• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Partisipasi Warga dalam Tata P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Membangun Partisipasi Warga dalam Tata P"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Model Pengembangan Partisipasi Warga dalam Tata

Pemerintahan Kota Bandung

Kamalia Purbani

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kota Bandung

Pada bulan Februari ini rangkaian proses perencanaan pembangunan untuk Tahun 2018 di semua Kabupaten Kota se Indonesia sudah dimulai. Untuk Kota Bandung ada yang berbeda dengan diterapkannya aplikasi baru e Musrenbang yang merupakan penyempurnaan dari aplikasi sebelumnya yang telah dilaksanakan sejak tahun 2010 (Peraturan Walikota Bandung Nomor : 121 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Serta Pedoman Dan Tata Cara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah).

Dalam Perwal sebagaimana disebutkan sebelumnya, sistem pelaporan secara on line dimulai sejak Musrenbang Kecamatan sampai kepada tingkat Kota, sementara pelaporan hasil Musrenbang Kelurahan kepada Kecamatan masih dilakukan secara manual. Mulai tahun 2018 ini, pelaporan secara on line diawali sejak tahapan rembug warga (level RW) sebelum dilaksanakannya Musrenbang Tingkat Kelurahan. Aplikasi e Musrenbang yang baru ini merupakah hibah dari Ikatan Alumni ITB Jawa Barat sebagai partisipasi akademisi kepada proses pembangunan Kota Bandung.

Peran masyarakat menjadi kunci terpenting dalam mengembangkan demokrasi dan tata kelola pemertintahan yang baik (good governance). Partisipasi aktif, kebebasan dan keterbukaan berpendapat, serta akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan adalah sarana utama bagi suatu negara dan masyarakat agar mereka dapat bahu membahu membangun demokrasi dan tata kelola pemertintahan yang baik. Kemampuan masyarakat atau organisasi masyarakat untuk mengakses informasi, berpartisipasi aktif proses perencanaan dan implementasi pembangunan, serta berperan dalam menjaga akuntabilitas proses pemerintahan adalah sebuah faktor fundamental bagidemokrasi. Partisipasi, tranparansi dan akuntabilitas pemerintahan penting untuk; (1) Menjamin bahwa warga bisa berperan, berkontribusi dan memperoleh layanan pembangunan yang baik; (2) Membangun checks-and-balance. JanjiPemerintah Kota dan DPRD dapat dikontrol melalui saluran-saluran organisasi masyarakat yang mewakili aspirasi konstituennya.

Partisipasi masyarakat yang efektif dipercaya akan memberikan efek positif terhadap individu warga seperti diperolehnya pengetahuan baru, terjadinya perubahan sikap dan kesepahaman, terbangunnya kepemimpinan dan rasa percaya diri. Selain efek yang bersifat individual tersebut, partisipasi juga dapat meningkatkan kualitas dari kebijakan yang dihasilkan, yaitu menjadi lebih mencerminkan kebutuhan masyarakat, lebih diterima dan dengan demikian lebih mudah diterapkan.

Memfasilitasi pembentukan forum partisipasi merupakan salah satu strategi yang perlu diakukan oleh Pemerintah Kota Bandung dan juga komponen masyarakat dalam rangka memberdayakan masyarakat. Kehadiran sebuah forum dipercaya dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk mengorganisir dan mengkonsolidasikan kekuatan berbagai organ masyarakat untuk secara bersama memperjuangkan suatu tujuan dan memecahkan masalah.

(2)

pemerintah dan warga masyarakat, namun efektifitas forum-forum tersebut sangat ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya adalah:

1. Representasi keanggotaan Forum: forum menjadi lebih efektif jika memiliki keanggotaan yang mewakili stakeholder luas baik dari sektor masyarakat warga, legislatif maupun eksekutif. Forum yang didalamnya melibatkan eksekutif dan legislatif mempunyai pengaruh lebih kuat ketimbang yang hanya terdiri masyarakat warga, dikarenakan keterlibatan pihak eksekutif dan legislatif dalam forum akan mempermudah upaya mempengaruhi kebijakan publik secara langsung.

2. Relasi Forum dengan lembaga lainnya: relasi forum dengan lembaga formal seperti donor akan mempengaruhi efektivitas forum baik dari sisi pendanaan maupun kemampuan untuk mempengaruhi. Namun studi ini mengingatkan bahwa upaya menciptakan hubungan dengan lembaga donor, eksekutif dan legislatif bukan tanpa resiko. Tidak sedikit forum yang pada akhirnya sekedar menjalankan kepentingan pihak- pihak lain yang memiliki interest yang berbeda dengan ketika forum pada mulanya dibentuk.

3. Lokasi Forum: ibukota kota kabupaten/kota dianggap pilihan tepat untuk menjadi pusat kerja sebuah forum karena kedekatannya dengan pusat pemerintahan dan kemudahan akses terhadap informasi.

Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cukup pesat, faktor lokasi forum menjadi tidak lagi signifikan karena di era forum digital, komunikasi bisa diakses dari mana saja. Walaupun demikian pada saat partisipasi akan menuju pada tahapan yang paling tinggi yaitu kemitraan atau kolaborasi, pertemuan tatap muka tetap menjadi penting karena dalam proses kolaboratif yang efektif, dialog tatap muka menjadi kekuatan utama untuk membangun kepercayaan dan pengembangan komitmen (Anshell dan Gash, 2008). Penggunaan aplikasi dalam penyampaian aspirasi warga dikhawatirkan oleh sebagian penggerak pemberdayaan masyarakat akan mereduksi esensi dari perencanaan partisipatif itu sendiri yang pada akhirnya mengurangi kolaborasi dan komunikasi tatap muka antar masyarakat

Faktor Sukses untuk mendorong partisipasi warga

Beberapa daerah di Indonesia saat ini menjadi lebih dikenal dari daerah lainnya karena kemampuannya melakukan perombakan dalam tata pemerintahannya. Diskusi tentang proses yang berlangsung di daerah-daerah tersebut bermuara pada kesimpulan bahwa daerah ini telah sukses menjalankan perubahan berkat adanya individu pimpinan daerah yang visioner, yang memiliki keberanian untuk mengambil resiko, memiliki inisiatif, dan memiliki fokus atau tujuan yang jelas dalam masa kepemimpinannya..

Sue Goss (2001) dalam bukunya yang berjudul Making Local Governance Work melihat perubahan sejati yang bersifat sistemik dalam tata pemerintahan merupakan hasil dari satu kesatuan gerak yang melibatkan warga dan tokoh-tokoh didalamnya, para pengusaha, politisi, maupun pegawai di jajaran birokrasi.

Perubahan dan pembelajaran harus terjadi di semua konteks: baik di dalam struktur politik, pemerintahan, maupun di dalam komunitas lokal. Peran penting kepemimpinan di daerah adalah bagaimana membuat gerakan perubahan ini menjadi konsisten dan berkelanjutan.

(3)

Upaya pengembangan partisipasi di Kota Bandung diuraikan dibahas dari aspek Kerangka Hukum dan peraturan yang menunjang, Forum-forum dan saluran partisipasi serta Alokasi Anggaran Kelurahan.

1. Kerangka Hukum dan Peraturan yang menunjang partisipasi

Pemerintah Kota Bandung telah memiliki peraturan daerah dan peraturan Walikota yang mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat diantaranya adalah:

1) Perda 05 tahun 2009 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan serta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah

2) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2013 Tentang Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan

3) Peraturan Walikota Bandung Nomor : 121 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Serta Pedoman Dan Tata Cara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah

4) Peraturan Walikota Bandung Nomor: 1265 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengelolaan Layanan Aspirasi Dan Pengaduan Online Rakyat Di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung

2. Forum dan Prakarsa Saluran Partisipasi

Selain forum Musrenbang untuk Perencanaan Pembangunan, Pemerintah Kota membentuk berbagai Tim yang didasarkan atas keahlian warga yang berfungsi memberikan pertimbangan kebijakan seperti Tim Pertimbangan Kebijakan Publik, Tim Pertimbangan Hukum, Dewan Smart City, Tim Ekonomi Kreatif, Tim Ahli Bangunan Gedung, Komite Perencana Kota, Tim Cagar Budaya. Pembentukan Tim tersebut untuk mendorong keterlibatan stakeholder Kota Bandung dalam proses pengambilan kebijakan pemerintah. Tim-tim yang dibentuk melalui SK Walikota tersebut, bertemu secara rutin untuk membahas kasus tertentu dan tugasnya adalah memberikan rekomendasi kepada Walikota Bandung untuk pengambilan keputusan.

Pemerintah Kota Bandung telah pula mengembangkan berbagai inisiatif yang juga dapat berfungsi sebagai saluran partisipasi masyarakat dan membangun transparansi antara lain adalah:

1). Komunikasi dan interaksi langsung antara Walikota dengan masyarakat melalui media sosial

2). Diwajibkannya seluruh pimpinan perangkat daerah sampai level kelurahan memiliki akun twitter sebagai upaya membangun komunikasi dengan warganya. Menurut Walikota Bandung, terdapat 3 fungsi akun medsos tersebut: (a) Merespon pertanyaan dan keluhan warga (b) Mengedukasi warga berdasarkan regulasi daerah yang telah diterbitkan (c) Melaporkan aktifitas yang telah dilakukan

(4)

4). Menjadi salah satu kota percontohan penerapan OGI (Open Government Indonesia). Kesediaan Bandung menjadi kota percontohan merupakan salah satu bentuk konkrit keseriusan pemerintah kota dalam melakukan reformasi sektor publik secara menyeluruh, utamanya di dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya,

5). Mengagendakan Forum mingguan “Bandung Menjawab”. Forum ini merupakan salah satu sarana untuk menciptakan Bandung ramah media. Forum ini dapat memberikan informasi yang jelas dan langsung disampaikan oleh narasumber dari perangkat daerah terkait, sehingga informasi langsung tersampaikan kepada media.

