HUBUNGAN TEACHER SUPPORT DENGAN STUDENT ENGAGEMENT PADA MAHASISWA DI MASA PANDEMI COVID- 19
SKRIPSI
Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi
Oleh PRIMA NIKITA
161301181
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
ABSTRAK
Hubungan Teacher Support Dengan Student Engagement Pada Mahasiswa Di Masa Pandemi Covid-19
Prima Nikita dan Meutia Nauly
Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini mengkaji hubungan antara teacher support dengan student engagement mahasiswa pada masa pandemi Covid-19. Student engagement dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti dukungan oleh pengajar. Adapun hipotesis dalam penelitian ini terdapat bahwa teacher support memiliki hubungan positif dengan student engagement mahasiswa di masa pandemi Covid-19. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa 2017, 2018, 2019, dan 2020 dari berbagai universitas yang mengikuti kuliah daring pada masa pandemi Covid-19 yang berjumlah 260 orang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik accindental. Hasil analisis data penelitian ini ditemukan bahwa terdapat korelasi (r) sebesar 0.710 atau sama dengan 71%, berdasarkan hasil dari penelitian ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara teacher support dengan student engagement mahasiswa pada masa Covid-19. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi teacher support maka semakin tinggi pula student engagement mahasiswa pada masa pandemi Covid-19, dan begitu juga sebaliknya.
Kata Kunci: student engagement, place attachment, mahasiswa mengikuti kuliah daring pada masa pandemi Covid-19
ABSTRACT
The Relationship Between Teacher Support and Student Engagement During the Covid-19 Pandemic.
Prima Nikita and Meutia Nauly
Faculty of Psychology, Universitas Sumatera Utara
This study examines the relationship between teacher support and student engagement during the Covid-19 pandemic. Student engagement can be influenced by external factors such as support by the teacher. The hypothesis in this study is that teacher support has a positive relationship with student engagement during the Covid-19 pandemic. The subjects of this research were university students 2017, 2018, 2019, and 2020 from various universities who attended online lectures during the Covid-19 pandemic, totaling 260 people. This study uses quantitative methods with accidental techniques. The results of this research data analysis found that there was a correlation (r) of 0.710 or equal to 71%, based on the results of the study it was found that there was a significant positive relationship between teacher support and student engagement during the Covid-19. This states that the higher the teacher support, the higher the student engagement during the Covid-19 pandemic, and vice versa.
Keywords: student engagement, place attachment, university students taking online study during the Covid-19 pandemic
Kata Pengantar
Dengan mengucap segala pujian dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat kasih dan kemurahan-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian skripsi saya yang berujudul
“Hubungan Teacher Support dengan Student Engagement Pada Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19”. Penelitian ini dilakukan guna memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara.
Perjalanan yang panjang penuh rintangan telah dilalui oleh penulis demi merampungkan penulisan skripsi ini. Keberhasilan dalam penelitian skripsi ini tidak akan dapat terwujud tanpa adanya bimbingan, bantuan, serta arahan dari pihak-pihak yang selalu menemani saya dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:.
1. Bapak Zulkarnain, Ph.D, Psikolog selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, beserta Bapak Eka Danta Jaya Ginting, M.A., Psikolog, Bapak Ferry Novliadi, M.Si dan Ibu Hasnida, Ph.D, selaku Wakil Dekan I, II, dan III.
2. Ibu Meutia Nauly M.Si, Psikolog selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan juga pikirannya untuk membimbing saya dalam penulisan skripsi ini dari awal hingga selesai.
3. Bapak Omar.K Burhan, M.Sc dan Kak Ridhoi Meilona Purba M.Si selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya untuk menjadi dosen penguji saya, serta memberikan masukan dan juga arahan dalam skripsi ini agar menjadi lebih baik.
4. Ibu Dian Ulfasari M.Psi, Psikolog selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan nasihat dan juga menjadi tempat berbagi tentang hal akademik sejak awal masa perkuliahan.
5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi USU beserta para staff yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas ajaran dan juga arahan serta bantuan yang diberikan selama masa-masa perkuliahan
6. Bapak Jhonny Nababan, Mama Ruth Sidauruk, dan Adek Timothy Nababan yang selalu berada disamping saya untuk mendukung saya dalam pengerjaan skripsi dan tidak pernah
7. Kekasih hati saya, Michael Simon Anugerah Hutabarat yang selalu mendengar keluh kesah dan memberikan perhatian untuk mendukung saya didalam pengerjaan skripsi.
8. Heksania Uli Kristina, terimakasih sudah menjadi adik yang baik dan selalu memberikan semangat kepada Kak Kiki.
9. Rekan sedepartemen saya, Reka Sitanggang, terimakasih sudah selalu membantu dalam hal pengerjaan alat ukur.
10. Kak Vatin dari Universitas Andalas, terimakasih karena sudah membantu dan banyak memberikan arahan dalam pengerjaan skala.
11. Sahabat-sahabat saya 13 Juta Grup, Elisabeth Meisah, Imam dan Ipul yang selalu ada disaat saya merasa tidak mampu dan selalu mendukung saya dalam doa dan bantuan- bantuan menyebarkan kuesioner.
12. Kepada keluarga, teman-teman dan segala pihak yang telah membantu dan memberikan dulu dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, terimakasih atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada saya.
Saya berharap hasil penelitian dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir kata semoga Tuhan Yesus memberkati semua yang mendoakan dan mendukung saya dalam proses penulisan skripsi ini. Amen
Medan, 7 November 2021 Prima Nikita
DAFTAR ISI
BAB 1 ... 13
PENDAHULUAN ... 13
A. Latar Belakang ... 13
1. Rumusan Masalah ... 19
2. Tujuan Penelitian ... 19
3. Manfaat Penelitian ... 19
4. Sistematika Penulisan... 20
BAB II ... 22
LANDASAN TEORI ... 22
A. Student Engagement ... 22
1. Pengertian Student Engagement ... 22
2. Aspek-aspek Student Engagement ... 23
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Student Engagement ... 25
B. Teacher Support ... 27
1. Pengertian Teacher Support ... 27
2. Aspek-aspek Teacher Support ... 28
3. Dampak Teacher Support ... 30
C. Hubungan Teacher Support dan Student Engagement pada Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19. ... 31
D. Hipotesis Penelitian ... 34
BAB III ... 35
METODE PENELITIAN ... 35
A. Jenis Penelitian ... 35
B. Identifikasi Variabel ... 35
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 36
1. Student Engagement ... 36
2. Teacher Support ... 36
D. Populasi Penelitian ... 37
2. Teknik Pengambilan Sampel ... 38
E. Metode Pengambilan Data ... 38
1. Skala Student Engagement ... 39
2. Skala Teacher Support ... 40
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur... 41
G. Hasil Uji Coba Alat Ukur ... 42
1. Hasil Uji Coba Alat Ukur Student Engagement ... 42
2. Hasil Uji Coba Alat Ukur Teacher Support ... 42
H. Metode Analisis Data ... 42
1. Uji Normalitas ... 42
BAB IV... 44
Hasil dan Pembahasan ... 44
A. Ringkasan Karakteristik Subjek ... 44
1. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ... 44
2. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44
3. Gambaran Subjek Berdasarkan Suku Bangsa... 44
4. Gambaran Subjek Berdasarkan Agama ... 45
5. Gambaran Subjek Berdasarkan Asal Universitas ... 45
6. Gambaran Subjek Berdasarkan Jurusan ... 45
7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Angkatan ... 45
B. Gambaran Variabel Penelitian ... 46
C. Hasil Uji Asumsi ... 48
1. Uji Normalitas... 48
2. Uji Linearitas ... 49
D. Hubungan Antara Student Engagement Dengan Teacher Support... 50
1. Uji Hipotesis ... 50
2. Uji Model ... 51
3. Uji Determinasi ... 52
E. Pembahasan ... 53
1.1. Hubungan Teacher support terhadap Student engagement pada Mahasiswa di masa Covid-19. ... 53
BAB V ... 57
KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 58
Daftar Pustaka ... 61
LAMPIRAN A ... 65
Daya Diskriminasi Item dan Realibilitas Item... 65
1. Uji Daya Beda Item dan Realibilitas Student Engagement ... 65
2. Uji Daya Beda Item dan Realibilitas Teacher Support ... 65
LAMPIRAN B ... 67
HASIL PENELITIAN ... 67
1. Uji Normalitas ... 67
2. Uji Linearitas ... 67
3. Uji Hipotesis ... 67
4. Uji Model ... 68
5. Uji Determinasi ... 68
Lampiran C ... 69
LAMPIRAN D ... 74
DATA MENTAH ... 74
1. Data Mentah Penelitian Student Engagement ... 74
2. Data Mentah Penelitian Teacher Support ... 81
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blueprint Skala Student Engagement ... 39
Tabel 3.2 Blueprint Skala Preception Of Teacher Support... 40
Tabel 4.1 Skor Hipotetik Student Engagement………...38
Tabel 4.2 Kategorisasi Skor Student Engagement………...38
Tabel 4.3 Skor Hipotetik Teacher Support ... 47
Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Student Engagement... 48
Tabel 4.5 Uji normalitas……… ... 49
Tabel 4.7 Uji Linearitas ... 50
Tabel 4.8 Uji Hipotesis ... 50
Tabel 4. 9 Uji Model ... 51
Tabel 4.10 Uji Diterminasi ... 52
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A ... Error! Bookmark not defined.65 Daya Diskriminasi Item dan Realibilitas Item... Error! Bookmark not defined.65 1. Uji Daya Beda Item dan Realibilitas Student EngagementError! Bookmark not defined.65
2. Uji Daya Beda Item dan Realibilitas Teacher Support .. Error! Bookmark not defined.65 LAMPIRAN B ... Error! Bookmark not defined.67 HASIL PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.67 1. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.67 2. Uji Linearitas ... Error! Bookmark not defined.67 3. Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.67 4. Uji Model ... Error! Bookmark not defined.68 5. Uji Determinasi ... Error! Bookmark not defined.68 Lampiran C ... Error! Bookmark not defined.69 LAMPIRAN D ... Error! Bookmark not defined.74 DATA MENTAH ... 74 1. Data Mentah Penelitian Student Engagement ... 74 2. Data Mentah Penelitian Teacher Support………..81
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, dunia sedang disibukkan dengan munculnya virus corona (Covid-19). Terhitung tanggal 08 September 2020 virus ini telah menginfeksi 27,4 juta orang, dengan jumlah kematian 898 ribu jiwa dan jumlah pasien yang sembuh 18,4 juta orang serta menginfeksi 213 negara (worldometers.info, 2020). Di Indonesia sendiri, penyebaran virus ini ditemukan pertama kali pada tanggal 2 maret 2020, dan hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan saat ini telah menginfeksi 200.035 orang dengan jumlah kematian 8.230 jiwa, dan jumlah pasien yang sembuh 142.958 orang (covid19.go.id, 2020).
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini, di antaranya adalah dengan mengeluarkan PP Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 yang berakibat pada pembatasan berbagai aktivitas seperti tidak adanya kegiatan ibadah di rumah ibadah, pusat perbelanjaan dan balai pertemuan ditutup, serta tidak adanya kegiatan belajar- mengajar disekolah maupun universitas (promkes.kemkes.go.id, 2020). Sejalan dengan adanya larangan itu, pemerintah mengeluarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang kegiatan belajar-mengajar dan bekerja dari rumah ataupun disebut juga secara daring dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19). Perubahan proses kegiatan belajar-mengajar yang seharusnya dilakukan dari tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh adalah keputusan yang baik
dari pemerintah dengan upaya tujuan pendidikan tetap dilaksanakan secara efektif meskipun dalam situasi pandemi. Tetapi di Indonesia, pembelajaran secara daring adalah hal yang baru. Baik peserta didik dan pendidik belum dipersiapkan untuk melaksanakan pembelajaran daring (Maulipaksi, 2020). Dikutip dari jurnal yang ditulis Garnodin dkk (2021) adanya perubahan sistem perkuliahan dari yang semula tatap muka menuju sistem baru secara daring bukan merupakan hal yang mudah. Kuliah daring kurang lebih satu tahun terakhir ini telah mengubah semua dinamika perkuliahan. Selama kuliah daring ini, tantangan yang paling besar dan sangat mendesak adalah keharusan semua fasilitas lengkap seperti komputer, laptop maupun smartphone yang dihubungkan dengan jaringan internet dan dengan adanya fasilitas ini, maka dosen dan mahasiswa dapat melakukan pembelajaran bersama di waktu yang sama menggunakan platform seperti whatsApp, telegram, zoom, meets, google classroom (Fitriah, 2020). Pembelajaran online ini tentu merupakan tantangan baru bagi tenaga pendidik yang membuat mereka harus menguasai media pembelajaran online untuk melangsungkan kegiatan pembelajaran dan diharapkan mampu berkreasi dalam proses pembelajaran supaya pelajar dapat terlibat serta tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal (Mantra, 2020). Pembelajaran daring pada awalnya ditanggapi positif oleh beberapa mahasiswa tetapi dengan berjalannya proses pembelajaran, mahasiswa mengalami beberapa kesulitan. Dalam implementasinya pada kuliah daring masih banyak mahasiswa yang terlambat dengan alasan terkendala masalah teknis inilah salah satu penghambat yang sering terjadi sehingga mahasiswa kurang dapat terlibat didalam perkuliahan (Kartika, Kismartini & Rahman, 2021).
Keterlibatan mahasiswa ini dapat diartikan bahwa sesuatu yang menunjukkan peran aktif
2019). Yuliani dan Ayuh (2020) menyebutkan keterlibatan mahasiswa dalam aktivitas pembelajaran di dalam kelas online secara afeksi, emosi dan kognisi disebut juga dengan student engagement. Dalam penelitian mereka juga menyebutkan student engagement diartikan sebagai keterlibatan mahasiswa dalam aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan perkembangan mahasiswa. Sejalan dengan teori yang disebutkan oleh Fredricks dkk (2004) adalah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran baik pada kegiatan akademik maupun non akademik yang dapat diamati melalui tingkah laku, emosi, serta kognitif yang ditampilkan siswa pada aktifitas di sekolah.
Selain itu menurut Kuh (2009), student engagement merupakan waktu dan usaha yang diberikan untuk kegiatan belajar berdasarkan hasil yang diinginkan sekolah untuk mendorong siswa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Student Engagement dalam kegiatan akademik merupakan proses psikologis yang melibatkan perhatian, ketertarikan, investasi dan usaha siswa yang dicurahkan dalam proses pembelajaran (Marks, 2000).
Student engagement merupakan suatu proses psikologis yang ditunjukan dalam bentuk perilaku, emosi dan kognitif dalam suatu pembelajaran. Student engagement dapat dilihat melalui perilaku, kognitif, ataupun emosi yang ditampilkan oleh siswa, mengacu pada tindakan berenergi, terarah, dan tetap bertahan ketika mendapatkan kesulitan atau kualitas siswa dalam interaksinya dengan tugas akademik. Penelitian yang dilakukan Mulyana dkk (2020) menyatakan bahwa mahasiswa akan selalu berusaha untuk tetap terlibat pembelajaran daring walaupun keadaan yang dialami sangat sulit, sehingga dapat dikatakan bahwa mahasiswa memiliki keterlibatan penuh dalam pembelajaran daring.
Tetapi jika mahasiswa tersebut tidak memiliki sikap untuk terlibat, maka menunjukkan perilaku yang sebaliknya seperti tidak mau berusaha (Amalia & Hendriani, 2017).
