• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK KARYA AHMAD TOHARI (ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK KARYA AHMAD TOHARI (ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA)"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK KARYA AHMAD TOHARI (ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA)

SKRIPSI

Oleh:

Ayuatma Nirmala Utami K1209011

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Ayuatma Nirmala Utami

NIM : K1209011

Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “NOVEL DI KAKI BUKIT

CIBALAK KARYA AHMAD TOHARI (ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA)

ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi

yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 29 Januari 2013

(3)

commit to user

iii

NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK KARYA AHMAD TOHARI (ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA)

Oleh:

Ayuatma Nirmala Utami K1209011

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(4)

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Januari 2013

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Suyitno, M.Pd. Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum.

(5)

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Selasa

Tanggal : 26 Februari 2013

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Edy Suryanto, M.Pd. ___________

Sekretaris : Sri Hastuti, S.S., M.Pd. ___________

Anggota I : Dr. Suyitno, M.Pd. ___________

Anggota II : Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum. ___________

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

(6)

commit to user

vi ABSTRAK

Ayuatma Nirmala Utami. K1209011. NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK KARYA AHMAD TOHARI (ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2013.

Tujuan penelitian ini adalah menerapkan pendekatan sosiologi sastra dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari, mengetahui koherensi data teks dan data genetik novel dengan masyarakat, serta data afektif novel.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang mengkaji tentang sastra. Informan yang peneliti ambil merupakan informan yang mewakili beberapa kalangan masyarakat yang berkedudukan di wilayah berbeda dengan kehidupan sosial yang berbeda pula, dengan golongan pembaca ahli dan pembaca awam di dalamnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisis data menggunakan analisis interaktif. Prosedur penelitian dilakukan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koherensi antara data teks novel dengan realita kemasyarakatan zaman sekarang banyak mengalami perubahan yang dikarenakan perubahan zaman dan pola pikir masyarakat. Data genetik novel menerangkan bahwa pengarang menulis novel karena naluri, bukan sekedar komersialitas semata. Data afektif menunjukkan adanya variasi opini diantara informannya, diantaranya perbedaan pemahaman terhadap novel terkait pembaca ahli dan awam, serta perbedaan pengamatan perubahan sosial masyarakat yang terjadi di daerah Banyumas oleh pembaca dari Banyumas dan dari luar Banyumas. Simpulannya adalah ditemukan hasil yang selalu berbeda tentang analisis sosiologi sastra, karena objek penelitiannya merupakan keadaan sosial yang dapat selalu berubah dari waktu ke waktu. Ditemukan pula berbagai fakta serta opini terkait dengan data objektif, data genetik, dan data afektif.

(7)

commit to user

vii ABSTRACT

Ayuatma Nirmala Utami. K1209011. DI KAKI BUKIT CIBALAK A NOVEL

BY AHMAD TOHARI (SOCIOLOGICAL LITERARY ANALYSIS). Thesis, Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University Surakarta. January 2013.

The objectives of this research are to apply sociology of literature

approach “Di Kaki Bukit Cibalak” a novel by Ahmad Tohari, to know the

coherency between text data and genetic data of the novel with the society, also the affective data of the novel.

This research is a descriptive qualitative research which studies about literature. The informants that researcher took are informants who are the representative of some society which are located in different with different social life, and the experienced reader also the beginner reader are included. The technique of collecting data is using interview, observation and documentation. To check the validity of the data researcher use triangulation source technique. The data analysis is using interactive analysis. Research procedures are done from preparation stage, execution stage, and report arrangement stage.

The result of the research shows the coherency between novel text data and novel text with the social reality nowadays which has changed because of changing times and the mindset of the people. Genetic data of the novel shows that the author wrote the novel based on his instinct, not solely based on the commercial matters. The affective data shows that there are variations of opinion between the informants, including differences in the understanding of related novels experts and lay readers, as well as the observed differences social changes that occurred in the area of Banyumas by readers of Banyumas and outside Banyumas.

The result about sociological literary analysis always be found different, because the object of the research is the social situation which can be changed periodically. It is also found various facts and opinions about the objective data, the genetic data, and the affective data.

(8)

commit to user

viii MOTTO

1. Tidak akan pernah kujadikan masa laluku menjadi masa depanku.

2. Percaya bahwa mukjizat itu ada dan nyata, dan semua umat harus

membuktikannya dengan ikhtiar.

3. Sekarang bukan lagi saat yang tepat untuk bermimpi maupun menggantungkan

mimpi, namun adalah waktu yang sangat tepat untuk meraih mimpi.

4. Awal kecemasan adalah akhir iman, dan awal dari iman yang benar adalah

akhir dari kecemasan.

5. Tersenyumlah engkau sepanjang deritamu, dan engkau akan sampai pada

(9)

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, ku persembahkan karya ini untuk:

1. Endang Purwaningsih (Ibu), Puji Anggoro (Bapak), Siti Sundari (Embah

Putri), dan Kunto Reksosiswoyo (Embah Kakung)

Doa dan dukungan yang tiada putus, kerja keras yang tiada henti, pengorbanan yang begitu luar biasa, dan kasih sayang yang tak terbatas adalah sumber ketenangan lahir dan batinku yang menguatkanku untuk berjuang di perantauan

ini demi seuntai kata syukur kepada Allah SWT.

2. Dwi Guruh Wijanarko (Adik)

Yang tanpa sadar hadirmu selalu dapat memotivasiku untuk menjadi sosok kakak yang bisa dijadikan contoh untuk jalan hidupmu kelak dan lanjutkanlah

mimpi-mimpiku yang belum sempat terwujud.

3. “Kakak”

Kau ibarat air untukku, kau telah membasuh lukaku, menentramkan hati ini dengan kejernihanmu, dan hadirmu, dukungan, serta doamu selalu dapat memberikan ketenangan bahkan ketentraman lahir batin yang kemudian dapat

memperlancar setiap langkahku.

4. Sahabat-sahabat dan “suporter”-ku

Terima kasih telah membantu maupun mendukung saya selama ini, mulai dari bertukar pikiran, membantu mencari data lapangan, mencari buku referensi, dan lain-lain. (cc: om Doyo, Om Budi, Devi D.L., Siwi, Ari, Eva K., Eva L., Intan S.,

Warsini “Wini”, Yustina, Laely, Uny, Ikke, Devi “All”, Edyta “Ell”, Merry “Ndun”,Via “Ndul”, Nisa “Icho”, Raditya “Milo”, Novy, teman-teman kos

Rahayu, dan semuanya yang maaf tidak dapat disebutkan satu per satu).

5. Informan yang telah bersedia memberikan informasi yang saya perlukan.

6. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia angkatan 2009, teman-teman PPL di SMP Islam Diponegoro Surakarta,

(10)

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK KARYA AHMAD TOHARI (ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan demi

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa

terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan

pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang

telah memberikan izin penyusunan skripsi;

2. Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Seni, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberikan izin penyusunan skripsi dan dorongan

semangat;

3. Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang

telah membantu memberikan izin penyusunan skripsi, dorongan semangat,

dan bimbingan;

4. Dr. Suyitno, M.Pd., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi

dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini

5. Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum., selaku Pembimbing II, yang selalu

(11)

commit to user

xi

6. Drs. Amir Fuady, M.Hum., selaku Pembimbing Akademik, yang telah

membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan telah memberikan dukungan

dalam penulisan skripsi;

7. Ahmad Tohari, Sastrawan, Pengarang novel Di Kaki Bukit Cibalak, yang

mengizinkan karyanya untuk dianalisis dan bersedia memberikan infomasi

dalam penelitian ini

8. Drs. Yant Mujiyanto, M.Pd., Sastrawan, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia FKIP UNS Surakarta, yang bersedia menjadi informan

dalam penelitian ini;

9. Aris Widianto, S.Pd., Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Bojongsari,

Purbalingga, yang bersedia menjadi informan dalam penelitian ini;

10.Trinela Sabconita, S.Pd., Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Purbalingga,

Purbalingga, yang bersedia menjadi informan dalam penelitian ini;

11.Eva Khofiyana, Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

FKIP UNS Surakarta, yang bersedia menjadi informan dalam penelitian ini;

12.Susi Sugiharti, Mahasiswi PMIPA FKIP UNS Surakarta, yang bersedia

menjadi informan dalam penelitian ini;

13.Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Februari 2013

(12)

commit to user

2. Koherensi Unsur-unsur Data Teks Novel (Data Objektif)…..

3. Data Genetik Novel ………

4. Data Afektif Novel ……….

5. Hakikat Pendekatan Sosiologi Sastra ………...……...

6. Konflik Sosial dalam Karya Sastra ………

(13)

commit to user

xiii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………..

