• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar operasi hitung campuran bilangan bulat menggunakan permainan puzzle pada siswa kelas IV SD Negeri Tidar 4 Magelang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar operasi hitung campuran bilangan bulat menggunakan permainan puzzle pada siswa kelas IV SD Negeri Tidar 4 Magelang."

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Setyawati, Anies (2014). “Peningkatan Prestasi Belajar Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Menggunakan Permainan Puzzle Pada Siswa Kelas IV SD Tidar 4 Magelang”. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Tidar 4 pada materi operasi hitung campuran bilangaan bulat. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan upaya peningkatkan prestasi belajar operasi hitung campuran menggunakan permainan puzzle pada siswa kelas IV SD Tidar 4. (2) Meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV SD materi operasi hitung campuran bilangan bulat menggunakan permainan puzzle.

Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tidar 4 yang berjumlah 36 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa materi operasi hitung campuran bilangan bulat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal evaluasi yang terdiri dari 5 soal isian dan 5 soal cerita. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes tertulis. Teknil analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Upaya peningkatan prestasi belajar operasi hitung campuran pada siswa kelas IV SD ini telah dilakukan dengan metode permaianan puzzle, Langkah-langkahnya adalah: (a) siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil, masing-masing kelompok mendapatkan 1 set puzzle yang belum terpasang (b) guru menjelaskan aturan main dan cara pengerjaan soal menggunakan puzzle (c) Siswa mengambil satu kepingan puzzle dengan melihat nomor yang tertera (d) Siswa menempelkan setiap kepingan puzzle setiap menyelesaikan satu nomor soal (e) Siswa menyelesaikan menyusun puzzle sampai membentuk suatu gambar. (2) Penggunaan metode permainan puzzle dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi operasi hitung campuran siswa kelas IV SD Tidar 4 magelang tahun pelajaran 2013/2014.Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa dari kondisi awal 59,72 menjadi 62,78 pada siklus I dan menjadi 72,22 pada siklus II. Persentase ketuntasan meningkat dari kondisi awal 33% menjadi 44% pada siklus I dan menjadi 83% pada siklus II.

(2)

ABSTRACT

Setyawati, Anies (2014). "Improvement Learning Achievement Operation Count Mixed Integer Using Puzzle Games In Grade IV SD Tidar 4 Magelang". Essay. Yogyakarta: Study Program Elementary School Teacher Education Faculty Teacher training and Education Sanata Dharma.

This research is motivated by the low student achievement Elementary School fourth grade Tidar 4 in the material mix bilangaan rounded arithmetic operations. This study aims to: (1) Describe the efforts of enhancing the learning achievement of arithmetic operation using a mix of puzzle game in fourth grade student Tidar 4. (2) Improve student learning achievement at the fourth grade material mix integer arithmetic operation using a puzzle game.

This study included a Class Action Research (PTK). The subjects were fourth grade students of SD Negeri Tidar 4 totaling 36 students. The object of this study is to increase student achievement material mix integer arithmetic operations. The instrument used in this study is a matter of evaluation that consists of 5 questions stuffing and 5 about the story. Data collection techniques in this study using a written test. Data analysis used is qualitative analysis.

The results of this study indicate that: (1) Efforts to improve learning achievement arithmetic operations mix in the fourth grade students this school has been conducted using games or puzzles, steps are: (a) the students are divided into small groups, each group received 1 set of puzzle that has not been installed (b) the teacher explains the rules of the game and the way it about using a puzzle (c) Students take one piece of the puzzle by looking at the number listed (d) Students attach each piece of the puzzle each complete a number of questions (e) Students complete construct puzzle to form a picture. (2) the use of the method puzzle game can improve learning achievement in arithmetic operations material mixture fourth grade students Tidar 4 Magelang the academic year 2013 / 2014. This can be seen from the increase in the average value of 59 students from the initial conditions , 72 to 62.78 in the first cycle and became 72.22 in the second cycle. Increasing the percentage of completeness of the initial conditions of 33% to 44% in the first cycle and to 83% in the second cycle.

(3)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN PERMAINAN PUZZLE

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TIDAR 4 MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Anies Setyawati NIM: 101134261

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014

(4)

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN PERMAINAN PUZZLE

PADA SISWA KELAS IV SD

Oleh:

Anies Setyawati NIM: 101134261

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Drs.Y.B. Adimassana, M.A. Tanggal 14 Nopember 2014

Pembimbing II

(5)

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN PERMAINAN PUZZLE

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TIDAR 4 MAGELANG

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Anies Setyawati NIM: 101134261

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 18 Desember 2014 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. ... Sekretaris : Christiyanti Aprinastuti, S,Si., M.Pd. ... Anggota 1 : Drs.Y.B. Adimassana, M.A. ... Anggota 2 : Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. ... Anggota 3 : Rusmawan, S.Pd., M.Pd. ...

Yogyakarta, 18 Desember 2014

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini khusus kupersembahkan kepada :

 Allah SWT tercinta

 Ameyta tersayang yang selalu memberikan semangat dan do‟a  Saudara, teman, sahabat yang telah membantu penulisan skripsi ini  Teman-teman guru SD Negeri Tidar 4 Magelang

(7)

MOTTO

“Optimis adalah keyakinan yang mendorong

ke arah keberhasilan. Tidak ada yang dapat

dilakukan tanpa harapan dan keyakinan“

(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Desember 2014

Penulis

(Anies Setyawati) v

(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Anies Setyawati

Nomor Mahasiswa : 101134261

Demi pengembangan pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“Peningkatan Prestasi belajar Operasi Hitung Campuran Bilangn Bulat Menggunakan

Permainan Puzzle Pada Siswa Kelas IV SD“

Beserta perangkat yang diperlukan. Demikian saya memberitahukan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada Tanggal: 18 Desember 2014

Yang menyatakan

Anies Setyawati

(10)

ABSTRAK

Setyawati, Anies (2014). “Peningkatan Prestasi Belajar Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Menggunakan Permainan Puzzle Pada Siswa Kelas IV SD Tidar 4 Magelang”. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Tidar 4 pada materi operasi hitung campuran bilangaan bulat. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan upaya peningkatkan prestasi belajar operasi hitung campuran menggunakan permainan puzzle pada siswa kelas IV SD Tidar 4. (2) Meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV SD materi operasi hitung campuran bilangan bulat menggunakan permainan puzzle.

Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tidar 4 yang berjumlah 36 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa materi operasi hitung campuran bilangan bulat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal evaluasi yang terdiri dari 5 soal isian dan 5 soal cerita. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes tertulis. Teknil analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Upaya peningkatan prestasi belajar operasi hitung campuran pada siswa kelas IV SD ini telah dilakukan dengan metode permaianan puzzle, Langkah-langkahnya adalah: (a) siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil, masing-masing kelompok mendapatkan 1 set puzzle yang belum terpasang (b) guru menjelaskan aturan main dan cara pengerjaan soal menggunakan puzzle (c) Siswa mengambil satu kepingan puzzle dengan melihat nomor yang tertera (d) Siswa menempelkan setiap kepingan puzzle setiap menyelesaikan satu nomor soal (e) Siswa menyelesaikan menyusun puzzle sampai membentuk suatu gambar. (2) Penggunaan metode permainan puzzle dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi operasi hitung campuran siswa kelas IV SD Tidar 4 magelang tahun pelajaran 2013/2014.Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa dari kondisi awal 59,72 menjadi 62,78 pada siklus I dan menjadi 72,22 pada siklus II. Persentase ketuntasan meningkat dari kondisi awal 33% menjadi 44% pada siklus I dan menjadi 83% pada siklus II.

