KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
FASILITATOR FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
1. Latar Belakang
Paradigma pembangunan yang fokus pada pengembangan sumberdaya manusia (people centered) merupakan salah satu prioritas kebijakan baik di tataran nasional maupun global. Pertumbuhan ekonomi yang selama ini menjadi target utama pembangunan harus diimbangi dengan pertumbuhan kualitas sumberdaya manusia sebagai prasyarat penting terbangunnya ketangguhan dan kemandirian bangsa di semua sektor pembangunan. Penguatan kapasitas masyarakat melalui program-program pemberdayaan saat ini sudah menjadi salah satu strategi utama yang diimplementasikan oleh banyak pihak, baik organisasi pemerintah (Kementerian/Lembaga), organisasi masyarakat sipil, dan juga dunia usaha. Salah satu sektor yang menjadikan pemberdayaan masyarakat sebagai strategi penting adalah dalam isu Pengurangan Risiko Bencana.
Berbagai catatan dan basis data dari alur sejarah kebencanaan di Indonesia mengungkapkan tingginya intensitas kejadian bencana yang terjadi dan juga dampak kerugian yang timbul, baik itu besarnya jumlah korban jiwa maupun kerugian materil. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan suatu sistem penanggulangan bencana yang komprehensif dan melibatkan semua pihak. Perubahan paradigma penanggulangan bencana dari responsif menjadi preventif dengan penekanan pada pengurangan risiko bencana menuntut keterlibatan semua pihak, baik pemerintah, lembaga usaha dan juga masyarakat. Pelibatan masyarakat sebagai subjek dalam upaya-upaya pengurangan risiko bencana (Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas, PRBBK) sudah menjadi concern bersama baik di tingkat nasional maupun global.
Sesuai dengan mandat dalam Perka No.1 tahun 2012, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPB sejak tahun 2012 telah menginisiasi suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas (ketangguhan) masyarakat pada daerah bencana agar dapat lebih resilien menghadapi bencana. Program yang disebut dengan “Fasilitasi Ketangguhan Masyarakat” pada tahun anggaran 2016 ini kembali akan diimplementasikan di 100 desa yang tersebar di hampir seluruh wilayah kesatuan Republik Indonesia. Dalam mendukung terlaksananya program ini, dipandang perlu adanya tenaga pendamping masyarakat yang dapat membantu memfasilitasi masyarakat desa dalam mengimplementasikan kegiatan-kegiatan program di tingkat desa. Dengan adanya pendamping (fasilitator) desa diharapkan pencapaian terhadap indikator-indikator ketangguhan masyarakat sesuai dengan Perka tersebut dapat diraih secara maksimal.
2. Maksud dan Tujuan
Maksud penempatan fasilitator Desa Tangguh Bencana adalah untuk melakukan fasilitasi dan pendampingan penyusunan dokumen perencanaan untuk pencapaian indikator-indikator desa tangguh.
Adapun tujuan penempatan fasilitator, antara lain:
a. Melakukan fasilitasi dan pendampingan kepada masyarakat desa dalam mengidentifikasi ancaman, kerentanan serta kapasitas mereka untuk menghadapi bencana
c. Melakukan fasilitasi dan pendampingan untuk berkoordinasi dengan para pihak dalam rangka internalisasi dokumen penanggulangan bencana dalam rencana pembangunan desa
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pendampingan kepada masyarakat desa adalah untuk pencapaian indikator-indikator desa tangguh sesuai dengan peraturan Kepala BNPB No. 1 Tahun 2012, yaitu:
ASPEK INDIKATOR
LEGISLASI 1 Kebijakan/Peraturan di Desa/Kel tentang PB/PRB
PERENCANAAN 2 Rencana Penanggulangan Bencana, Rencana Aksi Komunitas, dan/atau Rencana kontijensi
KELEMBAGAAN
3 Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa 4 Relawan Penanggulangan Bencana 5 Kerjasama antar pelaku dan wilayah
PENDANAAN 6 Dana tanggap darurat 7 Dana untuk PRB
PENGEMBANGAN KAPASITAS
8 Pelatihan untuk pemerintah desa 9 Pelatihan untuk tim relawan 10 Pelatihan untuk warga desa 11 Pelibatan/partisipasi warga desa
12 Pelibatan Perempuan dalam tim relawan
PENYELENGGARAA N
PENANGGULANGAN BENCANA
13 Peta dan analisa risiko
14 Peta dan jalur evakuasi serta tempat pengungsian 15 Sistem peringatan dini
16 Pelaksanaan mitigasi struktural (fisik)
17 Pola ketahanan ekonomi untuk mengurangi kerentanan masyarakat
18 Perlindungan kesehatan kepada kelompok rentan
19 Pengelolaan sumber daya alam (SDA) untuk PRB 20 Perlindungan aset produktif utama masyarakat
4. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan mencakup 30 provinsi, 50 Kabupaten/Kota dan 110 desa yang tersebar di seluruh indonesia. Para fasilitator fasilitasi ketangguhan masyarakat akan ditempatkan di masing-masing desa sebanyak 2 (dua) orang yang akan mendampingi dan memfasilitasi masyarakat. Lokasi tersebut adalah sebagai berikut:
No PROVINSI Kab/Kota JUMLAH
DESA
1 ACEH Kota Banda Aceh 2
2 SUMATERA UTARA
Kab. Deli Serdang 2
Kab. Padang Lawas 2
Kab. Tapanuli Selatan 2
No PROVINSI Kab/Kota JUMLAH DESA
3 SUMATERA BARAT
Kab. Pasaman 2
Kab. Tanah Datar 2
4 RIAU
Kab. Kampar 2
Kab. Siak 3
5 JAMBI
Kota Jambi 2
Kab. Tanjung Jabung Timur 3
6 SUMATERA SELATAN
Kab. Banyuasin 2
Kab. Musi Banyuasin 3
7 BENGKULU kab. Kaur 2
8 LAMPUNG Kota Bandar Lampung 2
9 BANTEN
Kab. Pandeglang 2
Kab. Cilegon 2
10 JAWA BARAT
Kab. Bandung Barat 2
Kab. Cianjur 2
Kota Bogor 2
11 JAWA TENGAH
Kab. Kendal 3
Kab. Jepara 3
12 DIY Kab. Sleman 3
13 JAWA TIMUR
Kab. Bangkalan 2
Kab. Nganjuk 2
14 BALI
Kab. Badung 2
Kab. Tabanan 2
15 NUSA TENGGARA BARAT
Kab. Lombok Timur 2
Kab. Sumbawa Besar 2
16 NUSA TENGGARA TIMUR
Kab. Rote Ndao 2
Kota Kupang 2
17 SULAWESI UTARA
Kab. Minahasa 2
Kab. Bolang Mongondow 2
18 GORONTALO Kab. Gorontalo Utara 2
19 SULAWESI TENGAH Kab. Parigi Moutong 2
20 SULAWESI BARAT Kab. Mamuju Tengah 2
21 SULAWESI TENGGARA Kab. Konawe 2
22 SULAWESI SELATAN Kab. Maros 2
23 MALUKU Kota Ambon 2
24 MALUKU UTARA Kab. Halmahera Utara 2
No PROVINSI Kab/Kota JUMLAH DESA
Kab. Ketapang 2
26 KALIMANTAN TENGAH
Kab. Pulang Pisau 3
Kota Palangkaraya 2
27 KALIMANTAN SELATAN
Kab. Banjar 2
Kab. Kotabaru 3
28 KALIMANTAN TIMUR
Kota Samarinda 2
Kab. Kutai Timur 3
29 PAPUA Kab. Jayapura 2
30 PAPUA BARAT Kota Sorong 2
5. Waktu dan Tempat
Waktu penempatan fasilitator di desa selama 6 (enam) bulan, dimulai bulan Juli sampai dengan Desember 2016, sedangkan tempatnya adalah di lokasi desa tangguh di kabupaten/kota sebagaimana tercantum dalam poin 4.
6. Tugas Fasilitator desa
Tugas dan kewajiban fasilitator desa selama penugasan di desa antara lain:
No Bulan ke Uraian tugas
1 Bulan pertama - Koordinasi dengan kabupaten/kota dan masyarakat desa
- Pengumpulan data dan perencanaan yang telah dibuat oleh desa - Melakukan identifikasi kelompok dan tokoh di masyarakat
- Melakukan pendampingan dan fasilitasi masyarakat dalam pembentukan kelompok menuju forum pengurangan risiko bencana desa
- Penyusunan laporan
2 Bulan kedua - Melakukan pendampingan dan fasilitasi masyarakat untuk identifikasi ancaman, kerentanan dan kapasitas
- Pendampingan dan fasilitasi masyarakat dalam menyusun analisis risiko bencana
- Pendampingan dan fasilitasi masyarakat dalam menyusun rencana penanggulangan bencana desa
- Pendampingan dan fasilitasi masyarakat dalam menyusun rencana aksi komunitas
- Penyusunan laporan
3 Bulan ke-tiga - Pendampingan dan fasilitasi masyarakat dalam menyusun rencana kontijensi desa
No Bulan ke Uraian tugas
- Pendampingan dan fasilitasi masyarakat dalam menyusun rencana evakuasi berbasis masyarakat
- Penyusunan laporan
4 Bulan ke-empat - Pendampingan dan fasilitasi masyarakat dalam menyusun rencana pemanfaatan sumberdaya alam di desa
- Pendampingan dan fasilitasi masyarakat dalam pembentukan relawan desa
- Pendampingan dan fasilitasi masyarakat dalam menyusun perlindungan kesehatan masyarakat
- Penyusunan laporan
5 Bulan ke-lima - Pendampingan dan fasilitasi masyarakat dalam menyusun rencana legislasi desa
- Pendampingan dan fasilitasi masyarakat dalam menyusun
rencana pendanaan untuk dana pengurangan risiko bencana dan dana untuk tanggap darurat
- Pendampingan dan fasilitasi masyarakat dalam menyusun rencana perlindungan aset produktif desa
- Pendampingan dan fasilitasi masyarakat dalam menyusun rencana kerjasama dengan pihak lain
- Menyusun laporan
6 Bulan ke-enam - Pendampingan dan fasilitasi masyarakat dalam menyusun rencana pemaparan hasil fasilitasi di desa dalam seminar di Kabupaten
- Menyusun laporan akhir pendampingan
Demikianlah kerangka acuan kerja ini disusun, semoga dapat dipergunakan oleh fasilitator sebagai pedoman untuk pelaksanaan fasilitasi masyarakat menunju desa tangguh.
Jakarta, April 2016
PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat