• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN PENYULUHAN OPTIMALISASI INSTAGRAM SEBAGAI SOSIAL MEDIA MARKETING AGROWISATA PETIK JERUK DAN NAGA LISTRIK DI DESA SUMBERMULYO KECAMATAN PESANGGARAN KABUPATEN BANYUWANGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "RANCANGAN PENYULUHAN OPTIMALISASI INSTAGRAM SEBAGAI SOSIAL MEDIA MARKETING AGROWISATA PETIK JERUK DAN NAGA LISTRIK DI DESA SUMBERMULYO KECAMATAN PESANGGARAN KABUPATEN BANYUWANGI"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

RANCANGAN PENYULUHAN OPTIMALISASI INSTAGRAM SEBAGAI SOSIAL MEDIA MARKETING AGROWISATA

PETIK JERUK DAN NAGA LISTRIK DI DESA SUMBERMULYO KECAMATAN PESANGGARAN

KABUPATEN BANYUWANGI

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

ANDIKA ARUM NUGROHO 04.01.18.085

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2022

(2)

i

TUGAS AKHIR

RANCANGAN PENYULUHAN OPTIMALISASI INSTAGRAM SEBAGAI SOSIAL MEDIA MARKETING AGROWISATA

PETIK JERUK DAN NAGA LISTRIK DI DESA SUMBERMULYO KECAMATAN PESANGGARAN

KABUPATEN BANYUWANGI

Diajukan sebagai syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan (S.Tr.P)

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

ANDIKA ARUM NUGROHO 04.01.18.085

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2022

(3)

ii

HALAMAN PERUNTUKAN

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya penyusunan laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan lancar. Tidak lupa sholawat serta salam juga di haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat.

Tugas Akhir dengan judul “Rancangan Penyuluhan Optimalisasi Instagram Sebagai Sosial Media Marketing Agrowisata Petik Jeruk dan Naga Listrik di Desa Sumbermulyo Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi”, penulis mengucapkan terimakasih untuk :

1. Kedua orang tua saya, Bapak Nurhadi dan Ibu Siti Tarwiyah, yang saya cintai dan sayangi, yang selalu memberikan do’a dan dukungan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

2. Kedua dosen pembimbing saya, Bapak Dr. Acep Hariri SST, M.Si dan ibu Rika Despita, SST, MP, yang telah meluangkan waktu dalam membimbing dalam penulisan tugas akhir ini.

3. Seluruh Civitas Akademika Polbangtan Malang yang telah memberikan kesempatan dalam menimba ilmu dan pengalaman sebagai bekal penulis di masa yang akan datang.

4. Penyuluh di BPP Pesanggaran, pokdarwis desa sumbermulyo serta pengelola agrowisata yang telah memberikan kesempatan terkait penulisan laporan Tugas Akhir.

5. Seluruh angkatan Polbangtan Malang 2018, terkhusus kelas pertanian C yang telah memberikan dorongan semangat dan motivasi bagi penulis hingga laporan Tugas Akhir ini selesai.

6. Serta semua pihak yang pernah terlibat baik melalui do’a, tenaga, maupun pikiran dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

-Jazakumullah Khayran Katsiro-

Malang, 7 September 2022

Penulis

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI TUGAS AKHIR

RANCANGAN PENYULUHAN OPTIMALISASI INSTAGRAM SEBAGAI SOSIAL MEDIA MARKETING AGROWISATA

PETIK JERUK DAN NAGA LISTRIK DI DESA SUMBERMULYO KECAMATAN PESANGGARAN

KABUPATEN BANYUWANGI

ANDIKA ARUM NUGROHO 04.01.18.085

Telah dipertahankan di depan penguji Pada tanggal, 3 Agustus 2022 Dinyatakan telah memenuhi syarat

Mengetahui,

Penguji I, Penguji II,

Dr. Acep Hariri, SST, M.Si Rika Despita, SST, MP NIP. 19841007 200604 1 002 NIP. 19841212 200604 2 001

Mengetahui,

Penguji III,

Dr. Budi Sawitri, SST, M.Si NIP. 19840328 200604 2 001

(7)

vi RINGKASAN

Andika Arum Nugroho, NIRM 04.01.18.085, Rancangan penyuluhan optimalisasi instagram sebagai sosial media marketing agrowisata petik jeruk dan naga listrik di desa sumbermulyo kecamatan pesanggaran kabupaten banyuwangi. Pembimbing Dr. Acep Hariri, SST, M.Si dan Rika Desapita SST, MP Sektor buah naga merupakan sentra buah yang ada di banyuwangi, desa Sumbermulyo menjadikan tanaman buah naga sebagai wisata eedukasi berbasis agrowisata. Adanya potensi agrowisata yang masih kurang dalam cara mempromosikannya. Instagram adalah media sosial yang sangat efektif dalam menyebarkan informasi terkait adanya agrowisata. Tujuan pelaksanaan kajian adalah 1) mendeskripsi karakteristik yang datang di agrowisata, 2) mengetahui pengaruh instagram sebagai sosial media marketing agrowisata 3) Menyusun rancangan dan implementasi penyuluhan terkait pengoptimalan instagram.

Pelaksanaan kajian dilakukan di desa Sumbermulyo pada bulan april sampai bulan juni 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah 1) diskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling didapat 46 responden kajian untuk analisis data kajian. 2) penyusunan rancangan penyuluhan bertujuan agar 80% pengelola dan pokdarwis mengetahui peran instagram sebagai sosial media marketing agrowisata menggunakan metode diskusi dengan pendekatan kelompok. Alat bantu yang digunakan yaitu benda nyata (instagram), 3) Evaluasi Penyuluhan diukur untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap dengan metode analisis statistik deskriptif.

Hasil pelaksanaan tugas akhir adalah 1) karakteristik pengunjung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sosial media marketing agrowisata dikarenakan persepsi setiap orang berbeda dalam menangkap sebuah informasi di instagram, 2 konten yang disajikan instagram agrowisata berpengaruh signifikan terhadap sosial media marketing agrowisata karena cara yang efektif dalam menyebarkan informasi, 3) hasil evaluasi tingkat pengetahuan pengelola dan pokdarwis dalam kategori mencipta menurut taksonomi bloom (2001:7) dan sikap 91,8% menjawab setuju dari hasil penyuluhan yang dilakukan. Hal tersebut menunjukan pengetahuan dan sikap pengelola dan pokdarwis berkaitan dengan kegiatan pengembangan agrowisata yang dijalaninya, semakin tinggi pengetahuan dan sikap sasaran dari desain penyuluhan maka semakin baik pula proses penerimaan materi dan kegiatan pengembangan agrowisata.

Kata kunci : Agrowisata, Instagram, Marketing, Sosial media

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul “Rancangan penyuluhan optimalisasi instagram sebagai sosial media marketing agrowisata petik jeruk dan naga listrik di desa sumbermulyo kecamatan pesanggaran kabupaten banyuwangi”. Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang terkait. Tak lupa ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada :

1. Dr. Acep Hariri, SST, M.Si selaku dosen pembimbing I 2. Rika Despita, SST, MP selaku dosen pembimbing II

3. Dr. Eny Wahyuning Purwaningsih, SP, MP selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

4. Dr. Setya Budhi Udrayana, S.Pt, M.Si selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

5. seluruh masyarakat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan pengelola agrowisata yang terlibat dalam penulisan laporan ini, dan

6. seluruh keluarga yang telah memberikan dukungannya dalam bentuk material maupun spiritual.

Penyusun menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan telah memberikan kontribusi pemikiran sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan lancar. Penulis juga berharap laporan ini dapat menjadi acuan di bidangnya. Semoga bermanfaat.

