• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN GURU MATA PELAJARAN IPA MTS SE-KECAMATAN KALINYAMATAN KABUPATEN JEPARA TENTANG STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMAHAMAN GURU MATA PELAJARAN IPA MTS SE-KECAMATAN KALINYAMATAN KABUPATEN JEPARA TENTANG STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAHAMAN GURU MATA PELAJARAN IPA

MTS SE-KECAMATAN KALINYAMATAN

KABUPATEN JEPARA

TENTANG STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

dalam Ilmu Pendidikan Fisika

Oleh:

MUCHTAR LUTFI NIM. 073611023

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

(2)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muchtar Lutfi

Nim : 073611023

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Fisika

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 30 Nopember 2011

Saya yang menyatakan,

(3)
(4)
(5)
(6)

Judul : Pemahaman Guru Mata Pelajaran IPA MTs Se-Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tentang Strategi Pembelajaran Inkuiri

Penulis : Muchtar Lutfi NIM : 073611023

Skripsi ini membahas pemahaman guru mata pelajaran IPA tentang strategi pembelajaran Inkuiri. Peneitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan seberapa jauh tingkat pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri. Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian yang dilaksanakan di MTs Se-Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara yang terdiri dari MTs Nurul Islam, MTs Darul Ulum, MTs Al-Falah, dan MTs Tasywiqul Banat.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi lapangan. Subyek penelitiannya adalah guru IPA (khususnya Fisika) dari keempat MTs tersebut yang diambil melalui purposive sampling. Jumlah responden penelitian ini sebanyak empat orang dari jumlah semua guru sebelas orang. Datanya diperoleh dengan cara pengisian angket dan wawancara terhadap para responden.

Hasil penelitian yang telah diolah menunjukan bahwa pemahaman yang dialami guru fisika tentang strategi pembelajaran Inkuiri persentasenya sebesar 89, 17% dengan kategori sangat tinggi. Indikator-indikator pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri meliputi indikator pemahaman dalam kegiatan perencanaan pembelajaran diantaranya responden mengetahui pengertian tentang strategi pembelajaran Inkuiri terarah dan responden dapat menyebutkan tujuan dari strategi pembelajaran Inkuiri. Indikator pemahaman dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran diantaranya responden dapat menguraikan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam strategi pembelajaran Inkuiri, responden mengetahui peranan guru dalam strategi pembelajaran Inkuiri, dan responden mengetahui apa saja yang menjadi kendala akan keterlaksanaan dalam strategi pembelajaran Inkuiri. Indikator pemahaman dalam kegiatan evaluasi pembelajaran diantaranya responden memahami bagaimana cara mengevaluasi hasil belajar siswa setelah dilakukannya starategi pembelajaran Inkuiri, dan responden memahami alat yang digunakan untuk penilaian hasil belajar siswa dalam strategi pembelajaran Inkuiri.

Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa pemahaman yang dialami guru mata pelajaran IPA MTs Se-Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara tentang strategi pembelajaran Inkuiri dikategorikan sangat tinggi

(7)

ميحرلا نمحرلا للها مسب

Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih, tercurahkan ke Hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta inayah-Nya Dan tidak lupa pula penulis panjatkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi penerang umat muslim.

Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Andi Fadllan M.Sc selaku dosen pembimbing I dan Ismail, M.Ag selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak dan Ibu dosen fisika tercinta yang selalu memberi senyuman dalam perkuliahan.

3. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

4. Kepala MTs Al-Falah Jepara yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

5. Kepala MTs Darul Ulum Jepara yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

6. Kepala MTs Nurul Islam Jepara yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

7. Kepala MTs Tasywiqul Banat Jepara yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

8. Bapak Muflih Akhroni, selaku guru IPA Terpadu MTs Al-Falah Jepara, yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.

9. Bapak Ali Akrom, selaku guru IPA Terpadu MTs Darul Ulum Jepara, yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.

(8)

telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.

12.Kedua orang tuaku yang selalu bekerja keras dan berdo’a tanpa minta balasan 13.Sahabat-sahabatku yang selalu memberi motivasi dan tempat bertukar pikiran

dalam proses penulisan skripsi ini.

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas dengan balasan yang lebih baik dari bantuan yang mereka berikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN KEASLIAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iv

HALAMAN ABSTRAKS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah ... 1

Rumusan Masalah ... 5

Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II: LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 7

B. Landasan Teori ... 9

1. Pengertian dan Ciri-ciri Strategi Pembelajaran InkuirModel Pembelajaran Guided Inquiry ... 9

2. Konsep dasar pembelajaran inkuiri………. ... 11

3. Macam-macam Strategi Pembelajaran Inkuiri………... .... 12

4. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri……. ... 13

5. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri……… .... 15

6. Peran guru dalam pembelajaran Inkuiri……….. ... 18

(10)

Inkuri………... .. 21

BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

B. Tempat danWaktu Penelitian ... 23

C. Populasi, Sampel penelitian ... 23

D. Variabel Penelitian dan Indikator... 24

E. Pengumpulan Data penelitian ... 26

F. Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 30

1. Gambaran umum lokasi dan subyek penelitian …….….. 30

2. Hasil penelitian dengan angket……… ... 32

3. Hasil penelitian dengan wawancara……… ... 33

B. Pembahasan hasil penelitian.. ... 36

1. Pembahasan data hasil angket……… ... 36

2. Pembahasan data hasil wawancara………. . 42

BAB. V. PENUTUP A. Simpulan ... 53

B. Saran ... 53

C. Penutup ... 54

DAFTAR KEPUSTAKAAN DAFTAR BAGAN

(11)

Halaman

Tabel 3.1. : Contoh instrument angket……… 25

Tabel 3.2. : Klasifikasi Tingkat Pemahaman Guru………. 28

Tabel 4.1. : Kualifikasi pendidikan responden……… 31

Tabel 4. 2. : Hasil pengisian angket………. 31

Tabel 4.3. : Persentase Pemahaman guru dalam tiap Indikator pada angket ... 36

(12)

Halaman

Bagan 1 : Bagan langkah-langkah Inkuiri

(13)

Lampiran 1 : Daftar Kisi Angket Lampiran 2 : Daftar Instrument Angket Lampiran 3 : Daftar Hasil Angket

Lampiran 4 : Daftar Instrumen Wawancara Lampiran 5 : Daftar Hasil Wawancara Lampiran 6 : Daftar Piagam Passka Lampiran 7 : Daftar Piagam KKN

Lampiran 8 : Daftar Surat Keterangan KO. Kurikuler Lampiran 9 : Daftar Nilai KO. Kurikuler

Lampiran 10 : Daftar Surat Penunjukan Pembimbing Lampiran 11 : Daftar Surat Izin Riset

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menetukan macam kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan.1Dengan dasar itu, suatu lembaga pendidikan khususnya sekolahan berlomba-lomba mencanangkan berbagai progam sekolah yang dapat menaikan citra/nama sekolah dengan menghasilkan lulusan-lulusan yang terbaik. Dalam hal tersebut salah satu progam sekolah yang dapat mencapai harapan/tujuan dari pendidikan adalah meningkatkan kualitas para siswa dengan ketercapain hasil belajar yang memuaskan.

