• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL LIPID DAN INDEKS ATEROGENIK TIKUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROFIL LIPID DAN INDEKS ATEROGENIK TIKUS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

.

PROFIL LIPID DAN INDEKS ATEROGENIK TIKUS PUTIH (

Rattus norvegicus

Berkenhout, 1769) HIPERLIPIDEMIA DENGAN ASUPAN PELET NASI DAN BEKATUL

BERAS HITAM (

Oryza sativa

L.) “CEMPO IRENG”

Noor Nailis Sa’adah

1

, Rarastoeti Pratiwi

2

*

1

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember, Surabaya, Indonesia.

2

Jurusan Biologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia.

*Corresponding author : Telp. (0274) 902350, 580839, Fax. (0274) 580589,

Email: rarastp@yahoo.com*

___________________________________________________________________________________________________

ABSTRACT

Diet with high lipids cause hyperlipidemia. Hyperlipidemia stimulate leukocytes to produce ROS (Reactive Oxygen Species) thereby increasing LDL oxidation. Macrophages phagocyt oxidized-LDL and form plaque. Black rice has high fiber and anthocyanin, which act as antioxidants and can improve the hyperlipidemia condition. This study was aimed to determine lipid profile and atherogenic index of hyperlipidemic Wistar rats (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) which consumed rice and bran of black rice (Oryza sativa L.) “Cempo Ireng”. The research was done with pre and post test randomized control group design. Rats were given a mixture of lard and duck egg yolk (1:1), and pure cholesterol (2% of total volume) orally as much as 1% of body weight (BW) for 30 days. After hyperlipidemia achieved, rats were divided into 4 group: normal rats, hyperlipidemic rats, hyperlipidemic rats were fed a diet of 30% black rice pellet, and hyperlipidemic rats were fed a diet of 10% black rice bran pellet. Blood samples were collected when rats in hyperlipidemia conditions and after treatment with black rice for 30 days. The data of total cholesterol, HDL-Cholesterol level, and atherogenic index were analyzed using ANOVA followed by Tukey test at 5% significance level. The result showed that feeding pellet of rice and bran of black rice "Cempo Ireng" in hyperlipidemic rats decreased the total cholesterol levels and increased of HDL-cholesterol levels significantly (p<0.05), so atherogenic index decreased significantly too. Decreasing atherogenic index of hyperlipidemic rats which consumed the black rice bran pellets is higher than rats which consumed the black rice "Cempo Ireng" pellets. Total cholesterol levels were positively correlated with the atherogenic index, whereas HDL-cholesterol levels were negatively correlated with the atherogenic index.

Keywords: Atherogenic index; Black rice “Cempo Ireng”; Hyperlipidemia; Lipid profile

PENDAHULUAN

Pola makan yang mengkonsumsi lipid dalam jumlah tinggi secara terus menerus dapat menyebabkan hiperlipidemia. Hiperlipidemia ditandai dengan adanya peningkatan kolesterol total, trigliserida, Low Density Lipoprotein-Cholesterol (LDL-C), serta penurunan High Density Lipoprotein-Cholesterol (HDL-C). Hiperlipidemia dapat meningkatkan terjadinya aterosklerosis, yang merupakan salah satu faktor pemicu sebagian besar penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, jantung koroner (Kumar et al., 2010) maupun stroke (Kreisberg and Reusch, 2005).

(2)

.

Pengobatan utama untuk hiperlipidemia adalah diet dan modifikasi gaya hidup, diikuti terapi obat apabila diperlukan. Beras hitam merupakan sumber makanan yang baik, mengandung serat larut 3,1 g/100 g dan serat tidak larut sebesar 6,6 g/100 g (Zawistowski et al., 2009). Beras hitam ditandai dengan adanya kandungan antosianin yang tinggi (43,2%) pada lapisan aleuron biji padi (beras), yang didominasi oleh senyawa sianidin-3-glukosida dan preonidin-3-sianidin-3-glukosida (Xia et al., 2006). Antosianin berpotensi sebagai antioksidan dan anti-inflamasi. Antioksidan mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan ROS, menghambat terjadinya penyakit degeneratif, serta mampu melindungi oksidasi lipid.