Malang, 7 September 2022

Penulis

(9)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR ORISINALITAS……… iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... v

RINGKASAN... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan ... 4

1.4 Manfaat ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Penelitian Terdahulu ... 6

2.2 Landasan Teori ... 8

2.2.1 Agrowisata ... 8

2.2.2 Media Sosial ... 9

2.2.3 Media Sosial Instagram ... 10

2.2.4 Sosial media marketing ... 10

2.2.5 Karakteristik Pengunjung ... 11

2.3 Pokdarwis ... 12

2.4 Aspek Penyuluhan... 13

2.4.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian ... 13

2.4.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian ... 13

2.4.3 Sasaran Penyuluhan Pertanian ... 14

2.4.4 Materi Penyuluhan Pertanian ... 15

2.4.5 Metode Penyuluhan Pertanian ... 15

2.4.6 Media Penyuluhan Pertanian ... 16

(10)

ix

2.4.7 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian ... 18

2.4.8 Evaluasi Penyuluhan Pertanian ... 18

2.4.9 Kerangka Pikir ... 24

BAB III METODE PELAKSANAAN ... 29

3.1 Lokasi dan Waktu ... 29

3.2 Metode Penelitian ... 29

3.2.1 Populasi dan Sampel ... 29

3.2.2 Jenis data ... 29

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.2.4 Variabel Penelitian ... 33

3.2.5 Difisi Operasional ... 37

3.2.6 Teknik Pengujian Intrumen ... 38

3.2.7 Teknik Analisis Data ... 40

3.2.8 Uji Kelayakan Model Regresi Berganda ... 42

3.3 Penetapan Perancangan Penyuluhan ... 44

3.3.1 Penetapan Tujuan Penyuluhan Pertanian ... 44

3.3.2 Penetapan Sasaran Penyuluhan Pertanian. ... 45

3.3.3 Penetapan Materi Penyuluhan Pertanian dan Matrik Penetapan Materi Penyuluhan (lampiran 4) ... 45

3.3.4 Penetapan Metode Penyuluhan Pertanian dan Matrik Penetapan Metode Penyuluhan (Lampiran 5) ... 46

3.4 Penetapan Metode Implementasi/ Uji Coba Rancangan Penyuluhan ... 47

3.4.1 Persiapan Penyuluhan Pertanian ... 47

3.4.2 Penetapan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian ... 48

3.5 Penetapan Evaluasi Rancangan Penyuluhan ... 48

3.5.1 Penetapan Tujuan Evaluasi ... 49

3.5.2 Metode Evaluasi ... 49

3.5.3 Skala Instrumen Evaluasi ... 49

BAB IV HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 51

4.1.1 Hasil Uji Validitas ... 51

4.1.2 Hasil Uji Reabilitas ... 52

4.2 Hasil Penelitian Karakeristik Responden ... 52

4.2.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 53

4.2.2 Responden Berdasarkan Umur ... 53

4.2.3 Responden Berdasarkan Pendidikan ... 54

4.2.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 55

4.2.4 Responden Berdasarkan Lama Bergabung di Media Sosial ... 55

4.3 Rekap Data Diskripsi Variabel Sosial Media Marketing Agrowisata Petik Jeruk Dan Naga Listrik ... 56

4.3.1 Context ... 56

(11)

x

4.3.2 Colaboration ... 57

4.3.3 Communication ... 58

4.3.4 Connection ... 59

4.4 Hasil Kajian Sosial media marketing ... 60

4.5 Hasil Analisis Uji Regresi Linier Berganda ... 61

4.5.1 Tabulasi Data ... 61

4.5.2 Metode Suksesif Interval (Method of Successive Interval/MSI) ... 62

4.5.3 Uji Asumsi Klasik ... 62

4.5.4 Estimasi Model Regresi Linier Berganda... 65

4.5.5 Uji kelayakan Model (R2) ... 66

4.5.6 Uji T (Parsial) ... 67

4.5.7 Uji F (Simultan) ... 68

4.6 Pembahasan Pengaruh Karakteristik Pengunjung Dan Konten Instagram Terhadap Sosial media marketing ... 68

4.6.1 Pengaruh karakteristik pengunjung terhadap sosial media marketing ... 68

4.6.2 Pengaruh konten instagram terhadap sosial media marketing ... 69

4.7 Relevansi Hasil Kajian dengan Rancangan Penyuluhan ... 72

BAB V PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ... 75

5.1 Gambaran Umum Desa ... 75

5.1.1 Keadaan Goilogis Desa Sumbermulyo ... 76

5.1.2 Keadaan Demografi Desa Sumbermulyo ... 76

5.1.3 Agrowisata Petik jeruk dan Naga Listrik di desa Sumbermulyo... 78

5.1.4 Pokdarwis Desa Sumbermulyo ... 79

5.2 Perancangan Penyuluhan Pertanian ... 80

5.2.1 Tujuan Penyuluhan Pertanian ... 80

5.2.2 Sasaran Penyuluhan ... 81

5.2.3 Metode Penyuluhan Pertanian ... 81

5.2.4 Materi Penyuluhan Pertanian ... 82

5.2.5 Media Penyuluhan Pertanian ... 83

5. 3 Implementasi Rancangan Penyuluhan Pertanian ... 84

5.3.1 Persiapan Penyuluhan Pertanian ... 84

5.3.2 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian ... 86

5.4 Evaluasi Penyuluhan Pertanian ... 87

5.4.1 Perancangan Evaluasi Penyuluhan Pertanian ... 87

5.4.2 Instrumen Evaluasi Penyuluhan Pertanian ... 87

5.4.3 Pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian. ... 87

BAB VI PEMBAHASAN/DISKUSI ... 89

6.2 Hasil Evaluasi Penyuluhan Pertanian ... 90

6.2.1 Data Identitas Responden... 90

(12)

xi

6.2.2 Aspek Pengetahuan (kognitif) ... 91

6.2.3 Aspek Sikap (Afektif) ... 94

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

7.1 Kesimpulan ... 98

7.2 Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

LAMPIRAN ... 106

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian terdahulu ... 6

2.2 Indikator Taksonomi Bloom (Kognitif)... 20

3.1 Data Prime ... 30

3.2 Data Sekunder ... 31

3.3 Skor pernyataan ... 33

3.4 Variabel dan Indikator Penelitian ... 35

4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 53

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 54

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan jenjang pendidikan ... 54

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 55

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bergabung Di Media Sosial Instagram ... 56

4.6 Tabulasi Data Tanggapan Responden Terhadap Sub Variabel Konteks ... 57

4.7 Tabulasi Data Tanggapan Responden Terhadap Sub Variable Kolaborasi .. 58

4.8 Tabulasi Data Tanggapan Responden Terhadap Sub Variable komunikasi . 59 4.9 Tabulasi Data tanggapan responden terhadap sub variabel koneksi ... 59

4.10 Tabel Data Hasil Uji Multikolonieritas ... 63

4.11 Hasil Uji T (Parsial) ... 67

4.12 Pengaruh karakteristik dan konten instagram terhadap sosial media marketing ... 73

5.1 Distribusi Jumlah Penduduk Desa Sumbermulyo Berdasarkan Usia Tahun 2021... 77

5.2 Distribusi jumlah penduduk desa Sumbermulyo berdasarkan jenis sektor tahun 2021 ... 77

5.3 Distribusi jumlah penduduk desa Sumbermulyo berdasarkan pendidikan tahun 2021 ... 78

5.4 Data Responden Penyuluhan ... 88

6.1 Jumlah Responden Evaluasi Penyuluhan Berdasarkan Umur... 90

(14)

xiii

6.2 Jumlah Responden Evaluasi Penyuluhan Berdasarkan Pendidikan ... 90

6.3 Kelas Interval Sikap ... 95

DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Halaman 2.1 Theory Of Reason Action ... 23

2.2 Theory Of Planned Behavior ... 24

2.3 Alur berfikir ... 26

3.1 Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen... 34

4.1 Hasil Uji Normalitas... 63

4.2 Gambar hasil uji heterokedastisitas... 64

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Pembeda penelitian sebelumnya ... 106

2 Kisi-kisi Kuesioner Kajian... 109

3 Kuesioner penelitian ... 111

4 hasil uji regresi linier berganda ... 116

5 Matrik Pengambilan Keputusan Materi Penyuluhan ... 118

6 Matrik Analisa Penetapan Metode Penyuluhan Pertanian... 119

7 Matrik Analisa Penetapan Media Penyuluhan Pertanian ... 120

8 Kisi-kisi Kuisioner Evaluasi Penyuluhan ... 121

9. Hasil Validitas Dan Reabilitas Kuesioner Penelitian ... 123

10 Tabulasi Data Responden Penelitian ... 125

11 Data jawaban responden penyuluhan ... 131

12 Validitas dan reabilitas kuesioner penyuluhan ... 132

13 Tabel Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap sosial media marketing agrowisata ... 137

14 Daftar Hadir Responden Penyuluhan Pertanian ... 140

15 Berita Acara Penyuluhan Pertanian ... 142

16 Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) ... 143

17 Sinopsis penyuluhan pertanian ... 145

18 Kuesioner penyuluhan ... 146

19 screnshot media penyuluhan ... 150

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat melimpah. Baik dari sektor perkebunan, perikanan, kelautan atau pertanian. Kekayaan sumber daya alam (SDA) ini membuat Indonesia memiliki potensi wisata berbasis alam yang tinggi jika dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. Hal tersebut didukung oleh Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Kepariwisataan Nasional menjelaskan bahwa desa merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan potensi dan kapasitas sumber daya lokal yang tersedia di masyarakat. Strategi yang akhir-akhir ini dilakukan oleh pemangku adalah mengembangkan dan mengenalkan potensi baik wisata maupun pertanian dengan media sosial.

