• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah ilmu sosial dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "makalah ilmu sosial dasar"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

(TENTANG ILMU PENGETAHUAN DAN SOSIOLOGI)

Dosen pembimbing :

Oleh :

Moh. Rizki Hidayaturrahman

Imron hamdiyah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) NURUL JADID

PRODI S1 KEPERAWATAN

PAITON

PROBOLINGGO

(2)

BAB I

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah

yang berjudul “Bunyi, Cahaya dan Panas”.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan,dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah dan semoga makalah bias bermanfaat bagi para pembaca.

Paiton, 10 Februari 2014

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR………i

DAFTAR ISI ………...ii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….……….1

1.2 Rumusan Masalah ……….2

1.3 Tujuan Penulisan………2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Dan Sosiologi……….3

2.2Objek Sosiologi ……….3

2.3 Metode-Metode Dalam Sosiologi ………4

2.4 Teori –Teori Sosiologi ………..6

2.5 Sejarah Teori Sosiologi ……….6

2.6 Teori –teori Sosiologi Sesudah Comte ………..8

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan………...11

(4)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang awam yang untuk pertama kali mempelajari sosiologi sesungguhnya secara

tidak sadar telah mengetahuai sedikit tentang sosiologi.selama hidupnya,dia telah menjadi

anggota masyarakat dan sudah mempunyai pengalaman-pengalaman dalam hubungan social

atau dalam hubungan antar manusia.sejak lahir ke dunia dia sudah berhubungan dengan

orang tuanya misalnya,dan semakin meningkat usianya,bertambah luas lah pergaulannya dengan manusia lain di dalam masyarakat.dia juga menyadari bahwa kebudayaan dan

peradaban dewasa ini merupakan hasil perkembangan masa-masa yang silam.secara sepintas

lalu dia pun mengetahui bahwa di dalam berbagai hal di mempunyai persamaan-persamaan

dengan orang lainsedangakan dal hal-hal lain dia mempunyai sifa-sifat yang has berlaku bagi

dirinya sendiri sehingga berbeda dengan orang lain.semuanya merupakan pengetahuan yang

bersifat sosiologis karena ikut sertanya dia di dalam hubungan-hubungan social dalam

membentuk kebudayaan masyarakatnya dan kesadaran akan adanya persamaan dan

perbedaan dengan orang-orang lain memberikan gambaran tentang objek yang dipelajarinya

yaitu sosiologi.akan tetapi semuanya itu belum berarti bahwa dia bukan merupakan ahli

sosiologi.pasti dia belum mengetahui dengan sesungguhnya apakah ilmu itu.oleh karena itu

akan ditinjau terlebih dahulu apakah sosiologi tersebut.

Perbedaan yang tidak jarang menimbulkan pertentangan antara harapan dengan

pernyataan memaksa para ahli berpikir untuk mencari penyebab-penyebabnya dengan jalan

mempelajari kenyataan-kenyataan dalam masyarakat,sehingga timbul berbagai macam teori

tentang masyarakt.lambat laun teori-teori tersebut dipelajari dan di kembangkan secara

sistematis dan netral,terlepas dari harapan-harapan pribadi para sarjana yang mempelajarinya dari penilaian baik dan buruk mengenai gejala-gejala atau unsure yang di jumpai di dalam

(5)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ilmu pengetahuan dan sosiologi itu?

2. Apakah yang menjadi objek sosiologi?

3. Apa saja metode-metode dalam sosiologi?

4. Apakah yang dimaksud dengan teori?

5. Bagaimanakah sejarah teori sosiologi itu?

6. Teori apa saja yang muncul sesudah Comte?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari ilmu pengetahuan dan sosiologi 2. Untuk mengetahui apa saja objek sosiologi

3. Untuk mengetahui tentang metode-metode sosiologi

4. Untuk mengetahui definisi dari teori

5. Untuk mengetahui sejarah sosiologi

(6)

B A B I I

PEM B AH A S A N

2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Dan Sosiologi

Ilmu Pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional,

sistimatik, logik dan konsisten. Hasilnya dari ilmu pengetahuan dapat dibuktikan dengan

percobaan yang transparan dan objektif. Ilmu pengetahuan mempunyai spektrum analisis

amat luas, mencakup persoalan yang sifatnya supermakro, makro dan mikro. Hal ini jelas

terlihat, misalnya pada ilmu-ilmu: fisika, kimia, kedokteran, pertanian, rekayasa,

bioteknologi, dan sebagainya.

Klasifikasi ilmu pengetahuan.

Contoh klasifikasi Ilmu Pengetahuan yang sederhana yaitu:

1. Ilmu dasar (basic Science) misalnya biologi yang bertujuan mendalami teori dan isi

alam yang hidup.

2. Ilmu terapan (Applied Sciences) yang bertujuan untuk memanfaatkan ilmu

guna memecahkan masalah praktis misalnya mekanisme dan teknologi pertanian.

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara individu dengan individu,

individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat. Selain itu, Sosiologi adalah

ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan

dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris

serta bersifat umum.

2.2 Objek Sosiologi

Objek Sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia, dan

proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Agak sukar untuk

memberikan batasan tentang masyarakat karena istilah masyarakat terlalu banyak mencakup

berbagai faktor sehingga kalaupun diberikan suatu definisi yang berusaha mencakup

(7)

Walaupun definisi dari sarjana-sarjana tersebut berlainan, pada dasarnya isisnya sama, yaitu

masyarakat yang mencakup beberapa unsur berikut ini.

a. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu social tak ada

ukuran mutlak ataupun angka pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang

harus ada. Akan tetapi,secara teoritis angka minimnya adalah dua orang yang hidup

bersama.

b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama

dengan kumpulan benda-benda mati seperti umpamanya kursi,meja dan sebagainya.

Karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan lahir manusia-manusia baru.

Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti; mereka juga

mempunyai keinginan-keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau

perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbu lah system komunikasi dan

peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok

tersebut.

c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.

d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama sistem. System kehidupan bersama

menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu

dengan yang lainnya.

2.3 Metode-Metode Dalam Sosiologi

Metode merupakan cara kerja yang digunakan untuk memudahkan kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan, agar tercapai tujuan seperti yang telah kita tentukan dan harapkan. Metode sekurang-kurangnya memiliki beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut.

a. Ada permasalahan yang akan dikaji atau diteliti.

b. Ada hipotesis, yaitu kesimpulan yang bersifat sementara, yang harus dibuktikan kebenarannya melalui data. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang akan dikaji melalui teori yang ada.

(8)

Dalam penelitian sosiologi, kita menggunakan dua metode, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.

1. Metode Kualitatif

Metode ini mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak. Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.

2. Metode Kuantitatif

Metode ini digunakan dalam penelitian yang analisis datanya mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode ini adalah survei dan eksperimen. Gejala yang diteliti diukur dengan skala, indeks, tabel, atau formula-formula tertentu yang cenderung menggunakan uji statistik. Apakah perbedaan antara dua metode yang telah kita bahas di atas? Beberapa perbedaan mendasar dari dua metode tersebut dapat kamu pahami pada tabel berikut ini.

Di samping metode-metode tersebut, ada beberapa metode yang sering digunakan sosiologi untuk menelaah masyarakat didasarkan pada jenisnya. Metode-metode tersebut meliputi metode induktif, deduktif, fungsionalisme, empiris, dan rasionalistis.

1) Metode induktif adalah metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk

mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam lapangan yang lebih luas. 2) Metode deduktif adalah metode yang menggunakan proses yang berkebalikan

dengan metode induktif, yaitu dimulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang bersifat khusus.

3) Metode fungsionalisme adalah metode yang bertujuan untuk meneliti fungsi

lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. Metode ini memiliki gagasan pokok bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal balik yang saling memengaruhi dan masing-masing mempunyai fungsi tersendiri dalam masyarakat.

4) Metode empiris adalah metode yang mendasarkan diri kepada keadaan-keadaan

(9)

5) Metode rasionalistis adalah metode yang mengutamakan penilaian dengan logika

dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang kemasyarakatan.

2.4 Teori –Teori Sosiologi

Teori merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih, yang telah diuji

kebenarannya. Suatu variabel merupakan merupakan karakteristik dari orang –orang,

benda-benda, atau keadaan yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda.

Teori-teori sosiologi memiliki kegunaan antara lain yaitu, sebagai berikut :

a. Suatu teori atau beberapa teori merupakan ikhtisar hal-hal yang telah diketahui serta diuji

kebenarannya yang menyangkut objek yang dipelajari sosiologi.

b. Teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada seseorang

yang memperdalam pengetahuannya di bidang sosiologi.

c. Teori berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang dipelajari

oleh sosiologi.

d. Suatu teori akan sangat berguna dalam mengembangkan sistem klasifikasi fakta,

membina struktur konsep-konsep serta memperkembangkan definisi-definisi yang

penting untuk penelitian.

e. Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan

proyeksi sosial, yaitu usaha untuk dapat mengetahui ke arah mana masyarakat akan

berkembang atas dasar fakta yang diketahui pada masa yang lampau dan pada dewasa

ini.

2.5 Sejarah Teori Sosiologi

1. Perhatian masyarakat sebelum Comte

a. Plato: Menelaah masyarakat secara sistematis dengan merumuskan teori organis

tentang masyarakat yang mencakup bidang kehidupan ekonomi dan sosial.

b. Aristoteles : Melakukan analisis terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat.

c. Ibn Khaldun: Mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian

sosial dan peristiwa dalam sejarah.

d. Zaman Renaissance: tercatat nama-nama Thomas More dan Campanella mengenai

(10)

e. N. Machiavelly: mengemukakan mengenai bagaimana cara mempertahankan

kekuasaan.

f. Hobbes: menulis mengenai keadaan alamiah manusia yang didasari pada

keinginan-keninginan mekanis sehingga manusia selalu saling berkelahi (kontrak sosial).

g. John Locke dan JJ Rausseau: menulis mengenai kontrak social.

h. Saint Simon: menulis tentang manusia yang hendaknya dipelajari dalam kehidupan

berkelompok.

2. Sosiologi Auguste Comte ( 1798-1853)

Auguste Comte yang pertama–tama memakai istilah “sosiologi” adalah orang yang pertama membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmu – ilmu pengetahuan lainnya.

Menurut Comte (The positive Philosopy:1896) ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing –masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya.

Tahap pertama dinamakan tahap teologis atau fiktif, yaitu suatu tahap di mana manusia menafsirkan gejala –gejala di sekelilingnya secara teologis, yaitu dengan kekuatan –kekuatan yang dikendalikan roh dewa –dewa atau Tuhan Yang Maha Kuasa. Penyesuaian ini sangat

penting bagi manusia karena manusia harus beradaptasi dengan lingkungannya.

Tahap Kedua merupakan perkembangan dari tahap pertama adalah tahap metafisik. Pada tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan –kekuatan inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Pada tahap ini manusia masih terikat oleh cita –cita tanpa verifikasi karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita –cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum –hukum alam yang

seragam. Hal yang terakhir inilah yang merupakan tugas ilmu pengetahuan positif, yang

merupakan tahap ketiga atau tahap terakhir dari perkembangan manusia.

Hal yang paling menonjol dari sistematika Comte adalah penilaiannya terhadap

sosiologi, yang merupakan ilmu pengetahuan paling kompleks, dan merupakan suatu ilmu

pengetahuan yang akan berkembang dengan pesat sekali. Sosiologi merupakan studi positif

tentang hukum-hukum dari gejala sosial. Comte kemudian membedakan antara sosiologi

statis dan dinamis. Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang

menjadi dasar dari adanya masyarakat sedangkan sosiologi dianmis merupakan teori tentang

(11)

2.6 Teori –teori Sosiologi Sesudah Comte

1. Mazhab Geografi dan Lingkungan

Teori –teori yang digolongkan dalam mazhab ini adalah ajaran dari Edward Buckle

dari Inggris (1821-1862) dan Le Play dari Prancis (1806-1888). Menurut Buckle, adanya

pengaruh keadaan alam terhadap masyarakat. Di dalam analisisnya, dia telah menemukan

beberapa keteraturan hubungan antara keadaan alam dengan tingkah laku manusia.

Le play seorang insinyur pertambangan, memulai analisis keluarga sebagai unit sosial

yang fundamental dari masyarakat. Organisasi keluarga ditentukan oleh cara -cara

mempertahankan kehidupannya yaitu cara mereka bermata pencaharian. Hal tersebut sangat

tergantung pada lingkungan timbal – balik antara factor –faktor tempat, pekerjaan dan

manusia (masyarakat). Atas dasar faktor-faktor tersebut, maka dapat ditemukan unsur-unsur

yang menjadi dasar adanya kelompok-kelompok yang lebih besar, yang memerlukan analisis

terhadap semua lembaga-lembaga politik dan sosial suatu masyarakat tertentu.

Pentingnya Mazhab ini adalah menghubungkan faktor keadaan alam dengan

faktor-faktor struktur organisasi sosial. Teori ini mengungkapkan adanya korelasi antara tempat

tinggal dengan adanya aneka ragam karekteristik kehidupan sosial suatu masyarakat. 2. Mazhab Organis dan Evolusioner

Herbert Spencer adalah orang yang pertama-tama menulis tentang masyrakat atas

dasar data empiris yang kongkret. Dalam hal ini dia telah memberikan suatu model kongkret

yang secara sadar maupun tidak sadar diikuti oleh para sosiologi sesudah dia. Menurut

Spencer, akan bertambah sempurna apabila bertambak kompleks dan dengan adanya

referensiasi antara bagian-bagiannya. Secara evolusioner, tahap organisme tersebut akan

semakin sempurna sifatnya.

Spencer sebetulnya bermaksud untuk membuktikan bahwa masyarakat tanpa

diferensiasi pada tahap pra industri secara intern tidak stabil karena terlibat dalam

pertentangan-pertentangan diantara mereka sendiri. Selanjutnya dia berpendapat (dalam

bukunya yang berjudul Principles of Sociology ; 3 jilid) bahwa pada masyarakat industri

yang telah terdiferensiasi dengan mantap, akan ada suatu stabilitas yang menuju pada

keadaan hidup yang damai.

Seorang sosiologi Amerika yang sangat terpengaruh oleh metode analisis Spancer adalah W.G. Summer (1840-1910). Salah satu hasil karyanya adalah Folkways yang

(12)

kebiasaan-kebiasaan sosial yang timbul secara tidak sadar dalam masyarakat, yang menjadi bagaian dari

tradisi.

3. Mazhab Formal

Menurut Simmel elemen-elemen masyarakat mencapai kesatuan melalui

bentuk-bentuk yang mengatur hubungan antara elemen-elemen tersebut. selanjutnya Simmel

berpendapat, sesorang menjadi warga masyarakat untuk mengalami proses individualisasi

dan sosialisasi. Tanpa menjadi warga masyarakat tak akan mungkin seseorang mengalami

proses interaksi antara individu dengan kelompok.

Leopold Von Wiese (1876-1961) berpendapat bahwa sosiologi harus memusatkan perhatian pada hubungan-hubungan antara manusia tanpa mengaitkannya dengan

tujuan-tujuan maupun kaidah-kaidah. Sosiologi harus mulai dengan pengamatan terhadap perilaku

kongkret tertentu. Ajarannya bersifat empiris dan berusaha untuk mengadakan kuantifikasi

terhadap proses-proses sosial yang terjadi. Proses sosial merupakan hasil perkalian dari sikap

dan keadaan, yang masing-masing dapat diuraikan ke dalam unsur-unsurnya secara

sistematis.

Alfred Vierkandt (1867-1953) menyatakan bahwa sosiologi menyoroti situasi-situasi

mental. Situasi tersebut tak dapat dianalisis secara tersendiri, tetapi merupakan hasil perilaku

yang timbul sebagai akibat interaksi antar individu dan kelompok dalam masyarakat.

4. Mazhab Psikologi

Gabriel Tarde (1843-1904) dari Prancis, dia mulai dengan suatu dugaan atau

pandangan awal bahwa gejala sosial mempunyai sifat psikologis yang terdiri dari interaksi

antara jiwa-jiwa individu, dimana jiwa tersebut terdiri dari kepercayaan-kepercayaan dan

keinginan-keinginan. Dengan demikian keinginan utama Tarde adalah berusaha untuk

menjelaskan gejala-gejala sosial didalam kerangka reaksi-reaksi psikis seseorang.

5. Mazhab Ekonomi

Ajaran ini dikemukakan oleh Karl Marx (1818-1883) dan Max Weber

(1864-1920). Marx berpendapat telah mempergunakan metode-metode sejarah dan filsafat untuk

membangun suatu teori tentang perubahan yang menunjukkan perkembangan masyarakat

menuju suatu keadaan di mana ada keadilan sosial. Menurut Marx, selama masyarakat masih

terbagi atas kelas-kelas, maka pada kelas yang berkuasalah akan terhimpun segala kekuatan

dan kekayaan.

Tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dapat diklasifikasikan empat tipe

(13)

a. Aksi yang bertujuan, yakni tingkah laku yang ditunjukan untuk mendapatkan

hasil-hasil yang efisien.

b. Aksi yang berisikan nilai yang telah ditentukan, yang diartikan sebagai perbuatan

untuk merealisasikan dan mencapai tujuan.

c. Aksi tradisional yang menyangkut tingkah laku yang melaksanakan suat aturan yang

bersanksi.

d. Aksi yang emosional, yaitu yang menyangkut perasaan seseorang.

6. Mazhab Hukum

Hukum menurut Durkheim adalah kaidah-kaidah yang bersanksi yang berat ringannya tergantung pada sifat pelanggaran, anggapan-anggapan, serta keyakinan masyarakat tentang

baik buruknya suautu tindakan. Di dalam masyarakat dapat ditemukan dua macam sanksi

kaidah-kaidah hukum, yaitu sanksi yang represif dan sanksi yang restitutif.

Menurut Weber, ada empat tipe ideal hukum, yaitu :

 Hukum Irasional dan materiil, yaitu dimana pembentuk undang-undang dan hakim mendasarkan keputusan-keputusannya semata-mata pada nilai-nilai emosional tanpa

menunjuk pada suatu kaidahpun.

 Hukum irasional dan formal, yaitu dimana pembentuk undang-undang dan hakim berpedoman pada kaidah-kaidah di luar akal karena didasarkan pada wahyu atau

ramalan.

 Hukum rasional dan materiil, di mana keputusan-keputusan para pembentuk undang-undang dan hakim menunjuk pada suatu kitab suci, kebijaksanaan-kebijaksanaan

penguasa, atau ideologi.

(14)

BAB III

PENUTUP

1. Ilmu Pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional,

sistimatik, logik dan konsisten.

2. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara individu dengan individu,

individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat.

3. Objek Sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia,

dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.

4. Metode-metode sosiologi ada dua yaitu kualitatif dan kuantitatif.

5. Teori-teori sesudah Comte yaitu mazhab geografi dan lingkungan, mazhab organis

dan evolusioner, mazhab formal, mazhab psikologi, mazhab ekonomi, mazhab

(15)

DAFTAR ISI

- Soekanto, soerjono. SOSIOLOGI SUATU PENGANTAR. Jakarta: Raja Wali Pers,

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah skala Likert yang digunakan untuk mengukur variabel kualitas produk dan loyalitas merek, sedangkan metode analisis datanya

Metode kuantitatif adalah data yang dicatat bukan dengan angka-angka tetapi dengan menggunakan klasiflkasi. Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

Pelaku pelecehan biasanya memiliki pola perilaku yang memang melecehkan secara seksual (berulang-ulang), walaupun ada juga yang tidak berulang. Pelecehan seksual merupakan bentuk

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif yang dilakukan dengan cara mengolah data dalam bentuk angka menggunakan

Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi suatu sampel tertentu, pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian, analisis data

Metode Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif, dimana penelitian ini berwujud angka-angka yang dihitung selanjutnya

Penelitian ini berjudul “Analisis Framing Pemberitaan Kudeta Partai Demokrat di Kompas.com”. Ada beberapa tujuan dilakukannya penelitian ini. Pertama, penelitian ini

Teknik analisis data yang ada dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang digunakan untuk memberikan penjelasan atau keterangan-keterangan mengenai sistem