Kata kunci : prestasi belajar, operasi hitung campuran, permainan puzzle

(11)

ABSTRACT

Setyawati, Anies (2014). "Improvement Learning Achievement Operation Count Mixed Integer Using Puzzle Games In Grade IV SD Tidar 4 Magelang". Essay. Yogyakarta: Study Program Elementary School Teacher Education Faculty Teacher training and Education Sanata Dharma.

This research is motivated by the low student achievement Elementary School fourth grade Tidar 4 in the material mix bilangaan rounded arithmetic operations. This study aims to: (1) Describe the efforts of enhancing the learning achievement of arithmetic operation using a mix of puzzle game in fourth grade student Tidar 4. (2) Improve student learning achievement at the fourth grade material mix integer arithmetic operation using a puzzle game.

This study included a Class Action Research (PTK). The subjects were fourth grade students of SD Negeri Tidar 4 totaling 36 students. The object of this study is to increase student achievement material mix integer arithmetic operations. The instrument used in this study is a matter of evaluation that consists of 5 questions stuffing and 5 about the story. Data collection techniques in this study using a written test. Data analysis used is qualitative analysis.

The results of this study indicate that: (1) Efforts to improve learning achievement arithmetic operations mix in the fourth grade students this school has been conducted using games or puzzles, steps are: (a) the students are divided into small groups, each group received 1 set of puzzle that has not been installed (b) the teacher explains the rules of the game and the way it about using a puzzle (c) Students take one piece of the puzzle by looking at the number listed (d) Students attach each piece of the puzzle each complete a number of questions (e) Students complete construct puzzle to form a picture. (2) the use of the method puzzle game can improve learning achievement in arithmetic operations material mixture fourth grade students Tidar 4 Magelang the academic year 2013 / 2014. This can be seen from the increase in the average value of 59 students from the initial conditions , 72 to 62.78 in the first cycle and became 72.22 in the second cycle. Increasing the percentage of completeness of the initial conditions of 33% to 44% in the first cycle and to 83% in the second cycle.

Keywords: learning achievement, arithmetic operations mix, a puzzle game

(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia yang diberikan sehingga penulis mampu menyelesa ikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Presatsi Belajar Operasi Hitung Campuran Menggunakan Permainan Puzzle pada Siswa Kelas IV SD” sesuai dengan yang diharapkan. Adapun tujuan dari

penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma.

Dalam penulisan skripsi ini penulis memperoleh banyak bimbingan, bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Karenanya pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D. selaku dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma.

3. Drs.Y.B. Adimassana, M.A. selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang senantiasa mendukung, membimbing dengan segala pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen PGSD Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

6. MMC. Utami Prasetya, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Tidar 4 Magelang yang selalu mendukung agar terselesaikannya skripsi ini.

(13)

7. Cicilia Martina Susanti, S.Pd.SD selaku wali kelas IV SDN Tidar 4 Magelang yang banyak membantu dan memberikan inspirasi.

8. Siswa kelas IV SDN Tidar 4 yang sangat membanggakan.

9. Orang tua, keluarga, kerabat, teman dekat dan sahabat yang selalu memberikan dorongan, dukungan kepada peneliti sehingga penulis mempunyai semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Teman-teman PGSD USD 2010

Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Mudah-mudahan senantiasa mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berguna bagi perbaikan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi guru SD maupun siapa saja dalam melaksanakan tugas pendidikan.

Yogyakarta, 18 Desember 2014 Penulis

Anies Setyawati

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

(15)

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Batasan Pengertian ... 5

E. Pemecahan Masalah ... 5

F. Tujuan Penelitian ... 5

G. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Belajar dan Prestasi Belajar ... 7

2. Matematika Operasi Hitung Bilangan Bulat ... 9

3. Metode Permainan Puzzle ... 11

4. Penggunaan Metode Permainan Puzzle dalam Pembelajaran Matematika Operasi Hitung campuran... 20

B. Penelitian yang relevan ... 22

C. Kerangka Berfikir ... 23

D. Hipotesis Tindakan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26

B. Setting Penelitian ... 26

C. Rencana Tindakan ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Validitas Soal ... 32

F. Analisis Data ... 37

G. Kriteria Keberhasilan ... 38

BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(16)

A. Hasil Penelitian ... .... 37

B. Pembahasan ... ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Keterbatasan Penelitian ... .... 50

C. Saran ... .... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 54

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penggolongan bilangan ... 9 Tabel 2 Kisi-kisi soal ... 33 Tabel 3 Indikator pencapaian kondisi awal, Siklus I dan Siklus II ... 35

(18)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Kondisi awal siswa SD Tidar 4 ... 37

Diagram 2 Hasil evaluasi Siklus I ... 41

Diagram 3 Ketuntasan siswa siklus I ... 41

Diagram 4 Hasil evaluasi siklus II ... 46

Diagram 5 Ketuntasan siswa siklus II ... 46

Diagram 6 Perbandingan kondisi awal, Siklus I dan Siklus II ... 48

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Lembar Validasi RPP dan Tes prestasi belajar ... 54

2. Lampiran 2 RPP pertemuan 1 ... 62

3. Lampiran 3 RPP pertemuan 2 ... 64

4. Lampiran 4 RPP pertemuan 3 ... 66

5. Lampiran 5 RPP pertemuan 4 ... 68

6. Lampiran 6 RPP pertemuan 5 ... 70

7. Lampiran 7 RPP pertemuan 6 ... 72

8. Lampiran 8 Kisi-kisi soal ... 74

9. Lampiran 9 Silabus pembelajaran ... 75

10.Lampiran 10 LKS dan kunci jawaban siklus I pertemuan 1 ... 77

11.Lampiran 11 LKS dan kunci jawaban siklus I pertemuan 2 ... 79

12.Lampiran 12 LKS dan kunci jawaban siklus II pertemuan 1 ... 82

13.Lampiran 13 LKS dan kunci jawaban siklus II pertemuan 2 ... 84

14.Lampiran 14 Soal evaluasi dan kunci jawaban siklus I ... 87

15.Lampiran 15 Soal evaluasi dan kunci jawaban siklus II ... 90

16.Lampiran 16 Kondisi awal siswa kelas IV ... 93

17.Lampiran 17 Hasil soal evaluasi siklus I ... 94

18.Lampiran 18 Hasil soal evaluasi siklus II ... 95

19.Lampiran 19 Hasil evaluasi siswa SD Tidar 4 ... 96

20.Lampiran 20 Surat ijin penelitian ... 97

21.Lampiran 21 Surat bukti penelitian ... . 98

22.Lampiran 22 Foto penelitian ... 99

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang diselenggarakan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar. Pengetahuan yang diperoleh tersebut dapat membantu mengembangkan nilai sikap dan kemampuan untuk dapat hidup bermasyarakat, mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila pembelajaran tersebut bermakna dan sesuai dengan salah satu tujuan umum pembelajaran Matematika yaitu mempersiapkan siswa dalam menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan tujuan tersebut, siswa harus betul-betul memahami proses pembelajaran. Sampai pada akhirnya dapat mengembangkan dan menerapkan hasil pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu mata pelajaran Matematika mengutamakan siswa supaya mengenal, memahami dan mahir menggunakan bilangan. Kemampuan siswa dalam menggunakan bilangan diukur menggunakan soal evaluasi di akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut maka dapat diketahui apakah pembelajaran tersebut sudah dipahami siswa atau belum sehingga dapat merencanakan program perbaikan dan pengayaan.

Dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin maju diperlukan langkah-langkah yang tepat. Hal ini disebabkan oleh

(21)

dampak negatif dan positif dari perkembangan IPTEK tersebut. Sumber daya manusia harus dipersiapkan untuk menghadapi perkembangan pengetahuan, salah satunya melalui pendidikan. Oleh karena itu, Perkembangan di bidang pendidikan hakekatnya bertujuan untuk mencerdaskan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Salah satu pelajaran utama di tingkat Sekolah Dasar (SD) adalah Matematika. Matematika adalah satu ilmu yang menelaah bentuk–bentuk dan struktur serta hubungannya. Ciri-ciri objeknya bersifat abstrak dengan pola pikir yang konsisten. Oleh karena itu, Guru pelajaran Matematika dituntut mampu menanamkan konsep penalaran dan membimbing menyelesaikan soal Matematika secara matang.

Banyak orang yang tidak menyukai matematika, termasuk anak yang duduk di bangku SD. Mereka menganggap matematika itu sulit. Anggapan yang demikian membuat mereka takut untuk belajar matematika yang berakibat prestasi belajar matematika menjadi kurang maksimal.

Berdasarkan pengamatan terhadap cara mengajar guru, sebagian besar guru masih kurang mampu menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu, pembelajaran hanya dilakukan dengan metode ceramah dan latihan soal saja. Kurangnya keterlibatan siswa menjadi salah satu penyebab siswa kurang memahami konsep pembelajaran.

(22)

36 siswa hanya 12 siswa yang nilainya tuntas. Dapat dikatakan bahwa hanya 33 % yang nilainya tuntas dan 67% masih dibawah KKM. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh 59,72. KKM yang ditentukan sekolah adalah 65.

Sulitnya anak dalam pemahaman materi operasi hitung campuran bilangan bulat dan rendahnya nilai ulangan menjadikan suatu masalah yang perlu ditindak lanjuti. Peningkatan prestasi belajar siswa yang berkaitan dengan materi operasi hitung campuran bilangan bulat, dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat. Peneliti menggunakan metode permainan puzzle. Permainan puzzle ini dapat diartikan sebagai permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan matematika anak, dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya.

Permainan puzzle termasuk salah satu dari sekian banyak permainan matematika. Permainan matematika adalah sesuatu kegiatan yang menyenangkan yang dapat menunjang tujuan instruksional dalam pengajaran matematika baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Kita perlu membatasi penggunaan permainan yang hanya sekedar permainan yang membuat orang senang, ketawa, dan lain – lain, tetapi tidak menunjang tujuan instruksional dalam pengajaran matematika. Permainan matematika itu supaya dipergunakan secara berencana, tujuan instruksionalnya jelas, tepat penggunaannya, dan tepat pula waktunya.

(23)

kantong kita. Permainan ini juga dapat dibuat sendiri menggunakan kertas karton yang dipotong dan dibentuk sedemikian rupa, disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Permainan matematika itu merupakan alat yang efektif untuk belajar dan dengan metode permainan puzzle siswa lebih mudah memahami dan menangkap materi yang disampaikan. Hal ini akan berakibat pada prestasi belajar siswa SD Tidar 4 meningkat.

B. Batasan Masalah

Mengatasi suatu masalah dengan memperhatikan berbagai macam penyebabnya tidak akan mungkin dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Oleh sebab itu penelitian ini dibatasi pada :

1. Penelitian ini meneliti tentang prestasi Matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat.

2. Penelitian ini hanya akan dikenakan pada siswa kelas 4 SD Negeri Tidar 4 Kota Magelang Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Dibatasi pada Standar Kompetensi “Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat“.

Dengan Kompetensi Dasar “Melakukan operasi hitung campuran”.

4. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode permainan puzzle. C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana upaya untuk meningkatkan prestasi belajar operasi hitung campuran menggunakan permainan puzzle pada siswa kelas IV SD Tidar 4 ?

(24)

D. Batasan Pengertian

Pengertian yang perlu ditekankan pada penelitian ini diantaranya adalah :

1. Prestasi Belajar adalah Hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan, pengetahuan yang kemudian akan diukur dan dinilai kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

2. Operasi hitung campuran adalah Suatu operasi hitung yang menggunakan lebih dari satu tanda operasi hitung.

3. Permainan puzzle adalah permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya.

E. Pemecahan masalah

Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah dan rumusan masalah, rendahnya prestasi belajar siswa mengenai operasi hitung campuran akan diatasi dengan permainan puzzle. Dengan metode permainan puzzle ini diharapkan siswa terlibat secara langsung dan mampu membangun pengetahuannya sendiri sehingga pengetahuan siswa dapat tersimpan secara permanen dan akhirnya prestasi belajar siswa akan meningkat.

F. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk :

1. Mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan metode permainan puzzle.

(25)

G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Memberikan pengetahuan tentang Penelitian Tindakan Kelas khususnya metode permainan puzzle.

2. Bagi Sekolah

Menambah referensi mengenai Penelitian Tindakan Kelas dan dapat digunakan di sekolah.

3. Bagi Program Studi PGSD

Dapat memberi referensi tambahan mengenai Penelitian Tindakan Kelas, khususnya metode permaianan.

4. Bagi peneliti

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Kajian Pustaka

1. Belajar dan Prestasi Belajar

Djamarah (2002:24) memukakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa akibat masuknya kesan-kesan yang baru sehingga membawa perubahan tingkah laku seseorang. Dengan demikian belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Menurut Slameto (1995:2) “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru. Belajar juga akan lebih baik jika siswa mengalami atau melakukannya, belajar tidak hanya bersifat abstrak saja sebab belajar sebagai kegiatan perseorangan sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Rangsangan akan lebih efektif jika menggunakan contoh-contoh yang kongkret, menarik dan mudah dipahami oleh siswa.

(27)

Kegiatan belajar yang dilakukan siswa pada proses belajar mengajar akan mendapatkan penghargaan yang berupa nilai. Nilai–nilai tersebut selanjutnya dapat disebut sebagai prestasi belajar. Prestasi belajar tersebut dilihat dari beberapa aspek yaitu dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Akan tetapi ada pendapat ahli yang mengemukakan mengenai prestasi belajar, diantaranya adalah :

Reni Akbar-Hawadi (1999:168) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa.

Nurkencana dalam (1986:62) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Mas‟ud Hasan ,Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi

adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

(28)

2. Matematika Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

a. Operasi hitung campuran

Operasi hitung campuran merupakan operasi hitung yang menggunakan lebih dari satu tanda operasi hitung bilangan .

b. Bilangan bulat

Menurut Tim Bina Karya Guru (2007:136-137) bilangan bulat terdiri dari tiga jenis, yaitu bilangan bulat positif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif.

Tabel 1. penggolongan bilangan

bilangan bulat positif adalah bilangan bulat yang terletak di sebelah kanan 0 yaitu 1, 2, 3,4, . . .

bilangan bulat netral yaitu 0

bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat yang terletak di sebelah kiri 0 yaitu -1, -2,-3,-4, . . . .

Cara membaca bilangan bulat sama seperti bilangan cacah, perbedaannya adalah dalam membaca bilangan bulat, tanda negatif (-) ikut juga dibaca, sedangkan tanda postif (+) boleh dibaca boleh tidak. Contoh :

dibaca tiga puluh satu

dibaca negatif empat puluh dua

Dalam penulisan lambang bilangan bulat juga memiliki cara tersendiri, yaitu dalam penulisan tanda positif (+) tidak perlu ditulis, tetapi tanda negatif (-) harus ditulis. Contoh :

1) Lima puluh enam ditulis 56

BILANGAN BULAT

bilangan bulat positif bilangan bulat netral bilangan bulat negatif

31

(29)

2) Negatif tujuh puluh ditulis – 70

Ismadi (2006:12) menyebutkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kalimat bilangan bulat yang sering kita gunakan diantaranya sebagai berikut :

1) Kalimat yang menunjukkan bilangan bulat positif, antara lain : maju, menang, di atas permukaan laut, untung, ke kanan, dan naik.

2) Kalimat yang menunjukkan bilangan bulat negatif antara lain : mundur, kalah, di bawah, permukaan laut, rugi, ke kiri dan turun

c. Ketentuan-ketentuan dalam melakukan penjumlahan dengan menggunakan garis bilangan menurut Ismadi (2006:24) adalah sebagai berikut :

1) Bilangan bulat positif ditunjukkan dengan anak panah ke kanan, sedangkan bilangan bulat negatif ditunjukkan dengan anak panah ke kiri.

2) Bilangan pertama ditunjukkan dengan anak panah pertama dimulai dari nol. 3) Bilangan kedua ditunjukkan dengan anak panah kedua dimulai dari ujung

anak panah pertama.

4) Ujung panah terakhir menunjukkan hasil penjumlahan d. Penjumlahan tanpa menggunakan garis bilangan

Penjumlahan tanpa menggunakan garis bilangan ini digunakan pada saat melakukan penjumlahan bilangan besar. Penjumlahan tanpa menggunakan garis bilangan ini terbagi menjadi 2 yaitu :

1) Penjumlahan dua bilangan bulat yang sama tandanya

a) Jika kedua bilangan merupakan bilangan bulat positif, kedua bilangan langsung ditambahkan.

contoh : 13 + 24 = 37

(30)

contoh : - 26 + ( - 33) = - (26 +33) = - 59

2) Penjumlahan dua bilangan bulat yang berbeda tanda

Penjumlahan dua bilangan bulat yang berbeda tanda dapat dilakukan dengan mencari selisih kedua bilangan tersebut (tanpa memperhatikan tanda). Caranya bilangan yang lebih besar dikurangi bilangan yang lebih kecil, hasilnya diberi tanda yang sama dengan bilangan yang lebih besar. contoh : - 51 + 17 = - ( 51 – 17)

= - 34 60 + (-24) = ( 60 -24 )

= 36 e. Mengurangkan bilangan bulat

1) Pengurangan sebagai lawan penjumlahan

2) Mengurangi bilangan bulat sama dengan menjumlahkan bilangan bulat yang pertama dengan lawan dari bilangan bulat kedua.

3) Pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan.

3. Metode Permainan Puzzle

a. Pengertian Permainan

Permainan adalah suatu perbuatan yang mengandung keasyikan dan dilakuakan atas kehendak sendiri, bebas tanpa paksaan, dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan kegiatan tersebut.(Ahmadi dalam Pitajeng 2006:97).

(31)

b. Menurut Handoko (2006:36) permainan dikelompokan menjadi : 1) Berdasarkan subjek dan ruangnya

a) Permainan bayi b) Permainan individual c) Permainan sosial d) Permainan tim

e) Permainan dalam ruangan 2) Berdasarkan struktur geografisnya

a) Permainan anak kota b) Permainan anak desa

3) Berdasarkan bentuk dan keterampilan yang terdapat di dalamnya a) Permainan tradisional

b) Permainan modern 4) Berdasarkan kerangka manfaat

a) Mainan umum b) Mainan edukatif

c. Kekuatan dan kelemahan permainan menurut Yudha (2009:97) Kekuatan:

1) Dapat menimbulkan minat dan motivasi siswa. 2) Siswa menjadi aktif, berpikir logis dan kritis. 3) Terjadinya kepuasan pada dirinya

4) Konsep–konsep matematika akan lebih mantap dapat dipahami 5) Kemampuan menemukan dan memecahkan masalah meningkat.

(32)

Kelemahan:

1) Tidak semua topik dapat disajikan dengan metode permainan. 2) Memakan banyak waktu.

3) Pengajaran kita mungkin akan terganggu bila diadakan aturan kalah menang.

4) Permainan akan mengganggu ketenangan kelas–kelas di sekitarnya. 5) Dibutuhkan konsentrasi yang tinggi. Apabila siswa tidak memiliki

kemauan yang tinggi untuk bisa dan mengerti materi pelajaran maka dia selamanya tidak akan paham.

d. Langkah – langkah menggunakan permainan menurut Mardiyatmo (2010:56) 1) Petunjuk umum

Permainan yang efektif akan berpengaruh besar terhadap proses belajar. Permainan dapat mempertajam proses pembelajaran sehingga peserta akan memahami bahan–bahan pembelajaran tidak hanya dari aspek kognitif (pengetahuan) tetapi juga dari aspek sikap dan keterampilan.

Permainan dapat mendorong partisipasi dan pembelajaran.Untuk mencapai hal ini ,lakukan hal sebagai berikut:

a) Atur ruangan sedemikian rupa sehingga semua peserta dapat berada di tempat tersebut dengan nyaman.

b) Kemudian, ketahui apakah suara dari luar tidak mengganggu. 2) Mempersiapkan permainan

a) Kenali permainan yang akan digunakan. Ketahui isi, lama,tema dan bahan yang akan digunakan.

(33)

c) Ketahui manfaat permainan. Apakah permainan itu untuk melatih kreativitas, kepemimpinan, komunikasi atau hal lain. d) Tentukan hal yang akan dicapai dari permainan.

e) Mulailah dengan membangun kepercayaan terlebih dahulu. f) Ikuti prosedur yang ada, lakukan langkah demi langkah.

g) Setelah selesai melakukan permainan dorong peserta untuk mengemukakan pendapat.

h) Siapkan bahan pendukung sesuai dengan topik yang dimainkan. i) Buatlah semua peserta ikut terlibat.

j) Rencanakan setiap langkah dengan baik. 3) Memainkan permainan

Untuk memainkan permainan lakukan hal berikut :

1) Jelaskan harapan, tujuan dan aturan permainan untuk menghindari kesalahpahaman.

2) Buatlah perjanjian dengan peserta berkaitan dengan harapan peran dan tanggung jawab mereka.

4) Menyampaikan dan menerima umpan balik

Guru menyampaikan hal-hal yang harus dipahami siswa dan menjawab pertanyaan yang muncul pada saat dan setelah pembelajaran dilakukan. e. Permainan Puzzle

(34)

guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai media yang cukup, meliputi hal-hal di bawah ini:

1) Media merupakan alat komunikasi untuk mendapatkan proses belajar yang lebih efektif

2) Fungsi media untuk lebih mencapai tujuan dengan tepat 3) Seluk beluk proses pendidikan

4) Hubungan antara metode pembelajaran dan pendidikan 5) Nilai dan manfaat yang didapat dari pengajaran

6) Pemilihan dan penggunaan media yang sesuai 7) Inovasi dalam media pendidikan

Puzzle dalam bahasa indonesia diartikan sebagai tebakan. Tebakan adalah sebuah masalah atau "enigma" yang diberikan sebagai hiburan; yang biasanya ditulis, atau dilakukan. Banyak tebakan berakar dari masalah matematika dan logis. Lainnya, seperti masalah catur, diambil dari permainan papan.