Fenomena kehadiran media sosial adalah salah satu dampak nyata dari berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang sangat luar biasa.

Dengan membawa perubahan cara berkomunikasi dari konvensional menjadi modern yang serba digital, sehingga menyebabkan komunikasi yang terjadi menjadi lebih efektif dan efisien dalam penyebaran informasinya. Seperti yang dijelaskan oleh Cahyono (2016:140) Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Mengutip dari Suara.com (2022) jumlah pengguna Instagram di Indonesia mencapai 99,15 Juta orang. Angka ini setara dengan 35,7% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan presentase untuk pengguna perempuan sebesar 47,7% dan pengguna laki-laki sebesar

(17)

2

52,3%. Dampak positif dari media sosial adalah memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang, memperluas pergaulan, jarak dan waktu bukan lagi masalah, lebih mudah dalam mengekspresikan diri, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat, biaya lebih murah. Sedangkan dampak negatif dari media sosial adalah menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan sebaliknya, interaksi secara tatap muka cenderung menurun, membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet, menimbulkan konflik, masalah privasi, rentan terhadap pengaruh buruk orang lain. Kemudahan teknologi komunikasi melalui media sosial Instagram dimanfaatkan sebagai sarana dalam mengenalkan suatu profil atau menyebarkan suatu informasi.

Maka dari itu di era digitalisasi ini banyak objek tempat yang memanfaatkan media sosial sebagai media penyebaran informasi atau yang biasa disebut promosi.

Promosi objek wisata yang dilakukan melalui media sosial adalah cara yang bersifat baru dan dapat mendorong perkembangan wisatawan. Fenomena saat ini menunjukkan bahwa, cara mudah dan cepat serta dapat diandalkan untuk mempromosikan suatu daerah wisata menjadi destinasi wisata baru adalah dengan menggunakan media sosial yang dilakukan oleh masyarakat sadar wisata. Kegiatan promosi dilakukan dengan media sosial menjadi lebih efektif dan efisien.

Hal ini dibuktikan dari hasil survei yang telah dilakukan desa Sumbermulyo yang kaya akan lahan pertaniannya. Tanaman buah naga yang diberikan penerangan lampu selain agar tanaman mampu berbuah diluar musim dan fenomena ini dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai destinasi wisata di desa tersebut. Maka masyarakat berinisiatif untuk membangun sebuah wisata edukasi berbasis agrowisata tanaman buah naga yang mengusung tema keindahan lampu pada malam hari. Agrowisata petik jeruk dan naga listrik adalah wisata

(18)

edukasi yang ada di desa Sumbermulyo. Setelah berjalan selama beberapa bulan cara mengenalkan wisata edukasi ini dengan menggunakan cara konvensional dan media sosial. Dari hasil observasi lapang media sosial instagram sangat efektif dalam menyebarkan infomasi terkait keberadaan agrowista tetapi kurang maksimal dalam pengoptimalannya. media sosial instagram yang sedang digunakan dengan nama akun @wisata_naga listrik memilki peran penting dalam penyampaian informasi dan komunikasi kepada masyarakat luas tentang keberadaan wisata tersebut tetapi belum maksimal dalam pengoperasiannya. Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya peran masyarakat sadar wisata dalam pengoptimalan media sosial Instagram di agrowisata petik jeruk dan naga listrik di desa Sumbermulyo.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik dengan kegiatan pengelola agrowisata dan kelompok sadar wisata (pokdarwis) dalam memanfaatkan media sosial sebagai upaya mempromosikan potensi wisata yang ada di desa Sumbermulyo. Melalui kajian ini diharapkan masyarakat sadar wisata dan pengelola agrowisata petik jeruk dan naga listrik dapat mengoptimalkan peran media sosial instagram sebagai sosial media marketing sebagai sarana untuk mengenalkan potensi yang ada di desa Sumbermulyo Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dirumuskan rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik pengunjung terhadap peran media sosial instagram sebagai sosial media marketing di desa Sumbermulyo Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi ?

(19)

4

2. Bagaimana pengaruh media sosial Instagram terhadap sosial media marketing di agrowisata petik jeruk dan naga listrik desa Sumbermulyo Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi ?

3. Bagaimana rancangan penyuluhan tentang optimalisasi instagram sebagai sosial media marketing agrowisata Petik Jeruk dan Naga Listrik di Desa Sumbermulyo Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan karakteristik pengunjung terhadap peran media sosial instagram sebagai sosial media marketing di desa Sumbermulyo Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi

2. Menganalisis pengaruh media sosial Instagram terhadap sosial media marketing di Agrowisata petik jeruk dan naga listrik di Desa Sumbermulyo Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi

3. Menyusun rancangan penyuluhan tentang optimalisasi instagram sebagai sosial media marketing agrowisata agrowisata petik jeruk dan naga Listrik Di Desa Sumbermulyo Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi

1.4 Manfaat

Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang di peroleh adalah sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa:

a. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan permasalahan melalui hasil kajian.

b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bidang penelitian sosial.

(20)

c. Mampu menyusun rancangan penyuluhan yang dapat meningkatkan pengetahuan tentang pemanfaatan media sosial instagram.

2. Bagi Politeknik Pembangunan Pertanian Malang:

Sebagai sarana atau upaya memperkenalkan Polbangtan Malang sebagai institusi penyelengara pendidikan program Diploma IV Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan.

3. Bagi Kelompok sadar Wisata (Pokdarwis) / Pengelola Agrowisata Petik Jeruk dan Buah naga listrik :

Sebagai upaya mengenalkan objek wisata petik jeruk dan naga listrik di desa Sumbermulyo kecamatan Pesanggaran kabupaten Banyuwangi kepada masyarakat luas dengan media sosial Instagram agar lebih efektif dan efisien.

(21)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah pandangan yang dilakukan dalam kajian dengan membandingkan dengan penelitian terdahulu sebagai acuan tanpa adanya kesamaan isi konteks untuk menunjukkan orsinalitas dari kajian. Dari ke 5 penelitian terdahulu, tidak menemukan kesamaan judul, tempat dan ada perbedaan variabel yang tersaji pada tabel 2.1 :

. Tabel 2. 1 Penelitian terdahulu Nama

penulis/tahun

Judul Metode

Penelitian

Hasil

Riska

wahyuningtyas, (2018)

Pengaruh

electronic word of mouth (ewom) di media sosial instagram bujang flowershop terhadap minat beli konsumen

kuantitatif deskriptif

Lama bergabung di instagram mempengarungi seseorang dalam menerima suatu informasi. Pengguna instagram melebihi 3 tahun dapat menyerap dan up to date dalam sebuah informasi di instagram, terhitung < 1 tahun, > 1-2 tahun, > 2 tahun

Eunike Sipayung, Sony Heru Priyanto, (2019)

Analisis Sosial media marketing Dalam Menarik Pengunjung (Studi Pada Kampoeng Kopi Banaran, PT.

Perkebunan Nusantara IX Kabupaten Semarang)

Kualitatif dengan desain diskriptif

bentuk-bentuk sosial media yang salah satunya dapat dioptimalkan dalam sebuah promosi marketing adalah instagram. Dengan berbagai fitur yang tersedia memberika dampak yang signifikasn dalam menarik pengunjung. Fitur tersebut seperti like, comment, tag, dan share. Hasil pnegaruhnya peningkatan comment, tag dan share sangat signifikan oleh tag, dikarenakan dari tag media sosial dapat membantu menyebarkan informasi dari pengikut pengakses yang menggunakan fitur tag. Fitur tag jika follower menggunakan fitur tersebut, maka secara tidak langsung

akun mereka membantu

mempromosikan instagam PtT.

Perkebunan nusantara Ix kabupaten Semarang kepada para pengakses pengikut tagar.

(22)

Nama penulis/tahun

Judul Metode

Penelitian

Hasil

Herdita mulyawati, 2018

Studi Kasus Pada Pemanfaatan Instagram Dan Website Dalam Gerakan Sosial Memberi Dengan Memberi Oleh Komunitas Regional Ketimbang Ngemis Jakarta (KNJ)

Diskriptif kuantitaif

Fitur-fitur yang disediakan instagram seperti live siaran langsung, postingan, hastag dan instastori memberikan dampak yang efektif adalam gerakan sosial memberi oleh komunitas regional ketimbng ngemis Jakarta. Dengan memaksimalkan fitur yang ada pada instagram akan memperbanyak tampilan website dan menarik pengakses.

