• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penerapan kombinasi model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divisions) dan PSL (Problem Solving Learning) terhadap hasil dan minat belajar matematika siswa kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping tahun ajaran 2014/2015 pada pokok bahasan pris

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penerapan kombinasi model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divisions) dan PSL (Problem Solving Learning) terhadap hasil dan minat belajar matematika siswa kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping tahun ajaran 2014/2015 pada pokok bahasan pris"

Copied!
245
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Bernadetha Seli Heritiani. 2015. 2015. Pengaruh Penerapan Kombinasi Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divisions) dan PSL (Problem Solving Learning) terhadap Hasil dan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping Tahun Ajaran 2014/2015 pada Pokok Bahasan Prisma Tegak dan Limas. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan kombinasi model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divisions) dan PSL (Problem Solving Learning), serta bagaimana pengaruh penerapan kombinasi model pembelajaran tersebut terhadap hasil dan minat belajar siswa.

Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian pra ekperimental dengan pendekatan one group pra-post test design. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan pokok bahasan prisma tegak dan limas. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping sebanyak 31 siswa. Instrumen penelitian antara lain: (1) Lembar pengamatan keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (2) Lembar angket minat siswa sebelum dan sesudah penelitian. (3) Tes hasil belajar yang meliputi tes awal, kuis, dan tes akhir.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan kombinasi model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divisions) dan PSL (Problem Solving Learning) terlaksana dengan baik dengan persentase rata-rata keterlaksanaan RPP sebesar 84,44%. (2) Terjadi peningkatan minat belajar yang dilihat dari hasil analisis angket minat siswa sebelum dan sesudah penelitian, yang menunjukkan bahwa setelah pembelajaran siswa yang berminat mengalami peningkatan sebesar 3,22% dan siswa yang sangat berminat mengalami peningkatan sebesar 3,23%. (3) Terjadi peningkatan hasil belajar yang dilihat dari membandingkan rata-rata nilai tes awal dan tes akhir dimana terjadi peningkatan sebesar 27,305.

(2)

ABSTRACT

Bernadetha Seli Heritiani. 2015. The Influence of Implementation Learning Combination Model of STAD (Student Team Achievement Divisions) and PSL (Problem Solving Learning) towards VIII.F Students’ Result and Interest in Learning Mathematics in SMP Negeri 3 Gamping Academic Year 2014/2015 on Right Prisms and Pyramids Subject Matter. Thesis. Major of Mathematics Education and Science, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The aim of the research was to know the implementation learning combination model of STAD (Student Team Achievement Divisions) and PSL (Problem Solving Learning), and how those kinds of implementations influence

students’ result and interest.

The research was included into pre-experimental research using one group pre-posttest design approach. The research was done in the second semester academic year 2014/2015 on right prism and pyramid subject matter. The sample of the research was VIII.F students in SMP Negeri 3 Gamping. The numbers of participants were 31. The instruments researches were: (1) Lesson plan

observation sheet. (2) Students’ interest questionnaire sheet front end research. (3) Tests of learning result including first test, quiz, and final test.

The results of the research showed that: (1) Implementation learning combination model of STAD (Student Team Achievement Divisions) and PSL (Problem Solving Learning) were done successfully; the percentages of implementing lesson plan were about 84,44%. (2) The students could improve their interest in learning Mathematics based on the questionnaire analysis result on

students’ interest front end research showed that after learning, the students who were interested in had improvement 3,22%, and the students who were very interested in had improvement 3,23%. (3) The students could improve their result in learning based on the comparison of score average on front end research. The improvement was about 27,305.

(3)

i

PENGARUH PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS) DAN PSL (PROBLEM SOLVING

LEARNING) TERHADAP HASIL DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII.F SMP NEGERI 3 GAMPING TAHUN AJARAN 2014/2015

PADA POKOK BAHASAN PRISMA TEGAK DAN LIMAS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh : Bernadetha Seli Heritiani

111414029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

ii SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS) DAN PSL (PROBLEM SOLVING LEARNING) TERHADAP HASIL DAN MINAT

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII.F SMP NEGERI 3 GAMPING TAHUN AJARAN 2014/2015 PADA POKOK BAHASAN

PRISMA TEGAK DAN LIMAS

Disusun oleh:

BERNADETHA SELI HERITIANI NIM: 11 1414 029

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

(5)

iii SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS) DAN PSL (PROBLEM SOLVING LEARNING) TERHADAP HASIL DAN MINAT

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII.F SMP NEGERI 3 GAMPING TAHUN AJARAN 2014/2015 PADA POKOK BAHASAN

PRISMA TEGAK DAN LIMAS Dipersiapkan dan disusun oleh: BERNADETHA SELI HERITIANI

NIM: 11 1414 029

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 29 Oktober 2015

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji:

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ... Sekretaris : Dr. Hongki Julie, S.Pd., M.Si. ... Anggota : Beni Utomo, S.Si., M.Sc. ... Anggota : Veronika Fitri Rianasari, S.Pd., M.Sc. ... Anggota : Maria Suci Apriani, S.Pd., M.Sc. ...

Yogyakarta, 29 Oktober 2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Bukankah telah kuperintahkan

kepadamu: kuatkan dan

teguhkanlah hatimu?

Janganlah kecut dan tawar

hati, sebab Tuhan Allahmu,

menyertai engkau kemanapun

engkau pergi

Yosua 1:9

(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 Oktober 2015

Penulis,

(8)

vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Bernadetha Seli Heritiani

Nomor Mahasiswa : 11 1414 029

Demi perkembangan pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

Pengaruh Penerapan Kombinasi Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divisions) dan PSL (Problem Solving Learning) terhadap Hasil dan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping Tahun Ajaran 2014/2015 pada Pokok Bahasan Prisma Tegak dan Limas”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasiannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin maupun membayar royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 9 Oktober 2015 Yang menyatakan,

(9)

vii ABSTRAK

Bernadetha Seli Heritiani. 2015. 2015. Pengaruh Penerapan Kombinasi Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divisions) dan PSL (Problem Solving Learning) terhadap Hasil dan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping Tahun Ajaran 2014/2015 pada Pokok Bahasan Prisma Tegak dan Limas. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan kombinasi model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divisions) dan PSL (Problem Solving Learning), serta bagaimana pengaruh penerapan kombinasi model pembelajaran tersebut terhadap hasil dan minat belajar siswa.

Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian pra ekperimental dengan pendekatan one group pra-post test design. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan pokok bahasan prisma tegak dan limas. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping sebanyak 31 siswa. Instrumen penelitian antara lain: (1) Lembar pengamatan keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (2) Lembar angket minat siswa sebelum dan sesudah penelitian. (3) Tes hasil belajar yang meliputi tes awal, kuis, dan tes akhir.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan kombinasi model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divisions) dan PSL (Problem Solving Learning) terlaksana dengan baik dengan persentase rata-rata keterlaksanaan RPP sebesar 84,44%. (2) Terjadi peningkatan minat belajar yang dilihat dari hasil analisis angket minat siswa sebelum dan sesudah penelitian, yang menunjukkan bahwa setelah pembelajaran siswa yang berminat mengalami peningkatan sebesar 3,22% dan siswa yang sangat berminat mengalami peningkatan sebesar 3,23%. (3) Terjadi peningkatan hasil belajar yang dilihat dari membandingkan rata-rata nilai tes awal dan tes akhir dimana terjadi peningkatan sebesar 27,305.

(10)

viii ABSTRACT

Bernadetha Seli Heritiani. 2015. The Influence of Implementation Learning Combination Model of STAD (Student Team Achievement Divisions) and PSL (Problem Solving Learning) towards VIII.F Students’ Result and Interest in Learning Mathematics in SMP Negeri 3 Gamping Academic Year 2014/2015 on Right Prisms and Pyramids Subject Matter. Thesis. Major of Mathematics Education and Science, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The aim of the research was to know the implementation learning combination model of STAD (Student Team Achievement Divisions) and PSL (Problem Solving Learning), and how those kinds of implementations influence

students’ result and interest.

The research was included into pre-experimental research using one group pre-posttest design approach. The research was done in the second semester academic year 2014/2015 on right prism and pyramid subject matter. The sample of the research was VIII.F students in SMP Negeri 3 Gamping. The numbers of participants were 31. The instruments researches were: (1) Lesson plan

observation sheet. (2) Students’ interest questionnaire sheet front end research. (3) Tests of learning result including first test, quiz, and final test.

The results of the research showed that: (1) Implementation learning combination model of STAD (Student Team Achievement Divisions) and PSL (Problem Solving Learning) were done successfully; the percentages of implementing lesson plan were about 84,44%. (2) The students could improve their interest in learning Mathematics based on the questionnaire analysis result on

students’ interest front end research showed that after learning, the students who were interested in had improvement 3,22%, and the students who were very interested in had improvement 3,23%. (3) The students could improve their result in learning based on the comparison of score average on front end research. The improvement was about 27,305.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan program studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dukungan, doa, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S. Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

3. Bapak Dominikus Arif Budi P., S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik

4. Bapak Beni Utomo, S.Si., M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama penyusunan skipsi ini.

5. Segenap dosen dan karyawan JPMIPA Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan membantu penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

6. Ibu Dra. Hj. Sri Murniati, M.Pd. selaku kepala SMP Negeri 3 Gamping tahun ajaran 2014/2015 yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

(12)

8. Kedua orang tuaku yang tercinta, Bapak Heribertus dan Ibu Maria Yovita Asminah yang telah memberikan dukungan, doa, motivasi, kesabaran, dan cinta kasih kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabatku terkasih: Mas Chandra, Sinta, Romo Merdy, Romo Suharyanto (Jabrik), Yoyo, Sunny, Monic, Vea, Dina, Rio, OMK Paroki Gamping, Caelestis Choir, dan teman-teman PPL yang telah senantiasa menemani dan memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis.

10. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2011 yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.

Yogyakarta, 9 Oktober 2015 Penulis

(13)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Penjelasan Istilah ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...9

A. Belajar ... 9

B. Hasil Belajar ... 12

(14)

xii

D. Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions) ... 14

E. PBL (Problem Based Learning) dan PSL (Problem Solving Learning) ... 17

F. Kombinasi Model Pembelajaran STAD dan PSL ... 19

G. Bangun Ruang Sisi Datar: Prisma Tegak dan Limas ... 22

H. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ...30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Subjek Penelitian ... 30

1. Populasi Penelitian ... 30

2. Sampel Penelitian ... 31

C. Objek Penelitian ... 31

D. Variabel Penelitian ... 31

E. Data ... 32

F. Waktu dan Tempat Penelitian ... 32

G. Metode dan Instrumen ... 32

1. Metode ... 32

2. Instrumen ... 33

H. Metode/ Teknik Analisis Data ... 42

1. Analisis Keterlaksanaan RPP ... 42

2. Analisis Minat Belajar Siswa ... 42

3. Analisis Validitas dan Reabilitas Tes ... 44

4. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ... 47

5. Analisis Penghargaan Kelompok ... 47

(15)

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ...49

A. Pelaksanaan Penelitian ... 49

1. Sebelum Pelaksanaan Penelitian ... 49

2. Selama Pelaksanaan Penelitian ... 51

3. Sesudah Pelaksanaan Penelitian ... 63

B. Penyajian Data ... 63

1. Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 63

2. Data Tes Awal ... 64

3. Data Kuis Individu ... 65

4. Data Tes Akhir ... 67

5. Data Penghargaan Kelompok ... 69

6. Data Angket Minat Belajar Siswa ... 71

7. Data Wawancara ... 77

C. Analisis Data Hasil Penelitian ... 77

1. Analisis Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .... 77

2. Analisis Hasil Belajar ... 80

3) Analisis Data Penghargaan Kelompok ... 85

4) Analisis Angket Minat Belajar Siswa ... 89

5) Analisis Hasil Wawancara ... 94

D. Pembahasan ... 95

E. Keterbatasan Penelitian ... 97

BAB V PENUTUP...99

A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 100

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Diagonal Bidang, Bidang Diagonal, dan Diagonal Ruang Prisma 24 Tabel 3.1 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator 34 Tabel 3.2 Aspek Angket Minat Belajar Siswa 37

Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Wawancara 38

Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Awal 40

Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Akhir 40

Tabel 3.6 Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif Angket 42 Tabel 3.7 Skor Pernyataan Positif Angket 43 Tabel 3.8 Skor Pernyataan Negatif Angket 43 Tabel 3.9 Kriteria Minat Belajar Tiap Siswa 44 Tabel 3.10 Persentase Minat Siswa Keseluruhan 44

Tabel 3.11 Kriteria Poin 47

Tabel 4.1 Hasil Validitas Uji Coba Instrumen Tes Akhir 50

Tabel 4.2 Pembagian Kelompok Belajar 54

Tabel 4.3 Pedoman Penghargaan Kelompok 63

Tabel 4.4 Data Mentah Keterlaksanaan RPP 64

Tabel 4.5 Data Mentah Hasil Tes Awal 64

Tabel 4.6 Data Hasil Kuis Individu 66

(17)

xv

Tabel 4.12 Nilai Tes Awal dan Tes Akhir 80 Tabel 4.13 Hasil dan Selisih Nilai Tes Awal dan Tes Akhir 82 Tabel 4.14 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 1 83

