• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pemberian konsentrasi EM4 yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan cabai rawit (Capsicum frutescens L.).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pemberian konsentrasi EM4 yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan cabai rawit (Capsicum frutescens L.)."

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRASI EM4 YANG BERBEDA –BEDA

TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI RAWIT (

Capsicum frutescens

L

.)

Produksi cabai rawit di Indonesia masih menghadapi beberapa hambatan salah satu

diantaranya adalah kelangkaan pupuk,sedangkan permintaan produksi cabai rawit sangat

meningkat di dalam negeri. Permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah

pengaruh pemberian tiga jenis konsentrasi EM4 yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan

cabai rawit

(Capsicum frutencens

). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

konsentrasi EM4 yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit(

Capsicum

frutescens) dan

mengetahui konsentrasi yang efektif untuk pertumbuhan tanaman cabai rawit

(

Capsicum frutescens)

.

Jenis penelitian yang dilakukan ialah penelitian eksperimen dengan desain Rancangan

Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang merupakan variable bebas adalah 4 EM4 jenis

konsentrasi yang berbeda-beda (10%,20%, 30%, 40% dan kontrol (air) sebagai pembanding,

tiap perlakuan memiliki 6 kali ulangan, total tanaman ada 30

polybag

. Variabel terikat ialah

tinggi batang, jumlah daun dan diameter batang. Data yang diperoleh dari penelitiaan kemudian

dianalisis menggunakan

Analisis of Variansi

(ANOVA). Tempat pelaksanaan penelitian di

kebun anggur Sanata Dharma. Hasil penelitiaan menunjukan bahwa rerata pertumbuhan

tanaman cabai paling baik pada perlakuan konsentrasi 40% dengan rerata tinggi batang yaitu

tinggi batang 25 cm, rerata jumlah helai daun 11,1 dan rerata diameter batang 0,45 cm.

Hasil Anova bahwa pemberian konsentrasi EM4 yang berbeda-beda memberikan

pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman cabai pada perlakuan konsentrasi 40%.

(2)

THE EFFECT OF EM4 DIFFERENT OF CONCENTRATIONS DEPENDING THE

GROWTH OF CAYENNE PEPPER (Capsicum frutescens.

L)

Cayenne pepper production in Indonesia still face some obstacles one of which is a scarcity

of fertilizers, while demand for greatly increased production of cayenne pepper in the nation.

The problems to be solved in this research is the effect of three different types of concentration

EM4 depending on the growth of cayenne pepper (Capsicum frutencens). The purpose of this

research is to know the effect of different concentrations of EM4 depending on plant growth

cayenne pepper (Capsicum frutescens) and determine the effective concentration for plant

growth cayenne pepper (Capsicum frutescens).

The type of research conducted experimental research design is completely randomized

design (CRD). Treatment which is the independent variable is 4 EM4 different types -beda

concentration (10%, 20%, 30%, 40%) and control (water) as a comparison, each treatment had

six replications, there are a total of 30 polybag. Dependent variables is stem height,amount of

leaf and stem diameter. The data obtained research be processed are analyzed by using Analysis

of Variance (ANOVA). The place is do in the grape garden Sanata Dharma University, On 1

st

April. Research results showed that the average growth ofCayenne pepper plants are best on the

treatment concentration of 40% with the average stem height is 25 cm, amount of leaves the

average is 11.1 and steam diametersof average is 0,45 cm.

Results of ANOVA shows Giving different of concentrations EM4 significant effect on plant

growth cayenne pepper on the treatment concentration of 40%.

(3)

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRASI EM4 YANG

BERBEDA-BEDA TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI RAWIT

(Capsicum frutescens L.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Claudia Emilia Gelu Namang

NIM: 111434012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRASI EM4 YANG BERBEDA-BEDA TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI RAWIT

(Capsicum frutescens L.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Claudia Emilia Gelu Namang

NIM: 111434012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

P ER S EM B A HA N

Karyaku yang sederhana ini kupersembahkan kepada:

Tuhan yesus, Bunda M aria

Bapa dan mama

Dosen Pembimbing

Kakak dan Adik

Keponakan tersayang

Opa Oma

Saudara-Saudari

(8)

M OTTO

Sesungguhnya, Allah adalah

penolongku’. Tuhanlah yang

menopang aku.

(9)
(10)
(11)

viii

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRASI EM4 YANG BERBEDA –

BEDA TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI RAWIT ( Capsicum

frutescensL.)

Claudia Emilia Gelu Namang Universitas Sanata Dharma

2015

Produksi cabai rawit di Indonesia masih menghadapi beberapa hambatan salah satu diantaranya adalah kelangkaan pupuk,sedangkan permintaan produksi cabai rawit sangat meningkat di dalam negeri. Permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah pengaruh pemberian tiga jenis konsentrasi EM4 yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan cabai rawit

(Capsicum frutencens). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi EM4 yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit(Capsicum frutescens) dan mengetahui konsentrasi yang efektif untuk pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens).

Jenis penelitian yang dilakukan ialah penelitian eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang merupakan variable bebas adalah 4 EM4 jenis konsentrasi yang berbeda-beda (10%,20%, 30%, 40% dan kontrol (air) sebagai pembanding, tiap perlakuan memiliki 6 kali ulangan, total tanaman ada 30 polybag. Variabel terikat ialah tinggi batang, jumlah daun dan diameter batang. Data yang diperoleh dari penelitiaan kemudian dianalisis menggunakan Analisis of Variansi (ANOVA). Tempat pelaksanaan penelitian di kebun anggur Sanata Dharma. Hasil penelitiaan menunjukan bahwa rerata pertumbuhan tanaman cabai paling baik pada perlakuan konsentrasi 40% dengan rerata tinggi batang yaitu tinggi batang 25 cm, rerata jumlah helai daun 11,1 dan rerata diameter batang 0,45 cm.

Hasil Anova bahwa pemberian konsentrasi EM4 yang berbeda-beda memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman cabai pada perlakuan konsentrasi 40%.

(12)

ABSTRACT

THE EFFECT OF EM4 DIFFERENT OF CONCENTRATIONS DEPENDING THE GROWTH OF CAYENNE PEPPER (Capsicum

frutescens.L)

Cayenne pepper production in Indonesia still face some obstacles one of which is a scarcity of fertilizers, while demand for greatly increased production of cayenne pepper in the nation. The problems to be solved in this research is the effect of three different types of concentration EM4 depending on the growth of cayenne pepper (Capsicum frutencens). The purpose of this research is to know the effect of different concentrations of EM4 depending on plant growth cayenne pepper (Capsicum frutescens) and determine the effective concentration for plant growth cayenne pepper (Capsicum frutescens).

The type of research conducted experimental research design is completely randomized design (CRD). Treatment which is the independent variable is 4 EM4 different types -beda concentration (10%, 20%, 30%, 40%) and control (water) as a comparison, each treatment had six replications, there are a total of 30 polybag. Dependent variables is stem height,amount of leaf and stem diameter. The data obtained research be processed are analyzed by using Analysis of Variance (ANOVA). The place is do in the grape garden Sanata Dharma University, On 1st April. Research results showed that the average growth ofCayenne pepper plants are best on the treatment concentration of 40% with the average stem height is 25 cm, amount of leaves the average is 11.1 and steam diametersof average is 0,45 cm.

Results of ANOVA shows Giving different of concentrations EM4 significant effect on plant growth cayenne pepper on the treatment concentration of 40%.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih dan

perlindungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikantugas akhir ini. Skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik dan lancar berkat doa, bimbingan, dorongan,

bantuaan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala

rendah hari pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bapak Drs.Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc dosen pembimbing

skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, koreksi,

dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

studi dan skripsi dengan lancar.

2. Segenap dosen ProgramStudi Pendidikan Biologi.

3. Kepada kedua orang tuaku Alfonsus Loman Namang dan Yuliana Beto

Elaman, kepada saudaraku, Hellena, Fransiskus, Maria,

Carla,Nando,Aldi, Andre, Lian, Sr Stella, Ervin, Dian, Oman,Cena,

Tesa, Opi yang selalu mendukung dan memberikan motivasi kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan studi dan skripsi dengan lancar.

4. Teman-teman Program Studi Pendidikan Biologi angkatan 2011

Universitas Sanata Dharma yang saya cintai.

5. Semua Pihak yang turut membantu dalan penyelesaian skrispsi ini.

Penulis menyadari skrispi ini masih auh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik, saran, yang dapat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat

memberikan inspirasi dan dapat membantu bagi dunia pendidikan dan dunia

pertanian yang membaca dan menerapkanya.

