• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Kemandirian dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran TIK (Studi Kasus pada Kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga) T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Kemandirian dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran TIK (Studi Kasus pada Kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga) T1 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Persoalan krusial sumberdaya manusia Indonesia saat ini adalah rendahnya daya

saing yang sangat bergantung dengan mutu proses pendidikan. Pada tataran global,

dari data dinas pendidikan tahun 2005, kemampuan Indonesia bersaing di antara 60

negara adalah pada peringkat 59 di atas Venezuela. Thailand dan Malaysia berada di

peringkat 27 dan 28. Sedangkan Singapura tetap memuncak di peringkat ke 3 setelah

Amerika Serikat pada peringkat 1 dan Hongkong pada peringkat 2. Pusat penelitian

dan pengembangan kurikulum Depdiknas (2005) menegaskan bahwa sumbangan dari

ranah kognitif, psikomotor, dan afektif terhadap kesuksesan seseorang dalam

pekerjaan dan kehidupan, masing –masing 5%, 15%, dan 80lah pusat kecerdasan

emosional memberikan andil yang sangat besar (Isjoni, 2008).

Tradisi dominasi metode ceramah dalam proses pembelajaran sangat potensial

melahirkan outcome yang tidak berdaya diterpa badai globalisasi. Seperti yang

dikatakan oleh Isjoni (Isjoni, 2008), Siswa hanya memperoleh 20% melalui belajar

dengan cara mendengarkan dengan metode ceramah.

Pada fakta dilapangan, seperti hasil Observasi di SMP Pangudi Luhur Salatiga,

metode ceramah masih sering digunakan di bidang bidang pelajaran, termasuk dalam

pelajaran TIK. Proses pembelajaran di laboratorium biasanya sedikit berbeda, di sini

metode ceramah sudah dipadukan dengan metode demonstrasi. Namun masih

ditemukan beberapa masalah seperti tidak ada siswa yang mempunyai inisiatif untuk

bertanya pada guru, siswa sibuk menyalin apa yang ditulis dan di ucapkan guru,

apabila ditanya guru tidak ada yang mau menjawab tetapi mereka menjawab secara

bersamaan sehingga suaranya tidak jelas, hingga siswa terkadang ribut sendiri pada

saat guru menerangkan/mengajar. Menurut pengakuan guru, siswa juga harus

distimulasi terlebih dahulu supaya mampu mengemukakan gagasannya. Hal ini bisa

(2)

Kegiatan pembelajaran seperti ini akan mengakibatkan kurangnya ruang bagi

siswa untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikir

siswa. Salah satu upaya untuk memperbaikinya adalah dengan pembelajaran aktif

yaitu dengan mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran serta memberikan

motivasi kepada siswa untuk belajar dan selain itu juga seorang guru harus mampu

memilih model pembelajaran yang sesuai dan kemampuan menyajikan model

pembelajaran yang menarik dan bervariasi.

Hal ini juga dimantabkan dengan pernyataan Mochamad pada jurnalnya tahun

2013 berjudul Pembangunan Media Pembelajaran Teknik Komputer Jaringan Kelas

X Semster Ganjil Pada Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bangsa Pati Berbasis

Multimedia Interaktif, bahwa akibat metode belajar yang tidak tepat yang

mengakibatkan siswa tidak memahami konsep pelajaran yang tidak membangun

kemandirian siswa dalam pembangunan konsep pemecahan masalah yang disajikan

(Abidin, 2013). Padahal kemandirian merupakan salah satu aspek dari bidang afektif

yang menyumbang 80% keberhasilan siswa. Kemandirian juga sangat erat kaitannya

dengan berpikir. Keterampilan berpikir merupakan salah satu kapasitas yang dapat

digunakan oleh manusia untuk belajar. Ketika seseorang memiliki keterampilan

berpikir yang baik maka ia dapat belajar dengan baik, namun ketika seseorang

memiliki keterampilan berpikir yang rendah maka ia tidak dapat belajar dengan baik

(Paul,2011). Berpikir kritis dan kreatif membantu siswa agar lebih terorganisasi

dalam mengahadapi suatu masalah mulai dari mempelajari masalah secara sistematis,

merumuskan pertanyaan yang inovatif hingga merancang sendiri solusinya.

Melihat keadaan yang demikian, munculah sebuah pertanyaan untuk pendidik,

yaitu metode apakah yang harus diupayakan untuk mencegah masalah masalah diatas

muncul sehingga menumbuhkan kemandirian siswa dan kemampuan berpikir kritis

siswa?

Adapun sebuah metode, inkuiri adalah proses mendefinisikan dan menginvestigasi

masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, dan

(3)

pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang

dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Strategi inkuiri berarti

suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh

kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,

analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh

percaya diri (Trianto, 2007). Konsep dasar pada metode inkuiri adalah bagaimana

siswa bisa membangun konsepnya sendiri, dalam mendefinisikan masalah hingga

menyelesaikan masalah yang diberikan padanya dengan pengalaman pengalaman

yang sudah mereka dapatkan sebelumnya. Dalam kata lain inkuiri dapat membantu

siswa dapat menemukan konsep diri dan berpikir kritis dan kreatif (Sochibin, 2009).

Metode inkuiri sudah dianjurkan diterapkan sejak lama di bidang sains (Rustaman,

2005), namun belum banyak diaplikasikan pada pembelajaran Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK) . Hal inilah yang menjadi dasar penulis untuk melakukan

penelitian berjudul “Penerapan Metode inkuiri untuk meningkatkan kemandirian dan

kemampuan berpikir kritis siswa pada pelajaran TIK”.

1.2Definisi Konsep 1. Metode inkuiri

Sanjaya (2008) mengemukakan metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk

mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

2. Kemandirian

Kemandirian belajar adalah kondisi aktifitas belajar yang mandiri tidak

tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri dalam

menyelesaikan masalah belajarnya sendiri (Yamin, 2008). Kemandirian belajar akan

terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan,

mengevaluasi dan selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran

yang dilalui dan siswa juga mau aktif dalam proses pembelajaran.

(4)

Berpikir kritis merupakan suatu proses penggunaan kemampuan berpikir secara

efektif yang dapat membantu seseorang untuk membuat, mengevaluasi serta

mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau dilakukan. (Suryadi, 2008: 20)

4. Pembelajaran TIK

Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak

terpisahkan dan mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait

dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer informasi antar media.

(Purwanti,2012)

1.3Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah kurangnya kemandirian

dan berpikir kritis siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga dalam pembelajaran

TIK. Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apa pengaruh metode

inkuiri yang diimplementasikan terhadap peningkatan kemandirian dan berpikir kritis

siswa ?”

1.4Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk melihat bagaimana penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran TIK

untuk meningkatkan kemandirian dan berpikir kritis siswa .

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap

peningkatan kemandirian dan berpikir kritis siswa pada pembelajaran TIK.

1.5Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat ;

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kemandirian dan berpikir kritis siswa

melalui metode inkuiri pada pembelajaran TIK

(5)

1. Bagi Guru

Memberikan masukan bagi guru dalam merancang kegiatan pembelajaran yang

efektif, berkualitas dan bermanfaat terutama dalam mata pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK).

2. Siswa

Memberikan pengalaman bagi siswa dalam meningkatkan kemandirian dan berpikir

kritis dalam memahami materi pelajaran kimia yang diberikan dan memotivasi siswa

dalam rangka perbaikan cara belajarnya.

3. Sekolah

Memiliki referensi baru tentang media pembelajaran yang diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaharui sarana dan prasarana belajar

dalam menunjang peningkatan kualitas belajar siswa.

4. Peneliti

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk mengetahui metode

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian dan kemampuan berpikir kritis

siswa.

1.6Batasan Masalah

Pembatasan masalah ini diberikan untuk lebih memfokuskan topik masalah agar

dalam pengkajiannya lebih jelas dan terarah. Untuk itu pembatasan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX A dan C SMP Pangudi Luhur

Salatiga, tahun pelajaran 2014/2015

2. Obyek Penelitian :

a. penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran TIK untuk kelas

eksperimen dan penggunaan metode demonstrasi di kelas kontrol.

b. Materi yang diajarkan di kelas IX A dan B adalah materi pengantar

(6)

3. Penelitian ini juga dikhususkan untuk mengukur tumbuhnya kemandirian dan

kemampuan berpikir kritis siswa.

4. Kemandirian belajar siswa dibatasi pada kesadaran untuk belajar mandiri,

memiliki perencanaan untuk belajar, memiliki kedisiplinan dalam belajar,

memiliki tujuan belajar, percaya diri, dan memiliki tanggung jawab dalam

belajar

1.7Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis

1 Apakah terjadi peningkatan kemandirian siswa setelah penerapan metode inkuiri

pada pembelajaran TIK?

H0 : Tidak ada perbedaan kemandirian yang signifikan antara kelompok yang

menggunakan metode pembelajaran inkuiri dengan kelompok pembelajaran lainnya.

H1 : Ada perbedaan kemandirian yang signifikan antara kelompok yang

menggunakan metode pembelajaran inkuiri dengan kelompok pembelajaran lainnya.

2 Apakah terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah penerapan

metode inkuiri pada pembelajaran TIK?

H0 : Tidak ada perbedaan kemampuan berpikir kritis yang signifikan antara kelompok

yang menggunakan metode pembelajaran inkuiri dengan kelompok pembelajaran

lainnya.

H1 : Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis yang signifikan antara kelompok yang

menggunakan metode pembelajaran inkuiri dengan kelompok pembelajaran lainnya.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi disusun atas 3 bagian yaitu bagian awal, bagian isi

dan bagian akhir skripsi. Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

(7)

Halaman judul, Lembar pengesahan, Moto, Persembahan, Kata Pengantar,

Daftar isi , Daftar lampiran, Abstrak.

Bagian isi skripsi ini terdiri dari 5 bab sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan berisi

Latar Belakang, Definisi Konsep, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian,

Manfaat penelitian,Batasan Masalah, Pertanyaan dan Hipotesis, Sistematika

Penulisan Skripsi.

BAB II Landasan Teori berisi

Penelitian Terdahulu dan Teori teori yang mendasari permasalahan

(Pembelajaran TIK, Metose Inkuiri, Kemandirian, dan Berpikir kritis)

BAB III Metode penelitian berisi

Lokasi Penelitian ,Populasi, Sampel, Variabel Penelitian, Instrumen

penelitian, Desain Penelitian, Metode Pengumpulan, Metode Analisis

Instrumen , metode Analisis Data.

BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan berisi

Analisa Validitas Uji Instrumen, Analisa angket kemandirian, dan Analisa

rubrik berpikir kritis

BAB V Penutup berisi

Simpulan hasil penelitian

Saran.

Bagian akhir dari Skripsi ini berisi Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu. Pengetahuan

Bagi masyarakat yang tidak menyadari akan penindasan ini maka akan merasakan bahwa kehadiran produk Samsung, Asus, LG, Iphone, dan sebagainya memang telah mempermudah

People mostly question whether such a role in political activity done by the monks is justified within Buddhism itself, especially considering the traditional

Berdasarkan profil kesehatan di Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah satu penyakit dalam 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit

Hasil analisis Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE), perusahaan belum mampu mengurangi non value added activities karena terdapat banyak sekali moving time dan waiting time

Tanaman kangkung air ( Ipomoea aquatica ) mampu menurunkan kadar timbal (Pb) pada air limbah namun penurunannya masih belum bisa dibawah ambang batas seperti yang

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF SMK BHINNEKA KARYA SURAKARTA PADA MATA PELAJARAN

Nah, jika anda melakukan pengisian secara manual maka kolom-kolom tersebut harus terisi dengan membuka buku yang akan diidentifikasi, mempelajarinya secara singkat, kemudian