1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang merupakan sebuah rumah sakit milik pemerintabh Kabupaten Bandung yang terletak di Jl. Alun-alun Utara No. 1 Soreang. RSUD Soreang telah berdiri sejak tahun 1996 adalah pengembangan dari Puskesmas DTP Soreang dengan dasar SK. Bupati Bandung No. 445/4056/Tapra Tahun 1996 perihal Persetujuan Prinsip Peningkatan Puskesmas DTP Soreang menjadi Rumah Sakit Kelas D dan pada tahun 1997 RSUD Soreang ditetapkan menjadi Rumah Sakit Kelas C berdasarkan SK. Menteri Kesehatan RI No. 1409/MENKES/SK/XII/1997. Pada awalnya luas tanah RSUD Soreang hanya sekitar 5.097 m2 , namun pada tahun 2002 Pemerintah Kabupaten (PemKab) Bandung telah menyelesaikan perluasan tanah sehinga menjadi 7.398 m2. Wilayah cakupan RSUD Soreang meliputi beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung yaitu: Soreang, Ciwidey, Rancabali, Pasir Jambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari, Baleendah, arjasari, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Margahayu, dayeuhkolot, dan Bojong Soang disamping itu RSUD juga menerima kunjngan Pasien dari Kabupaten bandung Barat, Kabupaten Cianjur Bagian Selatan dan Garut Selatan.
Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Soreang yang berlaku saat ini bedasarkan pada PERDA Kabupaten Bandung No. 10 Tahun 2002 yang dilampirkan berikut ini:
Tugas Pokok:
Menyelenggarakan sebagian urusan rumah tangga daerah dibidang kesehatan dengan melaksanakan upaya kesehatan penyembuhan dan pemulihan yang berdaya guna dan berhasil guna serta dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya kesehatan preventif dan promotif.
Fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan medik, penunjang medik dan non medik. b. Penyelenggaraan layanan asuhan keperawatan serta upaya rujukan.
2
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan teknis ketatausahaan.
1.1.1. Visi Dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Visi
Mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Soreang yang mandiri, unggul, maju dan berdaya saing serta amanah.
Misi
a. Meningktkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia.
b. Memberikan pelayanan kesehatan secara professional dan paripurna.
c. Meningkatkan pengelolaan manajemen RS secara professional. d. Meningkatkan kemitraan dengan institusi terkait dibidang
pelayanan dan pendidikan kesehatan.
1.1.2. Logo Rumah Sakit Umum Daerah Soreang
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang merupakan rumah sakit yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bandung sehingga logo yang digunakan oleh RSUD Soreang sama dengan logo Pemerintah Kabupaten Bandung seperti berikut ini:
Gambar 1.1 Logo RSUD Soreang
3 1.1.3. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Soreang
RSUD Soreang dipimpin oleh seorang direktur yang dibantu oleh bagian tata usaha, bidang keuangan, bidang keperawatan, bidang kemedikan, dan pengawasan intern yang melapor dan bertanggung jawab secara langsung kepada direktur dalam melaksanakan tugasnya. Bagian dan bidang-bidang yang telah disebutkan diatas juga terbagi kedalam beberapa macam sesuai dengan kebutuhan RSUD Soreang. Selain itu ada pula kelompok jabatan fungsional yang terbagi kedalam enam macam dan sebelas Ka. Instansi dan Ka. Unit medis dan non – medis. Struktur organisasi digambarkan sebagai berikut ini:
4 Gambar 1.2 Struktur organisasi RSUD Soreang
Sumber: Bagian Kepeg & Pengembangan SDM RSUD Soreang Direktur Bidang Kemedikan Jabatan Fungsional Bidang Keperawatan Bidang Keuangan Bagian Tata Usaha Sub. Bagian Program& Kehumasan Sub. Bagian Kepeg & Pengembangan SDM Sub. Bagian Umum dan Perlengkapan Seksi Mobilisasi Dana Seksi Pengeluaran dan Akuntansi Seksi Perawatan rajal&Rakhus Seksi Perawatan rawat Inap Seksi rekam Medik Seksi Yanmed & Jangmed SMF Penunjang Medik SMF Non Bedah Komite Medik SMF Gigi & Mulut SMF Bedah Komite Keperawatan Ka. IGD Ka. Inst. Ranap Ka. Inst. Raial Ka. Inst. Lab Ka. Inst. Radiologi Ka. Inst. IBS Ka. Inst. Farmasi Ka. Inst. Gizi Ka. Inst. IPSRS
Ka. Unit Bank darah Ka. Unit SIM RS
Satuan Pengawasan Intern
5 1.2. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Kesehatan merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi suatu negara karena dapat menjadi tolak ukur kesejahteraan bagi masyarakatnya. Saat ini, keadaan kesehatan di Indonesia masih berada pada taraf yang kurang baik seperti yang disebutkan oleh Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dalam artikel menurut Mawarni di www.klikpositif.com bahwa kondisi kesehatan masyarakat Indonesia masih menghawatirkan karena banyak sebab.