Tabel 4.15 Paired Sample Test 85

Tabel 4.16 Poin Peningkatan Kelompok I 86

Tabel 4.17 Poin Peningkatan Kelompok II 86 Tabel 4.18 Poin Peningkatan Kelompok III 87 Tabel 4.19 Poin Peningkatan Kelompok IV 87

Tabel 4.20 Poin Peningkatan Kelompok V 88

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prisma Tegak 23

Gambar 2.2 Prisma Miring 23

Gambar 2.3 Tinggi Prisma 24

Gambar 2.4 Jaring-jaring Prisma Segitiga 25 Gambar 2.5 Jaring-jaring Prisma Segilima 25 Gambar 2.6 Jaring-jaring Prisma Segienam 26 Gambar 2.7 Jaring-jaring Limas Segiempat 28

Gambar 2.8 Jaring-jaring Limas Segilima 28

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) L1 103 2. Lembar Kerja Siswa dan Soal Latihan L1 118 LAMPIRAN 2

1. Soal Tes Awal dan Kunci Jawaban L2 125

2. Soal Kuis dan Kunci Jawaban L2 128

3. Soal Tes Akhir dan Kunci Jawaban L2 130 LAMPIRAN 3

1. Soal Uji Coba Tes Akhir L3 135

2. Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Akhir L3 139 LAMPIRAN 4

1. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan RPP L4 148 2. Transkrip Hasil Wawancara Siswa L4 157 LAMPIRAN 5

1. Contoh Hasil Kerja LKS L5 164

2. Contoh Hasil Kerja Soal Latihan L5 167 3. Contoh Hasil Kerja Tes Awal Siswa Kelas VIII.F L5 176 4. Contoh Hasil Kerja Kuis Siswa Kelas VIII.F L5 180 5. Contoh Hasil Kerja Tes Akhir Siswa Kelas VIII.F L5 185 6. Contoh Hasil Angket Minat Belajar Sebelum Pembelajaran L5 192 7. Contoh Hasil Angket Minat Belajar Sebelum Pembelajaran L5 205 LAMPIRAN 6

1. Tabel r L6 218

2. Tabel t L6 219

LAMPIRAN 7

1. Surat Ijin Penelitian L7 221

2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian L7 222 LAMPIRAN 8

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting terhadap pembangunan suatu bangsa, terutama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sekolah merupakan salah satu tempat untuk menerima pendidikan. Pendidikan di sekolah memiliki peranan penting dalam membentuk kualitas seorang individu. Oleh karena itu, pemerintah melakukan pembaharuan sistem pendidikan sebagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan yang tercantum dalam UU Nomor 20 tahun 2003 yaitu mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah ditentukan dari proses belajar yang dialami oleh siswa, dengan kata lain, proses pembelajaran yang berupa kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam mencapai tujuan pendidikan. Interaksi antara guru dan siswa memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

(21)

Matematika merupakan pelajaran yang dapat melatih sisiwa untuk berpikir kritis, logis, sistematis, dan kreatif serta merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum. Pembelajaran matematika pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan pembelajaran yang aktif, yaitu siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitator.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS), survei internasional mengenai prestasi matematika yang dilakukan pada 150 SMP/MTs negeri dan swasta, Indonesia mendapatkan skor di bawah rata-rata internasional. Hasil survei terakhir, yaitu pada tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat ke-38 dari 42 negara peserta dengan skor rata-rata 386, sedangkan skor rata-rata internasional 500. Hasil TIMSS menunjukkan bahwa kemampuan berpikir matematika siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut, peneliti melakukan pengamatan dalam lingkup sampel yang lebih sempit, yaitu pada salah satu SMP negeri untuk mengetahui prestasi dan pembelajaran matematika di sekolah tersebut.

(22)

optimal. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 31 siswa hanya 4 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (>75), sedangkan 27 siswa yang lain harus menjalani remedi. Kubus dan balok merupakan materi pelajaran bangun datar sisi datar yang sederhana sebelum mempelajari bangun ruang sisi datar yang lebih umum yaitu prisma tegak dan limas. Setelah mempelajari kubus dan balok, siswa akan mempelajari materi prisma tegak dan limas yang sifatnya lebih umum dibandingkan dengan kubus dan balok. Kurang optimalnya hasil belajar pada materi kubus dan balok diharapkan tidak terjadi pada materi prisma tegak dan limas.

Kemungkinan kurang optimalnya hasil belajar siswa disebabkan karena rendahnya minat dan antusiasme terhadap pembelajaran yang dilakukan. Metode pembelajaran mempunyai peranan penting dalam upaya pencapaian hasil belajar. Metode pembelajaran yang menarik akan membantu siswa untuk memahami materi yang diberikan oleh guru. Kemungkinan lain yang menyebabkan kurang optimalnya hasil belajar siswa adalah siswa kurang terampil dalam menyelesaikan persoalan matematika. Hal ini dapat dilihat dari cara siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. Sebagian besar siswa mengerjakan soal dengan cara yang tidak sistematis. Siswa cenderung tidak memahami soal terlebih dahulu, seperti mencari masalah pada soal, apa yang diketahui, dan kemudian menentukan strategi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Siswa hanya melihat pada masalahnya kemudian menuliskan rumus yang sesuai dengan permasalahan sehingga pada saat rumus itu digunakan mereka hanya memasukkan angka-angka yang ada tanpa melihat apa yang sebenarnya diketahui pada soal tersebut. Oleh karena itu, tidak jarang beberapa siswa memperoleh solusi yang kurang/tidak tepat.

(23)

sendiri sesuai kemauan, bakat, dan latar belakangnya (Ahmad Rohani, 2004:7).

Salah satu metode pembelajaran yang sesuai adalah metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah merupakan metode pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik dan membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit.

Salah satu tipe metode pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions). STAD adalah metode yang paling tepat untuk mengajarkan pelajaran-pelajaran ilmu pasti, seperti penghitungan dan penerapan matematika (Shlomo Sharan, 2104:5). Proses penerapan pembelajaran STAD siswa saling memotivasi dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Pembelajaran yang efektif tidak hanya menonjolkan kerjasama, kemampuan mengembangkan potensi dan keterampilan juga sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, pembelajaran STAD akan dikombinasikan dengan pembelajaran PSL (Problem Solving Learning).

PSL merupakan salah satu dasar teoritis dari berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai isu utamanya (Hanlie, Alwyn, dan Piet, 1998:169). Pembelajaran akan muncul ketika siswa bergumul dengan masalah-masalah yang tidak ada metode rutin untuk menyelesaikannya. Siswa dapat membandingkan metode penyelesaian yang satu dengan yang lain. Dengan demikian siswa akan merasa terdorong untuk terus belajar. Dengan diterapkannya kombinasi model pembelajaran STAD dan PSL, siswa belajar dan bekerja sama dengan siswa lain yang didukung dengan masalah-masalah sebagai bahan utama untuk memicu rasa keingintahuan.