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 2

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D .Tujuan ... 5

E. Manfaat ... 6

BAB II ... 7

TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pupuk Organik ... 7

B. Pupuk Cair EM4 ... 9

C. Tanaman Cabai ... 12

F. Pertumbuhan ... 15

G. Penelitian yang Relevan ... 19

(15)

xii

BAB III ... 20

METODE PENELITIAN ... 20

A. Jenis dan Variabel Penelitian ... 20

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

C. Desain Penelitiaan ... 21

D. Alat dan Bahan ... 23

E. Prosedur Kerja ... 24

F. Metode Analisis Data ... 27

BAB IV ... 29

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil Penelitiaan ... 29

B. Pembahasan ... 37

C. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Penelitiaan Eksperimen ... 46

BAB V ... 48

IMPLEMENTASI PENELITIAAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN UNTUK TINGKAT SMA ... 48

BAB VI ... 53

PENUTUP ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN ... 58

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel. 3.1 Denah penelitiaan ... 21

Tabel 3.2 Tinggi tanaman Cabai rawit ... 22

Tabel 3.3 Diameter batang tanaman Cabai rawit ... 22

Tabel 3.4 Hasil pengamatan jumlah daun tanaman Cabai rawit ... 22

Tabel 4.1. Data rata-rata hasil pengukuran tinggi tanaman... 29

Tabel 4.5. Data pengukuran jumlah daun ... 32

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Capsicum frutescens .L ... 13

Gambar 4.1 Grafik pertumbuhan tinggi batang ... 30

Gambar 4.2 Grafik pertambahan jumlah daun ... 33

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data pertumbuhan tinggi tanaman ... 59

Lampiran 2 Data pengamatan jumlah daun... 60

Lampiran 3 Data diameter batang... 61

Lampiran 4 Data pH dan kelembapan tanah ... 62

Lampiran 5 Uji normalitas ... 63

Lampiran 6 Deskripsi tinggi batang... 63

Lampiran 7 Uji Homogenitas tinggi tanaman ... 63

Lampiran 8 Uji Anova tinggi tanaman ... 64

Lampiran 9 Post Hoc tinggi tanaman... 64

Lampiran 10 Deskripsi jumlah daun ... 65

Lampiran 11 Uji Homogenitas jumlah daun ... 65

Lampiran 12 Uji Anova jumlah daun ... 65

Lampiran 13 Post Hoc jumlah daun ... 66

Lampiran 14 Deskripsi diameter batang ... 66

Lampiran 15 Uji Homogenitas diameter batang... 66

Lampiran 16 Uji Anova diameter batang ... 67

Lampiran 17 Post Hoc diameter batang ... 67

Lampiran 17 Silabus ... 68

Lampiran 18 RPP ... 74

Lampiran 19 Instumen penilaian sikap ... 83

Lampiran 20 Penilaian sikap spritual ... 86

Lampiran 21 Lembar penilaiaan diskusi ... 88

Lampiran 22 Lembar penilaian perencanaan eksperimen ... 90

Lampiran 23 Lembar penilaian pelaksanaan eksperimen ... 92

Lampiran 24 Lembar penilaian presentasi ... 94

Lampiran 25 Penilaian laporan eksperimen /penelitian. ... 96

Lampiran 26 LKS ... 98

Lampiran 27 Penilaian lembar kerja siswa (LKS) ... 100

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata

pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong

yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, selain itu kondisi tanah di

Indonesia yang mempunyai kandungan unsur hara yang baik sehingga dapat

membantu pertumbuhan tanaman. Salah satu produk hortikultura yang

menjadi unggulan dalam sektor pertanian di Indonesia adalah tanaman

sayuran. Sayuran merupakan salah satu produk hortikultura yang banyak

diminati oleh masyarakat karena memiliki kandungan gizi yang bermanfaat

bagi kesehatan.

Salah satu komoditi sayur yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua

orang dari berbagai lapisan masyarakat adalah cabai.Menurut Badan Pusat

Statistika (2015) kebutuhan masyrakat sebanyak 1,5 juta ton dan hanya bisa

tercukupi hanya sebesar 80 ribu ton.

Berikut adalah data impor cabai pada tahun 2013 dan 2014

Tabel 1.1 Impor Cabai 2013/2014

Tahun Jumlah impor Cabai

2013 96.139 ton

2014 60.023 ton

(20)

Berdasarkan data pada tabel 1.1 Impor Cabai 2013/2014 diatas sehingga

tidak mengherankan bila terjadi kelangkaan yang membuat harga meningkat.

Hal ini dikarenakan tidak sedikit petani yang mengalami gagal panen.

Terjadinya gagal panen diakibatkan karena adanya beberapa kendala terutama

tingkat produksi kesuburan tanah dan hama yang berkembang di udara lembab

sehingga membuat bunga, daun dan tanaman cabai rusak yangmenyebabkan

gagal panen.

Cabai merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan

secara komersial di negara negara tropis. Cabai juga merupakan tanaman perdu

dari famili terong -terongan yang memiliki nama ilmiah

Solonaceae(Samadi,1997).Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara -negara di benua Amerika, Eropa dan Asia

termasuk negara Indonesia.Tanaman cabai banyak ragam tipenya. Tercatat

berbagai spesies cabai yang telah didomestikasi, namun hanya Capsicum annuum L. dan Capsicum. frutescens L. yang memiliki potensi ekonomis.Cabai yang dibudidayakan secara luas di Indonesia juga termasuk kedua spesies ini.

Salah satu sifat tanaman cabai yang menguntungkan adalah tidak mengenal

musim. Artinya, tanaman cabai dapat ditanam dan tidak tergantung pada

musim. Cabai juga mampu tumbuh di rendengan maupun labuhan, itulah

sebabnya cabai dapat dibudidaya di pekarangan rumah dan tidak mengenal

musim.

(21)

terasa pedas, sifat dari Kapsaisin ini adalah dapat menambah nafsu makan

selain itu juga berfungsi dalam mengencerkan lendir sehingga dapat

membantu meringankan penyumbatan pada saluran pernafasan. Menurut

Rukmana (2002), secara umum buah cabai rawit mengandung zat gizi antara

lain lemak, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi,vitamin A, B1,B2, C dan

senyawa alkaloid seperti capsaicin, oleoresin, flavanoid dan minyak esensial. Kandungan tersebut banyak dimanfaatkan sebagai bahan bumbu masak

ramuan obat tradisional, industri pangan dan pakan ungas. Cabai rawit juga

banyak mengandung vitamin C dan Provitamin A, lebih dari buah buahan

seperti nanas, papaya, mangga, dan semangka bahkan kadar mineralnya

terutama kalsium dan fosfor lebih tinggi dari ikan segar (Alex, 2012).

Salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan budidaya tanaman

cabai rawit adalah penggunaan pupuk, dimana pupuk merupakan salah satu

sumber nutrisi utama bagi tumbuhan. Dalamprosespertumbuhanperkembangan

dan proses reproduksi setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa

mineral dan air. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan diserap melalui akar,

batang dan daun. Nutrisi tersebut memiliki berbagai fungsi yang saling

mendukung satu sama lainnya dan menjadi salah satu komponen penting

untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Nutrisi yang biasanya

dibutuhkan oleh tumbuhan tidak terlepas dari tiga unsur hara, yaitu Nitrogen

(22)

sangat penting dan mempunyai fungsi yang saling mendukung satu sama lain

dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman (Wididana dan Higa,1996).

Pupuk yang sekarang beredar di masyarakat saat ini belum cukup memiliki

standar kualitas yang baik. Keseringan menggunakan pupuk Anorganik dapat

menyebabkan merosotnya senyawa atau bahan di dalam tanah, sehingga

terdesaknya kehidupan berbagai mikroba dalam tanah. Sementara keberadaan

berbagai mikroba sesungguhnya sangat diperlukan karena memproduksi unsur

hara yang dibutuhkan tanaman, oleh sebab itu diharapkan petani beralih untuk

menggunakan pupuk organik.

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagiaan besar atau seluruhnya berasal

dari bahan organik yakni tumbuhan dan hewan, dan bakteri yang telah melalui

proses rekayasa, dapat berupa padat atau cair yang digunakan untuk

menyuplai bahan organik dan baik untuk pertumbuhan tanaman cabai.

