• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. LAPORAN PRAKTIKUM tekanan osmosis cai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "4. LAPORAN PRAKTIKUM tekanan osmosis cai"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN

TEKANAN OSMOSIS CAIRAN SEL DAN

POTENSIAL AIR

NAMA

: NIA WIDYARSIH

NIM

: F05112062

KELAS B REG A

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

(2)

ABSTRAK

Air penting bagi tumbuhan. Air berperan dalam pelaksanaan reaksi biokimia. Air dapat memberikan tekanan hidrolik pada sel sehingga menimbulkan turgor pada sel-sel tumbuhan, memberikan sokongan dan kekuatan pada jaringan –jaringan tumbuhan yang tidak memiliki sokongan struktur. Kelangsungan hidup sel tumbuhan bergantung pada kemampuannya untuk menyeimbangkan pengambilan dan pengeluaran air . pengambilan atau pengeluaran netto air oleh suatu sel terjadi melalui osmosis, yaitu traspor passif air melewati suatu membran. Dalam hal ini membran sel tumbuhan. Osmosisadalah perpindahan air melalui membran selektif permeabel dari bagian yanglebih encer ke bagian yang lebih pekat. Plasmolisis merupakan suatu prosesterlepasnnya membran plasma dari dinding sel. Hal tersebut dapat terjadi bila seltumbuhan dimasukkan kedalam cairan hipertonik (larutan yang konsentrasinyalebih tinggi daripada konsentrasi isi sel) maka terjadilah eksosmosis yaitu, keluarnya air dari isi sel keluar membran.

Potensial air (ψ) adalah pengaruh gabungan dari faktor konsentrasi zat terlarut dan tekanan yang dialamioleh air. Hal penting dalam potensial yaitu air akan bergerak melewati membran dari larutan dengan potensial air yang tinggi ke larutan dengan potensial air yang lebih rendah. Karena pentingnya proses osmosis dan potensial air dalamkehidupan tumbuhan, maka dilakukanlah praktikum ini yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tekanan osmosis cairan sel dan untuk mengetahui pada larutan dengan konsentrasi zat terlarut berapa yang dapat menyebabkan insipien plasmolisis.

Selain itu, juga untuk mengetahui seberapa besar potensial jaringan pada suatu tumbuhan terutama pada umbi kentang (Solanum tuberosum L.) Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tumbuhan Rhoe discolor untuk percobaan mengetahui seberapa besar tekanan osmosis cairan seldan umbi kentang (Solanum tuberosum L.) untuk percobaan mengetahui seberapabesar potensial jaringan pada suatu tumbuhan terutama pada umbi kentang(Solanum tuberosum L.), yang kemudian direndam ke dalam larutan glukosadengan berbagai konsentrasi. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa tekanan osmosis cairan sel Rhoe discolor nilainya sebanding dengan tekanan osmosis untuk larutan glukosa dengan konsentrasi 0,14 M

(3)

PENDAHULUAN

Air penting bagi tumbuhan. Air berperan dalam pelaksanaan reaksi biokimia. Air dapat memberikan tekanan hidrolik pada sel sehingga menimbulkanturgor pada sel-sel tumbuhan, memberikan sokongan dan kekuatan pada jaringan- jaringan tumbuhan yang tidak memiliki sokongan struktur. Struktur tumbuhanyang penting dalam perlalulalangan zat adalah dinding sel dan membran sel. Pada membran sel terjadi peristiwa osmosis (Sasmitamihardja, 1996).

Kelangsunganhidup sel tumbuhan bergantung pada kemampuannya untuk menyeimbangkanpengambilan dan pengeluaran air . pengambilan atau

pengeluaran netto air olehsuatu sel terjadi melalui osmosis, yaitu traspor passif air melewati suatu membran.Dalam hal ini membran sel tumbuhan (Campbell, 2004).