Olivia Elvetta, dkk, 2018

Analisa Sosial media marketing Interaktif Melalui Instagram Restoran Madame Chang Dan

Hubungannya Dengan Respon Konsumen

kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya persepsi yang baik dari

followers Instagram

@madame_chang. Hasil nilai Customer Response Index sebesar 59.3%. Terdapat hubungan antara sosial media marketing interaktif dengan respon konsumen melalui Instagram @madame_chang.

Kesimpulan dari beberapa penelitian terdahulu adalah memanfaatkan dan mengoptimalkan, serta mengenalkan wisata dengan menggunakan media sosial di bidang sosial media marketing. Di era digitalisasi ini peran media sosial sangat penting dalam menyebarkan informasi secara luas kepada masyarakat, tanpa adanya batas ataupun waktu dalam penyampaiannya. Seberapa efektif media sosial itu dalam penarikan jumlah pengunjung atau konsumen sehingga terjadi pelonjakan promosi dan penjualan di agrowisata. Seperti halnya dari ke 5 jurnal yang memuat tentang pengoptimalan instagram karena instagram dinilai sangat efektif baik di kalangan anak muda maupun orang dewasa yang sedang mencari lokasi berlibur. Tujuan dari beberapa peneliti tersebut menjadi acuan penelitian yang dilakukan penulis dalam hal pengembangan agrowisata dan pengoptimalan fungsi instagram. Dalam mengoptimalkan media sosial merujuk pada penelitian seperti teori chris hauver yang dikutip oleh Solis (2010,263). Untuk mengukur kefektifakn media sosial terdapat 4

(23)

8

komponen yang memenuhi faktor seperti konteks, komunikasi, kolaborasi dan koneksi yang disebut sosial media marketing. Ke empat elemen tersebut yang menjadi dasar dalam pengambilan variabel penelitian. Selain itu dari penelitian Jurista dkk (2021:12) dalam pengembangan media sosial sebagai komunikasi marketing sangat terbilang efektif dari fitur-fitur yang disajikan oleh instagram. Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwasannya fitur dalam kajian sebelumnya yang menjadi variabel yang mempengaruhi dalam pemanfaatan instagram. Faktor lain yang mempengaruhi adalah penerima informasi atau pengakses. Pengakses dalam memaknai sesuatu berbeda- beda sesuai karakteristik mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Mulyawati (2018:98) bahwasanya fitur-fitur yang ada di instagram memberikan dampak yang sangat tinggi dalam mempengarungi pengakses, seperti live, postingan, dan hastag. Penelitian yang dilakukan oleh Riska wahyuningtyas, (2018:50) bahwasannya karakteristik penerima pesan mempengaruhi dari segi umur, pendidikan dan lama mereka bergabung di instagram dalam mengadopsi sebuah informasi. Selain itu lama mereka bermain instagram juga mempengarungi latar belakang mereka dalam menerima suatu informasi dengan kelas interval < 1 tahun, > 1 tahun, dan > 3 tahun.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Agrowisata

Agrowisata merupakan salah satu bentuk perpaduan antara pariwisata dan pertanian sehingga terjadi agrowisata. Pengertian agrowisata dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor:

204/KPTS/30HK/050/4/1989 dan Nomor KM. 47/PW.DOW/MPPT/89 Tentang Koordinasi Pengembangan Wisata Agro, didefinisikan sebagai suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, perjalanan, rekreasi dan hubungan usaha dibidang

(24)

pertanian. Menurut Jolly dan Reynolds (2005:1), agro-pariwisata adalah usaha yang dilakukan oleh petani yang mendalami di sektor pertanian untuk kesenangan dan pendidikan pengunjung. Agrowisata menyajikan sumber pendapatan potensial dan meningkatkan manfaat masyarakat. Pengunjung ke area agrowisata dapat terhubung langsung ke petani dan mendukung peningkatan produk pertanian secara tidak langsung.

Selain itu, Palit (2017:22) menjelaskan bahwa perkembangan agrowisata akan memberikan petani lokal untuk meningkatkan sumber pendapatan mereka dan meningkatkan kualitas dan kesejahteraan kehidupan sejalan dengan keberadaan agrowisata ini. Selain itu, berkat perkembangan agrowisata yang menonjolkan budidaya lokal dalam penggunaan lahan, kita dapat meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya tanah dan pemeliharaan budaya serta teknologi lokal (pengetahuan) yang umumnya sesuai dengan kondisi lingkungannya yang ada sekitar lokasi. Pembangunan area agrowisata dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan pengurangan kemiskinan serta pengoptimalan pengangguran. Ini dapat diklasifikasikan sebagai pengembangan dan pembangunan ekonomi lokal. Strategi pembangunan ekonomi lokal harus melibatkan masyarakat dan tokoh pedesaan secara langsung dalam perencanaan, implementasi, pelaksanaan penilaian dan pemantauan pembangunan desa wisata mereka (Hidayat, 2011:37).

2.2.2 Media Sosial

Media sosial menurut Nasrullah (2015:11) adalah alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan para penggunanya untuk berbagi, bekerjasama antara pengguna, dan melakukan pertukaran informasi baik secara individu maupun organisasi. Media sosial merupakan media online dengan basis berkomunikasi dan berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Jejaring sosial dan wiki adalah situs yang paling sering digunakan

(25)

10

oleh masyarakat di seluruh dunia. Selain fasilitas akses media sosial, tiap akun memiliki ketentuan yang berbeda-beda. Media sosial Instagram, Line, Whatsapp, Facebook, Snapchat, dan Twitter memperbolehkan pengguna membagikan konten foto, video, dan statusnya agar dapat diakses secara global maupun privat.

2.2.3 Media Sosial Instagram

Instagram sebagai salah satu media sosial populer di Indonesia berada di peringkat kedelapan dengan pengguna mencapai 10%. Berdasarkan sumber e- marketer.com tahun 2022 penggunaan instagram di Indonesia bagi pengguna dengan usia 16-35 tahun, melakukan posting foto-foto saat travelling mencapai 48.4%

(peringkat ketiga). Di Indonesia, jumlah pengguna instagram aktif mencapai 22 juta orang. Adapun dengan persebaran demografi pengguna instagram 18-29 tahun memiliki penggunaan terbesar yaitu 83%. Namun 18% dari mereka yang berumur 30-49 tahun dan 6% dari umur 50-64 tahun juga menggunakan instagram.

Berdasarkan data tersebut, maka instagram merupakan salah satu media yang potensial untuk digunakan sebagai media promosi Indika (2006:25). Instagram dapat diartikan sebagai media untuk berbagi foto dan video dan mengirimnya dalam waktu cepat (Sari, 2017:11). Dalam tampilan instagram ada 5 menu utama yaitu home page, comment, explore, profil, new feed.

2.2.4 Sosial media marketing

Menurut penelitian dari (Solis, 2010: 263) mengutip dari pendiri Sosial Media Club dan inovator media baru, berpendapat dalam buku “The Complete Guide for Brands and Businesses to Build Cultivate and Measure Success on The Web” bahwa terdapat 4 C dalam penggunaan sosial media, diantaranya:


1. Context

Pengemasan pesan dari informasi yang disajikan dalam informasi di media sosial

(26)

2. Communication

Cara berbagi cerita atau informasi yang meliputi cara mendengarkan, merespon, dengan berbagai cara seperti menambahkan gambar ataupun pengemasan pesan yang membuat pengguna merasa nyaman dan pesan tersampaikan dengan baik.

3. Collaboration

Cara kerja sama antara sebuah akun atau perusahaan dengan penggunanya di media sosial untuk membuat hal baik yang lebih efektif dan efisien.

4. Connection

Pemeliharaan hubungan yang sudah terbina bisa dengan melakukan sesuatu yang bersifat berkelanjutan sehingga pengguna merasa lebih dekat dengan sebuah akun maupun perusahaan pengguna media sosial.

komponen 4C merupakan komponen yang harus ada dalam setiap media sosial. Hal ini bertujuan untuk membuat media sosial tersebut mudah untuk digunakan serta bisa memenuhi tujuan dari individu yang menggunakannya.

2.2.5 Karakteristik Pengunjung

Gambaran mengenai wisatawan menurut Armindiana (2018:8) dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya (trip descriptor) dan karakteristik wisatawannya (tourist characteristics), sebagai berikut:

1. Trip descriptor Wisatawan dibagi kedalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukannya. Secara umum jenis perjalanan yang dilakukannya.