Keuntungan utama menggunakan pupuk organik adalah dapat dapat

memperbaiki kesuburan kimia, fisik, dan biologis tanah, selain sebagai sumber

hara bagi tanaman. Pupuk organik juga dapat membantu memperbaiki struktur

tanah, meningkatkan permeabilitas tanah dan dapat untuk memulihkan

kondisi lahan yang sebelumnya menggunakan pupuk anorganik dan

mengurangi ketergantungan lahan pada pupuk organik. Produk dari hasil

pupuk organik juga lebih sehat, dan ramah lingkungan serta sedikit

mengurangi dampak negatif dari bahan kimia yang berbahaya bagi manusia

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas maka rumusan masalah penelitian adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh pada pertumbuhan tanaman cabai terhadap

pemberian konsentrasi EM4 yang berbeda – beda

2. Berapakah konsentrasi EM4 yang efektif untuk pertumbuhan tanaman cabai

rawit (Capsicum frutescens.L)

C. Batasan Masalah

1. Konsentrasi EM4 yaitu 10%, 20%, 30% dan 40% dengan setiap tanaman

mendapatkan 10 ml

2. Tanaman cabai rawit yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas

Hibrida cakra hijau

3. Pertumbuhan tanaman cabai dengan 3 parameter yaitu tinggi tanaman,

jumlah daun dan diameter batang.

D .Tujuan

1.Mengetahui pengaruh konsentrasi EM4 yang berbeda-beda terhadap

pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum frutescens. L).

2.Mengetahui konsentrasi yang efektif untuk pertumbuhan tanaman cabai

(24)

E. Manfaat

1.Bagi masyarakat

Bagi masyarakat khususnya para petani dapat menambah pengetahuan baru

tentang pemilihan pupuk yang tepat dan efektif bagi pertumbuhan cabai

((Capsicum frutescens) dan pemberian konsentrasi pupuk cair EM4 yang tepat serta diharapkan pupuk organik sebagai pemilihan yang tepat dalam

bertani.

2.Bagi peneliti

Menambah pengetahuan baru mengenai pengujian pupuk dengan

konsentrasi yang berbeda –beda serta memberi kesadaran baru bagi peneliti

untuk menggunakan pupuk organik yang bisa didapatkan di lingkungan

(25)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pupuk Organik

Pengertian pupuk bagi tanaman, pupuk sama seperti makanan pada manusia.

Oleh tanaman, pupuk digunakan untuk tumbuh, hidup, dan berkembang. Pupuk

mengandung zat atau unsur hara. Kandungan hara dalam tanaman berbeda-beda,

tergantungpada jenis hara, jenis tanaman, kesuburan tanah atau jenisnya, dan

pengelolaan tanaman (Rosmarkamdan Yuwono, 2002). Pupuk adalah suatu bahan

yang bersifat organik ataupun anorganik(buatan), bila diberikan pada tanaman

dapat menambah unsur hara. Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian

pupuk atau bahan -bahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun

tanah liat ke dalam tanah. Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan

adalah cara pemberiannya.Fungsi pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara

buatan yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur

nitrogen, fosfor, dan kalium(makronutrient). Sedangkan unsur sulfur, kalsium, magnesium, besi, tembaga, seng, dan boron merupakan unsur-unsur yang

dibutuhkan dalam jumlah sedikit (mikronutrien).

Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang

diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, misalnya

pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk organik mempunyai komposisi

kandungan unsur hara yang lengkap,kandungan bahan organik di dalamnya sangat

tinggi tetapi jumlah jenis unsur hara yang terkandung didalamnya rendah

(26)

tanah, meningkatkan daya serap tanah terhadap air, meningkatkan kondisi

kehidupan di dalam tanahdan mengandung zat makanan tanaman (Rinsema,

1993). Pemberian pupuk organik ke dalam tanah disamping bertujuan untuk

menyediakan unsur hara, juga bertujuan untuk memperbaiki kondisi fisik tanah

(Yuwono, 2005). Sifat fisik tanah dapat diperbaiki karena humus sebagai hasil

perombakan bahan organik dapat bersifat koloid, sehingga dengan menambahkan

bahan organik atau pupuk organik berarti akan menambah jumlah koloid tanah.

Hal ini penting untuk tanah bertekstur kasar yang mempunyai koloid tanah

sedikit, sehingga dengan pemberian pupuk organik, maka daya untuk menahan air

dan kapasitas tukar kation menjadilebih baik (Muhadi, 1979).

Tanah yang mengandung bahan organik tidak cepat mengering, sebab bahan

organik akan menambah kemampuan tanah menahan airpengaruh lain dari pupuk

organik dalam tanah bagi tanaman adalah menaikkan kadar CO2 (Soepardi,1979).

Bahan organik sebagai pembenah tanah akan sebagai penyangga dan sumber

unsur hara (Stevenson, 1983). Menurut Buckman dan Brady (1982) hasil

dekomposisi bahan organik akan menghasilkan humus yang warnanya coklat tua

sampai hitam yang mempunyai sifat dapat mengikat air empat sampai enam kali

(27)

B. Pupuk Cair EM4

Pupuk organik tradisional atau yang sering disebut dengan kompos, dalam

pelaksanaannya akan kita sempurnakan dengan pendekatan ilmu mikrobiologi,

menjadi pupuk organik yang lebih berkualitas, atau sering disebut sebagai pupuk

lengkap organik hayati. Pendekatan dengan mikrobiologi salah satunya adalah

bokasih. Bokasih adalah bahan organik yang kaya akan sumber hayati dan

merupakan fermentasi bahan organik dari limbah pertanian (pupuk kandang,

jerami, sampah, sekam, serbuk gergaji dan rumput). Efektif mikroorganisme

(EM4) adalah bakteri pengurai dari bahan organik yang dapat menjaga kestabilan

produksi. Disamping mengandung unsur hara makro dan mikro yang banyak,

fermentasi dengan menggunakan Efektif mikroorganisme juga mengandung mikroorganisme yang menguntungkan yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia

dan biologi tanah. Dalam perkembanganya bokasih dapat dibuat dari bahan

organik seperti dedak, ampas kelapa, tepung ikan, sampah kota, dan kotoran

ternak. Bahan – bahan ini difermentasi dengan mikrooganisme sebagai pelaku

utama dalam fermentasi tersebut yaitu Efektif mikroorganisme (Lingga,2006). Larutan Efektif mikroorganisme ditemukan pertama oleh Prof.Dr.Teruo Higa dari Universitas Rykyus Jepang dengan kandungan mikroorganisme sekitar 80

genus. Mikroorganisme tersebut dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam

memfermentasikan bahan organik. Dalam proses fermentasi bahan organik

mikroorganisme akan bekerja dengan baik apabila kondisinya sesuai, yaitu

apabila dalam keadaan anaerob, pH rendah (3-4), kadar gula tinggi, kadar air

(28)

Penerapan teknologi Efektif mikroorganisme merupakan teknologi alternatif yang memberikan peluang seluas-luasnya untuk meningkatkan dan menjaga

kestabilan produksi tanaman pertanian. Cara kerja EM4 didalam tanah secara

sinergis dapat menekan populasi hama dan penyakit tanaman, meningkatkan

kesuburan tanah secara fisik, kimia dan biologis sehingga dapat meningkatkan

kesehatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Efektif

mikroorganismeadalah kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan produksi

tanaman, serta ramah lingkungan. Mikroorganisme yang ditambahkan akan

membantu memperbaiki kondisi biologi tanah dan dapat membantu penyerapan

unsur hara.Sebagian besar mengandung mikroorganisme seperti bakteri

fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.), bakteri asam laktat (Lactobacillus sp.),ragi, Actinomycetes sp, dan jamur fermentasi. Menurut Jose (2011) manfaat atau peranan mikroorganisme tersebut yaitu :

Bakteri Fotosintetik, peranan dari bakteri ini yaitu merubah gas-gas berbahaya

menjadi zat bermanfaat, menghilangkan bau tak sedap dan meningkatkan

fotosintesis tanamandan menunjang pertumbuhan bakteri asam laktat, ragi dan

jamur.

Bakteri Asam Laktat, bakteri ini menghasilkan asam laktatsebagai hasil

penguraian gula dan karbohidrat lain yang bekerjasama dengan bakteri

fotosintesis dan ragi. Asam laktat ini merupakan bahan sterilisasi kuat yang

(29)

menghasilkan zat-zat bioaktif(hormon dan enzim) membantu perkembangan

bakteri asam laktatdan dapat menghasilkan alkohol, dan ester.

Actinomycetes. sp, Actinomycetes.sp memiliki bentuk antara bakteri dan jamur Mikroorganisme ini dapat menghasilkan zat antimikroba untuk menekan jamur

dan bakteriberbahaya.

Jamur Fermentasi, jamur ini menghasilkan alkohol, ester,zat anti mikroba dan

menghilangkan bau serta mencegah serbuan serangga dan ulat.

EM4 diaplikasi sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan

populasi mikroorganisme di dalam tanah yang selanjutnya dapat meningkatkan

kesuburan dari pertumbuhan tanaman tersebut maka dengan demikian

produktivitas dari tanaman tersebut akan meningkat. EM4 juga dapat digunakan

untuk mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan, masalah

pada peternakan, membersihkan air limbah, serta meningkatkan kualitas air pada

tambak udang dan ikan. Ada beberapa keuntungan dan manfaat dari EM4, yaitu :

1. Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

2. Meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, serta menekan aktivitasSerangga

hama dan mikroorganisme patogen.

3. Meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman dan menjaga

kestabilan produksi.

4. Mempercepat proses fermentasi pada pembuatan kompos. (Marsono dan

(30)

C. Tanaman Cabai

Tanaman cabai merah tanaman cabai rawit (Capsicum frutescensL.) berasal dari iklim tropis dan subtropics benua Amerika, khususnya Colombia, Amerika

Selatan dan terus menyebar ke Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali

ditemukan dalam tapak galian sejarah Peru dan sisa biji yang telah berumur lebih

dari 5000 tahun SM didalam gua di Tehuacan, Meksiko. Penyebaran cabai ke

seluruh dunia termasuk Negara -negara di Asia, seperti Indonesia yang dilakukan

oleh pedagang Spanyol dan Portugis (Dermawan,2010). Cabai memiliki nama

ilmiah Capsicum sp.Cabai mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, dan C), damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin,

clanlutein. Selain itu, juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium,

fosfor, dan niasin. Selain kapsaisin cabai juga mengandung kapsisidin. Unsur lain

di dalam cabai adalah kapsikol yang dimanfaatkan untuk mengurangi pegal-pegal,

sakit gigi, sesak nafas, dan gatal-gatal.Tanaman cabai menurut sejarahnya berasal

(31)

Berikut ini merupakan klasifikasi botanistanaman Cabai (Rukmana, 1996) :

Kingdom :Plantae

Subkingdom :Tracheobionta

Super Divisio :Dicotyledonae

Divisio :Sympetale

Classis :Magnoliopsida

Sub Classis :Asteridae

Ordo :Solanales

Familia :Solanaceaee

Genus :Capsicum

Spesies :Capsicum frutescens .L

Solanaceae merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan

vitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah

(bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dan dibudidayakan dengan mudah sehingga

bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar

(Harpenas, 2010). Tanaman Cabai rawit yang digunakan dalam penelitian ini

[image:31.612.114.523.145.505.2]

adalah varietas hibrida cakra hijau.

Gambar 2.1. Capsicum frutescens.L .

(32)

Berikut adalah syarat tumbuh tanaman cabai dalam budidaya tanaman cabai

adalah sebagai berikut :

1. Iklim

Suhu berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, demikian juga terhadap

tanaman cabai. Suhu yang ideal untuk budidaya cabai adalah24-28℃ Pada

suhu tertentu seperti 15℃ dan lebih dari 32℃ akan menghasilkan buah cabai

yang kurang baik. Pertumbuhan akan terhambat jika suhu harian di areal

budidaya terlalu dingin. Menurut Tjahjadi (1991), mengatakan bahwa tanaman

cabai dapat tumbuh pada musim kemarau apabila dengan pengairan yang

cukup dan teratur. Iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhannya antara lain,

penyinaran yang dibutuhkan adalah penyinaran secara penuh, bila penyinaran

tidak penuh pertumbuhan tanaman tidak akan normal.

2. Curah Hujan

Walaupun tanaman cabai tumbuh baik di musim kemarau tetapi juga

memerlukan pengairan yang cukup. Adapun curah hujan yang dikehendaki

yaitu 800-2000 mm/tahun.

3. Suhu dan Kelembaban

Tinggi rendahnya suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Adapun suhu yang cocok untuk pertumbuhannya adalah siang hari 210C-280C

dan malam hari 130C-160C, Untuk kelembaban tanaman 80%.

4. Angin

Angin yang cocok untuk tanaman cabai adalah angin sepoi-sepoi, angin

(33)

5. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat untuk penanaman cabai adalah adalah dibawah 1400 m

dpl, berarti cabai dapat ditanam pada dataran rendah sampai dataran tinggi

(1400 m dpl). Di daerah dataran tinggi tanaman Cabai dapat tumbuh, tetapi

tidak mampu berproduksi secara maksimal.

6. Tanah

Cabai sangat sesuai ditanam pada tanah yang datar. Dapat juga ditanam

pada lereng-lereng gunung atau bukit. Tetapi kelerengan lahan tanah untuk

cabai adalah antara 0-100. Tanaman cabai juga dapat tumbuh dan beradaptasi

dengan baik pada berbagai jenis tanah, mulai dari tanah berpasir hingga tanah

liat N dan K, tanaman cabai akan tumbuh optimal pada tanah dengan

perbandingan 2:1 yaitu tanah dan kompos. Tanaman cabai tidak cocok dengan

air yang menggenang (Harpenas, 2010). Pertumbuhan tanaman cabai akan

optimum jika ditanam pada tanah dengan pH 6-7.

F. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran yang dapat diketahui dengan adanya

pertambahan panjang, diameter batang dan luas bagian tanaman. Parameter lainya

adalah pertambahan volume, dan massa. Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor

internal dan external. Faktor internal meliputi gen(sifat dari tanaman tersebut) dan

hormon sedangkan faktor luar meliputi :

 Air,tumbuhan tidak dapat tumbuh tanpa air. Air termasuk senyawa yang

(34)

mengaktifkan reaksi enzim ezimatik, menjaga kelembapan dan membentuk

perkecambahan pada biji.

 Nutrisi, nutrisi adalah sumber energi dan sumber materi untuk mensintesis

berbagai komponen sel. Tidak hanya karbondioksida dan air saja yang

dibutuhkan tumbuhan untuk bisa tumbuh dengan baik tetapi juga beberapa

unsur unsur minerel. Adapun menurut jumlah yang di butuhkan oleh tanaman

unsur mineral ini dibedakan menjadi dua yaitu Makroelemen yaitu golongan

unsur-unsur mineral yang dibutuhkan dalam jumlah banyak. Makroelemen ini

meliputi oksigen, karbon, hidrogen, sulfur, nitrogen, fosfor,kalium, kalsium

dan magnesium. Mikroelemen yaitu golongan unsur-unsur mineral yang

dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Mikroelemen ini meliputi besi, klorin,

tembaga, seng, molibddenum, boron dan nikel. Mikroelemen ini berfungsi

sebagai kofaktor yaitu reaksi enzimatik dalam tumbuhan. Jika kekurangan

nutrisi maka tumbuhan tersebut akan mengalamai defisiensi. Defisiensi ini

menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu.

 Cahaya, pada umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi tanaman

karena dapat menguraikan auksin. Tetapi cahaya juga merangsang pembungaan

tumbuhan tertentu. Ada tumbuhan yang dapat berbunga pada hari pendek

(lamanya penyinaran matahari lebih pendek ketimbang waktu gelapnya malam).

Ada pula tumbuhan yang berbunga pada hari panjang(lamanya penyinaran

matahari lebih lama ketimbang waktu gelapnya). Hal itu dapat terjadi karena

(35)

dalam pertumbuhan dan perkembangan pembungaan tanaman (Leopold dan

Kreideman, 1995)

Pada aplikasi EM4 dapat membantu pertumbuhan tanaman karena EM4 secara

aktif memfermentasikan bahan organik. Hasil fermentasi dapat diserap langsung

oleh perakaran, misalnya gula, alkohol, asam amino, protein, karbohidrat, protein

dan glukosa. Selain itu EM4 merangsang perkembangan mikroorganisme yang

menguntungkan tanaman, melindungi tanaman dari serangan penyakit sehingga

dapat menyuburkan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman (Wididana

dan Muntoyoh, 1999).Selain itu juga pemberiaan EM4 dapat menekan

perkembangan populasi Fusarium sp dan meningkatkan perkembangan

Trichoderma sp. serta Penicilin sp serta dapat memacu pertumbuhan dan produksi tanaman (Higa dan Wididana, 1991).Dari penelitian Phabiola (1997) yaitu

dengan pemberian 10 cc EM4 per lier yang dikombinasikan dengan NPK (250 Kg

Urea + 100 Kg TSP + 80 Kg KCL per hektar) menyebabkan serapan fosfor (P)

tanaman tinggi dan berbeda nyata dengan kontrol, sehingga didapat peningkatan

serapan P tanaman sampai 176,3 persen dibandingkan dengan kontrol.