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………...

C. Data dan Sumber Data ……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ………..

B. Deskripsi Temuan Penelitian ………..

C. Pembahasan ……….

1. Koherensi Unsur-unsur Data Teks Novel (Data Objektif) ...

2. Data Genetik Novel ………

3. Data Afektif Novel ……….

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Kerangka Berpikir ………...………. 21

(15)

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Biografi Pengarang Novel Di Kaki Bukit Cibalak Ahmad Tohari ….

2. Sinopsis Novel Di Kaki Bukit Cibalak ………...

3. Transkrip Wawancara Pengarang ………..

4. Transkrip Wawancara Informan 1 ……….

5. Transkrip Wawancara Informan 2 ……….

6. Transkrip Wawancara Informan 3 ……….

7. Transkrip Wawancara Informan 4 ……….

8. Transkrip Wawancara Informan 5 ……….

9. Foto Dokumentasi Kegiatan Wawancara ………...

10.Surat-surat Perizinan dan Pernyataan ………...

Halaman

89

92

94

99

106

111

117

122

127

(17)

commit to user

xvii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan suatu gambaran tertulis dari imajinasi penulisnya

dengan maksud menyampaikan suatu pesan melalui karya sastra tersebut. Karya

sastra yang dimaksud dapat berupa novel, cerpen, puisi, biografi, dan sebagainya.

Pada dasarnya karya sastra Indonesia merupakan segenap cipta sastra yang ditulis

dalam bahasa Indonesia, disertai adanya nafas dan ruh keindonesiaan, serta

mengandung aspirasi dan kultur Indonesia (Mujiyanto & Fuady, 2010:1).

Terwujudnya suatu karya sastra tidak hanya sekedar gambaran dari

imajinasi pengarang, melainkan ada sebuah latar belakang yang mendukung

terwujudnya visualisasi imajinasi pengarang tersebut. Sebuah karya sastra dapat

dikatakan baik jika di dalam karya sastra tersebut mengandung nilai-nilai

kehidupan yang dapat memotivasi pembacanya. Dalam hal ini, tugas pengarang

tidak hanya sekedar mengemas sebuah cerita hingga dapat menarik pembacanya,

melainkan mengemas nilai-nilai kehidupan yang baik ke dalam suatu rangkaian

cerita yang menarik. Dengan demikian, pembacanya lebih mudah menangkap

amanat karya sastra tersebut.

Terlepas visualisasi dari imajinasi pengarang dan keharusan terdapat amanat

dalam karya sastra tersebut, setiap karya sastra memiliki latar belakang penulisan

yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pesan yang ingin disampaikan oleh

penulis melalui karyanya, tanggapan dari masyarakat pembaca tentang karya

tersebut, dan kesesuaian antara latar yang ada pada cerita dengan keadaan yang

sebenarnya di lapangan. Kekhasan suatu cerita dari setiap karya sastra selalu

berusaha ditampilkan oleh penulisnya. Entah itu ditunjukkan dari sisi

kebahasaannya, tema cerita, latar cerita, dan sebagainya.

Selayaknya karya sastra pada umumnya, novel karya Tohari (2005) yang

berjudul Di Kaki Bukit Cibalak ini dibuat sebagaimana mestinya karya sastra

novel lainnya. Seperti diungkapkan di atas bahwa setiap karya sastra memiliki

(18)

commit to user

xviii

keunikan masing-masing. Begitu pula dengan novel karya Tohari (2005) ini, ada

beberapa bagian yang unik di dalamnya yang berbeda dari novel maupun karya

sastra lainnya. Di antaranya ialah, latar cerita yang mengambil latar pada suatu

desa kecil di kaki Bukit Cibalak yang tidak lain merupakan daerah terpencil di

sudut kota Banyumas pula.

Keunikan daerah di sekitar Bukit Cibalak ini menjadi daya tarik tersendiri

untuk penulis menganalisis novel Di Kaki Bukit Cibalak tersebut. Cerita

kehidupan masyarakat yang realistis menjadi ciri khas novel ini. Realita tentang

kehidupan masyarakat Banyumas yang digambarkan dalam novel benar-benar

terurai dalam bingkai cerita yang menarik dan mewakili gambaran kehidupan

sosial masyarakat yang sebenarnya.

Novel Di Kaki Bukit Cibalak mengangkat beberapa cerita kehidupan

masyarakat setempat yang syarat akan konflik. Salah satu yang menonjol adalah

adanya persaingan politik dan konflik sosial lainnya yang terjadi dalam

masyarakat tersebut. Meskipun demikian, novel ini juga tidak lepas dari cerita

cinta antara beberapa tokoh di dalamnya, dan masih banyak hal-hal lain yang

sangat menarik untuk diperhatikan secara mendetail.

Novel adalah salah satu karya sastra yang dapat diteliti secara ilmiah yang di

dalamnya melukiskan berbagai peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh ceritanya.

Tokoh yang ada dalam sebuah novel merupakan suatu proses kreatif dari

pengarangnya. Jadi, hasil karya seorang pengarang pada dasarnya bersumber dari

hasil imajinatif dan proses kreatifnya. Pengangkatan latar cerita dan konflik cerita

yang ditampilkan secara unik dalam novel ini menimbulkan keingintahuan penulis

untuk mengupas secara lebih dalam mengenai sosiologi sastra novel Di Kaki Bukit

Cibalak karya Tohari (2005).

Analisis sosiologi sastra ini berhubungan erat dengan novel dan masyarakat.

Sosiologi sastra sebenarnya sudah ada sejak zaman Plato dan Aristoteles (sekitar

abad pertengahan). Namun, perkembangannya di Indonesia tergolong lambat.

Perkembangannya mulai terlihat pesat yaitu saat strukturalisme (klasik)

mengalami ketidakmajuan. Seiring perkembangannya, sosiologi sastra sempat

(19)

commit to user

xix

metode sosiologi sastra masih mengkaji seputar novel. Namun, tidak ada salahnya

juga jika sampai saat ini kajian tentang novel semakin banyak, karena hakikatnya

kehidupan sosial masyarakat yang dapat dikaitkan dengan novel itu terus berubah

seiring perkembangan zaman.

Pada dasarnya kajian sosiologi sastra mencakup kajian objektif, genetik, dan

afektif. Kajian objektif tersebut mencakup kajian data teks novel, kajian genetik

merupakan kajian tentang pengarang novel, dan kajian afektif adalah kajian

tentang pembaca novel. Endraswara (2003:80) mengungkapkan bahwa

Sosiologi sastra dapat meneliti sastra sekurang-kurangnya melalui tiga perspektif. Pertama, perspektif teks sastra, artinya peneliti menganalisis sebagai sebuah refleksi kehidupan masyarakat dan sebaliknya. Teks biasanya dipotong-potong, diklasifikasikan, dan dijelaskan makna sosiologisnya. Kedua, perspektif biografis, yaitu peneliti menganalisis pengarang. perspektif ini akan berhubungan dengan life history seorang pengarang dan latar belakang sosialnya. Memang analisis ini akan terbentur pada kendala jika pengarang telah meninggal dunia, sehingga tidak bisa ditanyai. Karena itu, sebagai sebuah perspektif tentu diperuntukkan bagi pengarang yang masih hidup dan mudah terjangkau. Ketiga, perspektif reseptif, yaitu peneliti menganalisis penerimaan masyarakat terhadap teks sastra.”