Secara umum jenis perjalanan dibedakan menjadi : perjalanan rekreasi, mengunjungi teman / keluarga, perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan lainnya.

2. Umur berdampak pada keinginan wisata yang dilakukan. Kebutuhan dan keinginan wisatawan berubah seiring dengan perubahan usia.

3. Latar belakang pendidikan erat kaitannya dengan preferensi dalam pemilihan kegiatan wisata tersendiri ia yang berpendidikan rendah biasanya. memiliki

(27)

12

kemampuan dan pendapatan yang rendah sehingga ia cenderung mempunyai keterbatasan dalam pemilihan kegiatan wisata.

4. Pendapatan seseorang secara umum berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan dan usia dengan kata lain, ia yang berpenghasilan tinggi cenderung memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, dengan jenis pekerjaan yang tetap dan usia tertentu.

Pengaruh pendapatan terhadap pola wisata sangat erat terutama berkaitan dengan waktu yang tersedia untuk berwisata.

2.3 Pokdarwis

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) adalah salah satu kelompok yang ada di dalam masyarakat yang memiliki peran dan fungsi penting dalam pengembangan kepariwisataan di suatu daerah. Keberadaan Pokdarwis di suatu daerah dengan tujuan wisata perlu mendapat dukungan, dukungan dan pembinaan baik oleh masyarakat itu sendiri, pemerintah, akademi dan investor. Hal tersebut bertujuan agar Pokdarwis dapat berperan lebih efektif dalam turut menggerakkan partisipasi masyarakat di dalam mewujudkan lingkungan dan suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan kepariwisataan di suatu daerah tujuan wisata. Kelompok Sadar Wisata sebagai suatu upaya alternatif yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan pengembangan pariwisata dalam bentuk kampanye sadar wisata.

Dalam penerapannya, pengembangan pariwisata nusantara yang dilakukan Kelompok Sadar Wisata melalui berbagai kegiatan antara lain pembinaan masyarakat melalui kelompok swadaya dan swakarsa masyarakat yang berfungsi sebagai penggerak pembangunan pariwisata. Kelompok Sadar Wisata dalam hal ini dapat menjadi mitra pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat di bidang pariwisata, meningkatkan sumber daya manusia, mendorong terwujudnya Sapta Pesona (keamanan, ketertiban, keindahan, kesejukan, kebersihan, Keramahtamahan dan

(28)

kenangan), meningkatkan mutu produk wisata dalam rangka meningkatkan daya saing serta memulihkan pariwisata secara keseluruhan Andiani (2017;1).

Pelibatan masyarakat memerlukan suatu proses dan pengkondisian untuk mewujudkan masyarakat sadar wisata. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membentuk organisasi atau kelompok yang dapat menjadi salah satu komponen di dalam masyarakat. Pokdarwis merupakan salah satu komponen masyarakat yang memiliki peran dan kontribusi dalam pengembangan kepariwisataan di daerahnya (Yatmaja, 2019:29).

2.4 Aspek Penyuluhan

2.4.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian

Menurut Undang – Undang no 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam kesejahteraan hidup mereka..

. Sedangkan menurut Muljono (2007:59) penyuluhan juga dapat diartikan sebagai perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) sasaran atau pelaku usaha, sehingga tujuan penyuluhan dapat tercapai, yaitu sebagai penyebar informasi, bertukar pengalaman untuk petani, penyuluh dan lembaga terkait, melaksanakan proses pendidikan non formal, yaitu pendidikan praktis dalam bidang pertanian dan mengubah perilaku untuk kesejahteraan petani.

2.4.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian

Menurut Sadono (2008:69) tujuan dari penyuluhan pertanian adalah untuk mensejahterakan dan merubah perilaku petani dan keluarganya, sehingga akan

(29)

14

tumbuh minat mengembangkan kemauan guna melaksanakan kegiatan usaha taninya agar tercapai produktivitas usaha yang tinggi. Perubahan perilaku yang ada diharapkan petani lebih terbuka dalam menerima petunjuk dan bimbingan serta lebih aktif dan dinamis dalam melaksanakan usaha taninya .

Menurut Sutrisno (2016:69) tujuan penyuluhan pertanian dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai berikut:

1. Tujuan jangka pendek, yaitu menimbulkan dan merubah pengetahuan, kecakapan, sikap dan bentuk tidakan petani serta merubah sifat petani yang pasif dan statis menjadi aktif dan dinamis.

2. Tujuan jangka panjang, yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat tani atau agar kesejahteraan hidup petani lebih terjamin.

2.4.3 Sasaran Penyuluhan Pertanian

Sutrisno (2016:69) menyatakan bahwa yang menjadi sasaran penyuluhan adalah petani, peternak, pelaku usaha dan keluarganya, yaitu bapak tani, ibu tani pemuda/pemudi atau anak-anak petani. Sedangkan menurut Mardikanto (2011:16) dapat dikelompokkan sebagai :

1. Sasaran Utama Penyuluhan Pertanian

Sebagaimana jurnal rujukan terkait sasaran utama adalah sasaran penyuluhan yang secara langsung terlibat dalam kegiatan bertani dan mengolah usahatani adalah petani dan keluarganya..

2. Sasaran Penentu Dalam Penyuluhan Pertanian

Sasaran penentu adalah bukan pelaksana kegiatan bertani dan berusahatani, tetapi secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam penentuan kebijakan pembangunan pertanian, dan atau menyediakan segala kemudahan yang diperlukan petani dalam pelaksanaan dan pengelolaan usahataninya. Sasaran penentu yang termasuk dalam kelompok ini adalah :

(30)

1. Pengusaha atau pimpinan wilayah 2. Tokoh-tokoh informal

3. Para peneliti dan para ilmuwan 4. Lembaga pengkreditan

5. Produsen dan penyalur sarana produksi/peralatan bertani 6. Pedagang dan lembaga pemasaran yang lainnya

7. Pengusaha/industri pengolahan hasil-hasil pertanian 2.4.4 Materi Penyuluhan Pertanian

Suryantini (2004:17) mengatakan bahwa materi penyuluhan adalah suatu informasi yang ingin disampaikan oleh seorang penyuluh kepada sasarannya dalam upaya mewujudkan proses komunikasi pembangunan pertanian.

Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada penerima manfaat dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi dan inovasi untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan petani dan pelaku usaha serta keluarganya atau pertanian lainnya dengan memperhatikan pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pertanian. Dalam pemilihan materi harus sesuai dengan kebutuhan sasaran, dengan syarat :

1. Memberikan keuntungan kepada sasaran

2. Dapat mengisi kegiatan yang dibutuhkan saat ini

3. Tidak bertentengan dengan adat yang ada di daerah sasaran

4. Sederhana dalam perlakuannya, serta mudah dan biaya yang dikeluarkn 5. Memberikan hasil yang nyata

6. Tidak memiliki resiko yang besar ketika diterapkan.

2.4.5 Metode Penyuluhan Pertanian

Ardita dan Sucihatiningsih (2017:7) menyatakan bahwa metode penyuluhan merupakan suatu cara pengajaran yang bersifat khusus (berorientasi pada

(31)

16

kepentingan petani) guna membangkitkan motivasi dan kemauan petani untuk meningkatkan kondisi agar lebih sejahtera kedepanya.

Metode penyuluhan merupakan cara melakukan kegiatan penyuluhan untuk mengubah perilaku sasaran dengan langkah yang sistematis, demi mendapatkan hasil yang efektif dan efisien. Sedangkan Menurut Mardikanto (2011:206) pemilihan metode penyuluhan sebaiknya diprogram menyesuaikan diri dengan kebutuhan sasaran, karakteristik sasaran, sumber daya yang tersedia dan kondisi lingkungan (termasuk waktu dan tempat) diselenggarakannya kegiatan penyuluhan tersebut.

2.4.6 Media Penyuluhan Pertanian

Media penyuluhan menurut Ruyadi, dkk (2017:39), merupakan suatu sarana untuk memudahkan penyuluh dalam melaksanakan suatu perkumpulan seperti penyuluhan sebagai bentuk merangsang sasaran untuk dapat mengadopsi pesan- pesan yang telah disampaikan. Sedangkan sasaran media itu sendiri di sesuaikan dengan karakteristik sasaran, kondisi dan beberapa aspek yang menunjang keefektifan media penyuluhan . Macam-macam media penyuluhan menurut Nuraeni (2015:10) antara lain :

1. Media Penyuluhan Tercetak

Contoh media penyuluhan tercetak adalah leaflet, buku, poster. Dengan kelebihan media penyuluhan tercetak yaitu, sudah pasti bahannya tahan lama, mampu dilakukan atau dibaca berkali-kali, dapat digunakan sesuai dengan kecepatan pembelajaran atau bisa dikatakan fleksibel dan mudah bisa kemana-mana.

2. Media Penyuluhan Audio

Contoh media penyuluhan audio adalah media yang memiliki suara dalam penyampaian ke sasaran seperti kaset, mp3, mp4, cd. Kelebihan media penyuluhan audio antara lain, informasi dikemas sudah tetap, terpatri, tetap sama, tergolong

(32)

ekonomis dan mudah didistribusikan. Kekurangan media penyuluhan audio antaranya jika dilakukan berulang-ulang sasaran akan bosan..

3. Media penyuluhan Berupa Objek Benda Nyata

Contoh media penyuluhan berupa objek fisik atau benda nyata adalah spesimen tanaman yang dibawa saat pertemuan atau hp jika berhubungan dengan media sosial.

Kelebihan media penyuluhan berupa objek fisik atau benda nyata adalah pasti dan mudah dalam penyampaian sehingga memudahkan sasaran lebih paham akan materi yang disampaikan.

4. Media penyuluhan visual dan audio-visual

Contoh media penyuluhan visual dan audio-visual adalah film, website, ppt, aplikasi pertanian. aplikasi pertanian contohnya sipindo, tani hub, desa apps. aplikasi ini bisa didownload di play store. Kelebihan media penyuluhan visual dan audio-visual, antara lain yaitu dapat memberikan gambaran yang lebih kongkrit, baik dari unsur gambar maupun geraknya, lebih atraktif, komunikatif. Adapun kekurangan media penyuluhan visual dan audio-visual, antara lain biaya produksi relatif mahal, produksi memerlukan waktu dan diperlukan peralatan yang tidak murah.

Karakteristik dan keunggulan media online dibandingkan “media konvensional”

(cetak/elektronik) antara lain:

1. Kapasitas luas –halaman web bisa menampung naskah sangat panjang.

2. Pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan di mana saja.

3. Jadwal terbit bisa kapan saja bisa, setiap saat.

4. Cepat, begitu di-upload langsung bisa diakses semua orang.

5. Menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet.

6. Aktual, berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan penyajian.

7. Update, pembaruan informasi terus dan dapat dilakukan kapan saja.

8. Interaktif, dua arah, dan “egaliter” dengan adanya fasilitas kolom komentar, chat room, polling, dsb.

(33)

18

9. Terdokumentasi, informasi tersimpan di bank data (arsip) dan dapat ditemukan melalui (link) seputar artikel terkait, dan fasilitas pencarian (search).

10. Terhubung dengan sumber lain berupa link yang berkaitan dengan informasi tersaji.

2.4.7 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian

Pelaksanaan penyuluhan merupakan proses dimana dilakukan penyuluhan kepada sasaran. untuk membantu kelancaran pelaksanaan latihan pengembangan, ada beberapa bagian pengaturan yang harus dipertimbangkan oleh setiap penyuluh yang akan menyusun latihan penyuluhan atau arugmentasi.

1. Tujuan penyuluhan perspektif utama yang harus difokuskan oleh penyuluh sebelum menjalankan administrasi augmentasi adalah membedakan bukti dari target latihan perluasan. Pengaturan tujuan adalah sudut prinsip, karena akan menentukan petunjuk dari pencapaian latihan ekspansi yang dilakukan. Ekspansi seharusnya efektif atau gagal dengan mengandalkan pencapaian tujuan ini.

2. Jaminan standar dan instrumen penilaian setelah tujuan dari latihan upaya diselesaikan, penyuluh memutuskan prosedur penilaian yang akan digunakan.

Penilaian yang digunakan dapat menerapkan penilaian dengan tes dan penilaian non tes, atau memilih salah satu dari keduanya. Jika penilaian melalui tes akan digunakan, instrumen tes yang digunakan bergantung pada tujuan argmentasi yang dinyatakan.

2.4.8 Evaluasi Penyuluhan Pertanian

Menurut Utami (2018;1) Evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebuah proses sistematis untuk memperoleh informasi yang relevan tentang sejauh mana tujuan program penyuluhan pertanian di suatu wilayah dapat dicapai sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan, kemudian digunakan untuk mengambil keputusan dan pertimbangan-pertimbangan terhadap program penyuluhan yang dilakukan. Kegiatan

(34)

evaluasi dilakukan oleh evaluator, melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi secara sistematik mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil, dan dampak kegiatan untuk menilai relevansi, efektivitas, efisiensi pencapaian hasil kegiatan, atau untuk perencanaan dan pengembangan selanjutnya dari suatu kegiatan. Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas, dan dampat dari kegiatan-kegiatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara sistematik dan objektif.

Landasan evaluasi merupakan proses memahami dan pemberian nilai pada keadaan tertentu melalui pengumpulan data dan cara pengukuran yang sudah ditetapkan. Prinsip-prinsip evaluasi yaitu harus objektif

1. Evaluasi harus obyektif, menggunakan pedoman tertentu, metode pengumpulan data yang tepat, dan menggunakan alat ukur yang valid;

2. Evaluasi harus efisien dan efektif

Menurut Mariati dkk (2018:98) Untuk mengevaluasi pengetahuan sasaran digunakan instrumen evaluasi yang sudah dikembangkan adalah alat evaluasi bertingkat seperti taksonomi bloom. Bentuk bertingkat dari alat evaluasi ini adalah alat evaluasi dibagi menjadi enam tingkatan. Setiap level mempunyai tingkatan taksonomi bloom, dan tingkat kesulitan dari setiap level akan berbeda. Adapun 6 tingkat perilaku kognitif, yaitu pengetahuan (mengingat dan menghafal, pemahaman (menerjemahkan, menginterpretasikan dan menyimpulkan), penerapan (menggunakan konsep, prinsip dan prosedur untuk memecahkan masalah), analisis (memecahkan masalah menjadi bagian-bagian dan mencari hubungan di setiap bagian-bagiannya), sintesis (menggabungkan dua atau lebih masalah dan menemukan solusnya) dan evaluasi (membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standart yang ada.

Mengutip dari Efendi (2017:74) ranah kognitif pengetahuan dari teori taksonomi bloom tertera dalam tabel berikut 2.2 :

(35)

20

Tabel 2. 2 Indikator Taksonomi Bloom (Kognitif)

Kategori Penjelasan Kerja kunci

Mengetahui Kemampuan

menyebutkan kembali informasi / pengetahuan yang tersimpan

dalam ingatan. Contoh:

menyebutkan arti taksonomi

Mendefinisikan, menyusun daftar,

menjelaskan, mengingat, mengenali,

menemukan kembali, menyatakan,

mengulang, mengurutkan, menamai, menempatkan, menyebutkan.

Memahami Kemampuan memahami instruksi dan menegaskan pengertian/makna ide atau konsep yang telah diajarkan baik

dalam bentuk lisan, tertulis, maupun grafik/diagram Contoh : Merangkum materi yang telah diajarkan

dengan

kata-kata sendiri.

Menerangkan, menjelaskan, menterjemahkan,

menguraikan, mengartikan, menyatakan kembali, menafsirkan,

menginterpretasikan, mendiskusikan,

menyeleksi, mendeteksi, melaporkan,

menduga,

mengelompokkan,

Menerapkan Kemampuan melakukan sesuatu

dan mengaplikasikan konsep

dalam situasi tetentu.

Contoh:

Melakukan proses pembayaran

gaji sesuai dengan sistem berlaku.

Memilih, menerapkan, melaksanakan,

mengubah, menggunakan, mendemonstrasikan,

memodifikasi, menginterpretasikan, menunjukkan, membuktikan, menggambarkan,

mengoperasikan, menjalankan memprogramkan,

mempraktekkan, memula Menganalisis Kemampuan memisahkan

konsep kedalam beberapa komponen dan

mnghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas

konsep tersebut secara utuh.

Contoh: Menganalisis penyebab

meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan

memisahkan

komponen- komponennya

Mengkaji ulang, membedakan, membandingkan,

mengkontraskan, memisahkan,

menghubungkan, menunjukan hubungan antara variabel, memecah menjadi

beberapa bagian, menyisihkan, menduga, mempertimbangkan mempertentangkan, menata ulang, mencirikan, mengubah

struktur,

(36)

Kategori Penjelasan Kerja kunci Mengevaluasi/menilai Kemampuan menetapkan

derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria atau patokan tertentu

Contoh: Membandingkan hasil ujian siswa dengan kunci jawaban.