Peningkatan serapan P tanaman akan berhubungan langsung dengan P yang

tersedia dalam tanah. Keadaaan ini sejalan dengan pendapat Higa dan

Wididana(1993)yang mengatakan bahwa pemberian EM4 ke dalam tanah dapat

meningatakan ketersediaan P2O5 bagi tanaman. Umumnya seyawa fosfat yang

tidak larut (organik dan anorganik) tidak tersedia bagi tanaman dan dengan

pemberian EM4 diduga dapat melarutkan senyawa fosfat menjadi tersedia dan

(36)

penelitian Higa dan Wididana (1993) yang menunjukkan bahwa lahan yang diberi

perlakuan EM4 mempunyai kandungan fosfat terlarut lebih banyak dari pada

kontrol. Dijelaskan lebih lanjut bahwa pemberian EM4 dapat meningkatkan

aktivitas bakteri pelarut fosfat alam tanah antara lain : Pseudomonas, Mycobacter, Flavobacterium, Pinicillium, dan Sclerotium.

Mikroorganisme yang menguntungkan dalam EM4 dapat menyuburkan tanah

melalui penyediaan nitrogen bagi tanaman kurang lebih 30%, meningkatnya

serapan P tanah dan melarutkan fosfat. Selain itu mikroorganisme yang berasal

dari EM4 juga dapat menghasilkan asam-asam organik yang mampu bereaksi

melarutkan mineral-mineral tanah. Pemberian EM4 ke dalam tanah mampu

meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme tanah sehingga

jumlahnya meningkat dan aktifitas mikroorganisme juga meningkat.

Menurut pendapat Higa dan Wididana (1999), mikroorganisme yang terdapat

dalam kultur EM4 justru dapat mengatur keseimbangan mikroorganisme tanaman

dan tanah. Peningkatan konsentrasi EM4 menyebabkan populasi mikroorganisme

di dalam tanah meningkat dan aktivitas penguraian bahan organik berupa gula,

alkohol, asam asetat, asam amino dan senyawa organik lain termasuk CO2 juga

meningkat, sehingga hasil penguraian berupa bahan organik juga meningkat

(37)

G. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan yakni Phabiola (1997) melakukan penelitian

pada tanaman padi didapatkan hasil bahwa pemberian EM4 berpengaruh nyata

terhadap semua faktor pertumbuhan dan parameter produksi yang diamati dan

juga konsentrasi EM4 menghasilkan jumlah anakan, tinggi tanaman, kadar P dan

tunas serta kadar CO2 tanah tertingi dibandingkan dengan perlakuan lainya.

Penelitiana relevan yang lainya adalahyang dilakukan oleh Triyanto (2010)

pemberian EM4 terhadap tanaman sawi (Brassica juncea L.) sebanyak 100 ml memberikan pengaruh yang signifikan tehadap tinggi batang dan jumlah daun

dibandingan dengan pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea L.) dengan menggunakan pupuk kandang.

H. Hipotesis

1. Pemberian pupuk cair EM4 dengan konsentrasi yang berbeda-beda

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Variabel Penelitian

Jenis penelitiaan yang digunakan adalah penelitian ekperimen, yang dapat

didefinisikan sebagai kegiatan terperinci yang direncanakan untuk menghasilkan

data atau penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari

pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dengan kontrol yang ketat

penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh pada

pertumbuhan cabai dengan pemberiaan perlakuan konsentrasi EM4 yang

berbeda-beda. Dalam penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu variabel

bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Variabel adalah segalah sesuatu

yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian

1. Variabel bebas adalah variabel yang nilainya mempengaruhi nilai

variabelterikat. Variabelbebas dalam penelitian ini meliputi, Pemberian pupuk

cair EM4 dengan 4 jenis konsentrasi.

2. Variabel Terikat adalah variable yang nilainya dipengaruhi oleh variabel

bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini meliputi, tinggi tanaman cabai,

jumlah daun dan diameter batang.

3. Variabel kontrol adalah variabelyang menjadi variabel bebas dan dimasukan

kedalam penelitiaan tetapi dibuat konstan. Variabel kontrol dalam penelitiaan

ini meliputi, kelembapan tanah, umur bibit tanaman, penyiraman sehari

(39)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian bertempat di kebun Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma

Desa Paingan, Maguwoharjo Yogyakarta. Waktu penelitian berlangsung selama 1

bulan dimulai pada bulan April 2015.

C. Desain Penelitiaan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan yang paling sederhana

di antara rancangan-rancangan percobaan yang baku. Pola ini dikenal sebagai

pengacakan lengkap atau pengacakan dengan tiada pembatasan. Dalam rancangan

penelitiaan ini dilakukan pembuatan denah percobaan dengan pengacakan untuk

memperoleh nilai yang tidak bias, nilai tengah maupun beda nilai antar nilai

tengah. Pengacakan dilakukan terhadap penempatan perlakuan satuaan percobaan

(Tanujaya, 2013). Pada penelitian ini terdapat 4 perlakuan konsentrasi yaitu,

10, 20, 30 40 EM4 dan kontrol (Pembanding). Dengan volume untuk

[image:39.612.102.510.197.587.2]

masing-masing tanaman adalah 10 ml.

Tabel. 3.1 Denah Penelitiaan

A1 A2 A3 A4 A5 A6

B1 B2 B3 B4 B5 B6

C1 C2 C3 C3 C5 C6

D1 D2 D3 D4 D5 D6

(40)

Keterangan :

1,2,3,4,5,6 :Pengulangan

A :Perlakuan konsentrasi 10 ml

B :Perlakuan konsentrasi20 ml

C :Perlakuan konsentrasi30 ml

[image:40.612.100.512.105.565.2]

D :Perlakuan konsentrasi 40ml E :Kontrol

Tabel 3.2 Tinggi tanaman Cabai rawit

Perlakuan

Tinggi (cm) Pada

pengulangan ke Selisih

1 2 3 4

A B C D

Tabel 3.3 Diameter batang tanaman Cabai rawit

Perlakuan

Diameter Batang (cm)

Pada pengulangan ke Selisih

1 2 3 4

[image:40.612.172.436.592.704.2]

A B C D

Tabel 3.4 Hasil pengamatan jumlah daun tanaman Cabai rawit

Perlakuan

Jumlah daun Pada

pengulangan ke Jumlah

1 2 3 4

(41)

D. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Polibag

2. Gunting

3. pH meter

4. Buku

5. pot

6. Mistar / penggaris

7. Gelas ukur kecil

8. Gelas ukur besar

b. Bahan

1. Pupuk Cair EM4

(42)

E. Prosedur Kerja

1.Persiapan lahan

Dalam penelitiaan ini tanaman dilakukan pembibitan terlebih dahulu di dalam

polybag. Kemudian setelah tumbuh beberapa helai daun baru dipindahkan ke dalam polybag

2.Persiapan sarana tanaman

Terdiri dari :

a. Penyiapan wadah tanam ,

Polybag yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30polybag,

dengan masing –masing perlakuaan 5 polybag.

b. Penyiapan media tanam

Media tanam yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah campuran

dengan perbandingan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:2.

Penyiapan media tanam ini meliputi :

 Penyiapan pupuk, pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pupuk cair EM4. Penyiapan pupuk terdiri dari 4 konsentrasi yakni

10%, 20%,30%, dan 40% dengam masing–masing

polybagmendapatkan 10 ml.

 Penyiapan bibit, sebelum melakukan penelitiaan bibit cabai terlebih

dilakukan persemaian rendam benih cabe rawit dengan air hangat

selama kurang lebih 6 jam, dimaksudkan untuk merangsang

pertumbuhan. Kemudian masukkan benih cabai kedalam polybag

(43)

Penyiraman dilakukan setiap sore. Agar kucuran air tidak merusak

media tanam, tutup permukaan polybag dengan kertas koran. Kemudian siram permukaan kertas koran dengan gembor hingga

airnya menetes ke permukaan polybag. Benih akan tumbuh menjadi bibit cabai rawit maksimal setelah dua minggu. Tetapi biasanya

pada hari ke-7 bibit sudah mulai tumbuh. Khusus dalam penelitian

ini waktu yang diperlukan untuk memindahkan bibit cabai ke dalam

polybag berumur 10 hari.

