• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah Persepsi Masyarakat Terhadap Pen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah Persepsi Masyarakat Terhadap Pen"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Makalah

PENDIDIKAN PANCASILA

“Persepsi Masyarakat Terhadap Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila Saat Ini”

Nama : Carolus Noprianto Stambuk : A 221 14 030

Kelas : C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO

(2)

Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami beberapa pelajaran dari mata kuliah Teknik Laboratorium ini.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

(3)

Daftar Isi Kata pengantar

Daftar isi

Bab I Pendahuluan

A. Latar belakang masalah B. Tujuan

C. Rumusan masalah D. Manfaat penulisan Bab II Pembahasan

A. Pengertian Pancasila Secara Etimologis, Historis, & Terminologis B. Pancasila sebagai Sumber Nilai

C. Persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila Bab III penutup

A. Kesimpulan

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini penerapan Pancasila khususnya di lingkungan masyarakat mengalami penurunan. Masyarakat sekarang cenderung lebih condong pada kehidupan hedonisme. Ini menjadi bukti bahwa penerapan nilai- nilai Pancasila di kehidupan belum mereka terapkan di kehidupan mereka.

Masyarakat harusnya bukan hanya menjadikan nilai- nilai Pancasila sebagai teori yang hanya didengarkan. Namun juga harus dipraktikkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga dalam kehidupan di lingkungan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

A. Pengertian Pancasila Secara Etimologis, Historis, & Terminologis B. Pancasila sebagai Sumber Nilai

C. Persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita lebih mengetahui tentang pengertian pancasila, pancasila sebagai sumber nilai, dan persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai pancasila

D. Manfaat Penulisan

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila Secara Etimologis, Historis, & Terminologis 1. Hakikat Pancasila

Kedudukan dan fungsi Pancasila bilamana dikaji secara ilmiah memiliki pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan Negara, sabagai kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam terminologi yang harus didesktipsikan secara objektif. Selain itu, pancasila secara kedudukan dan fungsinya juga harus dipahami secara kronologis.

Oleh karena itu, untuk memahami Pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusannya maupun peristilahannya maka pengertian Pancasila tersebut meliputi lingkup pengertian sebagai berikut :

a. Pengertian Pancasila secara etimologis

Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India (bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua macam arti secara leksikal yaitu :

“panca” artinya “lima”

“syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”

(6)

Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan “susila “ yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah adalah istilah “Panca Syilla” dengan vokal i pendek yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.

b. Pengertian Pancasila secara Historis

Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.

Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siaing tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila.

(7)

interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat.

c. Pengertian Pancasila secara Terminologis

Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara-negara yang merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.

Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

(8)

B.

PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI

Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

1. Makna Nilai dalam Pancasila a. Nilai Ketuhanan

Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.

b. Nilai Kemanusiaan

(9)

c. Nilai Persatuan

Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia..

d. Nilai Kerakyatan

Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.

e. Nilai Keadilan

Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah ataupun batiniah.

(10)

C.

Persepsi Masyarakat Terhadap Pemngamalan Nilai-Nilai Pancasila Katholik, Hindu, dan Islam) yang berada di wilayah tersebut saling menghargai antara satu dan lainnya. Sebagi contoh, di Tolai sendiri sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Hindu, ini memiliki beberapa perayaan keagamaan yang telah menjadi kebudayaan khas suku Bali, Salah satunya adalah hari raya Nyepi. Hari raya Nyepi merupakan hari raya bagi umat beragama Hindu di tolai untuk merayakan tahun baru Saka. Pada hari raya tersebut seluruh masyarakat beragama Hindu tidak melaksanakan aktifitas diluar rumah. Dan bagi masyarakat/warga beragama lain turut serta menghargai hal tersebut dengan mengurangi aktivitas mereka diluar rumah, seperti tidak kebut-kebutan di jalanan, tidak memutar music secara keras, dan lain sebagainya. Begitu pula dengan agama lain yang merayakan hari raya besarnya, maka agama-agama yang lain turut serta mnghargainya satu sama lain.

2. Nilai Kemanusian

(11)

relawan yang ikut serta membantu untuk mencari para korban. Meskipun tidak turun langsung ketempat kejadian, tapi seperti yang bisa kita saksikan di televisi ada yang ikut membantu dengan cara menyediakan 1000 makanan perhari di posko bantuan untuk memberi makanan kepada keluarga korban, para jurnalis dan para petugas Basarnas. Hal tersebut bisa terjadi karena munculnya rasa memiliki dan turut serta merasakan kesedihan keluargga korban yang di tinggalkan.

3. Nilai Persatuan

Nilai persatuan mulai menurun. Menurut I Gede Muliawan (POLRI) nilai persatuan akhir-akhir ini mulai menurun, hal itu dikarenakan masih sering terjadinya bentrok antara kelompok warga. Sebagai contoh yaitu bentrok antar warga di wilayah Nunu – Tavanjuka (Palu, Sulawesi Tengah). Akar dari permasalahannya masih belum jelas hingga saat ini. Tapi bisa di ambil kesimpulan bahwa hal tersebut terjadi karena nilai-nilai persatuan mulai meluntur dan ketamakan dan egoism masing-masing kelompok.

4. Nilai Kerakyatan

(12)

5. Nilai Keadilan

(13)

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

Pancasila memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat diantaranya Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia, Nilai memiliki sifat normatif, dan Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. IMPLEMENTASI NILAI - NILAI PANCASILA. (online) https://www.academia.edu/7169347. Diakses : Januari 2015

Anonim. 2013. Pengertian Pancasila Secara Etimologis, Historis, & Terminologis. (online) http://pancasila2013.weebly.com/pengertian-pancasila.html. Diakses : Januari 2015

Referensi

Dokumen terkait

- Penyerahan bendera UIN Walisongo dari Rektor kepada Ketua Panitia.. - Laporan Ketua Panitia OPAK 2016 - Pengarahan Rektor UIN Walisongo - Penabuhan Gong

Peta Zona Gempa tidak dapat digunakan bagi bendungan tinggi dan sangat tinggi yang terletak di daerah yang memiliki kondisi geologi khusus seperti kekar,

Wajah mereka seperti anak kembar, potongan rambut mereka pun seperti sengaja disamakan, panjang dan seperti anak kembar, potongan rambut mereka pun seperti sengaja disamakan,

Terkait pemilihan umum serentak ini, terdapat beberapa pendapat yang lebih menyetujui apabila keserentakan pemilu didasarkan atas pemilu nasional dan daerah, dimana pemilu

Hal ini disebabkan karena semakin banyak kandungan RAP didalam campuran maka dapat meningkatkan nilai Stabilitas Marshall dan Modulus Resilien yang pada

Master of Arts in Malay Language and Linguistics by Coursework (August Intake). Malay 12 months full time 144 Master of Arts in English Language

Desa Atas Taman di Sumenep adalah salah satu kawasan yang mengalami proses akulturasi pada rumah tinggalnya yang terpengaruh oleh budaya Cina yang ditengarai

Kriteria yang kedua yaitu penurunan minimum dan maksimum dalam arah lateral dan vertikal memanjang jalan yang disyaratkan pada kondisi batas ekstrimnya atau disebut juga sebagai