Mengkaji ulang, mempertahankan, menyeleksi,

mempertahankan, mengevaluasi, mendukung, menilai, menjustifikasi,

mengecek, mengkritik, memprediksi,

membenarkan, menyalahkan.

Mencipta Kemampuan memadukan

unsur

unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil. Contoh: Membuat kurikulum dengan

mengintegrasikan pendapat dan

materi dari beberapa sumber

Merakit, merancang, menemukan,

menciptakan, memperoleh, mengembangkan,

memformulasikan, membangun, membentuk, melengkapi,

membuat, menyempurnakan, melakukan

Sedangkan pada aspek sikap merujuk pada teori tindakan yang beralasan (TRA) pertama kali dicetuskan oleh ajzen pada tahun 1980 (Jogianto, 2007;114). Teori ini disusum menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. teori Ajzen (1980) menyatakan bahwa niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku menentukan akan dilakukan atau tidak dilakukannya.

Sedangkan Theory of Planned Behavior yang menyatakan bahwa “seseorang dapat bertindak berdasarkan intensi atau niatnya hanya jika ia memiliki kontrol terhadap perilakunya” Ajzen, (2005: 126). Teori ini tidak hanya menekankan pada rasionalitas dari tingkah laku manusia,

Berdasarkan teori ini, terdapat tiga faktor dalam intensi yaitu : 1. Keyakinan prilaku

Ajzen (2005: 126) mengemukakan bahwa sikap terhadap perilaku ini ditentukan oleh keyakinan mengenai konsekuensi dari suatu perilaku atau secara singkat disebut keyakinan-keyakinan perilaku (behavioral beliefs). Keyakinan berkaitan dengan

(37)

22

penilaian subjektif individu terhadap dunia sekitarnya, pemahaman individu mengenai diri dan lingkungannya, dilakukan dengan cara menghubungkan antara perilaku tertentu dengan berbagai manfaat atau kerugian yang mungkin diperoleh apabila individu melakukan atau tidak melakukannya. Keyakinan ini dapat memperkuat sikap terhadap perilaku itu apabila berdasarkan evaluasi yang dilakukan individu, diperoleh data bahwa perilaku itu dapat memberikan keuntungan baginya

2. Norma subjektif

Norma subjektif adalah persepsi individu terhadap harapan dari orang- orang yang berpengaruh dalam kehidupannya (significant others) mengenai dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tertentu. Persepsi ini sifatnya subjektif sehingga dimensi ini disebut norma subjektif. Sebagaimana sikap terhadap perilaku, norma subjektif juga dipengaruhi oleh keyakinan. Bedanya adalah apabila sikap terhadap perilaku merupakan fungsi dari keyakinan individu terhadap perilaku yang akan dilakukan (behavioral belief) maka norma subjektif adalah fungsi dari keyakinan individu yang diperoleh atas pandangan orang-orang lain terhadap objek sikap yang berhubungan dengan individu (normative belief).

3. Keyakinan kontrol

Persepsi kontrol perilaku atau dapat disebut dengan kontrol perilaku adalah persepsi individu mengenai mudah atau sulitnya mewujudkan suatu perilaku tertentu, Ajzen (2005: 126). Untuk menjelaskan mengenai persepsi kontrol perilaku ini, Ajzen membedakannya dengan locus of control atau pusat kendali yang dikemukakan oleh Rotter (1990: 89–493). Pusat kendali berkaitan dengan keyakinan individu yang relatif stabil dalam segala situasi. Persepsi kontrol perilaku dapat berubah tergantung situasi dan jenis perilaku yang akan dilakukan. Pusat kendali berkaitan dengan keyakinan individu tentang keberhasilannya melakukan segala sesuatu, apakah tergantung pada usahanya sendiri atau faktor lain di luar dirinya, Rotter (1975: 56–67). Jika keyakinan ini berkaitan dengan pencapaian yang spesifik, misalnya keyakinan dapat menguasai

(38)

keterampilan menggunakan komputer dengan baik isebut kontrol perilaku (perceived behavioral control).

Teori tindakan beralasan (TRA) pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1967 (Jogiyanto, 2007:144). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Dalam TRA ini, Ajzen (1980) menyatakan bahwa niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku menentukan akan dilakukan atau tidak dilakukannya.

Gambar 2. 1 Theory Of Reason Action

Untuk lebih memahami mengenai pengukuran sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku terlebih dahulu diulas konsep atau faktor pembentuknya di dalam Theory of Planned Behavior. Secara lebih lengkap menrut buku (Ajzen, 2005;118) menambahkan faktor latar belakang individu ke dalam TPB, sehingga secara skematik TPB dilukiskan sebagaimana pada gambar

Model teoritik dari TPB mengandung berbagai variabel yaitu :

1. Latar belakang, yaitu usia, jenis kelamin, suku, status sosial ekonomi, suasana hati, sifat kepribadian, dan pengetahuan yang mempengaruhi sikap dan perilaku individu terhadap sesuatu hal.

2. Keyakinan perilaku yaitu hal‐hal yang diyakini oleh individu mengenai sebuah perilaku dari segi positif dan negatif, sikap terhadap perilaku atau kecenderungan untuk bereaksi secara afektif terhadap suatu perilaku, dalam bentuk suka atau tidak suka pada perilaku tersebut.

Keyakinan perilaku

Sikap terhadap

perilaku

Niat Perilaku

Keyakinan normatif

Norma subjektif

(39)

24

3. Keyakinan normatif, adalah faktor lingkungan sosial khususnya orang‐orang yang berpengaruh bagi kehidupan individu dapat mempengaruhi keputusan individu seperti adat istiadat dan norma lingkungan lainnya.

4. Keyakinan kontrol adalah sejauh mana seseorang memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang terhadap perilaku yang akan dilakukannya atau juga dari pengalaman seseorang untuk merubah sikap mereka dalam melakukan sesuatu. Pengetahuan sesorang untuk mengkontrol sikap mereka dalam merubah prilaku.

Gambar 2. 2 Theory Of Planned Behavior 2.4.9 Kerangka Pikir

Alur berfikir yang mendasari berawal dari hasil identifikasi potensi wilayah yang telah dilakukan dan bertuliskan pada latar belakang, dengan meilhat keadaan sekarang serta ketercapaian keadaan yang diharapkan yang termuat dari potensi, permasalan dan penghambat potensi yang menimbulkan suatu kesenjangan.

Menanggapi kesenjangan tersebut maka dilakukan kajian in untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di wilayah lokasi kajian.

Merujuk dari hasil identifikasi potensi wilayah yang dilakuka, terdapat potensi tanaman buah naga yang melimpah di wilayah desa Sumbermulyo. Dengan pemandangan indah yang dihiasi lampu agar memaksimalkan produktifitas tanaman

Keyakinan perilaku

Sikap terhadap perilaku

Keyakinan normatif

Norma

subjektif Niat Perilaku

Keyakinan kontrol

Persepsi Kontrol perilaku

Faktor‐faktor Latar belakang

Personal Sikap Ciri Kepribadian

Nilai Emosi Inteligensi

Sosial Usia, gender, Suku,

Etnik, Pendidikan, Penghasilan,

Agama.

Informasi Pengalaman Pengetahuan Media

(40)

buah naga. Dari potensi yang terdapat di desa Sumbermulyo masyarakat berinisiatif memanfaatkan keindahan lampu dari buah naga menjadi sebuah objek tempat wisata berbasis edukasi yang mengandalkan keindahan pemandangannya. Objek wisata tersebut harus diketahui oleh masyarakat luas baik di daerah Banyuwangi maupun diluar daerah Banyuwangi. Pemanfaatan media sosial di era digitalisasi ini sangat efektif dalam menyebarkan suatu informasi. Seperti halnya media sosial Instagram jika dimanfaatkan sebagai media dalam menyebarkan objek wisata yang ada di desa Sumbermulyo akan lebih efektif dan efisien. Merujuk dari hasil identifikasi potensi wilayah yang dilakukan bahwa pengelola dan masyarakat sadar wisata masih belum mengoptimalkan fungsi peran media sosial dalam penyebaran informasi objek wisata yang ada di desa Sumbermulyo.