Games Puzzle merupakan bentuk permainan yang menantang daya kreatifitas dan ingatan siswa lebih mendalam dikarenakan munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan masalah, namun tetap menyenangkan sebab bisa di ulang-ulang. Tantangan dalam permainan ini akan selalu memberikan efek ketagihan untuk selalu mencoba, mencoba dan terus mencoba hingga berhasil.

(35)

mendapatkan kesenangan dan kemenangan dari bentuk permainan tersebut. Ambisi untuk memenangkan permainan tersebut akan memberikan nilai optimalisasi gerak dan usaha anak, sehingga akan terjadi kompetisi yang fair dan beragam dari anak.

Berdasarkan standar yang ditetapkan di atas, maka proses pembelajaran yang dilakukan antara peserta didik dengan pendidik seharusnya harus meninggalkan cara-cara dan model yang konvensional sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Kenyataan saat ini, banyak diantara pendidik di kota bandung yang masih melaksanakan proses pembelajaran secara konvensional bahkan diantaranya belum menguasai teknologi informasi seperti komputer dan internet.

Menurut Adenan dalam Syukron(2011: ) menyatakan bahwa “puzzle dan games adalah materi untuk memotivasi diri secara nyata dan merupakan daya penarik yang kuat. Puzzle dan games untuk memotivasi diri karena hal itu menawarkan sebuah tantangan yang dapat secara umum dilaksanakan dengan berhasil”.

Tarigan dalam Syukron (2011: ) menyatakan bahwa „pada umumnya para siswa menyukai permaianan dan mereka dapat memahami dan melatih cara penggunaan kata-kata, puzzle, crosswords puzzle, anagram dan palindron‟.Berikut ini ada beberapa jenis puzzle yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan memahami kosakata:

(36)

b. Jigsaw puzzle, yakni puzzle yang berupa beberapa pertanyaan untuk dijawab kemudian dari jawaban itu diambil huruf-huruf pertama untuk dirangkai menjadi sebuah kata yang merupakan jawaban pertanyaan yang paling akhir. c. The thing puzzle, yakni puzzle yang berupa deskripsi kalimat-kalimat yang

berhubungan dengan gambar-gambar benda untuk dijodohkan.

d. The letter(s) readiness puzzle, yakni puzzle yang berupa gambar-gambar disertai dengan huruf-huruf nama gambar tersebut, tetapi huruf itu belum lengkap.

e. Crosswords puzzle, yakni puzzle yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dengan cara memasukan jawaban tersebut ke dalam kotak-kotak yang tersedia baik secara horizontal maupun vertikal.

Beberapa manfaat bermain puzzle bagi anak-anak antara lain: 1) Meningkatkan Keterampilan Kognitif

Keterampilan kognitif (cognitive skill) berkaitan dengan kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah. Puzzle adalah permainan yang menarik bagi anak balita karena anak balita pada dasarnya menyukai bentuk gambar dan warna yang menarik.

(37)

misalnya warna merah dipasangkan dengan warna merah. Contoh usaha anak menggunakan logika, misalnya bagian gambar roda atau kaki posisinya selalu berada di bawah.

2) Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus

Keterampilan motorik halus (fine motor skill) berkaitan dengan kemampuan anak menggunakan otot-otot kecilnya khususnya tangan dan jari-jari tangan. Anak balita khususnya anak berusia kurang dari tiga tahun (batita) direkomendasikan banyak mendapatkan latihan keterampilan motorik halus. Dengan bermain puzzle tanpa disadari anak akan belajar secara aktif menggunakan jari-jari tangannya. Supaya puzzle dapat tersusun membentuk gambar maka bagian-bagian puzzle harus disusun secara hati-hati. Perhatikan cara anak-anak memegang bagian puzzle akan berbeda dengan caranya memegang boneka atau bola. Memengang dan meletakkan puzzle mungkin hanya menggunakan dua atau tiga jari, sedangkan memegang boneka atau bola dapat dilakukan dengan mengempit di ketiak (tanpa melibatkan jari tangan) atau menggunakan kelima jari dan telapak tangan sekaligus.

3) Meningkatkan Keterampilan Sosial

(38)

memberikan arahan kepada anak dan tidak terlibat secara aktif membantu anak menyusun puzzle.

4) Melatih koordinasi mata dan tangan.

Anak belajar mencocokkan keping-keping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar. Ini langkah penting menuju pengembangan ketrampilan membaca.

5) Melatih logika

Membantu melatih logika anak. Misalnya puzzle bergambar manusia. Anak dilatih menyimpulkan di mana letak kepala, tangan, dan kaki sesuai logika.

6) Melatih kesabaran.

Bermain puzzle membutuhkan ketekunan, kesabaran dan memerlukan waktu untuk berfikir dalam menyelesaikan tantangan.

7) Memperluas pengetahuan.

Anak akan belajar banyak hal, warna, bentuk, angka, huruf. Pengetahuan yang diperoleh dari cara ini biasanya mengesankan bagi anak dibandingkan yang dihafalkan. Anak dapat belajar konsep dasar, binatang, alam sekitar, buah-buahan, alfabet dan lain-lain. Tentu saja dengan bantuan ibu dan ayah.

Salah satu bentuk puzzle sederhana dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa, yang diadopsi dari puzzle oleh Purnamasari (2006:172). Bahan-bahan :

a) Berbagai lembar informasi tentang rumus dan fungsi b) Gunting

(39)

d) Lem

e) Kertas HVS untuk tempat menempel media puzzle Aktivitas yang dilakukan :

a) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok

b) Gunting setiap bentuk menjadi beberapa potongan yang sederhana untuk membuat puzzle.

c) Tunjukan kepada anak-anak cara menyusun puzzle, setelah itu letakan puzzle di tempat yang biasa digunakan anak-anak.

d) Saat bekerja dapat diiringi dengan mendengarkan musik.

4. Penggunaan Metode Permainan Puzzle dalam Pembelajaran Matematika

Operasi Hitung Campuran

Dalam kehidupan masyarakat modern, matematika dipandang sebagai ilmu pengetahuan masa kini yang meliputi pengetahuan tentang berhitung dan ilmu ukur ruang. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pemikiran cara berpikir yang logis,dan rasional, agar dapat menyelesaikan berbagai masalah. Untuk dapat mempelajari dan menguasai matematika dituntut suatu ketelitian dalam pemecahannya agar mendapatkan hasil yang tepat dan arahnya jelas yaitu sesuai dengan penalaran yang benar.

(40)

lebih mudah untuk memahami dan termotivasi untuk belajar. Salah satu metode yang dapat memberikan motivasi untuk belajar ialah metode permainan.

Mayke dalam Sudono (2000:3) mengemukakan bahwa belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktikkan, dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Disinilah proses pembelajaran terjadi, melalui permainan memberikan pengalaman belajar pada peserta didik.

Metode permainan puzzle dalam pembelajaran matematika ini dilakukan dalam pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat pada kelas IV SD Tidar 4. Metode ini dilakukan dengan cara guru memberikan puzzle yang belum terpasang. Kemudian siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Pengerjaan LKS dilakukan dengan cara soal dikerjakan terlebih kemudian jika sudah terjawab siswa mencari kepingan puzzle yang sesuai dengan nomor soal. Cara tersebut dilakukan terus sampai kepingan puzzle habis dan membentuk suatu gambar.