Kesuksesan hasil belajar para siswa tidak akan luput dari proses belajar mengajar dalam suatu kelas yang dilakukan oleh guru. Salah satunya adalah kegiatan belajar yang menekankan para siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar tersebut. Selama proses pembelajaran siswa seharusnya ikut terlibat secara langsung agar siswa memperoleh pengalaman dari proses pembelajaran itu sendiri sehingga efeknya pemahaman siswa akan lebih melekat dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak melibatkan sisiwa secara langsung. Hal tersebut sesuai dengan yang di harapkan dalam pendidikan IPA, dimana lebih menekankan pada pemberian pengalaman untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu”

dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pembelajaran IPA adalah memadukan antara pengalaman proses IPA dan pemahaman produk serta teknologi IPA dalam bentuk

(15)

pengalaman langsung yang berdampak pada sikap siswa yang mempelajari mapel IPA sendiri.

Fungsi Mata Pelajaran IPA dalam Depdiknas adalah:

1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa, 2. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah, dan

3. Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Sedangkan Tujuan pembelajaran IPA diantaranya:

1. Menanamkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa ber-dasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya,

2. Memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, prinsip dan konsep IPA, serta keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat,

3. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam merencanakan dan melakukan kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah,

4. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam, dan

5. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.2

Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA, yang mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar.

Sebagaimana pentingnya proses berfikir manusia dituangkan dalam surat Ar-Ra’d ayat 19 sebagai berikut:

(16)

diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta?hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran”.

Menyambung ayat di atas Surat Al-Baqarah ayat 269 juga memerintahkan untuk berfikir sebagaimana bunyinya:

Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

Maksud kedua ayat tersebut yakni dimana manusia itu dituntut untuk selalu berfikir supaya memperoleh informasi/jawaban yang diinginkannya. Hal tersebut sesuai dengan pola pembelajaran inkuiri dimana inkuiri dituntut untuk memperoleh jawaban sendiri dengan cara berfikir kritis secara sistematis.

Sementara dalam Al-Hadits sebagai orang muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu. Dimana ilmu tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain bahkan linkungan sekitar. Sebagaimana bunyi Al-Hadits tersebut adalah:

(17)

Selain mewajibkan kita untuk menuntut Allah juga memberikan

penghargaan/imbalan terhadap orang yang ingin belajar, menuntut ilmu yaitu

Allah SWT akan memudahkan menuju surga-Nya. Sebagaimana hadits

Rasulullah SAW:

menuju surga.” (HR. Bukhori).

Inkuiri merupakan model pengajaran dimana guru melibatkan kemampuan berfikir kritis siswa untuk menganalisis dan memecahkan persoalan secara sistematis.4 Dan apabila siswa belum pernah mempunyai pengalaman belajar dengan kegiatan-kegiatan inkuiri, maka diperlukan bimbingan yang cukup luas dari guru. Hal inilah yang disebut dengan inkuiri terbimbing

Di kecamatan Kalinyamtan Jepara terdapat empat MTs yaitu MTs Al-Falah, MTs Darul Ulum, MTs Nurul Islam, dan MTs Tasyawiqul Banat. Dimana keempat MTs tersebut mempunyai program sekolah masing-masing. Tetapi dari hasil observasi awal peneliti diperoleh informasi bahwa 1) mengetahui jumlah guru mapel IPA sebanyak sembilan guru dimana dua guru di MTs Al-Falah, dua guru di MTs Darul Ulum, tiga guru di MTs Nurul Islam, dan dua guru di MTs Tasyawiqul Banat. 2) kegiatan proses belajar mengajar, dimana keempat MTs tersebut dalam kegiatan proses belajar mengajar mempunyai kesamaan yaitu guru lebih menekankan aktifnya siswa dalam pembelajaran khususnya dalam mapel IPA. Meski demikian, masih terdapat perbedaan terhadap pemahaman suatu strategi pembelajaran yang berbeda

3

Al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Al-Bukhori, (Makkah: Darul Ilm, t.th.), hlm. 24.

4

(18)

oleh guru di masing-masing MTs. Khususnya yaitu strategi pembelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran, salah satunya strategi pembelajaran inkuiri.

Berpijak dari permasalahan tersebut, maka peneliti bermaksud untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman guru tentang strategi pembelajaran inkuiri tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang di atas permasalahan yang dapat diangkat adalah bagaimanakah tingkat pemahaman guru mata pelajaran IPA MTs Se-Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara tentang strategi pembelajaran inkuiri?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui tingkat pemahaman guru mata pelajaran IPA MTs Se-Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara tentang strategi pembelajaran inkuiri.

Sedangkan Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan oleh guru MTs Se-kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara secara khusus, dan bagi guru SMP pada umumnya sebagai bahan kajian untuk memahami bagaimanakah melaksanakan strategi pembelajaran inkuiri dalam proses mengajar IPA khususnya fisika MTs.

2. Peneliti

(19)

3. Peneliti Lain

(20)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan informasi atau sebagai bahan rujukan yang digunakan dalam penelitian, baik berupa buku atau beberapa penelitian yang sudah teruji keabsahannya.Kajian pustaka juga dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian yang meliputi kekurangan maupun kelebihannya.

Dari hasil penelusuran yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang berjudul “Pemahaman guru mata pelajaran IPA MTs Se-Kecamatan Kalinyamatan

Kabupaten Jepara tentang Strategi Pembelajaran Inkuiri”, baik dari segi metodologi maupun dari segi materinya. Beberapa di antara penelitian itu adalah sebagai berikut.

1. Penelitian dengan judul Penerapan Pendekatan Discovery-Inqury Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menerapkan Konsep Sistem

Koordinasi di SMAN 1 Kudus oleh Umi Iskandhari mahasiswa FMIPA UNNES tahun 2007.5

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan siswa SMAN 1 Kudus dalam menerapkan konsep termasuk dalam kategori baik. Dibuktikan dengan hasil belajar kelas eksperimen yang dikenai dengan penerapan pendekatan Discovery-Inqury adalah 75,35 sedang kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan adalah 60,66. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Fisika dengan pendekatan Discovery-Inqury dalam menerapkan konsep sistem koordinasi lebih baik dibandingkan hasil belajar Fisika yang

5

(21)

menggunakan model pembelajaran konvensional dengan persentase 75,00%,

2. Penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Umiyati mahasiswa FMIPA UNNES tahun 2004 dengan judul Penerapan Pembelajaran Inkuiri terarah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pokok Bahasan Cahaya

Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negri Ngijo 03 Tahun Ajaran 2004/2005.6

Pada penelitian ini diperoleh nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 85,25 sedangkan kelas control nilai rata-ratanya hanya 62,50. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa dengan penerapan pembelajaran Inkuiri terarah dapat meningkatkan hasil belajar sains pokok bahasan Cahaya untuk siswa kelas V SDN Ngijo 03 dengan besar persentase 85%, dan 3. Penelitian yang berjudul Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Sains di

SD/MI.7Penelitian ini dilakukan oleh Wulan Fitriani, mahasiswa Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang pada tahun 2007. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana hasil angket menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap pembelajaran sains di SD/MI berkategori baik, dengan presentase 67,00%.