(24)

tindakan kelas dengan judul “Pengaruh Penerapan Kombinasi Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divisions) dan PSL (Problem Solving Learning) terhadap Hasil dan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping Tahun Ajaran 2014/2015 pada Pokok Bahasan Prisma Tegak dan Limas”. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika, antara lain:

1. Metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik.

2. Minat dan antusias siswa terhadap pembelajaran matematika sangat kurang.

3. Kurangnya keaktifan siswa, mereka cenderung hanya menerima apa yang diberikan oleh guru dan enggan untuk bertanya.

4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kurang maksimal. 5. Siswa kurang terampil dalam mengerjakan soal-soal pada materi

bangun ruang sisi datar. C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan maka permasalahan dalam penelitian ini antara lain :

1. Bagaimana keterlaksanaan penerapan kombinasi model pembelajaran STAD dan PSL dalam pembelajaran matematika untuk siswa kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping tahun ajaran 2014/2015 pada pokok bahasan prisma tegak dan limas?

2. Apakah dengan penerapan kombinasi model pembelajaran STAD dan PSL dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping tahun ajaran 2014/2015 pada pokok bahasan prisma tegak dan limas?

(25)

SMP Negeri 3 Gamping tahun ajaran 2014/2015 pada pokok bahasan prisma tegak dan limas?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan dan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui keterlaksanaan penerapan kombinasi model pembelajaran STAD dan PSL dalam pembelajaran matematika untuk siswa kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping tahun ajaran 2014/2015 pada pokok bahasan prisma tegak dan limas.

2. Meningkatkan minat belajar matematika pada pokok bahasan prisma tegak dan limas siswa kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping tahun ajaran 2014/2015 melalui pembelajaran dengan kombinasi model STAD dan PSL.

3. Meningkatkan hasil belajar matematika pada pokok bahasan prisma tegak dan limas siswa kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping tahun ajaran 2014/2015 melalui penerapan kombinasi model pembelajaran STAD dan PSL.

E. Penjelasan Istilah

Penulis merasa perlu untuk memberikan penegasan istilah-istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Penerapan

Penerapan adalah mempraktekkan, memasangkan (Ali, 1995:1044). 2. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan (M. Sobri Sutikno, 2009:88). 3. Pembelajaran Kooperatif

(26)

4. Pembelajaran STAD

Pembelajaran STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran.

5. PSL

PSL adalah suatu proses pembelajaran dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan (Purwanto, 1999:17).

6. Minat

Minat adalah suatu keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut (Bimo Walgito, 1981:38).

7. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran (Dimyanti dan Mudjiono, 2006).

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Dengan diadakannya peneletian ini, siswa dapat menumbuhkan sikap saling kerjasama dan saling menghargai antara siswa yang berkemampuan dan berlatar belakang berbeda, dapat menyusun pengetahuan dan kemampuannya sendiri, serta memungkinkan untuk mendorong minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika sehingga diharapkan prestasi belajar siswa meningkat.

2. Bagi Guru

(27)

upaya memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sehingga permasalahan yang dihadapi oleg guru maupun siswa dapat dikurangi.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan peran yang positif, yaitu sebagai informasi dan perbaikan pengembangan pembelajaran matematika selanjutnya, khususnya dalam hal pemilihan metode pembelajaran yang efektif bagi siswa.

4. Bagi Peneliti

(28)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya (Usman, 1995: 5). Belajar sebagai suatu proses, ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Winkel (1986: 36) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang mengprestasikan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersikap secara relatif, konstan dan berbekas.

Belajar adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguasai pengetahuan, kebiasaan, kemampuan, keterampilan dan sikap melalui hubungan timbal balik antara proses belajar dengan lingkungannya. Selanjutnya Soejanto (1997: 21) menyatakan bahwa belajar adalah segenap rangkaian aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan yang menyangkut banyak aspek, baik karena kematangan maupun karena latihan. Perubahan ini memang dapat diamati dan berlaku dalam waktu relatif lama. Perubahan yang relatif lama tersebut disertai dengan berbagai usaha, sehingga Hudoyo (1990: 13) mengatakan bahwa belajar itu merupakan suatu usaha yang berupa kegiatan hingga terjadinya perubahan tingkah laku yang relatif lama atau tetap.

(29)

lebih baik. Perubahan tersebut adalah perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang bersifat menetap.

Pengertian mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman kecakapan kepada anak didik atau usaha mewariskan nilai-nilai kebudayaan kepada generasi muda/penerus, sejalan dengan pendapat De Quelyu dan Gazali dalam Abdurrahman(1990: 73) mengatakan bahwa belajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat .

Usman (1995: 6) menyatakan mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab yang cukup berat, karena berprestasinya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar (Usman, 1995: 6). Sejalan dengan itu, Hamalik (2001: 8) menyatakan bahwa mengajar adalah usaha guru untuk mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang ada di luar kelas yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Menurut Rusyan (1989: 27) bahwa mengajar bukan upaya guru menyampaikan bahan pelajaran, melainkan bagaimana siswa dapat mempelajari bahan pelajaran sesuai tujuan.

(30)

hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Dalam proses belajar mengajar, keberprestasian guru dalam pengajaran ditentukan oleh prestasi atau prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai peranan penting dan diharapkan dapat membimbing siswa agar mereka menguasai ilmu dan keterampilan yang berguna serta memiliki sifat positif. Dalam mengajar matematika perubahan tingkah laku diarahkan pada pemahaman konsep-konsep matematika yang akan mengarahkan individu kepada berpikir matematis berdasarkan aturan-aturan yang logis dan sistematis.

(31)

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar matematika adalah proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa secara simultan, di mana perubahan tingkah laku siswa diarahkan pada pemahaman konsep-konsep matematika yang akan mengantarkan siswa pada berpikir matematis berdasarkan aturan-aturan yang logis dan sistematis, sedangkan guru dalam mengajar hendaknya dapat memilih topik-topik matematika sesuai dengan urutan logis.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Dimyanti dan Mudjiono ( 2006:3-4) menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evalusai hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Benjamin S. Bloom (Dimyangti dan Mudjiono, 2006:26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, antara lain :

a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tetang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode. b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna

tentang hal yang dipelajari.

c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

(32)

f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektid, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif matematika yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengeahuan, pemahaman, dan penerapan. Instrumen uang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah tes.

C. Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

(33)

Slavin (2005) mengemukakan tujuan penting dari model pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Wiserbaken (Slavin, 2005) mengemukakan bahwa tujuan model pembelajaran kooperatif adalah menciptakan norma-norma yang pro-akademik diantara para siswa dan norma-norma pro-akademik memiliki pengaruh yang amat penting bagi pencapaian siswa.

D. Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2005:143).

Pembelajaran STAD dilakukan dengan cara membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya. Guru memberikan pelajaran dan kemudian siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok mampu menguasai pelajaran tersebut. Pembelajaran STAD diakhiri dengan siswa menjalani kuis perseorangan yang dimana mereka tidak dapat membantu satu sama lain.

(34)

saling membantu ketika menjalani kuis, sehingga setiap siswa harus menguasai materi tersebut.

Adapun langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut :

1. Membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku yang beragam.

2. Guru menyajikan pelajaran dan siswa menyimak.

3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota-anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok tersebut memahami materi yang diajarkan guru.

4. Guru memberikan soal kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab soal, sesama anggota kelompok tidak boleh saling membantu.

5. Guru memberi nilai kelompok berdasarkan dari jumlah nilai yang berhasil diperoleh seluruh anggota kelompok.

6. Guru mengevaluasi kegiatan belajar 7. Guru menyimpulkan materi pembelajaran

Tahap-tahap pelaksanaan metode pembelajaran STAD : 1. Persiapan materi dan penetapan siswa dalam kelompok.

2. Sebelum menyajikan harus menyiapkan lembar kegiatan siswa dan lembar jawaban yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Kemudian penetapan siswa dalam kelompok yang beranggotakan 4-6 orang dilakukan heteroginitas.

3. Penyajian materi pelajaran, ditekankan pada hal-hal berikut :

a. Pendahuluan, disini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep yang akan dipelajari.

(35)

diberikan untuk mengontrol pemahaman siswa dan jawaban siswa harus diberikan penjelasan benar/salah. Jika siswa memahami konsep maka dapat beralih ke konsep selanjutnya (yang lain).

c. Praktik terkendali, dilakuan dalam menyajikan materi dengan cara menyeluruh siswa mengerjakan soal, memanggil secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap, dan dalam memeberikan tugas jangan menyita waktu yang lama.

4. Kegiatan kelompok

Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Guru memberikan bantuan dengan memperjelas perintah mengulang kembali penjelasan konsep dan jawaban pertanyaan siswa. Perlu ditekankan kepada siswa bahwa mereka belum boleh mengakhiri diskusinya sebelum mereka yakin bahwa seluruh anggota kelompoknya menyelesaikan seluruh tugas. Siswa diminta menjelaskan jawabannya di dalam LKS tersebut. Apabila seorang siswa memiliki pertanyaan, teman satu kelompok diminta untuk menjelaskan, sebelum menanyakan jawabannya kepada guru. Pada saat siswa sedang bekerja dalam kelompok, guru berkeliling di antara aggota kelompok, memberikan pujian, dan mengamati bagaimana kelompok bekerja.

5. Evaluasi

Dilakukan selama beberapa menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari siswa selama bekerja dalam kelompok.

6. Penghargaan Kelompok

(36)

sertifikat atau penghargaan lainnya kepada kelompok. Hal ini kan meningkatkan motivasi mereka untuk melakukan yang terbaik.

E. PBL (Problem Based Learning) dan PSL (Problem Solving Learning) 1. PBL (Problem Based Learning)

Menurut H.S Barrows (1982) PBL adalah suatu model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip men ggunakan masalah sebagai titik awal akuisisi dan integrasi pengetahuan baru". Adapun karakteristiknya antara lain:

a. Menghindari pembelajaran terisolasi dan berpusat pada guru b. Menciptakan pembelajaran interdisiplin, berpusat pada siswa

dalam jangka waktu lama

c. Terintegrasi dengan dunia nyata dan pengalaman praktis

d. Mengajarkan kepada siswa untuk mampu menerapkan apa yang mereka pelajari di sekolah dalam kehidupannya yang panjang e. Pembelajaran berpusat pada siswa dan terjadi pada kelompok

kecil.

f. Guru berperan sebagai tutor dan pembimbing. .

g. Masalah diformulasikan untuk memfokuskan dan merangsang pembelajaran.

h. Masalah adalah kenderaan untuk pengembangan keterampilan pemecahan masalah.

i. Informasi baru diperoleh lewat belajar mandiri. 2. PSL (Problem Solving Learning)

(37)

siswa sedang mencoba menyelesaikan masalah, tetapi sebaiknya guru mendorong siswa untuk membandingkan metode-metode satu sama lain dan mendiskusikan masalah tersebut.

Inti dari PSL adalah praktik. Semakin sering melakukan praktik, maka siswa akan semakin mudah menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah sintaks dari PSL menurut Deb Russell (Miftahul Huda, 2013:274):

Tahap 1 : Clues

a. Bacalah masalah dengan hati-hati.

b. Garis-bawahi isyarat-isyarat yang menjadi masalah.

c. Mintalah siswa untuk menemukan masalah pada isyarat-isyarat yang digaris-bawahi.

d. Mintalah siswa untuk merencanakan apa yang akan dilakukan atas masalah tersebut.

e. Mintalah siswa untuk menemukan fakta-fakta yang mendasari masalah tersebut.

f. Mintalah siswa untuk mengemukakan apa yang perlu mereka temukan.

Tahap 2 : Game Plan

a. Buatlah rencana permainan untuk menyelesaikan masalah b. Mintalah siswa untuk menyesuaikan permainan tersebut dengan

masalah yang baru saja disajikan.

c. Mintalah siswa untuk mengidentifikasi apa yang telah mereka lakukan.

d. Mintalah siswa untuk menjelaskan strategi yang akan mereka gunakan untuk menyelesaikan masalah.

e. Mintalah siswa untuk menguji coba strategi-strateginya.

(38)

Tahap 3 : Solve

Mintalah siswa untuk menggunakan strategi-strateginya dalam menyelesaikan masalah awal

Tahap 4 : Reflect

a. Mintalah siswa untuk melihat kembali solusi yang mereka gunakan.

b. Mintalah siswa untuk berdiskusi tentang kemungkinan menggunakan strategi tersebut di masa mendatang.

c. Periksalah apakah strategi-strategi mereka benar-benar bisa menjawab masalah yang diajukan.

d. Pastikan bahwa strategi-strategi itu benar-benar aplikatif dan solutif untuk masalah yang sama/mirip.

