• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Psikologi di Indonesia Peran dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Psikologi di Indonesia Peran dan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Kode Etik Psikologi

KELOMPOK 1

NAMA KELOMPOK :

EKA PUTRI W. S (2015-157)

CALVIN ZANNUA (2015-180)

TENGKU RISKA

(2)

Sejarah Perkembangan Psikologi di Indonesia

Awal perkembangan psikologi di indonesia di mulai pada tahun 1952. Pada tahun 1952 Psikologi di Indonesia dibawa oleh Prof. Dr. Slamet Iman Santoso yang dikenal sebagai Guru Besar Universitas Indonesia. Prof. Dr. Slamet Iman Santoso adalah seorang ahli syaraf dan jiwa, tetapi ia menyadari bahwa seorang yang terganggu jiwanya tidak hanya dapat diselesaikan oleh seorang psikiatri, sehingga Prof. Dr. Slamet Iman Santoso memunculkan niatnya untuk mendirikan Fakultas Psikologi di Indonesia dan Fakultas pertama yang didirikan berada di Universitas Indonesia, yang merupakan Universitas ternama di Indonesia. Maka dari hal tersebut dia dikenal sebagai Bapak Psikologi Indonesia.

Dari peristiwa diatas, sekarang kita beralih pada permasalahan yang di hadapi Indonesia saat beradanya psikologi di indonesia yaitu mengenai perbedaan psikologi indonesia dengan budaya barat, telah diketahui bahwa budaya barat memiliki sejarah dan standar psikologi yang tinggi bahkan tokoh-tokoh sejarah tentang psikologi pun sangat banyak. hal yang terutama menjadi permasalahan adalah mengenai standar IQ dari Wescler-Bellevue yang berlaku di negara-negara barat tetapi tidak berlaku di Indonesia. hal tersebut yang membuat munculnya pro dan kontra pada saat itu. Dan masalah yang dihadapi lagi oleh indonesia adalah perbedaan asal-usul yang sangat luas dalam melihat suatu masalah yang ada, contohnya mengenai perbedaan teori, metodologi, pendekatan dan lain-lainnya.

Hal ini menimbulkan permasalahan pada masyarakat indonesia dimana masyarakat indonesia belum dapat menerima psikologi sebagai suatu yang liberal, yang dapat melihat sesuatu dari berbagi sudut pandang seperti halnya di negara-negara barat. tetapi masyarakat indonesia menginginkan sesuatu ilmu yang pasti, dimana masyarakat indonesia meinginkan bhwa psikologi sebagai ilmu yang pasti seperti ilmu kedokteran, barulah masyrakat indonesia dapat mengakuianya. Maka dari hal tersebut terihat lah lemahnya pembangunan pendidkan psikologi di indonesia, sehingga memunculkan masyarakat yang tidak dapat berfikir secara meluas.

(3)

ISPsi, tetapi dengan sejalannya perubahan sistem yang ada. Melalu kongres Luar Biasa pada tahun 1998 organisasi ini mengubah nama yaitu menjadi Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) merupakan wadah berhimpunnya professional psikologi. Dan pada tanggal 22 oktober 2000 di bandung HIMPSI membuat kode Etik Psikologi di Indonesia. Sehingga Psikologi dapat diterima oleh Masyarakat Indonesia.

SEJARAH ORGANISASI PSIKOLOGI DI INDONESIA

Organisasi profesi psikologi di Indonesia tahun ini memasuki usia 48 tahun. Organisasi ini memang didirikan pada tanggal 11 Juli 1959 namun kongres I baru digelar pada tahun 1979 di Yogyakarta. Kongres ini merupakan realisasi dari gagasan yang dicetuskan oleh peserta rapat konsorsium psikologi. Cabang DIY menyiapkan kongres dengan dukungan penuh dari Fakultas Psikologi UGM, Konsorsium Psikologi Depdiknas (waktu itu Dp. P&K). pada penyelenggaraan kongres pertama jelas terlihat dukungan semua pihak (psikolog yang menjadi pengurus, dari lingkungan pendidikan psikologi, yang bekerja di pemerintah). Mereka sama-sama merasa psikolog dan menganggap pentingnya menegakkan organisasi profesi psikologi. Saat didirikan organisasi profesi psikologi ini bernama Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia, disingkat ISPSI.

(4)

menyangkut kepentingan psikolog saja melainkan juga pengembangan professional psikologi secara menyeluruh.

Memasuki usia 48 tahun dan melewati kongres yang sudah berlangsung sembilan kali, posisi Himpsi sebagai organisasi profesi psikologi yang mewadahi semua profesional psikologi ternyata masih belum mencapai kondisi yang diharapkan. Padahal peran dan fungsinya sudah semakin meluas. Konsekuensinya, pengurus organisasi dituntut untuk mencurahkan waktu, pikiran, tenaga dan materi agar organisasi dapat melangkah ke arah yang diharapkan, baik oleh kalangan komunitas psikologi sendiri maupun oleh pihak lain di luar psikologi. Bersyukur bahwa dalam kenyataan selalu saja ada orang – orang yang bersedia menjadi pengurus organisasi, yang sifatnya relawan, sehingga organisasi dapat bertahan dan berjalan hingga sampai ke titik perkembangannya sekarang.

Harapan kepada Himpsi semakin besar, yang sekaligus disertai dengan pertanyaan, mampukah Himpsi mengemban tugas dan memenuhinya dalam citra dan karya yang melegakan semua pihak, baik internal organisasi, komunitas psikologi, maupun pemerintah dan masyarakat? Dapatkah eksistensi Himpsi bertahan karena dukungan penuh oleh komunitasnya dan diterima baik oleh semua pihak, local, nasional, internasional.

KEDUDUKAN ORGANISASI PROFESI PSIKOLOGI DI INDONESIA

HIMPSI

ANGGARAN DASAR

BAB 1

(5)

P a s a l 2

Himpsi adalah satu-satunya organisasi profesi independen, sebagai wadah berhimpunnya ahli dalam bidang praktik psikologi (Psikolog) dan keilmuan psikologi (Ilmuwan Psikologi) se Indonesia, yang berpegang teguh pada Kode Etik Psikologi Indonesia

.

P e n j e l a s a n :

Yang dimaksud dengan ‘satu-satunya organisasi profesi yang menghimpun Psikolog dan Ilmuwan Psikologi se Indonesia’ menunjukkan adanya kesamaan keinginan dantujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas penerapan ilmu Psikologi demi mewujudkan kesejahteran seutuhnya umat manusia. Kata “profesi” pada organisasi profesi di Pasal 2 di atas dimaksudkan untuk menunjukpada bentuk organisasi yang mendasarkan pada keahlian dan ranah bidang pekerjaan yang berkaitan dengan bidang psikologi.

Pasal 4

Pusat organisasi Himpsi berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.

P e n j e l a s a n :

Sesuai pasal 2 Anggaran Dasar yaitu Himpsi sebagai satu-satunya organisasi profesiyang independen sebagai wadah berhimpunnya Psikolog dan Ilmuwan Psikologi seIndonesia, yang berpegang teguh pada Kode Etik Psikologi Indonesia, maka pusatorganisasi akan lebih efektif bila berkedudukan di Ibukota Republik Indonesia.

BAB IX

KEDUDUKAN HIMPSI DENGAN ORGANISASI LAIN

Pasal 16

(1) Himpsi merupakan satu-satunya organisasi profesi psikologi yang merepresentasikan profesi psikologi Indonesia di tingkat nasional, regional maupun internasional.

(2) Himpsi dapat melakukan kerjasama dengan instansi dan/atau organisasi lain baik di tingkat nasional, regional maupun internasional.

(6)

Pengembangan anggota dimulai dari proses pendidikan Psikologi baik di tahap pendidikan Sarjana dan terlebih di tahap pendidikan Magister Psikologi Profesi. HIMPSI telah memulai program pengembangan ini dengan melakukan penandatangan kerjasama dengan Asosiasi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Psikologi Indonesia (AP2TPI) dan dengan lebih dari 80 (delapanpuluh) Program Studi dan Fakultas Psikologi di Indonesia.

Di tingkat ASEAN, HIMPSI memperkuat jalinan kerjasama internasional dengan berbagai organisasi profesi di ASEAN melalui ASEAN Regional Union of Psychological Society (ARUPS) dan International Union of Psychological Societies (IUPsyS). Kerjasama dengan organisasi profesi sejenis di tingkat ASEAN ini nantinya akan membuahkan sistem pengakuan kualifikasi, kompetensi profesi dan juga registrasi bagi anggota untuk dapat memberikan layanan psikologi di wilayah ASEAN. Ke depannya HIMPSI akan terus berupaya mengembangkan kerjasama internasional yang membuka peluang belajar dan pengembangan kompetensi anggota melalui berbagai kegiatan seminar, workshop, pengabdian masyarakat dan lainnya. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan psikologi yang bisa dinikmati oleh masyarakat dalam berbagai bidang.

PERAN ORGANISASI PROFESI

(7)

Himpsi sebagai organisasi profesi psikologi perlu melakukan penataan profesioal. Untuk itu Himpsi perlu menyediakan informasi mengenai anggotanya yang terklarifikasi dengan baik (updating). Termasuk dalam kesediaan informasi ini adalah :

– Registrasi

– Klasifikasi

– Kualifikasi

– Akreditasi

– Jenjang kepangkatan

– Penentuan imbalan (billing rate)

Dalam penataan profesional melalui program sertifikasi, organisasi profesi perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :

– Pembinaan anggota secara nasional

– Perlindungan profesi psikologi

– Perlindungan masyarakat pengguna jasa/praktik psikologi

– Penetapan jalur yang jelas dalam pertanggungjawaban perdata

– Mencapai kesetaraaan internasional → bench marking professional bagi tenaga asing yang bekerja di Indonesia.

Secara individual penataan oleh organisasi profesi melalui pemberian sertifikasi akan memberi manfaat dalam hal :

– Pengakuan resmi tehadap kompentensi, keahlian, kemampuan bagi pemilik sertifikasi profesi.

(8)

– Kejelasan jalur profesi sebagai jalur jenjang karier.

– Kemudahan mengikuti program, antara lain karena dibukanya persyaratan khusus.

– Terbukanya akses ke pasaran tenaga kerja di dalam dan luar negeri. Dengan adanya

data base pada pengurus yang memungkinkan profesional terdaftar nama, alat komunikasi, dan data keahliannya untuk memasuki bursa tenaga professional.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga, dan evaluasi kualifikasi untuk seluruh peserta yang dievaluasi sebagaimana terlampir pada

bidang pendidikan, kemiskinan, kesetaraan gender, lingkungan dan degradasi moral Project-Based Learning dan problem solving Melakukan analisis dan diskusi mengenai munculnya

Analisis Regresi Variabel Moderating Model Unstandardized Coefficients B Std. Sedangkan nilai ttabel sebesar 1,989 pada tingkat signifikansi 5%. Jadi dapat dikatakan H4

Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa dengan melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas mengkelat logam ferrous dan nilai aktivitas penghambatan radikal bebas pada buah tropik yang diuji.. Penelitian ini

Djambek tidak bertentangan dengan disiplin ilmu astronomi, karena astronomi bukanlah disiplin ilmu yang secara langsung bersinggungan dengan peribadatan, justru

[r]

Urgensi Softskill Bagi Profesi Guru | 17 Kompetensi guru termasuk Soft skills adalah kepribadian dan