Menurut Donald Pardede sebagai Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan di Kementrian Kesehatan dalam artikel menurut Sianipar di www.iap2indonesia.wordpress.com, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam kesehatan. Kita seringkali melihat masalah di hilir namun klupa bahwa masalah yang di tengan dan di hulu juga mempengaruhi masalah di hilir. Contohnya adalah air sehat yang baik, secara nasional rata-rata tingkat kecukupan air sehat di seluruh provinsi hanya 68%. Artinya adalah mereka yang tidak dapat air bersih yang cukup terutama daerah-daerah terpencil dan tertinggal pasti punya resiko kesehatan yang lebih besar. Untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia, maka pemerintah bertujuan untuk membuat akses kesehatan yang sama bagi semua penduduknya dalam bentuk jaminan kesehatan nasional dan yang mengurus hal ini adalah Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS).
Salah satu fasilitas dari BPJS yang diberikan kepada pasien adalah rujukan kepada rumah sakit yang telah bekerja sama dengan BPJS apabila pasien memerlukan penanganan yang lebih lanjut. Salah satu rumah sakit yang telah bekerja sama dengan BPJS untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien BPJS adalah RSUD Soreang. RSUD Soreang merupakan sebuah Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Bandung yang terletak di Jl. Alun-alun Utara No. 1 Soreang. Saat ini, RSUD Soreang terkenal akan kualitas pelayanan yang kurang baik terhadap pasiennya karena beberapa sebab, namun diantaranya adalah kualitas dan kuantitas
6
Sumber Daya Manusia yang dimilkikinya masih kurang memadai dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasiennya.
Sumber Daya Manusia merupakan sebuah faktor yang sangat penting dalam tercapainya sebuah tujuan perusahaan atau organisasi. Dengan SDM yang baik dan berkualitas maka dapat memberikan kinerja yang baik hingga tercapainya tujuan perusahaan. Sama halnya dengan perusahaan lainnya, RSUD Soreang juga membutuhkan SDM dan MSDM yang baik untuk mencapai tujuannya. Karena RSUD Soreang merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah maka pegawainya terdiri dari beberapa macam status yaitu PNS dan Non-PNS baik Medis dan Non-Medis. Perbedaan status pegawai ini menjadikan MSDM di RSUD Soreang menjadi sangat kompleks dan tidak mudah untuk dilakukan berbeda dengan rumah sakit swasta yang pegawainya hanya terdiri dari pegawai medis dan non medis, juga pegawai kontrak atau pegawai tetap. Maka, di RSUD Soreang rata-rata pegawainya baik medis maupun non medisnya adalah PNS dan beberapa diantaranya merupakan pegawai TKK (Tenaga Kerja Kontrak) atau non PNS. Sehingga peraturan yang digunakan juga mengacu terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah kabupaten mengenai PNS. Begitu pula dengan penilaian kinerja para pegawainya.
