iv ABSTRAK
Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan oleh H.M Warsit selaku Ketua DPRD Kabupaten Blora dengan Haryono SD, Rofi’i Hasan dan Abdul Ghoni SH selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blora (ketiganya diperiksa sebagai terdakwa dalam berkas perkara yang terpisah) berawal dari penyusunan perubahan anggaran APBD. Dimana dalam putusan Mahkamah Agung No. 126 K/Pid.Sus/2008 dengan terdakwa Haryono SD, terdakwa Rofi’i Hasan dan terdakwa Abdul Ghoni SH, terdapat pidana tambahan uang pengganti yang dibayarkan secara tanggung renteng dengan terdakwa H.M Warsit yang diputus lepas dari segala tuntutan hukum oleh Mahkamah Agung dalam putusan No. 181 K/Pid.Sus/2008. Tujuan dari Studi Kasus ini adalah untuk mengetahui penerapan sanksi pidana tambahan uang pengganti yang dibayarkan secara tanggung renteng dalam tindak pidana korupsi yang dilakukan bersama-sama dan untuk mengetahui Putusan Mahakamah Agung RI No. 126 K/Pid.Sus/2008 dan Putusan Mahkamah Agung RI No. 181 K/Pid.Sus/2008 telah sesuai dengan Pasal 197 ayat (1) KUHAP atau tidak
Metode yang dipakai penulisan ini adalah deskriptif analitis melalui pendekatan yuridis normatif. Data yang digunakan merupakan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yaitu berupa peraturan perundang-undangan serta dokumen lainnya yang terkait dengan penerapan konsep pidana tambahan dan bentuk pembebanan tanggung renteng dalam tindak pidana korupsi.