• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kerja Praktek Analisis Perbaikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Kerja Praktek Analisis Perbaikan"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus PT Pupuk Kujang)

KERJA PRAKTEK

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Nama : Yosa Permata Shafira No. Mahasiswa : 13 522 235

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

Disusun Oleh :

Nama :Yosa Permata Shafira

NIM : 13 522 235

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Yogyakarta, 7 Oktober 2016

Menyetujui, Mengetahui,

(3)

(Yayan Taryana, S.T) (Misno S.T)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

Disusun Oleh :

Nama :Yosa Permata Shafira

NIM : 13 522 235

Yogyakarta, 7 Oktober 2016

Menyetujui,

Pembimbing Kerja Praktek

(Dian Janari, ST., M.T)

Mengetahui,

Ketua Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia

(4)

(Yuli Agusti Rochman S.T., M.Eng)

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di PT Pupuk Kujang Cikampek dengan judul penelitian ANALISIS PERBAIKAN UNIT WAREHOUSE UNTUK MEMINIMASI PEMBOROSAN DENGAN WASTE ASSESSMENT MODEL. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan Laporan Kerja Praktek ini tidak akan lancar.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah kami untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan motivasi dalam rangka menyelesaikan laporan ini. Untuk ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia.

2. Bapak Yuli Agusti Rochman, S.T., M.Eng. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia.

3. Bapak Dian Janari ST., MT. selaku pembimbing laporan Kerja Praktek yang telah memberi bimbingan kepada kami.

4. Bapak Misno S.T. selaku Manager Departemen Material PT Pupuk Kujang Cikampek

5. Bapak Yayan Taryana S.T. sebagai pembimbing lapangan selama berada di perusahaan PT Pupuk Kujang Cikampek.

6. Bapak Deni yang telah memberi motivasi dan dukungannya sehingga laporan Kerja Praktek ini dapat terselesaikan dengan baik.

(6)

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait, yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga kebaikan yang diberikan oleh semua pihak kepada penulis menjadi amal sholeh yang senantiasa mendapat balasan dan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah Subhana wa Ta’ala. Amin.

Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Kerja Praktek ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat digunakan sebagai mana mestinya serta berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.

Cikampek, 7 Oktober 2016

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...iii

SURAT KETERANGAN SELESAI...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...xi

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek...1

1.2 Tujuan Kerja Praktek...2

1.3 Batasan Kerja Praktek...2

1.4 Manfaat Kerja Praktek...2

1.4.1 Bagi Mahasiswa...3

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi...3

1.4.3 Bagi Perusahaan...3

BAB II PROFIL PERUSAHAAN...4

2.1 Sejarah dan Pofil Perusahaan...4

2.2 Visi dan Misi Perusahaan...6

2.3 Lokasi Perusahaan...7

2.4 Hasil Produksi...7

2.5 Pemasaran Produk...10

2.6 Unit Kerja...10

BAB III DESKRIPSI SISTEM INDUSTRI...13

3.1 Sistem dan Manajemen Produksi...13

3.1.1. Sistem Produksi...13

3.1.2. Peramalan...13

3.1.3. Perencanaan Material...14

3.1.4. Penjadwalan...14

3.1.5. Tata Letak...14

3.1.6. Manajemen Kualitas...17

3.1.7. Procurement...17

(8)

3.1.9. Pergudangan...18

3.2.8. Kesehatan dan Keselamatan Kerja...23

3.3 Pemasaran dan Distribusi...26

4.2.3 Waste Assesment Model (WAM)...34

4.3 Metodologi Penelitian...37

(9)

4.6 Hasil dan Pembahasan...64

4.6.1. Hasil Identifikasi Waste Assessment Model...64

4.6.2. Hasil Analisa penyebab timbulnya Waste dengan Fishbone...65

4.6.3. Usulan Perbaikan...65

BAB V PENUTUP...73

5.1 Kesimpulan...73

5.2 Saran...74

DAFTAR PUSTAKA...75

LAMPIRAN...76

A-Penjelasan Keterkaitan antar Waste...76

B-Kuesioner Seven Waste Relationship...79

C-Kuesioner Waste Assessment Questionnaire...82

D-Tabel Rekapitulasi Keterkaitan Antar Waste...88

E-Tabel Bobot Awal berdasarkan WRM...90

F-Tabel Bobot Pertanyaan dibagi Ni dan Jumlah Sj dan Fj...92

G-Tabel Rekapan Jawaban Responden WAQ...95

(10)

DAFTAR TAB

Tabel 3. 1 Shift Kerja...22

Tabel 3. 2Shift Kerja Non Staff...22

Y Tabel 4. 1 Kriteria untuk Pembobotan Kekuatan Waste Relationship...35

Tabel 4. 2 Konversi Rentang Skors Keterkaitan Antar Waste...36

Tabel 4. 3 Rekapitulasi Jawaban Seven Waste Relationship...40

Tabel 4. 4 Rekapitulasi Jawaban WAQ...42

Tabel 4. 5 Tabulasi Keterkaitan Antar Waste...46

Tabel 4. 6 Waste Matrix Value...49

Tabel 4. 7 Pengelompokkan Jenis Pertanyaan...50

Tabel 4. 8 Tabel Bobot Awal berdasarkan WRM...51

Tabel 4. 9 Bobot Pertanyaan dibagi Ni dan Jumlah Sj dan Fj...54

Tabel 4. 10 Hasil Rata-Rata Jawaban...57

Tabel 4. 11 Penyebab Masalah...60

Tabel 4. 12 Rekapitulasi Waste Assessment Questionnaire...64

(11)

DAFTAR GA

Gambar 2. 1 Produk PT Pupuk Kujang...10

YGambar 3. 1Tata Letak PT Pupuk Kujang...16

Gambar 3. 2 Struktur Organisasi PT Pupuk Kujang...19

Gambar 3. 3 Harga Pupuk Urea...27

Gambar 3. 4 Harga Pupuk Amoniak...27

Gambar 3. 5 Harga Pupuk NPK...28

Gambar 3. 6 Harga Pupuk Organik...28

YGambar 4. 1Contoh Waste Relationship Matrix...36

Gambar 4. 2Flowchart Penelitian...39

Gambar 4. 3 Waste Relationship Matrix...48

Gambar 4. 4 Contoh Pengerjaan...48

Gambar 4. 5 Fishbone Diagram Waste Inventory...62

Gambar 4. 6 Fishbone Diagram Waste Motion...63

Gambar 4. 7 Rekapitulasi Waste Assessment Model...64

Gambar 4. 8 Visual Mengenai 5S...68

Gambar 4. 9 Proses Seiri (Pemilahan)...68

Gambar 4. 10 Contoh Sebelum dan Sesudah Penataan...69

Gambar 4. 11 Contoh Seiso (Pembersihan)...70

Gambar 4. 12 Contoh Lembar Standar...71

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Perkembangan zaman di dunia saat ini semakin pesat, terutama dalam sektor industri dimana persaingan berkembang semakin ketat. Salah satu faktor yang dibutuhkan untuk dapat mengimbangi persaingan tersebut adalah peningkatan wawasan dan pengetahuan di sektor industri. Untuk memenuhi hal tersebut tidaklah cukup hanya mengandalkan teori yang didapat di bangku pendidikan formal, diperlukan pengalaman kerja yang dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa dan mengaplikasikan teori yang sudah didapatkan di dalam kelas agar dapat terbentuk sumber daya unggulan.

Teknik Industri merupakan salah satu jurusan di Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia yang mengintegrasikan aspek teknik dan aspek manajemen demi tercapainya efektivitas dan efisiensi dalam suatu sistem industri. Teknik Industri berhubungan dengan desain dan merupakan sistem yang terintegrasi antara manusia, informasi, mesin, material, dan peralatan yang digunakan. Teknik industri juga mempelajari bagaimana perilaku konsumen terhadap suatu produk yang dihasilkan oleh suatu instansi negara ataupun perusahaan. Sebagai bentuk upaya mewujudkan usaha di atas maka jurusan Teknik Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta membuat program Kerja Praktek Industri. Progam ini bertujuan sebagai sarana untuk latihan mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh kedalam sistem nyata. Kerja praktek juga merupakan sarana bagi mahasiswa untuk lebih mengenal dunia kerja baik dari segi aplikasi ilmu, suasana kerja, tata tertib, kultur serta pembudayaan lain yang ditemui di dunia kerja secara langsung.

(13)

berupa barang dan/atau jasa yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi. Dalam kaitannya dengan keilmuan teknik industri, yaitu pengetahuan mengenai perencanaan produksi dan pengendalian inventori, maka Penulis melakukan kerja praktek di Departemen Material.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dari kerja praktek yang telah dilaksanakan yaitu sebagai berikut:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di PT Pupuk Kujang.

2. Mengaplikasikan ilmu mata kuliah dan melatih diri untuk bersosialisasi dan berinteraksi secara langsung dengan lingkungan dunia kerja.

3. Memperkenalkan mahasiswa bagaimana lingkungan kerja secara nyata. 4. Sebagai pelaksanaan mata kuliah wajib kerja praktek.