Kinerja memiliki banyak pengertian menurut beberapa ahli yang berbeda dimana salah satunya adalah pengertian kinerja menurut Robbins dalam Sinambela (2012:5) mengemukakan bahwa “ kinerja diartikan sebagai hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan individu dibandingkan dengan criteria yang telah ditetapkan bersama” dan menurut Sedarmayanti (2011:357) yang menyebutkan bahwa “kinerja adalah gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, visi dan misi organisasi, yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi”. Dapat disimpulkan secara garis besar bahwa kinerja adalah evaluasi suatu pekerjaan yang dilakukan individu sesuai dengan criteria yang sudah ditetapkan dan gambaran tingkat
7
pencapaian pelaksanaa program atau kebijakan organisasi dalam mencapai sasaran, visi dan misi melalui perencanaan strategisnya. Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang diantaranya adalah disiplin kerja dan motivasi kerja seseorang. Di RSUD Soreang, untuk melakukan penilaian apakah Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sudah tercapai atau tidak mengacu terhadap Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah N0. 46 Tahun 2011 mengenai penilaian prestasi kinerja bagi Pegawai negeri Sipil (PNS).
Disiplin kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja. Disiplin kerja yang baik akan membantu untuk mencapai kinerja yang optimal. Disiplin kerja memiliki banyak pengertian menurut beberapa para ahli yang salah satu diantaranya adalah pengertian disiplin menurut Hasibuan (2009:193) yang menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang untuk menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku dimana kesadaran ialah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Selain itu, pengertian disiplin menurut Handoko dalam sinambela (2012:238) adalah kesediaan seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi. Dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa disiplin kerja adalah kesadaran yang timbul dari diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain untuk mematuhi semua peraturan dan norma sosial yang berlaku diperusahaan. RSUD Soreang mengacu pada PP. N0. 53 Tahun 2010 tentang disiplin PNS dalam mengatur disiplin kerja pegawainya.
Motivasi kerja juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang. Motivasi menurut Moorhead dan Griffin (2010:86) menjelaskan bahwa motivasi adalah motivasi adalah serangkaian kekuatan yang menyebabkan orang-orang untuk berperilaku secara tertentu. Fahmi (2013:107) menyebutkan bahwa motivasi adalah aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan. Motivasi kerja dan disiplin kerja saling berhungan satu sama
8
lainnya. Tingkat disiplin kerja bisa dipengaruhi oleh tingkat motivasi kerja seseorang.
Setelah melakukan pengamatan selama tiga bulan ini dan wawancara dengan pihak Ka.SUB. Bagian Kepeg & Pengembangan SDM yaitu Bapak Yofans Dwiaprihandijat pada tanggal 10 Juli 2015, yang menjadi fenomena di RSUD Soreang yaitu tingkat disiplin kerja dan motivasi kerja yang masih belum mencapai target. Hal ini dapat dilihat dari rekapitulasi absensi dibawah ini:
Tabel 1.1
Rekapitulasi Absensi RSUD Soreang Bagian Tata Usaha Tahun 2015 Bulan Jumlah
bagian tata usaha
Jumlah karyawan Presentase
Sakit ijin alpha Sakit ijin Alpha
Januari 60 5 3 1 8,33 % 5 % 1,7 %
Februari 60 2 1 4 3,33 % 1,7 % 6,67 %
Maret 60 2 1 1 3,33 % 1,7 % 1,7 %
Sumber : Bagian Kepeg & Pengembangan SDM Soreang
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa presentase alpha tertinggi yaitu 6,67% atau terdiri dari 4 orang, presentase sakit tertinggi adalah 8,33% sebanyak 5 orang, dan tingkat ijin tertinggi yaitu 5% sebanyak 3 orang. Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka bukan tidak mungkin bahwa hal ini dapat terjadi pada bulan-bulan berikutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan selama tiga bulan terakhir dan hasil wawancara dengan Ka.SUB. Bagian Kepeg & Pengembangan SDM pada tanggal 10 Juli 2015, masih terdapat banyak karyawan yang datang terlambat dan pulang lebih awal. Dimana ketentuan waktu masuk adalah pukul 07.30 WIB dan waktu pulang adalah pukul 14.00 WIB. Sistem pengabsenan saat ini yang masih manual sulit untuk dibuktikan secara realistis karena tidak mencantumkan jam masuk dan jam keluar. Selain itu,
9
absensi yang ada dapat dengan mudah direkayasa sehingga kurang efektif dalam melakukan pengawasan terhadap disiplin kerja pegawai. Sehingga RSUD Soreang sama sekali tidak memiliki data yang pasti mengenai jumlah pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin kerja yang masuk dan pulang kerja tidak pada waktunya.