6). Menyelanggarakan Kompetisi “Andai aku menjadi Walikota”. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring ide dan gagasan masyarakat yang diselenggarakan secara online dalam situs iuran.id. Para finalis memberikan ide dan diseleksi oleh tim dan para ahli yang berasal dari warga dengan berbagai keahlian. Enam belas ide membangun Kota Bandung telah terpilih dipresentasikan dan beberapa gagasan sudah masuk dalam rencana kegiatan tahun 2017.

3. Alokasi Dana Kelurahan

Sejak tahun 2015, Pemerintah Kota Bandung melaksanakan Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan (PIPPK) yang diatur Peraturan Wali Kota Bandung No 281/2015. Program ini dirancang melibatkan langsung partisipasi masyarakat melalui lembaga kemasyarakatan Rukun Warga (RW), Karang Taruna, Tim Penggerak PKK, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM).

Masing-masing LKK dapat mengusulkan kegiatan prioritas sesuai dengan ruang lingkup garapan masing-masing dengan alokasi anggaran maksimum 100 juta.

Tantangan Partisipasi warga dalam Proses Perencanaan dan Implementasi Pembangunan

Walaupun partisipasi sudah merupakan terminologi yang sangat dikenal baik di lingkungan eksekutif maupun legislatif, namun sesungguhnya banyak yang belum memahami tentang pentingnya partisipasi, bagaimana cara melakukan partisipasi yang baik, dan bersedia menjadi pendorong partisipasi. Masih ditemukan suatu forum partisipasi diselenggarakan hanya sebagai formalitas persyaratan sebuah kegiatan. Adakalanya prakarsa untuk mendorong partisipasi warga lebih merupakan prakarsa personal, sehingga pada saat terjadi pergantian posisi, upaya ini tidak berkelanjutan.

Kebijakan dan peraturan yang mengatur proses partisipasi dalam tata pemerintahan daerah adakalanya tidak cukup mengikat dan tidak memberikan insentif yang cukup berarti untuk diterapkan secara serius dan berkelanjutan. Dalam beberapa kasus peraturan tersebut tidak disusun melalui proses yang partisipatif, dan kurang tersosialisasi dengan baik.

(5)

Bagaimanpun tantangan-tantangan tersebut perlu disikapi dan direspon dengan melakukan upaya evaluasi dan perbaikan sistem secara terus menerus oleh Pemerintah Kota Bandung dalam mendorong partisipasi warga dalam pembangunan Kota.

Upaya untuk menjawab tantangan, Pemerintah Kota didorong untuk melakukan (1) Pemantauan law enforcement penerapan Perda yang mengatur Partisipasi dan Transparansi (2) Pengembangan Strategi Peningkatan Spirit Partisipasi (3) Peningkatan pemahaman dan keterampilan pemerintah kota untuk melaksanakan partisipasi yang efektif (4) Bersama-sama dengan DPRD mempromosikan keterlibatan stakeholder secara inklusif (5) Peningkatan kompetensi forum-forum warga dan forum multi stakehoder lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Strata-1 pada Fakultas Ekonomi Manajemen, Program Studi Manajemen Sumber Daya

• Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon adalah suami istri yang telah menikah sekitar bulan Desember 2006 di Kabupaten Lombok Barat karena saksi turut

Berdasarkan definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian kinerja karyawan merupakan suatu proses penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan dengan

Dana tersebut juga akan digunakan untuk membeli satu mesin baru untuk menambah kapasitas produksi perseroan untuk pabrik yang berada di Sidoarjo, Jawa Timur, sehingga

Namun dia menambahkan, dengan mengetahui risiko bersama yang akan dihadapi serta mengeluarkan kebijakan untuk menangkal risiko tersebut, dapat meningkatkan kepercayaan

Klastik Shoes dapat menetapkan central warehouse price dengan kenaikan selisih harga kedua produk maksimal sebesar 6% dan penurunan maksimal sebesar 1% dari solusi

Di hari bersyukur ini, kami menghimbau seluruh unsur jemaat untuk berkomitmen mewujudkan panggilan dan pengutusan dalam membina para teruna GPIB agar menjadi pribadi

Pencegahan preventif yang dilakukan oleh Kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana pelaku penyebaran Berita Hoax adalah dengan cara membentuk Satuan Tugas