Perlu disadari bahwa penelitian sosiologi sastra akan selalu menemukan

perbedaan hasil penelitian dari waktu ke waktu. Selalu dapat menghasilkan data

yang realistis sesuai kondisi masyarakat terkini. Endraswara (2011:41) mengungkapkan bahwa “Sastra yang baik tentu akan membicarakan manusia dan seluk beluknya.” Akan menjadi suatu hasil penlitian yang menarik jika menyajikan cerita kehidupan masyarakat dalam bentuk ilmiah hasil penelitian.

Penelitian analisis sosiologi sastra akan lebih kaya jika semakin banyak muncul

hasil penelitian analisis sosiologi sastra dengan berbagai variasi data yang

berbeda. Karenanya kiranya cukup penting dilakukan penulisan hasil penelitian

itu ke dalam bentuk jurnal penelitian dan di media masa lain. Melihat kasus yang

demikian maka kiranya sangat diperlukan usaha memvariasikan penelitian

berbasis sosiologi sastra. Karenanya, penulis tertarik untuk meneliti sebuah karya

sastra novel dari Tohari (2005) dengan judul Di Kaki Bukit Cibalak dalam sebuah

(20)

commit to user

xx

sastra, yang kemudian secara implisit diikuti dengan manfaat yang ada dari novel

dan penelitiannya tersebut di bidang pendidikan. Dari berbagai kasus tersebut di

atas maka penulis mengangkat judul Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya

Ahmad Tohari (Analisis Sosiologi Sastra) dalam penulisan penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Bertumpu dari penjabaran latar belakang masalah di atas maka masalah

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana koherensi unsur-unsur data teks novel (data objektif) Di Kaki

Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari?

2. Bagaimana data genetik novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari?

3. Bagaimana data afektif novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian kualitatif ini

sebagai berikut.

1. Mengetahui koherensi unsur-unsur data teks novel Di Kaki Bukit Cibalak

karya Ahmad Tohari.

2. Mengetahui data genetik novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

3. Mengetahui data afektif novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, sebagai berikut.

1. Membantu pembaca maupun penikmat sastra dalam mengintepretasikan

novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari sehingga pemaknaan

terhadap karya sastra akan lebih terarah.

2. Menambah pengetahuan tentang kajian terhadap novel, terutama pengkajian

(21)

commit to user

xxi

3. Memberikan sumbangan bagi penelitian sastra khususnya dalam pengkajian

novel sebagai salah satu macam karya sastra.

4. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan penerapan

ranah ilmu sastra serta studi tentang karya sastra.

5. Menambah wawasan tentang pengkajian sosiologi sastra khususnya novel

yang nantinya dapat diterapkan atau menjadi referensi untuk meneliti dan

(22)

commit to user

xxii BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Kajian teori digunakan sebagai kerangka kerja konseptual dan teoretis. Pada

bagian ini peneliti memaparkan teori-teori ilmiah yang sudah ada dan relevan

dengan masalah penelitian. Landasan teori dalam penelitian ini membahas

mengenai: hakikat novel, koherensi unsur-unsur data teks novel (data objektif),

data genetik novel, data afektif novel, pendekatan sosiologi sastra, serta konflik

sosial dalam sastra.

Sastra awalnya dipahami sebagai bahasa yang dipakai dalam bahasa kitab

dan kurang lazim digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Kini seiring

perkembangan zaman definisi sastra pun berkembang menjadi sebuah karya yang

tidak hanya berbentuk kitab, melainkan dapat berbentuk roman, novel, puisi,

cerpen, dan sebagainya. Gaya bahasanya bervariasi dan masing-masing pengarang

memiliki ciri khas tersendiri pada karyanya. Begitu pula dengan Tohari (2005)

dengan novelnya Di Kaki Bukit Cibalak tersebut.

1. Hakikat Novel

Novel dalam bahasa Inggris ini disebut dengan novellete merupakan karya

sastra yang juga disebut dengan karya fiksi. Dalam bahasa Italia adalah novella,

dan dalam bahasa Jerman disebut novelle yang berarti barang baru yang kecil,

kemudian definisi ini dikembangkan lagi menjadi cerita pendek dalam bentuk

prosa.

Menurut Priyatni (2010:124), kata novel juga berasal dari bahasa Latin,

yaitu novellus. Kata novellus dibentuk dari kata novus yang berarti baru atau new

dalam bahasa Inggris. Dikatakan baru karena bentuk novel adalah bentuk karya

sastra yang datang kemudian dari bentuk karya sastra lainnya, yaitu puisi dan

drama.

(23)

commit to user

xxiii

Dipahami secara etimologis, istilah novel berasal dari kata novellus yang

berarti baru. Jadi, novel memiliki definisi bentuk karya sastra cerita fiksi yang

paling baru. Di samping kepanjangannya cerita pendek dan roman maka novel

memiliki ciri-ciri lainnya, yaitu pelaku utamanya mengalami perubahan nasib

hidup.

Novel merupakan bentuk prosa fiksi yang paling baru dalam sastra

Indonesia karena baru ditulis pada tahun 1945-an oleh Idrus, dengan novelnya

yang berjudul Aki. Menurut Robert Lindell, karya sastra yang berupa novel

pertama kali lahir di Inggris dengan judul Pamella yang terbit tahun 1740

(Waluyo, 2011:6).

Novel memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Ditulis dengan gaya narasi, yang terkadang dicampur dengan deskripsi untuk menggambarkan suasana;

b. Bersifat realistis, artinya merupakan tanggapan pengarang terhadap situasi lingkungannya;

c. Bentuknya lebih panjang, biasanya lebih dari 10.000 kata; dan d. Alur ceritanya cukup kompleks (Nia, 2010).

Selain ciri-ciri tersebut, pelaku utama dalam novel mengalami perubahan

nasib hidup. Hal inilah yang sangat membedakannya dengan cerita pendek yang

tidak menunjukkan perubahan nasib hidup pelakunya.

Novel itu sendiri memiliki beberapa jenis, seperti novel trilogi, novel

tetralogi, dll. Novel trilogi contohnya seperti: Karmila, Badai Pasti Berlalu, dan

Bukan Impian Semusim (Marga T.), Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus,

dan Jantera Bianglala (Ahmad Tohari), dan sebagainya. Novel tetralogi

contohnya yaitu: Twilight, New Moon, Eclipse, dan Breaking Dawn (Stephanie H.

Meyer), Summer in Seoul, Autumn in Paris, Winter in Tokyo, dan Spring in

London (Ilana Tan), Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah

Karpov (Andrea Hirata), dan sebagainya.

Beberapa pengamat sastra mengungkapkan tentang hakikat novel, sebagai

berikut.

(24)

commit to user

xxiv

b. Novel adalah suatu cerita dengan suatu alur yang cukup panjang mengisi satu buku atau lebih, yang menggarap kehidupan manusia yang bersifat imajinatif (the advanced of current englisht, 1960:853); c. Novel adalah cerita dalam bentuk prosa yang cukup panjang.

Panjangnya tidak kurang dari 50.000 kata. Mengenai jumlah kata dalam novel adalah relatif (Priyatni, 2010:124).

Dari hasil penelitian Andita (2010:144) diungkapkan bahwa, “Novel sebagai dokumen sosial mengajarkan tentang nilai-nilai kemanusian.” Ajaran tentang

nilai-nilai tersebut dirangkai dalam sebuah cerita yang menarik. Pada intinya,

novel adalah cerita. Ini dikarenakan fungsi novel adalah bercerita dan aspek

terpenting novel adalah menyampaikan cerita.