Air menjadi kebutuhan pokok bagi semua tanaman juga merupakan bahan penyusun utama dari protoplasma sel. Rhoeo discolor merupakan tumbuhan yang banyak tumbuh didaerah tropis. Umumnya tanaman ni tumbuh didaerah dingin dan cukup air. Tanaman ini tidak dapat tumbuh didaerah tanah yang jenuh atau tergenang karena batang dan daunnya akan cepat membusuk, dan tanaman ini juga tidak dapat tumbuh didaerah yang kurang air karena daun dan batangnya akan mengerdil ( Fahn, 1991).

Tanaman ini juga merupakan tanaman yang mempunyai ciri yaitu dengan bentuk daunya yang memanjang seperti daun jagung, mempunyai warna ungu pada pada permukaan bawah dan warna hijau dipermukaan atas. Pada permukaan atas licin karena terdapat lapisan lilin. Tanaman ini mempunyai akar serabut sehingga termasuk tanaman monocotyledoneae ( Haryadi, 1996).

Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi

rendah(Kustiyah,2007). Prosens ini terjadi akibat terdapat suatu gerakan thermal yang konstan dari atom, molekul,dan partikel yang kemudian menghasilkan suatu pergerakan materi darikonsentrasi zat tinggi ke konsentrasi zat rendah. Proses difusi sangat pentingkaitannya dengan ilmu biologi, terutama dalam

dunia tumbuhan yaitu pada prosespertukaran gas pada tumbuhan yang terjadi pada daun. Gas CO2 dari atmosfer masuk kedalam rongga antar sel pada mesofil daun

dan selanjutnya digunakan pada proses fotosintesis.

Osmosis adalah bergeraknya molekul air melalui membran semipermeabel (selektif permeabel) dari larutan berkadar rendah menuju larutan berkadar tinggi hingga kadarnya sama.(Anthara.2011). Membran dikatakan permeabel apabila semua jenis molekul dalam cairan dapat melewati membran, sedangkan suatu membran dikatakan semi permeabel jika hanya dapat dilewati oleh molekul-molekul tertentu saja (Annur,2008).

There are several factors that affect the performance of the membrane, ie the membrane characteristics, which is the membrane material, the operating

(4)

rejection capability, pH bait, bait membrane operating period, feed concentration, temperature, and levels of suspended solids in the feed water(ozaki,2002).

Selain iu ada beberapa faktorlain yang juga mempengaruhi kinerja membran terhadap fluks yang dihasilkan dan kemampuan rejeksi membran, yaitu adanya mekanisme polarisasi konsentrasi dalam membran dan efek Donnan potensial. (Bick,2001)

Osmosis merupakan suatufenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekananpada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengankonsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegahmengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutandengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekananosmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung padakonsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.

Tekanan osmosis cairan dapat ditentukan dengan cara mencari suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama dengan cairan tersebut. Dalam cara ini kita dapat mengambil patokan pada terjadinya peristiwa plasmolisis sel.dalam keadan insipien plasmolisis tekanan osmosis cairan sel adalah sama dengan tekanan osmosis larutan dalam massa jaringan sel tersebut direndam. Plasmolisis dapat dilihat dibawah mikroskop sebagai suatu percobaan (Lakitan, 2004).

Suatu percobaan yang menunjukan proses osmosis adalah suatu percobaan yang mengamati suatu lubang bawah dari tabung gelas ditutup dengan selaput. Selaput itu berfungsi sebagai membran permeabel secara differensiasi, yang meloloskan melekul-molekul air secara cepat, tetapi menghalangi molekul yang lebih besar (Dwidjoseputro,1984).

Proses osmosis sangat berperan dalam proses pengangkutan tumbuhan. Memungkinkan terjadinya penyerapan air dan ion-ion dari dalam tanah yang nantiakan diedarkan keseluruh bagian tumbuhan.Terjadinya pengangkutan itu akan menyababkan tekanan turgor sel,sehingga mampu membesar dan

mempunyai bentuk tertentu. Osmosis juga memungkinkan terjadinya membuka dan menutupnya stomata.Plasmolisis merupakan suatu proses terlepasnnya membran plasma daridinding sel. Hal tersebut dapat terjadi bila sel tumbuhan dimasukkan kedalamcairan hipertonik (larutan yang konsentrasinya lebih tinggi daripada konsentrasiisi sel) maka terjadilah eksosmosis yaitu,keluarnya air dari isi sel keluar membran.Karena volume isi berkurang dan dinding plasma bersifat permeabel, maka antarmembran plasma dan dinding sel terisi oleh larutan dari luar (Morigan, 2011).Menurut Morigan 2011, bila sel tumbuhan dimasukkan kedalam cairan hipotonik,turgor sel akan meningkat. Bila berada dalam keadaan isotonik (larutanyang konsentrasinya sama dengan konsentrasi isi sel,maka sebagian sel yang adamengalami plasmolisis,sebagian sel tidak. Keadaan ini dapat dipakai

(5)
(6)

Jika konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisisdiketahui ,maka nilai tekanan osmosis sel dapat ditentukan dengan menggunakanrumus sebagai berikut :

TO sel =22,4 . M . T Keterangan :

TO sel = Tekanan Osmotik sel

M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis T = Temperatur mutlak (273+t0C)

dalam proses osmosis terdapat tekanan osmosis yang merupakan tekanan hidrostatik yang terdapat suatu larutan pada keseimbangan osmosis. Tekanan yangdiberikan pada suatu larutan akan meningkatkan energi bebas ,sehingga PAmeningkat dan juga meningkatkan kemampuan difusi dalam larutan. Tekananyang diberikan atau sering disebut PT yang disebut juga tekanan turgor.Dari ketiga potensial tersebutdapat dilihat adanya hubungan yang dapat dituliskanrumus sebagai berikut:

PA = PO + PT

dari rumus tersebut terlihat,apabila tidak ada tekanan maka rumusnya menjadi :

PA = PO

Keterangan : PA = Potensial air PO = Potensial osmotik

PT = Potensial tekanan (Morigan, 2011).

Pada titik kesetimbangan, nilai mutlak potensial osmotik (yang negatif)setara dengan tekanan nyata (yang positif) di osmometer sempurna, makapotensial osmotik larutan dapat diukur secara langsung. Pengukuran besaran inibanyak dilakukan, khusunya pada abad ke-19 oleh Wilhem FP Pfeffer (1877). Ia membuat gambaran yang hampir sempurna, tegar, dan semi-permiabel, dengan cara yang merendam sebuah mangkuk berpori yang terbuat dari tanah liat dalam kalium ferosianida dan kemudian dalam kupro sulfat, yang akan mengendapkan tembaga ferosinida pada porinya (Salisbury, 1995).Membran protoplasma dan sifat

permeabel deferensiasinya dapatdiketahui dari proses plasmolisis. Permeabilitas dinding sel terhadap larutan guladiperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis. Apabila ruang bening diantaradinding dengan protoplas diisi udara, maka dibawah mikroskop akan tampak ditepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan. Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami plasmolisis. Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benangprotoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel. Benang-benang tersebut dikenal dengan sebutan

(7)

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis(solut) dan potensial turgor (tekanan).Dengan adanya potensial osmosis cairansel, air murni cenderung memasuki sel. Sebaliknya potensial turgor di dalam selmengakibatkan air meninggalkan sel. Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis. Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi olehbeberapa faktor antara lain : tekanan, suhu, adanya partikel-partikel bahan terlarutyang larut di dalamnya, matrik sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Nilai potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga

semakin besar. Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakintinggi suhunya maka nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif)dan konsentrasi partikel-partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah (Meyer and Anderson, 1952).

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50%berplasmolisis dan 50% tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien.Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan. Nilaipotensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosislarutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel.Peranan air sebagai pelarut ini penting sekali artinya bagi kehidupantumbuhan. Struktur molekul protein dan asam nukleat dapat berlangsung karenaadanya air di sekitarnya. Selain protein dan asam nukleat, aktivitas senyawa laindi dalam protoplasma juga ditentukan oleh adanya air kecuali untuk molekul yangberada dalam oleosom atau bagian lemak pada membran. Walaupun demikianoleosom dan membran secara keseluruhan dipengaruhi oleh air disekitarnya. Walaupun air dapat bertindak sebagai bahan pereaksi (reaktan) atau sebagaiprosuk suatu reaksi kimia, tetapi yang lebih penting adalah air menciptakanlingkungan yang memungkinkan untuk berlangsungnya berbagai reaksi biokimia dalam sel tumbuhan (Aslam, 2011).

Sistem yang menggambarkan tingkah laku air dan pergerakan air dalam tanah dan tubuh tumbuhan didasarkan atas suatu hubungan energi potensial. Airmempunyai kapasitas untuk melakukan kerja, yaitu akan bergerak dari daerahdengan energi potensial tinggi ke daerah energi potensial rendah. Energi potensialdalam sistem cairan dinyatakan dengan cara membandingkannya dengan energipotensial air murni. Karena air di dalam tumbuhan dan tanah biasanya secarakimia tidak murni, disebabkan oleh adanya bahan terlarut dan secara fisik dibatasioleh berbagai gaya, seperti gaya tarik menarik yang berlawanan, gravitasi, dantekanan, maka energi potensialnya lebih kecil daripada energi potensial air murni.Dalam tumbuhan dan dalam tanah, energi potensial air itu disebut potensi air,dilambangkan dengan huruf Yunani psi dan dinyatakan sebagai gaya per satuanluas (Gardiner, 1991).

(8)

Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air, suatu ukuran datat yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem, seperti jaringan tumbuhan, tanah atau atmosfir, atau dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu sistem. Potensial air mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk diukur dalam hubungannya dengan sistem tanah, tanaman dan atmosfer.

Komponen-komponen potensial air atau jaringan adalah sebagai berikut :

Ψw = Ψs + Ψp + Ψm

(PA = PO + PT + PM)

Dimana Ψw = potensial air suatu tumbuhan

Ψs = potensial osmotik

Ψp = potensial tekanan atau turgor

Ψm = potensial matriks

Menurut Ismail 2011, potensial osmotik adalah potensial yang disebabkan oleh zat-zat terlarut. Tandanya selalui negatif. Potensial tekanan adalah potensial yang disebabkan oleh tekanan hidrostatik isi sel pada dinding sel. Nilainya ditandai dengan bilangan positif, nol, atau dapat juga negatif. Penambahan tekanan (terbentuknya tekanan turgor) mengakibatkan potensial tekanan lebih positif. Potensial matriks disebabkan oleh ikatan air pada koloid protoplasma dan permukaan (dinding sel). Potensial matriks bertanda negatif, tetapi pada umumnya pada sel-sel bervakuola, nilainya dapat diabaikan. Oleh karena itu, persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi :

Ψw = Ψs + Ψp (PA = PO + PT)

(9)

METODELOGI

Praktikum ini dilakukan hari kamis, 3 April 2014 di Laboratorium pendidikan Biologi FKIP untan pada pukul 12.30 sampai selesai.Bahan yang digunakan bahan daun Rhoe discolor yang masih segar, akuades dan larutan glukosa atau sukrosa dengan konsentrasi 0,26 , 0,20, 0,14 M. dan menggunakan alat-alat yaitu

mikroskop,pisau silet, tabung reaksi, gelas objektif, gelas penutup dan 3 tabung reaksi (gelasbeaker). Dan untuk mengetahui seberapa besar potensial jaringan umbi kentang digunakan bahan umbi kentang (Solanum tuberosum L.) , akuades, dan larutan glukosa dengan konsentrasi 0,05, 0,15, 0,30, 0,45, dan 0,60 molar. dan alat-alat yangdigunakan adalah 6 gelas beaker,cork beaker dengan garis tengah 1 cm untuk membuat potongan umbi kentang, pisau silet, dan timbangan analitik.Karena pada praktikum ini dilakukan 2 percobaan maka dilakukan dua metode atau cara kerja juga, yaitu cara kerja untuk percobaan osmosis cairan seldan cara kerja untuk percobaan penetapan potensial air jaringan tumbuhan.

Untuk percobaan tekanan osmosis, cara kerjanya yaitu pertama telah disiapkan 3 tabung reaksi dan kemudian diisi larutan glukosa ke dalam tabung 1/3 bagian, satu tabung reaksi diisi dengan larutan glukosa untuk satu konsentrasi. Kemudian sayatlah lapisan tipis epidermis berwarna ungu daun Rhoe discolor dengan menggunakan pisau silet. Usahakan menyayatnya hanya selapis saja. Sayatan ini kemudian diamati dibawah mikroskop dan dilihat apakah sayatan tersebut sudah cukup baik untuk digunakan dan hitung jumlah sel epidermis yangberwarna ungu penuh. Apabila cukup respresentif, masukkan sayatan ke dalamtabung reaksi dan catat waktu mulai perendaman. Biarkanlah sayatan dalamlarutan disetiap tabung reaksi selama 30 menit. Setelah 30 menit, periksa sayatan epidermis tadi dari berbagai konsentrasi gula dengan mikroskop dan hitung jumlah sel epidermisnya lagi yang berwarna ungu. Hitung persentasi perubahannya dengan rumus:

% perubahan= jumlahakhirjumlah awaljumlahawal x 100%

Setelah cari larutan konsentrasi gula yang menunjukkan persentase 50%dari jumlah sel epidermis tadi telah terplasmolisis. Keadaan ini disebut insipien plasmolisis. Sel yang berada pada keadaan insipien plasmolisis ini memiliki potensial osmotik sama dengan potensial osmotik larutan yang digunakan. Maka dapatlah ditentukan potensial osmotik berdasarkan insipien plasmolisis ini.

Untuk percobaan penetapan potensial air jaringan tumbuhan, cara kerjanyayaitu pertama-tama kita menyiapkan 6 tabung reaksi/gelas piala/gelas beaker (100 ml), dan diisi dengan 100 ml dengan larutan aquades dan larutan glukosa dengan konsentrasi 0,05, 0,15, 0,30, 0,45, dan 0,60 molar.

(10)

larutan glukosa yang telah disiapkan. Lakukan hal ini pada setiapsilinder kentang untuk masing-masing larutan berikutnya, setiap larutan dimasukkan12 irisan dari satu silinder kentang. Perendaman irisan ini dilakukanselama 2 jam. Setelah 2 jam perndaman, kelurakan irisan-irisan tersebut darimasing-masing larutan yang ada di gelas beaker dan dikeringkan. Hal inidilakukan untuk semua irisan-irisan pada setiap larutan. Kemudian hitunglahperubahan beratnya dengan rumus:

% perubahan berat= berat akhirberat awal

(11)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil pengamatan: Tekanan osmosis cairan sel daun Rhoe discolor

preparat Konsentrasi gula Jumlah sel sebelum perendaman

Jumlah sel yang terplasmolisis

Presentase plasmolisis Rhoe discolor 2,52gr= 0,14 mol 192 sel 98 sel 50% Rhoe discolor 3,6= 0,20 m0l 185 sel 185 sel 100% Rhoe discolor 4,68=0,26 mol 194 sel 165 sel 85%

% perubahan= jumlahakhirjumlah awaljumlahawal x 100%

0,14 mol 0,2 mol 0,26 mol 0%

20% 40% 60% 80% 100% 120%

Potensial jaringan umbi kentang Solanum tuberosum L.

Jenis larutan Konsentrasi(M

) Berat awal Berat akhir

% perubahan =

BABM BM x100

Aquades 0 2,05 2,35 14,6

Larutan gula 0,5 1,97 2,25 14,2 Larutan gula 0,15 2,27 2,38 7,7 Larutan gula 0,30 2,03 2,18 7,4 Larutan gula 0,45 1,95 2,04 4,6 Larutan gula 060 1,85 1,88 1,6

(12)

0 0.050.15 0.3 0.45 0.6

1. Tekanan osmotik pada Rhoe discolor

Plasmolisis merupakan suatu proses terlepasnnya membran plasma daridinding sel. Hal tersebut dapat terjadi bila sel tumbuhan dimasukkan kedalamcairan hipertonik (larutan yang konsentrasinya lebih tinggi daripada konsentrasiisi sel) maka terjadilah eksosmosis yaitu,keluarnya air dari isi sel keluar membran.Karena volume isi berkurang dan dinding plasma bersifat permeabel, maka antarmembran plasma dan dinding sel terisi oleh larutan dari luar (Morigan, 2011).

Pada praktikum pengukuran tekanan osmosis cairan sel, bahan yang digunakan adalah sel epidermis daun Rhoe discolor yang dikupas bagian lapisan epidermisnya dengan memakai larutan sukrosa pada konsentrasi yang berbeda. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan,pada konsentrasi sukrosa 0,26 , 0,20, 0,14 M diperoleh bahwa perlakuan pada larutan sukrosa 0,14 M yang memiliki ± 50% sel yang terplasmolisis yang disebut plasmolisis insipien.

Tekanan yang mendorong terjadinya difusi ini dinamakan tekanan osmosis atau osmotic pressure. Tekanan yang menjadi penentuan dalam pencarian suatu larutan dengan tekanan osmosis yang sama dengan cairannya disebut dengan tekanan difusi. Karena konsentrasi larutan gula berperan dalam plasmolisis sel, maka dapat disimpulkan bahwa semakin banyak sel yang terplasmolisis. Hal tersebut dapat kita lihat dengan adanya suatu bintik atau titik yang berada di tengah-tengah sel tanaman tersebut.

(13)

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui bahwa semakin tinggi nilai molaritas larutan sukrosa, maka sel akan semakin cepat terplasmolisis. Hal ini terbukti dengan keberadaan senyawa antosianin berwarna keunguan yang terkandung dalam daun Rhoeo discolor semakin turun kadarnya jika dimasukkan secara bertahap kedalam larutan sukrosa yang berbeda-beda tingkat atau nilai molaritasnya. Akibatnya, akan semakin banyak sel yang keriput. Setiap kenaikan 0,02 M, maka persentase plasmolisis sel akan meningkat sebanyak 10 %.

Terjadinya kekeliruan beberapa hasil pengamatan yang tidak sesuai dengan literatur bisa saja disebabkan kurang telitinya praktikan dalam membuat larutan konsentrasi sukrosa.

2. Potensial Air Umbi Kentang

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengukur nilai potensial air pada jaringan umbi kentang (Solanum tuberosum). Dengan proses yaitu dengan melakukan perendaman terhadap umbi kentang yang sudah terpotong-potong sesuai prosedur kerja dan dimasukan kedalam larutan sukrosa dengan konsentrasi serta dalam aquades sebagai variabel konntrol. Setelah itu merendam umbi kentang kedalam larutan sukrosa selama masing-masing selama 5 menit.

Berdasarkan dari tabel hasil pengamatan laporan sementara, aquades, memiliki perubahan berat 14,6 %. Nilai positif ini diperoleh dari berat akhir kentang yang lebih besar dari berat awal kentang, akibat terjadinya penambahan berat jaringan oleh air dari larutan sukrosa. Pergerakan air dari larutan sukrosa menuju sel kentang menunjukkan bahwa konsentrasi air dalam larutan sukrosa lebih tinggi daripada dalam sel kentang. Dengan demikian larutan sukrosa 0,05, 0,15, 0,30, 0,45, dan 0,60 molar disebut larutan hipotonis (larutan dengan kandungan solute yang lebih rendah dari larutan lain). Nilai ini diperoleh dari berat akhir kentang yang lebih kecil dari berat awal kentang. akibat terjadi penyusutan berat jaringan karena air keluar dari sel menuju larutan sukrosa sehingga dapat disimpulkan merupakan larutan hipertonis (kandungan solutenya lebih tinggi daripada sekelilingnya).

(14)

pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi ke potensial air yang rendah disebut dengan osmosis.

KESIMPULAN

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Anthara, I Made Suma dan Suartha, I Nyoman. 2011. Homeostasis Cairan Tubuh pada Anjing dan Kucing [Buletin Veteriner Udayana]. Vol.3 No. 1.

Halaman: 23-37

Annur, H dan H.H, Santosa. 2008. Jurnal Ilmiah GIGA, Analisa Temperatur Pada Proses Difusi Obat Dalam Membran Dengan Metode Diferensial Parabolik Untuk Mendeteksi Sinyal Fotoakustik, Vol. 11, No. 3, Hal: 45-56.

Aslam, Munadry. 2011. Potensial Osmotik Cairan Sel. (online)

http://munadryaslam.blogspot.com/2011/01/potensial-osmotik-cairan-sel.html. Diakses tanggal 13 April 2014

Bick, A. Dan Gideon O. 2001.”Assessing the linkage between feed water quality and reverse osmosis membrane performance”. Desalination 184. Halaman 185-195

Campbell, Neil A, Jane B Reece, dan Lawrence G Mitchel. 2004. Biologi Edisi ke 5 jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Dwidjoseputro, D. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia: Jakarta. Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Gajah Mada Universitas Press:

Yogyakarta.

Gardiner. Franklin P, dkk. 1991.Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia UI Press.

Haryadi, Sri Setyadi. 1996. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Meyer, B.S and Anderson, D.B. 1952. Plant Physiology. D Van Nostrand Company Inc.,New York.

Ismail dan Abd Muis. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi Universitas Negeri Makassar, Makassar.

Kustiyah. 2007. Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MAN Model Palangkaraya, Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang, Vol. 1, No. 1, Hal : 24-37.

Lakitan, Benjamin. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Morigan, Benny. 2011.Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel.(online)

http://bennymorigan.blogspot.com/2008/03/penentuan-tekanan-osmosis-cairan- sel.html Diakses tanggal 13 April 2014

Ozaki, H dan Li, H. 2002. “Rejection of Organic Compound by Ultra-Low Pressure Reverse Osmosis Membrane”. Water Research 36. Halaman 123-130

Salisbury, Frank B. dan Clean W. Ross. 1995.Fisiologi Tumbuhan. Bandung :ITB. Sasmitamihardja, Dardjat, dan Arbayah Siregar. 1996.Fisiologi Tumbuhan

Referensi

Dokumen terkait

“Analisa Perbandingan Pendapatan dan Keuntungan Usahatani Kentang (Solanum tuberosum L.) Antara Menggunakan Benih Kultur Jaringan Bersertifikat (G4) dengan Benih

Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L) Pada Tanah Yang Terakumulasi Logam Berat Kadmium Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|

TERHADAP RESIDU HERBISIDA GLIFOSAT SERTA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA TANAMAN KENTANG.. (Solanum

Dengan ini saya menyatakan laporan tugas akhir Tekhnik Aklimatisasi tanaman kentang ( Solanum tuberosum L) di kantor UPTD Hortikultura dan Balai Benih

PEMERIKSAAN KANDUNGAN MINERAL KALIUM, NATRIUM DAN MAGNESIUM PADA KENTANG (Solanum tuberosum L.) GRANOLA DAN MINI SECARA.. SPEKTROFOTOMETRI

Sel tumbuhan yang dimasukkan dalam larutan gula, maka sel tersebut akan kehilangan air murni, jika nilai larutan gula dalam sel lebih pekat dari pada potensial

Pengaruh Kerapatan Tanaman terhadap Pertumbuhan dan Hasil Benih Kentang (Solanum tuberosum L.) Generasi Satu (G1) Varietas Granola pada Komponen Hasil Jumlah Umbi Per tanaman..

Salah satu produk pertanian yang memiliki prospek relatif potensial adalah kentang (Solanum tuberosum L.). Di pasaran, kentang memiliki harga yang relatif stabil. Hal ini