 Penanaman tanaman Cabai

 Media tanam di dalampolybagdan disiram sampai basah.  Bibit bersama akar dan media tanamnya dikeluarkan dari

polybag dan secara hati –hati agar tidak terlepas dari tanahnya dan segera ditanam di dalam polybag dengan ukuran yang besar.

 Setelah bibit ditanam pada polybagdisiram dengan air bersih hingga cukup basah.

 Kemudian polybag ditempatkan di tempat yang mendapatkan cahaya matahari secukupnya.

3. Pemeliharaan tanaman cabai, meliputi:

 Penyiraman

Penyiraman adalah salah satu faktor penentu keberhasilan dalam

(44)

kelebihan air. Mengingat penanaman dilakukan pada musim penghujan,

sehingga penyiraman tidak terlalu rutin dilakukan. Kelembapan udara juga

harus diperhatikan, pengukuran kelembapan udara menggunakan alat

moisture meter.

 Pemupukan

Pemupukan pada tanaman cabai dilakukan setelah pemindahan dari

polybag kecil ke polybag besar. Pemupukan dilakukan sekali dalam seminggu.

 Pengamatan

Pengamatan pada tanaman cabai dilakukan selama seminggu sekali

dengan mengukur tinggi tanaman,dan jumlah daun dan diameter batang.

Untuk memperoleh data pada penelitian ini maka pengamatan dilakukan

selama 1 bulan. Pengamatan pada tinggi tanaman dilakukan dengan

menggunakan mistar/penggaris dari pangkal batang menuju ujung

cabang dan diameter batang diukur menggunakan jangka sorong.

Penghitungan jumlah daun dimulai setelah seminggu dilakukanya

pemupukan.Dalam penelitian ini selalu dilakukan pengecekan penyakit

(45)

F. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh pada hasil pengamatan kemudiaan di rata –ratakan

dengan 4 kali pengulangan. Pada penelitiaan ini menggunakan uji anova satu arah

atau One Way Analysis of Variance. Untuk melakukan uji Anova, harus dipenuhi beberapa asumsi, yaitu: Sampel berasal dari kelompok yang independen, variansi

antar kelompok harus homogen atau memiliki varians yang sama dan Data

masing-masing kelompok berdistribusi normal. Uji normalitas digunakan untuk

mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya

digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika

analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus

terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Dalam penelitian ini

digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih

besar dari 5% atau 0,05.Uji Homogenitas dengan SPSS dalam Statistik Uji

Homogenitas digunakan untuk mengetahui varian dari beberapa populasi sama

atau tidak. Uji ini biasanya dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis

Independent Sampel T Test dan Anova. Asumsi yang mendasari dalam Analisis of

varians (ANOVA) adalah bahwa varian dari beberapa populasi adalah sama. Uji

Homogenitas digunakan sebagai bahan acuan untuk menentukan keputusan uji

statistik. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah

 Jika nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua

(46)

 Jika nilai signifikansi > 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua

atau lebih kelompok populasi data adalah sama.

Pada penelitian ini digunakan uji Anova satu jalur (One way anova)yang dilakukan untuk menguji ada tidaknya perbedaan mean pada masing-masing

kelompok. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan melihat nilai F hitung > F

table untuk  0,05 berarti tidak ada perbedaan yang bermakna sehingga tidak

[image:46.612.104.508.267.565.2]
(47)

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitiaan

1. Tinggi tanaman

Pengukuran dilakukan selama 1 bulan yakni pada tanggal : 25 Mei 2015,

[image:47.612.98.509.172.529.2]

1 Juni 2015, 8 Juni 2015, dan 16 Juni 2015.

Tabel 4.1. Data rata- rata hasil pengukuran tinggi tanaman

Perlakuaan Tinggi tanaman (cm)

ulangan ke Jumlah

Rata -rata

1 2 3 4 5 6

10% 8,9 20,5 16,3 8,8 14 17 88,5 14,2

20% 17,1 11,1 16,6 13,2 18,1 14,2 89,27 14,8

30% 29,2 27,3 23,6 21,1 21,6 12,7 135,5 22,5

40% 18 32,8 22,3 25,8 21 30,5 150,4 25

Kontrol 8,6 20,8 15,1 7,6 22,3 6,3 80,3 13,4

Berdasarkan hasil penelitiaan yang dilakukan dengan perlakuan

konsentrasi EM4 yang berbeda-beda menunjukan bahwa tinggi tanaman

perlakuan konsentrasi 40% memiliki rata-rata tinggi tanaman paling tinggi

25,4 cm dan kontrol memiliki rata-rata tinggi tanaman paling kecil yaitu 12,9

cm. Rentangan antara rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman paling tinggi

yakni pertumbuhan tanaman dengan perlakuan konsentra 40% sampai yang

paling rendah yakni pertumbuhan tanaman kontrol (pembanding) adalah 11,6

cm.

Perlakuan konsentrasi 10% dan kontrol memiliki selisih rata-rata tinggi

(48)

tinggi tanaman sebesar 7 cm dan selisih rata-rata tinggi tanaman perlakuan

konsentrasi 30% dan 40% adalah 1,8 cm.

Gambar 4.1. Grafik pertumbuhan tinggi batang

Berdasarkan gambar 4.1 Grafik pertumbuhan tinggi tanaman didapatkan

hasil bahwa setiap minggunya tanaman dengan semua perlakuaan dan kontrol

mengalami peningkatan tinggi tanaman. Peningkatan pertumbuhan tinggi

tanaman tertinggi pada perlakuan konsentrasi 40% dan terendah adalah pada

kelompok kontrol(pembanding).

Berdasarkan uji statistika Hasil uji normalitas tinggi batang pada lampiran

5kolom pertama menunjukan p value (sig) > 0,05 sehingga H0diterima bahwa

data diambil dari berdistribusi normal. Kemudiaan dilakukan uji lanjutan

dengan menggunakan uji homogenitas variansi pada lampiran 7 dari hasil uji

variansi menunjukan bahwa p value (sig) > 0,05 sehingga H0 diterima bahwa

variasi tiap kelompok adalah sama (homogen).Selanjutnya data tersebut diuji

dengan dengan Uji Anova pada lampiran 8 berdasarkan hasil tersebut

menunjukan hasil p value (sig) <0,05 dengan demikian, H0 ditolakdan H1

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

M inggu 1 M inggu 2 M inggu 3 M inggu 4

T in g g i B a ta n g ( c m )

[image:48.612.100.511.155.563.2]

M inggu ke

Grafik Tinggi Batang

(49)

diterima yang berarti ada perbedaan yang signifikan pada pertumbuhan tinggi

tanaman cabai tersebut dengan perlakuan konsentrasi EM4 yang

berbeda-beda. Data kemudiaan diuji lanjutan dengan menggunakan Post hoc tujuaanya

adalah untuk mengetahui pasangan perlakuan mana yang mempunyai rata -

rata yang berbeda.

Berdasarkan hasil Post Hoc pada lampiran 9 menujukan bahwa perlakuan

konsentrasi 10% berbeda dengan perlakuan konsentrasi 30% dan 40% dan

tidak berbeda signifikan dengan perlakuan konsentrasi 20% dan kontrol.

Perlakuan konsentrasi 20% berbeda signifikan dengan perlakuan konsentrasi

30% dan 40% dan tidak berbeda signifikan dengan perlakuan 10% dan

kontrol. Perlakuan konsentrasi 30% berbeda signifikan dengan perlakuan

konsentrasi 10%, 20% dan kontrol dan tidak berbeda signifikan dengan

perlakuan konsentrasi 40%. Perlakuan konsentrasi 40% berbeda signifikan

dengan perlakuan konsentrasi 10%, 20% dan kontrol dan tidak berbeda

signifikan dengan perlakuan konsentrasi 30%. Kontrol berbeda signifikan

dengan perlakuan konsentrasi 30% dan 40% dan tidak berbeda dengan

(50)

2. Jumlah daun

Pengukuran dilakukan selama 1 bulan yakni pada tanggal : 25 Mei 2015, 1

[image:50.612.101.508.191.608.2]

Juni 2015, 8 Juni 2015, dan 16 Juni 2015.