Penelitian Anggraeni (2011) menyatakan bahwa padi Cempo Ireng memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dari pada beras putih IR-64. Menurut Ling et al., (2001), konsumsi beras merah atau hitam dapat mengurangi atau menghambat pembentukan plak aterosklerosis yang disebabkan oleh diet kolesterol. Penelitian lain menunjukkan bahwa pemberian asupan pakan yang mengandung 30% nasi hitam dari padi kultivar Cempo Ireng pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar hiperlipidemia dapat menurunkan kandungan total kolesterol, trigliserida dan lipoprotein terutama LDL serta meningkatkan kadar HDL (P < 0,05) (Pratiwi et al., 2012).

Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh asupan pelet nasi dan bekatul beras hitam sebagai agen anti-hiperlipidemik. Parameter utama yang diukur sebagai penentu aktivitas anti-hiperlipidemik antara lain kadar kolesterol total, HDL-Kolesterol dan indeks aterogenik serum darah tikus putih hiperlipidemia. Dengan hasil penelitian tersebut, beras hitam “Cempo Ireng” diharapkan mampu menjadi produk pangan fungsional, yang jika dikosumsi dapat berdampak baik terhadap kesehatan dan mengurangi risiko penyakit.

METODE PENELITIAN A. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras dan bekatul beras hitam “Cempo Ireng” yang diambil dari petani desa Sayegan, Sleman, DIY; tikus (R. norvegicus Berkenhout, 1769) galur Wistar jantan berumur ± 2 bulan dengan berat antara 150-200 g dari UPHP LPPT Unit IV UGM; pakan tikus; minyak babi, kolesterol murni, dan kuning telur itik; reagen kit dari DiaSys® untuk mengukur kadar kolesterol total dan

HDL.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 macam perlakuan, setiap perlakuan dilakukan 6 ulangan individu tikus putih.

C. Prosedur Kerja 1. Persiapan Hewan Uji

Tikus putih (R. norvegicus) diaklimasi selama 1 minggu dengan diberi pakan dan minum ad libitum. Setelah 1 minggu, tikus ditimbang untuk mengetahui berat badan masing-masing individu dan selanjutnya tikus tersebut dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 6 ulangan individu.

Kelompok I : Kontrol normal tanpa perlakuan hiperlipidemia Kelompok II : Kontrol hiperlipidemia

Kelompok III : Hiperlipidemia dan diberi asupan pelet nasi hitam dari padi “Cempo Ireng”.

(3)

. 2. Perlakuan Hiperlipidemia

Tikus putih (R. norvegicus) dibuat dalam kondisi hiperlipidemia sesuai metode yang dilakukan oleh Khan et al. (2010) dengan sedikit modifikasi, yaitu dengan cara memberikan campuran minyak babi dan kuning telur itik (perbandingan 1:1) serta ditambah kolesterol murni (2%) secara oral setiap hari selama 30 hari. Volume campuran lipid yang diberikan ke tikus adalah 1% dari berat badan (BB) tikus. Berat badan tikus ditimbang setiap 7 hari sekali. Perlakuan hiperlipidemia diberikan pada 3 kelompok, kecuali kelompok kontrol normal hanya diberi diet basal. Minum diberikan ad libitum.

3. Perlakuan dengan Beras Hitam “Cempo Ireng”

Setelah kondisi hiperlipidemia tercapai, tikus hiperlipidemia diperlakukan dengan pemberian asupan pelet nasi hitam “Cempo Ireng” 30 g/100 g pakan dasar (Ma et al., 1999) dan asupan pelet bekatul beras hitam 10 g/100 g pakan dasar selama 30 hari. Selama perlakuan dengan beras hitam “Cempo Ireng”, perlakuan hiperlipidemia tetap diberikan. Tikus kontrol hiperlipidemia hanya diberi diet pakan basal selama 30 hari. Berat badan tikus ditimbang setiap 7 hari sekali.

4. Analisis Profil Lipid Serum Darah

a. Pengambilan Serum Darah

Darah tikus putih diambil sebelum dan setelah pemberian perlakuan pelet nasi hitam dan pelet bekatul beras hitam “Cempo Ireng”. Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 1 ml dengan kapiler mikrohematokrit. Serum darah dipisahkan dari sel darah dengan sentrifugasi 3000 rpm selama 10 menit. Serum dikoleksi dalam microtube (Pratiwi et al., 2013).