(41)

menjadi ramai dan mengganggu kelas lain. Selain hal di atas dengan tingkat pemahaman anak yang berbeda-beda membuat peneliti mengalami kekurangan waktu. Kondisi di atas berdampak baik untuk prestasi belajar siswa, walaupun siswa ramai akan tetapi hal ini berdampak baik untuk siswa terutama pada hasil evaluasi materi operasi hitung campuran bilangan bulat. Siswa dapm dapat berdiskusi dengan teman satu kelompok dalam pengerjaan LKS, sehingga siswa yang kurang paham diharapkan dapat meningkatkan pemahamannya mengenai materi ini. Jika dalam pengerjaan LKS siswa sudah paham dan dapat mengerjakan soal dengan baik maka siswa pasti dapat mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dengan optimal dan menghasilkan nilai yang maksimal.

B. Penelitian yang relevan

Berikut peneliti sampaikan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Radita Vike Ardian tahun 2012 dengan judul

“Penerapan Permainan Smart puzzle Competition dalam Pembelajaran

Matematika kelas II di SDIT Ar Royan Surabaya pada Materi Perkalian“

Menyimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Matematika adalah dalam kriteria baik. Keaktifan siswa mencapai 52 . Siswa yang mencapai nilai di atas KKM 83 dan respon siswa sebesar 95,75 . Dalam penelitian ini peneliti memberikan saran bahwa guru harus senantiasa sabar dan memberi semangat pada siswa untuk aktif dalam permainan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Muin, Abdussamad, Sugiyono tahun 2012 dengan judul “Peningkatan Keaktifan Pembelajaran Matematika Metode

Permainan Kartu Bilangan Kelas II SDN 15 Bentarat Bengkayang”

(42)

15 Bentarat Bengkayang. Peningkatan keaktifan disimpulkan dengan (1) peningkatan aktifitas siswa aspek bertanya siklus 1 dan II sebesar 5,8 (2) peningkatan aktifitas siswa aspek menjawab pertanyaan sebesar 5,9 (3) peningkatan aktifitas siswa pada aspek mengemukakan pendapat sebesar 5,9

(4) peningkatan nilai rata-rata sebesar 6,47 .

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ardiani Widya Anggraeni tahun2012 dengan judul “ Pengaruh Bermain dengan Puzzle Terhadap Hasil Belajar Matematika

Pokok Bahasan Sifat Bangun Datar Pada Siswa Kelas III SD Kristen Satya Wacana” menyimpulkan bahwa terdapat hasil yang signifikan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu pada nilai siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan sebesar 27%, Pada kelompok eksperimen diberi perlakuan penggunaan metode bermain dengan puzzle sedangkan pada kelompok kontrol diberi perlakuan menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu ceramah. Peneliti menyimpulkan perlakuan yang diberikan dapat berpengaruh signifikan. Disarankan agar guru dapat menggunakan metode bermain dengan tepat.

C. Kerangka Berfikir

(43)

berada di bawah KKM yang telah ditentukan. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar mereka juga rendah.

Kondisi yang demikian diatasi dengan metode permainan puzzle. Puzzle yang secara umum adalah permainan yang menyatukan kepingan menjadi suatu kesatuan akan mengajak siswa untuk berfikir untuk menyelesaikannya. Aktif menggerakan tangan, mata, dan mulut untuk bekerjasama. Kreatif dalam menyusun strategi penyelesaian puzzle, dan sekaligus akan mengubah cara berfikir mereka tetapi menyenangkan.

Pembelajaran aktif, kreatif dan inovatif yang pada penelitian ini menggunakan metode permainan puzzle berdampak pada pemahaman terhadap materi pelajaran meningkat. Berawal dari rasa ingin tahu hasil atau gambar apa yang tampak setelah puzzle tersusun, Siswa pasti akan berusaha menyelesaikan soal-soal yang tersedia untuk menyelesaikan puzzle tersebut. Disinilah proses pembelajaran terjadi, siswa akan berlatih berhitung sambil bermain sehingga siswa tidak takut dengan matematika dan melatih rasa percaya diri pada siswa. Apabila siswa melalui tahapan dalam permainan puzzle ini dengan benar maka pemahaman mereka pasti meningkat dan prestasi belajar mereka juga akan meningkat.

D. Hipotesis Tindakan

1. Upaya peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan permaianan puzzle dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil, masing-masing kelompok mendapat lembar LKS dan 1 set puzzle yang belum terpasang.

(44)

d. Siswa menempelkan kepingan puzzle setiap menyelesaikan satu nomor soal

e. Siswa menyelesaikan menyusun puzzle sampai membentuk suatu gambar 2. Penggunaan permainan puzzle dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas, mengacu pada model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart. Perencanaannya menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali yang menjadi dasar untuk pemecahan masalah pada pembelajaran operasi hitung campuran menggunakan metode permainan puzzle.

Gambar 1. Model Siklus PTK B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tidar 4 Magelang yang beralamat di Jl.Beringin VNo.1 Kota Magelang.

2. Subjek penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD NegeriTidar 4 Kota Magelang semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 36 siswa

REFLEKSI TINDAKAN

PENGAMATAN

SIKLUS II

PERENCANAAN

REFLEKSI TINDAKAN

PENGAMATAN

SIKLUS I PERENCANAAN

(46)

3. Objek penelitian :

Objek pada penelitian ini adalah peningkatanprestasi belajar mengenai materi operasi hitung campuran bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Tidar 4 Magelang.

4. Waktu penelitian:

Jadwal kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini dimulai dengan penyusunan kerangka yang kemudian dipersentasikan. Setelah kerangka disetujui maka peneliti membut proposal penelitian yang diajukan pada dosen pembimbing sebagai bahan bimbingan selanjutnya. Setelah proposal disetujui oleh dosen pembimbing maka peneliti diperbolehkan untuk mempersiapkan dan melakukan penelitian dan kemudian membuat laporan. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yaitu pada bulan Meisampai dengan Juni 2014.

C. Rencana Tindakan 1. Persiapan

a. Peneliti melakukan permintaan ijin kepada kepala sekolah SD Tidar 4 Kota Magelanguntuk melakukan penelitian di SD tersebut.

b. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi siswa dan penentuan kondisi awal.

c. Perumusan masalah, setelah melakukan observasi peneliti mengetahui masalah yang terjadi dan merumuskannya sebagai bahan penelitian.

d. Perumusan hipotesis, peningkatan prestasi belajar operasi hitung campuran bilangan bulat dilakukan dengan metode permainan puzzle

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

(47)

Siklus 1 terdiri dari 3 pertemuan yang dijabarkan sebagai berikut:

Pertemuan 1 digunakan untuk menjelaskan cara pengerjaan soal cerita materi operasi hitung campuran dengan dua operasi hitung. Pertemuan ke 2 digunakan untuk menjelaskan cara pengerjaan soal operasi hitung campuran dengan dua operasi hitung. Pertemuan ketiga digunakan untuk mengerjakan soal evaluasi.

a.Rencana tindakan

1) Membuat silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Kisi-kisi soal, dan Soal Evaluasi.

2) Mempersiapkan media pembelajaran. b.Pelaksanaan tindakan

Pertemuan 1

Pertemuan pertama pada siklus 1 diawali dengan do‟a, salam pembuka,

dan absensi. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu “ Satu Nusa satu Bangsa “ untuk membangkitkan semangat siswa. Melakukan apersepsi dengan mencongak.

Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan 1 :

1) Siswa dibantu guru mencoba menjelaskan cara menghitung operasi hitung campuran bilangan bulat

2) Siswa membaca materi tentang operasi hitung campuran bilangan bulat 3) Penjelasan materi tentang operasi hitung campuran bilangan bulat 4) Guru dan siswa mengerjakan contoh soal

5) Siswa dibagi dalam 6 kelompok

6) Guru membagikan materi beserta soal latihan kepada masing-masing kelompok

(48)

8) Siswa menyusun puzzle menjadi sebuah gambar 9) Siswa memperlihatkan puzzle yang telah tersusun 10)Siswa bertanya hal yang kurang jelas kepada guru 11)Guru menjawab pertanyaan dari siswa

12)Siswa menjawab pertanyaaan dari siswa lain Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua, selain diawali dengan do‟a, salam dan

memotivasi siswa peneliti melakukan apersepsi dengan mengingat kembali materi cara pengerjaan hitung campuran. Kegiatan yang dilakukan antara lain:

1) Siswa dibantu guru mencoba menjelaskan cara menghitung operasi hitung campuran bilangan bulat

2) Siswa membaca materi tentang operasi hitung campuran bilangan bulat 3) Penjelasan Materi tentang operasi hitung campuran bilangan bulat 4) Siswa dibagi dalam 6 kelompok

5) Guru membagikan materi beserta soal latihan kepada masing-masing kelompok

6) Setiap kelompok mengerjakan soal latihan 7) Siswa menyusun puzzle menjadi sebuah gambar

8) Masing-masing kelompok memperlihatkan puzzle yang telah tersusun 9) Siswa bertanya hal yang kurang jelas kepada guru

10)Guru menjawab pertanyaan dari siswa 11)Siswa menjawab pertanyaaan dari siswa lain Pertemuan 3

(49)

mendapat lembar soal yang sudah disiapkan kemudian mengerjakan soal evaluasi secara mandiri. Siswa mengerjakan soal dengan waktu yang ditentukan. Setelah selesai guru dan siswa bersama-sama membahas soal yang telah dikerjakan.

c. Observasi

kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti pada waktu berlangsungnya kegiatan belajar. Observasi yang dilakukan adalah mencatat hasil belajar siswa.

d. Refleksi

Peneliti menyimpulkan proses pembelajaran belum berjalan baik dan siswa kekurangan waktu untuk menyelesaikan puzzle. Hasil pengerjaan soal belum mencapai target karenahanya 44,4% siswa yang tuntas. Data tersebut digunakan untuk menilai apakah pelaksanaan tindakan tersebut lebih efektif dan efisien untuk menemukan daftar permasalahan yang muncul pada saat tindakan. Berdasarkan data diatas peneliti memutuskan untuk melanjutkan ke siklus II. Peneliti harus menjelaskan langkah-langkah pengerjaan soal dengan jelas dan mengontrol kerjasama antar siswa dalam kelompok. Hal tersebut diharapkan dapat memacu siswa untuk menggunakan waktu dengan baik sehingga tepat waktu dalam pengerjaan soal.

Siklus II

a. Rencana tindakan

1) Membuat silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Kisi-kisi soal, dan Soal Evaluasi.

(50)

b. Pelaksanaan tindakan

Pertemuan 1

Pertemuan pertama siklus II ini diawali dengan do‟a, salam pembuka

dan absensi. Kemudian mengulas kembali materi yang lalu mengenai operasi hitung campuran dan cara pengerjaannya. Kegiatan yang dilakukan adalah :

1) Siswa dibantu guru mencoba menjelaskan cara menghitung operasi hitung campuran bilangan bulat dengan tiga operasi hitung

2) Siswa membaca materi tentang operasi hitung campuran bilangan bulat 3) Penjelasan materi tentang operasi hitung campuran bilangan bulat

dengan tiga operasi hitung

4) Guru dan siswa mengerjakan contoh soal 5) Siswa dibagi dalam 6 kelompok

6) Guru membagikan materi beserta soal latihan kepada masing-masing kelompok

7) Siswa mengerjakan soal latihan

8) Siswa menyusun puzzle menjadi sebuah gambar 9) Siswa memperlihatkan puzzle yang telah tersusun 10)Siswa bertanya hal yang kurang jelas kepada guru

Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua ini seperti pertemuan sebelumnya, diawali dengan do‟a, salam dan absensi. Guru juga memotivasi siswa dan

(51)

1) Siswa dibantu guru mencoba menjelaskan cara menghitung operasi hitung campuran bilangan bulat dengan tiga operasi hitung

2) Siswa membaca materi tentang operasi hitung campuran bilangan bulat 3) Penjelasan materi tentang operasi hitung campuran bilangan bulat

dengan tiga operasi hitung

4) Guru dan siswa mengerjakan contoh soal 5) Siswa dibagi dalam 6 kelompok

6) Guru membagikan materi beserta soal latihan kepada masing-masing kelompok

7) Siswa mengerjakan soal latihan

8) Siswa menyusun puzzle menjadi sebuah gambar 9) Siswa memperlihatkan puzzle yang telah tersusun 10)Siswa bertanya hal yang kurang jelas kepada guru 11)Guru menjawab pertanyaan dari siswa

12)Siswa menjawab pertanyaaan dari siswa lain Pertemuan 3

Pertemuan ketiga ini digunakan peneliti untuk mengerjakan soal evaluasi siklus II. Hal ini dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Bagaimana hasilnya, apakah sudah mencapai target yang diinginkan atau belum.

c. Observasi

(52)

d. Refleksi

Peneliti menyimpulkan hasil pengamatan atau observasi berupa catatan dan data dari hasil pelaksanaan tindakan tentang jalannya pembelajaran dan kendala-kendala yang dihadapi. Data tersebut digunakan untuk menilai apakah pelaksanaan tindakan tersebut lebih efektif dan efisien. Berdasarkan data penelitian hasil evaluasi menunjukkan 83,3 % siswa sudah tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa target akhir sudah tercapai dan peneliti memutuskan untuk berhenti pada siklus II.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes tertulis. Adapun jenis data yang diperlukan adalah nilai matematika.

2. Instrumen penelitian

Instrumen prestasi belajar berupa soal matematika, terdiri dari 5 soal cerita dan 5 soal isian. Adapun kisi-kisi soal adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Kisi-kisi soal

No Materi Pokok Indikator Siklus No soal

1 Operasi hitung

campuran

Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan bilangan bulat yang melibatkan dua operasi hitung

1 1 -5

Melakukan operasi hitung yang berkaitan dengan bilangan bulat yang melibatkan dua operasi hitung

1 1 -5

Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan bilangan bulat yang melibatkan tiga operasi hitung

(53)

Melakukan operasi hitung yang berkaitan dengan bilangan bulat yang melibatkan tiga operasi hitung

2 1 -5

E. Validitas Instrumen

Validitas suatu instrument adalah suatu derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur (Syaodih, 2008:156). Instrumen dinyatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui apakah siswa menguasai pengetahuan telah diberikan, sehingga guru dapat membuat tes yang cocok dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

Validasi instrumen pada penelitan ini dilakukan dengan expert judgementyaitu konsultasi dengan dosen pembimbing dan dosen yang ahli pada bidang Matematika.Instrumen yang divalidasi meliputi silabus, RPP, LKS, dan soal evaluasi. Validasi pada silabus, RPP dan LKS dinyatakan baik dan dapat digunakan untuk penelitian dengan sedikit revisi. Pada Validasi soal evalasi dinyatakan valid, bahasa soal dapat dipahami dan soal dapat digunakan tanpa revisi.