Selain beberapa penelitian yang telah teruji di atas, peneliti juga mengkaji buku-buku tentang strategi pembelajaran Inkuiri baik dari segi pengertian, ciri-ciri pembelajaran Inkuiri, macam-macam pembelajaran Inkuiri, prinsip penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri langkah pembelajaran Inkuiri, peran guru dalam proses belajar-mengajar Inkuiri, evaluasi pembelajaran Inkuiri, dan keunggulan dari strategi pembelajaran Inkuiri tersebut.

Dari rujukan/referensi di atas terdapat perbedaan yang mendasar pada penelitian ini, dimana ketiga penelitian terdahulu tidak ada yang sama dengan penelitian ini, karena sumber data (responden) dalam penelitian ini adalah

6Umiyati, Penerapan Pembelajaran Inkuiri Tebimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pokok Bahasan Cahaya Siswa Kelas V

Sekolah Dasar Negri Ngijo 03 Tahun Ajaran 2004/2005, (Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2007), hlm. V.

7 Wulan Fitriani, Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Sains di SD/MI, (Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang

(22)

guru mata pelajaran Fisika MTs pada tahun ajaran 2011/2012 di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara. Selain itu, penelitian ini menggunakan kolaborasi antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif, dimana fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri.

B. Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan dasar-dasar dan teori yang mendukung tema yang diajukan oleh peneliti. Adapun beberapa teori yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Pengertian dan Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi pembelajaran Inkuiri adalah suatu strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Fisika dan mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan atau informasi, atau mempelajari suatu gejala.8 Selain itu, juga didefinisikan strategi pembelajaran Inkuiri sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.9 Adapun ciri-ciri utama Inkuiri adalah sebagai berikut.10

a. Menempatkan siswa sebagai pelaku aktif dalam proses belajar, bukan hanya menerima pelajaran melalui penjelasan guru,

b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang dipertanyakan,

c. Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir sistematis, logis, dan kritis, dan

d. Prinsip keterbukaan, bahwa belajar mengajar adalah proses mencoba berbagai kemungkinan.

8

Supriyono Koes, Strategi Pembelajaran Fisika, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003), hlm. 12-13.

9

Surya Dharma, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, (Jakarta: Direktorat Tenaga kependidikan Ditjen PMPTK, 2008), hlm. 41-46.

10

(23)

Pengembangan Inkuiri dapat dilakukan dalam pembeajaran IPA di sekolah melalui berbagai kegiatan, salah satunya adalah Guided Discovery-Inquiry Laboratory Lesson, dimana guru menyediakan bimbingan yang luas kepada siswa, membuat perencanaan kegiatan, memberikan arahan dalam berdiskusi, menuntun siswa untuk dapat berfikir secara kritis dan ilmiah.11

Para ahli lain juga mengemukakan pengertian Inkuiri, di antaranya Kindsvatter dkk mengemukakan bahwa dalam Inkuiri guru melibatkan siswa dalam memecahkan masalah, sehingga siswa lebih lebih aktif. Prinsip yang mendasari Inkuiri ini adalah teori belajar Piaget, yaitu pengetahuan akan bermakna jika mencari dan menemukan.12

Sementara itu, Joyce dkk dalam buku “Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan

Kompetensi Laboratorium” karangan Wiyanto

menyatakan bahwa tujuan utama pembelajaran Inkuiri adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk membangkitkan pertanyaan yang muncul dari rasa keingintahuannya dan upaya mencari jawaban. Penerapan strategi pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses ilmiah dan strategi berinkuiri siswa, yang merupakan tujuan pembelajaran. Efek yang lain adalah menumbuhkan semangat berkreativitas, kemandirian belajar, toleransi terhadap pendapat yang berbeda, dan pandangan bahwa pengetahuan bersifat tentative (sementara).13

Selain itu Ronald D. Anderson dalam Journal of Science Teacher Education menyatakan Strategy of inquiry means a series of learning activities that involve the most of the students' ability to search and

investigate in a systematic, critical, logical, analytical, so that they can

formulatetheir owninventions.14

11

Mohammad Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan “Inquiry”, (Jakarta: Depdikbud P2LPTK, 1987), hlm. 35. 12 Paul Suparno, Metodelogi Pembelajaran Fisika(Konstruktivisme & Menyenangkan), (Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma Yogayakarta, 2007), hlm. 33.

(24)

Sesuai dengan uraian di atas, strategi pembelajaran Inkuiri yaitu strategi yang melibatkan keaktifan siswa dalam mencari jawaban sendiri dari pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya, dengan bimbingan guru.

2. Konsep dasar pembelajaran inkuiri

Strategi pembelajaran inkuiri berangkat dari asumsi bahwa manusia lahir kedunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir.

Menurut Edmund C. Short, “ inquiry is an intellectual activity in

which we seek to find out something not yeat known or clearly understood.

Inquiry is prompted by the need to have reliable answerd to certain

perplexing question ”.15 Inkuiri merupakan aktifitas intelektual di mana kita mencari sesuatu yang belum di ketahui atau di fahami dengan jelas. Pembelajaran inkuiri di dorong oleh kebutuhan untuk mendapatkan

jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang membingungkan”. Menurut Gulo, seperti yang di kutip oleh Trianto menyatakan bahwa strategi inkuiri merupakan satu rangkaian kegiatan belajar yang mengakibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inquiri adalah :16

a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, b. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan

pembelajaran, dan

c. Mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang di temukan dalam proses inquiri.

15

Edmun C. Short, Forms of curicculim inquiry, (New York : State University of New York Press, 1991), hlm. 3.

16

(25)

Model pengajaran inkuiri merupakan pengajaran yang berpusat pada siswa. Dalam pengajaran ini siswa menjadi aktif belajar. Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah.17

3. Macam-macam Strategi Pembelajaran Inkuiri

Dalam penerapan strategi Inkuiri terbagi menjadi dua jenis

berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Kedua jenis pendekatan Inkuiri tersebut adalah:18

a. Inkuiri terarah (Guided Inquiry)

Pendekatan Inkuiri terarah yaitu pendekatan Inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan Inkuiri terarah ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan Inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses Inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang

17

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009), Cet. 4, hlm. 173.

(26)

diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar dapat memahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu, bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama berlangsungnya proses belajar guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk dan scafolding

yang diperlukan oleh siswa. b. Inkuiri Bebas (Free Inquiry)

Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan Inkuiri. Karena dalam pendekatan Inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.

Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan strategi ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.

4. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Dalam penggunaanya, strategi pembelajaran Inkuiri menggunakan berbagai prinsip, di antaranya:19

a. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

19

(27)

Dimana tujuan prinsip ini adalah mengembangkan kemampuan berfikir. Dengan demikian strategi pembelajran Inkuiri selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran menggunakan strategi Inkuiri adalah sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan suatu.

b. Prinsip Interaksi

Dalam pembelajaran, guru harus mampu berinteraksi secara baik dengan siswanya sehingga menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru setidaknya memberikan motivasi atau semangat terhadap siswa bila terjadi keadaan, dimana Inkuiri macet tidak berjalan sesuai alur tujuan pembelajaran. Selain itu, guru juga harus bisa memberikan sedikit solusi yang sedang dihadapi oleh siswa-siswanya dalam pemecahan masalah.

c. Prinsip Bertanya

Dimana peran guru yang harus dilakukan dalam strategi pembelajaran adalah sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya merupakan bagian dari proses berfikir. Karena itu, guru harus mempunyai kemampuan bertanya yang baik. Pertanyaan yang diajukan oleh guru tidak hanya sebatas pertanyaan tingkat dasar, melainkan harus pertanyaan tingkat lanjut jika diperlukan.

d. Prinsip Belajar untuk Berfikir

Prinsip ini diperlukan dalam penerapan pembelajaran Inkuiri. Karena dalam prinsip ini belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, melainkan belajar akan tetapi belajar adalah proses berpikir

(learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, dimana pembelajaran yang memanfaatkan dan menggunakan seluruh potensi otak secara maksimal.