b. Pengukuran Kadar Kolesterol Total

Pengukuran kadar kolesterol total serum darah dilakukan dengan metode kolorimetrik enzimatis CHOD-PAP dengan cara kerja mengikuti prosedur dari kit DiaSys® (Diagnostic System International)

cat no. 10 135 021. Sampel serum sebanyak 10 l ditambah 1000 l reagen kemudian dicampur dan diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25 °C atau 5 menit pada suhu 37 °C. Setelah terjadi reaksi warna antara sampel serum darah dan reagen dari kit dilanjutkan pengukuran absorbansi pada panjang gelombang (λ) 500 nm. Kadar kolesterol total dihitung menggunakan rumus:

=

Keterangan :

C = Kadar kolesterol total (mg/dl) A = Absorbansi

C St = Kadar kolesterol standar (200 mg/dl)

Kadar dari masing-masing parameter tersebut dalam unit mg/dl. c. Pengukuran Kadar HDL

Pengukuran kadar HDL serum darah dilakukan dengan metode presipitasi LDL, VLDL dan kilomikron dengan cara kerja mengikuti prosedur dari kit DiaSys® (Diagnostic System International) cat

(4)

.

dipisahkan dari presipitan dan konsentrasi kolesterol diukur menggunakan reagen kolesterol FS dari DiaSys®. Supernatan sebanyak 100 µl ditambah 1000 l reagen kolesterol, kemudian dicampur dan

diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25 °C atau 5 menit pada suhu 37 °C. Selanjutnya absorbansi dibaca pada panjang gelombang (λ) 500 nm. Kadar HDL-kolesterol dihitung menggunakan rumus:

− =

d. Perhitungan Indeks Aterogenik

Indeks aterogenik dihitung menggunakan rumus:

=( − )

(Yokozawa et al., 2006)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kadar Kolesterol Total Serum Darah Tikus Putih Hiperlipidemia setelah Pemberian Asupan pelet nasi dan bekatul beras hitam “Cempo Ireng”

Diet yang diberikan dalam penelitian ini adalah campuran kuning telur itik dan minyak babi (1:1), serta kolesterol murni (2% dari total campuran). Telur itik dan minyak babi merupakan contoh makanan hewani yang banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Telur itik merupakan sumber kolesterol yang tinggi karena setiap 100 g kuning telur itik mengandung 1000 mg kolesterol (Sutama, 2008). Disamping itu, kuning telur itik memiliki komposisi kandungan 31,85% asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid), 52,49% asam lemak tak jenuh tunggal (Monounsaturated Fatty Acid atau MUFA), dan 15,66% asam lemak tak jenuh ganda (Polyunsaturated Fatty Acid atau PUFA) (Polat et al., 2013). Minyak babi memiliki komposisi asam lemak jenuh (miristat 1%, palmitat 25%, dan stearat 15%) dan asam lemak tak jenuh (oleat 50%, linoleat 6%, dan sisanya 3%) (McMurry, 2000). Diet lemak jenuh dapat meningkatkan konsentrasi kolesterol darah sebesar 15 - 25%. Hal ini disebabkan peningkatan penimbunan lemak, yang menimbulkan peningkatan jumlah asetil-KoA dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol (Guyton, 1994).

Data penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi lipid yang diberikan mempengaruhi kadar kolesterol total serum darah. Tikus yang diberi diet tinggi lipid ditandai dengan tingginya kadar kolesterol total serum. Setelah pemberian diet tinggi lipid selama 30 hari, kadar kolesterol total tikus hiperlipidemia meningkat sangat signifikan (p<0,01) dibandingkan tikus kontrol, yaitu berkisar antara 240,56 – 245,63 mg/dL.

Kondisi hiperlipidemia ditandai dengan kadar kolesterol total ≥ 200 mg/dL darah. Pemberian diet tinggi lipid pada tikus putih selama 30 hari menyebabkan kadar kolesterol total meningkat melebihi 200 mg/dL sehingga dapat dikatakan bahwa tikus putih telah berada dalam kondisi hiperlipidemia. Hiperlipidemia ini dapat meningkatkan terjadinya aterosklerosis, salah satu faktor pemicu sebagian besar penyakit kardiovaskular sehingga dilakukan usaha untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler melalui regulasi kolesterol, salah satunya menggunakan beras hitam.