Penilaian kinerja pegawai RSUD Soreang dilakukan setiap satu tahun sekali oleh pihak Rumah Sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hasil penilaian kinerja tersebut terbagi kedalam lima kategori yaitu sebagai berikut:
Sangat Baik (SB) yaitu dengan skor 91 keatas
Baik (B) yaitu dengan skor 76-90
Cukup (C) yaitu dengan skor 61-75
Kurang (K) yaitu dengan skor 51-60
Buruk (B) yaitu dengan skor 50 kebawah
Rekap skor kinerja pada tahun 2011-2013 menunjukan bahwa seluruh pegawai Tata Usaha memiliki skor kinerja pada kategori baik dan tetap selama 3 tahun berturut-turut seperti yang disebutkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 1.2
Rekapitulasi Kinerja Pegawai Bagian Tata Usaha RSUD Soreang Periode Jumlah
Pegawai
Penilaian Kinerja Presentase
SB B C K B SB B C K B
2011 60 60 100%
2012 60 60 100%
2013 60 60 100%
10
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa kinerja pegawai Bagian Tata Usaha RSUD Soreang seluruhnya berada pada kategori baik selama tiga tahun berturut-turut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ka.SUB. Bagian Kepeg & Pengembangan SDM pada tanggal 28 Juli 2015 terdapat masalah kinerja pegawai yang dapat dilihat melalui indikasi sebagai berikut:
a. Masih terjadinya subjektifitas dalam melakukan penilaian kinerja terhadap pegawai RSUD Soreang. Sebagai contohnya adalah cara penilaian kinerja dari pegawai yang dibawahi oleh Bapak Yofans sebagai Ka.SUB. Bagian Kepeg & Pengembangan SDM adalah dengan melihat apakah pegawainya baik, ramah, rajin dan dekat dengan Bapak Yofan sendiri atau tidak. Dan bahwa para atasan tidak ingin mempersulit rekan sekantor lainnya dalam mendapatkan gaji setiap bulannya dan insentif yang mungkin akan diterimanya hanya karena nilai kinerja yang kurang baik.
b. Masih terjadinya keterlambatan dalam pembuatan laporan dari waktu yang sudah ditentukan. Contohnya keterlambatan pembuatan laporan semester satu yang seharusnya selesai pada akhir bulan juni kemarin masih belum dapat terselesaikan hingga bulan agustus kemarin.
c. Masih belum terpenuhinya semua target pekerjaan yang harus diselesaikan dalam satu tahun bagi pegawai Tata Usaha RSUD Soreang. Contohnya salah satu tugas Bapak Yofans sebagai Ka.SUB. Bagian Kepeg & Pengembangan SDM adalah melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembinaan kepegawaian dan pengembangan karier serta disiplin kerja dengan target selesai 30 dokumen dan mutu sebear 100 namun pada reliasisasinya hanya dapat menyelesaikan 28 dokumen dengan skor mutu 80.
11
Disiplin kerja dan motivasi kerja saling berhubungan karena tingkat motivasi kerja dapat pula mempengaruhi terhadap tingkat disiplin kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Ketika seorang pegawai memiliki motivasi kerja yang baik maka ia akan melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Seperti yang telah dibuktikan dalam jurnal penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh Yoga Arsyenda (2013) yang melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja PNS pada BAPPEDA Kota Malang. Penelitian ini membahas mengenai kaitan langsung antara motivasi dan disiplin dengan kinerja pegawai dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja serta mengetahui faktor mana diantara keduanya yang sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa motivasi kerja dan disiplin kerja memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja PNS BAPPEDA Kota Malang.
Dalam jurnal karya Selly Jayanti (2013) dilakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kontrak PSikologis, Disiplin Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan RSUD Kota Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apakah variabel motivasi kerja, kepuasan kerja, kontrak psikologis, disiplin kerja, dan lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan di RSUD Kota Semarang serta untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap kinerja karyawan di RSUD Kota Semarang. Hasil dari penelitian ini ialah bahwa variabel motivasi kerja, kepuasan kerja, kontrak psikologis, disiplin kerja, dan lingkungan kerja secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. Karena itulah dari fenomena di atas dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai, penulis melakukan penelitian yang berjudul “
Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi di Bagian Tata Usaha RSUD Soreang)”.
