• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian, hasil penelitian yang sudah ada dugunakan sebagai perbandingan dan kajian dalam penulisan penelitian ini.Adapun penelitian yang dijadikan sebagai perbandingan yang tidak terlepas dari topik penelitian yaitu tentang penyesuaian diri anak NTT yang tinggal di LKSA. Adapun penelitian yang dijadikan acuan oleh penulis yaitu:

Johny Ardyles, Muhammad Syafiq 2017 yang berjudul Penyesuaian Diri Mahasiswa Nusa Tenggara Timur di Surabaya yang hasil dari Penelitian ini

berhasil mengidentifikasi tiga tema utama.Tema yang pertama membahas kesulitan dalam lingkungan baru.Tema kedua adalah upaya penyesuaian diri, dan tema terakhir adalah dampak penyesuaian diri.dalam penelitian ini adalah upaya penyesuaian diri. Penelitian ini membahas upaya-upaya yang dilakukan oleh para mahasiswa NTT agar mampu menyesuaikan diri di lingkungan yang baru.Beberapa subtema di dalamnya, yaitu menghargai perbedaan agama, mengatasi hambatan bahasa, menyesuaikan diri dengan lingkungan, interkasi dengan teman dan mencari dukungan keluarga Perbedaan:penelitian yang di lakukan Johny Ardyles, Muhammad Syafiq ini lebih berfokus pada penyesuaian diri pada mahasiswa yang memasuki dunia perkuliahan yang berasal dari luar pulau Jawa , sendangkan peneliti berfokus pada anak-anak yang remaja yang habis lulus SD yang memasuki LKSA

(2)

9

Feliza Nia Diva Andani 2015 yang berjudul Penyesuaian soaial anak remaja di panti asuhan sinar melati Bahwa proses terjadinya penyesuaian sosial

pada remaja panti asuhan berjalan dengan adanya hambatan baik dari dalam individu(sifat dasar subyek yang pendiam,pemalu,minder,dan menutup diri darilingkungan sosialnya), maupun hambatan dari luar individu (lingkungan panti asuhan,lingkungan sekolah,serta lingkungan masyarakt yang kurang mendukung) faktor yang mempengaruhi penyesuaian soaial di remaja panti asuhan sinar melati yogyakarta adalah sifat pendiam dan pemalu yang dimiliki sejak lahir, lingkungan keluarga,lingkungan sekolah,dan faktor simpati

Perbedaan penelitian yang dilakukan Feliaza Nia Diva andani yaitu dimana peneliti ini berfokus pada penyesuain diri anak panti asuhan sinar melati yang mana anak-anak panti asuhan ini notabenya dari daerah-daerah yang bersekitar di Pulau Jawa serta di daerah Yogyakarta sedangkan peneliti berfokus pada tingkat penyesuain anak di luar Pulau Jawa yang masuk ke dalam LKSA Al-Munawwaroh Malang yang berada di pulau Jawa .

Fridolin Walangara 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelajar Sumba Timur Melanjutkan Pendidikan di Jawa Timur Penelitian saudara

walangara ini membuktikan bahwa Sumba Timur dengan kondisi ekonomi yang lemah dan hanya bisa menggunakan transportasi laut dan udara untuk bisa sampai ke Jawa Timur, namun dengan motivasi, minat dan dukungan orang tua memuat Sumba Timur tetap mendorong masyarakat untuk melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Jawa Timur. Sehingga dengn hasil penelitian ini dibutuhkan campur tanggan pemerintah untuk membenahi pendidikan perguruan tinggi di Sumba Timur.

(3)

10

Perbedaan dari penelitian saudari Fridorin dapat saya ambil sedikit perbedaan disana dimana penelitian ini berfokus pada faktor para pelajar dari Sumba untuk melanjutkan pendidikan ke Jawa Timur, akan tetapi faktor-faktor penelitian diatas dijadikan sebagai latar belakang masalah peneliti.

B. Konsep tentang Penyesuaian Sosial

1. Pengertian Penyesuain Sosial

Penyesuaian sosial dalam arti umum adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan atau menubah lingkungan sesuai dengan keadaan sendiri.

Penyesuaian ada yang berarti aktif dimana individu dipengaruhi lingkungan (Gerungen, 2004: 4) penyesuain sosial berarti kemampuan individu untuk menyesuaiankan keadaan dirinya terhadap lingkungan disekitarnya agar dapat diterima oleh kelompok sosial dimana dia tinggal.