Tabel 4.5. Data pengukuran jumlah daun

Perlakuan Jumlah daun (helai)

ulangan ke Jumlah

Rata -rata

1 2 3 4 5 6

10% 5 7 10 7 7 7 45 7

20% 8 9 10 6 7 4 46 8

30% 13 11 9 10 9 7 60 9

40% 9 12 10 12 10 12 67 11

Kontrol 7 7 10 4 9 4 4 7

Berdasarkan Tabel 4.2. data pengukuran jumlah daun pertumbuhan jumlah

daun tiap perlakuan konsentrasi tidak memiliki perbedaan yang besar.

Perlakuan 30% memiliki rata-rata jumlah helai daun paling tinggi yakni 9.

Untuk rata-rata jumlah helai daun tingkat paling tinggi sampai yang terendah

adalah perlakuan konsentrasi 40%, 30%, 20%, 10%, dan kontrol. Rentangan

antara rata-rata pertambahan helai daun paling tinggi yakni pertumbuhan

tanaman dengan perlakuan 40% dan pertambahan helai daun yang paling

rendah yakni pertumbuhan pada kelompok tanaman kontrol (pembanding)

yakni 4 helai.

Perlakuan 10% dan kontrol memiliki selisih rata-rata jumlah helai daun 1

helai. Perlakuaan 20% dan 30% memiliki selisih rata-rata jumlah helai daun 3

helai dan selisih rata-rata jumlah helai daun perlakuan 30% dan 40% adalah 1

(51)

Gambar 4.2.Grafik pertambahan jumlah daun.

Pertumbuhan tanaman dapat dilihat dari semakin tinggi tanaman tersebut

dan semakin banyak tunas-tunas daun maka pertumbuhan tanaman dikatakan

semakin bagus. Berdasarkan gambar 4.2 Grafik pertumbuhan jumlah daun

menunjukan bahwa setiap minggu tanaman dengan semua perlakuan dan

kontrol mengalami peningkatan namun peningkatan tersebut tidak jauh

berbeda dengan perlakuan yang satu dan lainya. Pertambahan jumlah helai

daun tertinggi pada tanaman dengan perlakuan konsentrasi 40% sedangkan

untuk pertambahan jumlah helai daun pada perlakuan konsentrasi 10% dan

kontrol memiliki pertambahan jumlah daun yang tidak berbeda jauh.

Berdasarkan uji normalitas pada lampiran 5 tepatnya kolom kedua yang

dilakukan bahwa data berdistribusi normal menunjukan p value (sig) > 0,05

sehingga H0diterima bahwa data diambil dari berdistribusi normal. Data

selanjutnya diolah dengan menggunakan uji Variansi berdasarkan lampiran 11

yang dilakukan hasilnya menunjukan bahwa p value (sig) > 0,05 sehingga H0

diterima bahwa variasi tiap kelompok adalah sama (homogen). Kemudian

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

M inggu 1 M inggu 2 M inggu 3 M inggu 4

Ju m la h D a u n ( h e la i)

[image:51.612.97.511.107.524.2]

M inggu ke

Grafik Jumlah Daun

(52)

diuji dengan uji Anova.Berdasarkan hasil uji Anova tersebut pada lampiran

12hasilnya menunjukan hasil p value (sig) < 0,05 dengan demikian H0ditolak

dan H1 diterima yang berarti ada perbedaan yang signifikan pada jumlah daun

cabai tersebut dengan perlakuan konsentrasi EM4 yang berbeda-beda. Data

selanjutnya diuji lanjutan dengan menggunakan Post Hoc.

Berdasarkan hasil Post Hoc jumlah daun pada lampiran13 hasilnya

menujukan bahwa perlakuan konsentrasi 10% berbeda signifikan dengan 30%

dan 40% dan tidak berbeda dengan perlakuan 20% dan kontrol. Perlakuan

konsentrasi 20% berbeda signifikan dengan perlakuan konsentrasi 40% dan

tidak berbeda signifikan dengan perlakuan konsentrasi 10%, 30% dan kontrol.

Perlakuan konsentrasi 30% berbeda signifikan dengan perlakuan konsentrasi

10% dan kontrol dan tidak berbeda signifikan dengan perlakuan konsentrasi

20% dan 40%. Perlakuan konsentrasi 40% berbeda signifikandengan perlakuan

konsentrasi 10%, 20% dan kontrol dan tidak berbeda signifikan dengan

perlakuan konsentrasi 30%. Kontrol berbeda signifikan dengan perlakuan

konsentrasi 30% dan 40% dan tidak berbeda signifikan dengan perlakuan

(53)

3. Diameter batang

Pengukuran dilakukan selama 1 bulan yakni pada tanggal : 25 Mei 2015,

[image:53.612.100.509.207.568.2]

1 Juni 2015, 8 Juni 2015, dan 16 Juni 2015.

Tabel 4.9. Data rata-rata pengukuran diameter batang

Perlakuan Diameter Batang (cm)

ulangan ke Jumlah

Rata -rata

1 2 3 4 5 6

10% 0,22 0,29 0,22 0,22 0,22 0,21 1,38 0,23

20% 0,24 0,24 0,29 0,29 0,29 0,23 1,53 0,26

30% 0,40 0,39 0,34 0,29 0,22 0,38 2,02 0,33

40% 0,36 0,34 0,41 0,55 0,51 0,54 2,71 0,45

Kontrol 0,28 0,20 0,20 0,33 0,20 0,16 1,37 0,22

Berdasarkan Tabel 4.3.Data rata-rata pengukuran diameter batang

perlakuan konsentrasi 40% memiliki diameter paling besar dan diikuti

perlakuan konsentrasi 30%, 20%, 10% dan kontrol. Rentangan antara

rata-rata diameter batang paling besar yakni pertumbuhan tanaman dengan

perlakuan 40% dan diameter batang paling kecil yakni pada pertumbuhan

tanaman kontrol (pembanding) yaitu 0,23 cm.

Perlakuan konsentrasi 10% dan kontrol memiliki selisih rata-rata diameter

batang 0,3 cm. Perlakuan konsentrasi 20% dan 30% memiliki selisih rata-rata

diameter batang 0,7 cm dan selisih rata-rata diameter batang perlakuan

konsentrasi 30% dan 40% 0,11 cm. Perlakuan konsentrasi 10% dan 20%

memiliki selisih rata-rata 0,21 cm. Perlakuan 20% dan 40% memiliki selisih

(54)

Gambar.4.3Grafik pertumbuhan diameter batang

Berdasarkan gambar 4.3 Grafik pertumbuhan diameter batang setiap

minggunya terjadi peningkatan diameter batang pada perlakuaan.

Pertumbuhan batang tertinggi adalah tanaman dengan perlakuan konsentrasi

40% sedangkan untuk perlakuan konsentrasi 10% dan kontrol terlihat

memiliki peningkatan ukuran diameter batang yang tidak jauh berbeda.

Salah satu parameter yang dilihat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan

diameter batang. Berdasarkan uji normalitas pada lampiran 5 tepatnya kolom

ke tiga menunjukan data diambil dari distribusi normal dengan hasilnya p

value (sig) > 0,05 sehingga H0 diterima. Selanjutnya data diuji homogenitas.

Berdasarkan hasil uji Homogenits pada lampiran 15 p value (sig) > 0,05

sehingga H0 diterima bahwa variasi tiap kelompok adalah sama. Kemudian

data diuji dengan Anova. Berdasarkan hasil uji Anova lampiran 16

menunjukan bahwa p value (sig) ,0,73< 0,05 berarti ada perbedaan yang

signifikan pada diameter batang dengan perlakuan konsentrasi EM4 yang

berbeda-beda tersebut. Kemudiaan data dilakukan uji lanjutan dengan

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

M inggu 1 M inggu 2 M inggu 3 M inggu4

D ia m e te r B a ta n g ( c m )

[image:54.612.99.509.115.622.2]

M inggu ke

Grafik Diameter Batang

(55)

menggunakan Post Hoc. Berdasarkan hasil Post Hoc pada lampiran

17hasilnya menujukan bahwa perlakuan konsentrasi 10% berbeda

signifikandengan 30% dan 40% dan tidak berbeda signifikan dengan

perlakuan konsentrasi 20% dan kontrol. Perlakuan konsentrasi 20% berbeda

signifikan dengan 30% dan 40% dan tidak berbeda signifikan dengan

perlakuan konsentrasi 10% dan kontrol. Perlakuan konsentrasi 30% berbeda

signifikan dengan perlakuan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40% dan kontrol.

Perlakuan konsentrasi 40% berbeda signifikan dengan perlakuan konsentrasi

10%, 20%,30% dan kontrol. Kontrol berbeda signifikan dengan perlakuan

konsentrasi 30% dan 40% dan tidak berbeda signifikan dengan perlakuan

konsentrasi 10% dan 20%.