12 1.3. PERUMUSAN MASALAH
RSUD Soreang adalah rumah sakit yang dimilliki oleh Pemerintah Kabupaten Bandung yang memilikii visi untuk mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Soreang yang mandiri, unggul, maju dan berdaya saing serta amanah. Untuk memenuhi visi tersebut maka salah satu misinya adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia yang dimilikinya dan meningkatkan pengelolaan RS secara profesional.
Dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM dan meningkatkan pengelolaan SDM yang ada secara profesional, maka RSUD Soreang harus bisa menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan SDM yang ada saat ini seperti disiplin kerja pegawai dan motivasi kerja pegawai. Namun, pihak RS masih belum sepenuhnya tahu dan mengerti mengenai masalah disiplin kerja dan motivasi kerja dan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai saat ini.
1.4. PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan hasil literature review diketahui bahwa yang mempengaruhi disiplin kerja menurut singodimedjo dalam Sutrisno (2010:89) ada tujuh indicator, indikator motivasi kerja menggunakan teori dari McClelland dalam Hasibuan (2009:162), dan indikator yang mempengaruhi kinerja pegawai menurut Wirawan (2009:54) ada tiga. Dengan demikian maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana disiplin kerja diRSUD Soreang? 2. Bagaimana motivasi kerja di RSUD Soreang? 3. Bagaimana kinerja pegawai di RSUD Soreang?
4. Bagaimana pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di RSUD Soreang?
13 1.5. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang akan dicapai melaluipenelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui disiplin kerja di RSUD Soreang.
2. Untuk mengetahui motivasi kerja di RSUD Soreang. 3. Untuk mengetahui kinerja di RSUD Soreang.
4. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerjaterhadap kinerja pegawai di RSUD Soreang.
1.6. MANFAAT PENELITIAN 1.6.1. Aspek Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai disiplin kerja dan motivasi dan pengaruhnya terhadap kinerja yang dapat digunakan pada penelitian lainnya yang sejenis.
1.6.2. Aspek Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai disiplin kerja dan motivasi serta pengaruhnya terhadap kinerja serta dapat mengaplikasikan ilmu dari penelitian ini dalam kehidupan sehari-hari penulis.
b. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Soreang
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai parameter dalam mengukur tingkat keberhasilan kinerja pegawai di RSUD Soreang serta menginformasikan seberapa besarnya dan apa saja pengaruh dari disiplin kerja dan motivasi terhadap kinerja pegawai untuk lebih meningkatkan kembai kinerja pegawai saat ini dan membantu menjadi referensi dalam memperbaiki hal-hal yang dirasa perlu untuk diperbaiki demi meningkatkan kinerja pegawai di RSUD Soreang.
14 1.7. RUANG LINGKUP PENELITIAN
1.7.1 Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanaka di RSUD Soreang yang berlokasi di Jalan Alun-alun Utara No. 1 Soreang dan menggunakan pegawai Bidang Tata Usaha RSUD Soreang sebagai objek dari penelitian ini.
1.7.2 Waktu dan Periode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Mei 2015 dan di perkirakan akan dilaksanaka selama delapan bulan hingga bulan Desember 2015.
1.8. SISTEMATIKA PENULISAN TUGAS AKHIR
Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan antara satu dan lainnya. Susunan dari ke lima bab penulisan penelitian ini dipaparkan seperti berikut ini:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini, terdapat penjelasan secara umum, ringkas, dan padat yang menggambarkan dengan tepat isi dari penelitian ini. Bab ini meliputi gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Bab ini mencakup semua tinjauan pustaka dan uraian umum mengenai teori-teori yang digunakan pada penelitian ini. Selain itu pada bab ini juga dibahas mengenai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian, kerangka pemikiran serta hipotesis dan ruang lingkup penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawan atau menjelaskan masalah yang ada pada penelitian ini. Bab ini
15
mencakup penjelasan tentang jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis data dan pengujian hipotesis.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini hasil penelitian dan pembahasannya diuraikan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian dan saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada peneliti selanjutnya, pihak kampus, dan pihak RSUD Soreang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.