1.3 Batasan Kerja Praktek

Batasan dalam melakukan kerja praktek di PT Pupuk Kujang Cikampek yaitu sebagai berikut:

1. Mahasiswa melakukan kerja praktek wajib masuk setiap hari kerja terhitung sejak tanggal 13 September sampai dengan 15 Oktober, tidak termasuk hari libur dan sabtu minggu.

2. Mahasiswa wajib mengikuti peraturan perusahaan.

3. Pelaksanaan kerja praktek bisa secara individu atau kelompok dengan ketentuan maksimal 2 orang untuk satu kelompok.

1.4 Manfaat Kerja Praktek

Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan kerja praktek baik bagi mahasiswa maupun lembaga pendidikan yaitu sebagai berikut:

1.4.1 Bagi Mahasiswa

a. Mengetahui terapan-terapan teori dan relevansinya.

(14)

c. Sebagai studi perbandingan antara teori dan praktek yang didapatkan mahasiswa di perkuliahan dengan kenyataan yang sebenarnya di lapangan (dunia kerja).

d. Mengetahui secara lebih jelas mengenai kegiatan perusahaan khususnya yang berkaitan dengan dunia industri dan bisa mendapatkan pengalaman kerja serta dapat berinteraksi dalam sebuah team work.

e. Dapat mengukur kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki serta mendapatkan pengalaman atau keterampilan baru.

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi

a. Terjadinya hubungan baik antara Program Studi Teknik Industri khususnya dan Fakultas Teknologi Universitas Islam Indonesia dengan PT Pupuk Kujang Cikampek, sehingga memungkinkan kerjasama ketenaga kerjaan dan bentuk kerja sama lainnya.

b. Mendapat umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga selalu dapat mengikuti perkembangan dunia industri.

c. Memberi kesempatan kepada Mahasiswa untuk lebih mengenal lebih dekat tentang dunia industri dalam skala yang konkrit.

d. Sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan kualitas kurikulum dimasa depan.

1.4.3 Bagi Perusahaan

a. Memperoleh masukan-masukan baru dari lembaga pendidikan, melalui mahasiswa yang sedang melaksanakan kerja praktek.

b. Memperkenalkan Jurusan Teknik Industri sebagai referensi bagi perusahaan dalam bidang manufaktur dan manajemen.

c. Sebagai referensi dalam perusahaan untuk menerapkan ilmu-ilmu Teknik Industri untuk meningkatkan mutu dan produksi dalam perusahaan.

(15)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah dan Pofil Perusahaan

Di tahun enam puluhan, pemerintah mencanangkan program produksi pertanian di dalam usaha swasembada pangan. Demi suksesnya program pemerintah ini, maka kebutuhan akan pupuk mutlak harus dipenuhi mengingat produksi PUSRI waktu itu tidak mencukupi. Menyusul ditemukannya sumber gas alam di bagian utara Jawa Barat, muncul gagasan untuk membangun pabrik urea di Jawa Barat.

PT Pupuk Kujang didirikan pada tanggal 9 Juni 1975 dengan dana US$ 260 juta merupakan pinjaman dari Pemerintah Iran sebesar US$ 200 Juta, serta Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) Indonesia sebesar US$ 60 juta. Pinjaman kepada Pemerintah Iran telah dilunasi tahun 1989. Pembangunan pabrik Pupuk Kujang pertama yang kemudian diberi nama Pabrik Kujang 1A dengan kapasitas produksi 570.000 ton/tahun urea dan 330.000 ton/tahun ammoniak. pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor utama Kellogg Overseas Corporation (USA) dan Toyo Engineering Corporation (Japan). Pembangunan Pabrik Kujang 1A ini berhasil dibangun selama 36 bulan dan dapat diselesaikan 3 (tiga) bulan lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan yang kemudian diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto pada tanggal 12 Desember 1978.

(16)

Yudhoyono meresmikan pembukaan pabrik. Dengan mulai beroperasinya pabrik Kujang 1B, maka kapasitas Pabrik PT Pupuk Kujang menjadi 1.140.000ton/tahun.

Sesuai dengan arahan dari Surat Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian No. 712/SR.130/B.5/8/2011 tanggal 23 Agustus 2011 perihal Pewarnaan pupuk Urea Bersubsidi, PT Pupuk Kujang per tanggal 1 Januari 2012 warna pupuk urea bersubsidi menjadi berwarna merah jambu (pink). Tujuannya agar pengawasan pupuk tersebut bisa lebih mudah. Pewarna pupuk yang digunakan dalam proses ini menggunakan bahan-bahan Food-edible-grade atau aman untuk dikonsumsi, tidak beracun bagi tanaman, tidak mengubah kandungan zat hara yang ada pada pupuk, serta sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Laporan keuangan perusahaan sebagai bahanuntuk hasil kegiatan usaha selalu dapat diterbitkan baik secara bulanan (paling lambat setiap tanggal 10 bulan berikutnya) maupun tahunan. Demikian pula dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan biaya PT Pupuk Kujang yang merupakan pedoman bagi kegiatan operasional perusahaan selalu tepat disampaikan kepada pemegang saham dan kuasa pemegang saham tiga bulan sebelum kegiatan perusahaan tahun yang akan berjalan. Hal ini semua berkat penyempurnaan tata kerja dan peningkatan kualitas pelaksana serta adanya dukungan fasilitas komputer yang dimiliki PT Pupuk Kujang sudah mulai berperan. Penataan prosedur yang cepat dan aman terus ditingkatkan baik melalui pengawasan aktif oleh satuan pengawasan intern maupun pengawasan melekat (built in control) dalam meningkatkan effisiensi operasional perusahaan.

Perusahaan aktif melakukan penelitian danpengembangan produk yang ramah lingkungan, dengan memfokuskan pada kegiatan yang mampu memberikan nilai tambah bagi Perusahaan, diantaranya:

a. Pengembangan pupuk hayati. Sampai dengan tahun 2014, telah diproduksi dua formula pupuk hayati yaitu dengan merk Bion-Up dan Kuriza. Kegiatan penelitian pupuk hayati masih dilanjutkan dengan melakukan penelitian isolasi mikroba di Laboratorium Riset Perusahaan.

(17)

Bahan baku utama dalam pembuatan pupuk urea adalah gas bumi, air dan udara. Ketiga bahan baku tersebut diolah, sehingga menghasilkan ammoniak dan akhirnya menjadi pupuk urea. Penyediaan gas bumi berasal dari PT Pertamina EP dan PT Pertamina HE ONWJ yang diambil dari sumber gas lepas pantai laut Jawa, sedangkan air baku berasal dari Perum Jasa Tirta II Jatiluhur, Purwakarta. Posisi strategis Perusahaan yang terletak di Provinsi Jawa Barat dan berdekatan dengan Ibu Kota DKI Jakarta menjadi salah satu tantangan tersendiri, mengingat Jawa Barat sebagai lumbung padi nasional harus ditunjang dengan pasokan pupuk yang memadai sehingga Ketahanan Pangan Nasional dapat terjamin.

Kegiatan-kegiatan yang dijalankan PT Pupuk Kujang adalah produksi, pemasaran, pengembangan, pelayanan industri dan pembinaan wilayah. PT Pupuk Kujang melalui Departemen K3LH melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pengelolaan lingkungan secara rutin dengan tujuan untuk memastikan operasional pabrik memenuhi standar kriteria yang berlaku. Selain dilakukan oleh pihak internal Perusahaan, pelaksanaan aktivitas pemantauan lingkungan juga dilakukan pihak independen, yaitu laboratorium yang terakreditasi PT Unilab. Obyek pemantauan meliputi kondisi lingkungan di sekitar wilayah kerja Perusahaan, dengan titik pantau di sejumlah lokasi salah satunya yaitu dengan pemantauan kualitas air buangan.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi perusahaan adalah menjadi industri kimia dan pendukung pertanian yang berdaya saing dalam skala nasional. Sedangkan misi dari PT Pupuk Kujang adalah Menghasilkan produk bermutu dan melakukan perdagangan yang berdaya saing tinggi dengan mengutamakan kepuasan pelanggan.

(18)

tanggal 10 September 2013 tentang Perubahan keempat atas PER-05/MBU/2007, tanggal 27 April 2007, tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

2.3 Lokasi Perusahaan

Lokasi kegiatan eksisting PKC (Pupuk Kujang Cikampek) terletak di Desa Dawuan Tengah, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, tepatnya di Jl. Jend. A. Yani, Cikampek, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat dengan luas lahannya adalah 370 Ha. Dalam menjalankan kegiatan operasinya, Perusahaan memiliki:

1. Pabrik utilitas (Kujang 1A dan 1B) 2. Pabrik ammonia (Kujang 1A dan 1B) 3. Pabrik urea (Kujang 1A dan 1B) 4. Pengantongan

5. Pabrik Pupuk NPK

2.4 Hasil Produksi

PT. Pupuk Kujang telah memiliki berbagai macam produk yang dihasilkan. Untuk produk yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 2.1, sedangkan untuk penjelasan setiap produk seperti dibawah ini:

1) Urea (Subsidi)

a) Mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi b) Berbentuk butir-butir Kristal berwarna putih c) Memiliki rumus kimia NH2 CONH2

d) Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis) e) Mengandung unsur hara N sebesar 46%

f) Standar SNI-2801-2010 g) Berwarna merah jambu (Pink) 2) NPK Phonska

a) Dipasarkan dan dijual dengan merk dagang NPKPhonska Mengandung Nitrogen (N) sebesar 15%, Fosfat (P2O5) sebesar 15%, Kalium (K2O): 15%, dan Sulfur (S) sebesar 10%

b) Berbentuk Granul

c) Berwarna merah muda (pink)

d) Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis) e) Dikemas dalam kantong dengan isi 50 kg

(19)

3) Petroganik

a) Mengandung C Organik sebesar 12,30%, C/N Ratio sebesar 15,19, pH sebesar 8,03 dan Kadar air sebesar 8,16%

b) Berbentuk Granul c) Berwarna keabu-abuan

d) Dikemas dalam kantong dengan isi 40 kg

e) Terdapat tulisan “Pupuk Bersubsidi Pemerintah Pupuk Petroganik (subsidi)” 4) Nitrea

Nitrea adalah nama dagang dari pupuk Urea yang diproduksi oleh PT Pupuk Kujang. Urea merupakan zat yang membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk Urea dibuat secara kimiawi dengan kandungan kadar nitrogen yang cukup tinggi. Mayoritas pupuk urea yang beredar di pasaran mengandung unsur hara nitrogen (N) dengan kadar 46%. Artinya, setiap 100 kilogram pupuk urea, mengandung 46 kilogram nitrogen di dalamnya. Pupuk ini termasuk salah salah satu jenis pupuk higroskopis terutama bentuk prill sehingga lebih mudah menguap di udara. Bahkan pada kelembaban 73%, urea sudah dapat menarik uap air dari udara sehingga mudah larut dalam air serta mudah diserap oleh tanaman.

5) KCL Kujang

Kandungan utama dari endapan tambang kalsium adalah KCl dan sedikit 2SO4. Hal ini disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran, pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O sampai 60 %. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau dan dan dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit.

6) Bion Up

a) Bion-Up berfungsi untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara makro esensial nitrogen dan fosfat serta menstimulasi pertumbuhan tanaman melalui fitohormon yang dihasilkan mikroba di dalam pupuk hayati Bion-UP.

b) Bion-Up mengandung konsorsium mikroba menguntungkan dimana potensi setiap mikroba telah diuji melalui penelitian laboratorium baik uji in vitro maupun uji hayati (bioassay), serta percobaan rumah kaca dan lapangan. c) Mengandung mikroba yang dapat memproduksi fitohormon Auksin, Sitokinin

dan Giberelin untukmendukung pertumbuhan tanaman. 7) Kuriza

a) Mengefektifkan penyerapan haradari akar b) Meningkatkan pertumbuhan bibitkakao

c) Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit bercak daun pada kakao 8) Jeranti

(20)

b) Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit c) Meningkatkan efisiensi pemupukan

d) Meningkatkan produktivitas dan hasil mutu e) Meningkatkan kesuburan dan kelestarian tanah 9) Hortus

a) Beradaptasi baik pada dataran medium.

b) Kehadiran varietas ini sebagai alternatif petani dalam memilih cabe berumur pendek dengan produktivitas tinggi.

c) Prospektif dikembangkan oleh agro industri benih hortikultura. 10) Pareku

a) Daya Tumbuh tinggi

b) Kemurnian benih hingga 99,9% c) Potensi produksi 8-9 Ton/Ha

Gambar 2. 1 Produk PT Pupuk Kujang

(21)

2.5 Pemasaran Produk

PT Pupuk Kujang dalam pemasaran produk subsidinya memiliki wilayah operasi tersendiri yaitu di provinsi Jawa Barat. Sedangkan untuk produk non subsidi lebih luas yaitu seluruh Indonesia dimana yang di produksi antara lain amoniak, urea industry, NPK non subsidi, organic non subsidi, pestisida dan benih padi dan cabe. Selain itu PT Pupuk Kujang juga melakukan ekspor ke beberapa negara yaitu Thailand, Malaysia, South Africa, Taiwan dan Philipines.

2.6 Unit Kerja

Secara garis besar, proses produksi di PT Pupuk Kujang dapat dibagi menjadi empat unit:

1) Unit Utilitas

Unit ini bertugas menyediakan segala kebutuhan proses, mulai dari mengolah bahan baku gas alam, air untuk proses, steam sampai pembangkit tenaga listrik dan pengolahan limbah. Unit utilitas dibagi menjadi subunit- subunit:

a. Unit penolahan air

Unit ini mrngoalh air guna keperluan air pendingin sebanyak 573,4 m3/ jam, air minum dengan kapasitas 75 m3/ jam, air bebas mineral untuk umpan ketel di unit pembangkit uap dengan lapasitas 180 ton/jam, dan air untuk keprluan pemadam kebakaran.

b. Unit pembangkit tenaga listrik

Unit ini bertugas menyediakan seluruh kebutuhan listrik di pabrik dan perumahan. Pembangkit listrik yang tersedia ada tiga yaitu:

a) Satu unit turbin generator Hitachi dengan daya 15 MW b) Tiga unit diesel stand by generator

c) Satu unit diesel emergency generator dengan daya 375 kW d) Pabrik ini juga memakai listrik dari PLN sebagai cadangan c. Unit pembangkit steam

Unit ini memiliki tiga unit boiler yang satu unit Waste heat boiler dengan kapasitas 90,7 ton/jam dan dua unit package boiler dengan kapasitas sebesar 102 ton/jam.

(22)

Unit ini bertugas memproduksi nitrogen dalam bentuk cairan dan gas serta oksigen dalam bentuk gas. Tetapi untuk saat ini hanya memproduksi nitrogen. 2) Unit Ammonia

Unit ini menghasilkan ammonia dengan kapasitas terpasang 1200 MT/hari, disamping juga menghasilkan karbon dioksida dan hydrogen. Unit ammonia dapat dibagi menjadi beberapa sub unit, yaitu:

a. Unit pemurnian gas alam b. Unit pembuatan gas sintesis c. Unit pemurnian gas sintesis d. Unit sintesa ammonia

e. Unit pemurnian dari refrigerasi f. Unit hydrogen recovery

3) Unit Urea

Unit ini bertugas mereaksikan ammonia dan karbondioksida yang dihasilkan oleh unit ammonia sehingga menjadi urea butiran. Kapasitas terpasang unit urea ini adalah 1.725 MT/ tahun. Unit ini dapat dibedakan menjadi subunit- subunit:

a. Unit sintesa urea b. Unit dekomposisi c. Unit recovery

d. Unit kristal dan pembutiran 4) Unit Pengantongan

(23)

BAB III

DESKRIPSI SISTEM INDUSTRI

3.1 Sistem dan Manajemen Produksi

Menurut Jogianto (2005), sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata, yaitu suatu objek nyata seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul ada dan terjadi yang terdiri dari bagian-bagian yang saling tergantung satu dengan lainnya.

3.1.1.Sistem Produksi

Sistem produksi yang digunakan oleh PT Pupuk Kujang adalah sistem produksi MTO (Make To Order) untuk pupuk subsidi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan untuk pupuk non subsidimenggunakan sistem (Make To Stock), di mana perusahaan ini memproduksi pupuk secara terus menerus tanpa menunggu pesanan. Produk pupuk jadi akan disimpan di dalam gudang dan akan di distribusikan ke gudang penyimpanan.

Gas alam, air, dan udara, ketiga bahan baku tersebut diolah untuk menghasilkan Nitrogen (N2), Hidrogen(H2), dan Karbondioksida (CO2). Pabrik pupuk ini terdiri dari unit Ammonia dan unit Urea. Amonia diproduksi dalam pabrik Amonia dan merupakan hasil reaksi gas Nitrogen dan Hidrogen. Tahap selanjutnya Amonia dan Karbon dioksida diproses lebih lanjut di unit Urea untuk memperoleh urea butiran diameter 1-2 mm.

3.1.2.Peramalan

(24)

Peramalan menggunakan teknik-teknik peramalan yang bersifat formal maupun informal [ CITATION Gas98 \l 1057 ]

Peramalan yang dilakukan di PT Pupuk Kujang merupakan peramalan permintaan produk. PT Pupuk Kujang menggunakan sistem prediksi berdasarkan jumlah penjualan rata-rata pada tahun-tahun sebelumnya. Peramalan tersebut diterapkan pada semua jenis pupuk yang diproduksi.

3.1.3.Perencanaan Material

PT Pupuk Kujang memiliki departemen yang berfungsi untuk mengelola dan mengatur kapasitas material dan sumber daya lain yang didapatkan dari supplier dan pusat, yaitu bagian Departemen Material. Departemen tersebut melakukan perencanaan kapasitas dengan mengumumkan open PR (Purchase Requisition) pada barang-barang yang kira-kira dibutuhkan oleh departemen lain atau user sehingga mereka bisa mengajukan PR untuk selanjutnya dicetak menjadi PO yang digunakan untuk memesan barang yang dibutuhkan.

3.1.4.Penjadwalan

Menurut Syafitri (2014) penjadwalan adalah pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan, ataupun tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi dan menentukan urutan pelaksanaan kegiatan operasi. Penjadwalan pembelian bahan baku dan kebutuhan operasional PT Pupuk Kujang mulai dari pemesanan dan kedatangan merupakan tanggung jawab dari Departemen Material.

3.1.5.Tata Letak

Penentuan lokasi pabrik dilakukan berdasarkan study kelayakan yang dilakukan oleh konsultan yang telah ditunjuk, yang dilanjutkan dengan penelitian lokasi oleh dinas Pekerjaan umum daerah Jawa Barat. Untuk tata letak dapat dilihat pada gambar 3.1. Akhirnya ditetapkan bahwa pabrik dibangun di Desa Dawuan Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat. Penetapan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

(25)

2. Dekat dengan sumber tenaga listrik Jatiluhur

3. Telah tersedia sarana angkutan darat yang baik, seperti jalan raya dan angkutan kereta api

4. Lokasi berada di tengah-tengah daerah pemasaran pupuk

5. Lokasi dekat dengan dua kota, yaitu Jakarta dan Bandung yang dapat berfungsi sebagai :

a. sumber bahan bangunan b. sumber tenaga kerja

c. sumber informasi dan ilmu pengetahuan

6. Disekitar lokasi terdapat sungai Cikaranggelang (sungai pembuangan)

Luas lahan yang dibebaskan untuk pabrik adalah 370ha, dengan perincian sebagai berikut :

a. Pabrik Pupuk Urea Kujang 1A, 1B dan fasilitas pendukungnya

Diatas lahan tersebut sudah terdapat berbagai pabrik yang meliputi: pabrik ammonia, pabrik utilitas dan unit penyimpanan pupuk (bagged storage) dengan luas lahan 57 Ha

b. Pabrik Pupuk NPK Granular

Pabrik pupuk Granular menempati lahan dengan luas 5.831 m2. Lokasinya berada di sebelah utara pabrik Kujang 1A. Kapasitas produksi adalah 100.000 ton/tahun.

c. Fasilitas Penunjang

Berbagai fasilitas penunjang yang berada di area PKC menempati lahan seluas 310 Ha, yang terdiri dari :

1) Bangunan perkantoran 2) Fasilitas kesehatan/poliklinik

3) Fasilitas perumahan untuk karyawan dari tingkat kasi/staf setingkat sampai direksi sebanyak 400 unit

(26)

6) Bangunan penunjang lain seperti gedung serbaguna

7) Kolam untuk cadangan air baku, taman dan green belt dengan tanaman jati dan bambu

Gambar 3. 1Tata Letak PT Pupuk Kujang

Keterangan gambar : A. Kondesat Stripper B. Instrument Air

C. Menara pendingin Amonia dan urea D. Ruang Pengendali

E. Pabrik Cosorb

F. Fuhuse preatmeant dan Demin Urea G. Preatmeant dan Demin Urea

(27)

I. Generator

Q2. PT. Sintas Kurama Perdana Q3. PT. Kujang United catalis

Q4. PT. Peroksida Indonesia Pratama Q5. PT. Multi Nitroma Kimia

R. Klinik Kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan melalui program Gugus Kendali Mutu (GKM). Konsep yang digunakan dalam GKM ini adalah PDCA (Plan, Do, Check, Act) dengan metode Delta dan Tulta.

3.1.7.Procurement

(28)

mencetak PO (Purchase Order) untuk memesan barang tersebut. Selanjutnya PO akan dikirimkan kepada Supplier. Ketika barang sudah sampai di gudang, unit Gudang akan mencetak GRShip (Good Received Ship) sebagai laporan penerimaan barang. Kemudian unit Gudang akan menghubungi pihak inspeksi untuk memberitahukan bahwa barang sudah sampai dan mempersilakan untuk mengecek barang tersebut. Selanjutnya bagian penerimaan akan mencetak dokumen QC (Quality Control) untuk dilegalisasi pihak inspeksi apabila spesifikasi dan kuantiti yang diminta sudah sesuai. Selanjutnya pihak gudang akan menginput data kedalam SAP yaitu Good Receipt Block Sock for Warehouse dimana barang sudah diinputkan dan sudah berada didalam gudang. Selanjutnya mencetak dokumen transfer posting untuk bukti penerimaan barang.

3.1.8.Manajemen Perawatan

Proses pabrik merupakan salah satu aspek kritikal dalam pengendalian risiko pabrik pupuk. Untuk memastikan keselamatan proses dan aset, Pupuk Kujang telah menerapkan beragam inspeksi keselamatan terhadap aset, program pemeliharaan berdasarkan Preventive and Predictive Maintenance (PPM) serta menerapkan Process Safety Management (PSM).

3.1.9.Pergudangan

Pergudangan di PT Pupuk Kujang dikelola oleh Departemen Material yang bertanggung jawab menyediakan barang-barang operasional, bahan baku, alat-alat yang disimpan dalam 9 jenis gudang yaitu sparepart, bulk material, kimia padat, kimia cair oli, pipa, karung, gas dan clorin. Barang-barang simpanan tersebut dibagi menjadi dua jenis berdasarkan penggunaannya yaitu barang consumeable atau barang yang langsung digunakan dan barang critical atau barang yang harus disediakan meskipun tidak digunakan.

3.2 Human Capital Management

3.2.1.Struktur Organisasi Pabrik

(29)

description yang baik dapat menunjang lancarnya kegiatan suatu pabrik. Berikut ini adalah struktur organisasi PT Pupuk Kujang Cikampek.

PT Pupuk Kujang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibawah Departemen Perindustrian dan Direktorat Industri Kimia Dasar yang seluruh modalnya adalah milik pemerintah. Dengan semakin berkembangnya peranan dan tanggung jawab perusahaan, maka saat ini kondisi organisasi di lingkungan PT Pupuk Kujang Cikampek semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan yang ada untuk mencapai efisiensi yang tinggi diperlukan suatu struktur organisasi yang baik, dimana menentukan kelancaran aktivitas perusahaan sehar-hari untuk memperoleh keuntungan yang optimal sehingga dapat berproduksi secara kontinyu dan berkembang dengan baik.

Gambar 3. 2 Struktur Organisasi PT Pupuk Kujang

Sumber: Website Pupuk Kujang

3.2.2.Proses Recruitment

(30)

mudah. Merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah organisasi dan perusahaan-perusahan harus melakukan penyaringan untuk anggota atau para pekerja yang baru. PT Pupuk Kujang melakukan rekrutmen secara terbuka dan transparansi dengan memperhatikan tingkat kapasitas dan kapabilitas serta mempertimbangkan perkembangan bisnis perusahaan. Kapabilitas yang dimaksud adalah kebutuhan karyawan baru didasarkan pada kompetensi yang dibutuhkan perusahaan,sedangkan Kapasitas adalah memperhatikan jumlah ideal karyawan berdasarkan Analisa Beban Kerja (ABK). Sistem Rekrutmen dilakukan dengan dua cara:

3.2.3.Performance Appraisal

Penilaian Kerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses organisasi dalam menilai kinerja pegawainya. Dari hasil penilaian dapat dilihat kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh kinerja karyawan karena kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Dengan demikian, penilaian kerja merupakan hasil kerja karyawan dalam lingkup tanggung jawabnya dan kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Selain penilaian PT Pupuk Kujang juga memberikan penghargaan kepada karyawan. Pemberian penghargaan kepada karyawan merupakan salah satu upaya untuk menghargai karyawan atas pencapaian kinerja maupun sikap positif dalam bekerja. Penghargaan masa pengabdian yang diberikan Perusahaan kepada karyawan selama tahun 2015 meliputi:

1) Sewindu sebanyak 78 karyawan, berupa emas @3 gram 2) Dwiwindu sebanyak 8 karyawan, berupa emas @10 gram 3) Triwindu sebanyak 2 karyawan, berupa emas @15 gram 4) Caturwindu sebanyak 11 karyawan, berupa emas @25 gram

5) Karyawan sehat sebanyak 25 karyawan berupa uang tunai Rp2.500.000;

3.2.4.Pengembangan Karir

(31)

yang telah ditentukan oleh PT Pupuk Kujang maka diharapkan dapat memberikan kepastian adanya jenjang karir karyawan serta menjadi acuan dalam proses promosi, rotasi, mutasi yang dilakukan secara terbuka dan transparansi.

3.2.5.Beban Kerja

Pemahaman tentang Beban Kerja menurut perusahaan PT Pupuk Kujang merupakan tanggung jawab atau konsekuensi yang diperoleh oleh pekerja pada saat bekerja. Beban kerja pekerja yang ada di perusahaan sesuai dengan job description yang dimiliki oleh masing-masing pekerja dari setiap tingkatan, sehingga beban kerja akan bergantung pada besarnya tanggung jawab yang dijalani.

Beban kerja juga dapat berupa kondisi lingkungan kerja yang dijalani oleh pekerja. Pekerja yang bekerja di lingkungan kantor akan merasakan kondisi ruangan yang ber-AC, sementara pekerja yang bekerja di lingkungan pabrik maka akan menghadapi lingkungan kerja yang memiliki temperatur yang panas, memiliki tingkat kebisingan yang tinggi, terjadinya getaran dan adanya lingkungan kerja yang lebih berbahaya dari lingkungan kerja kantor. Perusahaan mencoba mengurangi beban kerja terhadap pekerja yang ada di pabrik perusahaan mewajibkan tiap pekerja menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dalam melakukan aktivitas kerja.

3.2.6.Penggajian

Sistem penggajian di PT Pupuk Kujang dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Gaji karyawan tetap, ikatan dinas dan honorer.

Untuk karyawan tetap. Karyawan yang bekerja karena ikatan dinas, maupun karyawan honorer, gaji diberikan akhir bulan. Gaji ini meliputi tunjangan isteri, anak, kesehatan, perumahan dan lain- lain.

2) Gaji tenaga harian lepas.

Untuk tenaga harian lepas, gaji diberikan mingguan, yaitu setiap hari sabtu. Besarnya gaji ini tergantung banyak sedikitnya jam kerja masing- masing karyawan.

(32)

Perusahaan dengan memperhatikan unsur-unsur Jabatan dan Kepangkatan yang dipangkunya. Besarnya gaji ditentukan berdasarkan evaluasi kinerja yang bersangkutan. Selain gaji, perusahaan memberikan manfaat kepada karyawan berupa pemberian kelengkapan kerja, fasilitas pengobatan dan perawatan kesehatan bagi karyawan dan keluarga karyawan serta penyediaan fasilitas perumahan. Sesuai dengan ketentuan normatif, perusahaan mengikutsertakan karyawan pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) meliputi program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan dari Tua. Sarana untuk kenyamanan juga disediakan berupa tempat ibadah dan olahraga serta penyediaan sarana transportasi. Di samping itu, selama masa kerja, karyawan memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghargaan dan fasilitas pinjaman sesuai dengan ketentuan Perusahaan. Pupuk Kujang tidak membedakan perlakuan kepada karyawan dalam hal rekrutmen, karir, gaji dan hal kepegawaian lainnya berdasarkan gender, suku, ras,agama, orientasi politik atau perbedaan lainnya, selain yang sudah ditetapkan oleh Perusahaan.

3.2.7.Shift Kerja

Shift kerja di PT Pupuk Kujang terbagi menjadi dua yaitu Shift kerja normal untuk staff dan Shift kerja untuk non staff, Rincian Shift kerja adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Shift Kerja

Hari Waktu Keterangan Senin-Kamis 07.00-11.30 Jam kerja

12.15-13.00 Istirahat 13.00-17.00 Jam kerja

Jum'at 08.00-11.00 Jam kerja 11.00-13.00 Istirahat 13.00-17.00 Jam kerja

Tabel 3. 2 Shift Kerja Non Staff

Nama Shift Waktu

Shift A 07.00-15.00

Shift B 15.00-23.00

(33)

Karyawan yang terkena sistem Shift non staff bekerja selama enam hari kerja dan dua hari libur. Apabila waktu kerja pada sistem Shift non staff ini berkenaan dengan hari besar, jam kerjanya dihitung sebagai lembur.

Di PT Pupuk Kujang terdapat empat kelompok Shift , yaitu kelompok A, B, C, dan D. Masing-masing kelompok bertugas selama dua hari pada jam kerja yang sama, kenudian pada hari berikutnya bergeser ke jan kerja berikutnya. Tetapi bila kelompok tersebut bekerja melewati hari minggu, maka hari-hari kerjanya diteruskan pada keesokan harinya pada jam kerja yang sama. Kelompok Shift mendapat liburan dua hari setelah mereka bekerja pada Shift sore, dan libur tiga hari bila melewati hari minggu. Sehingga tiap kelompok Shift bekerja selama tujuh hari berturut- turut kemudian libur dua hari.

3.2.8.Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Sebagai salah satu industri yang memiliki risiko bahaya yang tinggi, manajemen PT Pupuk Kujang memperhatikan K3 sebagai hal paling utama dalam mengoperasikan. Jenis bahaya yang terdapat dalam proses produksi PT Pupuk Kujang antara lain:

(1) Bahaya zat kimia baik berupa gas maupun cairan yang beracun maupun mudah terbakar.

(2) Debu–debu disekitar tempat kerja yang dapat mengganggu pernapasan . (3) Aliran listrik bertegangan tinggi.

(4) Mesin–mesin yang bekerja tanpa alat pengaman sehingga dapat menimbulkan bahaya mekanis.

(5) Kebisingan yang melebihi ambang batas pendengaran.

(6) Peralatan yang bekerja pada tekanan dan suhu yang tinggi dapat menimbulkan peledakkan dan kebakaran.

(7) Penerangan / lampu yang kurang memadai.

(8) House Keeping yang kurang baik dapat mengakibatkan tempat kerja kotor serta alat – alat tidak teratur sehingga menyulitkan dalam penanggulangan dan kebakaran.

(9) Jam kerja yang berlebihan dan kerja rutin dapat menyebabkan kelelahan dan kejenuhan.

Pelaksanaan fungsi pengawasan K3 dilaksanakan oleh :

a. Bagian Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Fire dan Rescane

Bagian ini berkedudukan dibawah Departemen K3LH dengan tugas antara lain menyediakan sarana pendukung K3, yaitu :

1. Kotak PPPK

(34)

3. Mengumandangkan safety talk yang berisi pesan – pesan keselamatan kerja.

4. Memberikan pendidikan dan latihan penanggulangan secara berkala seluruh karyawan.

5. Kendaraan pemadam kebakaran, fire truck multi purpose dan fire jeep precur car.

6. Jaringan fire hydrant dari kawasan pabrik sampai perumahan. 7. Unit pengisian udara tekan.

8. Masker gas dan debu, safety goggle dan car plug. 9. Racun api, fire director dan peralatannya.

b. Bagian Keamanan

Bagian keamanan berada dibawah Departemen pengaman yang terbagi menjadi dua pasukan yaitu pasukan penjagaan dan pasukan penyelidikan dan penanggulangan. Tugas utama dari bagian ini adalah menjaga keamanan lingkungan.

c. Departemen Perencanaan SDM

Departemen PSDM menyediakan sarana dan prasarana bagi karyawan berupa perlengkapan kerja, misalnya pakaian kerja dan peralatan lainnya. Bagian ini juga menyediakan konsultasi bagi karyawan yang ditangani oleh seorang psikolog.

d. Bagian Kesehatan

Bagian kesehatan dilengkapi dengan dokter umum, perawat dan dokter gigi, bertugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh karyawan dan keluarganya.

e. Bagian Lingkungan Hidup

Badan Lingkungan Hidup bertugas untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah pencemaran lingkungan, baik pencemaran perairan, udara maupun suara.

f. Bagian Perbendaharaan dan Asuransi

Bertugas mengurusi masalah asuransi tenaga kerja dan pemberian santunan kepada karyawan yang mendapat musibah kecelakaan.

Kebijakan manajemen terkait pelaksanaan tanggung jawab Perusahaan di bidang ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:

(35)

sama kepada seluruh karyawan untuk berkembang dan memberikan yang terbaik bagi Perusahaan.

b. Hak dan kewajiban karyawan dijamin oleh Perusahaan yang dituangkan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB).Manajemen memberikan kebebasan berorganisasi di Perusahaan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku.

c. Perusahaan selalu berupaya menjaga dan menciptakaniklim kerja yang kondusif bagi karyawan.

d. Perusahaan berkewajiban melaksanakan praktik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di seluruh unit kerjanya dan menjamin hak karyawan untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatankesehatan, pemeliharaan moral kerja, serta perlakuan yang sesuai dengan martabat, moral dan ketentuan yang berlaku.

e. Pemeliharaan sumber daya manusia dimulai dari awal masuk bekerja sampai purna tugas melalui sistem kesejahteraan dan kesehatan yang memadai sesuai dengan kemampuan Perusahaan.

Kebijakan Perusahaan terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah sebagai berikut:

a. Lebih mengedepankan tindakan pencegahan dalam melaksanakan K3, melalui upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja dan membekali tenaga kerja dengan pengetahuan / konsep K3 sebelum memulai pekerjaan.

b. Mewajibkan karyawan untuk memakai peralatan safety sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

c. Merealisasikan pelatihan K3 dan sosialisasi K3 secara berkala.

d. Penyediaan alat perlindungan diri (APD) dan alat pemadam kebakaran (APAR).

e. Mengoptimalkan kegiatan/peran Panitia Pembina K3 (P2K3).

f. Menganggarkan alokasi dana K3 pada RKAP 2014, meliputi: Pelatihan K3, SMK3 dan pengadaan perlengkapan K3 di setiap unit kerja.

g. Mengikutkan semua karyawan dalam programprogram jaminan sosial tenaga kerja melalui program BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

(36)

dilaksanakan melalui Medical Check-Up Center yang berada di klinik Perusahaan.

i. Penyediaan fasilitas olah raga seperti Lapangan Futsal, Lapangan Voli, Lapangan Golf, Lapangan Sepak Bola, Jogging track, Kolam renang, Lapangan Bulutangkis, Area Tenis Lapangan dan Perlengkapan Tenis meja.

3.3 Pemasaran dan Distribusi

3.3.1. Product

Produk pupuk dan produk industri kimia termasuk produk yang bisa mengakibatkan dampak tehadap kesehatan dan keselamatan pemakainya. Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, PT Pupuk Kujang melengkapi setiap produk yang disalurkan ke masyarakat dengan informasi yang cukup tentang tata cara pemakaian, instruksi keselamatan, tata cara penyimpanan dan pembuangan produk dan kemasan.

3.3.2. Price

(37)

Berikut merupakan daftar harga pupuk yang diproduksi oleh PT Pupuk Kujang:

Gambar 3. 3 Harga Pupuk Urea

Sumber: Laporan Tahunan Pupuk Kujang

Gambar 3. 4 Harga Pupuk Amoniak

(38)

Gambar 3. 5 Harga Pupuk NPK

Sumber: Laporan Tahunan Pupuk Kujang

Gambar 3. 6 Harga Pupuk Organik

Sumber: Laporan Tahunan Pupuk Kujang

3.3.3. Promotion

(39)

Pupuk Kujang telah melakukan berbagai upaya dalam pelaksanaan promosi dalam mendukung dan meningkatkan penjualan di antaranya:

a. Mengikuti berbagai macam kegiatan pameran b. Memasang iklan di media cetak dan elektronik c. Pemberian reward kepada mitra kerja

d. Membuat majalah PETANIKU

3.3.4. Place

Metode pemasaran yang digunakan PT Pupuk Kujang adalah make to stock, yang artinya membuat suatu produk akhir untuk disimpan sebelum disalurkan ke konsumen. Dalam aktivasi sarana pemasaran nya PT Pupuk Kujang melakukan penjualan door to door dan melakukan promosi melalui iklan di media cetak/elektonik serta memberikan harga yang terbaik kepada konsumen loyal atau calon konsumen. PT Pupuk Kujang juga melakukan pemanfaatan teknologi digital dengan menyediakan sarana/fasilitas dalam transaksi pembelian produk tersebut melalui teknologi Delivery Order (DO) secara online untuk memudahkan dalam melakukan transaksi pembelian produk. Saat ini hanya produk subsidi yang bisa dilakukan. Ke depan, Perseroan berencana semua produk subsidi maupun non subsidi bisa dilakukan secara online.

3.4 Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan agar kinerja setiap elemen perusahaan tersebut dapat teratur, efektif dan efisien. Sistem informasi manajemen yang baik pada suatu perusahaan akan berdampak pada kinerja produksi yang baik pula, karena setiap aktivitas produksi telah memiliki arahan yang disusun didalam sebuah sistem perencanaan dan penjadwalan (planning and scheduling) yang matang.

(40)

BAB IV

TUGAS KHUSUS

4.1 Pendahuluan

4.1.1 Latar Belakang

PT Pupuk Kujang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pupuk nasional. Perusahaan melaksanakan kegiatan pengolahan (proses transformasi) bahan organik dan anorganik melalui proses kimia, serta berbagai kegiatan untuk mendukung pertanian yang terintegrasi dengan kegiatan perdagangan, atau menghasilkan produk berupa barang dan/atau jasa yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi.

Di tengah situasi perekonomian yang sedang mengalami perlambanan, PT Pupuk Kujang tetap mengembangkan sejumlah investasi, baik pada anak perusahaan maupun pengembangan pabrik. Selain itu, pengembangan di bidang sumber daya manusia juga terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan teknologi produksi maupun perkembangan pasar. Untuk memproduksi berbagai jenis pupuk tersebut terdapat beberapa departemen di dalam PT Pupuk Kujang, salah satunya adalah Departemen Material yang bertugas memesan, mengendalikan dan menerima serta merawat material yang dipesan oleh user. Dengan memperhatikan visi dan misi PT Pupuk Kujang diperlukan sebuah strategi yang dapat meningkatkan kualitas namun meminimumkan biaya yang dikeluarkan.

(41)

menganalisis perbaikan di gudang dalam rangka mengurangi pemborosan yang terjadi didalamnya dengan menggunakan metode Waste Assessment Model. 4.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Jenis Waste apa yang tertinggi di Gudang Sparepart PT Pupuk Kujang dan butuh segera untuk di minimasi atau dihilangkan?

2) Bagaimanakah usulan perbaikan untuk sistem pergudangan khususnya bagian sparepart di Gudang Sparepart PT Pupuk Kujang?

4.1.3 Batasan Masalah

Dalam melaksanakan penelitian diperlukan pembatasan ruang lingkup penelitian supaya pembahasan yang dilakukan dan penarikan kesimpulan akan lebih terarah. Beberapa batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Penelitian ini dilakukan pada PT Pupuk Kujang yang dilaksanakan pada tanggal 13 September – 14 Oktober 2016.

2) Pengambilan data tidak dilakukan pada seluruh gudang yang ada di PT Pupuk Kujang melainkan hanya pada gudang sparepart.

3) Penelitian hanya dilakukan sampai tahap teoritis, tidak dilakukan sampai tahap penerapan.

4.1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1) Mengetahui jenis Waste yang tertinggi di Gudang Sparepart PT Pupuk Kujang dan butuh segera untuk di minimasi atau dihilangkan

2) Memberikan usulan perbaikan untuk sistem pergudangan khususnya bagian sparepart di Departemen Material PT Pupuk Kujang.

4.1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi almamater, penulis, dan pembaca. Manfaat penelitian yaitu sebagai berikut:

1) Perusahaan mendapatkan input analisis dan masukan dari keilmuan Teknik Industri dalam hal lean manufacture.

(42)

3) Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca. Selain itu dapat digunakan sebagai acuan penelitian berikutnya.

4.1.6 Sistematika Penulisan Laporan

Laporan kerja praktek ini disusun dalam beberapa bab yang akan dijelaskan satu per satu dibawah ini:

Memuat kondisi umum mengenai perusahaan tempat KP, yaitu: visi dan misi, status kepemilikan, sejarah singkat, lokasi, hasil produksi dan pemasaran produk dan unit kerja.

BAB III DESKRIPSI SISTEM INDUSTRI

Pada bagian ini dideskripsikan sistem dan prosedur produksi/operasi, perencanaan produksi/operasi yang terjadi di perusahaan tempat kerja praktek baik secara keseluruhan maupun secara khusus di unit kerja tempat kerja praktek.

BAB IV TUGAS KHUSUS

Memuat tugas khusus yang diberikan perusahaan tempat kerja praktek atau dosen pembimbing yang membahas permasalahan tentang sistem industri secara mendalam ditempat kerja praktek, dengan rincian sebagai berikut: deskripsi permasalahan, dasar teori, hasil dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Memuat rangkuman pelaksanaan kerja praktek yang relevan dengan tujuan kerja praktek dan tugas khusus yang diberikan serta memuat beberapa saran yang perlu diperhatikan mengenai pelaksanaan kerja praktek dan perbaikan yang dapat dilakukan perusahaan tempat kerja praktek.

4.2 Tinjauan Pustaka

4.2.1 Konsep Dasar Lean

(43)

berisikan tentang proses perbaikan secara berkelanjutan (continuous improvement) yang bertujuan untuk mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang tidak menguntukan dana atau mendatangkan kerugian guna meningkatkan produktivitas. Menurut Vincent Gaspersz, lean manufacturing merupakan suatu pendekatan sistemik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan Waste atau non value-added activities melalui perbaikan secara terus-menerus (continuous improvement) dengan cara mengalirkan produk dan informasi menggunakan sistem tarik (pull system) dari internal dan eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan [ CITATION Gas07 \l 1033 ].

4.2.2 Pemborosan (Waste)

Tujuan utama system lean adalah mengurangi pemborosan (Waste). Waste merupakan segala hal yang tidak bernilai tambah. Waste dianggap sebagai suatu hal yang dapat menurunkan produktivitas dan mengurangi profit bagi perusahaan. Menurut Vincent Gaspersz (2007) menyatakan terdapat dua jenis Waste yaitu Type One and Type Two Waste. Type One Waste adalah segala aktivitas yang tidak bernilai tambah namun dibutuhkan dalam proses produksinya sehingga tidak dapat dihilangkan. Sedangkan Type Two Waste adalah segala aktivitas yang tidak bernilai tambah dan dapat dihilangkan dari proses produksi maka harus segera di identifikasi dan dihilangkan karena Waste tipe ini akan menurunkan produktivitas perusahaan.

Terdapat tujuh jenis pemborosan yang didefinisikan oleh Shiego Shingo [ CITATION Shi89 \l 1033 ] diantaranya sebagai berikut:

1) (O) Overproduction – memproduksi atau menghadirkan barang terlalu banyak melebihi kebutuhan pelanggan atau memproduksi lebih cepat daripada waktu kebutuhan pelanggan yang menyebabkan kelebihan inventory.

2) (I) Unnecessary Inventory – kelebihan penyimpanan dan delay material maupun produk sehingga mengakibatkan peningkatan biaya dan penurunan kualitas pelayanan terhadap pelanggan.

3) (D) Defect – merupakan cacat baik berupa kesalahan dokumentasi, permasalahan kualitas produk yang dihasilkan atau delivery performance yang buruk.

(44)

5) (T) Excessive Transportation – berupa waktu, tenaga biaya dan aliran informasi dan atau material produk. Dapat dikatakan pula sebagai pemborosan yang terjadi karena tata letak (layout) yang buruk, pengorganisasian yang kurang tepat sehingga memerlukan pemindahan material.

6) (P) Inappropriate Processing – merupakan kegiatan yang mengakibatkan kesalahan dalam proses produksi bisa diakibatkan karena kesalahan mempergunakan tools saat bekerja.

7) (W) Waiting – tidak beraktivitasnya (menunggu) pekerja, informasi dan atau barang dalam waktu yang lama yang berdampak terhadap buruknya aliran proses dan bertambahnya lead times.

4.2.3 Waste Assesment Model (WAM)

Waste Assesment Model (WAM) merupakan suatu model yang digunakan untuk memudahkan dan menyederhanakan proses pencarian permasalahan Waste. Waste Assessment Model (WAM) terdiri dari Seven Waste Relationship (SWR), Waste Relationship Matrix (WRM) dan Waste Assessment Questionnaire (WAQ).

1) Seven Waste Relationship (SWR)

Setiap waste memiliki hubungan satu sama lain, dimana hubungan ini disebabkan oleh pengaruh tiap waste dapat muncul secara langsung maupun tidak langsung. Seperti saat terjadi overproduction maka hal ini otomatis akan mempengaruhi unnecessary inventory. Penjelasan keterkaitan antar waste dapat dilihat pada lampiran. Hubungan antar jenis waste memiliki bobot yang berbeda-beda. Maka dibutuhkan penilaian untuk mengetahui bobot dari setiap pola yang terjadi diantara waste tersebut. Untuk menghitung kekuatan waste relationship dikembangkan suatu pengukuran dengan kuesioner. Hubungan antar waste yang satu dengan yang lainnya dapat disimbolkan dengan menggunakan huruf pertama pada tiap waste (Rawabdeh, 2005).

Tabel 4. 1 Kriteria untuk Pembobotan Kekuatan Waste Relationship

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Skor

(45)

2 Bagaimanakah jenis hubungan antara i dan j

a. Jika i naik, maka j naik b. Jika i naik, maka j tetap

c. Tidak tentu, tergantung keadaan

=2 =1 =0

3 Dampak j dikarenakan i

a. Tampak secara langsung & jelas b. Butuh waktu untuk terlihat c. Tidak terlihat b. Sederhana dan langsung c. Solusi instruksional

b. Produktivitas sumber daya c. Lead time

d. Kualitas dan produktivitas e. Kualitas dan lead time f. Produktivitas dan lead time g. Kualitas, produktivitas, dan lead time 2) Waste Relationship Matrix (WRM)

WRM digunakan sebagai analisa pengukuran kriteria hubungan antar Waste yang terjadi. WRM merupakan matriks yang terdiri dari baris dan kolom. Baris menunjukan pengaruh tiap Waste pada keenam tipe Waste lainnya. Kolom menunjukan Waste yang dipengaruhi oleh keenam Waste lainnya. Diagonal matriks menunjukan nilai hubungan yang tertinggi.

(46)

W O A O X X X A Gambar 4. 1Contoh WasteRelationship Matrix

Sumber: Rawabdeh, 2005

Tabel 4. 2 Konversi Rentang Skors Keterkaitan Antar Waste Range Jenis Hubungan Simbol

17-20 Absolutely Necessary A 13-16 Especially Important E

9-12 Important I

5-8 Ordinary Closeness O

1-4 Unimportant U

Sumber: Rawabdeh, 2005 3) Waste Assesment Questionnaire (WAQ)

WAQ terdiri dari 68 pertanyaan yang berbeda, mewakili aktifitas, kondisi maupun tingkah laku yang dapat menghasilkan Waste. Pertanyaan ditandai dengan tulisan “From”, artinya pertanyaan tersebut menjelaskan jenis Waste yang ada saat ini yang dapat memicu munculnya jenis Waste lainnya. Pertanyaan lainnya ditandai dengan tulisan “TO”, artinya pertanyaan tersebut menjelaskan tiap jenis Waste yang ada saat ini bisa terjadi karena dipengaruhi jenis Waste lainnya. [ CITATION Kur12 \l 1033 ]

Sedangkan skor untuk ketiga jenis pilihan jawaban kuesioner dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:

a) Kategori pertama, atau kategori A adalah jika jawaban “Ya” berarti diindikasikan adanya pemborosan. Skor jawaban untuk kategori A adalah: 1 jika “Ya”, 0,5 jika “Sedang”, dan 0 jika “Tidak”.

b) Kategori kedua, atau kategori B adalah jika jawaban “Ya” berarti diindikasikan tidak ada pemborosan yang terjadi. Skor jawaban untuk kategori B adalah: 0 jika “Ya”, 0,5 jika “Sedang”, dan 1 jika “Tidak”.

4.3 Metodologi Penelitian

(47)

1) Identifikasi Masalah

Ditahap ini penulis melakukan observasi secara langsung di PT. Pupuk Kujang untuk mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat pada perusahaan khususnya di pergudangan. Selama observasi penulis juga menyusun rumusan masalah, tujuan masalah dan batasan masalah agar penelitian berjalan fokus dan terarah.

2) Studi Pustaka dan Studi Lapangan

Studi pustaka dilakukan untuk mencari materi dan teori yang berhubungan dengan penelitian ini dan memudahkan dalam menentukan proses yang akan dilakukan selama penelitian. Studi pustaka meliputi lean manufacturing, waste dan waste assessment model. Sedangkan studi lapangan digunakan untuk mencocokkan kajian teoritis dengan keadaan sebenarnya yang terjadi diperusahaan.

3) Pembuatan Kuesioner

Pada tahap ini penulis menyusun dua jenis kuesioner yaitu kuesioner Seven Waste Reationship (SWR) untuk menunjukkan tingkat hubungan waste satu sama lain, dimana hubungan ini disebabkan oleh pengaruh tiap waste dapat muncul secara langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya pembuatan kuesioner Waste Assessment Quetionnaire (WAQ) digunakan untuk engidentifikasi dan mengalokasikan waste yang terjadi pada lini produksi. Hasil dari WAQ akan didapatkan jumlah waste yang paling dominan atau sering terjadi diperusahaan. 4) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dibagian pergudangan sparepart yang dilakukan pada minggu ke 2 dan ke 3 masa kerja praktek yaitu pada range tanggal 19-30 September 2016. Adapun beberapa teknik pengumpulan yang dilakukan selama berada di bagian gudang antara lain sebagai berikut:

1) Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara terjun langsung terhadap objek yang sedang diteliti. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui situasi dan kondisi dilapangan tempat kita mencari data.

(48)

melibatkan 3 orang karyawan yang berkompeten dan benar-benar memahami atau expert terhadap kondisi gudang.

5) Pengolahan Data

Pada tahap ini penulis mengolah data-data hasil rekapitulasi kuesioner dan wawancara dengan menggunakan rumus-rumus yang terdapat pada Waste Assessment Model.

6) Analisis dan Pembahasan

Pada tahap ini penulis menganalisis hasil dari Waste Assessment Model yang menunjukkan jenis waste tertinggi apa yang terjadi diperusahaan. Setelah menganalisis jenis waste tertinggi tahap selanjutnya adalah menganalisis penyebab waste terjadi dengan diagram fishbone.

7) Kesimpulan dan Saran

(49)

4.3.1. Flowchart Penelitian

(50)

4.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan atau observasi langsung pada bagian gudang departemen material PT Pupuk Kujang. Berikut merupakan hasil pengumpulan data yang dilakukan di Unit Gudang Departemen Material:

Tabel 4. 3 Rekapitulasi Jawaban Seven Waste Relationship

(51)

Ask 1 : a = Selalu

b = Kadang-kadang c = Jarang

Ask 2 : a = Jika i naik, maka j naik b = Jika i naik, maka j tetap

c = Tidak tentu, tergantung keadaan

Ask 3 : a = Tampak secara langsung & jelas b = Butuh waktu untuk terlihat c = Tidak terlihat

Ask 4 : a = Metode engineering b = Sederhana dan langsung c = Solusi instruksional

Ask 5 : a = Kualitas produk

b = Produktivitas sumber daya c = Lead time

d = Kualitas dan produktivitas e = Kualitas dan lead time f = Produktivitas dan lead time

g = Kualitas, produktivitas, dan lead time

(52)

Tabel 4. 4 Rekapitulasi Jawaban WAQ

10 TransportationFrom B b b b

11 From Inventory B b c a

18 TransportationFrom A c a a

19 To Motion A c b b

20 From Waiting B b a a

21 From Motion B a a a

22 TransportationFrom B c a a

23 From Defects B a a a

Overproduction A a a a

31 To Motion B a b a

Machine

32 From Process B a c a

33 To Waiting B c b b

(53)

No Jenis Pertanyaan

35 TransportationFrom B a b a

36 To Motion B a b a

37 OverproductionFrom A a b c

38 From Waiting A c b c

44 To Transportation B a a c

45 From Motion B a a a

58 To Transportation B a b a

59 To Motion B a b b

60 To Transportation B a a a

61 To Motion A b a a

62 To Motion B a b a

63 From Motion B a b b

64 From Motion B a a a

65 From Motion B a a a

66 OverproductionFrom B a b a

67 From Process B a b b

68 From Defects B a a a

Keterangan:

(54)

Jika jawaban (a) menandakan adanya pemborosan dengan pemberian bobot 1. Jawaban (b) menandakan sedang atau adanya pemborosan dengan skala kecil pemberian bobot 0.5. Jawaban (c) menandakan tidak adanya pemborosan dan pemberian bobot 0.

Kategori B adalah jika jawaban “Ya” berarti diindikasikan tidak adanya pemborosan yang terjadi. Dimana a adalah “Ya”, b adalah “Sedang” dan c adalah “Tidak”. Jika jawaban (a) menandakan tidak adanya pemborosan dengan pemberian bobot 1. Jawaban (b) menandakan sedang atau adanya pemborosan dengan skala kecil pemberian bobot 0.5. Jawaban (c) menandakan adanya pemborosan dengan pemberian bobot 1.

4.5 Pengolahan Data

Proses identifikasi waste dilakukan dengan menggunakan konsep Waste Assessment Model. Pengumpulan data dilakukan dengan cara diskusi dan menyebarkan kuesioner pembobotan. Diskusi dilakukan untuk menyatukan persepsi tentang pemahaman terhadap waste dan keterkaitan antar waste. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk mendapatkan bobot dari waste.

4.5.1. Seven Waste Relationship

Perhitungan keterkaitan antar Waste dilakukan secara diskusi dan wawancara dengan menggunakan kriteria pembobotan yang dikembangkan oleh Rawabdeh (2005) dan juga yang diadopsi oleh Daonil (2012). Tabulasi detail jawaban penilaian keterkaitan Waste dapat dilihat seperti pada tabel 4.5. Adapun tahapan perhitungannya sebagai berikut:

1) Mengkonversi setiap jawaban kedalam skors yang ditunjukan tabel 4.1 mengenai kriteria untuk pembobotan kekuatan waste relationship.

2) Mencari Total Skor dari setiap kuesioner dengan cara menjumlahkan setiap skors jawaban.

3) Mengkonversikan Total Skor keterkaitan antar waste kedalam Notasi Huruf sebagaimana yang dijelaskan pada Tabel 4.2 tentang konversi rentang skors keterkaitan antar waste.

(55)

1) Konversi setiap jawaban, mengacu pada tabel 4.1 maka didapati hasil: Pertanyaan 1 dengan Jawaban a maka diberi skor 4

Pertanyaan 2 dengan Jawaban a maka diberi skor 2 Pertanyaan 3 dengan Jawaban a maka diberi skor 4 Pertanyaan 4 dengan Jawaban c maka diberi skor 0 Pertanyaan 5 dengan Jawaban g maka diberi skor 4 Pertanyaan 6 dengan Jawaban a maka diberi skor 4 2) Mencari total skor maka didapati hasil

Total Skor=Skor Pertanyaan1+Skor Pertanyaan2+Skor Pertanyaan3+Skor Pertanyaan4+Skor Pertanyaan5+Skor Pertanyaan6

Total Skor=4+2+4+0+4+4=18

3) Konversi total skor, mengacu pada tabel 4.2 maka didapati hasil:

Skor 18 berada dalam range 17-20 maka termasuk jenis hubungan A atau Absolutely Necessary.

Tabel 4. 5 Tabulasi Keterkaitan Antar Waste

No. Tipe

Pertanyaan

Ask 1 Ask 2 Ask 3 Ask 4 Ask 5

Jawab Skor Jawab Skor Jawab Skor Jawab Skor Jawab Skor

(56)

No. PertanyaanTipe Ask 1 Ask 2 Ask 3 Ask 4 Ask 5 Jawab Skor Jawab Skor Jawab Skor Jawab Skor Jawab Skor

27 P_M a 4 a 2 a 4 c 0 b 1

28 P_W c 0 c 0 c 0 c 0 b 1

29 W_O b 2 c 0 b 2 a 2 d 2

30 W_I a 4 a 2 a 4 c 0 f 2

31 W_D b 2 c 0 c 0 a 2 g 4

Keterangan:

A = nilai 17 - 20 (Absolutely Necessary) B = nilai 13 - 16 (Especially Important) C = nilai 9 - 12 (Important)

(57)

dilanjutkan pada tahapan Waste Relationship Matrix (WRM) dengan cara mengubah output Seven Waste Relationship menjadikannya sebagai input kedalam Waste Relationship Matrix. Berdasarkan hasil perhitungan keterkaitan antar Waste, selanjutnya dapat dibuat Waste Relationship Matrix (WRM) sebagai berikut :

Gambar 4. 3 Waste Relationship Matrix

Contoh mengubah output Seven Waste Relationship menjadi input ke dalam Waste Relationship Matrix sebagai berikut:

Untuk tipe pertanyaan O_I mempunyai tingkat keterkaitan A. Cara membacanya adalah From Overproduction (O) To Inventory (I) dengan tingkat keterkaitan A maka akan dihasilkan matriks seperti dibawah ini:

F/T O I D M T P W

O A A

I A

D A

M A

T A

P A

W A

Gambar 4. 4 Contoh Pengerjaan

(58)

I 4 10 6 6 2 0 0 28 11.76

D 4 8 10 6 4 0 4 36 15.13

M 0 4 8 10 0 10 4 36 15.13

T 2 8 4 8 10 0 2 34 14.29

P 4 2 2 8 0 10 2 28 11.76

W 6 8 6 0 0 0 10 30 12.61

Skors 30 50 42 44 24 20 28 238 100.00

% 12.61 21.01 17.65 18.49 10.08 8.40 11.76 100.00 Based on A:10, E:8, I:6, O:4, U:2, and X:0[ CITATION Uta16 \l 1033 ]

Pada Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai from overproduction memiliki persentase yang tertinggi yaitu sebesar 19.33%. Hal ini mengartikan bahwa overproduction memiliki pengaruh yang cukup besar untuk menyebabkan terjadinya waste yang lain. Sedangkan nilai to inventory memiliki persentase yang tertinggi yaitu sebesar 21.01% Hal tersebut mengindikasikan bahwa waste inventory paling banyak diakibatkan oleh waste yang lain.

Adapun cara perhitungan skors dan presentase adalah sebagai berikut:

1) Skors didapatkan dengan cara menjumlahkan seluruh nilai pada masing-masing waste. Sebagai contoh pada perhitungan skors waste from O

O = 10+4+4+0+2+4+6=30

2) Presentase didapatkan dengan cara membagi nilai skors suatu waste dengan jumlah seluruh skors. Sebagai contoh nilai presentase untuk waste from O

O = 30/238 = 12.61

4.5.3. Waste Assessment Quetionnaire

Gambar

Gambar 2. 1 Produk PT Pupuk Kujang
Gambar 3. 1Tata Letak PT Pupuk Kujang
Gambar 3. 2 Struktur Organisasi PT Pupuk Kujang
Gambar 3. 3 Harga Pupuk Urea
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data di atas dapat disusun diagram Pareto jenis cacat produk marinasi A sebelum proses pengemasan yang ditunjukkan pada Gambar 5 dengan menggunakan aturan

Dari diagram pareto yang telah dibuat, akan diambil jenis cacat dengan presentase terbesar untuk dilakukan analisa dan penelusuran akar penyebab masalah yang menyebabkan

Dari diagram diatas didapatkan hasil bahwa penyebab yang berpotensi menyebabkan terjadinya melet (asimetri) pada proses produksi adalah dari sektor machines, methods,

Berdasarkan diagram pareto dapat diambil kesimpulan faktor utama penyebab terjadinya cacat ialah Dust/Dirt yaitu sebesar 24.59% kecacatan inilah yang memberikan

Diagram pareto adalah metode standar dalam bidang pengendalian mutu untuk mendapatkan hasil maksimal, atau berarti memilih masalah-masalah utama sebagai perangkat

Namun berdasarkan hasil penelitian menggunakan hukum pareto 80/20 dimana setiap pertanyaan dalam kuesioner di frekuensikan satu per satu maka diketahui bahwa pengetahuan pegawai

20 Berikut ini adalah gambar name plate yang terdapat pada motor induksi 3 phase : Gambar 3.3 Name plate motor 3 phase 3.1.1 Prinsip kerja motor induksi 3 phasa Penamaan

Rekomendasi usulan perbaikan yang diberikan berdasarkan nilai RPN tertinggi untuk masing-masing waste adalah rank 1 untuk waste defect hangus RPN= 336 dari potensi penyebab setting