Pengertian penyesuain sosial menurut Hurlock ( 1998: 287) adalah merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaiankan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Pendapat yang serupa penyesuaian sosial dikemukakan oleh Mu’tadin (2006:1) yang menjelaskan penyesuaian sosial sebagai sebagai kemampuan individu untuk menyesuaiakan dirinya dengan lingkungan sekitar sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya.

Kartono (2007:261) menyatakan bahwa penyesuaian sosial merupakan kesanggupan individu untuk bereaksi secara efekif dan harmonis terhapat realita sosial yang sehat, dapat menghadapi pribadi lain dengan cara membina persahabtan yang baik.

(4)

11

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian sosial adalah kemampuan individu untuk bereaksi secara efektif dan harmonis terhadap realitas yang sehat, juga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, sehingga terjalin hubungan timbal balik yang harmonis dengan lingkungan sosial tempat dia tinggal.

2. Proses Penyesuaian Sosial

Proses penyesuaian sosial menurut Sundari (2005:41) :

a. Berperilaku dapat diterima secara sosial yaitu seseoarang harus dapat menyesuaikan perilakunya agar dapat diterima lingkungan.

1. ada kesangupan mengadakan relasi yang sehat terhadap masyarakt.

2. ada kesangupan bereaksi secara efektif dan harmonis terhadap kenyataan sosial.

3. sanggup mentaati segala hukum yang berlaku di lingkungan sosial.

4. sanggup menghargai hak dan pribadi orang lain.

5. sanggup bersahabat dengan orang lain.

6. memiliki rasa simpati terhadap lingkunganya.

Memainkan peran di lingkungan sosialnya yaitu setiap anggota kelompok harus memiliki peran dan di lingkungan atau kelompoknya. Memliki sikap yang positif terhadap kelompok sosialnya yaitu seseorang harus dapat menerima semua bentuk perilaku yang ada pada kelompoknya.

Gerungan (2004:62) mengemukakan bahwa proses penyesuain sosial ditandai dengan adanya imitasi yaitu berperilaku dengan meniru apa yang ada di sekitarnya, sehingga perilakunya dapat di terima oleh lingkungan sosialnya,

(5)

12

memilili rasa simpati dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya, dapat menerima perbedaan yang ada pada kelompok masyarakat sekitarnya, mampu berperan secara aktif dalam lingkunganya sebagai anggota kelompok masyarakat.

Kesimpulan dari uraian diatas bahwa proses penyesuaian sosial pada seseoarang dapat berjalan jika orang tersebut dapat menerima lingkungannya, mampu berperilaku sesuai dengan lingkungannya serta memiliki sikap yang positif terhadp lingkunganya.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial

Penyesuaian sosial dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor,diantaranya faktor yang berasala dari individu dan faktor yang berasal dari lingkungan sosial.

Hurlock (1997: 102) mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyesuain sosial, yaitu:

a. Prestasi yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam bergaul di masyarakat, semakin berprestasi atau pandai seseorang maka semakin mudah pula menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat yang ada di sekitar.

b. Keluarga yang merupakan lingkungan terdekat dengan anak, jika keluarga memberi contoh yang baik dalam bergaul sehari-hari, maka anak akan meniru dalam perilakunya sehari-hari. Ini yang sangat rentan untuk remaja panti asuhan yang memang ada yang sudah tidak mempunyai orang tua maupun yang terpaksa tinggal jauh dari orang tua karena tuntutan ekonomi

c. lingkungan sekolah yang merupakan tempat anak belajar setiap hari, lingkungan sekolah yang memberi contoh yang baik dalam bergaul maka anak akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

(6)

13

d. lingkungan masyarakat yang memberi respon positif akan lebih mempermudah anak dalam proses penyesuaian sosial, karena anak merasa diterima pada lingkungan sosialnya.

Pendapat yang sama tentang faktor yang mempengaruhi penyesuain sosial dikemukakan oleh Mu’tadin (2006) yang menyatakan bahwa penyesuain sosial dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan teman sebaya.

Sedangkan Gerungan (2000: 83) ada beberapa faktor yang mempengaruhi individu dalam penyesuain sosial. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut:

a. Faktor imitasi, yang mengikuti sesuatu yang ada di luar dirinya, bisa ayah, ibu, atau orang lain.

b. Faktor sugesti, yaitu seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya yang lalu diterima oleh orang lain di luarnya.

c. Faktor identifikasi, yaitu kecenderungan unruk menjadi sama dengan orang lain.

d. Faktor simpati, yaitu ketertarikan dengan orang lain.

e. Faktor introyeksi, kondisi tertentu dimana terbentuk kerjasama antar dua orang atau lebih berdasarkan simpati.

Faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial juga dikemukakan oleh Kartono (2007:46), yaitu:

a. Sifat yang dimiliki sejak lahir; pemalu, pendiam

Anak yang pemalu dan pendiam seringkali mengalami kesulitan dalam bergaul di lingkunganya karena merasa kurang percaya diri dengan dirinya

(7)

14

sendiri. Dan seringkali timbul kekhawatiran jika tidak dapat diterima pada lingkungan.

b. Persepsi terhadap kebutuhan pribadi dan lingkungan sosial

Penyesuaian sosial di pengaruhi oleh persepsi terhadap kebutuhan pribadi dan lingkunganya, jika seseorang tidak dapat memahami apa yang menjadi kebutuhn diri serta lingkunganya maka orang akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri. Sebaliknya jika seseorang memiliki pemahaman tentang kebutuhan diri serta lingkunganya maka akan lebih mudah dalam menyesuaikan diri dengan lingkunganya.

c. Pembentukan kebiasaan dalam hidup bermasyarakat

Pembentukan kebiasaan dalam hidup bermasyarakat mempermudah sesorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial masyarakat karena terbiasa menerima dan memahami berbagai perbedaan yang ada di masyarakat sekitarnya.

Berdasarkan uraian di atas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial di atas bisa diambil kesimpulan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial yaitu: sifat yang dimiliki sejak lahir yaitu pendiam dan pemalu, prestasi, lingkungan keluarga, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakt, sugesti, identifikasi, faktor simpati, faktor introyeksi.

4. Bentuk-bentuk Penyesuaian Sosial

Hurlock (1997: 115) mengemukakan bentuk-bentuk penyesuaian sosial sebagai berikut:

(8)

15 a. Membentuk kelompok ataupun pasangan

Bentuk penyesuaian sosial ditandai dengan membentuk kelompok biasanya berwujud persaingan yang sehat tapi tidak menurup kemungkinan bisa menyulut permusuhan.

b. Adanya konformitas (perilaku seragam)

Adanya keseragaman perilaku terjadi pada masa remaja, sehingga terbentuknya stkate yangmempengaruhi perilaku yang sama.

c. Menonjolkan diri atau menaruh perhatian

Bentuk penyesuaian lain pada remaja adalah menonjolkan diri dengan tujuan untuk dapat membuktikan bahwa dirinya cukup berharga bagi kelompok serta merupakan dorongan utama dalam bersosialisi.

d. Menentang otoritas orang tua atau orang dewasa lainya

Hal ini biasanya seringkali dilandadi oleh rasa sekedar ingin berbeda dengan otoritas tersebut.

e. Tumbuh kesadaran sosial

Sekalipun sering berbuat kesalahan sebenarnya pada diri remaja timbul kesadaran akan perlunya kesadaran saling memberi dan menerima dalam kehidupan bersama dalam kelompok.

Pendapat yang sama tentang bentuk-bentuk penyesuaian sosial dikemukakan oleh Mu’tadin (2006), yaitu:

a. Keseragaman perilaku, penyesuaian sosial dapat terjadi apabila perilakukelompok tersebut sama atau seragam.

b. Pemahaman terhdapat lingkungan sosial

(9)

16

Pemahaman seseorang terhadap orang lain merupakan modal dasar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Jika dalam diri seseorang tidak ada pemahaman maka kesadaran untuk menyesuaikan diri pun tidak ada.

c. Penerimaan terhadapperbedaan lingkungan sosial

Kemampuan seseorang untuk mampu memahami perbudayaan yang ada di lingkunganya dapat mempermudah seseorang dalam proses penyesuai diri dengan sosial masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bentuk penyesuai sosial dapat berupa kelompok, perilaku yang seragam serta kesadaran sosial.

5. Penyebab Kesulitan Penyesuaian Sosial

Penyebab proses penyesuaian sosial seringkali individu mengalami hambatan atau kesulitan dalam penyesuain sosial. Menurut Hurlock (1997 : 128), penyebab kesulitan penyesuaian antara lain:

a. Apabila rumah kurang memberi model perilaku yang ditiru, anak akan mengalami hambatan serius dalam penyesuaian sosial di luar rumah.

b. Apabila pola perilaku buruk dikembangkan dirumah, mengakibatkan anak kesulitan dalam penyesuain sosial di luar rumah.

c. Kurang motivasi untuk belajar melakukan penyesuaian sosial sering timbul dari pengalaman sosial awal yang tidak menyenangkan baik dirumah maupun di luar rumah. Meskipun motivasi kuat untuk belajar penyesuaian sosial yang baik bagi anak tidak mendapatkan bimbingan dan bantuan yang cukup dalam proses belajar dari orang yang dewasa.

(10)

17

Beberapa penyebab kesulitan dalam penyesuain sosial menurut sundari (2005: 45) adalah sebagai berikut:

a. Adanya Rasa Frustasi

Frustasi yaitu putus asa dari diri seseorang karena merasa tidak mampu untuk menyesuaikan dalam kehidupan sosial karena merasa takut bila ditolak dalam lingkungan.

b. Konflik Dengan Kelompok

Konflik adalah suatu keadaan perasaan yang disertai adanya proses pertentangan. Terjadi karena adanya dua atau lebih pertentangan dari keinginan-keinginan yang saling bersaing bertentangan sehingga dalam waktu yang sama tidak dapat terpenuhi.

c. Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial yang terlalu cepat mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

Penyebab kesulitan penyesuain sosial yang dialami remaj yang tinggal di LKSA adalah kurangnya respon positif dari lingkungan masyarakat, perilaku remaja LKSA yang cenderung menutup diri dari orang lain, cenderung memunculkan perilaku negatif terhadap orang baru di daerah lingkunganya, menarik diri dan menunjukkan sikap bermusuhan, dan juga sikap merasa rendah diri atau minder merasa berbeda dengan orang lain yang tidak tinggal di panti asuhan, hal ini yang menyebabkan anak sulit dalam penyesuaian sosial.

Berkaitan dengan uraian di atas penyebab kesulitan penyesuain sosial dapat disimpulkan bahwa, kesulitan sosial dapat disebabkan adanya penolakan

(11)

18

dari lingkungan sosial, pergantian teman, mobilitas soaial, dan lingkungan serta wali asuh sendiri.

6. Ciri-ciri adanya Penyesuaian Sosial

Ciri-ciri adanya proses penyesuain sosial dapat diketahui dalam gerungan (2004: 69) ada ciri orang yang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial, yaitu:

a. Suka bekerjasama dengan orang lain dalam suasana saling menghargai Adanya penyesuaian sosial ditandai dengan adanya kerjasama serta saling menghargai dengan orang lain yang berada di lingkungan. Jika tidak ada kesadaran terhadap lingkungan maka proses penyesuian sosial ini akan terhambat.

b. Adanya keakraban

Hubungan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain terjalin dengan akrab, hal ini juga diebabkan adanya kesadran, pemahaman, toleransi dan saling menghargai antara anggota masyarakat.

c. Adanya rasa empati

Rasa empati ditandai dengan rasa peduli dan perhatian terhadap lingkungan sekitar

d. Adanya disiplin diri

Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan seringkali memiliki rasa disiplin yang tinggi. Karena dari dalam dirinya tumbuh kesadaran terhadap situasi sosial detikarnya.

7.ciri-ciri orang yang tidak dapat melalukan penyesuaian sosial

(12)

19

Menyesuaikan diri terhadap lingkungan dosial bukanlah hal yang mudah, ada orang yang dapat menyesuaikan dengan bauk, ada pula orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik. Hurlock (1998: 98), mengemukakan bahwa ciri-ciri orang yang tidak dapat memalukan penyesuaian sosial adalah:

a. Pemalu

Sesorang yang memiliki sifat pemalu jarang bergaul dengan lingkungan, akhirnya sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

b. Menarik diri dalam pergaulan

Seseorang yang memiliki sifat pemalu jarang bergaul dengan lingkungan, akhirnya sulit dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada di sekitarnya.

c. Tidak bahagia, karna terkucil

Karena dikucilkan dari lingkungan pergaulan, maka sesorang merasa tidak bahagia dengan keadaanya dan merasa tidak memiliki teman yang dapat diajak berbicara

d. Merasa kesepian karena kebutuhan sosialnya tidak terpenuhi

Selain tidak merasa bahagia, seseorang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial seringkali merasa kesepian dan seolah-olah hidup sendiri tanpa memiliki teman.

e. Hidup dengan ketidakpastian tentang reaksi sosial terhadap mereka akibatnya merasa cemas, dan takut.

Menyesuaikan diri dengan lingkungan sangat penting, jika seseorang tidak dapat menyesuaikan diriakan merasa cemas, takut, dan merasa tidak ada kepastian atas reaksi sosial disekitarnya.

(13)

20

Pendapat lain dikemukakan oleh Gerungan (2004: 73-74) bahwa ciri-ciri orang yang tidak dapat menyesuaikan terhadap lingkungan sosial adalah :

a. Menipu

Orang yang tidak dapat menyesuikan diri dengan lingkungan sering kali menipu orang lain. Hal ini itu dikarenakan tidak adanya pemahaman dirinya untuk memahami orang lain.

b. Egois

Egois atau memaksakan kehendaknya terhadap orang lain disekitarnya, bahkan seringkali merugikan orang lain.

c. Suka bermusuhan

Orang yang sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan seringkali bermusuhan dengan orang lain, karena tidak dapat memahami kekurangan serta perbedaan dengan orang lain.

d. Suka merendahkan orang lain serta berburuk sangka

Kesulitan menyesuaikan diri menyebabkan seseorang menggap rendah orang lain, karena menganggap dirinya lebih dari orang lain serta berburuk sangka terhadap apa yang terjadi do sekitarnya

Kesulitan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri orang yang tidak dapat melakukan penyesuaian sosial adalah pemmalu, egois, suka bermusuhan, menarik diri dari pergaulan, serta selalu merasa cemas dan khawatir karena tidak adanya kepastian tentang reaksi sosial.

(14)

21 C. Kajian Remaja

1. Pengertian Remaja

Menurut Harlock (1997 : 206), istilah remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh dan menjadi dewasa yang memounyai arti kata yang sangat luas mencangkup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik

Menurut sarwono (2001 :32), remaja adalah periode peralihan ke masa dewas, dimana mereka mulai mempersiapkan diri menuju kehiudpan dewasa, termasuk dalam aspek sosialnya.

Pengertian remaja menurut WHO (dalam Sunanrto dan Hartono, (1994: 44) adalah masa pertumbuhan dan perkembangan dimana individu berkembang dan saat pertama ia menunjukan tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual; individu mengalami kematangan psikologi dan pola identifikasi dan anak-anak menjadi dewasa; terjadinya peralihan dan ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh dalam keadaan yang relatif lebih mandiri.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa remaaja adalah individu yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari anak-anak menjadi dewasa yang ditandai adanya perubahan fisik dan psikologis.

2. Ciri-ciri Remaja

Masa remaja seringkali di tandai adanya peubahan fisik dan psikis. Menurut Andi Mappiere (2003 :47) ciri-ciri perubahan pada remaja dapat dilihat dari segi fisik dan psikis, yaitu:

(15)

22 a. Perubahan fisik

Secara fisik tumbuh menjadi lebih besar atau tinggi, tumbuh kelenjar-kelenjar seks pada remaja, seperti tumbuhnya buah dada pada anak perempuan, tumbuh jakun pada anak laki-laki.

b. Perkembangan psikis

Perkembangan psikis ditandai dengan bertambahnya kemampuan mental, sikap pada remaja lebih realistis, menghadapi masalah secara lebih matang.

Hurlock (1997:211) mengemukakan ciri-ciri perubahan yang nampak pada remaja dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

a. Perubahan fisik

1) Badan menjadi lebih tinggi

Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang antara usia tujuh belas dan delapan belas tahun rata-rata anak laki-laki setahun setelahnya.

2) Berat badan bertambah

Perubahan badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi.

3) Tumbuh menjadi proposional

Beberapa anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan yang proposional. Misal badan melebar dan memanjang.

4) Tumbuh organ seks primer dan sekunder

Organ seks pria maupun wanita mencapai ukuran matang pada masaakhir remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian

b. Perubahan psikis

(16)

23 1) Terjadinya peningkatan emosi

Pada masa remaja akan terjadi peningkatan emosi, pada masa ini biasanya ditandai dengan adanya emosi yang meledak-ledak dan sulit untuk dikendalikan.

2) Terjadinya perubahan perilaku sosial

Perubahan sosial ditandai adanya perubahan perilaku pada hubungan heteroseksual yaitu tumbuh rasa suka terhadap lawan jenis selain itu juga ditandai dengan adanya kelompok teman sebaya, serta menjauh dari orang tua karena merasa orang tua kurang dapat memahami keinginan remaja.

3) Terjadi pengelompokan dalam pergaulan

Pada masa remaja sering ditandai adanya kelompok , pengelompokan anak laki-laki biasanya lebih besar dan tidak begitu akrab jika dibandingkan dengan pengelompokan pada remaja perempuan.

Pendapat lain dikemukakan oleh sunarto dan hartono (1994 :47) yaitu, pada masa remaja sering kali ditandai dengan adanya:

a. Kegelisahan

Keadaan yang tidak tenang menguasai diri remaja, mereka mempunyai banyak keinginan yang tidak selalu dapat terpenuhi. Disatu pihak ingin mencari pengalaman karena diperlukan untuk menambah pengetahuan dan keluwesan tingkah laku. Dipihak lain mereka merasa belum mampu melakukan berbagaihal.

b. Pertentangan

(17)

24

Pertentangan yang terjadi didalam diri remaja juga menimbulkan kebingungan baik dari mereka maupun orang lain. Pada umumnya timbul perselisihan, pertentangan pendapat yang menimbulkan keinginan remaja yang hebat untuk lepas dari orang tua.

c. Keinginan mencobaa hal yang belum diketahui

Remaja selalu berkeinginan mencoba apa yang dilakukan oleh orang dewasa.

Remja putra merokok secara sembnyi-sembunyi seolah-olah ingin membuktikn bahwa dia dapat memalukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Remaja putri mulai bersolek menuruti mode dan kosmetik terbaru.

d. Keinginan menjelajah ke alam liar yang lebih luas;

Kegiatan alam seperti premukn kegiatan kepanduan, kegiatan pecinta alam dan lain sebagainya.

e. Menghayal dan berfantasi;

Khayalan dan fantasi remaja banyak berkisar mengenai prestasi dan tangga karier. Khayalan dan fntasi tidak selalu bersifat negatif, dapat juga bersifat positif. Melalui khayalan dn fantasi yang postif dan kontruktif banyak hal dan ide baru yng dapat diciptakan oleh remaja.

f. Aktifitas kelompok

Kebanyakan remaja-remaja menemukan jalan keluar dari kesulitan-kesulitan dengan melakkan kegiatan bersama, mengadakan perjalanan secara berkelompok.

Kesimpulan dari yang di uraikan dapat diambil dengan adanya perubahan baik secara fisik maupun psikis. Perubahan fisik meliputi: tinggi badan bertambah, berat badan bertambah, terjadi perubahan dalam organ seks ,

(18)

25

perubahan psikis sering ditandai dengan kegelisahan, menghayal dan berfantasi, berkeinginan mencoba hal yang baru serta berkeinginan kuat menjelajah alam yang lebih luas.

1. Kebutuhan-kebutuhan remaja

Remaja memiliki berbagai kebutuhan seperti pada manusia pada umumnya. Menurut sunarto dan Hartono (1994 : 54), kebutuhan remaja adalah sebagi mana berikut:

a. Kebutuhan jasmani, keamanan dan pertahanan diri

Kebutuhan yang terkait dengan pertahanan diri pada khusunya pemeliharaan dan pertahanan diri bersifat individual.

b. Kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang

Remaja merasa ingin diperhatikan dan disayangi oleh keluarga dan lingkungnya.

c. Kebutuhan untuk memiliki

Remaja butuh untuk memiliki sesuatu yang diinginkan.

d. Kebutuhan yang terkait lagsung dengan pengembangan diri yang relatif kompleks, abstrak dan bersifat sosial.