PBL dan PSL adalah pembelajaran berbasis masalah, baik dalam PBL maupun PSL peran guru adalah sama-sama sebagai pendidik dan fasilitator. Langkah awal pada pembelajaran PBL dan PSL adalah sama yaitu pemberian masalah dari guru, perbedaannya tertelak pada masalah yang akan dipecahkan/diselesaikan. Pada PSL masalah yang diberikan biasanya bukan masalah nyata seperti pada PBL dan cara penyelesaiannya pun berbeda. Masalah dalam PSL dapat diselesaikan hanya dengan diskusi saja, sedangkan pada PBL dibutuhkan penelitian mengenai masalah tersebut sehingga penyelesaian yang diberikan benar-benar telah banyak melalui proses yang panjang.

F. Kombinasi Model Pembelajaran STAD dan PSL

(39)

Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan kombinasi model pembelajaran STAD dan PSL dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan tes tertulis (tes awal) untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa yang kemudian digunakan sebagai acuan untuk membentuk kelompok.

2. Membentuk kelompok yang terdiri dari 4-6 siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku yang beragam

3. Sebelum menyajikan guru harus menyiapkan lembar kegiatan siswa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok

4. Guru menyajikan materi pelajaran dan siswa menyimak. 5. Kegiatan Kelompok

a. Guru memberikan LKS/soal-soal kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa.

b. Diskusi kelompok

1) Setiap kelompok siswa mengerjakan LKS/soal-soal yang telah diberikan

2) Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, dalam menyelesaikan soal-soal dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Tahap I: Clues

i) Siswa membaca soal dengan hati-hati

ii)Siswa mencari apa yang menjadi masalah pada soal.

iii)Siswa mencari fakta-fakta yang mendasari masalah tersebut.

(40)

b) Tahap II: Game Plan

i) Siswa mendiskusikan cara untuk menyelesaikan masalah. Setiap siswa dalam anggota kelompok memberikan pendapat masing-masing mengenai cara untuk menyelesaikan masalah.

ii)Siswa berdiskusi untuk mengidentifikasi setiap pendapat yang telah diutarakan oleh setiap anggota dalam setiap kelompok.

iii)Siswa menentukan dan menjelaskan strategi yang akan mereka gunakan untuk menyelesaikan masalah.

iv)Siswa menguji strateginya. Jika strategi yang mereka gunakan tidak bekerja, maka mereka harus memikirkan ulang strategi tersebut.

c) Tahap III: Solve

Siswa menggunakan strateginya untuk menyelesaikan masalah.

d) Tahap IV: Reflect

i) Siswa melihat kembali penyelesaian yang mereka gunakan.

ii)Guru memeriksa strategi-strategi yang mereka gunakan, mmemastikan apakah benar-benar dapat menjawab masalah yang diajukan dan apakh benar-benar aplikatif dan solutif untuk masalah yang sama/mirip

iii)Siswa mendiskusikan mengenai penggunaan strategi tersebut di masa mendatang

(41)

memberikan pujian, dan mengamati bagaimana kerja kelompok.

6. Guru mengevaluasi kegiatan belajar untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari siswa selama bekerja dalam kelompok.

7. Guru memberikan kuis individu kepada siswa untuk mengetahui peningkatan kelompok yang dilihat dari nilai yang didapat oleh seluruh anggota kelompok.

8. Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan nilai peningkatan yang diperoleh oleh setiap kelompok. 9. Melakukan tes tertulis (tes akhir) untuk mengetahui hasil belajar siswa

setelah penerapan kombinasi model pembelajaran ini. G. Bangun Ruang Sisi Datar: Prisma dan Limas

Untung (2009) mengemukakan bahwa bangun ruang dalam konteks geometri ruang, adalah himpunan semua titik, garis, dan bidang dalam ruang berdimensi tiga yang terletak dalam ruang berdimensi tiga yang terletak dalam bagian tertutup beserta seluruh permukaan yang membatasinya. Bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang yag dibatasi oleh bidang datar.

(42)

diagonal sisi pada bidang atas serta kedua diagonal tersebut sejajar disebut bidang diagonal (Untung, 2009:10).

1. Prisma

Perhatikan Gambar 2.1. Gambar tersebut merupakan contoh dari bangun ruang prisma. Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang segi-n (polygon) yang sejajar dan kongruen, serta bidang-bidang tegak yang berbentuk jajargenjang ataupun persegi panjang yang menghubungkan bidang segi-n tersebut (Untung, 2009:12)

Berdasarkan rusuk tegaknya, prisma dibedakan menjadi dua, yaitu prisma tegak dan prisma miring. Prisma tegak adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya tegak lurus terhadap bidang alas dan bidang atasnya. Prisma miring adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya tidak tegak lurus terhadap bidang alas dan bidang atas (Perhatikan gambar 2.2). Prisma miring sering juga disebut prisma condong.

Berdasarkan bentuk alasnya, terdapat prisma segitiga, prisma segiempat, prisma segilima, dan seterusnya. Jika alasnya berupa segi n

beraturan maka disebut dengan prisma segi n beraturan. Gambar 2.1

Prisma Tegak

(43)

Setiap bangun ruang memiliki tinggi, begitu pula prisma. Tinggi prisma adalah jarak antara bidang alas dan bidang atas. Tinggi prisma ditunjukkan pada gambar 2.3.

Unsur-unsur prisma terdiri dari diagonal sisi/bidang, bidang diagonal, dan diagonal ruang. Adapun banyak diagonal sisi/bidang, bidang diagonal, dan diagonal ruang untuk setiap prisma segi-n adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Diagonal Bidang, Bidang Diagonal, dan Diagonal Ruang Prisma

Prima Segi n Banyak Diagonal Bidang

Banyak Bidang Diagonal

Banyak Diagonal Ruang

n = 3 0 0 0

n = 4 2 2 4

n = 5 5 5 10

… … … …

n = p

(44)

Luas Permukaan Prisma = (luas bidang alas + luas selubung + luas bidang alas)

2 volume prisma = volume balok

2 volume prisma = panjang × lebar × tinggi

Volume prisma = panjang × lebar × tinggi

Volume prisma = ( × luas alas balok) × tinggi

Volume Prisma = Luas alas × tinggi b. Jaring-jaring

Gambar 2.4

Jaring-jaring Prisma Segitiga

Gambar 2.5

(45)

Gambar 2.6

Jaring-jaring Prisma Segienam

2. Limas

Limas adalah bangun ruang yang alasnya berbentuk segi banyak (segitiga, segiempat, segilima, dan seterusnya) dan bidang sisi tegaknya berbentuk segitiga yang saling berpotongan pada satu titik. Titik potong dari sisi-sisi tegak limas disebut titik puncak limas.

