• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Beberapa Konsentrasi Kalium Nitrat Terhadap Viabilitas Benih Kopi Arabika (Coffea ArabicaL) dan Robusta (CoffearobustaL) Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Beberapa Konsentrasi Kalium Nitrat Terhadap Viabilitas Benih Kopi Arabika (Coffea ArabicaL) dan Robusta (CoffearobustaL) Chapter III VI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di atas permukaan laut, pada bulan Maret sampai bulan Juni 2017.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kopi Arabika (Coffea arabicaL.) dan kopi Robusta (Coffea robustaL.) yang berasal dari Takengon sebagai bahan pengamatan perkecambahan, pasir sebagai media tanam, label, air, KNO3 dan plastik.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bak kecambah, timbangan analitik, beaker glass, petridis, batang pengaduk, handsprayer, gunting, karung goni, ember, pisau, kalkulator, kamera, dan alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, sebagai berikut :

Faktor 1 : Jenis Kopi (K) dengan 2 jenis, yaitu : K1 : Arabika

K2 : Robusta

Faktor 2 : Konsentrasi Kalium Nitrat (KNO3) (P) dengan 4 taraf, yaitu : P0 : 0 %

(2)

Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 8 kombinasi, yaitu :

K0P1 K1P1 K2P1 K3P1

K0P2 K1P1 K2P2 K3P2

Jumlah ulangan = 4 ulangan

Jumlah bak kecambah = 32 bak kecambah Jumlah benih / bak kecambah = 50 benih

Jumlah sampel / bak kecambah = 50 benih

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linear aditif sebagai berikut :

Yijk = μ + ρi + αj + βk +(αβ)jk + εijk

i = 1, 2, 3, 4 j = 1, 2 k = 1, 2, 3, 4 dimana :

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i dengan perlakuan konsentrasi kalium nitrat pada tarafke-k dan beberapa jenis kopipada jenis ke-j

μ = Nilai tengah umum

ρi = Pengaruh blok ke-i

αj = Pengaruh perlakuan konsentrasi kalium nitrat pada taraf ke-k

βk = Pengaruh perlakuan beberapa jenis kopi pada jenis ke-j

(αβ)jk = Pengaruh interaksi antara perlakuan konsentrasi kalium nitrat

padataraf ke-k dan beberapa jenis kopi pada jenis ke-j

εijk = Pengaruh galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan

(3)
(4)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Benih

Buah kopi yang diambil berasal dari Takengon.Kopi yang telah dipanen dalam kondisi matang fisiologis, kemudian dikupas dan biji dikeluarkan. Biji yang digunakan adalah biji yang berkulitas baik, kulit biji berwarna merah tua, memiliki ukuran dan warna seragam secaara fisiologis, tidak cacat dan tidak terserang hama dan penyakit. Biji dibersihkan menggunakan air.

Persiapan Media Perkecambahan

Media perkecambahan yang digunakan adalah media pasir dengan ketebalan ± 4 cm. Sebelum digunakan, terlebih dahulu pasir diayak dengan ayakan yang berukuran 20 mesh dan disterilkan dengan cara digongseng selama ± 30 menit untuk menghilangkan kontaminasi dari cendawan dan bakteri.

Aplikasi Perlakuan Perendaman Kalium Nitrat

Aplikasi perlakuan pematahan dormansi dilakukan dengan membuat larutan KNO3 sesuai dengan konsentrasi yang sudah ditentukan. Larutan KNO3 dibuat dengan cara melarutkan KNO3 dengan air pada konsentrasi 0%, 0,6 %, 1,2%, dan 1,8%. Perendaman dengan larutan KNO3 dilakukan selama 24 jam.Kemudian dicuci dengan air bersih sebelum ditanam.

Pengecambahan Benih

Pengecambahan benih dilakukan pada bak kecambah dengan ukuran 30 cm x 22 cm x 4 cm sebanyak 50 benih per bak kecambah dengan kedalaman lubang tanam pada media pasir sedalam 2 cm.

(5)

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari dengan menggunakan

handsprayer hingga media menjadi lembab dan dilakukan pemeliharaan setiap hari sampai 60 hari setelah ditanam pada bak perkecambahan.

Pengamatan Parameter

Persentase kecambah tumbuh

Pengamatan persentase kecambah tumbuh benih diamati pada setiap perlakuan pada akhir pengamatan. Dengan cara menghitung jumlah benih yang berkecambah pada setiap bak kecambah. Persentase kecambah tumbuh (%) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah benih yang berkecambah

Persentase kecambah tumbuh = x

100%

Jumlah benih yang ditanam Laju perkecambahan

Laju perkecambahan diukur dengan menghitung jumlah hari yang diperlukan untuk munculnya radikula atau plumula. Perhitungan laju perkecambahan menggunakan formulasi Sutopo (2012) sebagai berikut :

N1T1 + N2T2 + … … … +NxTx Rata- rata hari =

Jumlah total benih berkecambah

Keterangan :

N : Jumlah benih yang berkecambah pada satuan waktu tertentu

T : Menunjukkan jumlah waktu antara awal pengujian sampai dengan akhir dan interval tertentu suatu pengamatan

(6)

Pengamatan uji daya kecambah diamati pada setiap perlakuan pada akhir pengamatan. Menurut Sutopo (2012) untuk evaluasi kecambah digunakan kriteria sebagai berikut :

a. Persentase kecambah normal. Kriteria kecambah normal adalah :

1. Kecambah yang memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik terutama akar primer dan untuk tanaman yang secara normal menghasilkan akar seminal maka akar ini tidak boleh kurang dari dua.

2. Perkembangan hipokotil yang baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan-jaringannya.

3. Pertumbuhan plumula yang sempurna dengan daun hijau dan tumbuh baik, di dalam atau muncul dari koleoptil atau pertumbuhan epikotil yang sempurna dengan kuncup yang normal.

4. Memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil.

Perhitungan persentase kecambah normal sebagai berikut :

Jumlah kecambah normal

Kecambah normal = x 100%

Jumlah contoh benih yang diuji b. Persentase kecambah abnormal.

Kriteria kecambah abnormal adalah :

(7)

2. Kecambah yang bentuknya cacad, perkembangannya lemah atau kurang seimbang dari bagian-bagian yang penting. Plumula yang terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon yang membengkok, akar yang pendek, koleoptil yang pecah atau tidak mempunyai daun; kecambah yang kerdil. 3. Kecambah yang tidak membentuk klorofil.

4. Kecambah yang lunak.

5. Untuk benih pohon-pohonan bila dari microphyl keluar daun dan bukannya akar.

Perhitungan persentase kecambah abnormal sebagai berikut : Jumlah kecambah abnormal

Kecambah abnormal = x 100 %

Jumlah contoh benih yang diuji c. Persentase benih tidak tumbuh.

Persentase benih tidak tumbuh menunjukkan jumlah benih mati yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi lingkungan tertentu dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Untuk evaluasi benih mati digunakan kriteria sebagai berikut:

- Benih-benih yang busuk sebelum berkecambah atau tidak tumbuh setelah jangka waktu pengujian yang ditentukan, tapi bukan dalam keadaan dorman.

Perhitungan persentase benih mati sebagai berikut :

Jumlah benih mati

Benih tidak tumbuh = x 100%

(8)

Indeks vigor

Indeks vigor (IV) dihitung berdasarkan rumus L.O. Copeland (1977)

dalam Kartasapoetra (2003) : IV = G1 + G2 + G3 + .... + D1 D2 D3 Dn

Gn

Keterangan : IV : Indeks vigor

G : Jumlah benih yang berkecambah pada hari tertentu D : Waktu yang bersesuaian dengan G

n : Jumlah hari pada perhitungan terakhir Bobot segar kecambah

Bobot segar kecambah diperoleh dengan cara menimbang masing-masing kecambah normal setiap perlakuan diakhir penelitian dengan menggunakan timbangan analitik. Kecambah yang digunakan masih dalam keadaan segar dan bersih dari pasir yang melekat.

Bobot kering kecambah

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dari hasil pengamatan dan analisis data yang dilakukan, diperoleh bahwa perlakuan pematahan dormansi padabeberapa jenis kopi berpengaruh nyata terhadap persentase kecambah tumbuh, kecambah normal, kecambah abnormal, kecambah tidak tumbuh, indeks vigor, bobot segar kecambah dan bobot kering kecambah benih kopi. Perlakuan konsentrasi kalium nitrat (KNO3) berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter.Interaksi antara beberapa jenis kopi dan konsentrasi kalium nitrat berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan benih kopi.

Persentase kecambah tumbuh

Data pengamatan persentase kecambah tumbuh benih kopi dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 5-8 yang menunjukkan bahwa jenis kopi berpengaruh nyata terhadap persentase kecambah tumbuh benih kopi, konsentrasi KNO3 berpengaruh tidak nyata terhadap persentase kecambah tumbuh benih kopi serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap persentase kecambah tumbuh benih kopi.