Tabel 1 menunjukkan efek pemberian asupan pelet nasi dan bekatul beras hitam “Cempo Ireng” terhadap kadar kolesterol total serum tikus putih hiperlipidemia. Hasil uji Paired-Samples T test

(5)

.

putih hiperlipidemia yang diberi asupan pelet bekatul beras hitam juga memiliki kadar kolesterol total serum yang menurun sangat signifikan (p<0,01) dari 245,63 mg/dL menjadi 129,99 mg/dL. Kadar kolesterol total tikus kontrol setalah hari ke-60 mengalami kenaikan yang sangat signifikan (p<0,01), meskipun masih tetap dalam rentang normal, yaitu dari 93,54 mg/dL menjadi 110,44 mg/dL, sedangkan kelompok kontrol hiperlipidemia setelah pemberian diet tinggi lipid selama 60 hari mengalami penurunan kadar kolesterol total secara signifikan (p<0,05), dari 242,97 mg/dL menjadi 228,92 mg/dL.

Tabel 1. Rerata kadar kolesterol tikus putih hiperlipidemia dan setelah pemberian asupan pelet nasi dan bekatul beras hitam “Cempo Ireng”

Kelompok Kadar Kolesterol Hiperlipidemia

(mg/dL) Kadar Kolesterol Setelah Perlakuan (mg/dL)

I 93,54 ± 5,23 110,44 ± 6,56

II 242,97 ± 8,18** 228,92 ± 4,87**

III 240,56 ± 8,49** 147,66 ± 7,14 **++

IV 245,63 ± 7,53** 129,99 ± 11,15**++

** sangat signifikan (p<0,01) dibandingkan kontrol, ++ sangat signifikan (p<0,01) dibandingkan kelompok II

(kontrol hiperlipidemia). Jumlah ulangan individu (n) = 6 ekor. Kelompok I : Kontrol normal tanpa perlakuan hiperlipidemia Kelompok II : Kontrol hiperlipidemia

Kelompok III : Hiperlipidemia dan diberi asupan pelet nasi hitam dari padi “Cempo Ireng”.

Kelompok IV : Hiperlipidemia dan diberi asupan pelet bekatul beras hitam dari padi “Cempo Ireng”.

Pemberian asupan pelet nasi dan bekatul beras hitam pada tikus putih hiperlipidemia menurunkan kadar kolesterol total serum secara sangat signifikan. Hal ini dikarenakan beras hitam merupakan sumber serat makanan yang baik, yaitu mengandung serat larut 3,1 g/100 g dan serat tidak larut sebesar 6,6 g/100 g (Zawistowski et al., 2009). Aksi hipokolesterolemik serat sebagian dimodulasi dengan rendahnya penyerapan asam empedu usus (Babio et al., 2010) karena kapasitas pengikatan ionik untuk asam sterol sehingga meningkatkan ekskresi asam empedu dalam feses, serta adanya gangguan sirkulasi asam empedu enterohepatik karena adanya penjeratan asam empedu intraluminal (Trautwein et al., 1999). Oleh karena itu, perlu dilakukan sintesis de novo asam empedu di dalam liver (Babio et al., 2010). Trautwein et al. (1999) menyatakan bahwa sifat fisikokimia serat larut mengakibatkan modifikasi penting dalam volume, massa dan viskositas dalam lumen usus, yang akan mengubah jalur metabolisme kolesterol hati dan lipoprotein, serta mengakibatkan penurunan LDL-kolesterol plasma (Babio et al., 2010). Serat larut mengubah metabolisme kolesterol hati sehingga dengan efektif dapat mengurangi kolesterol bebas hepatik,

triasilgliserol dan kolesterol bebas mikrosomal (Roy et al., 2002). Studi lain menunjukkan bahwa serat makanan meningkatkan aktivitas enzim kolesterol

(6)

.

kolesterol total serum darah juga dapat terjadi melalui mekanisme uptake kolesterol oleh HDL. HDL dalam darah dapat mengambil kelebihan kolesterol dalam jaringan dan mengangkutnya menuju hati.

B. Kadar HDL-Kolesterol Serum Darah Tikus Putih Hiperlipidemia setelah Pemberian Asupan pelet nasi dan bekatul beras hitam “Cempo Ireng”

Diet tinggi lipid yang diberikan juga mempengaruhi kadar Kolesterol dalam serum. Kadar HDL-Kolesterol kelompok tikus yang diberi diet tinggi lipid selama 30 hari menurun sangat signifikan (p<0,01) jika dibandingkan kelompok kontrol, yaitu dari 129,98 mg/dL menjadi sekitar 21,48 - 24,05 mg/dL. Hal ini membuktikan bahwa pemberian campuran kuning telur itik dan minyak babi (1:1), serta kolesterol murni (2% campuran total) dapat menurunkan kadar HDL-Kolesterol hewan uji. Kandungan tinggi asam lemak jenuh dan kolesterol dalam minyak babi dan kuning telur itik menyebabkan penurunan kadar HDL-Kolesterol.

Data dari empat studi (Framingham Heart Study, The Lipid Research Clinic Prevalence Mortality Follow-up Study, Lipid Research Clinic Primary Prevention Trial, and Multiple Risk Factor Intervention Trial) mengestimasikan bahwa risiko kardiovaskuler menurun 2% setiap kenaikan 1 mg/dL HDL-Kolesterol serum (Kapur et al., 2008). HDL-Kolesterol dapat memperlambat progresi aterosklerosis dengan mengangkut kelebihan kolesterol dari sel perifer ke hati untuk ekskresi dalam proses yang dikenal sebagai reverse cholesterol transport (RCT).

Sejak diketahui bahwa kadar rendah HDL-Kolesterol berperan langsung dalam proses aterogenik dan diakui sebagai pertanda kuat dari penyakit kardiovaskuler, intervensi terapi untuk meningkatkan kadar HDL-Kolesterol telah digalakkan (Yokozawa et al., 2006). Menurut Kapur et al. (2008), pendekatan untuk meningkatkan kadar HDL-Kolesterol bisa melalui modifikasi gaya hidup (lifestyle), termasuk pola makan yang mengandung banyak serat dan asam lemak tak jenuh.

Tabel 2. Rerata kadar HDL-Kolesterol tikus putih hiperlipidemia dan setelah pemberian asupan pelet nasi dan bekatul beras hitam “Cempo Ireng”

Kelompok Kadar HDL-Kolesterol

(mg/dL) Kadar HDL-Kolesterol (mg/dL)

I 129,98 ± 2,23 125,03 ± 5,20

II 22,15 ± 2,12** 49,47 ± 3,89**

III 24,05 ± 1,91** 62,46 ± 4,30**++ IV 21,48 ± 1,20** 78,71 ± 4,81**++

** sangat signifikan (p<0,01) dibandingkan kontrol, ++ sangat signifikan (p<0,01) dibandingkan kelompok II

(kontrol hiperlipidemia). Jumlah ulangan individu (n) = 6 ekor. Kelompok I : Kontrol normal tanpa perlakuan hiperlipidemia Kelompok II : Kontrol hiperlipidemia

Kelompok III : Hiperlipidemia dan diberi asupan pelet nasi hitam dari padi “Cempo Ireng”.

Kelompok IV : Hiperlipidemia dan diberi asupan pelet bekatul beras hitam dari padi “Cempo Ireng”.

(7)

.

mengalami kenaikan yang sangat signifikan (p<0,01), namun masih di bawah kelompok tikus putih hiperlipidemia yang diberi asupan pelet nasi dan bekatul beras hitam, yaitu dari 22,15 mg/dL menjadi 49,47 mg/dL, sedangkan kadar HDL-Kolesterol tikus kontrol setelah hari ke-60 tidak menunjukkan adanya perbedaan, yaitu dari 129,98 mg/dL menjadi 125,03 mg/dL.

Beras hitam terbukti dapat meningkatkan kadar HDL-Kolesterol secara sangat signifikan. Bekatul diketahui mengandung minyak yang cukup tinggi sekitar 10-23%. Minyak bekatul mengandung 20% asam lemak jenuh dan 80% asam lemak tak jenuh (Sukma et al., 2010). Asam lemak tak jenuh berfungsi meningkatkan kadar HDL-Kolesterol, yang pada akhirnya akan menyebabkan peningkatan metabolisme kolesterol dalam empedu untuk dapat dikeluarkan dari tubuh. Peningkatan HDL-Kolesterol juga dapat dikarenakan kandungan serat yang cukup tinggi dalam beras hitam. Serat dapat memodulasi penurunan kolesterol total dengan mekanisme uptake kolesterol oleh HDL (Juzwiak et al., 2005).

Disamping itu, beras hitam memiliki kandungan antosianin yang tinggi (43,2%) dan dapat berperan sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan dari antosianin dapat meningkatkan kadar HDL-Kolesterol. Hal ini didukung oleh penelitian Qin et al. (2009) yang menyatakan bahwa antosianin buah berry dapat meningkatkan kadar HDL-Kolesterol sebesar 13,7 % dan menurunkan kadar LDL-Kolesterol sebesar 13,6 % dibandingkan kelompok kontrol. Selain itu juga diperoleh hasil bahwa efflux kolesterol seluler ke serum meningkat sebesar 20% pada kelompok dengan pemberian antosianin dibandingkan kontrol, sedangkan kadar dan aktivitas CETP plasma menurun sebesar 10,4%.

C. Indeks Aterogenik Tikus Putih Hiperlipidemia setelah Pemberian Asupan pelet nasi dan bekatul beras hitam “Cempo Ireng”

Beberapa faktor seperti gaya hidup, diet tinggi lemak jenuh dan kolesterol, umur, dan hipertensi telah diketahui dapat menyebabkan gagal jantung. Beberapa studi mengindikasikan bahwa perlakuan diet atau terapi obat dapat meregulasi kadar kolesterol sehingga menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung koroner (Yokozawa et al., 2006). Diet nasi hitam yang ditandai dengan tinggi kandungan serat telah dikaitkan dengan penurunan penyakit koroner.

Penelitian ini menggunakan beras hitam untuk menurunkan kolesterol total, meningkatkan kadar HDL-Kolesterol dan terapi anti-aterogenik. Beras hitam ditandai dengan adanya kandungan antosianin yang tinggi (43,2%) pada lapisan aleuron biji padi (beras) (Xia et al., 2006). Antosianin telah diketahui berpotensi sebagai antioksidan dan anti-inflamasi (Xia et al., 2005).

(8)

.

Tabel 3. Rerata Indeks Aterogenik tikus putih hiperlipidemia dan setelah pemberian asupan pelet nasi dan bekatul beras hitam “Cempo Ireng”

Kelompok Indeks Aterogenik Hiperlipidemia Indeks Aterogenik Setelah Perlakuan

I -0,28 ± 0,05 -0,12 ± 0,02++

II 10,05 ± 1,09** 3,65 ± 0,33**

III 9,06 ± 0,93** 1,37 ± 0,12**++

IV 10,47 ± 0,87** 0,65 ± 0,14++

** sangat signifikan (p<0,01) dibandingkan kontrol, ++ sangat signifikan (p<0,01) dibandingkan kelompok II (kontrol hiperlipidemia). Jumlah ulangan individu (n) = 6 ekor.

Kelompok I : Kontrol normal tanpa perlakuan hiperlipidemia Kelompok II : Kontrol hiperlipidemia

Kelompok III : Hiperlipidemia dan diberi asupan pelet nasi hitam dari padi “Cempo Ireng”.

Kelompok IV : Hiperlipidemia dan diberi asupan pelet bekatul beras hitam dari padi “Cempo Ireng”.

Nilai indeks aterogenik dipengaruhi oleh besarnya kadar Kolesterol. Semakin tinggi kadar HDL-Kolesterol, semakin rendah nilai indeks aterogenik sehingga resiko aterosklerosis akan semakin kecil (Herpandi et al., 2006). Tabel 2 menunjukkan bahwa kadar HDL-Kolesterol pada tikus yang diberi diet tinggi lipid selama 30 hari sangat rendah dan hal ini menyebabkan indeks aterogenik tikus tersebut tinggi (9,06-10,47). Setelah tikus putih hiperlipidemia diberi asupan pelet nasi dan bekatul beras hitam, kadar HDL-Kolesterol kelompok tersebut meningkat sangat signifikan (p<0,01) sehingga indeks aterogeniknya juga menurun sangat signifikan menjadi 1,37 dan 0,65. Penelitian Yokozawa et al. (2006) menyebutkan bahwa indeks aterogenik pada tikus normal adalah 1,6 dan pada tikus yang diberikan diet tinggi kolesterol meningkat sangat signifikan menjadi 19,4.

Indeks aterogenik mengindikasikan besarnya potensi terjadinya aterosklerosis (Prangdimurti et al.,

2007). Semakin tinggi indeks aterogenik, maka potensi terjadinya aterosklerosis dan prevalensi penyakit kardiovaskular juga semakin tinggi. Indeks aterogenik akan tinggi apabila kadar kolesterol total serum tinggi dan HDL-Kolesterol rendah, sedangkan apabila kadar kolesterol total serum rendah dan HDL-Kolesterol tinggi maka indeks aterogeniknya rendah.

KESIMPULAN

Pemberian asupan pelet nasi dan bekatul beras hitam “Cempo Ireng” pada tikus hiperlipidemia dapat menurunkan kadar kolesterol total dan meningkatkan kadar HDL-Kolesterol secara signifikan (p<0,05) sehingga indeks aterogenik juga menurun secara signifikan. Kadar kolesterol total memiliki korelasi positif dengan indeks aterogenik, sedangkan HDL-Kolesterol berkorelasi negatif dengan indeks aterogenik.

UCAPAN TERIMAKASIH

(9)

. DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni L.N. 2011. Aktivitas Antioksidan Tiga Varietas Padi (Oryza sativa L.) var. Cempo Ireng, var. Cempo Abang, dan var IR-64. Laporan Seminar Program Sarjana Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada. Anonim. 2008. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

Babio, N., R. Balanza, J. Basulto, M. Bulló and J. Salas-Salvadó. 2010. Dietary Fibre: Influence on Body Weight, Glycemic Control and Plasma Cholesterol Profile. Nutricion Hospitalaria. Vol.25 No. 3 pp: 327-340. Guyton, A.C. and J.E. Hall. 2006. Text Book of Medical Physiology. 11th Edition. Philadelphia: Elsevier Inc.

Herpandi, M. Astawan, T. Wresdiyati dan N.S. Palupi. 2006. Perubahan Profil Lipida, Kolesterol Digesta dan Asam Propionat pada Tikus dengan Diet Tepung Rumput Laut. Jurnal Teknol dan Industri Pangan.Vol. XVII No. 3. Hal: 227-232.

Juzwiak, S., J. Wojcicki, K. Mokrzycki, M. Marchlewicz, M. Bialecka, L. Rozewicka, B. Szklarz and M. Drozdzik. 2005. Effect of Quercetin on Experimental Hyperlipidemia and Atherosclerosis in Rabbit. Pharmalogical Report Vol. 57 No. 5 pp: 604-609.

Kapur, N.K., D. Ashen, and R.S. Blumenthal. 2008. High Density Lipoprotein Cholesterol: an Evolving Target of Therapy in The Management of Cardiovascular Disease. Vascular Health and Risk Management Vol. 4 No. 1 pp: 39–57.

Khan H.N., H. Farooqi, S. Ali and J.S. Khan. 2010. Serum Lipid Profile and Retinol in Rats Fed Micronutrient Rich Edible Vegetable Oil Blend. Bioscience. Vol. 2 No. 3 pp:109-115.

Kreisberg R.A. and J.E.B. Reusch. 2005. Hyperlipidemia (High Blood Fat). The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism Vol. 90 No. 3.

Kumar, K., R. Reddy, N. Reddy and J. Anbu. 2010. Lipid Lowering Activity of Lercanidipine in Hyperlipidemic Rats. Iranian Journal Of Pharmacology and Therapeutics. Vol. 9 pp:73-75.

Ling, W., Q. Cheng, J. Ma and T. Wang. 2001. Red and Black Rice Decrease Atherosclerotic Plaque Formation and Increase Antioxidant Status in Rabbits. The Journal of Nutrition. Vol. 131 No. 5 pp:1421-1426. Ma J., W.Ling, H. Ge, and T. Wang. 1999. The Effect of Supplements of Red Rice on Plasma Lipid and

Antioxidant Status in Rat. Food Science. Vol. 20 pp:54-55. McMurry, J. 2000. Organic Chemistry 5th ed. P1118. Brooks/Cole : USA.

Polat, E.S., O. B. Citil1, and M. Garip. 2013. Fatty Acid Composition of Yolk of Nine Poultry Species Kept in Their Natural Environment. Animal Science Papers and Reports Vol. 31 No. 4 pp: 363-368.

Prangdimurti, E., N.S. Palupi dan F.R. Zakaria. 2007. Metode Evaluasi Nilai Biologis Karbohidrat dan Lemak. Modul e-Learning ENBP, Departemen Ilmu & Teknologi Pangan-Fateta-IPB.

Pratiwi, A.D., Aulanni’am dan Sutrisno. 2013. Aktivitas Protease dan Profil Protein pada Hepar Tikus Putih (Rattus norvegicus) Pasca Induksi Cylosporine-A. Kimia Student Journal Vol. 1 No. 1 pp:105-111.

Pratiwi, R., Y.A. Purwestri dan W.A.S. Tunjung. 2012. Efek Diet Nasi dari Padi (Oryza sativa L.) kultivar Cempo Ireng, Cempo Abang, dan IR-64 terhadap Profil Lipid Serum Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus

Berkenhout, 1769) Hiperlipidemia. Laporan Akhir Hibah Penelitian Laboratorium Dana Masyarakat Fakultas Biologi UGM.

Qin, Y., Xia M., Ma J., Hao Y.T., Mou H.Y., Cao L., and Ling W.H. 2009. Anthocyanin Supplementation Improves Serum LDL- and HDL-Cholesterol Concentration Associated with the Inhibition of Cholesteryl Ester Transfer Protein in Dyslipidemic Subject. The American Journal of Clinical Nutrition Vol. 90 No. 3 pp: 485-492.

Roy S, Freake HC, and Fernandez ML. 2002. Gender and Hormonal Status Affect The Regulation of Hepatic Cholesterol 7-alpha-hydroxylase Activity and mRNA Abundance by Dietary Soluble Fiber in The Guinea Pig. Atherosclerosis. Vol. 163 No. 1 pp : 29-37.

Sukma, Lingga N., Zackiyah dan G.G. Gumilar. 2010. Pengkayaan Asam Lemak Tak Jenuh Pada Bekatul dengan Cara Fermentasi Padat Menggunakan Aspergillus terreus. Jurnal Sains dan teknologi Kimia. Vol. 1 No. 1 Hal 66-72.

Sutama, INS. 2008. Daun Pepaya dalam Ransum Menurunkan Kolesterol pada Serum dan Telur. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol. 9 No.3 Hal: 152-156.

Trautwein, E. A., A. Kunath-Rau and H.F. Erbersdobler. 1999. Increased Fecal Bile Acid Excretion and Changes in the Circulating Bile Acid Pool Are Involved in the Hypocholesterolemic and Gallstone- Preventive Actions of Psyllium in Hamsters1. The Journal of Nutrition Vol. 129 No. 4 pp: 896-902.

(10)

.

Xia, Xiaodong, W. Ling, J. Ma, M. Xia, M.Hou, Q. Wang, H. Zhu and Z.Tang. 2006. An Anthocyanin-Rich Extract from Black Rice Enhances Atherosclerotic Plaque Stabilization in Apolipoprotein E–Deficient Mice. The Journal of Nutrition. Vol. 136 No.8 pp:2220-5.

Xie, R., L. Zheng, S. He, Y. Zheng, S. Yi and L. Deng. 2011. Anthocyanin Biosynthesis in Fruit Tree Crops: Genes and Their Regulation. African Journal of Biotechnology Vol. 10 No.86 pp:19890-19897.

Yokozawa, T., E. J Cho, S. Sasaki, A. Satoh, T. Okamoto and Y. Sei 2006. The Protective Role of Chinese Prescription Kangen-karyu Extract on Diet-Induced Hypercholesterolemia in Rats. Biological & Pharmaceutical Bulletin Vol. 29 No.4 pp:760-765.

Gambar

Tabel 2. Rerata kadar HDL-Kolesterol tikus putih hiperlipidemia dan setelah pemberian asupan pelet nasi dan bekatul beras hitam “Cempo Ireng”
Tabel 3. Rerata Indeks Aterogenik tikus putih hiperlipidemia dan setelah pemberian asupan pelet nasi dan bekatul beras hitam “Cempo Ireng”

Referensi

Dokumen terkait

menginvetarisasi Surat Keputusan yang berkaitan dengan permohonan atau jabatan atas pembetulan, pengajuan keberatan, permohonan atau jabatan pengurangan atau penghapusan sanksi

Kegiatan : PENYEDIAAN SARANA MAUPUN PRASARANA KLASTER INDUSTRI Pekerjaan : PEMBANGUNAN GEDUNG SENTRA IKM.. Lokasi

1) Metode penyuluhan: Materi penyuluhan yang dilakukan meliputi a) Cara memproduksi makanan yang baik untuk meningkatkan keamanan, mutu, dan umur simpan produk

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui peran Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, (2) mengetahui peran Kantor

Zakat merupakan kewajiban yang hanya dibebankan kepada orang yang beragama Islam, karena salah satu rukun Islam adalah zakat. Oleh sebab itu hendaknya harta

Adapun rata-rata kecernaan BK= 84,68%, kecernaanPK = 65,99%, sedangkan pemanfaatan protein sebesar 43,14%.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggantian bahan

“ Pengaruh Kebijakan Penetapan Harga Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Sepeda Motor Merek Honda Pada PT.. 1.2

Agar-agar tepung dimasukkan dalam kertas glasin yang dilapisi lilin atau dapat juga dimasukkan plastik kemudian dibungkus dengan kertas1.