Seperti pada prisma, limas juga diberi nama berdasarkan bentuk alasnya. Jika alasnya berbentuk segitiga maka limas tersebut dinamakan limas segitiga. Jika alasnya berbentuk segi-n beraturan maka limas tersebut dinamakan limas segi-n beraturan dan jika alasnya berbentuk segi-n sebarang maka limas tersebut dinamakan limas segi-n sebarang.

Tinggi limas adalah jarak terpendek dari puncak limas ke sisi alas dan tegak lurus dengan titik potong sumbu simetri bidang alas. a. Sifat-sifat limas beraturan

(46)

2) Limas segi-n beraturan mempunyai alas berupa segi-n beraturan, dimana: semua rusuk tegaknya sama panjang, semua sisi tegaknya kongruen, semua apotemanya sama panjang (apotema = jarak titik puncak ke titik alas)

3) Tinggi limas adalah jarak dari titik puncak ke proyeksinya pada alas limas.

a. Luas Permukaan dan Volume

Luas limas = jumlah luas sisi tegak + luas alas

Volume limas persegi dapat ditentukan dengan membelah sebuah kubus bersisi r menjadi enam buah limas yang kongruen, dimana :

Tinggi limas = rusuk kubus

Misalkan: tinggi limas = t dan rusuk kubus = r

Sehingga diperoleh, r = 2 × t

maka :

Volume kubus = 6 × volume limas

volume limas persegi = × volume kubus

= × r3

= × r2 × r

= × r2 × (2 × t)

= × r2 × t

(47)

b. Jaring-jaring

Gambar 2.7

Jaring-jaring Limas Segiempat

Gambar 2.8

Jaring-Jaring Limas Segilima

Gambar 2.9

(48)

H. Kerangka Berpikir

Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang optimal dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran inovatif sehingga dapat menarik perhatian siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan suatu pokok bahasan pembelajaran matematika adalah pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, karena melihat kondisi siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam menerima materi pelajaran yang disajikan guru di kelas, ada siswa yang mempunyai daya serap cepat dan ada pula siswa yang mempunyai daya tanggap yang lama.

(49)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian pra ekperimental dengan pendekatan one group pra-post test design. Rancangan one group pra-post test design adalah mengungkapkan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diamati sebelum intervensi dan kemudian diamati lagi setelah intervensi (Nursalam, 2008), dalam penelitian ini peneliti melakukan tes awal terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan intervensi yang berupa pemberian treatment yaitu menerapkan kombinasi model pembelajaran STAD dan PSL, dan setelah itu dilakukan tes akhir.

Jenis penelitian yang digunakan tidak menggunakan kelas kontrol, adapun kelas ekperimen dipilih dengan purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti sesuai dengan persyaratan yang diperlukan. Sampel yang dipilih adalah seluruh individu dalam satu kelompok yang dipilih oleh peneliti dengan pertimbangan yang disesuaikan dengan desain penelitian yang dilakukan.

B. Subjek Penelitian 1. Populasi

(50)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2008:116). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping semester genap tahun ajaran 2014/2015.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah minat dan hasil belajar siswa kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping tahun ajaran 2014/2015 dalam pembelajaran materi prisma tegak dan limas dengan menggunakan kombinasi model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) dan pembelajaran PSL (Problem Solving Learning) pada pokok bahasan prisma tegak dan limas.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:2). Variabel atau faktor penelitian memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan dua varibel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini, unsur yang menjadi variabel bebas adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan kombinasi antara pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) dan pembelajaran PSL (Problem Solving Learning) pada pokok bahasan prisma tegak dan limas.

(51)

variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat dan hasil belajar siswa kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping tahun ajaran 2014/2015.

E. Bentuk Data

Bentuk data yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: data minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran yang berupa data interval, data hasil wawancara yang berupa data kualitatif yang dilakukan terhadap sampel 4 orang siswa kelas VIII.F, data keterlaksanaan RPP yang berupa data kualitatif dan kuantitatif, dan data hasil belajar siswa yang berupa data ordinal yang diperoleh dari nilai tes awal, nilai kuis, serta nilai tes akhir.

F. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015, yaitu mulai dari tanggal 27 Maret sampai dengan tanggal 10 Juni tahun 2015 bertempat di SMP Negeri 3 Gamping.

G. Metode dan Instrumen Pengumpulan data 1. Metode

a. Untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar, dilakukan dan hasil tes belajar yaang diberikan di akhir pembelajaran. Selain itu digunakan pula kuis individu sebanyak satu kali yang berguna untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi prisma tegak dan limas.

b. Untuk mengumpulkan data mengenai minat belajar siswa, peneliti melakukan wawancara, dan memberikan angket.

(52)

secara keseluruhan. Peneliti akan mengambil sampel dari beberapa siswa yang memperoleh prestasi yang tinggi, sedang, dan rendah.

2) Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang berisi pertanyaan yang disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan oleh peneliti. Angket diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dilaksanakan.

2. Instrumen

Penelitian ini akan menggunakan dua macam instrumen, antara lain instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

a. Instrumen Pembelajaran

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(53)

Tabel 3.1

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok,

prisma, limas dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar Indikator 5.1. Mengidentifikasikan

sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian-bagiannya.

5.1.1.Menyebutkan unsur-unsur prisma (rusuk, bidang sisi, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal). 5.1.2.Menyebutkan

unsur-unsur limas (rusuk, bidang sisi, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal). 5.1.3. Menggambar

diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal pada prisma.

5.1.4.Menggambar diagonal bidang , dan bidang diagonal pada limas.

5.2. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan

(54)

limas. 5.2.2.Membuat jaring-jaring limas.

5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.

5.3.1.Menentukan rumus luas permukaan prisma.

5.3.2.Menentukan rumus luas permukaan limas. 5.3.3.Menghitung luas

permukaan prisma. 5.3.4.Menghitung luas

permukaan limas. 5.3.5.Menentukan rumus

volume prisma.

5.3.6.Menentukan rumus volume limas.

5.3.7.Menghitung volume prisma.

5.3.8.Menghitung volume limas.

(55)

masalah.

2) Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar aktifitas ini berisi langkah-langkah dan panduan kegiatan/ aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran. LKS ini diharapkan dapat mendukung aktivitas dan memudahkan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode STAD yang dikombinasikan dengan metode PSL, sehingga siswa dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yang ingin disampaikan oleh guru.

b. Instrumen Pengumpulan Data.

Yaitu instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Instrumen ini terdiri dari :

1) Angket Minat Belajar Siswa

(56)

Tabel 3.2

Aspek Angket Minat Belajar Siswa

No Aspek Nomor Item

Pernyataan Positif Negatif 1 Kertertarikan siswa dengan

model pembelajaran yang diberikan

1, 3, 4, 5 2, 6

2 Ketertarikan siswa saat menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru

8, 10, 11 7, 9, 12

3 Pendapat siswa mengenai model pembelajaran yang digunakan

kombinasi model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) dan pembelajaran PSL (Problem Solving Learning)

20, 23, 25

19, 21, 22, 24

2) Lembar Wawancara Siswa

(57)

Tabel 3.3

Daftar Pertanyaan Wawancara

Indikator Minat Pertanyaan

Peran siswa dalam pembelajaran menggunakan kombinasi model pembelajaran yang diberikan

a) Bagaimana sikapmu selama proses pembelajaran materi prisma tegak dan limas? Aktif atau pasif? Mengapa?

b) Apakah teman sekelompokmu dapat diajak bekerjasama dengan baik? c) Ketika guru atau temanmu bertanya

apakah kamu berusaha untuk menjawab?

Ketertarikan siswa saat menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru

a) Apakah kamu mengerjakan semua soal yang diberikan oleh guru? b) Apakah kamu mengerjakan soal

tersebut dengan sebaik-baiknya? c) Jika kamu merasa kesulitan untuk

mengerjakan soal apa yang kamu lakukan untuk menyelesaikan soal tersebut?

Pendapat siswa mengenai model pembelajaran yang digunakan

a) Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran prisma tegak dan limas dengan menggunakan metode pembelajaran seperti yang dilakukan kemarin?

b) Apakah kamu merasa senang melakukan pembelajaran seperti kemarin?

Dampak dari penerapan kombinasi model pembelajaran

(58)

STAD (Student Team Achievement Division) dan pembelajaran PSL (Problem Solving Learning)

kemarin?

b) Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mempelajari materi prisma tegak dan limas? Jika ya, kesulitan apa yang kamu alami?

c) Apakah dengan pembelajaran seperti kemarin dapat membantumu mengatasi kesulitan yang kamu alami?

3) Tes Hasil Belajar Siswa

(59)

Achievement Division) dan pembelajaran PSL (Problem Solving Learning).

Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Awal

No Indikator Nomor Soal

1 Menyebutkan unsur-unsur prisma (rusuk, bidang sisi, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal).

1

2 Menyebutkan unsur-unsur limas (rusuk, bidang sisi, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal).

2

Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Akhir

No Indikator Nomor Soal

1 Menyebutkan unsur-unsur prisma (rusuk, bidang sisi, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal).

1a,1b

2 Menyebutkan unsur-unsur limas (rusuk, bidang sisi, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal).

2a, 2b

3 Menggambar diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang

(60)

diagonal pada prisma.

4 Menggambar diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal pada limas

2c

5 Menghitung luas permukaan

prisma 3a

6 Menghitung luas permukaan

limas 4a

7 Menghitung volume prisma 3b 8 Menghitung volume limas 4b 9 Menggunakan konsep-konsep

luas permukaan dan volume prisma dan limas untuk menyelesaikan masalah

5

4) Observasi

(61)

H. Metode/ Teknik Analisis Data 1. Analisis Keterlaksanaan RPP

Analisis keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kombinasi model pembelajaran STAD dan PSL adalah

sebagai berikut, setiap tanda centang (√) diberikan skor 1. Kemudian

dihiitung menggunakan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2001:236)

Apabila dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP terlaksana lebih dari atau sama dengan

(≥)80%, maka dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran telah terlaksana dengan baik.

2. Analisis Minat Belajar Siswa a. Analisis Angket Minat Siswa

Peneliti menganalisis secara deskriptif. Angket tersebut diberikan kepada responden yaitu siswa kelas VIII.F SMP Negeri 3 Gamping sebelum dan sesudah pembelajaran dengan kombinasi model pembelajaran STAD dan PSL dilaksanakan. Angket terdiri dari 25 butir soal, dengan 13 pernyataan positif dan 12 pernyataan negatif. Pernyataan positif dan negatif terdapat pada soal nomor :

Tabel 3.6

Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif Angket Pernyataan Positif Pernyataan Negatif 1, 3, 4, 5, 8, 10, 11, 13, 14, 15,

20, 23, 25

(62)

Pemberian skor untuk pernyataan positif ditetapkan sebagai berikut :

Tabel 3.7

Skor Pernyataan Positif Angket

Skor Pilihan Jawaban

4 Sangat Setuju

3 Setuju

2 Tidak Setuju

1 Sangat Tidak Setuju

Sedangkan untuk pernyataan negatif, pemberian skor ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 3.8

Skor Pernyataan Negatif Angket

Skor Pilihan Jawaban

1 Sangat Setuju

2 Setuju

3 Tidak Setuju

4 Sangat Tidak Setuju

Sebelum dianalisis data ditabulasikan sebagai berikut:

(63)

Tabel 3.9

Kriteria Minat Belajar Tiap Siswa

Interval (%) Kriteria

Tidak Berminat (TM) Kurang Berminat (KM)

Cukup Berminat (CM) Berminat (M) Sangat Berminat (SM)

(Arikunto, 2005:60)

Sedangkan untuk menentukan kategori minat seluruh siswa digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.10

Presentase Minat Siswa Keseluruhan Jumlah Presentase Minat Siswa

Kriteria

SM SM+

M

SM+M+ CM

SM+M+ CM+KM

SM+M+ CM+KM+

TM

SM

<75% M

<75% CM

<65% KM

<65% TM

(Arikunto, 2005:61)

Gambar

  Gambar 2.1 Prisma Tegak
Gambar 2.3
Gambar 2.4 Jaring-jaring Prisma Segitiga
Gambar 2.6 Jaring-jaring Prisma Segienam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Distribusi Proporsi Tindakan Medis Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan di RSUP H Adam Malik Medan tahun 2012 ... Distribusi Proporsi

Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan sediaan gel penyembuh luka dengan ekstrak daun mengkudu dan gelling agent karbopol 940 yang dapat memiliki sifat fisik dan

Powered by

[r]

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah mengetahui pola makan balita melalui tingkat kecukupan zat gizi makanan yang dikonsumsi terhadap status gizi anak balita dalam

Sehubungan dengan telah berakhirnya masa sanggah terhadap Pengumuman Hasil Kualifikasi Nomor : 602.1/07/EDP-NBM-SS/POKJA BAPELUH/STG/IX/2014, tanggal 12 September 2014 untuk

17.1 Semua peserta yang lulus pembuktian kualifikasi dimasukkan oleh Panitia PBJ ke dalam Daftar Pendek (short list), untuk Seleksi Umum paling kurang 5 (lima)

ke lapangan (Gudang Produsen/Distributor) terhadap ketersedian barang yang ditawarkan dengan Jadwal Pelaksanaan yang akan ditentukan kemudian, jiika saudara tidak