Berdasarkan keadaan yang terjadi di lapangan, maka peneliti merumuskan masalah dan dijadikan sebagai topik kajian. Yang pertama adalah karakteristik pengunjung yang ada di agrowisata dan hubungannya dengan konten-konten yang diberikan dalam Instagram apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap sosial media marketing yang memiliki elemen 4C (konteks, komunikasi, kolaborasi dan koneksi). Penjabaran tersebut dapat dibuat alur kerangka pikir seperti pada gambar 2.1 berikut :

(41)

26

Gambar 2. 3 Alur berfikir

(42)

Dari gambar 2.1 hasil dari kajian yang akan dilakukan menjadi dasar dalam menyusun sebuah rancangan penyuluhan. Rancangan penyuluhan disesuaikan dengan kebutuhan lokasi dan penerima manfaat hasil kajian yang kemudian akan dilakukan evaluasi sebagai bentuk acuan dan perbaikan kegiatan. Maka dari itu dari kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dapat dirumuskan rencana tindak lanjut yang diharapkan mampu menyelesaikan untuk keadaan yang akan diharapkan.

(43)

28 BAB III

METODE PELAKSANAAN 3.1 Lokasi dan Waktu

Lokasi dan waktu yang telah dipilih sesuai dengan keadaan yang telah dipilih dan jadwal yang berlaku. Pemilihan lokasi dalam dalam kajian ini adalah di agrowisata petik jeruk dan naga listrik di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Waktu yang digunakan dalam kajian ini dari bulan 25 Mei sampai 25 Juni 2022. Sedangkan kegiatan penyuluhan dan evaluasi dilaksanakan pada tanggal 20-25 juli 2022

Alasan pemilihan lokasi adalah:

1) Mengangkat potensi yang ada di desa dan menyelesaikan penghambat potensi yang ada di desa Sumbermulyo kecamatan Pesanggaran kabupaten Banyuwangi,

2) Desa tersebut merupakan wisata edukasi berbasis pertanian yang ada di wilayah Banyuwangi selatan,

3) memiliki media komunikasi yang cukup untuk penyampaian informasi, 4) Aksestibilitas jalan menuju lokasi kajian yang cukup mudah dijangkau.

3.2 Metode Penelitian

Pada kajian ini, peneliti menggunakan metode diskriptif kuantitatif.

Penelitian tersebut merupakan jenis penelitian yang memungkinkan dapat menggambarkan suatu keadaan mutlak pada lokasi kajian tanpa adanya unsur kesengajaan dan pengaruh dari luar. Hal tersebut meliputi beberapa aspek, mulai dari relasi, prespektif, attitude dan proses-proses yang mampu mempengaruhi dari suatu keadaan.

(44)

3.2.1 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung yang datang di agrowisata petik jeruk dan buah naga listrik. Dasar pengambilan populasi adalah melihat dari rata-rata jumlah pengunjung setiap bulannya. Terhitung dari 3 bulan sebelum dilakukannya pengambilan data kajian dari para pengunjung dan hasil perhitungan dari rata-rata jumlah pengunjung sebanyak 450 orang.

2. Sampel

Pada kajian ini menggunakan pengambilan sampel dengan Non Probability sampling, mengunakan teknik sampel Accidental sampling. Teknik sampel Accidental sampling dilakukan apabila penentuan sampel dengan mengambil responden yang ada pada lokasi kajian dan memiliki kriteria sesuai dengan konteks kajian (Sugiyono, 2012:138). Dasar keputusan penentuan sampel responden penelitian dengan menggunakan metode wawancara yang meliputi latar belakang karakteristik pengunjung memperoleh informasi agrowisata dan wawancara semi terstruktur apakah responden memiliki dan mengakses media sosial instagram. Dari hasil penentuan sampel di lokasi kajian diperoleh 46 responden penelitian yang berkunjung di agrowisata selama 1 bulan dalam pengambilan data kajian..

3.2.2 Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam kajian ini adalah : 1. Data Primer

Data primer merupakan jenis data yang diperoleh dari sumber data secara langsung. Data dan informasi pada kajian ini adalah dari observasi, wawancara, dan kuesioner kepada para pengunjung agrowisata tentang persepsi mereka terhadap media sosial instagram sebagai media marketing agrowisata. Data hasil

(45)

30

kuesioner dibentuk dalam angka-angka dengan menggunakan skala likert dalam perhitungannya. Survei dilakukan dengan pengambilan sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. kuisioner kajian disebarkan melalui google form sehingga sasaran dapat mengisi di hp masing- masing. wawancara secara mendalam digunakan untuk mendukung hasil data secara pada kuisioner yang dilakukan secara langsung pada tempat wisata,

Tabel 3. 1 Data Primer

Metode Data

Observasi Wawancara

Kuesioner

Mengenali sasaran/pengunjung untuk penggalian informasi

Data wawancara kepada para pengunjung mengetahui lebih dalam informasi yang diberikan baik didalam maupun diluar dari pertanyaan kuesioner,

Untuk mengetahui sikap pengunjung terhadap sosial media marketing yang di lakukan akun Instagram

@wisata_nagalistrik dalam bentuk skala likert.

2. Data Sekunder

Data yang kedua adalah data sekunder, data sekunder adalah data pendukung sebagai penguat kajian yang dilakukan. Data sekunder diperoleh dari faktor eksternal dari penelitian melalui orang lain atau lembaga pemerintah lainnya. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari pihak-pihak pengelola agrowisata dan kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang berperan penting dalam pengelolaan agrowisata petik jeruk dan buah naga listrik dan juga dokumen- dokumen terkait agrowisata dan kelompok sadar wisata (pokdarwis). Data sekunder juga diperoleh dari RKTP dan Programa BPP untuk mendukung data terkait agrowisata petik jeruk dan buah naga listrik. Data diperoleh dari hasil identifikasi potensi wilayah kajian dengan berkordiansi dengan pihak agrowisata dan BPP kecamatan pesanggaran. Data sekunder kajian tersaji dalam tabel 3.2 berikut.

(46)

Tabel 3. 2 Data Sekunder

Sumber Data

Pengelola Agrowisata dan Pokdarwis Sekar

Naga Arum

1. Luas agrowisata

Lahan buah naga 20 Ha (800 tanaman) Lahan jeruk 20 Ha (400 tanaman) 2. Data pengunjung 3 bulan terakhir Oktober 2021 = 200 pengunjung November 2021 = 100 pengunjung Desember 2021 = 250 pengunjung 3. Jumlah pegawai = 6 orang laki-laki

6 orang perempuan.

4. Fasilitas (Toilet, musholla, dapur dll)

5. Media promosi dan komunikasi (Biro jasa/travel dan periklanan)

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yang dilakukan dalam kajian ini adalah :

1. Wawancara

Proses pengambilan data penelitian ini adalah dengan tenik wawancara kepada responden penelitian tentang persepsi dan sikap mereka dalam memaknai instagram sebagai sosial media marketing agrowisata petik jeruk dan naga listrik. Wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur dengan pertanyaan terbuka. Langkah-langkah operasional yang akan dilakukan sebagai berikut:

a) Pengumpulan data yang akan dijadikan instrument wawancara.

b) Menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan tertulis yang jawabannya sudah disiapkan.

c) Wawancara secara semi terstruktur dengan pertanyaan yang sama.

d) Mencatat dan mengumpulkan data yang diperoleh.

e) Diperlukan adanya brefing supaya setiap pewawancara memiliki keterampilan yang sama.

f) Wawancara dilakukan kepada para pengunjung sampai menemukan kriteria yang telah ditentukan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) Terdapat perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat Selorejo yaitu perubahan cara pola berpikir masyarakat dalam memajukan desa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Daya Tarik, Harga dan Lokasi Wisata berpengaruh secara bersama- sama terhadap Kepuasan Konsumen Agrowisata Petik Jeruk

Penyelenggaraan proses penyuluhan pertanian di wilayah Desa Arabika Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai melalui proses komunikasi penyuluhan sebagai media diharapkan

Penelitian ini mengenai pengaruh aplikasi bahan pemutih gigi karbamid peroksida 10% secara home bleaching selama 2 minggu dan 3 minggu terhadap kekerasan

Dwibasa inggih menika sedaya ingkang gegayutan kaliyan panganggening kalih basa utawi kode basa, kaliyan sosiolinguistik, bilingualisme dipuntegesaken dados panganggening

Pembuatan content marketing Instagram dilakukan oleh tim marketing PT Tripacific Electrindo sendiri yaitu tim marketing &amp; media sosial, tim videographic marketing dan

1) Mengadakan penyuluhan mengenai pemasaran terutama komponen promosi. Penyuluhan yang diberikan meliputi media-media promosi yang dapat digunakan, pemilihan media

Efektifitas Komunikasi Dalam Penggunaan Media Sosial Instagram Sebagai Media Komunikasi Di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas