A. TINJAUAN TEORI 1. Pengertian
Hipertermi merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh <37,8oC (100oF) per oral atau 38,8oC (101oF) per rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal (Lynda Juall, 2012).
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal (NANDA, 2012).
Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat diatas rentang normalnya (NIC NOC, 2007).
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh inti akibat kehilangan mekanisme termoregulasi (Ensiklopedia Keperawatan).
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang lebih besar dari jangkauan normal (Doenges Marilynn E.).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipertermi adalah keadaan dimana suhu inti tubuh diatas batas normal fisiologis sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh dari individu.
2. Etiologi
Hipertermi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam yang disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain. Terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi/ pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Faktor penyebabnya :
Dehidrasi
Penyakit atau trauma
Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat Pakaian yang tidak layak
Kecepatan metabolisme meningkat Pengobatan/ anesthesia
Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang) Aktivitas yang berlebihan
Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal baik dari oksigen maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme atau toksik, pirogen endogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel penjamu terutama monosit, makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam pada tingkat termoregulasi di hipotalamus.
Peningkatan kecepatan dan pireksi atau demam akan engarah pada meningkatnya kehilangan cairan dan elektrolit, padahal cairan dan elektrolit dibutuhkan dalam metabolism di otak untuk menjaga keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior.
Apabila seseorang kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), maka elektrolit-elektrolit yang ada pada pembuluh darah berkurang padahal dalam proses metabolisme di hipotalamus anterior membutuhkan elektrolit tersebut, sehingga kekurangan cairan dan elektrolit mempengaruhi fungsi hipotalamus anterior dalam mempertahankan keseimbangan termoregulasi dan akhirnya menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
4. Manifestasi Klinis
1) Suhu tinggi 37,8oC (100oF) per oral atau 38,8oC (101oF) 2) Takikardia
3) Hangat pada sentuhan 4) Menggigil
5) Dehidrasi
6) Kehilangan nafsu makan
5. Komplikasi
a. Kerusakan sel-sel dan jaringan b. Kematian
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan terjadinya resiko infeksi
2) Pemeriksaan urine
3) Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk pasien thypoid
4) Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl 5) Uji tourniquet
7. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan yaitu : 1) Observasi keadaan umum pasien
2) Observasi tanda-tanda vital pasien
Rasional : mengetahui perubahan tanda-tanda vital dari pasien 3) Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis
Rasional : membantu mempermudah penguapan panas 4) Anjurkan pasien banyak minum
Rasional : mencegah terjadinya dehidrasi sewaktu panas 5) Anjurkan pasien banyak istirahat
Rasional : meminimalisir produksi panas yang diproduksi oleh tubuh
6) Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha, leher bagian belakang
Rasional : mempercepat dalam penurunan produksi panas
7) Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai pengertian, penanganan, dan terapi yang diberikan tentang penyakitnya
Rasional : meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dari pasien da keluarganya
8. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis yang diberikan :
1) Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen Rasional : membantu dalam penurunan panas
9. Asuhan Keperawatan A. Pengkajian
Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data. Tahap pengkajian terdiri atas : pengumpulan data, analisa data, merumuskan masalah, anilsa masalah.
1. Data Subjektif
a. Pasien mengeluh panas
b. Pasien mengatakan badannya terasa lemas/ lemah 2. Data Objektif
a. Suhu tubuh >37oC b. Takikardia
c. Mukosa bibir kering
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi oleh virus yang ditandai dengan suhu tubuh pasien >37oC, akral hangat/ panas, takikardia, dan nafas cepat.
2. Hipertermi berhubungan dengan ketidakefektifan regulasi suhu sekunder terhadap usia yang ditandai dengan pasien mengeluh panas, lemas, dan pusing.
C. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah suatu pemikiran tentang perumusan tujuan , tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien berdasarkan analisa pengkajian agar dapat teratasi masalah kesehatan/ keperawatannya (Azis, 2004).
Tahap awal perencanaan adalah prioritas masalah. Prioritas masalah berdasarkan mengancam jiwa pasien, tahap kedua yaitu rencana prioritas.
1. Prioritas masalah a. Hipertermi 2. Tujuan
Setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan diharapkan masalah hipertermi teratasi
3. Kriteria hasil
a. Menunjukkan penurunan suhu tubuh b. Akral pasien tidak teraba hangat/ panas c. Pasien tampak tidak lemas
d. Mukosa bibir lembab 4. Rencana Tindakan
NO INTERVENSI NO RASIONAL
1 2 3 4 5 6 7 8
Observasi keadaan umum pasien
Observasi tanda-tanda vital pasien
Anjurkan pasien untuk banyak minum
Anjurkan pasien untuk banyak istirahat
Anjurkan pasien untuk memakai pakaian yang tipis
Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh
Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai pengertian, penanganan, dan terapi yang diberikan tentang penyakitnya
Kolaborasi/ delegatif dalam pemberian obat sesuai indikasi, contohnya : paracetamol 1 2 3 4 5 6 7 8
Mengetahui perkembangan keadaan umum dari pasien
Mengetahui perubahan tanda-tanda vital pasien
Mencegah terjadinya dehidrasi sewaktu panas
Meminimalisir produksi panas yang diproduksi oleh tubuh
Membantu mempermudah penguapan panas
Mempercepat dalam penurunan produksi panas
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dari pasien dan keluarganya
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah diberikan (A. Aziz Alimul H. 2006).
E. Evaluasi
Evaluasi tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, yaitu :
1) Mampu menunjukkan penurunan suhu tubuh ke batas normal (36,5-37,4oC) 2) Akral pasien tidak teraba hangat/ panas
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.