1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Kolesterol merupakan prekursor senyawa steroid di dalam tubuh, misalnya kortikosteroid, hormon seks, asam empedu dan vitamin D. Kolesterol disintesis di dalam tubuh dari asetil KoA membentuk mevalonat melalui sebuah jalur yang kompleks. Kolesterol secara khas adalah produk metabolisme hewan, oleh karena itu terdapat pada makanan yang berasal dari hewan seperti kuning telur, daging, hati dan otak (Murray, et al., 2003).
Kolesterol dalam tubuh berupa kolesterol eksogen dan kolesterol endogen.Kolesterol eksogen yang masuk ke dalam tubuh berasal dari makanan dan sebaliknya, kolesterol endogen dibentuk sendiri oleh sel – sel tubuh, terutama di dalam hati.Kolesterol yang berasal dari makanan memegang peranan penting, karena merupakan sterol utama di dalam tubuh manusia dan komponen permukaan sel dan membrane intraseluler.Kolesterol larut dalam bentuk lemak tetapi sedikit larut dalam air dan mampu membentuk ester dalam asam lemak.Hampir 70% kolesterol dalam lipoprotein plasma adalah dalam bentuk ester kolesterol (Guyton, 2006).
Hiperkolesterolemia didefinisikan sebagai tingkat kolesterol yang lebih tinggi dari normal.Hiperkolesterolemia yang dihasilkan dari perubahan metabolik kolesterol, merupakan penyebab utama dari gangguan kardiovaskular, seperti arteriosklerosis dan penyakit jantung koroner. Hiperkolesterolemia akan mengakibatkan terbentuknya Plaque, timbunan kolesterol bagian dari Low Density Lipoprotein (LDL), sel otot, beberapa protein dan kalsium yang akan menghambat aliran darah
2
dalam pembuluh darah dengan cara mempersempit pembuluh darah, mengeraskan dinding pembuluh darah dan menutup pembuluh darah. Ketika penimbunan dalam darah ini menjadi cukup besar, kolesterol menghambat aliran darah yang kemudian menimbulkan hipertensi (Wardlaw, et al., 2004).
Salah satu penyakit yang juga berasal dari kolesterol yang berlebihan adalah penyakit aterosklerosis, yaitu suatu penyakit yang ditandai dengan penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri.Komplikasi terpenting dari aterosklerosis adalah penyakit koroner, gangguan pembuluh darah serebral, dan gangguan pembuluh darah perifer. Komplikasi ini merupakan penyebab kematian utama di berbagai negara termasuk Indonesia (Suyatna dan Tony, 1995).
Serat telah banyak digunakan dan direkomendasikan untuk mencegah peningkatan kolesterol. Serat pangan (dietary fiber), khususnya yang bersifat larut dalam air, diketahui berperan dalam menurunkan kadar kolesterol plasma. Serat dapat menganggu penyerapan kolesterol di usus halus, sehingga gerakan usus meningkat dan sari makanan yang mengandung lemak dan kolesterol cepat terbuang melalui tinja (Ebihara dan Schneeman, 1989).
Banyak bahan alam yang digunakan untuk pengobatan karena aman dan relatif murah.Salah satu bahan alam tersebut adalah alginat.Alginat terdapat pada ganggang coklat (Laminaria sp, Macrocystis sp, Lessonia sp, dan lainnya), dimana alginat telah diproduksi secara industri. Alginat merupakan penyusun utama pada dinding sel alginofit, yang terdiri atas asam alginat, manuronat dan galuronat dengan ikatan β-D-1.4-manuronat dan α-L-galuronat (Draget, et al., 2005).
3
Penelitian sebelumnya oleh Wikanta, et al., (2003) menunjukkan bahwa pemberian natrium alginat dengan variasi viskositas pada tikus putih hiperkolesterol dapat menurunkan kandungan kolesterol total darah secara efektif. Hasil penelitian Sandberg, et al., (1994) menyatakan bahwa pemberian natrium alginat dapat menurunkan kolesterol yaitu dengan ditemukannya asam empedu dalam ileum pasien yang diteliti. Mekanismenya diduga melalui penjeratan atau pengikatan asam empedu di usus oleh matriks gel natrium alginat sehingga terjadi peningkatan ekskresi asam empedu.
Sebelumnya penelitian ini telah dilakukan oleh Sihite (2011) di Laboratorium Farmasi Fisik, dimana bahwa pemberian larutan natrium alginat 1% - 2% dapat menghambat kenaikan kadar kolesterol darah tikus yang diberi makanan berlemak tinggi pada tikus yang diteliti, dimana semakin tinggi konsentrasi natrium alginat semakin kuat efek penghambatan kenaikan kadar kolesterol yang ditimbulkan.
Berdasarkan penelitian tersebut yang menunjukkan bahwa natrium alginat efektif menurunkan kolesterol subjek yang telah hiperkolesterol, dengan sedikit mengubah metode dari penelitian sebelumnya yang menggunakan alginat sebagai penghambat kenaikan kadar kolesterol darah tikus, maka peneliti tertarik untuk menguji pengaruh pemberian larutan natrium alginat terhadap penurunan kadar kolesterol darah tikus yang diberi makanan berlemak tinggi.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah apakah pemberian larutan natrium alginat dapat menurunkan kadar kolesterol darah tikus yang mengalami hiperkolesterolemia?
4 1.3Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka hipotesis penelitian adalah alginat dapat menurunkan kadar kolesterol darah tikus yang mengalami hiperkolesterolemia.
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian larutan natrium alginat terhadap kadar kolesterol darah tikus yang dibuat hiperkolesterolemia dengan memberikan makanan berlemak tinggi.
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan informasi kepada masyarakat umum dan tenaga kesehatan bahwa larutan natrium alginat dapat menurunkan kadar kolesterol darah, sehingga dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk pencegahan penyakit - penyakit yang disebabkan oleh kelebihan jumlah kolesterol dalam tubuh.
1.6Kerangka Pikir Penelitian
Secara skematis , kerangka pikir penelitian ditunjukkan oleh Gambar 1.1. Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian Natrium alginat
konsentrasi 1%
Penurunan Kadar
Kolesterol Darah Kadar Kolesterol Darah (mg/dl) Natrium alginat
konsentrasi 1,5%
Natrium alginat konsentrasi 2%