(28)

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru dalam prinsip ini adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang telah diajukannya. Seperti halnya Daniel C. Edelson menyatakan dalam bukunya Addressing the Challenges of Inquiry-Based Learning Through Technology and Curriculum Design dimana

By providing learners with the opportunity to pursue answers to

questions, inquiry activities can enable learners to uncover new

scientific principles and refine their preexisting understanding of

scientific principles in the answers that they construct.20 Maksudnya

dengan memberikan peserta didik kesempatan untuk mencari

jawaban pertanyaan sendiri, diharapkan dapat mengungkap prinsip ilmiah yang benar dan menyempurnakan pemahaman mereka

terhadap prinsip-prinsip ilmiah tersebut dalam jawaban yang mereka temukan. Karena secara umum Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Oleh karena itu, siswa harus diberi kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.

5. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

Dalam strategi pembelajaran Inkuiri terdapat berbagai langkah-langkah yang harus ditempuh yakni:21

a. Orientasi

Langkah orientasi ini untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan

20

Daniel C. Edelson, Addressing the Challenges of Inquiry-Based Learning Through Technology and Curriculum Design, (Northwestern University: Institute for the Learning Sciences and School of Education and Social Policy), hlm. 394

21

(29)

agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berfikir memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan pada proses ini di antaranya adalah:

1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa,

2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah Inkuiri serta tujuan setiap langkah-langkah, dan

3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. b. Perumusan masalah

Dalam Inkuiri terarah, permasalahan diajukan oleh guru. Permasalahan harus jelas sehingga dapat dipikirkan, dialami, dan dipecahkan oleh siswa. Sedangkan dalam Inkuiri bebas permasalahan yang diajukan oleh guru tidak harus jelas melainkan bebas. Tetapi untuk setiap permasalahan yang diajukan hendaknya tidak terlalu mudah atau sulit. Jika terlalu mudah, siswa tidak tertarik sedangkan jika terlalu sulit, siswa tidak semangat mengerjakan karena permasalahan sulit dipecahkan.

c. Penyusunan Hipotesis

Pada langkah ini siswa diminta untuk mengajukan jawaban sementara (hipotesis) terhadap permasalahan yang dikemukakan. Hipotesis siswa hendaknya dikaji terlebih dahulu. Karena perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, melainkan harus mempunyai landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang diajukan tersebut bersifat rasional dan logis.

d. Pengumpulan Data

(30)

e. Pengujian Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam pengujian hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

f. Perumusan Kesimpulan

Langkah ini adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan tahapan akhir dalam proses pembelajaran. Banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus pada masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan.

Langkah-langkah strategi pembelajaran Inkuiri di atas dapat digambarkan dengan alur sebagai berikut.

Bagan 1. Langkah-langkah pembelajaran Inkuiri secara berurutan Orientasi

Perumusan Masalah

Penyusunan Hipotesis

Pengujian Hipotesis

Pengumpulan Data Perumusan

(31)

Sementara itu, menurut Suchman dan Trowbridge et.al. (1996: 179) menjelaskan beberapa syarat agar terjadi Inkuiri yang baik, yaitu:22 a. Kebebasan

Dalam menemukan dan mencari informasi siswa perlu adanya kebebasan. Baik kebebasan dalam berhipotesis, menyusun eksperimen, maupun dalam mencari data-data yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah yang dihadapinya.

b. Lingkungan atau suasana yang responsif

Pembelajaran Inkuiri dapat berjalan dengan lancar jika sarana prasarana yang ada di sekolah tersedia atau dapat disediakan dan staf pengajarnya juga harus kompeten dalam berinkuiri.

c. Fokus

Permasalahan yang diajukan oleh guru harus jelas dan dapat dipecahkan oleh siswa, dan

d. Tidak ada tekanan dari pihak manapun

Sehingga siswa dapat mengeluarkan kemampuannya secara maksimal yaitu dapat berfikir kreatif dan kritis.

6. Peran guru dalam pembelajaran Inkuiri

Guru memiliki peran yang besar dalam proses belajar-mengajar dengan strategi pembelajran Inkuiri terarah, di antaranya:23

a. Memancing siswa untuk berfikir, dengan pertanyaan-pertanyaan

Dimana guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memancing kepada siswa sehingga siswa diharapkan dapat berfikir kreatif dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapinya.

b. Memberikan kebebasan dan keluwesan kepada siswa untuk berpendapat, berinisiatif, dan bereksperimen

22 Paul Suparno, Metod

ologi Pembelajaran Fisika (Konstruktivisme & Menyenangkan), (Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma

Yogayakarta, 2007), hlm. 69-70 . 23

(32)

Peran Guru dalam hal ini adalah memberikan kebebasan dan keluwesan kepada siswa untuk melakukan eksperimen dalam berinkuiri. Sehingga siswa dapat mengemukakan seluruh pendapat dan inisiatifnya tanpa ada tekanan dari pihak manapun.

c. Memberikan dukungan dan semangat dalam berinkuiri

Jika kegiatan Inkuiri mengalami kemacetan, tidak berjalan sesuai alur tujuan pembelajaran guru setidaknya mempunyai peran yaitu memberikan motivasi atau semangat kepada siswa untuk berinkuiri. Sehingga siswa tetap bersemangat untuk melakukan tugasnya dalam berinkuiri yakni mencari dan menemukan informasi. d. Menentukan diagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu

memecahkannya

Dimana dalam kegiatan pembelajaran Inkuiri, guru harus bisa memberikan solusi yang sedang dihadapi oleh siswa. Sehingga permasalahan yang dihadapi tidak mengalami kebuntuan terhadap pemecahan masalah.

7. Evaluasi Pembeajaran Inkuiri

Dalam bukunya, Supriyono Koes menyatakan bahwa hal pertama yang harus dievaluasi dalam pendidikan IPA adalah keterampilan proses sains yang diperoleh siswa, kemahiran siswa dalam berinkuiri, dan sikap ilmiah siswa. Agar guru mampu menilai masing-masing aspek diperlukan adanya sebuah indikator dalam menilai aspek tersebut. Indikator tersebut, di antaranya.24

a. Indikator menilai keterampilan dalam proses sains antara lain.

1) Pengamatan, meliputi. mengidentifikasikan obyek, menggunakan lebih dari satu indera, menggunakan indera yang sesuai, dan memberikan pengamatan secara kualitatif dan kuantitatif,

24

(33)

2) Pengklasifikasian, meliputi. mengidentifikasi kesamaaan sifat semua obyek dalam satu kelompok, membentuk sub kelompok, dan memberikan penalaran rasional untuk klasifikasi serta mengembangkan system klasifikasi kompleks,

3) Mengkomunikasikan, meliputi. memberikan deskripsi obyek dengan jelas, mentransmisi,

4) Mengukur, meliputi. memilih jenis pengukuran yang sesuai, memilih satuan pengukuran yang sesuai, dan menggunakan alat ukur secara benar,

5) Mengidentifikasikan dan mengontrol variabel, meliputi. mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan tidak dapat mempengaruhi hasil eksperimen, dan mengidentifikasi variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan dan yang dapat dikontrol,

6) Merumuskan hipotesis, meliputi. mengajukan sebuah hipotesis ketika diberikan sebuah permasalahan dan merumuskan sendiri hipotesisnya dari permasalahan tersebut,

7) Menginterpretasi data, meliputi. mengidentifikasi data yang diperlukan, mengumpulkan data, membuat tabel, mengkontruksi dan menginterpretasi grafik, dan membuat interpretasi yang sahih dari data,

8) Mendefiisikan secara operasional, meliputi. menceritakan apakah vaariabel dapat diukur secara baik, dan memverbalkan kongruensi antara definisi operasional dan variabel yang harus diukur,

9) Bereksperimentasi, meliputi. mengikuti petunjuk bersksperimen, mengembangkan cara alternatif utuk menyelidiki pertanyaan, mengidentifikasi pertanyaan yang dapat diuji, merancang penyelidikan sendiri, dan merumuskan kesimpulan, dan

(34)

b. Indikator kemahiran siswa dalam Inkuiri, meliputi. 1) Memilih dan menerapkan proses-proses secara tepat,

2) Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan gejala yang diselidiki, 3) Mengawali ide sendiri untuk penyelidikan,

4) Menginvestasikan ide sendiri untuk penyelidikan, 5) Menggunakan berbagai sumber informasi,

6) Menjelaskan proses berpikir secara logis dan rasional, 7) Mendiskusikan berbaagai ide dengan orang lain,

8) Menganalisis kesimpulan dan merumuskan kembali berdasarkan baru,

9) Memberikan kesimpulan sesuai data yang telah dianailisinya, 10)Mencari kesempatan untuk melanjutkan penelitian, dan

11)Menghubungkan belajar ke situasi yang ada di sekitar lingkungan. c. Indikator sikap ilmiah siswa, meliputi.

1) Menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya dalam melakukan penyelidikan sains,

2) Menganggap sains sebagai hal yang menarik dan menyenangkan, 3) Megajukan pertanyaan untuk sesuatu yang belum diketahuinya, 4) Memperluas sains ke situasi sekolah, dan

5) Sukarela membantu dan menyiapkan dalam kegiatan sains.

8. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuri

Strategi pembelajran Inkuiri mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya.

a. Strategi pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psimotorik yang seimbang. sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna,

(35)

c. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka,

d. Dapat membina dan mengmbangkan sikap ingin tahu lebih jauh, e. Dapat mengembangkan sikap, keterampilan, kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah atau memutuskan sesuatu secara tepat, dan f. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih tanggap,

cermat dan nalar (kritis, analitis dan logis).25

Selain memiliki keunggulan, strategi pembelajaran Inkuiri juga memiliki kelemahan, antara lain.

a. Sulitnya mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa,

b. Sulitnya akan merencanakan pembelajaran, dikarenakan terbentur dengan kebiasaan berbagai siswa dalam belajar,

c. Dalam pengimplementasiannya strategi ini memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikan waktu yang telah ditentukan, dan

d. Indikator keberhasilan siswa hanya terfokus pada kemampuan siswa menguasai materi pelajaran sehingga pengimplementasian strategi ini sulit dilaksanakan oleh setiap guru. 26

25

Widya Wati, Strategi Pembelajaran Fisika, (Padang: Universitas Negeri Padang, 2010). hlm. 98.

26

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi lapangan yang bertujun untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman guru IPA MTs Se-Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara tentang strategi pembelajaran inkuiri. Pemilihan metode ini didasari oleh pemikiran bahwa masalah hendak diteliti lebih kompleks dan dinamis. Sementara itu tujuan lain dari penggunaan penelitian ini adalah untuk memahami subyek lebih mendalam agar diperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Se-Kecamatan Kalinyamatan Jepara, yang terdiri dari MTs AL-Falah, MTs Darul Ulum, MTs Nurul Islam, dan MTs Tasywiqul Banat. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada pada tanggal 19 Juli sampai 2 Agustus 2011.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi.27

Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru mata pelajaran IPA MTs Se-Kecamatan Kalinyamatan Jepara, dengan rincian sebagai berikut.

a. MTs. AL-Falah 2 guru,

27

(37)

b. MTs. Darul Ulum 2 guru, c. MTs. Nurul Islam 3 guru, dan d. MTs. Tasywiqul Banat 2 guru.

2. Sampel penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.28 Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel secara purposif dimana pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.29 Jumlah sampel yang diambil peneliti yaitu masing-masing dari MTs berjumlah satu guru mata pelajaran IPA. Dengan rincian sebagai berikut.

a. Muflih Akhroni, S. Pd. I., guru MTs Al-Falah, b. Ali Akrom, S. Pd., guru MTs. Darul Ulum, c. Nasekhan, S.Pd., guru MTs. Nurul Islam, dan d. Nur Laili, S.Pd., guru MTs. Tasywiqul Banat

D. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.30 Variabel dalam penelitian ini adalah pemahaman guru IPA MTs di Kecamatan Kalinyamat tentang strategi pembelajaran inkuiri. Variabel tersebut selanjutnya dijabarkan dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Tiga variabel tersebut kemudian dirinci lagi menjadi beberapa sub variabel atau indikator sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran

a. Perencanaan penggunaan sumber dan media pembelajaran yang mendukung keaktifan siswa,

28

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 134.

29

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: ALFABETA, 2009), hlm. 300.

30

(38)

1) Memilih sumber pembelajaran, dan

2) Menentukan penggunaan alat dan media pembelajran. b. Pemahaman tentang strategi pembelajaran inkuiri

1) Memahami makna strategi pembelajaran inkuiri (terarah), 2) Memahami tujuan pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri, 3) Memahami syarat pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri

berjalan lancar,

4) Memahami kelebihan pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri, dan

5) Memahami kelemahan/ kendala pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri.

c. Perencanaan terhadap penilaian yang mengevaluasi keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan kemahiran siswa dalam berinkuiri 1) Menentukan bentuk-bentuk prosedur penilaian, dan

2) Merancang alat penilaian terhadap keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan kemahiran siswa dalam berinkuiri.

2. Pelaksanaan pembelajaran

a. Pemahaman guru tentang peranan guru dalam kegiatan inti pembelajaran.

b. Penguasaan langkah-langkah strategi pembelajaran inkuiri. 1) Memahami langkah-langkah pemunculan masalah, 2) Memahami langkah menyatakan hipotesis,

3) Memahami langkah menguji hipotesis/mengumpulkan data, dan 4) Memahami langkah menarik kesimpulan.

c. Pengelolaan interaksi belajar mengajar, dimana pembelajaran yang berpusat pada siswa.

3. Evaluasi pembelajran

Evaluasi terhadap keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan kemahiran siswa dalam berinkuiri

(39)

b. Analisis terhadap pelaksanaan evaluasi terhadap keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan kemahiran siswa dalam berinkuiri.

E. Pengumpulan Data Penelitian 1. Angket atau kuesioner

Salah satu alat pengumpul data yang tepat dalam penelitian ini yaitu angket atau kuesioner. Data yang dikumpulkan melalui angket akan digunakan untuk menjawab dan menemukan seberapa jauh pemahaman guru mata pelajaran IPA dalam strategi pembelajaran inkuiri.

Untuk mengetahui sikap guru IPA dalam penelitian ini digunakan angket dalam bentuk skala sikap. Bentuk skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Pilihan jawaban dalam instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai tingkatan dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain. Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RG), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).31

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian skala Likert dalam bentuk checklist. Contoh instrumennya sebagai berikut.

Tabel 3.1. Contoh instrument angket

No. Pertanyaan Jawaban

SS S RG TS STS 1.

2.

Apakah Bapak/Ibu guru setutju dengan memanfaatkan alat,

sumber, dan media

pembelajaran yang tersedia di sekolah dapat membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran inkuiri.

………..

Lebih detail mengenai instrumen dapat dilihat pada lampiran

31

(40)

2. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur adalah teknik wawancara bila peneliti sudah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh.32 Dalam penelitian ini wawancara digunakan sebagai salah satu teknik pengumpulan data. Dimana dapat digunakan untuk memperoleh informasi atau data tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada objek penelitian. Baik dari segi pengertian akan strategi pembelajaran Inkuiri, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran Inkuiri, maupun informasi mengenai bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran Inkuiri tersebut

F. Teknik Analisis Data a. Angket/Kuesioner

Untuk mengetahui kualifikasi pemahaman yang dialami guru IPA tentang strategi pembelajaran inkuiri, maka cara yang digunakan untuk menganalisis data hasil angket yaitu menggunakan rumus deskriptif

S : deskriptif persentase

n : jumlah skor yang diperoleh

N: jumlah skor maksimal

Selanjutnya membuat klasifikasi pemahaman dengan menententukan lebar interval terlebih dahulu dengan rumus.

ditentukan

Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 133.

33

(41)

Sehingga lebar interval dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.

1. Menentukan skor tertinggi = 4 x 30 x 5 = 600 2. Menentukan skor terendah = 4 x 30 x 1 = 120 3. Menentukan jarak pengukuran = 600 – 120 = 480 4. Interval yang dikehendaki = 5

5. Lebar interval = 480 : 5 = 96 Keterangan:

Angka 4 menyatakan jumlah guru yang menjadi responden dalam penelitian

Angka 30 menyatakan banyaknya butir angket Angka 5 menyatakan skor jawaban Sangat Setuju Angka 4 menyatakan skor jawaban Setuju

Angka 3 menyatakan skor jawaban Ragu-Ragu Angka 2 menyatakan skor jawaban Tidak Setuju

Angka 1 menyatakan skor jawaban Sangat Tidak Setuju

Dari perhitungan tersebut selanjutnya dapat ditentukan klasifikasi skor pemahaman sebagai berikut.

1. Skor 505 – 600 = Sangat tinggi 2. Skor 409 – 504 = Tinggi 3. Skor 313 – 408 = Sedang 4. Skor 217 – 312 = Rendah 5. Skor 120 – 216 = Sangat rendah

Klasifikasi tersebut selanjutnya diubah ke dalam bentuk presentase sehingga diperoleh persentase tingkat pemahaman guru sebagaimana dalam Tabel 3.2.

34

(42)

Tabel 3.2. Klasifikasi Tingkat Pemahaman Guru Presentase Skor Kriteria Pemahaman 84,05 % – 100 %

68,05 % – 84,00 % 52,05 % – 68,00 % 36,05 % – 52,00 % 20 % – 36,00 %

Sangat tinggi tinggi Sedang Rendah Sangat rendah b. Wawancara

Dalam penelitian ini teknik analisis data untuk instrumen wawancara yaitu bersifat induktif, dimana peneliti menganalisis data yang telah diperoleh selama di lapangan kemudian diolah dan diuraikan dalam bentuk paparan yang singkat dan jelas selanjutnya ditarik suatu kesimpulan berdasarkan hipotesis.

(43)

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil penelitian

4. Gambaran umum lokasi dan subyek penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh MTs yang berada di wilayah Kecamatan Kalinyamatan Jepara. Di wilayah Kecamatan Kalinyamatan tersebut, terdapat empat MTs dengan lokasi yang cukup berdekatan antara MTs satu dengan yang lainnya (peta dapat dilihat pada lampiran). Gambaran ringkas dari keempat MTs tersebut adalah sebagai berikut.

a. MTs Al-Falah

MTs Al-Falah terletak di jalan Kauman Raya No.9 Margoyoso. Madrasah ini merupakan MTs di bawah naungan yayasan Al-Falah Margoyoso dengan status madrasah terakreditasi A yang terdiri dari 305 siswa dengan jumlah sebanyak 9 kelas mulai dari kelas VII sampai IX. Di MTs ini ada dua guru yang mengajar IPA. Namun untuk penelitian ini, peneliti hanya mengambil satu responden yaitu Bapak Muflih Akhroni sebagai subyek penelitiannya. Sebagai guru IPA, Bapak Muflih Akhroni memiliki latar belakang pendidikan yang tidak tepat, karena berlatar belakang pendidikan Matematika. Saat ini beliau juga menduduki jabatan sebagai Waka Kurikulum.

b. MTs Darul Ulum

(44)

Bapak Ali Akrom memiliki latar belakang pendidikan yang tidak tepat, karena berlatar belakang pendidikan Biologi. Saat ini beliau juga menduduki jabatan sebagai Waka Kurikulum.

c. MTs Nurul Islam

MTs Nurul Islam terletak di jalan di jalan R. Abdul Jalil Kriyan Kalinyamatan. Madrasah ini merupakan MTs di bawah naungan yayasan Pendidikan Nurul Islam Kriyan dengan status madrasah terakreditasi A yang terdiri dari 312 siswa dengan jumlah sebanyak 9 kelas mulai kelas VII sampai IX. Untuk MTs Nurul Islam sendiri, terdapat tiga guru yang mengajar mata pelajaran IPA. Namun, hanya satu guru yang sudah menjadi pegawai negeri yaitu bapak Nasehan dan juga latar belakang beliau adalah pendidikan fisika. Berpijak dari hal tersebutlah, peneliti yang mendapatkan rekomendasi dari kepala madrasah untuk menjadikan beliau sebagai subyek penelitiannya. d. MTs Tasywiqul Banat

MTs Tasywiqul Banat teletak di jalan Ponpes No.1 Robayan Kalinyamatan. Madrasah ini merupakan MTs di bawah naungan yayasan Pendidikan Islam Al-Muslim Madrasah dengan status Diakui yang terdiri dari 212 siswa dengan jumlah sebanyak 6 kelas mulai kelas VII sampai IX. Jumlah siswa di madrasah ini lebih sedikit dibanding dengan ketiga MTs lainya dikarenakan madrasah ini di awal tahun pembelajaran, hanya menampung siswi/anak perempuan untuk menjadi peserta didiknya. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil subyek penelitian untuk dijadikan responden yaitu Ibu Nur Laili. Sebagai guru IPA, Ibu Nur Laili memiliki latar belakang pendidikan yang tidak tepat, karena berlatar belakang pendidikan Kimia.

(45)

Tabel 4.1. Kualifikasi Pendidikan Responden

Kualifikasi Responden1 Responden2 Responden3 Responden4 Pendidikan

terakhir Sarjana Sarjana Sarjana Sarjana Jurusan Matematika Biologi Fisika Kimia

Lama

5. Hasil penelitian dengan angket

Dalam penelitian ini, angket merupakan alat pengumpul data yang berisikan indikator-indikator pemahaman guru mata pelajaran IPA tentang strategi pembelajaran Inkuiri. Hasil angket akan memberikan gambaran besarnya tingkat pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri. GF dalam Tabel adalah singkatan dari Guru Fisika yang dijadikan responden dalam penelitian. Hasil angket dari responden dipaparkan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil Angket dari Responden

No. soal Skor Responden Total Skor

(46)

11 4 5 4 4 17

12 4 4 2 4 14

13 5 4 5 4 18

14 5 5 5 5 20

15 5 4 4 5 18

16 5 4 5 5 19

17 5 2 5 5 17

18 5 5 4 4 18

19 5 5 4 4 18

20 5 5 4 5 19

21 5 5 4 4 18

22 4 5 4 4 17

23 4 5 4 4 17

24 5 5 5 4 19

25 4 5 4 5 18

26 3 5 4 4 16

27 5 4 4 4 17

28 5 2 5 4 16

29 5 5 4 4 18

30 2 4 4 4 14

Jumlah 535

Keterangan :

GF1 : Guru Fisika MTs Al-Falah GF2 : Guru Fisika MTs Darul Ulum GF3 : Guru Fisika MTs Nurul Islam GF4 : Guru Fisika MTs Tasywiqul Banat

6. Hasil penelitian dengan wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpulan data terhadap responden yang dilakukan setelah pengisian angket. Proses dalam wawancara dilakukan untuk menggali seberapa jauh tingkat pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri. Berikut ini merupakan hasil wawancara terhadap keempat responden.

(47)

Setelah dilakukan wawancara terhadap responden 1, didapatkan seberapa jauh tingkat pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri. Bentuk pemahaman tersebut bila diuraikan sebagai berikut. 1) Responden mengetahui pengertian tentang strategi pembelajaran

Inkuiri terarah,

2) Responden dapat menguraikan langkah-langkah yang ditempuh dalam strategi pembelajaran Inkuiri,

3) Responden mengetahui peranan guru dalam strategi pembelajaran Inkuiri,

4) Responden mengetahui apa saja yang menjadi kendala terhadap keterlaksanaan dalam strategi pembelajaran Inkuiri,

5) Responden memahami bagaimana cara mengevaluasi hasil belajar siswa dalam starategi pembelajaran Inkuiri, dan

6) Responden memahami alat yang digunakan untuk penilaian hasil belajar siswa dalam strategi pembelajaran Inkuiri.

b. Hasil wawancara terhadap responden 2

Setelah dilakukan wawancara terhadap responden 2, didapatkan seberapa jauh tingkat pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri. Bentuk pemahaman tersebut bila diuraikan sebagai berikut. 1) Responden mengetahui pengertian tentang strategi pembelajaran

Inkuiri terarah,

2) Responden dapat menguraikan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam strategi pembelajaran Inkuiri,

3) Responden dapat menyebutkan tujuan dari strategi pembelajaran Inkuiri,

4) Responden mengetahui peranan guru dalam strategi pembelajaran Inkuiri,

(48)

6) Responden memahami bagaimana cara mengevaluasi hasil belajar siswa dalam starategi pembelajaran Inkuiri, dan

7) Responden memahami alat yang digunakan untuk penilaian hasil belajar siswa dalam strategi pembelajaran Inkuiri.

c. Hasil wawancara terhadap responden 3

Setelah dilakukan wawancara terhadap responden 3, didapatkan seberapa jauh tingkat pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri. Bentuk pemahaman tersebut bila diuraikan sebagai berikut. 1) Responden mengetahui pengertian tentang strategi pembelajaran

Inkuiri terarah,

2) Responden dapat menyebutkan tujuan dari strategi pembelajaran Inkuiri,

3) Responden mengetahui peranan guru dalam strategi pembelajaran Inkuiri,

4) Responden mengetahui apa saja yang menjadi kendala terhadap keterlaksanaan dalam strategi pembelajaran Inkuiri, dan

5) Responden memahami alat yang digunakan untuk penilaian hasil belajar siswa dalam strategi pembelajaran Inkuiri.

d. Hasil wawancara terhadap responden 4

Setelah dilakukan wawancara terhadap responden 4, didapatkan seberapa jauh tingkat pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri. Bentuk pemahaman tersebut bila diuraikan sebagai berikut. 1) Responden mengetahui pengertian tentang strategi pembelajaran

Inkuiri terarah,

2) Responden dapat menguraikan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam strategi pembelajaran Inkuiri,

3) Responden mengetahui peranan guru dalam strategi pembelajaran Inkuiri,

(49)

5) Responden memahami bagaimana cara mengevaluasi hasil belajar siswa dalam starategi pembelajaran Inkuiri, dan

6) Responden memahami alat yang digunakan untuk penilaian hasil belajar siswa dalam strategi pembelajaran Inkuiri.

Berdasarkan hasil wawancara keempat responden tersebut, tingkat pemahaman guru IPA (khususnya fisika) tentang strategi pembelajaran Inkuiri dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu pemahaman dalam kegiatan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Adapun indikator-indikator pemahaman tersebut adalah sebagai berikut.

a. Pemahaman dalam kegiatan perencanaan pembelajaran

1) Responden mengetahui pengertian tentang strategi pembelajaran Inkuiri terarah, dan

2) Responden dapat menyebutkan tujuan dari strategi pembelajaran Inkuiri.

b. Pemahaman dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran

1) Responden dapat menguraikan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam strategi pembelajaran Inkuiri,

2) Responden mengetahui peranan guru dalam strategi pembelajaran Inkuiri, dan

3) Responden mengetahui apa saja yang menjadi kendala terhadap keterlaksanaan dalam strategi pembelajaran Inkuiri.

c. Pemahaman dalam kegiatan evaluasi pembelajaran

1) Responden memahami bagaimana cara mengevaluasi hasil belajar siswa dalam starategi pembelajaran Inkuiri, dan

2) Responden memahami alat yang digunakan untuk penilaian hasil belajar siswa dalam strategi pembelajaran Inkuiri.

(50)

Dari perhitungan angket, didapatkan total skor dari seluru pertanyaan yang dijawab oleh responden adalah sebesar 535. Dari skor tersebut dapat dihitung besarnya persentase tingkat pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri. Besarnya persentase tingkat pemahaman guru tersebut adalah sebagai berikut.

s = 𝑛

𝑁 𝑥 100%

s = 535

600𝑥 100% = 89, 167%

Keterangan :

S = Persentase pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri

n = Jumlah nilai yang diperoleh

N = Jumlah nilai maksimal

Persentase pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri terarah secara keseluruhan berdasarkan Tabel adalah 89,167%. Ini menunjukan bahwa guru telah mamahami aspek-aspek yang terkait dengan strategi pembelajaran Inkuiri. Skor tersebut berada dalam kisaran 84,05%

– 100% (lihat Tabel 3.2.). Hal ini menunjukan bahwa pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri terarah dapat dikategorikan sangat tinggi.

Besarnya tingkat pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri untuk tiap indikator ditunjukan dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Persentase Pemahaman Guru dalam tiap Indikator pada Angket

No. Pemahaman

konsep Variabel Indikator

Hasil penelitian

(51)
(52)

2. Pelaksanaan

penilaian siswa 70

Rata-rata 78,44

(53)

persentase pemahaman guru dalam evaluasi pembelajaran adalah sebesar 80%. Hal ini menunjukan bahwa pemahaman guru mengenai hal tersebut dikategorikan tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa persentase pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri terarah dalam tiap indikator mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dapat diaktegorikan tinggi yaitu dengan rata-rata nilai sebesar 78, 44%.

Selanjutnya tingkat pemahaman guru tiap indikator dimasukan ke dalam Tabel klasifikasi tingkat pemahaman guru (lihat Tabel 4.4.). Gambaran klasifikasi tingkat pemahaman guru adalah sebagai berikut.

Tabel 4.4. Klasifikasi Tingkat Pemahaman Guru tiap Indikator

No. Persentase Indikator Kategori

1. 84,05% - 100% a) Memilih sumber pembelajaran sesuai dengan SK dan KD b) Menguasai penggunaan

alat dan media pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran

c) Mengetahui pengertian strategi pembelajaran Inkuiri terarah d) Mengetahui tujuan

pelaksanaan strategi g) Merancang alat penilaian

terhadap proses sains, i) Memahami peranan guru

dalam kegiatan inti pembelajaran j) Memahami langkah

pemunculan masalah

(54)

k) Memahami langkah

o) Memahami cara penilaian hasil belajar siswa c) Memahami langkah

menarik kesimpulan d) Pembelajaran yang

berpusat pada siswa e) Memahami alat penilaian

siswa

Tinggi

3. 52,05% - 68% --- Sedang

4. 36,05% - 52% --- Rendah

5. 20%- 36% --- Sangat Rendah

Berdasarkan hasil wawancara pemahaman guru Fisika tentang strategi pembelajaran Inkuiri disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi tersebut adalah sebagai berikut.

1) Seringnya guru mengikuti Diklat-diklat yang diselenggarakan oleh Pemerintahan Jepara

(55)

2) Inisiatif guru untuk mencari perkembangan strategi-strategi pembelajaran melalui internet

Seiring berkembangnya dunia informatika, banyak guru yang

browsing internet untuk mengikuti perkembangan pendidikan khususnya selalu update akan strategi-strategi yang cocok untuk pembelajaran. Sehingga diharapakan siswa lebih mudah menangkap pelajaran yang telah diberikan. Hal tersebut yang menjadikan guru memiliki pemahaman-pemahaman tentang beberapa strategi pembelajaran salah satunya yaitu strategi pembelajaran Inkuiri.

3) Keikutsertaan guru dalam MGMP

MGMP merupakan wadah bagi para guru mata pelajaran dalam mengembangkan segala hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Melalui MGMP guru mata pelajaran (khususnya fisika) dapat bertukar informasi dan pengalaman untuk meminimalkan kekurangan yang ada pada satuan pendidikan masing-masing, serta hal-hal teraktual tentang dunia pendidikan. Contohnya guru akan selalu

update terhadap strategi-strategi pembelajaran yang cocok terhadap materi pelajaran. Sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.

Tetapi pemahaman guru tersebut tidak selalu bisa dipratikkan langsung di kelas dikarenakan ada beberapa penyebab yang mempengaruinya. Penyebab-penyebab tersebut akan diuraikan dalam pembahasan hasil wawancara.

2. Pembahasan data hasil wawancara

Berikut ini dijelaskan secara lebih rinci indikator-indikator pemahaman yang dialami oleh guru Fisika MTs Se-Kecamatan Kalinyamatan Jepara tentang strategi pembelajaran Inkuiri.

(56)

1) Responden mengetahui pengertian tentang strategi pembelajaran Inkuiri terarah

Pemahaman terhadap pengertian strategi pembelajaran Inkuiri terarah merupakan hal pertama yang harus diketahui oleh guru sehingga dalam mempraktikkan strategi tersebut di dalam kelas tidak akan mengalami kendala. Berdasarkan hasil wawancara dapat dikatakan bahwa Pengertian tentang strategi pembelajaran Inkuiri adalah strategi pembelajaran dimana siswa diharapkan dapat mencari dan menemukan masalah sendiri dengan arahan dari guru sehingga memperoleh konsep yang benar. Sebagaimana jawaban dari wawancara responden 3 yang menyatakan bahwa,

“pembelajaran dimana diusahakan siswa dapat menemukan sendiri konsep itu yang diinginkan dalam pembelajaran dengan bimbingan guru”.35

Pemahaman di atas selaras dengan teori strategi pembelajaran Inkuiri yang telah ada. Salah satunya adalah yang diungkapkan oleh Surya Dharma dalam materi buku diklat yang berjudul Strategi Pembelajaran dan pemilihannya yaitu strategi pembelajaran Inkuiri sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.36 Karena strategi pembelajaran Inkuiri ini terarah sehingga tidak luput dari arahan/bimbingan dari guru.

Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa Responden mengetahui dan dapat menyebutkan pengertian tentang strategi pembelajaran Inkuiri terarah dengan benar sesuai dengan teori yang ada.

2) Responden dapat menyebutkan tujuan dari strategi pembelajaran Inkuiri

35

Hasil wawancara terhadap responden 3, tanggal 24 Juli 2011 jam 08.00 WIB. 36

Gambar

Tabel 3.1. Contoh instrument angket
Tabel 3.2. Klasifikasi Tingkat Pemahaman Guru
Tabel 4.2. Hasil Angket dari Responden
Tabel 4.3. Persentase Pemahaman Guru dalam tiap Indikator pada Angket
+2

Referensi

Dokumen terkait

1) Strategi inkuiri menekankan pada aktivitas peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri materi yang dipelajari. Peserta didik tidak hanya berperan sebagai

Dengan model Inkuiri Sosial yang diterapkan dalam proses pembelajaran IPS yang menekankan pada proses mencari dan menemukan sendiri jawaban atas suatu masalah yang

Penggunaan metode inkuiri mempunyai beberapa kelebihan yaitu metode inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah diterapkan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing; 2) perbedaan

M enurut Sanjaya (2010b: 196), strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari

Model pembelajaran Latihan Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankann pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri

Pendekatan Inkuiri dan model pembelajaran STAD adalah pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis untuk mencari dan menemukan sendiri pemecahan

PENDAHULUAN Strategi pembelajaran inkuiri SPI merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan