• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN PIRANTI SISTEM PENDUKUNG CAD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN PIRANTI SISTEM PENDUKUNG CAD."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Kurniawan, 2013

PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN PIRANTI

SISTEM PENDUKUNG CAD

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin

Oleh:

KURNIAWAN E.0551.0800339

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Ii

PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI

DASAR MENYIAPKAN PIRANTI SISTEM PENDUKUNG CAD

Bandung, Januari 2013

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

DOSEN PEMBIMBING I

Dr. Dedi Rohendi, MT NIP. 19670524 199302 1 001

DOSEN PEMBIMBING II

Drs.Ariyano, MT NIP. 19640804 199402 1 001

Mengetahui,

KETUA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(3)

Iii

Multimedia Model Tutorial untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013 Yang membuat pernyataan,

(4)

ABSTRAK

Kurniawan, 0800339: Penggunaan Multimedia Model Tutorial untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD

Rendahnya hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menyiapkan piranti sistem pendukung CAD pada siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMKN 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 menjadi salah satu pendorong untuk menerapkan multimedia model tutorial. Untuk itu, telah dilakukan penelitian mengenai penggunaan multimedia model tutorial pada proses pembelajaran kompetensi dasar menyiapkan piranti sistem pendukung CAD. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa dan respon siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia model tutorial dengan yang menggunakan tools AutoCAD pada kompetensi dasar menyiapkan piranti sistem pendukung CAD. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimental semu (quasi

eksperimental research). Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes yaitu pre-test dan post-pre-test serta angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan terjadi

peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi pada kelas yang menggunakan multimedia model tutorial pada kompetensi dasar menyiapkan piranti sistem pendukung CAD dengan nilai rata-rata N-Gain mencapai 0,33 dibandingkan dengan kelas yang menggunakan tools AutoCAD dengan nilai rata-rata N-Gain yang hanya mencapai 0,18. Penerapan multimedia model tutorial juga menyebabkan siswa lebih mudah memahami isi materi dan membantu mempermudah proses pembelajaran mereka. Seperti yang terinterpretasikan dalam hasil angket yaitu sebesar 91% yang termasuk dalam kriteria respon yang tinggi.

(5)

viii

Kurniawan, 2013

PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ...v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...4

1.3 Rumusan Masalah ...5

1.4 Pembatasan Masalah ...6

1.5 Definisi Operasional ...6

1.6 Tujuan Penelitian ...7

1.7 Manfaat Penelitian ...7

1.8 Sistematika Penulisan ...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...10

2.1 Media Pembelajaran ...10

2.1.1 Definisi Media Pembelajaran ...10

2.1.2 Jenis-jenis Media Pembelajaran ...11

2.1.3 Fungsi Media Pembelajaran ...14

2.1.4 Manfaat Media Pembelajaran ...18

2.1.5 Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran ...18

2.2 Aspek Penilaian Multimedia Pembelajaran ...19

(6)

ix

Kurniawan, 2013

2.5 Sistem Evaluasi ...23

2.5.1 Pengertian Evaluasi ...23

2.5.2 Jenis-jenis Evaluasi ...24

2.5.3 Jenis-jenis Alat Evaluasi ...25

2.6 Program AutoCAD ...25

2.5.1 Mengenal AutoCAD 2009 ...25

2.5.2 Mengaktifkan AutoCAD 2009 ...25

2.7 Penelitian-penelitian relevan ...27

2.8 Hipotesis Penelitian ...28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...29

3.1 Metode Penelitian ...29

3.2 Desain Penlitian ...30

3.3 Prosedur Penelitian ...31

3.4 Paradigma Penelitian ...33

3.5 Lokasi dan Subjek Penelitian ...34

3.6 Instrumen Penelitian ...34

3.7 Proses Pengujian Instrumen ...38

3.8 Teknik Pengumpulan Data ...44

3.9 Teknik Analisis Data ...44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...50

4.1 Deskripsi Data ...50

4.2 Analisis Data ...55

4.3 Pembahasan ...58

BAB V METODOLOGI PENELITIAN ...64

5.1 Kesimpulan ...64

5.2 Saran ...64

(7)

x

Kurniawan, 2013

PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

(8)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumberdaya manusia yang

memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya dapat

mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja. Pendidikan SMK

bertujuan meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta

menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap

profesional.

SMKN 6 Bandung merupakan sekolah kejuruan yang menerapkan KTSP,

sehingga dalam penyusunan rencana dan pengaturan tujuan, isi dan bahan

pelajaran serta cara penggunaannya disusun oleh SMK itu sendiri. Di SMKN 6

Bandung khususnya Jurusan Teknik Mesin terdapat Mata Pelajaran Menggambar

2D dengan sistem CAD. AutoCAD adalah sebuah program aplikasi (software)

yang digunakan untuk menggambar dan mendisain gambar, seperti: gambar

mesin, arsitek, sipil, elektro dan lain-lain, karena program AutoCAD mempunyai

kemudahan dan keunggulan untuk membuat gambar dengan cepat dan akurat serta

bisa digunakan untuk memodifikasi gambar dengan cepat pula.

Observasi awal di SMKN 6 Bandung dilakukan pada bulan Februari 2012.

(9)

TPM di SMK Negeri 6 Bandung Periode 2011-2012 ketika mengikuti kegiatan

UTS pada Mata Pelajaran Menggambar 2D dengan sistem CAD hanya 53% dari

total 127 siswa yang mendapatkan nilai diatas 7,50 atau dinyatakan lulus.

Rendahnya prestasi belajar siswa desebabkan karena: (1) penyampaian materi

oleh guru yang kadang terlalu cepat, padahal daya tangkap siswa bervariatif,

sehingga banyak siswa yang kurang mampu menangkap materi pelajaran

sepenuhnya; (2) kurangnya perhatian atau konsentrasi siswa terhadap apa yang

disampaikan oleh guru; (3) media pembelajaran berbasis komputer untuk

mendetailkan perintah-perintah yang dipakai pada mata pelajaran Menggambar

2D dengan sistem CAD belum banyak dikembangkan oleh guru, misalnya: media

pembelajaran menggunakan internet, CD multimedia interaktif, video

pembelajaran, dan media berbasis komputer menggunakan software flash;

menurut identifikasi masalah tersebut sehingga tujuan kompentesi dasar dan

KKM yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai. Rendahnya kompetensi Mata

Diklat Menggambar 2D dengan Sistem CAD dijabarkan dalam tebel sebagai 1.1

berikut.

Tabel 1.1 Nilai UTS AutoCAD Kelas XI TPM SMKN 6 Bandung

(10)

Menurut data yang dipaparkan dalam Tabel 1.1 menyatakan bahwa para

siswa kelas XI TPM SMKN 6 Bandung Periode 2011-2012 pada mata pelajaran

Menggambar 2D dengan Sistem CAD mendapatkan nilai UTS sebelum

diremedial yaitu pada kelas 2 TPM 1 hanya sebesar 46% siswa yang dinyatakan

lulus, kelas 2 TPM 2 60% dinyatakan lulus, dan kelas 2 TPM 3 45% dinyatakan

lulus, serta kelas 2 TPM 4 64% dinyatakan lulus.

Media pembelajaran dalam pendidikan sebagai salah satu sarana

meningkatkan mutu pendidikan sangat penting dalam proses pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran dalam pendidikan dapat mempertinggi proses

belajar siswa dalam poses belajar mengajar yang pada gilirannya dapat

mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana & Rivai (1992:2) bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran; (4) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dan bersifat

global dewasa ini memaksa penyelenggara pendidikan untuk meningkatkan

kualitas pendidikan dan pembelajarannya secara terus-menerus untuk

menghasilkan lulusan yang berkualitas. Era globalisasi saat ini yang ditandai oleh

semakin meluasnya penggunaan teknologi komputer pada hampir seluruh segi

(11)

menggabungkan berbagai macam media baik untuk tujuan pembelajaran atau

yang lainnya. Keragaman media ini meliputi teks, gambar, audio, video, dan

animasi. Media berbasis komputer merupakan kombinasi tiga elemen yaitu suara,

gambar dan teks atau kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output

dari data. Media ini dapat berupa audio, animasi, video, teks, grafik dan gambar

atau merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan

interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar video.

Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

Communication Technology - ICT) khususnya teknologi komputer dalam kegiatan

pembelajaran diharapkan dapat membantu memecahkan masalah belajar yang

dihadapi.

Berdasarkan uraian tersebut maka diharapkan penggunaan multimedia

model tutorial dapat mengatasi permasalahan rendahnya prestasi belajar siswa

pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD. Selain itu,

penggunaan multimedia model tutorial ini di SMKN 6 Bandung juga dapat

dijadikan alternatif memperbaiki mutu pembelajaran Mata Pelajaran Menggambar

2D dengan sistem CAD serta menjadi solusi terbatasnya waktu pembelajaran

didalam kelas bagi siswa-siswi dalam waktu pembelajaran Menggambar 2D

(12)

1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan yang terjadi di SMKN 6 Bandung didalam proses belajar mengajar

sebagai berikut.

1. Penyampaian materi oleh guru yang kadang terlalu cepat, padahal daya

tangkap siswa bervariatif, sehingga banyak siswa yang kurang mampu

menangkap materi pelajaran sepenuhnya.

2. Kurangnya perhatian atau konsentrasi siswa terhadap apa yang disampaikan

oleh guru.

3. Media pembelajaran berbasis komputer untuk mendetailkan perintah-perintah

yang dipakai pada Mata Pelajaran Menggambar 2D dengan sistem CAD

belum banyak dikembangkan oleh guru. Misalnya: penggunakan media

pembelajaran menggunakan internet, CD multimedia interaktif, video

pembelajaran, dan media berbasis komputer menggunakan software Flash.

Kemudian penulis memandang perlu untuk merumuskan masalah penelitian

agar tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini lebih terarah. Masalah yang

akan diteliti, dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan multimedia

model tutorial pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem

(13)

2. Bagaimanakah respon siswa yang mengikuti kegiatan belajar tentang

Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD dengan

menggunakan multimedia model tutorial ini?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti berupa jawaban yang

hendak dicari melalui proses penelitian. Tujuan penelitian berhubungan erat

dengan rumusan masalah yang diajukan. Berdasarkan rumusan masalah yang

diajukan, tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa dengan

penggunaan multimedia model tutorial pada Kompetensi Dasar Menyiapkan

Piranti Sistem Pendukung CAD lebih baik daripada dengan penggunaan tools

AutoCAD.

2. Mengetahui respon siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan

menggunakan multimedia model tutorial pada kompetensi dasar Menyiapkan

Piranti Sistem Pendukung CAD.

1.4Manfaat Penelitian

Bertitik tolak dari tujuan yang dikemukakan diatas, maka setelah penelitan

ini selesai dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki keinginan

sebagai berikut.

1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini memberikan gambaran mengenai

efektifitas penggunaan multimedia model tutorial pada Kompetensi Dasar

(14)

sehingga bisa menjadi acuan dalam memilih model pembelajaran yang lebih

cocok digunakan pada saat peneliti menjadi seorang guru.

2. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang

baik dalam rangka perbaikan hasil belajar pada Kompetensi Dasar

Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD.

3. Bagi guru mata pelajaran Menggambar 2D dengan Sistem CAD, sebagai

bahan dalam menentukan alternatif strategi pembelajaran untuk

meningkatakan prestasi belajar pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti

Sistem Pendukung CAD.

4. Bagi siswa, diharapkan menjadi motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar

dan memicu keseriusan dalam belajar terutama dalam menerima materi ajar

sehingga penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang mengalami kesulitan

dalam meningkatkan kemampuan memahami AutoCAD secara mandiri.

1.5Penjelasan Istilah

Menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang

terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan

maksud yang terdapat dalam judul tersebut. Hal ini diharapkan terdapat

keseragaman landasan berfikir atau pemahaman antara peneliti dan pemabaca.

Sesuai dengan judul yang diteliti, maka pengertian dari masing-masing bagian

adalah sebagai berikut.

1. Multimedia pembelajaran adalah metode yang digunakan dalam rangka

lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam

(15)

komputer atau peralatan elektronik lainnya. Pada konteks ini penggunaan

multimedia di kelas XI TPM SMK Negeri 6 Bandung merupakan upaya

untuk meningkatkan hasil belajar siswa, yang diukur dengan menggunakan

tes tertulis setelah menggunakan multimedia pembelajaran.

2. Model tutorial menurut Sudjana & Rivai (2003:139) adalah program

pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi

pelajaran. Metode Tutorial pada dasarnya mengikuti pembelajaran

pemrograman tipe Branching yaitu informasi atau mata pelajaran disajikan

dalam unit-unit kecil.

3. Hasil belajar menurut Sudjana (2008:22) adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil

belajar siswa dinilai pada perubahan tingkah laku, menyangkut aspek

kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam hal ini hasil belajar yang diperoleh

siswa diukur berdasarkan hasilnya dengan menggunakan tes tertulis dari

aspek kognitif level pemahaman setelah menggunakan multimedia

pembelajaran.

1.6Struktur Organisasi Skripsi

Struktur Organisasi berperan sebagai pedoman penulis agar dalam

penulisan skripsi ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembagian penulisan

(16)

BAB I Pendahuluan, meliputi Latar Belakang, Identifikasi dan Perumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II Kajian Pustaka, berisi deskripsi teori-teori yang berhubungan

dengan penelitian yang dilakukan dan hipotesis.

BAB III Metodologi Penelitian, membahas metode yang digunakan dalam

penelitian yang meliputi metode penelitian, prosedur penelitian, teknik

pengumpulan data, instrumen, teknik analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian, membahas mengenai hasil yang diperoleh

setelah melakukan penelitian.

BAB V Kesimpulan dan Saran, berisikan kesimpulan dari penulis

(17)

29

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan

multimedia model tutorial lebih baik dibandingkan dengan pemakaian tools pada

AutoCAD dalam meningkatkan hasil belajar pada kompetensi dasar Menyiapkan

Piranti Sistem Pendukung CAD. Peningkatan hasil belajar dapat diketahui dengan

hasil pre-test dan post-test antara kelas yang menggunakan multimedia model tutorial

dengan kelas yang menggunakan pemakaian tools AutoCAD.

Menurut tujuan penelitian yang telah dijelaskan tersebut diatas maka metode

penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi

experiment). Rancangan penelitian eksperimen semu yang digunakan adalah dengan

desain penelitian Nonequivalent Control Group Design.

Pemilihan metode penelitian ini didasarkan pada ketepatan tujuan penelitian

yang sejalan dengan metode penelitian ini. Metode ini juga dianggap memiliki

kemantapan untuk memberikan perkiraan informasi yang diperoleh dengan tepat dan

mendekati penelitian eksperimen sungguhan yang syarat-syaratnya sulit dipenuhi

pada penelitian pendidikan. Hal ini terjadi karena kompleks dan sulitnya untuk

mengontrol seluruh variabel terkait karena subjek yang dijadikan penelitian adalah

manusia, dan sulit untuk mengontrol internal atau eksternal validitas yang

(18)

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent

control group design. Dalam desain penelitian ini, terdapat dua kelompok yang terdiri

dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random.

Kedua kelompok tersebut diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah

perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pola desain pada

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design

GROUP PRETEST TREATMENT POSTTEST

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T1 Y T2

Keterangan:

T1 = Tes awal yang diberikan pada siswa.

X = Pembelajaran dengan menggunakan multimedia model tutorial.

Y = Pembelajaran dengan pemakaian tools AutoCAD.

(19)

3.3 Prosedur Penelitian

Alur prosedur penelitian digambarkan pada Gambar 3.1 berikut ini.

Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian

Pengumpulan dan Pembuatan Bahan Media

(20)

Secara garis besar langkah-langkah atau prosedur pelaksanaannya dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah dan tujuan masalah, Pada tahap ini peneliti melakukan

identifikasi masalah yang terjadi di SMKN 6 Bandung dan menetapkan tujuan

yang diperkirakan dapat menyelsaikan masalah pada Kompetensi Dasar

Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD.

2. Pembuatan multimedia model tutorial, pada tahap ini diawali dengan

menganalisis materi, standar isi, dan wacana teks, kemudian dilanjutkan lagi

dengan kegiatan pengumpulan dan pembuatan bahan media, kemudian

dilanjutkan dengan pembuatan multimedia dan proses validasi melalui judgment

oleh guru mata pelajaran Menggambar 2D dengan Sistem CAD dan multimedia

ini akan terus diperbaiki hingga dianggap baik.

3. Membuat instrumen, pada tahap ini melakukan kegiatan pembuatan instrumen

berupa lembar format judgment media dan materi dari multimedia

pembelajarannya, lembar soal, RPP dan instrumen-instrumen tersebut divalidasi,

diujicoba dan diperbaiki.

4. Penentuan kelas, pada tahap ini peneliti menentukan dua kelas yang dijadikan

kelas eksperimen dan kontrol

5. Kelas Kontrol dan Eksperimen

a. Pre-test, pada tahap ini peneliti melakukan tes awal pada dua kelas yang akan

(21)

b. Proses treatment, pada tahap ini peneliti melakukan proses pembelajaran

menggunakan multimedia untuk kelas eksperimen dan pemakaian tools

AutoCAD untuk kelas kontrolnya.

c. Post-test, pada tahap ini peneliti melakukan tes akhir setelah kedua kelas

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi treatmen yang berbeda.

6. Analisis Data, pada tahap ini peneliti melakukan analisis data untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

7. Kesimpulan dan saran, pada tahap ini peneliti menjawab rumusan masalah

peneliian.

3.4 Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:66) paradigma penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau model, atau pola pikir yang dapat menjabarkan berbagai variabel yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya, sehingga akan mudah dirumuskan masalah penelitian, pemilihan teori yang relevan rumusan yang diajukan metode/strategi penelitian, instrumen penelitian, teknik yang digunakan serta kesimpulan yang diharapkan.

(22)

3.5 Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian berada di Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung, yaitu di

SMK Negeri 6 Bandung. Subjek utama dalam penelitian penggunaan multimedia

model tutorial ini adalah siswa kelas XI kompetensi keahlian Teknik Pemesinan

SMK Negeri 6 Bandung. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kelas XI

TPM 1 sebagai kelas kontrol dan kelas XI TPM 4 sebagai kelas eksperimen. Jumlah

siswa masing-masing kelas yang digunakan adalah 17 orang siswa.

3.6 Instrumen Penelitian

Sugiyono (2012:149) menyatakan bahwa “Jumlah instrumen penelitian

tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti”.

Menurut kutipan ini maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Kuisioner Multimedia

Instrumen digunakan untuk mengukur kelayakan multimedia pembelajaran

model tutorial. Pada instrumen ini akan dilakukkan tiga tahap evaluasi yang

menggunakan lembar evaluasi yaitu lembar evaluasi materi yang berfungsi

untuk mengevaluasi media pembelajaran dari sisi materinya dan akan di

evaluasi oleh Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin dan guru AutoCAD

SMKN 6 Bandung, kemudian lembar evaluasi yang kedua adalah lembar

evaluasi produk media pembelajaran dari sisi medianya dan evaluasinya akan

(23)

evaluasi yang ketiga adalah lembar evaluasi produk media dilihat dari sisi

kesesuaian dengan ketertarikan dan manfaat penggunaan multimedia ini bagi

siswa.

Proses pengujian instrumen multimedia pembelajaran model tutorial,

yaitu berupa kuisioner yang diberikan kepada evaluator untuk mengevaluasi

multimedia pembelajaran model tutorial dari sisi media dan dari sisi

materinya, serta mengevaluasi multimedia pembelajaran model tutorial dari

sisi kesesuaian dengan ketertarikan dan manfaat penggunaan multimedia ini

bagi siswa. Proses evaluasi multimedia pembelajaran ini dengan penggunaan

kuisioner dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang

terdapat pada multimedia ini melalui indikator-indikator serta pertanyaan

yang diberikan, kemudian diadakan perbaikan lagi setelah evaluasi dilakukan

sampai menemukan hasil evaluasi yang dinyatakan minimal layak. Kemudian

peneliti memilih menggunakan skala rating scale karena menurut Sugiyono

(2012:134) bahwa “Penggunaan skala rating scale ini akan lebih fleksibel

karena tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur

persepsi atau responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk

mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan,

proses kegiatan dan lain-lain”. Cara menjawab skala rating scale ini adalah

para responden hanya memberi tanda, yaitu tanda ceklis pada kemungkinan

skala yang dipilihnya sesuai dengan pertanyaan atau indikator, selanjutnya

(24)

pada skala rating scale masing-masing jawaban diberi bobot nilai yang

berbeda. Berikut ini adalah uraian bobot nilainya.

4 : Sangat Layak/Sangat Setuju.

3 : Layak/Setuju.

2 : Kurang layak/Ragu-ragu.

1 : Tidak layak/Tidak Setuju.

0 : Sangat Tidak Layak/Sangat Tidak Setuju.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Materi Aspek

Penilaian Indikator

Desain Pembelajaran

Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum Interaktivitas

Pemberian motivasi belajar

Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran Kedalaman pembahasan materi

Kemudahan untuk dipahami Sistematis, runut, alur logika jelas

Kejelasan uraian, pembahasan, dan contoh Ketuntasan materi

Relevansi gambar dan video dengan materi

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Media

No Aspek Penilaian Indikator

1.

Rekayasa

Perangkat Lunak

Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya)

Ketepatan pemilihan jenis

aplikasi/software/tool untuk pengembangan Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di berbagai hardware dan software yang ada)

(25)

lain)

Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran

2.

Komunikasi Visual

Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan dengan keinginan sasaran Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan Sederhana dan memikat

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen untuk Siswa

No. Pernyataan

1 Menggunakan multimedia ini membuat saya lebih mengerti tentang Piranti Sistem Pendukung CAD

2

Menggunakan multimedia ini membuat saya lebih fleksibel dalam waktu belajar untuk memahami tentang Piranti Sistem Pendukung CAD

3 Menggunakan multimedia ini membuat saya lebih memahami tentang pengaturan-pengaturan Piranti Sistem Pendukung CAD

4 Menggunakan multimedia ini membuat saya lebih mudah dalam penyelsaian tugas dan kegiatan praktikum AutoCAD

5 Menggunakan multimedia ini membuat belajar saya lebih menarik

6 Menggunakan multimedia membuat saya lebih termotivasi lagi untuk belajar lebih giat dalam mempelajari AutoCAD

7

Menggunakan multimedia ini membuat saya dapat belajar lebih dalam mempelajari AutoCAD tanpa harus malu bertanya didalam waktu pembelajaran dikelas kepada guru

(26)

2. Soal Tes

Instrumen digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen

ini berupa soal yang digunakan untuk melakukan pre-test dan post-test

sebagai data untuk menganalisis peningkatan hasil belajar. Instrumen ini

digunakan setelah dikonsultasikan dan judgment guru mata pelajaran serta

melewati serangkaian pengujian, yaitu pengujian validitas, realibilitas,

tingkat kesukaran dan daya pembeda.

3.7 Proses Pengujian Instrumen

Proses pengujian instrumen soal untuk mengukur atau mengetahui soal yang

akan digunakan apakah telah layak atau belum. Pengujian yang akan diterapkan pada

instrumen soal ini diantaranya adalah sebagai berikut: validitas, realibilitas, tingkat

kesukaran dan daya pembeda.

a. Uji Validitas

Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang

hendak diukur, sebuah item (butir soal) dikatakan valid apabila mempunyai

dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total

menjadi tinggi atau rendah.

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini penulis mengadakan

pengujian validitas soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas

alat ukur, maka harus dihitung korelasinya menggunakan persamaan menurut

(27)

rxy =

………. (3.1)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi.

X = Jumlah skor X.

Y = Jumlah skor Y.

XY = Jumlah skor X dan Y.

N = Jumlah responden.

Setelah harga koefisien korelasi ( rxy) diperoleh, disubstitusikan ke rumus uji

‘t’ yaitu: t = r

……… (3.2)

Keterangan :

t = Nilai t hitung.

n = Banyaknya data/jumlah responden.

r = Koefisiensi korelasi.

Instrumen dinyatakan valid apabila thitung> ttabel dengan tingkat signifikansi

0,05.

Tabel 3.5 Tingkat Validitas

(28)

b. Reliabilitas Instrumen

Pada penelitian ini penulis berusaha mengukur tingkat reliabilitas

instrumen dengan menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknik belah

dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah yang digunakan menurut Arikunto

(2006:170) adalah sebagai berikut.

1) Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama

dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.

2) Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan

menggunakan rumus korelasi dan akan diperoleh harga rxy.

rxy =

……… (3.3)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi.

X = Jumlah skor X.

Y = Jumlah skor Y.

XY = Jumlah skor X dan Y.

N = Jumlah responden.

3) Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus

Spearman-Brown, yaitu:

r11 =

(29)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen.

= rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua

belahan instrumen.

Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria

reliabilitas. Menurut kriterianya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.6 Klasifikasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi (r11) Penafsiran

0,00 ≤ r11 < 0,20 Sangat Rendah

0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah

0,40 ≤ r11 < 0,60 Sedang

0,60 ≤ r11 < 0,80 Kuat

0,80 ≤ r11 < 1,00 Sangat Kuat

(Arikunto, 2010:319)

c. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran (TK) butir tes pada dasarnya adalah peluang responden

atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butir soal. Untuk menghitung

taraf kesukaran butir soal dapat digunakan rumus menurut Surapranata (2006:12)

sebagai berikut.

p = ……….. (3.5)

Keterangan :

p = Tingkat kesukaran satu butir soal tertentu.

(30)

Sm = Skor maksimum.

N = Jumlah seluruh siswa peserta test.

Kriteria tingkat kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran

Rentang Tk Kategori

0,00 ≤ p < 0,16 Sangat sukar, sebaiknya dibuang 0,16 ≤ p < 0,30 Sukar

0,30 ≤ p < 0,70 Sedang 0,70 ≤ p < 0,85 Mudah

0,85 ≤ p ≤1,00 Sangat mudah, sebaiknya dibuang

(Surapranata, 2006:21)

Menurut Ali dalam Pramuji (2009:52) menjelaskan bahwa “Soal

dengan tingkat kesukaran 0,20-0,80 dianggap baik untuk kepentingan

penelitian”.

d. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu

butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai

berdasarkan kriteria tertentu, sebagaimana diungkapkan Arikunto (2010:211)

bahwa “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(berkemampuan rendah)”.

Untuk menghitung daya pembeda setiap item ini dapat menggunakan

rumus berikut.

(31)

Keterangan:

DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu.

JA = Banyaknya peserta kelompok atas.

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.

BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas.

BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah.

PA = Proporsi peserta kelompok atas menjawab benar.

PB = Proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar.

Tabel 3.8 Tingkat Daya Pembeda

Rentang Daya Pembeda Kategori

Negatif < DP < 0,10 Sangat buruk, harus dibuang 0,10 ≤DP < 0, 20 Buruk, sebaiknya dibuang

0,20 ≤DP < 0,30 Cukup, kemungkinan perlu direvisi

0,30 ≤DP < 0,50 Baik

DP ≥0,50 Sangat baik

(Pramuji, 2009:51)

e. Menentukan Kriteria Kelulusan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMK Negeri 6 Bandung untuk mata

pelajaran produktif sebesar 75. Nilai yang digunakan untuk mengetahui standar

kelulusan siswa adalah nilai post-test. Kriteria kelulusan dapat dilihat dari Tabel

3.8 berikut.

Tabel 3.9 Kriteria Kelulusan Nilai Kriteria Kelulusan

(32)

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data yang tepat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Alat Tes Kualitatif, Alat Tes Kualitatif berupa Lembar Judgment (Judgment

Media)/ Kuisioner, Lembar format judgment/kuisioner ini diberikan kepada dua

orang dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin UPI dan guru mata pelajaran

AutoCAD SMKN 6 Bandung serta siswa.

2. Alat tes kuantitatif berupa soal tes yang diberikan kepada siswa baik kepada

siswa kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Soal pre-test diberikan sebelum

perlakuan dan soal post-test diberikan setelah perlakuan.

3.9Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan adalah pengujian homogenitas pada hasil

pre-test, pengujian normalitas pada data pre-test, post-test dan N-Gain, pengujian

hipotesis pada data N-Gain. Untuk lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut.

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menetukan sampel dari populasi dua kelas

yang homogen. Apabila data menunjukan kelompok data homogen, maka data yang

berasal dari populasi yang sama layak untuk digunakan. Rumus uji homogenitas

yang digunakan menurut Siregar (2004:50) adalah sebagai berikut.

(33)

Keterangan:

= Varian terbesar.

= Varian terkecil.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu

berdistribusi normal atau tidak. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika jumlah

data diatas dan dibawah rata-rata adalah sama. Demikian juga simpangan bakunya

(Sugiyono, 2011:176). Teknik pengujian normalitas data dilakukan dengan

menggunakan Chi Kuadrat (χ2

). Pengujian normalitas data dengan (χ2) dilakukan

dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang terkumpul

dengan kurva normal baku/standar. Menutut Sugiyono (2011:80), kurva normal baku

yang luasnya mendekati 100% dibagi menjadi enam bidang berdasarkan simpangan

bakunya, yaitu tiga bidang di bawah rata-rata dan tiga bidang diatas rata-rata. Luas

enam bidang dalam kurva normal baku adalah 2,27%, 13,53%, 34,13%, 34,13%,

13,53% dan 2,27%.

Pada uji normalitas ini menggunakan aturan Sturgess dengan memperlihatkan

tabel berikut.

Tabel 3.10 Persiapan Uji Normalitas

No. Kelas Interval

f

(34)

Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data adalah sebagai berikut.

a. Menentukan rentang (R)

R = - ……… (3.8)

Keterangan:

= Data besar.

= Data kecil.

b. Menentukan banyak kelas interval (i)

i = 1 + 3,3 log n ………... ( 3.9)

Keterangan:

n = Jumlah sampel.

c. Menghitung jumlah kelas interval (P)

………. (3.10)

Keterangan:

R = Rentang.

i = Banyak kelas.

Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke tabel distribusi frekuensi.

d. Menghitung rata-rata (x)

……… (3.11)

Keterangan:

fi = Jumlah frekuensi.

(35)

e. Menghitung standar deviasi (S)

………. (3.12)

f. Menentukan batas bawah kelas interval ( )

= Bb– 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas

Keterangan:

Bb = Batas bawah interval.

g. Menentukan nilai Zi setiap batas bawah kelas interval

………. (3.13)

h. Melihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom Lo, harga xi dan xn

selalu diambil nilai peluang 0,500.

Hitung nilai setiap kelas interval, isikan pada kolom Li, contoh Li = Lo1– Lo2

………. (3.14)

i. Menghitung frekuensi harapan (ei)

ei = Li . ∑fi ……… (3.15)

j. Menghitung nilai Chi kuadrat (χ2) untuk menghitung P-value.

k. Kelompok berdistribusi normal jika P-value > α = 0,05.

3. Nilai N-Gain

Uji N-Gain dipergunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa.

Rumus yang digunakan untuk Uji N-Gain menurut Hake (2002:4) adalah sebagai

(36)

N-Gain =

jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Uji t-test

dilakukan dengan syarat data harus homogen dan normal, apabila data tidak

berdistribusi normal dan tidak homogen maka hipotesis diuji dengan pengujian

statistika non parametrik. Sebagaimana diungkapkan oleh Siregar (2003:284)

bahwa “Pengujian statistika non parametrik tidak mempermasalahkan bentuk

distribusi asal sampel, dengan demikian tidak memerlukan pengujian normalitas

atau homogenitas”. Pengujian t-test yang dilakukan menurut Sugiyono

(37)

= Nilai rata-rata kelas control.

= Varians kelas eksperimen.

= Varians kelas control.

= Jumlah siswa kelas eksperimen.

= Jumlah siswa kelas control.

Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia lebih baik

dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang belajar dengan pemkaian tools

AutoCAD. Hasil thitung yang telah didapatkan kemudian dibandingkan dengan

ttabel dengan kriteria pengujian thitung > ttabel artinya “Hasil belajar siswa yang

menggunakan multimedia lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

(38)

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Peningkatan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif tingkat pemahaman

menggunakan multimedia model tutorial lebih baik dibandingkan dengan

menggunakan tools AutoCAD.

2. Respon siswa terhadap multimedia model tutorial pada Kompetensi Dasar

Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD adalah berkategori tinggi.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis memberikan saran-saran

yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak yang terkait. Saran-saran

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bagi guru, disarankan agar dapat menerapkan multimedia model tutorial

ataupun model lainnya untuk Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem

Pendukung CAD dan lainnya sebagai alternatif penerapan media pembelajaran

(39)

2. Bagi sekolah, disarankan agar mengkaji mengenai penerapan multimedia model

tutorial atau model lainnya, sehingga dapat menciptakan dan menerapkan media

pembelajaran untuk materi-materi yang lain.

3. Bagi para peneliti lain, diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat menjadi

bahan perbandingan untuk mengkaji, membuat, dan mennerapkan

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hake, R. R. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in

Mechanis with Gender, High School Mathematics and Spatial Visualization.

[Online]. Tersedia: http://www.phscs_Indiana. e-du/hake [01 Agustus 2012]

Ibrahim. (2001). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.

Pramuji, A. M. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Tandur terhadap

Kemampuan Pemahaman Konsep Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian. Skripsi Strata Pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sanjaya, Wina. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Perdana Media Group

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan. Jakarta: Grasindo.

Sudjana, N., dan Rivai, A. (2003). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Surapranata, S. (2006). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: Rosda.

(41)

Wahono, R.S. (2008). Tujuh Langkah Mudah Membuat Multimedia Pembelajaran [Online]. Tersedia

http://romisatriawahono.net/2008/03.03.7-langkah-mudah-membuat-multimediapembelajaran [10 September 2012]

Warsita,, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran. Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 1.1 Nilai UTS AutoCAD Kelas XI TPM SMKN 6 Bandung
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Media
+7

Referensi

Dokumen terkait

KESATU : Berdasarkan Keputusan Kepala Daerah tentang Pengesahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun 2011-2016 di Lingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi,

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu. Pengetahuan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan analisa data yang berhubungan dengan penelitian ini seperti fungsi algoritma Bor vka dan Prim

Algoritma Bor vka merupakan algoritma pertama untuk mencari pohon merentang minimum dari suatu graf ditemukan oleh Otakar Bor vka pada tahun 1926.Algoritma ini dimulai

Analisis Persepsi Auditor Mengenai Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Fee Audit (Survei pada KAP di Bandung).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Aplikasi Algoritma Prim Untuk Menentukan Minimum Spanning Tree Suatu Graf Berbobot Dengan Menggunakan.. Pemrograman

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknik token ekonomi dalam mengurangi perilaku kekerasan pada siswa kelas VI, perilaku kekerasan

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan diri untuk meneliti atlet bulutangkis non professional dengan karakteristik berusia dibawah 30 tahun dan pernah mengikuti turnamen lebih dari