Selanjutnya, Fredericks, et al. (2004) mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi student engagement, antara lain faktor internal dan faktor eksternal.
Perilaku student engagement pada siswa dipengaruhi oleh banyak hal, baik oleh faktor internal maupun faktor eksternal, salah satu dari faktor eksternal adalah bentuk dukungan dari tenaga pendidik (Klem & Connell, 2004). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andra (2017) mengungkapkan bahwa adanya bentuk dukungan guru menyumbangkan munculnya keterlibatan siswa dikelas. Bentuk fasilitas dukungan akademik dari tenaga pendidik disebut dengan teacher support. Teacher support merupakan perilaku dan sikap positif yang ditampilkan guru dalam memberikan dukungan belajar kepada siswa. Teacher support memiliki empat aspek yaitu emotional support, autonomy support, managerial support dan academic support masing-masing menggambarkan bagaimana bentuk dukungan yang diberikan guru kepada siswa (Bru., dkk 2010)
Teacher support atau dukungan guru sering kali dihubungkan dengan faktor keberhasilan belajar seorang siswa. Menurut Pianta, La Paro, Payne, Cox, dan Bradley (2002) sikap guru kepada siswa menjadi faktor penting dalam memprediksi kualitas belajar siswa.
Sikap guru pada siswa dapat memberikan pengaruh selama interaksi pembelajaran berlangsung (Meyer & Turner, 2002). Apalagi pada masa pandemi ini, mahasiswa sangat membutuhkan dosen untuk menjadi fasilitator mereka untuk tetap terlibat dalam kegiatan akademik perkuliahan daring. Seperti yang diketahui bahwa tidak adanya lagi interaksi
tetapi proses pembelajaran dapat berlangsung karena adanya media pembelajaran online, sehingga mahasiswa tetap dapat berinteraksi secara virtual dengan dosen pengampunya (Maulah, Nurul, dan Ummah, 2020). Sejalan dengan penelitian Harjali (2016) mengatakan bahwa interaksi yang dilakukan oleh guru dengan siswa merupakan bagian dari dukungan guru dalam membuat lingkungan belajar menjadi kondusif sehingga siswa bisa terlibat aktif dalam belajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2020) membahas mengenai keterlibatan dan respon mahasiswa dalam pembelajaran daring, menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran daring kurang berjalan dengan baik. Walaupun mahasiswa tetap berusaha untuk selalu aktif berinteraksi dengan dosen dalam proses pembelajaran daring tetapi sejumlah mahasiswa merasa tidak nyaman pada perkuliahan daring. Hal tersebut berangkat dari realitas bahwa selama kuliah daring mahasiswa dihadapkan dengan tugas yang menumpuk dibandingkan kuliah offline. Mereka dituntut aktif dan kreatif, tugas yang diterima terkadang juga kerap tidak seimbang dengan pengetahuannya (Watnaya et al., 2020). Oleh karna itu, disinilah juga sangat berpengaruh peran seorang pengajar (dosen) menjadi agent of change yaitu sebagai pembawa perubahan pada mahasiswanya dengan mendukung mereka melalui interaksi yang lebih membuat mahasiswa semakin paham dengan model pembelajaran yang dilakukan (Toisuta, 2021).
Pada penelitian-penelitian yang dilakukan sebelum adanya pandemi covid-19 dalam Anggrawan (2019) menyebutkan faktor utama yang seharusnya dipertimbangkan dalam menetapkan pilihan model pembelajaran yang digunakan pada setiap perguruan tinggi adalah faktor pencapaian (keberhasilan) hasil belajar. Memang dilihat dari
permasalahannya pada jurnal Febrillia, Nissa, dkk. (2020) menyatakan perkuliahan daring di masa pandemi covid-19 terjadi karena pembelajaran daring diadakan secara tiba-tiba sehingga tidak adanya persiapan pengajar untuk merencanakan dan mengembangkan rancangan perkuliahan daring dampaknya sebagian mahasiswa yang tidak terbiasa menjadi kurang terlibatan diperkuliahan daring.
Maka pendidik harus mulai membuat model pembelajaran yang efektif pada mahasiswa di perkuliahan daring agar mahasiswa tetap terlibat dan mendapat hasil pencapaian yang memuaskan atau keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dosen harus lebih komunikatif dalam interaksi mengajar supaya ketika dalam proses pembelajaran tidak menyebabkan timbulnya ketidak pahaman dari materi yang disampaikan. Dosen juga harus siap mendukung dan membantu mahasiswa agar terlaksananya proses belajar secara online dengan cara menyediakan sarana-sarana yang cukup untuk membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan penelitian Maulah, Nurul, dan Ummah, (2020) bagaimana dosen bisa tetap mendukung walaupun dalam pembelajaran daring seperti menentukan model komunikasi yang baik dalam pelaksanaan pembelajaran agar membentuk interaksi yang dinamis antara mahasiswa dengan dosen.
Berdasarkan permasalahan yang ditemui dan penjelasan literatur mengenai teacher support dan student engagement bahwa tingginya dukungan guru dapat meningkatkan keterlibatan siswa di sekolah. Hal ini menjadi penting untuk diketahui bahwa teacher support dalam hal ini adalah bentuk dukungan tenaga pengajar atau dosen berhubungan dengan student engagement atau keterlibatan mahasiswa pada perkuliahan daring di masa pandemi Covid-19. Oleh karna uraian ini, peneliti tertarik melakukan penelitian lebih
lanjut guna melihat bagaimana hubungan teacher support dengan student engagement pada mahasiswa di masa pandemi Covid-19.
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gambaran tingkat student engagement pada mahasiswa di masa pandemi covid-19?
2. Bagaimana gambaran tingkat teacher support pada mahasiswa di masa pandemi covid-19?
3. Apakah terdapat hubungan antara teacher support dengan student engagement pada mahasiswa di masa pandemi covid-19?
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empirik hubungan antara teacher support dan student engagement pada mahasiswa di masa pandemi. Dalam penelitian ini saya memilih mahasiswa angkatan 2017, 2018, 2019, dan 2020 yang sedang mengikuti kuliah daring di pandemi covid-19. Untuk melihat bahwa dukungan dosen berhubungan dengan keterlibatan mahasiswa di masa pandemi covid-19.
3. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil dari penelitian ini adalah untuk menambah referensi dan memperkaya bahan pustaka pada bidang psikologi sosial yang berkaitan dengan topik
student engagement dan kaitannya dengan teacher support pada masa pandemi. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang tertarik dengan student engagement dan teacher support pada masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran praktis yaitu dengan adanya bentuk teacher support yang diberikan oleh dosen, diketahui memiliki hubungan dengan student engagement pada mahasiswa. Hal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk instansi pendidikan guna meningkatkan kualitas dari masing-masing pengajar serta dapat memberikan informasi bahwa bentuk dukungan, kepedulian dan bantuan yang diberikan oleh dosen maupun pihak terkait dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan mahasiswa selama proses pembelajaran.
4. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan uraian singkat mengenai latar belakang permasalahan serta fenomena yang terjadi di lapangan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini memuat tinjauan kritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori teacher support dan teori student engagement. Selain itu, bab ini juga akan menjelaskan dinamika
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan penjelasan mengenai metode yang digunakan selama penelitian yang terdiri dari definisi operasional dari masing-masing variabel, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, metode pengumpulan data, alat ukur yang akan digunakan, prosedur pelaksanaan penelitian serta metode analisa data yang digunakan.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Berisi hasil analisis data penelitian dan disertai dengan pembahasan. Hasil analisis data penelitian, berupa data demografi, hasil uji asumsi, hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini dan saran terkait penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Student Engagement
1. Pengertian Student Engagement
Fredricks dkk (2004) adalah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran baik pada kegiatan akademik maupun non akademik yang dapat diamati melalui tingkah laku, emosi, serta kognitif yang ditampilkan siswa pada aktifitas di sekolah. Selain itu, Reeve (2012; 149) mengungkapkan student engagement adalah suatu usaha untuk menghasilakan perubahan dalam lingkungan belajar, baik dalam hal motivasi, perilaku, emosional dan kognitif.
Keterlibatan siswa mengacu pada sejauh mana keterlibatan aktif siswa dalam kelas maupun di luar kelas. Keterlibatan siswa di kelas seringkali muncul dan dihasilkan dari adanya motivasi siswa dan dukungan di kelas (Revee, 2012)
Lebih lanjut, Student engagement adalah kesanggupan mahasiswa mengikuti pembelajaran secara efektif, baik aktivitas di kelas atau di luar kelas dan sejauh mana mahasiswa terlibat dalam kegiatan yang dibuktikan dengan hasil pembelajaran yang baik (Quaye & Harper, 2014). Menurut Natriello (1984; dalam Appleton, Christenson & Furlong, 2008), student engagement merupakan Partisipasi siswa dalam kegiatan yang menjadi bagian dari program sekolah. Newmann, Wehlage, & Lamborn (1992; dalam Appleton, et al., 2008) mendefinisikan student engagement sebagai investasi psikologis dan usaha yang dikerahkan siswa terhadap pembelajaran, pemahaman atau penguasaan suatu pengetahuan, keterampilan atau karya yang menjadi tujuan dari kegiatan akademis.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa student engagement merupakan keterlibatan ataupun partisipasi siswa terhadap segala macam kegiatan kelas maupun luar kelas yang diliputi hal motivasi, perilaku, emosional dan kognitif.
2. Aspek-aspek Student Engagement
Menurut Frederick (2004) terdapat tiga aspek dalam student engagement, yaitu:
a. Behavioral Engagement (Keterlibatan dalam perilaku)
Behavioral engagement merujuk partisipasi dan keterlibatan dalam kegiatan akademis maupun sosial. Perilaku siswa yang mencerminkan behavioral engagement dapat dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu kepatuhan terhadap peraturan, keterlibatan dalam kegiatan belajar (memperhatikan pelajaran, bertanya dan ikut serta dalam diskusi), serta partisipasi dalam kegiatan olahraga maupun organisasi sekolah kelas (Fredricks et al., 2004).
b. Emotional Engagement (Keterlibatan dalam emosi)
Emotional engagement merujuk kepada sikap, ketertarikan, penilaian (value), dan reaksi afektif siswa terhadap kelas, guru, teman sekelas ataupun sekolah. Dimensi emotional engagement dianggap penting untuk menumbuhkan rasa keterikatan siswa terhadap instansi pendidikannya (sekolah ataupun kelas) dan mempengaruhi kesediaan siswa untuk belajar.
c. Cognitive Engagement (Keterlibatan dalam kognitif)
Cognitive engagement merujuk kepada konsep investasi, yaitu siswa bersedia untuk mengerahkan usaha yang dibutuhkan, atau bahkan lebih dari yang dibutuhkan guna memahami suatu materi ataupun penguasaan terhadap suatu kemampuan. Fredricks et al.
(2004) menjelaskan bahwa cognitive engagement meliputi motivasi untuk belajar dan menggunakan strategi kognitif dan metakognitif dalam berpikir dan belajar.
Reeve & Tseng (2011) menyatakan terdapat empat aspek student engagement. Keempat aspek tersebut yakni sebagai berikut:
a. Agentic Engagement
Agentic engagement merupakan kontribusi konstruktif siswa terhadap intruksi atau tugas yang mereka terima dalam pembelajaran. Ketika siswa mendapatkan konsep baru maka siswa secara sengaja dan proaktif mencoba mengaplikasikan, memperkaya dan mempelajari lebih lanjut. Misalnya, selama pelajaran berlangsung siswa dapat menyampaikan pendapat, saran atau kontribusi, mengekspresikan preferensi, mengajukan pertanyaan, mengomunikasikan apa yang ada di pikiran mereka dan yang mereka butuhkan, memberikan rekomendasi tujuan atau target yang akan dicapai, menghasilkan opsi, dan sebagainya. Siswa lebih memperkaya aktivitas belajar, bukan hanya secara pasif menerima apa yang diberikan guru layaknya sebuah hadiah.
b. Behavioral Engagement
Keterlibatan perilaku berkaitan dengan seberapa mudah siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran dalam hal perhatian dan konsentrasi, usaha dalam pengerjaan tugas, ketekunan, serta siswa mampu menaati norma dan aturan yang berlaku di sekolah (Skinner, Kindermann, & Furrer, 2009 dalam Reeve & Lee, 2014).
c. Emotional Engagement
Keterlibatan emosional mengacu pada adanya emosi yang positif selama berlangsungnya pembelajaran termasuk saat keterlibatan dalam mengerjakan tugas. Emosi positif seperti minat, antusias, rasa ingin tahu, rasa senang, serta ketertarikan dalam mengerjakan tugas.
Sementara emosi negatif seperti rasa marah, stress, frustasi, kecemasan (Reeve, 2012), sedih, bosan, serta putus asa terhadap tugas maupun pembelajaran.(Skinner, Kindermann,
& Furrer, 2009 dalam Reeve & Lee, 2014).
d. Cognitif Engagement
Keterlibatan siswa dalam aktivitas seklah secara kognitif adalah tentang bagaimana siswa menyusun strategi dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam pengerjaan tugas-tugas sekolah. Strategi tersebut terdiri dari perencanaan, monitoring, dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan.Strategi tersebut dapat memunculkan motivasi dalam diri siswa untuk tetap fokus dan bertahan dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul dalam pengerjaan tugas. Keterlibatan secara kognitif terlihat ketika siswa mengulang materi yang diberikan, merangkum materi, mengolaborasi materi, dan siswa mampu memahami materi yang diberikan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Student Engagement
Frederick, J. A., Blumenfeld, P. C., & Paris, A. H (2004) menyebutkan faktor student engagement (dalam Jani, 2017) sebagai berikut:
a. Faktor Individu 1) Pribadi Siswa
Faktor individu pada siswa mampu mempengaruhi tingkat keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar di kelas. Hal-hal pada diri siswa antara lain : karakteristik siswa, keadaan emosi siswa, kepercayaan diri siswa, dan motivasi internal.
2) Kelompok Minoritas
Kelompok minoritas seringkali tidak terlibat aktif dalam kegiatan belajar di sekolah. Hal ini disebabkan adanya tekanan dari kelompok mayoritas. Tekanan tersebut membuat siswa menjadi tidak nyaman dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Indikasi terburuk dari ketidaknyamanan ini adalah adanya fenomena siswa drop-out pada siswa minoritas.
3) Siswa Berkebutuhan
Untuk siswa yang mempunyai kebutuhan khusus, membutuhkan fasilitas dan metode pembelajaran yang berbeda dengan siswa pada umumnya. Perbedaan metode tersebut seringkali menjadi kendala dari transfrormasi materi pembelajaran di kelas. Beberapa kasus siswa dengan berkebutuhan khusus merasa kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas, sehingga memutuskan untuk keluar dari sekolah.
b. Faktor Lingkungan
1) Hubungan Pertemanan
Pola pertemanan suportif membuat siswa memiliki pihak yang mampu membantunya dalam menghadapi kesulitan dalam melewati proses pembelajaran di sekolah. Siswa yang mendapatkan dukungan yang baik dari teman-temannya mampu membuat siswa terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan di sekolah.
2) Keluarga
Keluarga merupakan elemen terdekat siswa yang mampu memberikan pengaruh terhadap perilaku siswa. Dukungan dan motivasi yang diberikan oleh keluarga juga mampu membuat siswa makin termotivasi dalam mengikuti kegiatan di sekolah.
