PENELITIAN ...………...…. 18

3 PERCOBAAN ……….……….………... 19

3.1 Bahan Percobaan ....……….………… 19

3.2 Alat Percobaan ...……...……….. 19

3.3 Pemeriksaan Bahan Baku ...……….. 19

3.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi ………...………….. 19

3.5 Orientasi Metode Pembuatan Dispersi Padat ... 19

3.6 Pengaruh Penambahan HPMC terhadap Kelarutan Ibuprofen ... 20

3.7 Orientasi Formula Dispersi Padat Ibuprofen Metode Granulasi Basah ... 21

3.8 Evaluasi Granul ... 22

3.9 Evaluasi Sistem Dispersi Padat ... 23

3.10 Pembuatan Tablet Ibuprofen ... 23

3.11 Evaluasi Tablet ... 23

4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 25

5 KESIMPULAN DAN SARAN 35

(9)

6 RINGKASAN PENELITIAN 36 DAFTAR PUSTAKA ...…...………. 37

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Pembawa dalam sistem dispersi padat ... 7

3.1 Formula dispersi padat ibuprofen:HPMC metode pelarutan ... 20

3.2 Formula dispersi padat ibuprofen:HPMC metode pengendapan ... 20

3.3 Formula dispersi padat ibuprofen:HPMC metode pelarutan (rotavapor) ... 20

3.4 Uji kelarutan ibuprofen ... 21

3.5 Formula granul dispersi padat ibuprofen:HPMC (100 mg) ... 21

3.6 Formula granul dispersi padat ibuprofen:HPMC (200 mg) ... 22

3.7 Komposisi formula ... 23

4.1 Hasil pemeriksaan bahan baku ibuprofen ... 25

4.2 Hasil pemeriksaan bahan baku HPMC ... 25

4.3 Hubungan konsentrasi dan absorbansi ibuprofen ... 26

4.4 Pengaruh HPMC terhadap kelarutan ibuprofen ... 28

4.5 Evaluasi granul ... 29

4.6 Kelarutan ibuprofen dari granul dispersi padat (metode granulasi basah) dan campuran fisika (selama 24 jam) ... 30

4.7 Evaluasi granul ... 31

4.8 Hasil uji kelarutan F2 dibandingkan dengan campuran fisika dan ibuprofen murni ... 31

4.9 Evaluasi tablet ... 32

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Struktur molekul ibuprofen ...……..………….…... 10

1.2 Tahap-tahap disintegrasi, degradasi, dan disolusi sediaan padat ... 13

1.3 Alat disolusi tipe 1 ...……….. ... 15

1.4 Alat disolusi tipe 2 ... 16

4.1 Difraktogram sinar X ... 32

4.2 Profil disolusi tablet F2, granul F2, tablet F4, tablet yang beredar dipasaran, dan ibuprofen murni ... 34

(12)

PENDAHULUAN

Ibuprofen adalah salah satu obat anti inflamasi non-steroid yang merupakan senyawa analgesik dan anti piretik yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan menurunkan demam (Gilman et al., 1996). Seperti senyawa NSAID lainnya, ibuprofen memiliki kelarutan yang buruk (praktis tidak larut dalam air). Ibuprofen termasuk dalam golongan II

Biopharmaceutical Classification Sistem (BCS), yaitu obat yang mempunyai kelarutan

yang rendah dalam air tetapi memiliki permeabilitas membran yang tinggi (Potthast, 2005). Sediaan tablet ibuprofen akan diabsorbsi sempurna setelah pemberian oral dengan bioavailabilitas sebesar 80% dengan tmaks 1,5-2 jam. (Gilman et al., 1996). Oleh karena itu

laju disolusi ibuprofen merupakan faktor penentu kecepatan absorbsinya melalui saluran cerna. Dengan demikian peningkatan laju disolusi akan meningkatkan laju absorbsi ibuprofen yang selanjutnya meningkatkan ketersediaan hayati ibuprofen.

Berbagai teknik formulasi dapat digunakan untuk meningkatkan laju disolusi dari suatu obat, seperti pembentukan garam, pembentukan senyawa inklusi dengan siklodekstrin, penurunan ukuran partikel, dan pembentukan sistem dispersi padat. Dispersi padat merupakan metode yang dipilih untuk meningkatkan disolusi obat karena berpotensi besar dalam mempengaruhi kecepatan disolusi suatu obat. Dispersi padat adalah suatu sistem dispersi yang terdiri dari satu atau lebih zat aktif di dalam pembawa atau matriks inert pada keadan padat yang dibuat dengan cara peleburan, pelarutan, atau peleburan-pelarutan (Swarbrick et al., 1990).

Hidroksipropil metilselulosa (HPMC) dengan viskositas rendah dipilih sebagai polimer larut air pada pembuatan dispersi padat dengan teknik granulasi basah. HPMC yang digunakan memiliki derajat substitusi tertinggi dibandingkan dengan jenis lainnya agar kemungkinan terjadinya interaksi obat dan polimer lebih besar. Sifat amorf serbuk HPMC diharapkan dapat mempengaruhi sifat kristal ibuprofen. Adanya interaksi antara obat dan

(13)

2 polimer serta kemungkinan obat berada pada fase amorf akan mempengaruhi kelarutan dan disolusi dari zat tersebut (Daouroumis et al., 2007).

Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah mengembangkan formulasi tablet ibuprofen dengan teknik dispersi padat menggunakan pembawa HPMC 6 cps. Telah diteliti bahwa HPMC 6 cps dapat digunakan sebagai pembawa yang dapat mempengaruhi kelarutan dan kecepatan disolusi naproksen, nifedipin, karbamazepin (Mitchell et al., 2003) dan karbamazepin, okskarzepin, rufinamid (Daouroumis et al., 2007).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil inversi pada lintasan kelima (Gambar 5.4) tidak terdapat daerah yang terkontaminasi oleh limbah sianida, hal ini diduga karena adanya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio tepung beras merah, tepung kacang merah, dan karagenan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap , nilai L, dan warna dan aroma

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dialkukan bahwa penggunaan Game Edukatif (Game Miskin) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas III

Minyak atsiri adalah zat berbau dalam tanaman yang disebut juga sebagai.. minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial, karena pada

Berisi tentang undang- undang maupun kepmenkes dan standar pelayanan kebidanan yang mengatur tugas pokok dan kompetensi bidan serta wewenang bidan dalam asuhan

Skripsi ini berjudul P ENINGKATAN PEMBINAAN IMAN REMAJA MELALUI KADERISASI PEMBINA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN YANG MATANG REMAJA KATOLIK DI PAROKI SALIB SUCI NANGA

Dari hal ini dapat dikatakan bahwa semakin panjang section pipa yang berada diatas skidway , semakin besar pula gaya tarik yang dibutuhkan dan semakin pendek panjang section

kapal harus memmgg,1J datangnya kapal tunda tanpa ada kegiatan yang efektif bisa dikel]'akan atau bisa dikatakan menambah WTNkapal (Waiting Time Net). Peralatan k/wsus