Pendapat mengenai kebutuhan remaja yang juga dikemukakan oleh panut panuju dan Ida Umami (1999 :60) kebutuhan remaja dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

a. Kebutuhan fisik dan jasmaniah

Kebutuhan fisik meliputi kebutuhan sandang, papan dan pangan.

b. Kebbutuhan mental rohanaih (psikis sosial)

(19)

26

Kebutuhan mental rohaniah meliputi kebutuhan bersama, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan penyesuaian diri, kebutuhaan akan pengendalian diri dan kebutuhan akan penerimaan sosial.

Berdasarkan yang dapat diambil dalam uraian di atas disimpulkan bahwa remaja memiliki kebutuhan yaitu kebutuhan jasmani dan rohani diantarnya butuh kasih sayang, keamanan, menyesuaikan diri dengan lingkungan serta aktualisasi diri.

2. Permasalahan yang Dialami Remaja

Sunarto dan Hartono (1994: 56), mengemukakan permasalahan yang dialami remaja berkaitan dengan kebutuhan, diantaranya permasalahn permaslahn sebagai berikut:

a. Masalah penyesuaian diri yang berkaitan dengan mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan perilaku dewasa yang tidak semuanya dapat mudah dicapai baik oleh remaja laki-laki dan perempuan b. Sulit untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya.

c. Kebingungan remaja untuk memahami kebutuhaan yang berhubungan dengan seks

d. Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang perlu menambahkan kemandirian dalam arti menilai dirinya cukup untuk mampu mengatasi problem kehidupan.

e. Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial ekonomis akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan pendidikan.

(20)

27

f. Berbagai norma dan nilai yang berlaku didalam hidup bermasyarakat merupakan masalah tersendiri bagi remaja, sedang dipihak remaja merasa memiliki nilai dan norma kehidupannya yang dirasakan lebih sesuai.

Masalah umum yang dialami remaja menurut Panut Panuju dan Ida Umami (1999: 43), adalah sebagai berikut

a. Masalah yang menyangkut jasmani; jika remaja tidak diberi penjelasan tentang pertumbuhan fisik yang dialami maka dia akan mengalami masalah karena merasa tidak nyaman dengan perubahanya itu:

b. Masalah hubungan dengan orang tua ; kurangnya pengertian orang tua terhadap perubahan yang terjadi pada remaja akan menimbulkan masalah pada hubungan orang tua dan anak.

c. Masalah agama; perubahan pada remaja seringkali ditandai dengan adanya dorongan untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma agama.

d. Masalah hari depan; adanay perubahan pada remaja ditandai perubahan pola pikir, yaitu mulai memikirkan untuk mempersiapkan hari depan.

e. Masalah soaial; perkembangan remaja menuntut remaja untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

(21)

28

D. Kajian tentang Lembaga Kesejahteraan sosial Anak

1. Sejarah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

Lembaga kesejahteraan Sosial Anak berfungsi sebagai sarana pembinaan dan pengetasan anak terlantar dan kurang mampu. Menurut Kementrian Sosial Republik Indonesia Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Sebagai pusat pelayanan Kesejahteraan Sosial anak. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak berfungsi sebagai pemulihan, perlindungan, pengembangan dan pencegahan.

b. Sebagai pusat data dan informasi serta konsultasi Kesejahteraan Sosial anak.

c. Sebagai pusat pengembangan keterampilan (yang merupakan fungsi penunjang. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak sebagai lembaga yang melaksanakan fungsi keluarga dan masyarakat dalam perkembangan dan kepribadian anak-anak remaja

Nama panti asuhan anak dirubah menjadi Lembaga Kesejahteraan Sosial anak yang di singkat LKSA. Perubahan kebijakan khusunya berkaitan dengan aturan penyelenggaraan pelayanan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan berbagai sub sistem lainnya, seperti peran Dinas sosial atau Instansi Sosial, peran pekerja sosial dan masyarakat dalam mendukung pelayanan Lembaga Kesejahteraan Sosial anak perlu dilakukan. Hal tersebut sebagai dasar upaya pelaksanaan pengasuhan dan perlindungan bagi anak-anak yang berada di luar pengasuh keluarga. Undang-undang Nomor 4 tahun 1979

(22)

29

tentang Kesejahteraan Anak dan Undang-undang nomor 35 2014 atas perubahan Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan Anak, telah menyatakan pentingnya pengasuhan anak oleh orang tua dan tataran implementasi.

