• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat (4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pancasila Sebagai Sistem Filsafat (4)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai (filsafat) tertentu yang menjadi pegangan bagi anggota masyarakat dalam menjalankan kehidupan dan pemerintahannya. Filsafat negara merupakan pandangan hidup bangsa yang diyakini kebenarannnya dan diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat yang mendiami negara tersebut. Pandangan hidup bangsa merupakan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap bangsa. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi segala aspek suatu bangsa. Nilai adalah suatu konsepsi yang secara eksplisit maupun implisit menjadi milik atau ciri khas seseorang atau masyarakat.

Sistem nilai (filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan filsafat masyarakat budaya bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, filsafat berfungsi dalam menentukan pandangan hidup suatu masyarakat dalam menghadapi suatu masalah, hakikat dan sifat hidup, hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika dan tata krama pergaulan dalam ruang dan waktu, serta hakikat hubungan manusia dengan manusia lainnya.

Bangsa Indonesia telah menentukan suatu pilihan melalui The Founding Fathers bangsa Indonesia, bahwa dalam hidup kenegaraan dan kebangsaan mengangkat dan merumuskan core philosophy bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar filsafat negara yang tercantum dalam tertib hukum Indonesia, yaitu dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila sebagai dasar filsafat negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu cita hukum (Rechtsidee), yang menguasai hukum dasar, baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis1

(2)

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pengertian sistem dan filsafat.

2. Arti Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia.

3. Dasar Pancasila dijadikan sebagai sistem filsafat bangsa Indonesia. 4. Hakikat sila-sila Pancasila.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui arti Pancasila dalam kedudukannya sebagai filsafat bangsa Indonesia.

2. Untuk mengetahui dasar sehingga Pancasila dijadikan sebagai sistem filsafat bangsa Indonesia.

3. Sebagai sarana untuk memperoleh keterampilan dalam melakukan penulisan dan pengetahuan tentang pancasila sebagai sistem filsafat.

1.4 Manfaat

Setelah menentukan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan dari makalah ini, maka penulis menemukan beberapa manfaat, khususnya bagi penulis pribadi dimana dapat menambah pengetahuan penulis akan makna filsafat dan dasar filsafat pancasila serta kedudukan pancasila sebagai sistem filsafat bangsa. Dengan demikian, saya lebih mengetahui lagi akan peranan pancasila dalam kedudukannya sebagai filsafat bangsa sehingga tidaklah salah jika pancasila dijadikan fundamental bangsa Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN

(3)

Menurut sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945 sebagaimana dibicarakan didalam Ilmu Pancasila Yuridis Kenegaraan, maka Pancasila dimaksudkan mempunyai kedudukan sebagai berikut:

a. Sebagai dasar kekal abadi Neegara Indonesia Merdeka yang abadi. b. Bersifat sebagai suatu filsafat dan pandangan hidup.

c. Pemberi pedoman-pedoman kenegaraan dan hidup kepribadian bangsa Indonesia.

d. Pengatur, pengisi, serta pengarah hubungan orang dan Negaranya. e. Penggerak realisasi diri dari dalam mewujudkan hidup kenegaraan dan

kepribadian bangsa Indonesia.

2.2 Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu rangkai keseluruhan kebulatan unsur-unsur yang mempunyai kedudukan dan peran terhadap keseluruhan dan rangkaian keseluruhan itu menjadi tempat bersatunya semua unsur, mengikat semua unsur menjadi satu sehingga rangkaian keseluruhan dan kebulatan tersebut merupakan satu keutuhan yang organis2

2.3 Pengertian Filsafat

Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata Yunani philosophis yang berasal dari kata kerja philein

yang berarti mencintai, atau philia yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan”3

Filsafat dapat kita lihat artinya dari dua sisi, yaitu sebagai metode atau cara dan sebagai hasil berpikir.

2 Prof. Notonagoro, 1968-1976. Lihat Filsafat Umum, Drs. Asmoro Achmadi, halaman

(4)

a. Filsafat sebagai metode atau cara berpikir adalah cara atau proses berpikir sedalam-dalamnya/mendasar sampai pada hakikat daripada objek yang dipikirkan. Untuk itu filsafat menghadapi objeknya harus secara menyeluruh atau komprehensif.

b. Filsafat sebagai hasil berpikir, seperti yang dikatakan oleh Everton (Comparative Philosophy Lectures, Summarized by Sunaryo W., 1973) adalah:

1) Filsafat adalah penyelidikan hakikat kehidupan dan eksistensi. filsuf bertanya apa realitas. Nyata belum tentu material.

2) Filsafat memberikan kita dengan pandangan rasional dunia. Sehingga merupakan pemeriksaan yang bebas dari alasan, itu memberikan pandangan rasional dunia.

3) Filsafat adalah interpretasi kehidupan, nilai dan makna. Jadi, filsafat adalah wajar yang masuk akal, keyakinan yang wajar atau pengetahuan intuitif. Pemahaman yang tepat tentang filsafat adalah dukungan yang besar untuk kesatuan tujuan bersama.

4) Filsafat adalah usaha untuk memahami tujuan kita hidup didunia.

Berdasarkan pengertian filsafat tersebut diatas, maka filsafat Pancasila pun dipandang dari dua sisi, yaitu sebagai objek dan sebagai subjek. Filsafat Pancasila sebagai sebagai objek adalah Pancasila dikaji sedalam-dalamnya untuk memperoleh pengetahuan mengenai Pancasila itu sendiri. Pancasila sebagai subjek adalah peran Pancasila sebagai suatu sistem filsafat guna mengarahkan atau menuntun kehidupan pribadi manusia perorangan, masyarakat, bangsa dan negara, dan kemanusiaan pada umumnya.

2.4 Ilmu Filsafat Pancasila

Syarat mutlak Pancasila agar bisa dikategorikan sebagai ilmu filsafat ada 4 yaitu:

a. Objek, yang jelas batasan-batasannya.

(5)

c. Sistematika, yang memuat pengaturan baik urutan langkah mapun materi dalam pengetahuan tersebut.

d. Argumentasi/bukti, yaitu alasan atau landasan penarikan kesimpulan menenai objek yang dipelajari/ditelitinya.

Jadi, filsafat Pancasila adalah ilmu filsafat yang objek dan subjeknya ialah Pancasila, Dasar Filsafat, Asas Kerohanian, Ideologi Negara RI.

2.5 Arti Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Indonesia

Arti Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia. Tidak ada tempat bagi warga negara Indonesia yang pro dan kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan sebagai filsafat bangsa Indonesia.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi filsafat Pancasila perlu dikaji tentang ilmu-ilmu yang erat kaitannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi filsafat secara umum, sebagai berikut: a) Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau

mendasar dalam kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat bangsa tersebut dan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dari negara bersangkutan. Oleh karena itu, fungsi Pancasila sebagai filsafat dalam kehidupan bernegara, haruslah memberikan jawaban yang mendasar tentang hakikat kehidupan bernegara. Hal yang fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, susunan politik atau sistem politik dari negara, bentuk negara, susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini Pancasila yang dikaji dari sudut fungsinya telah mampu memberikan jawabannya.

(6)

tidak terpisahkan. Saling memberikan arah dan sebagai dasar kepada sila yang lainnya. Tujuan negara akan selalu kita temukan dalam setiap konstitusi negara bersangkutan. Karenanya tidak selalu sama dan bahkan ada kecenderungan perbedaan yang jauh sekali antara tujuan disatu negara dengan negara lain. Bagi Indonesia secara fundamental tujuan itu ialah Pancasila dan sekaligus menjadi dasar berdirinya negara ini.

c) Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihaat jelas, kalau di negara itu sudah berjalan keteraturan kehidupan bernegara.

2.6 Dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat dan kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideologi berarti mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.

Asal mula Pancasila dasar filsafat negara dapat diterangkan sebagai berikut ini:

 Asal mula bahan (causa materialis)

(7)

 Asal mula bentuk (causa formalis)

Asal mula bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno bersama-sama dengan Drs. Moh. Hata bertindak sebagai Pembentuk Negara, merumuskan dan membahas Pancasila terutama dalam hal bentuk, rumusan serta nama Pancasila.

 Asal mula karya (causa effisien)

Asal mula karya Pancasila adalah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yang betindak atas kuasa Pembentuk Negara, yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara yang sah. Panitia persiapan inilah yang menjadikan Pancasila sebagai dasar filsafat negara, baik secara formal maupun secara material, setelah dilakukan pembahasan baik dalam sidang-sidang BPUPKI, panitia sembilan.

 Asal mula tujuan (causa finalis)

Asal mula tujuan adalah para anggota BPUPKI dan panitia sembilan termasuk Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI sebagai dasar negara yang sah. Para pendiri Negara juga berfungsi sebagai causa relasional karena yang merumuskan dasar filsafat negara.

Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Secara praktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan nilai Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.

(8)

c. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa dan budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain (Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila adalah filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.

d. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaan secara kuantitas dan kualitas.

2.7 Hakikat Sila-Sila Pancasila

2.7.1 Hakikat sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa

Yaitu pemahaman mengenai Tuhan secara sedalam-dalamnya menurut akal budi kemanusiaan kita, sebagai pertanggungjawaban mengapa kita menghormati Tuhan, memuliakan Tuhan, memandang Tuhan sebagai Yang Teragung, dan sebagainya. Pemahaman yang sedalam-dalamnya mengenai Tuhan menurut akal budi manusia adalah sebagai berikut:

a. Causa Prima, sebab yang pertama dari segala sesuatu. b. Pengatur tata tertib alam.

c. Asal-mula segala sesuatu.

d. Yang selama-lamanya ada, tidak pernah tidak ada, dan adanya ialah harus (tidak bisa tidak ada).

e. Maha Kuasa, Maha Sempurna, dan Maha Baik, dan oleh karena itu:

f. Wajib dihormati dan ditaati.

Jadi, prinsip sila pertama Pancasila ialah suatu keharusan untuk bersesuaian dengan hakikat Tuhan.

2.7.2 Hakikat sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

(9)

monopluralis. Artinya, terdiri dari unsur-unsur yang banyak jumlahnya yang berpasang-pasangan, dan menjadi satu. Pasangan pertama ialah senyawa kodrat monodualis: raga-jiwa, pasangan kedua ialah sifat kodrat monodualis individu-sosial, pasangan ketiga ialah kedudukan kodrat di hadapan Tuhan: makhluk Tuhan-pribadi mandiri.

Jadi, prinsip sila kedua Pancasila ialah suatu keharusan untuk bersesuaian dengan hakikat manusia. Prinsip untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa dirinya adalah berhakikat manusia, yang oleh karena itu harus adil dan beradab.

2.7.3 Hakikat sila ketiga Persatuan Indonesia

Kata persatuan berasal dari kata dasar satu. Prinsip sila ketiga Pancasila ialah suatu keharusan untuk bersesuaian dengan hakikat satu. Hakikat satu ialah:

a. Utuh, tak dapat dibagi, berdiri sendiri.

b. Terpisah dari sesuatu hal yang lain, tidak menjadi bagian dari sesuatu yang lain.

Maknanya, hakikat satu adalah suatu prinsip untuk tetap utuh, pantang/menolak untuk dipecah-belah, sebagai bangsa mempunyai kepribadian sendiri, sebagai negara senantiasa merupakan negara kesatuan yang utuh, benar-benar mandiri baik sebagai bangsa maupun negara.

2.7.4 Hakikat sila keempat Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

(10)

kesesuaian dengan hakikat rakyat ialah kesesuaian dengan jumlah keseluruhan warga tersebut dalam hal sikap, pendapat, dan kepentingannya. Diwujudkan dalam hidup ketatanegaraan kita, maka “negara kita bukan negara untuk satu orang, bukan negara satu golongan, walaupun golongan kaya, tetapi negara semua buat semua, satu buat semua atau semua buat satu. Negara didasarkan atas rakyat, tidak didasarkan atas golongan, tidak didasarkan atas perseorangan. Negara sungguh didukung oleh seluruh rakyat, berdasarkan kekuasaan yang ada pada tangan rakyat (kedaulatan rakyat). Berdasar atas permusyawaratan dan gotong royong, kepentingan serta kebahagiaan seluruh rakyat dijamin.

2.7.5 Hakikat sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Perkataan keadilan berasal dari kata dasar adil. Prinsip sila kelima Pancasila ialah suatu keharusan untuk bersesuaian dengan hakikat adil. Hakikat adil ialah telah dipenuhinya hak yang ada di dalam hubungan hidup, dengan pengertian bahwa wajib harus didahulukan daripada hak. Di dalam setiap hubungan hidup itu selalu dan pasti terdapat yang namanya hak dan wajib. Jadi, pada sila kelima ini tekanannya ialah pada hubungan antara masing-masing warga negara dengan Pemerintah Negara dan sebaliknya, hubungan antara sesama warga negara secara timbal-balik.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(11)

bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.

3.2 Saran

Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari tentang filsafat, filsafat pancasila, dan pancasila sebagai sistem filsafat. Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Asmoro Achmadi. 2010. Filsafat Umum. Jakarta: Rajagrafindo Persada

(12)

Wreksosuhardjo, Sunarjo. 2005. Ilmu Pancasila Yuridis Kenegaraan dan Ilmu Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Andi

Wreksosuhardjo, Sunarjo. 2004. Filsafat Pancasila Secara Ilmiah dan Aplikatif. Yogyakarta: Andi

Kaelan. 2012. Problem Epistomologi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Yogyakarta: Paradigma

Amanat, Ilham. 2015. “Makalah Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.”

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya, Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki susunan lima sila yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan, serta

Hal ini berarti hakikat dan inti sila-sila pancasila adalah sebagai berikut : sila pertama ketuhanan adalah sifat-sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat tuhan, sila

Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan

Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis serta dasar aksiologis dari sila-sila sendiri yang berbeda

Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan dalam

 Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan

Dasar pemikiran filosofisnya adalah sebagai berikut : Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mempunyai makna bahwa dalam setiap aspek

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat karena merupakan hasil penerungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia, selain itu juga