2. Koherensi Unsur-unsur Data Teks Novel (Data Objektif)

Unsur-unsur data teks pada novel perlu dianalisis kebenarannya yang

berkaitan dengan kesesuaian antara latar dalam cerita dengan latar pada kehidupan

nyata. Fokus kajian ini antara lain seperti kondisi sosial masyarakat dalam cerita

dengan kondisi sosial masyarakat sesungguhnya, hubungan dialogis dan dialektis

yang terbentuk antara kondisi teks dan kondisi sosial masyarakat, dan sebagainya.

Luxemburg (dalam Sangidu, 2004:39) menyatakan bahwa “Sastra diciptakan oleh pengarang berdasarkan realita (kenyataan) sosial yang ada dalam masyarakat.”

Karya sastra tidak dapat lepas dari strukturalisnya, Escarpit (dalam Husen, 2005:11) menyatakan bahwa “Sejak tahun 1960, perkembangan gagasan-gagasan strukturalis telah membuka perspektif baru bagi sosiolog sastra, pada awalnya

terutama di bawah pengaruh Roland Barthes. Semiologi dan semiotika memberi

tekanan pada tulisan dan teks sebagai tempat menyusupnya unsur-unsur sosiologis.” Menurut Ratna (2011a:131) bahwa “Struktur formal novel, meskipun dapat dipahami secara intrinsik, terlepas dari relevansi subjek creator dan

hubungan-hubungan sosial lainnya, tetapi jelas tidak bisa dilepaskan dari

pembaca, yaitu subjek yang justru merupakan faktor utama dalam analisis pascastrukturalisme, khususnya analisis resepsi.”

Kaitannya dengan sosial masyarakat tersebut, yang dianalisis adalah

(25)

commit to user

xxv

meluas karena mengingat sosiologi merupakan disiplin ilmu yang bersifat luas.

Untuk mengantisipasi meluasnya pembahasan yang dapat menyebabkan

ketidakfokusan penelitian maka konteks dalam analisisnya dispesifikan agar

mengacu pada pokok bahasan yang direpresentasikan oleh karya sastra tersebut.

Seperti dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Tohari (2005) ini dapat lebih

difokuskan kepada analisis konflik sosial pada sebuah desa di kaki Bukit Cibalak.

Kemudian kaitannya dengan hubungan dialogis dan dialektis ini seperti

kesesuaian antara dialog maupun dialek yang ada pada cerita dalam novel dengan

dialog maupun dialek yang ada pada masyarakat yang sebenarnya. Dengan adanya

kesesuaian antara beberapa hal dalam novel dengan realitanya maka pengarang

dapat dikatakan berhasil dalam menuangkan imajinasinya sesuai dengan

kenyataan yang ada dalam masyarakat. Dari keberhasilan ini, kemudian

diharapkan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarangnya melalui cerita dalam

karyanya tersebut dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat pembaca dan dapat

terwujud suatu perubahan dari efek pemahaman pembaca terhadap pesan dalam

cerita tersebut.

Sastra yang baik tidak hanya merekam kenyataan yang ada dalam masyarakat seperti sebuah tustel foto, tetapi merekam dan melukiskan kenyataan dalam keseluruhannya. Aspek terpenting dalam kenyataan yang perlu dilukiskan oleh pengarang yang dituangkannya dalam karya sastra adalah masalah kemajuan manusia (Sangidu, 2004:41).

Menurut Escarpit (dalam Husen, 2005:181) menyatakan bahwa “Fakta

sastra merupakan bagian tak terpisahkan dari cara berpikir individual,

bentuk-bentuk abstrak dan sekaligus struktur kolektif, pembahasannya cukup menyulitkan.” Dari pemaparan-pemaparan tersebut, hakikat koherensi unsur-unsur data teks novel atau data objektif yakni menekankan pada nilai karya sastra

itu sendiri dan menjadikan karya sastra sebagai sumber informasi yang objektif,

dan kemudian dikaitkan dengan fenomena yang terjadi dalam masyarakat

(26)

commit to user

xxvi

3. Data Genetik Novel

Data genetik novel merupakan data yang berkaitan dengan manusia sebagai

pengarang novel itu sendiri. Data tersebut bersumber dari latar belakang

kehidupan novelis, karya-karyanya, hubungan antara karya sastra dengan

kehidupannya, dan sebagainya. Keberadaan pengarang dalam masyarakat juga

sangat berpengaruh terhadap diterima atau tidaknya karyanya tersebut. Menurut Tomasevskij (dalam Ratna, 2011a:199), “Studi biografis sebagai genre yang sudah kuno, dan sesungguhnya merupakan bagian penulisan sejarah, sebagai historiografi”. Menurut Ratna (2011a:198), subjek pengarang dalam merekonstruksikan tokoh-tokoh dan peristiwa sesungguhnya didasarkan atas

definisi hubungan-hubungan sosial, sebagai pernyataan bahwa semesta tokoh dan

peristiwa yang diceritakan merupakan dunia yang mesti dipahami bersama-sama

dengan orang lain. Menurut Pradopo, dkk (2001:60) bahwa “Genetik karya sastra

artinya asal-usul karya sastra. Adapun faktor yang terkait dengan asal-usul karya

sastra adalah pengarang dan kenyataan sejarah yang turut mengkondisikan karya sastra saat diciptakan.” Escarpit (dalam Husen, 2005:115) berpendapat bahwa “Ketika menulis, semua pengarang memiliki publik yang hadir dalam pikirannya, paling tidak dirinya sendiri.” Senada dengan pendapat-pendapat tersebut Al-Ma’ruf (2010:225) mengungkapkan bahwa “Latar belakang kehidupan pengarang berisi perkembangan intelektual, karier, emosi, dan perilakunya yang dapat

direkontruksi dan dinilai berdasarkan sistem nilai etika dan norma-norma kehidupan lainnya.”

Pada penelitian ini, data genetik yang dimaksudkan di sini yakni segala hal

yang berkaitan dengan kehidupan kepenulisan Tohari sebagai penulis novel Di

Kaki Bukit Cibalak tersebut. Dalam semua karyanya, Tohari tidak pernah

melepaskan nuansa kedesaan. Hal tersebut menyebabkan semua karyanya

menggambarkan lapisan masyarakat kalangan bawah dan alam. Wawasan alam

(khususnya Banyumas) sangat terlihat dalam setiap karyanya. Meskipun

demikian, beliau tergolong pengarang yang kurang produktif.

Namun, masyarakat pembaca tidak meragukan lagi bahwa karya-karyanya

(27)

commit to user

xxvii

yang lumayan bagus, tidak kalah dengan pengarang-pengarang yang produktif

lainnya. Baru-baru ini, novelnya juga ada yang diangkat ke layar lebar dan

berhasil memperoleh sambutan yang antusias dari masyarakat luas.

Hakikatnya analisis data genetik maupun sosiologi pengarang yakni

memaknai pengarang sebagai bagian dari masyarakat yang telah menciptakan

karya sastra. Latar belakang kehidupan pengarang yang berisi perkembangan

intelektual, karier, emosi, dan perilakunya yang dapat direkontruksi dan dinilai

berdasarkan sistem nilai etika dan norma kehidupan lainnya. Karenanya,

pemahaman terhadap pengarang menjadi kunci utama dalam memahami

hubungan sosial karya sastra dengan masyarakat di sekitar lingkungan pengarang.

4. Data Afektif Novel

Kajian sosiologi sastra selain membahas tentang pengarang sebagai penulis

karya sastra dan karya sastra sebagai hasil karya pengarang maka pembaca

memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dengan dua aspek tersebut. Data

afektif novel tersebut merupakan data tentang manusia sebagai pembaca dari

suatu novel. Karya sastra yang dibaca oleh pembaca dalam konteks masyarakat

dapat mempengaruhi kondisi masyarakat tertentu. Menurut Mead (dalam Ritzer &

Goodman, 2007:287) bahwa masyarakat berarti proses sosial tanpa henti yang

mendahului pikiran dan diri. Masyarakat penting perannya dalam membentuk

pikiran dan diri.”

Jika pembaca yang membaca karya sastra itu banyak maka karya sastra itu

akan memengaruhi pembaca secara massal (Kurniawan, 2012:8). Ini salah satu

gambaran bahwa sastra memiliki peran secara sosiologis untuk melakukan

perubahan sosial dalam masyarakat. Perubahan sosial inilah yang menunjukkan

hubungan antara sastra dengan sosiologi.

Pada analisis data afektif ini, fokusnya memelajari seberapa besar pengaruh

nilai-nilai sosial dalam sastra terhadap perubahan sosial dalam masyarakyat.

Kemudian terfokus lagi pada karya sastra kanonik yang dipahami sebagai karya

sastra unggulan yang dibaca masyarakat sehingga memengaruhi dan berperan

(28)

commit to user

xxviii

bagian yang dapat dibahas yakni bahasa. Bahasa dapat menunjukkan karakteristik

suatu daerah dan memiliki kekhasan tersendiri dalam dunia sastra.

Untuk melukiskan hubungan antara sastra dan realitas sosial, maka kiranya

belum dapat dilukiskan secara jelas, karena hubungan antar keduanya merupakan

hubungan hubungan dialogis tak langsung (Sangidu, 2004:46). Endraswara (2003:94) menyatakan bahwa “Peneliti sosiologi sastra, juga dapat meneliti dalam kaitannya dengan pengaruh teks sastra terhadap pembaca. Pengaruh tersebut, kemungkinan besar juga dapat bersifat timbal balik.”

Dari berbagai pendapat tentang data afektif, hakikatnya, analisis data afektif

dari suatu karya sastra yakni kajian sosiologi pembaca yang mengarah pada dua

hal, yaitu kajian pada sosiologi terhadap pembaca yang memaknai karya sastra

dan kajian pada pengaruh sosial yang diciptakan oleh karya satra. Yang tercantum

dalam karya sastra merupakan tanda yang mengandung makna yang implisit di

balik ekspresi bahasa yang eksplisit. Kajian ini berarti mengkaji aspek nilai sosial

yang mendasari pembaca dalam memaknai karya sastra.

5. Hakikat Pendekatan Sosiologi Sastra a. Pengertian Sastra

Secara ontologi, sastra digambarkan sebagai salah satu cabang dari seni.

Sastra secara etimologi didefinisikan secara lebih berbeda dari ontologi, yaitu

sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta yaitu śāstra, yang

berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar śās-

yang berarti instruksi atau ajaran. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa

digunakan untuk merujuk kepada kesusastraan atau sebuah jenis tulisan yang

memiliki arti keindahan tertentu. Tetapi kata sastra bisa pula merujuk kepada

semua jenis tulisan, baik tulisan tersebut indah atau tidak.

Sastra juga merupakan sebuah karya keindahan manusia yang

digambarkan melalui bahasa tulisan, baik berbentuk puisi, roman, novel,

cerpen, syair, dll. Hal utama yang harus ada dalam sastra yaitu nilai dan

keindahan. Banyak pesan dari nilai kehidupan yang disampaikan dengan cara

(29)

nilai-commit to user

xxix

nilai kebudayaan sebagai salah satu latar belakang cerita di dalamnya. Dengan kata lain, Kurniawan (2012:1) mengungkapkan bahwa “Sastra adalah hasil cipta dan ekspresi manusia yang estetis”. Kaum formalis dalam Sangidu (2004:34) menyatakan bahwa sastra bukanlah sesuatu yang statik karena teks

sastra diubah dan disulap oleh pengarang sehingga efeknya mengasingkan

dan melepaskan diri dari otomatisasi (deotomatisasi) bagi pencerapan kita.

Awalnya sastra dianggap bahasa tulis yang digunakan dalam kitab-kitab

dan merupakan bahasa yang jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, seiring perkembangan zaman, sastra lebih menunjukkan variasinya

sehingga dapat lebih diterima oleh masyarakat pembacanya.

Priyatni (2010:12) mengungkapkan bahwa “Sastra adalah

pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner atau secara fisik”. Sastra meskipun bersifat imajiner, namun tetap membawa suatu fakta kehidupan yang terjadi dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan pengarang

mengemukakan realitas tersebut dari pengalaman hidupnya. Sampai saat ini

belum ada kesepakatan yang baku mengenai definisi sastra karena sifat sastra

itu sendiri yang dinamis dan terus berkembang. Namun, berbagai ciri-ciri

tentang sastra dapat digunakan sebagai acuan dalam mendefinisikan sastra.

Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa.

Yang termasuk kedalam kategori sastra yaitu: novel, cerita/cerpen

(tertulis/lisan), syair, pantun, sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi. Sastra

menurut geografis/bahasa dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:

1) sastra nusantara, meliputi: sastra Bali, sastra Batak, sastra Bugis, sastra Indonesia (Modern), sastra Jawa, sastra Madura, sastra Makassar, sastra Melayu, sastra Minangkabau, sastra Sasak, sastra Sunda, dan sastra Lampung;

2) sastra barat, meliputi: sastra Belanda, sastra Inggris, sastra Italia, sastra Jerman, sastra Latin, sastra Perancis, sastra Rusia, sastra Spanyol, dan sastra Yunani;

(30)

commit to user

xxx

Pranata (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa “Suatu karya

sastra dapat dikatakan baik apabila karya sastra tersebut dapat mencerminkan zaman serta situasi dan kondisi yang berlaku dalam masyarakat.” Dari hal ini, dapat dipahami bahwa setiap periode karya sastra dapat dikenali melalui

kekhasan cerita di zaman tersebut. Seperti yang diperoleh dari hasil penelitian Lestari (2012) bahwa “Novel Edensor adalah terdapat beberapa nilai moralitas yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tidak pernah putus

asa pada cobaan berat dari Tuhan, ketulusan dan kasih sayang kepada sesama,

berusaha dan bekerja keras untuk meraih cita-cita, menuntut ilmu, kesetiaan dan

cinta sejati, serta memegang teguh prinsip.”

Dari penjabaran di atas, hakikatnya sastra merupakan cabang dari seni

hingga dapat muncul perbedaan-perbedaan yang jelas antara seni sastra

maupun seni lainnya. Melalui bahasa tulis, sastra dapat menyampaikan

nilai-nilai kehidupan yang tidak dapat jauh dari budaya dengan keindahan yang

disajikan dari tiap detail ceritanya.

b. Pengertian Sosiologi

Istilah sosiologi berasal dari kata socius (bahasa Latin) yang berarti

teman dan logos (bahasa Yunani) yang berarti ilmu tentang. Secara harfiah,

sosiologi berarti ilmu tentang pertemanan. Istilah sosiologi ini tidak akan

jauh dari asumsi tentang kemasyarakatan, tentang kehidupan masyarakat,

budaya, dan tradisinya. Menurut Sanderson (2010:2) bahwa “Sosiologi adalah kajian ilmiah tentang kehidupan sosial manusia.” Senada dengan itu, Swingewood (dalam Faruk, 1999:1) berpendapat bahwa “Sosiologi sebagai

studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat, studi

mengenai lembaga-lembaga dan proses sosial”. Hampir sama dengan

pendapat sebelumnya, Ishomuddin (dalam Kurniawan, 2012:4) berpendapat

bahwa

(31)

commit to user

xxxi

kehidupan manusia, karena pengaturan yang mendasar tentang hubungan manusia secara timbal balik dan juga karena faktor-faktor yang melibatkannya serta dari interaksi sosial berikutnya.

Comte (dalam Budiati, 2009:9-11) mendeskripsikan bahwa “Sosiologi

adalah suatu disiplin ilmu yang bersifat positif yaitu mempelajari

gejala-gejala dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat

rasional dan ilmiah”.

Menurut Ritzer (dalam Faruk, 1999:2), sosiologi memiliki tiga

paradigma, yaitu:

1) paradigma fakta sosial, fakta sosial itu sendiri dianggap sebagai sesuatu yang nyata, yang berbeda dari dan berada diluar individu; 2) paradigma definisi sosial, dalam paradigma ini yang dianggap

sebagai pokok persoalan sosiologi adalah subjektif individu menghayati fakta-fakta sosial tersebut;

3) paradigma perilaku sosial, pokok persoalan sosiologinya adalah perilaku manusia sebagai subjek yang nyata, individual.

Dari hasil penelitian Moghaddam & Moghaddam (2012) dihasilkan

suatu simpulan bahwa “Penerjemahan konsep budaya merupakan masalah

mendasar dalam studi penerjemahan dan praktik. Banyak saran telah

ditawarkan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini dan mencegah

kesalahpahaman budaya yang ada.” Menurut Ritzer & Goodman (2007:258) bahwa “Sosiologi, sebagai ilmu tentang masyarakat, hanya mungkin terwujud apabila ada konsep masyarakat yang didefinisikan dengan jelas.”

Dari berbagai definisi sosiologi menurut beberapa sosiolog maka dapat

dikatakan bahwa hakikat sosiologi adalah ilmu tentang kehidupan masyarakat

yang objek kajiannya mencakup fakta sosial, definisi sosial, dan perilaku

sosial yang menunjukkan hubungan interaksi sosial dalam suatu masyarakat.

c. Pengertian Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Pada dasarnya,

ilmu sosiologi dan ilmu sastra memiliki objek yang sama, yaitu manusia

(32)

commit to user

xxxii

adalah ilmu yang memanfaatkan faktor sosial sebagai pembangun sastra”. Hampir senada dengan Endraswara, Ratna (2011a:2) mengungkapkan

pendapatnya bahwa “Sosiologi sastra merupakan pemahaman terhadap karya

sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek kemasyarakatannya.”

Sosiologi sastra dianggap sebagai ilmu baru karena mulai muncul pada

abad ke-18. Hal ini ditandai dengan tulisan Madame de Stael (Albrecth, dkk.,

eds., 1970: ix; Laurenson dan Swingewood, 1972: 25-27) yang berjudul De la

literature cinsideree dans ses rapports avec les institutions socials (1800)

(Ratna, 2011b:331). Penelitian sosiologi sastra berkembang pesat sejak

penelitian-penelitian strukturalisme mengalami kemunduran. Endraswara

(2003:82) mengungkapkan bahwa “Sosiologi sastra juga dapat mengkaji teks

-teks sastra bagi relevansi sosiologis, artinya membawa karya sastra ke dalam

bentuk abstrak melalui tema-tema yang menarik sejarahwan sosial.”

Didasarkan kesadaran bahwa karya sastra harus difungsikan seperti

aspek kebudayaan yang lain maka dilakukan pengembalian karya sastra ke

tengah masyarakat, memahaminya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari

komunikasi masyarakat. Dalam hal ini, peran pengarang sangatlah penting

dalam menyebarluaskan keberadaan unsur-unsur kebudayaan, sekaligus

perkembangan tradisi sastra.

Masalah pokok dalam sosiologi sastra adalah karya sastra itu sendiri

dan karya sebagai aktivitas kreatif dengan ciri yang berbeda-beda. Tujuan

dari adanya analisis sosiologi sastra yakni meningkatkan pemahaman

terhadap sastra, khususnya dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan

bahwa imajinasi penulis tidak berlawanan dengan realita dalam masyarakat.

Adanya kajian sosiologi sastra ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman

terhadap sastra yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan, dan

menjelaskan bahwa cerita dalam karya tersebut bukan semata-mata karangan

fiktif belaka.

(33)

commit to user

xxxiii

dasarnya mencoba mengembalikan karya dalam kompetensi struktur sosial (Ratna, 2011a:12).

Yahya (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa sebuah karya

sastra dapat menampilkan fakta yang terjadi dengan gaya bahasa yang estetis.

Hakikatnya, sosiologi sastra sangat memperhatikan perihal fakta estetis dan

fakta kemanusiaan. Metode penelitian sosiologi sastra ini memahami manusia

lewat fakta imajinatif dan memerlukan fakta yang kokoh.

d. Pendekatan Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra merupakan salah satu alat kritis sastra. Sastra sendiri

merupakan bagian dari masyarakat. Jadi tidak salah jika dikatakan bahwa

sastra adalah produk kebudayaan sehingga sastra tidak bisa terlepas dari

keberadaban manusia dikarenakan sastra menceritakan tentang kehidupan

dari masyarakat itu sendiri.

Penelitian dengan pendekatan sosiologi sastra ini menganggap karya

sastra sebagai milik masyarakat. Sosiologi sastra adalah pendekatan terhadap

sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan menggunakan

analisis teks untuk mengetahui strukturnya, untuk kemudian dipergunakan

memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang di luar sastra. Hasil penelitian

sastra biasanya bersifat subjektif, tetapi analisisnya berdasarkan data-data

yang objektif (Sangidu, 2004:8).

Dasar filosofi pendekatan sosiologi adalah adanya hubungan yang

hakiki antara karya sastra dengan masyarakat. Sosiologi sastra yang lahir

pada abad ke-18 ini mengundang banyak ahli sastra yang akhirnya turut

berpendapat tentang sosiologi sastra. Seperti Ratna (2011b:332) yang

mengemukakan bahwa “Sosiologi sastra berkembang dengan pesat sejak

penelitian-penelitian dengan memanfaatkan teori strukturalisme dianggap

(34)

commit to user

xxxiv

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan mengapa sastra memiliki

kaitan erat dengan masyarakat dan dengan demikian harus diteliti dalam

kaitannya dengan masyarakat, sebagai berikut:

1) karya sastra ditulis oleh pengarang, diceritakan oleh tukang cerita, disalin oleh penyalin, sedangkan ketiga subjek tersebut adalah anggota masyarakat;

2) karya sastra hidup dalam masyarakat, menyerap aspek-aspek kehidupan yang terjadi dalam masyarakat, yang pada gilirannya juga difungsikan oleh masyarakat;

3) medium karya sastra, baik lisan maupun tulisan, dipinjam melalui kompetensi masyarakat, yang dengan sendirinya telah mengandung masalah-masalah kemasyarakatan;

4) berbeda dengan ilmu pengetahuan, agama, adat-istiadat, dan tradisi yang lain, dalam karya sastra terkandung estetika, etika, bahkan juga logika. masyarakat jelas sangat berkepentingan terhadap tiga aspek tersebut;

5) sama dengan masyarakat, karya sastra adalah hakikat intersubjektivitas, masyarakat menemukan citra dirinya dalam suatu karya (Ratna, 2011b:332).

Penelitian Qasim (2012) menyimpulkan bahwa

“Novel Morrison ini menggambarkan kisah-kisah rahasia kekerasan dan agresi dan menangkap kehidupan korban pelecehan dan mantan budak yang mencoba membuat hidup mereka normal. Mereka belajar bagaimana menyembuhkan sakit emosional dan psikologis mereka. Dengan demikian melalui novelnya, Morrison mencoba mencatat sejarah kehidupan masyarakat yang tak terhitung jumlahnya. Novelnya merekam kehidupan semua orang subyek perempuan yang tersisa dari pembahasan warna-warni kehidupan.”

Dalam penelitian ini dapat dipahami bahwa dari sebuah novel atau

karya sastra lainnya dapat diambil berbagai amanat yang mungkin dapat

membantu memperbaiki kehidupan di masyarakat secara nyata. Yang

terpenting dalam pendekatan sosiologi sastra yakni keterkaitan langsung

dengan masyarakat. Hakikatnya, sosiologi sastra ini juga digambarkan

sebagai dokumen sosiobudaya yang mencerminkan suatu zaman. Meskipun

demikian, pertimbangan terpenting adalah nilai estetika yang terkandung

(35)

commit to user

xxxv

6. Konflik Sosial dalam Karya Sastra

Salah satu hal yang merupakan bagian dari kehidupan manusia bahkan

kadang menjadi penentu alur hidup seseorang adalah konflik. Konflik sendiri

sangat luas cakupannya. Secara umum konflik dalam karya sastra bisa

digolongkan menjadi dua, yakni konflik internal dan konflik eksternal. Untuk itu

perlu dipahami lebih jauh bahwa konflik internal merupakan permasalahan yang

terjadi dalam diri seorang tokoh dan mengalami pergulatan dalam dirinya tanpa

disebabkan atau memengaruhi orang lain di sekitarnya, sedangkan konflik

eksternal yaitu masalah yang terjadi dengan faktor lain di luar diri.

Konflik adalah sesuatu yang menjadikan hidup yang kita jalani menjadi

lebih sempurna dengan segala lika-liku problematika yang bisa ditimbulkannya.

Konflik menjadikan hidup lebih berwarna. Seseorang pasti akan merasa hampa

jika selama hidupnya hanya merasakan kebahagiaan. Begitu pun sebaliknya,

seseorang lainnya pun akan merasa bosan jika terus menerus menderita.

Dalam setiap cerita dapat dipastikan memiliki konflik yang muncul akibat

perbedaan karakter tokoh-tokohnya. Demikian yang terjadi pada novel Di Kaki

Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Konflik dalam sebuah karya sastra prosa

dalam bentuk novel ini membawa ketertarikan sendiri yang dilihat oleh pembaca

dari sebuah karya sastra.

Konflik sosial dalam karya sastra merupakan gambaran kehidupan nyata

yang dituangkan dalam cerita oleh pengarangnya. Konflik merupakan inti dari

sebuah alur.

Macam-macam konflik dalam sebuah cerita adalah:

a. konflik batin adalah pertentangan manusia dengan dirinya sendiri; b. pertentangan manusia dengan sesamanya;

c. pertentangan manusia dengan lingkungannya, baik itu lingkungan ekonomi, politik, sosial, dan budaya;

d. pertentangan manusia dengan Tuhan atau keyakinannya (Rosyi, 2009).

Tanpa konflik, cerita tidak akan menjadi sesuatu yang indah. Konflik cerita

(36)

commit to user

xxxvi

dalam masyarakat nyata. Hal ini dikarenakan karya sastra merupakan cerminan

dari kehidupan nyata.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir pada penelitian ini yaitu dari sebuah novel Di Kaki Bukit

Cibalak karya Tohari dianalisis dengan pendekatan sosiologi sastra. Terkait

dengan hal tersebut Endraswara (2011:9) berpendapat bahwa “Sosiologi sastra

adalah memahami makna karya sastra dari sisi sosiologis.” Dilanjutkan dengan

analisis koherensi unsur-unsur data teks novel (data objektif). Swingewood

(dalam Faruk, 1999:43) mengemukakan pendapat terkait dengan koherensi

unsur-unsur data teks novel (data objektif) bahwa “Perlunya pemahaman mengenai

tradisi sastra sebagai salah satu mediasi yang menjembatani hubungan antara sastra dengan masyarakat.” Dari data objektif analisis novel dikembangkan lagi lebih rinci dengan analisis data genetik dan data afektif novel hingga menemukan

suatu simpulan tentang koherensi unsur-unsur data teks novel (data objektif) yang

dianalisis dengan data genetik novel dan data afektif novel Di Kaki Bukit Cibalak

karya Tohari. Berkaitan dengan data genetik novel Endraswara (2011:144)

mengungkapkan bahwa “Data genetik merupakan data yang berkaitan dengan

hubungan latar belakang pengarang dengan nilai-nilai estetis struktur teks.” Data

genetik novel berbeda dengan data afektif novel, Kurniawan (2012: 8)

mengungkapkan bahwa “Data afektif novel adalah data yang berhubungan dengan

(37)

commit to user

xxxvii

Berikut gambar alur kerangka berpikir analisis novel Di Kaki Bukit Cibalak

karya Tohari dengan pendekatan sosiologi sastra.

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir

Koherensi unsur-unsur data teks novel (data objektif) yang dianalisis dengan data genetik novel dan data afektif

novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Data genetik

novel

Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari

Pendekatan sosiologi sastra

Koherensi unsur-unsur data teks novel

(data objektif)

(38)

commit to user

xxxviii BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan objek kajiannya adalah karya sastra

yang berupa novel. Objek penelitian ini adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya

Ahmad Tohari. Penelitian ini tidak terikat oleh tempat dan waktu yang khusus.

Penelitian ini dapat dilakukan kapan saja tanpa harus terpancang pada satu tempat

dan waktu tertentu.

Penelitian ini dilakukan selama sembilan bulan, yakni awal Mei 2012

sampai Januari 2013. Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan dalam penelitian

ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1: Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

Waktu

Metode berfungsi menyederhanakan masalah sehingga lebih mudah untuk

dipecahkan dan diatasi (Ratna, 2011b:34). Penelitian ini menggunakan

pendekatan sosiologi sastra. Hakikatnya, penelitian sosiologi sastra adalah

(39)

commit to user

xxxix

mengaitkan antara novel (karya sastra) dengan realitasnya dalam masyarakat yang

kemudian dianalisis dari segi data objektif, genetik, dan afektif.

C. Data dan Sumber Data

Sumber data yang diambil oleh peneliti terdiri dari dua macam, sebagai

berikut.

1. Data Primer

Data objektif novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Tohari. Novel tersebut

pertama kali diterbitkan di harian KOMPAS pada akhir tahun 1979.

Kemudian diterbitkan lagi oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada 1994,

sampai cetakan terakhir (cetakan ketiga) diterbitkan pada 2005.

2. Data Sekunder

a. Informan, yaitu pengarang (data genetik) dan pembaca (data afektif) novel

Di Kaki Bukit Cibalak.

b. Sumber data lain yang menunjang seperti buku-buku, dokumen-dokumen,

dan artikel-artikel.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:218). Pertimbangan tertentu yang

dimaksud tersebut yakni mempertimbangkan peran seseorang yang dianggap

memiliki sesuatu yang lebih terkait kebutuhan informasi dalam penelitian bagi

peneliti dan dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

data-data baik dari dokumen tertulis, hasil observasi, dan wawancara. Dalam

wawancara tersebut, informan diklasifikasikan berdasarkan:

1. pembaca ahli dan pembaca awam;

2. pembaca sebagai masyarakat Banyumas dan pembaca bukan sebagai

(40)

commit to user

xl

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik studi

dokumentasi, observasi, dan wawancara. Teknik studi dokumentasi yaitu mencatat

dokumen maupun arsip yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian.

Teknik observasi merupakan peninjauan secara cermat pada objek maupun subjek

yang akan diteliti, dalam hal ini yang dimaksud yaitu masyarakat pembaca.

Teknik lainnya yakni teknik wawancara yang dipahami sebagai teknik untuk

mengetahui pandangan informan tentang struktur cerita, latar belakang sosial

budaya, dan konflik sosial yang ditampilkan dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak

karya Tohari (2005).

Teknik wawancara dilakukan peneliti kepada enam informan, yaitu: satu

pengarang novel dan lima pembaca novel. Lima pembaca novel tersebut, yaitu:

tiga diantaranya adalah informan sebagai pembaca ahli dan dua informan lainnya

sebagai pembaca awam. Pembaca ahli dan awam dibedakan berdasarkan seberapa

dalam pengetahuannya terhadap sastra. Selain itu, peneliti mengklasifikasikan lagi

pembaca berdasarkan tempat tinggalnya, yaitu dua diantaranya adalah warga

Banyumas dan tiga lainnya bukan warga Banyumas. Data-data tersebut

bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penelitian lebih jauh.

F. Uji Validitas Data

Uji validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi.

Sesuai dengan objek kajian dan metode pengumpulan datanya maka validitas data

dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Data yang diperoleh dari wawancara, kemudian dicek dengan observasi,

(41)

commit to user

xli

G. Analisis Data

Dalam penelitian ini, data dianalisis menggunakan analisis interaktif. Di

dalam model ini terdapat tiga komponen analisis, yaitu: reduksi data, penyajian

data, dan penarikan simpulan. Penerapannya dalam analisis karya sastra adalah

sebagai berikut.

1. Reduksi data merupakan komponen yang mengandung proses seleksi,

pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data kasar. Data yang masuk

berupa data primer dan data sekunder akan diseleksi dan difokuskan pada

hal-hal yang signifikan serta membuang hal-hal-hal-hal yang tidak perlu.

2. Penyajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi atau data secara

teratur dan terinci agar mudah dianalisis. Kegiatan ini dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menganalisis data primer berupa novel Di Kaki Bukit Cibalak dengan

mencocokan data sekunder yang berupa data pelengkap yang diambil dari

kajian pustaka yang mendukungnya.

b. Data sekunder yang diperoleh dikaitkan dengan data primer yang berupa

novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Tohari (2005) yang telah ditelaah oleh

peneliti.

c. Berdasarkan langkah-langkah dari (b) tersebut akan diperoleh deskripsi

struktur cerita, latar belakang sosial budaya, dan konflik sosial dalam

novel Di Kaki Bukit Cibalak.

3. Penarikan simpulan dilakukan berdasarkan semua hal yang terdapat dalam

reduksi data dan sajian data. Tiga komponen tersebut aktifitasnya dalam

bentuk interaksi dengan proses pengumpulan data sebagai siklus dan

penelitian tetap bergerak di antara tiga komponen tersebut.

Terkait dengan deskripsi di atas, Sutopo (2002:95) mengungkapkan bahwa “Peneliti tetap bergerak di antara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Sesudah

(42)

commit to user

xlii

Proses analisis ini disebut sebagai model analisis interaktif.” Berikut adalah

gambar dari proses analisis data interaktif.

Dari gambar tersebut dapat dijelaskkan bahwa proses analisis data dapat

dilihat pada waktu pengumpulan data, peneliti selalu membuat reduksi data dan

sajian data. Kemudian peneliti menyusun rumusan pengertiannya secara singkat,

berupa pokok-pokok temuan yang penting. Selanjutnya diikuti penyusunan sajian

data yang berupa ceritera sistematis dan logis. Saat pengumpulan data sudah

berakhir, peneliti mulai melakukan usaha untuk menarik simpulan dan

verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian

datanya. Jika simpulan dirasakan belum memuaskan maka peneliti wajib kembali

melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari

pendukung simpulan yang ada dan juga bagi pendalaman data.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian terhadap novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Tohari

1. Tahap persiapan, meliputi penyusunan proposal.

2. Tahap pelaksanaan, meliputi pengumpulan data, validitas data, analisis data,

dan penarikan simpulan.

3. Tahap penyusunan laporan, meliputi penyusunan laporan penelitian,

konsultasi dengan pembimbing, dan memperbanyak laporan. Gambar 2. Model Analisis Interaktif

Pengumpulan data

Reduksi data Penyajian data

(43)

commit to user

xliii BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak terikat oleh tempat dan

waktu. Namun, demi memfokuskan lokasi dan objek penelitian, peneliti

menentukan Banyumas dan Surakarta sebagai lokasi penelitian. Hal ini

dikarenakan Banyumas merupakan daerah terdekat dengan latar kejadian yang

diangkat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak, sedangkan sampel dari masyarakat

yang tinggal di daerah Surakarta dimaksudkan untuk menjadi pembanding

informan dari daerah Banyumas. Perbedaan lokasi tersebut bertujuan agar data

yang diperoleh memiliki banyak variasi sehingga tidak monoton dan dapat

menghasilkan sebuah hasil akhir penelitian yang lebih kaya akan informasi.

Terlepas dari lokasi penelitian, hal yang paling penting dalam sebuah

penelitian adalah objek penelitian. Pada analisis sosiologi sastra ini, objek

penelitiannya adalah karya sastra novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Tohari.

Novel ini merupakan salah satu karya sastra yang menarik sebagai hasil imajinasi

Tohari. Novel ini tidak hanya sekedar karya sastra yang menghibur, tetapi

memiliki pesan-pesan kehidupan yang dapat dijadikan renungang oleh masyarakat

pembacanya.

Novel ini memiliki ciri khas hasil kepengaranngan Tohari yang berbeda

dengan hasil karya sastra pengarang lainnya karena pada novel ini kental dengan

nuansa Banyumas dan konflik kedesaan yang kompleks namun tetap mudah

dimengerti oleh pembaca. Dengan ketebalan halaman yang hanya berkisar ratusan

halaman, novel ini mampu mengemas amanat dari pengarang dengan nilai estetis

yang tinggi. Memiliki banyak pesan dan pembelajaran kehidupan yang sangat

bagus. Amanat dari pengarang terwakili dengan karakter yang dibawakan oleh

para tokoh cerita yang menampilkan suatu situasi kehidupan sehingga lebih

menarik untuk disimak.

(44)

commit to user

xliv

B.Deskripsi Temuan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif pada novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Tohari

dengan pendekatan sosiologi sastra ini ditemukan beberapa data penelitian sebagai

berikut.

1. Analisis Koherensi Data Teks Novel (Data Objektif)

Pada koherensi data teks novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Tohari

banyak ditemukan data yang menarik untuk dikaji. Data-data yang peneliti

perhatikan adalah data-data yang berkaitan dengan sosiologi sastra dari novel

tersebut.

Koherensi data teks (data objektif) pada hakikatnya menekankan pada

nilai-nilai karya sastra itu sendiri dan menjadikan karya sastra sebagai sumber

informasi yang objektif, dan kemudian dikaitkan dengan fenomena yang

terjadi dalam masyarakat sekarang. Namun, suatu analisis novel tidak dapat

lepas dari analisis struktural novel tersebut. Secara structural, novel memiliki

tujuh unsur intrinsik, yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur, gaya, setting,

sudut pandang, dan suasana.

Banyak hal dapat ditemukan di dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak,

namun yang dominan muncul adalah konflik sosial yang terjadi di desa

Tanggir. Konflik ini terjadi karena ketidakberesan pemerintahan lurah desa

Tanggir yang biasa dipanggil dengan nama Pak Dirga. Dari awal kompetisi

pemilihan lurah, dia sudah menunjukkan kecurangan yang akhirnya

mengantarkannya duduk sebagai lurah desa Tanggir. Setelah menjadi lurah,

dia melakukan penyelewengan dana kas lumbung koperasi desa Tanggir. Dia

tidak mau menolong Mbok Ralem yang notabennya warga miskin yang

membutuhkan bantuan pemerintah desa demi penyembuhan penyakitnya. Pak

Dirga bersama Poyo (pengurus lumbung desa Tanggir) melakukan manipulasi

pada laporan keuangan lumbung desanya. Uang yang seharusnya

dialokasikan untuk keperluan masyarakatnya justru digunakan untuk

kepentingan pribadi Pak Dirga dan Poyo. Kedaan desa Tanggir semakin

Gambar

Gambar Halaman
Tabel
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
Tabel 1: Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

IMPLEMENTASI METODE NAÏVE BAYES DALAM ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PROFESIONALISME AUDITOR, ETIKA PROFESI, MOTIVASI DAN PENGALAMAN AUDITOR

Kesimpulan darai keseluruhan pertanyaan kuisnoer tersebut dengan jumlah 30 responden bahwa 24 % dengan latar belakang memiliki 1 kompetensi mengenai computer, menggukan facebook

Pada zaman sekarang ini, perkembangan teknologi digital serta internet telah memberikan kita kemudahan dalam melakukan akses serta mendistribusikan berbagai informasi dalam

[r]

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis berkeinginan untuk membuat sebuah aplikasi, yaitu Secure Parking, di mana aplikasi ini diharapkan dapat menekan angka pencurian

[r]

Dengan makin banyaknya pelanggan yang datang pada suatu restoran mengharuskan pengelola menyediakan layanan yang berbasiskan komputer untuk mempermudahkan bagian kasir dalam