(54)

Rata-rata nilai siswa dari hasil tes evaluasi dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:

Rata-rata nilai siswa (N) = Jumlah nilai dari seluruh siswa (∑N) Jumlah siswa (n)

Cara menghitung persentase ketuntasan :

Cara menghitung persentase ketidaktuntasan :

G. Kriteria Keberhasilan

Kondisi awal prestasi belajar siswa dan target akhir yang diharapkan dari siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Indikator pencapaian kondisi awal, siklus I, dan siklus II

Peubah Indikator Kondisi

(55)

campuran

Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM = 65

33% 75 % 75 %

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika

menggunakan Permainan Puzzle Pada Siswa Kelas IV SD” ini dilaksanakan dengan

kegiatan sebagai berikut :

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi awal

Untuk mengetahui kondisi awal mengenai prestasi belajar, peneliti mengambil data dari nilai hasil ulangan Matematika materi operasi hitung campuran siswa kelas IV tahun pelajaran 2012/2013. Dari data tersebut diketahui rata-rata hasil ulangan Matematika siswa kelas IV pada tahun 2013/2014 sebesar 59,72 dari 36 siswa. Siswa yang dapat mencapai kriteria ketuntasan minmal (KKM) 65 hanya terdapat 12 siswa atau sebesar 33% dan sisanya tidak mencapai KKM atau sebanyak 24 siswa.

Diagram 1. Kondisi awal siswa

(57)

2. Siklus 1

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus 1 ini dilaksanakan dalam 3 pertemuan. Pertemuan pertama(2jp) dengan indikator menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan bilangan bulat yang melibatkan dua operasi hitung, pertemuan kedua(2jp) dengan indikator Melakukan operasi hitung campuran yang berkaitan dengan bilangan bulat yang melibatkan dua operasi hitung. Pada setiap pertemuan siswa mengerjakan LKS secara berkelompok untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Pembelajaran dilakukan sesuai dengan pedoman rencana pelaksanaan pembelajaran. Diakhiri dengan(1jp) pada perteman ketiga untuk mengerjakan soal evaluasi secara individu.

a. Perencanaan tindakan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang berupa silabus, RPP, dan LKS yang akan digunakan. Pada pertemuan pertama proses pembelajaran Matematika lebih menekankan pada pemahaman materi cara pengerjaan soal cerita yang berkaitan dengan bilangan bulat yang melibatkan dua operasi hitung menggunakan metode permainan puzzle.

b. Pelaksanaan tindakan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran yang berlangsung selama dua kali pertemuan dan satu kali pertemuan untuk evaluasi. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin 26 Mei 2014 dilakukan selama 2 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah :

(58)

a) Do‟a dan salam pembuka

b) Guru menyampaikan apersepsi dengan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai

2) Kegiatan Inti Eksplorasi

a) Siswa dibantu guru menjelaskan cara menghitung operasi hitung campuran bilangan bulat

b) Siswa membaca materi operasi hitung campuran bilangan bulat

c) Guru dan siwa mengerjakan contoh soal d) Siswa dibagi dalam enam kelompok Elaborasi

a) Siswa mengerjakan soal latihan

b) Siswa menyusun puzzle menjadi sebuah gambar

c) Siswa memperlihatkan gambar puzzle yang telah tersusun Konfirmasi

a) Siswa bertanya hal yang kurang jelas pada guru b) Guru menjawab pertanyaan dari siswa.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan pada materi yang telah dipelajari.

b) Refleksi

(59)

Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu 28 Mei 2014 selama 2 x 35 menit atau dua jam pelajaran. Kegiatan yang dilakukan adalah :

1) Kegiatan Awal

a) Do‟a dan salam pembuka.

b) Guru memotivasi siswa dengan tebak angka.

c) Apersepsi dengan mengulang cara pengerjaan operasi hitung campuran bilangn bulat.

2) Kegiatan Inti Eksplorasi

a) Siswa membaca materi tentang operasi hitung campuran bilangan bulat.

b) siswa dibagi dalam enam kelompok. Elaborasi

a) Setiap kelompok mengerjakan soal latihan. b) Siswa menyusum puzzle menjadi sebuah gambar.

c) Masing-masing kelompok memperlihatkan puzzle yang telah tersusun.

Konfirmasi

a) Guru dan siswa bertanyajawab mengenai materi pelajaran b) Siswa menjawab pertanyaan dari siswa lain.

3) Kegiatan Akhir

a) Siswa menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan Guru.

(60)

c) Salam dan do‟a penutup.

Pada pertemuan ketiga digunakan untuk mengerjakan soal evaluasi materi operasi hitung campuran bilangan bulat yang melibatkan dua operasi hitung. Baik berupa soal cerita maupun soal berupa bilangan. c. Observasi

Setelah dilakukan evaluasi yang dilakukan oleh seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 36 siswa pada siklus 1, hasil yang diperoleh siswa dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Diagram 2. Hasil evaluasi siklus I

Berdasarkan tabel diatas, terdapat 16 siswa yang tuntas atau mencapai KKM. Apabila ketuntasan digambarkan dalam diagram, maka akan tampak seperti di bawah ini

Diagram 3. Hasil siklus I 1

(61)

Dari keseluruhan siswa terdapat 56 % yang belum tuntas dan 44 % yang tuntas. Dengan kata lain dari 36 siswa masih terdapat 20 siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 65.

d. Refleksi

Selama pembelajaran pada siklus 1, ditemukan beberapa hal yaitu : 1) Setelah melihat hasil evaluasi, terdapat peningkatan prestasi

belajar tetapi belum mencapai target yang diharapkan. 2) Siswa kurang memahami perintah soal.

3) Dalam mengerjakan soal cerita masih mengalami kesulitan dalam memahami soal.

4) Pada saat bekerja kelompok siswa yang sudah mengerti sulit untuk bekerjasama.

5) Beberapa anak yang kurang mengerti, membuat gaduh di kelas dan bermain puzzle tanpa mengerjakan soal.

6) Pada saat pengerjaan LKS dari 6 kelompk hanya 2 kelompok yang dapat menyelesaikan puzzle dengan benar sesuai jawaban soal.

Berdasarkan refleksi di atas, pembelajaran belum mencapai target yang diinginkan. Hal ini tampak pada nilai rata-rata siswa 62,8 dan masih di bawah KKM yaitu 65. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian pada siklus 2.

3. Siklus 2

Gambar

Tabel 3  Indikator pencapaian kondisi awal, Siklus I dan Siklus II .....................
Tabel 1. penggolongan bilangan
gambar maka bagian-bagian puzzle harus disusun secara hati-hati. Perhatikan
Gambar 1. Model Siklus PTK
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V SD,

Untuk mengetahui bagaimana penggunaan media realia dalam upaya meningkatkan prestasi belajar dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung campuran bilangan bulat

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas III SD Negeri Plaosan 1 Pada materi operasi hitung

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil belajar operasi hitung bilangan bulat pada kondisi awal sebelum tindakan dari seluruh siswa kelas IV

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar siswa kelas IV pada soal cerita operasi hitung bulat berdasarkan indikator kesulitan belajar

Untuk memperoleh data tentang kesalahan konsep, kesalahan operasi hitung, dan kesalahan acak yang dilakukan siswa pada materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

Untuk memperoleh data tentang kesalahan konsep, kesalahan operasi hitung, dan kesalahan acak yang dilakukan siswa pada materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan hidayah-Nya laporan penelitian tindakan kelas berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Materi Operasi