2. Pengertian Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak menurut Kementrian Sosial RI (2004: 4), yaitu suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial anak yang mempunyai tanggung Jawa b untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikn pelayanan pengganti orang tua atau wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadinnya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta serta aktif dalam bidang pembangunan nasional.

Menurut kmaus besar bahasa Indonesia (2010), lembaga Kesejahteraan Sosial Anak diartikan sebagai rumah, tempat, atau kediaman yang digunakan untuk memelihara (mengasuh) anak yatim, piatu, yatim piatu, dan juga termasuk terlantar, Santoso memberikan pengertian sebuah Lembaga Kesejahteraan Sosial anak sebagai lembaga yang sangat terkenal untuk membentuk perkembangan anak-anak yang tidak memiliki keluarga atau yang tidak tinggal bersama keluarga.

(23)

30

Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat dipahami bahwa Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak merupakan salah satu lembaga perlindungan anak yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap hak anak-anak sebagi wakil orang tua dalam memenuhi kebutuhan mental dan sosial pada anak asuh agar mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri sampai mencapai tingkat kedewasaan yang matang serta mampu melaksanakan peranannya sebagai individu dan warga negara di dalam kehidupan bermasyarakat.

Lembaga Kesejahteraan Sosial yang bergerak dalam kegiatan sosial salah satunya yaitu Lembaga Kesejahteraan Sosial bagi anak. Lembaga Kesejahteraan Sosial anak merupakan lembaga sosial yang khusu menangani anak-anak, pendirianya bisa dilakukan oleh pemerintah, swasta maupun oleh masyarakat.

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak sebagai upaya alternatif terakhir untuk melakukan pelayanan pengasuhan yang di butuhkan oleh anak.

3. Tujuan Lemabag Kesejahteran Sosial Anak

Tujuan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak menurut Kementrian Sosial Republik Indonesia yaitu sebagai berikut:

a. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak memberikan pelayanan yang berdasarkan pada profesi pekerja sosial kepada anak terlantar dengan cara membantu membimbing mereka ke arah perkembangan pribadi yang wajar serta mempunyai keterampilan kerja, sehingga menjadi anggota masyarakat yang dapat hidup layak dan penuh tanggung Jawa b, baik terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat.

(24)

31

b. Tujuan penyelenggaraan pelayanan Kesejahteraan sosial anak di Lembaga Kesejahteraan sosial anak adalah terbentuknya manusia-manusia yang berkepribadian matang dan berdedikasi mempunyai keterampilan kerja yang mampu menopang hidupnya.

b. Dapat di simpulkan tujuan lembaga kesejahteraan sosial anak yang dimana didalamnya dapat memberikan keterampilan kepada anak asuh agar mampu menopang hidupnya.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan karena banyak fakta-fakta di lapangan yang memunculkan berbagai macam bentuk mainan(toys) dan permainan(game) yang berasal dari luar negeri yang

Memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan dengan memperhatikan rekomendasi komite audit, untuk menunjuk Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan

Kajian ini meliputi sterilisasi alat makan piring dengan penyinaran inframerah dengan waktu kontak 15 menit, 25 menit, dan 35 menit dengan parameter yang diperiksa yaitu

Misalkan pada Gambar 2, jika Anda ingin bepergian dari stasiun Okayama menuju stasiun Kurashiki, maka Anda harus menaiki kereta dengan line hijau (keterangan mengenai jenis

Dalam pertaturan Fatwa Nomor 52/DSN MUI/III/2006 "Perusahaan asuransi sebagai wakil tidak berhak memperoleh bagian dari hasil investasi, karena akad yang

Mesin pemotong daging tanaman lidah buaya yang dirancang mampu memotong daging tanaman lidah buaya dengan ukuran 10x10x10 [mm] dengan kapasitas 100 [kg/jam].. Mesin ini

Oleh karena itu Paket Wisata (Tour Package) ialah suatu program perjalanan wisata yang telah disusun dan ramu oleh penyelenggara secara tetap, dengan kondisi, harga,

a) Seksi Perencanaan Tata Ruang; b) Seksi Pemanfaatan Tata Ruang; dan c) Seksi Pengendalian Tata Ruang.. Unit Pelaksana Teknis Dinas. Kelompok Jabatan Fungsional. Dinas