3) Interaksi dengan Guru
Guru merupakan pihak yang memiliki wewenang dalam menciptakan iklim yang kondusif di kelas. Dukungan dari guru terhadap siswa dapat membuat siswa menjadi lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan di kelas. Hal ini berdampak pada tingkat keterlibatan siswa dalam kegiatan kelas yang meningkat yang mampu menunjang hal tersebut adalah dengan memberikan variasi teknik mengajar yang menyenangkan.
4) Iklim Sekolah
Iklim Sekolah mengacu pada kondisi kelas yang kondusif dan nyaman yang akan meningkatkan keterlibatan siswa. Iklim kelas yang kondusif juga didukung dengan adanya tata kelola ruangan.
5) Aturan Sekolah
Aturan yang diberlakukan disekolah juga disusun untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan penyusunan aturan sekolah membuat siswa menyadari urgensi adanya aturan tersebut dibuat untuk melihat keterlibatan dalam kegiatan sekolah.
B. Teacher Support
1. Pengertian Teacher Support
Menurut Chen (2005), teacher support merupakan dukungan dari guru yang diberikan kepada individu untuk mendukung kegiatan akademik di sekolah. Teacher support sendiri memiliki hubungan interpersonal yang dilakukan oleh guru dengan mendidik serta diikuti dengan menyediakan siswa tempat untuk terlibat, memfasilitasi kehendak untuk bertindak sesuai ketertarikan, pilihan-pilihan, dan nilai-nilai yang dimiliki siswa. Teacher support merupakan perilaku dan sikap positif yang ditampilkan guru dalam memberikan dukungan belajar kepada siswa (Bru dkk., 2010). Teacher support adalah bentuk
dukungan guru yang dapat mempengaruhi siswa untuk terlibat aktif di kelas (Chong dkk.,2018). Sanderson (2004) menyatakan bahwa dukungan guru yaitu bentuk penerimaan dari seseorang atau kelompok orang terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan, dihargai dan ditolong. Selain itu, Sarafino (2007) mengungkapkan bahwa dukungan sosial salah satunya dapat diberikan oleh guru mengacu pada kesenangan yang dirasakan, pengenaan akan kepedulian, atau membantu dan menerima dari orang lain dalam hal ini adalah siswa di sekolah lebih lanjut Sarafino dan Smith (2011) mengungkapkan teacher support dapat berupa interaksi dengan siswa, memberikan perhatian kepada siswa, memberikan bimbingan membuat siswa merasakan bahwa ada yang menemani dirinya dikala sulit.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa teacher support adalah dukungan guru terhadap siswa didalam kegiatan akademik mengacu pada bagaimana cara guru membangun hubungan positif dengan siswa agar mempengaruhi siswa untuk terlibat didalam kegiatan akademik.
2. Aspek-aspek Teacher Support
Bru,dkk.(2010; dalam Vatin, 2019) membagi teacher support dalam empat dimensi, yaitu:
a. Emotional support (Dukungan Emosi) merupakan dukungan guru yang menggambarkan bentuk kepedulian guru pada siswanya. Menurut Chen (2005) emotional support didefenisikan sebagai bentuk dorongan dari dalam diri guru untuk mendukung siswa belajar. Emotional support salah satu dimensi yang paling penting dari dukungan guru terhadap siswa (Thuen & Bru, 2000).
perhatian guru kepada siswa, hal itu mencakup seperti: penerimaan, kenyamanan dan dorongan dari guru.
b. Autonomy support (Dukungan Otonomi) merupakan bentuk dukungan guru kepada siswa dengan cara guru memberikan peluang/izin dalam mendengarkan keputusan siswa yang berhubungan dengan belajar, dengan itu dapat menjadikan siswa lebih merasa bertanggung jawab, termotivasi dan berkonsentrasi dalam belajar (Thuen & Bru, 2000).
c. Managerial support (Dukungan Manajerial) merupakan dukungan guru yang menggambarkan bentuk manajemen guru/ peraturan dari guru terhadap tingkah laku siswa dalam belajar. Menurut Bru dkk. (1998) managerial support menggambarkan kemampuan guru untuk mengelola perilaku siswa saat di kelas dan saat siswa istirahat.
d. Academic Support merupakan dukungan guru yang menggambarkan seberapa baiknya guru menjelaskan dan mengajarkan siswa di kelas. Menurut Bru dkk.
(1998) academic support menggambarkan kemampuan guru untuk menjelaskan tugas belajar.
Secara umum dapat dilihat bahwa teacher support juga dapat ditinjau dari empat aspek dalam social support seperti yang dikemukakan oleh Sarafino (2007; dalam Jani 2013) yaitu :
a. Dukungan emosional.
Dukungan ini melibatkan ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap siswa sehingga siswa tersebut merasa nyaman, dicintai, dan diperhatikan. Dukungan ini meliputi perilaku seperti memberikan afeksi dan perhatian serta bersedia mendengarkan keluhan siswa.
b. Dukungan penghargaan
Dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa penilaian positif dan pernyataan setuju terhadap ide, perasaan, dan performa siswa.
c. Dukungan instrumental
Dukungan ini melibatkan bantuan langsung, seperti bantuan dalam hal finansial, bantuan dalam mengerjakan atau menyelesaikan tugas tertentu.
d. Dukungan informasi
Dukungan ini dapat berupa memberikan saran, umpan balik, dan pengarahan terkait bagaimana menyelesaikan atau memahami sesuatu.
3. Dampak Teacher Support
Adanya dampak teacher support (dalam Vatin, 2019), yaitu:
Menurut Lei, Cui, dan Chiu (2018) dampak dari teacher support diantaranya memperbaiki hubungan interpersonal dengan siswa, membantu siswa menghadapi berbagai kesulitan dalam belajar serta mencapai hasil belajar siswa. Selain itu, guru memiliki dampak besar terhadap emosi negatif siswa dalam belajar sehingga ada perlunya guru menjaga emotional support kepada siswa (Lei dkk., 2018). Menurut Akmal dan Kumalasari (2018) persepsi siswa terhadap dukungan guru dapat mendorong keterlibatan siswa, membantu siswa mencapai prestasi dan kesuksesan dimasa depan. Chong dkk.(2018) memaparkan bahwa teacher support pada siswa juga berdampak pada kualitas hubungan guru dengan siswa yang merupakan mekanisme kunci untuk menambah pengetahuan akan keadaan kelas dan kapasitas siswa dalam berbagai peningkatan.
C. Hubungan Teacher Support dan Student Engagement pada Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19.
Seperti yang kita tahu dunia sedang dilanda virus Covid-19, sejak pandemi ini terjadi banyak hal harus diberhentikan dan dilakukan dari rumah termasuk diantaranya adalah proses belajar-mengajar untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Pemerintah mengeluarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19). Hal ini tentu berpengaruh pada bagaimana siswa tetap terlibat aktif dalam pembelajaran walaupun pembelajaran berlangsung dari rumah, atau disebut juga dengan student engagement selama proses kegiatan akademiknya.
Fredricks dkk (2004) student engagement adalah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran baik pada kegiatan akademik maupun non akademik yang dapat diamati melalui tingkah laku (behavioral engagement), emosi (emotional engagement), serta kognitif (cognitive engagement) yang ditampilkan siswa pada aktifitas di sekolah.
Lebih lanjut, ada dua faktor yang mempengaruhi student engagement adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti pribadi siswa. kenyaman siswa dan proses pembelajran sedangkan faktor eksternal seperti hubungan dengan teman sebaya, keluarga, interaksi dengan guru, iklim dan aturan sekolah.
Salah satu faktor eksternal dari student engagement adalah interaksi dengan guru. Dimasa pandemi Covid-19 kita tahu bahwa tidak adanya lagi interaksi langsung dengan guru atau pengajar, interaksi langsung atau tatap muka kini diganti dengan pembelajaran daring agar proses pembelajaran tetap berlanjut. Maka baik guru atau pengajar hanya bisa memberikan bentuk dukungan sosial atau disebut juga dengan teacher support melalui sistem belajar daring (online). Teacher support merupakan dukungan dari guru yang diberikan kepada individu untuk mendukung kegiatan akademik (Chen, 2005).
Kegiatan akademik adalah kegiatan pembelajaran dari sekolah dasar hingga pengguruan tinggi didalam dan/atau di luar ruang kuliah, studio dan/atau laboratorium, pengerjaan tugas‐tugas, evaluasi pembelajaran, dan kegiatan administrasi yang menyertainya.
Bru (2010) membagi teacher support dalam empat aspek yaitu Emotional Support, Autonomy Support, Managerial Support dan Academic Support. Jika dilihat dari keempat aspek tersebut masing-masing memiliki keterikatan dengan student engagement. Misalnya seperti pada aspek emotional support, bagaimana bentuk dorongan, kepedulian dan perhatian pengajar untuk mendukung proses pembelajaran.
Dukungan ini dapat berkaitan dengan aspek keterlibatan emosional (Fredricks dkk, 2004) dari student engagement, dimana reaksi afektif yang dimunculkan siswa dapat menciptakan ikatan yang akan mempengaruhi motivasi untuk belajar.
Aspek kedua dan ketiga dari teacher support adalah autonomy support dan managerial support. Kedua aspek ini saling berkaitan karena dukungan guru memberikan peluang/izin serta membentuk aturan untuk memunculkan perilaku siswa dalam bertanggung jawab, termotivasi dan berkonsentrasi dalam belajar. Kedua aspek ini berkaitan dengan aspek keterlibatan perilaku dalam student engagement dimana siswa beperilaku positif siswa seperti mengikuti aturan, mematuhi norma kelas, dan tidak adanya perilaku mengganggu.
Terakhir, aspek keempat dari teacher support yaitu academic support yang menggambarkan kemampuan guru untuk menjelaskan dan mengajarkan dengan baik.
Aspek ini berkaitan dengan aspek keterlibatan kognitif dalam student engagement dimana keterlibatan siswa dalam menjalani pembelajaran sehingga tercapai proses pembelajaran tersebut.
Sejauh ini belum ada penelitian terkait teacher support terhadap student engagement pada mahasiswa, namun ada beberapa penelitian mengenai hubungan antara teacher support terhadap student engagement pada siswa di sekolah, seperti pada penelitian Andra (2017) teacher support memiliki hubungan 33,9% dengan munculnya student engagement siswa di SMA. Vatin (2019) juga menyebutkan dalam penelitiannya bahwa teacher support berpengaruh secara signifikan terhadap student engagement di MTS.
Selain itu, Febrilia, dkk. (2020) dalam jurnal penelitiannya menyebutkan peran dosen sangat berpengaruh pada keterlibatan mahasiswa ataupun respon mahasiswa dalam pembelajaran, bagaimana kehadiran, keaktifan dan sikap menyadari pentingnya pembelajaran yang diikuti secara online. Hasil penelitian Cahyadi dan Rohinsa (2019) juga menyebutkan bagaimana interaksi dukungan pengajar (dosen) penting dalam memfasilitasi keterlibatan siswa untuk berhasil dalam mengikuti proses pembelajaran.
Dengan demikian, berdasarkan penelitian yang telah dipaparkan diatas dapat diasumsikan bahwa teacher support memiliki hubungan positif dengan student engagement.
D. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat “hubungan positif antara teacher support dengan student engagement pada mahasiswa dimasa pandemi covid-19”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif untuk melihat hubungan teacher support terhadap student engagement.
Metode penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data kuantitatif (angka) yang dikumpulkan melalui prosedur pengukuran dan diolah dengan metode analisis statistika (Azwar, 2012). Sedangkan, penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan satu atau lebih variabel independen dengan satu atau lebih variabel dependen (Suryani & Hendryadi, 2015).
B. Identifikasi Variabel
Penelitian ini melibatkan 2 variabel, yaitu independent variable (variabel bebas) dan dependent variable (variabel tergantung). Berikut adalah identifikasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Independent Variable (X) : Teacher Support 2. Dependent Variable (Y) : Student Engagement
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 2018). Adapun definisi dari variabel-variabel penelitian ini adalah:
1. Student Engagement
Student engagement merupakan keterlibatan ataupun partisipasi siswa terhadap segala macam kegiatan kelas maupun luar kelas yang diliputi dengan adanya perilaku, emosi dan kognisi. School Engagement Scale yang dikembangkan oleh Fredericks dkk (2004) meliputi aspek-aspek behavioral engagement (keterlibatan dalam perilaku), emotional engagement (keterlibatan dalam emosi) dan cognitive engagement (keterlibatan dalam kognitif). Skor yang diperoleh dari skala yang digunakan menunjukkan baik atau buruknya student engagement dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh individu. Semakin tinggi nilai atau skor yang diperoleh subjek maka semakin tinggi tingkat perilaku student engagement pada subjek. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah tingkat perilaku student engagement.
2. Teacher Support
Teacher support adalah dukungan guru terhadap siswa didalam kegiatan akademik mengacu pada bagaimana cara guru membangun hubungan positif dengan siswa agar mendukung siswa untuk terlibat didalam kegiatan akademik. Teacher Support adalah skor yang diperoleh subjek pada skala Perceptions of Teacher Support yang
(dukungan akademik), emotional support (dukungan emosi),autonomy support (dukungan otonomi) dan managerial support (dukungan manajerial). Semakin tinggi nilai atau skor yang diperoleh subjek maka semakin tinggi tingkat teacher support. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengukuran maka semakin rendah tingkat teacher support.
D. Populasi Penelitian
1. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian didefenisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Kelompok subjek tersebut harus memiliki beberapa karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek lainnya (Azwar, 2018). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa/i perguruan tinggi di Kota Medan. Adapun karakteristik subjek penelitian ini adalah:
1. Mahasiswa dan mahasiswi aktif Angkatan 2017, 2018, 2019, dan 2020 2. Sedang melaksanakan perkuliahan secara daring.
Untuk menetukan berapa jumlah subjek yang akan dijadikan sampel penelitian, maka peneliti dalam hal ini menggunakan rumus Isaac dan Michael untuk menentukan ukuran sampel dengan jumlah populasi yang tidak terbatas (Arikunto, 2013). Berikut adalah rumus menentukan ukuran sampel yang akan digunakan ;
𝑛 = 𝑧2p . q 𝑒2
Keterangan Rumus :
n = Jumlah sampel penelitian
z = Tingkat signifikansi (1-0,025 = 0,0975) dari distribusi normal 1,96 p = Proporsi populasi (80% = 0,8)
q = 1 – p (1 – 0,8 = 0,2)
e = Perkiraan tingkat kesalahan (5% = 0.05)
Jadi total ukuran sampel dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :
𝑛 =19620,8 .0,2
0,052 = 246
Melalui perhitungan rumus tersebut diperoleh bahwa batas minimal jumlah sampel untuk penelitian ini adalah sebanyak 246 orang, namun peneliti dalam penelitian ini menggunakan 260 subjek sebagai sampel penelitian.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan metode accidental sampling. Teknik non-probability sampling, yaitu salah satu teknik pengambilan sampel yang ditentukan sendiri oleh peneliti atau hasil pertimbangan seorang pakar. Teknik accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memungkinkan peneliti mengambil data dari subjek manapun selama subjek tersebut memenuhi kriteria subjek yang telah ditetapkan dalam penelitian ini (Azwar, 2010).
E. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data pada penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukut sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok
maupun pernyataan yang bersifat favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung). Respon positif pada pertanyaan ataupun pernyataan yang favorable akan diberikan skor yang tinggi, dan juga respon negatif pada pertanyaan ataupun pernyataan yang unfavorable juga akan diberikan skor yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Dalam skala model likert ini, jawaban atau respon yang diberikan terdiri dari lima tingkatan yang masing-masing skornya berada pada rentang 1-5 yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
1. Skala Student Engagement
Dalam penelitian ini, alat ukur yang akan digunakan diadaptasi dari skala Engaged Learning Index (ELI) yang disusun oleh Schreiner dan Louis (2006), skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek student engagement menurut Frederick (2004) yaitu behavioral engagement, cognitive engagement, dan emotional engagement..
Tabel 3.1
Blueprint Skala Student Engagement
No Aspek Aitem Jumlah
Favorable Unfavorable 1. Behavioral
Engage ment
1,2,6 - 3
2. Cognitive Engage ment
5,8 4,10 4
3. Emotional Engage ment
3,9 7 3
Total 10
2. Skala Teacher Support
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala teacher support yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh Vatin (2019) sejumlah 16 aitem berdasarkan dimensi dari teacher support yaitu, emotional support, dimensi autonomy support, dimensi managerial support dan dimensi academic support. Peneliti akan melakukan modifikasi pada aitem agar sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.
Tabel 3.2
Blueprint Skala Perceptions of Teacher Support
No Dimensi Teacher Support
Aitem Jumlah
Favorable
1. Emotional Support 1,2,3,4,5 5
2. Autonomy Support 6,7,8 3
3. Managerical Support 9,10,11,12 4
4. Academic Support 13,14,15,16 4
Total 16
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas Alat Ukur
Validitas dalam penelitian memiliki arti sejauh mana hasil penelitian sesuai dan menggambarkan keadaan sebenarnya. Azwar (2003) menyebutkan bahwa validitas isi adalah validitas yang diestimasi dengan menguji isi tes melalui metode professional judgment. Dalam penelitian ini, peneliti akan meminta bantuan professional judgment yaitu dosen pembimbing dalam melakukan seleksi aitem-aitem yang akan digunakan.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas yang mengacu pada seluruh isi berdasarkan blueprint skala yang akan di ukur, yaitu skala Teacher Support dan Student Engagement.
2. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas alat ukur merupakan konsep dari sejauh mana alat ukur dapat dipercaya dan konsisten (Azwar, 2010). Konsistensi ini dapat dipercaya pada kelompok berbeda dalam waktu yang berbeda. Dalam penelitian, meskipun skala sudah memiliki reliabilitas yang baik sebelumnya, namun tetap perlu dilakukan uji reliabilitas terhadap subjek penelitian (Azwar, 2010). Alat ukur yang memiliki reliabilitas yang tinggi disebut dengan alat ukur yang reliabel. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan konsistensi internal yaitu Cronbach’s Alpha Coefficient. Pendekatan ini digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku.
Secara umum, reliabilitas dianggap memuaskan apabila koefisien konsistensinya mencapai ≥ 0,70. Semakin mendekati angka 1 maka menunjukkan semakin tinggi pula konsistensi internal reliabilitasnya (Azwar, 2005).
G. Hasil Uji Coba Alat Ukur
1. Hasil Uji Coba Alat Ukur Student Engagement
Berdasarkan hasil uji coba alat ukur yang dilakukan oleh peneliti terhadap skala student engagement yang terdiri dari 10 aitem dan kemudian dilakukan analisa dan diperoleh nilai Cronbach α sebesar 0.861 dan semua aitem dalam alat ukur ini memenuhi syarat sehingga dapat dikatakan alat ukut ini reliabel dan skala dapat dijadikan alat ukur.
2. Hasil Uji Coba Alat Ukur Teacher Support
Berdasarkan hasil uji coba alat ukur teacher support yang terdiri dari 16 aitem, didapati hasil nilai Cronbach α sebesar 0.951 dan semua aitem dalam alat ukur ini memenuhi syarat sehingga dapat dikatakan alat ukut ini reliabel dan skala dapat dijadikan alat ukur.
H. Metode Analisis Data
Pengolahan data penelitian yang sudah diperoleh bertujuan untuk mengorganisasikan data sedemikian rupa agar dapat dibaca dan diinterpretasikan (Azwar, 2012). Metode analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linear sederhana.
Analisis regresi linear sederhana adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui arah dari hubungan antara varibel bebas dengan variabel terikat, apakah memiliki hubungan positif atau negatif serta untuk memprediksi nilai dari variabel terikat apabila nilai variabel bebas mengalami kenaikan ataupun penurunan.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui suatu sampel yang di dapat berasal
digeneralisasikan pada populasi. Penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan analisis grafik residual menggunakan JASP version 0.14.1 for windows. Data dikatakan terdistribusi secara normal jika histogram membentuk pola lonceng terbalik dan sebaran plots mendekati garis diagonal .
2. Uji Linearitas
Uji lineritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki hubungan yang linear secara signifikan atau tidak. Uji linearitas dilakukan dalam penelitian ini akan menggunakan analisi grafik residual dengan menggunakan bantuan JASP version 0.14.1 for windows. Uji linearitas dianggap terpenuhi apabila titik pada residual plots menyebar di sepanjang garis diagonal dan tidak membentuk pola tertentu.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
Bab ini membahas hasil penelitian secara keseluruhan berdasarkan data yang telah diperoleh. Pembahasan akan dimulai dengan menguraikan gambaran umum dari partisipan penelitian, uji hipotesis, serta pembahasan dari pengujian hipotesis.
A. Ringkasan Karakteristik Subjek
Ringkasan karakteristik subjek dari penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, agama dan juga suku bangsa. Partisipan dalam penelitian ini ialah mahasiswa aktif dari angkatan 2017-2020 yang sedang melakukan model pembelajaran secara daring. Jumlah subjek dalam penelitian ini sebesar 260 subjek. Berikut ringkasan karakteristik subjek:
1. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia
Subjek dalam penelitian ini memiliki rentang usia dari 18-27 tahun. Dengan jumlah paling banyak berada pada usia 20 tahun dan 21 tahun dengan jumlah 153 orang (58,8%) dan sisanya sebanyak 107 orang (41,2%) berusia 18 sampai 27 tahun.
2. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari total 260 subjek dalam penelitian ini, subjek paling banyak berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 181 orang (69,6%) dan subjek berjenis kelamin laki-laki berjumlah 79 orang (30,4%).
3. Gambaran Subjek Berdasarkan Suku Bangsa
Subjek paling banyak dalam penelitian ini ialah suku Batak dengan jumlah 114 orang (43,84%), setelah itu suku Jawa dengan jumlah 66 orang (25,38%) dan suku Aceh dengan jumlah 14 orang (5,38%). Sedangkan sisanya berasal dari suku bangsa lain yang ada di Indonesia.
4. Gambaran Subjek Berdasarkan Agama
Subjek paling banyak dalam penelitian ini dari agama Islam dengan jumlah 111 orang (42,8%) dan paling sedikit beragama Hindu dengan jumlah 3 orang (1,2%). Sedangkah sisanya beragama Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan Buddha.
5. Gambaran Subjek Berdasarkan Asal Universitas
Subjek paling banyak dalam penelitian ini berasal dari Universitas Sumatera Utara dengan jumlah 123 orang (47,31%), setelah itu berasal dari Telkom University dengan jumlah 11 orang (4,23%) dan setelah itu berasal dari Institut Teknologi Del dengan jumlah 10 orang (3,85%). Sedangkan sisanya berasal dari berbagai Universitas yang ada di Indonesia.
6. Gambaran Subjek Berdasarkan Jurusan
Subjek paling banyak dalam penelitian ini berasal dari jurusan Psikologi dengan jumlah 36 orang (13,85%), setelah itu berasal dari jurusan Pendidikan Dokter Gigi dengan jumlah 28 orang (10,76%) dan setelah itu jurusan Ilmu Hukum mempunyai jumlah 27 orang (10,38%).
Sedangkan sisanya sebanyak 169 orang (65,01%) berasal dari jurusan lain.
7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Angkatan
Subjek paling banyak dalam penelitian ini berasal dari angkatan 2018 dengan jumlah sampel sebanyak 103 orang (39,2%) dan sisanya sebanyak 157 orang (60,8%) berasal dari angkatan 2017, 2019, dan 2020.
B. Gambaran Variabel Penelitian 1. Gambaran Student Engagement
Kategorisasi variabel student engagement ditentukan melalui perhitungan terhadap nilai skor data hipotetik. Hasil dari perhitungan skor data hipotetik student engagement pada mahasiswa di masa pandemi Covid-19 terdapat pada table dibawah ini:
Tabel 4.1
Deskripsi Skor Hipotetik Student Engagement
Variabel
Skor Hipotetik
Min Maks Mean SD
Student Engagement 10 50 30 6.66
Pada table 4.1. diketahui gambaran skor student engagement yang diantaranya adalah skor mean, nilai maksimum, nilai minimum dan standart deviasi. Berdasarkan hasil dari penelitian, terdapat bahwa nilai mean student engagement partisipan adalah 30 (SD= 6.66), nilai minimum sebesar 10, dan nilai maksimum yang dapat dicapai adalah sebesar 50.
Berdasarkan mean dan standart deviasi skor data hipotetik yang telah diperoleh maka dapat ditentukan kategorisasi variabel student engagement, sebagai berikut:
Tabel 4.2
Kategorisasi Skor Student Engagement
Variabel Kategori Rentang Nilai Jumlah Persentase (%)
Student Engagement
Rendah X < 30 23 8,9 %
Total 260 100.0
Dilihat dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 237 mahasiswa yang memiliki student engagement tinggi atau sebesar 91,9% dan yang memiliki student engagement rendah adalah sebanyak 23 mahasiswa atau sebesar 8,9%.
Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh mahasiswa dalam skala student engagement, artinya semakin tinggi keterikatan atau engagement mahasiswa dengan kegiatan pembelajaran di
universitasnya selama masa pandemi Covid-19. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh oleh mahasiswa artinya semakin rendah pula keterikatan atau engagement mahasiswa dengan kegiatan pembelajaran di universitasnya selama masa pandemi Covid-19.
2. Gambaran Teacher Support
Kategorisasi variabel teacher support ditentukan melalui perhitungan terhadap nilai skor data hipotetik. Hasil dari perhitungan skor data hipotetik teacher support pada mahasiswa di masa pandemi Covid-19 terdapat pada table dibawah ini:
Tabel 4.3
Deskripsi Skor Hipotetik Teacher Support
Variabel
Skor Hipotetik
Min Maks Mean SD
Teacher Support 16 80 48 10.66
Pada table 4.3. diketahui gambaran skor teacher support yang diantaranya adalah skor mean, nilai maksimum, nilai minimum dan standart deviasi. Berdasarkan hasil dari penelitian, terdapat bahwa nilai mean teacher support partisipan adalah 48 (SD= 10.66), nilai minimum sebesar 16, dan nilai maksimum yang dapat dicapai adalah sebesar 80.
Berdasarkan mean dan standart deviasi skor data hipotetik yang telah diperoleh maka dapat ditentukan kategorisasi variabel teacher support, sebagai berikut:
Tabel 4.4
Kategorisasi Skor Teacher Support
Variabel Kategori Rentang Nilai Jumlah Persentase (%)
Teacher Support
Rendah X < 48 2 0.8 %
Tinggi X > 48 258 99, 2 %
Total 260 100.0
Dilihat dari tabel 4.4. menunjukkan bahwa terdapat 258 mahasiswa yang memiliki teacher support tinggi atau sebesar 99,2% dan yang memiliki teacher support rendah adalah sebanyak 2 mahasiswa atau sebesar 0.8%.
C. Hasil Uji Asumsi
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak (Santoso, 2020). Uji normalitas menggunakan Q-Q Plots dapat dikatakan
Pada grafik 4.5 dan grafik 4.6 terlihat bahwa data menyebar di sekeliling garis lurus diagonal sehingga dapat disimpulkan grafik Q-Q plots pada grafik dibawah ini menunjukkan bahwa residual berdistribusi normal dan linear.
Tabel 4.5 Student Engagement Tabel 4.6 Teacher Support
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dapat dipakai untuk mengetahui apakah variabel terikat dengan variabel bebas memiliki hubungan linear atau tidak secara signifikan (Sugiyono dan Susanto, 2015). Uji linearitas yang dilakukan dengan nilai keseluruhan variable akan membentuk garis lurus (Aji Permana, Nurhidayat, 2021). Kesimpulannya, pada grafik 4.7. dapat dilihat bahwa residual plots memiliki titik-titik yang tersebar disekitar garis lurus (linear) dan garis tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat dikatakan linearitas terpenuhi.
Tabel 4.7 Uji Linearitas
D. Hubungan Antara Student Engagement Dengan Teacher Support
1. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis dapat dipakai untuk melihat arah hubungan yang positif dan signifikan antar variabel. Uji dilakukan dengan analisis regresi sederhana dengan JASP windows 0.14.1.0. dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8 Uji Hipotesis
Coefficients
Model Unstandardized Standard Error Standardized t p
H₀ (Intercept) 41.112 0.319
129.054 < .001
H₁ (Intercept) 1.044 2.487
0.420 0.675 Teacher Support 0.577 0.036 0.710 16.178 < .001
Dari tabel di atas, persamaan regresi linear sederhana yang dihasilkan adalah constant 1.044, sedangkan nilai untuk teacher support adalah 0.577. Sehingga persamaan regresi linear yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Y = 1.044 + 0.577X Keterangan :
X = Teacher Support Y = Student Engagement
Berdasarkan koefisien teacher support sebesar 0.577, sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara teacher support dengan student engagement, semakin tinggi teacher support maka semakin tinggi juga engagement pada mahasiswa dalam proses pembelajaran di masa pandemi covid-19.
2. Uji Model
Uji Model yang dilakukan adalah uji model F Anova. Menurut Ghozali (2011), uji goodness of fit (uji kelayakan model) dapat diukur dari nilai statistik F yang menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Tabel 4. 9 Uji Model
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F p H₁ Regression 3441.482 1 3441.482 261.742 < .001 Residual 3392.284 258 13.148
Total 6833.765 259
Berdasasarkan hasil table ANOVA di atas dapat dilihat bahwa F hitung 261.742 dengan tingkat signifikasi probabilitasnya <0.001, maka dapat diartikan bahwa teacher support secara bersama-sama berpengaruh pada student engagement. Ini berarti H0 ditolak dan H1
diterima, sehingga terdapat hubungan antara teacher support dengan student engagement mahasiswa pada masa pandemi Covid-19.
3. Uji Determinasi
Uji Determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). R square adalah kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variance variabel terikat, R square bertujuan untuk mengetahui seberapa teacher support dapat menjelaskan student engagement. Berikut hasil uji determinasi:
Tabel 4.10 Uji Diterminasi
Durbin-Watson Model R R² Adjusted R² RMSE Autocorrelation Statistic p H₀ 0.000 0.000 0.000 5.137 0.410 1.178 < .001 H₁ 0.710 0.504 0.502 3.626 0.155 1.687 0.010
Dari hasil uji determinasi diatas terdapat hubungan yang cukup kuat dan positif antara teacher support terhadap student engagement dengan nilai korelasi / hubungan (R) yaitu sebesar = 0,710 atau (71,0%). Kemudian dari hasil analisis data pada tabel uji koefisien determinasi (R2) terlihat bahwa R Square adalah sebesar 0,504, ini artinya pengaruh