B. Pembahasan

1. Tinggi tanaman

Berdasarkan output deskriptif pada lampiran 6 diperoleh rata-rata tinggi

tanaman untuk perlakuan konsentrasi 10% rata-rata 14,30 cm, 14,91 cm untuk

perlakuan konsentrasi 20%, 22,52 cm untuk perlakuan 30%, 24,20 cm untuk

perlakuan 40% dan untuk kontrol 13,50 cm. Tinggi tanaman minimal

perlakuan konsentrasi 10% adalah 6,0 cm maksimal 30. Tinggi tanaman

minimal perlakuan konsentrasi 20% adalah 6,50 cm maksimal 25,60 cm.Tinggi

tanaman minimal perlakuan konsentrasi 30% adalah 6,00 cm maksimal 47,00

cm. Tinggi tanaman minimal perlakuan konsentrasi 40 % adalah 10 cm

(56)

Standar devisiasi terendah adalah tinggi tanaman perlakuan konsentrasi 20%

yaitu 6,10 dan standar devisiasi tertinggi adalah tinggi batang perlakuan

konsentrasi 30% yaitu 12,06. Nilai standar devisiasi menunjukan keseragaman

data, sehingga semakin besar nilai standar devisiasi menunjukan semakin

besarnya ketidakseragaman data. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

perlakuaan konsentrasi 30% dan 40% menunjukan ketidakseragaman data

(Variatif) dalam tinggi tanaman dengan tinggi tanaman dengan perlakuaan

konsentrasi 10%, 20% dan kontrol. Selanjutnya, melalui uji Post Hoc LSD

untuk mengetahui perbedaan diantara kelompok tersebut. Dikatakan berbeda

dengan kelompok yang lain jika tingkat signifikan p value < 0,05.

Berdasarkan hasil analisis statistic ANOVA pada penelitian ini

pertumbuhan tinggi batang yang paling optimal terdapat pada perlakuan

konsentrasi 40%. Dapat disimpulkan dalam penelitian ini semakin tinggi

konsentrasi EM4 semakin baik untuk pertumbuhan tinggi tanaman cabai.Hal

ini disebabkan oleh adanya kandungan N yang lebih tinggi dibadingkan dengan

perlakuan lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Leiwakabessy (1998) yang

menyatakan bahwa unsur Nyang banyak akan menyebakan pertumbuhan

vegetatif berlangsung cepat. Selain itu karena unsur P dalam tanah lebih

tersedia, maka sesuai dengan pendapat Wididana dan Higa(1999) bahwa EM4

dapat memacu pertumbuhan tanaman dengan melarutkan unsur hara yang ada

di dalam tanah misalnya batuan fosfat. Hal ini menunjukan bahwa

terpenuhinya unsur-unsur makro maupun mikro yang diperlukan dalam

(57)

meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman. Sehingga pada tanaman dengan

perlakuan konsentrasi 40% mikroorganisme berkembang secara optimal

dengan demikian ketersedian unsur hara bagi tanaman cukup untuk

memenuhi pertumbuhan vegetatif tanaman.

Menurut Gardner, et all (1999), penambahan nutrisi dan mineral yang

banyak menyebabkan terjadinya mobilisasi dan transport dari bagian vegetatif

(akar, batang dan daun). Dengan demikian pertumbuhan tinggi batang pada

tanaman 40% paling baik dikarenakan penyerapan unsur-unsur hara yang

cukup dan stabil pada masa pertumbuhan tinggi batang atau pertumbuhan

vegetatif.

2. Jumlah Daun

Berdasarkan output deskriptif lampiran 10 diperoleh rata-rata jumlah daun

untuk perlakuan konsentrasi 10% yaitu 7 untuk perlakuan konsentrasi 20%

yaitu 7 helai, untuk perlakuan 30% yaitu 9 helai, untuk perlakuaan 40% yaitu

11 helai dan untuk kontrol 7 helai daun. Jumlah daun minimal perlakuan

konsentrasi 10% adalah 10 helai daun dan maksimal 14 helai daun. Jumlah

helai daun minimal perlakuan konsentrasi 20% adalah 3 helai daun maksimal

16 helai.Jumlah daun minimal perlakuan konsentrasi 30% adalah 4 helai daun

maksimal 17 helai daun . Jumlah daun minimal perlakuan konsentrasi 40 %

adalah 6 helai daun dan maksimal 18 helai daun dan kontrol minimal 4 helai

daun dan maksimal 17 helai daun

Standar devisiasi terendah adalah kontrol yaitu 2,9 dan standar devisiasi

(58)

menunjukan keseragaman data, sehingga semakin besar nilai standar devisiasi

menunjukan semakin besarnya ketidakseragaman data.

Melalui uji Post Hoc LSD untuk mengetahui perbedaan diantara kelompok

tersebut. Dikatakan berbeda dengan kelompok yang lain jika tingkat signifikan

p value < 0,05 dan dikatakan tidak berbeda jika tingkat signikan p value < 0,05

dan dikatakan tidak berbeda jika tingkat signikan p value < 0,05.

Daun merupakan bagian dari organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai

tempat berlangsungnya fotosinstesis. Hasil dari fotosinstesis diedarkan ke

seluruh organ tubuh tumbuhan dan digunkan untuk pertumbuhan vegetatif

tanaman (akar, batang dan daun) (Cahyono,2003).

Berdasarkan hasil uji statistika ANOVA menunjukan pertambahan daun

paling signifikan terdapat pada tanaman dengan perlakuan konsentrasi 40%.

Menurut Susanto (2002) EM4 juga berfungsi dalam meningkatkatkan

kapasitas fotosintesis. Semakin banyak daun maka semakin banyak pula proses

fotosintesis yang belangsung. Dengan demikian semakin banyak penyerapan

unsur –unsur mineral yang diedarkan ke seluruh bagian tanaman. Hal ini baik

untuk proses munculnya tunas-tunas lateral yang baru. Sehingga semakin

banyak pertambahan daun pada tanaman pada perlakuan konsentrasi

40%.Menurut Wididana dan Higa (1994), penambahan EM4 pada tanah

bertujuan menambah populasi mikroorganisme yang menguntungkan sehingga

dapat mempercepat proses dekomposisi bahan organik dan penyediaan unsur

hara yang mudah diserap oleh tanaman.Pemberian EM4 juga berguna dalam

(59)

perlakuan konsentrasi 40% lebih banyak mengandung unsur-unsur yang

dibutuhkan baik makro dan mikro yang dibutuhkan dalam proses

pertumbuhanvegetatif tanaman sehingga tanaman tersebut tumbuh subur

dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Dari hasil analisis laboratorium

Departemen Pertanian menunjukan bahwa unsur yang terkandung dalam EM4

terdiri dari, N, P, K, B, S, Cu, Mb, Co, Fe, dan Mn. Menurut

Dwidjoseptro(1990), apabila unsur hara esensial tersebut tersedia dan berada

dalam bentuk yang bisa diserap oleh tanaman, maka tanaman tersebut akan <

Gambar

Tabel. 3.1 Denah penelitiaan .............................................................................
Gambar 4.1 Grafik pertumbuhan tinggi batang ..................................................
Tabel 1.1 Impor Cabai 2013/2014
Gambar 2.1. Capsicum frutescens.L .
+7

Referensi

Dokumen terkait

Indeks similaritas digunakan untuk melihat kesamaan dari dua komunitas, sehingga dapat dilihat pengelompokan stasiun berdasarkan jenis makrozoobentos yang ditemukan pada

Perlindungan terhadap keaslian cerita rakyat dapat dilakukan dengan dokumentasi atas cerita rakyat yang ada di Indonesia.Tidak lagi menunggu pendaftaran dari pencipta

Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri diharapkan siswa mampu mengembangkan pengetahuannya sehingga kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains

Framework EMR yang digunakan adalah framework dari MMRS (Tierney et al., 2002; Tierney et al., 2010) sebagai berikut: (1) registrasi, yaitu mengambil data untuk

a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi. b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran cooperative tipe jigsaw

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses habituasi tentang kesadaran lingkungan di kelaurga dan sekolah, media sosial dan

Primjer takvih odgovora je treće pitanje ankete, koje glasi „ smatrate li da je crowdfunding ozbiljan naĉin za prikupljanje sredstava za projekt?“, tu se dobio

Skripsi Berjudul : Efektivitas Penggunaan Model Mind Mapping Dalam Meningkatkan Pemahaman Materi Tajwid Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Ajibarang Tahun