Persentase kecambah tumbuh benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase kecambah tumbuh benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 yang berbeda

Jenis Kopi Konsentrasi KNO3 (%) Rataan

(10)

Tabel 1 menunjukkan bahwa persentase kecambah tumbuh benih kopi tertinggi diperoleh pada perlakuan jenis kopi arabika sebesar 55,63 % berbeda nyata dengan kopi robusta . Konsentrasi KNO3 0% (P0) menghasilkan persentase kecambah tumbuh tertingi sebesar 43,75 % yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Laju perkecambahan

Data pengamatan laju perkecambahan benih kopi dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 9-10 yang menunjukkan bahwa beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3berpengaruh tidak nyata terhadap laju perkecambahan benih kopiserta interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan benih kopi.

Laju perkecambahan benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Laju perkecambahan benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 yang berbeda

Jenis Kopi Konsentrasi KNO3 (%) Rataan

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama

menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

(11)

Kombinasi perlakuan K2P2menghasilkan laju perkecambahan benih kopi terlama sebesar 53,18 hari yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K1P0, K1P1danK2P0, namun berbeda nyata dengan perlakuan K1P3 K2P1dan K2P3 (Tabel 2).

Uji daya kecambah

Persentase kecambah normal

Data pengamatan persentase kecambah normal benih kopi dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 11-14 yang menunjukkan bahwa beberapa jenis kopi berpengaruh nyata terhadap persentase kecambah normal benih kopi, konsentrasi KNO3 berpengaruh tidak nyata terhadap persentase kecambah normal benih kopi serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap persentase kecambah normal benih kopi.

Persentase kecambah normal benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Persentase kecambah normal benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 yang berbeda

Jenis Kopi Konsentrasi KNO3 (%) Rataan

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

(12)

Persentase kecambah abnormal

Data pengamatan persentase kecambah abnormal benih kopi dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 15-18 yang menunjukkan bahwa beberapa jenis kopi berpengaruh nyata terhadap persentase kecambah abnormal benih kopi, konsentrasi KNO3 berpengaruh tidak nyata terhadap persentase kecambah abnormal benih kopi serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap persentase kecambah abnormal benih kopi.

Persentase kecambah abnormal benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Persentase kecambah abnormal benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 yang berbeda

Jenis Kopi Konsentrasi KNO3 (%) Rataan

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

Tabel 4 menunjukkan bahwa persentase kecambah abnormal benih kopi terendah diperoleh pada perlakuan jenis benih kopi robusta sebesar 0,00 % yang berbeda nyata dengan kopiarabika. Konsentrasi KNO3 0 % (P0) menghasilkan persentase kecambah abnormal benih kopi terendah sebesar 0,00 % yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Persentase kecambah tidak tumbuh

(13)

tidak tumbuh benih kopi serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap persentase kecambah tidak tumbuh benih kopi .

Persentase kecambah tidak tumbuh benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Persentase kecambah tidak tumbuh benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 yang berbeda

Jenis Kopi Konsentrasi KNO3 (%) Rataan

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

Tabel 5 menunjukkan bahwa persentase kecambah tidak tumbuh benih kopi terendah diperoleh pada perlakuan jenis benih kopi arabika sebesar 44,38 % yang berbeda nyata dengan kopi robusta. Konsentrasi KNO30 % (P0) menghasilkan persentase kecambah tidak tumbuh benih kopi terendah sebesar 56,25 % yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Indeks vigor

Data pengamatan indeks vigor benih kopi dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 21-24 yang menunjukkan bahwa beberapa jenis kopi berpengaruh nyata terhadap indeks vigor benih kopi, konsentrasi KNO3 berpengaruh tidak nyata terhadap indeks vigor benih kopi serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap indeks vigor benih kopi.

(14)

Tabel 6. Indeks vigor benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 yang berbeda

Jenis Kopi Konsentrasi KNO3 (%) Rataan

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

Tabel 6 menunjukkan bahwa indeks vigor benih kopi tertinggi diperoleh pada perlakuan jenis benih kopi arabika sebesar 0,59benih berkecambah/hari yang berbeda nyata dengan kopi robusta. Konsentrasi KNO3 0 % (P0) menghasilkan indeks vigor benih kopi tertinggi sebesar 0,47benih berkecambah/hari yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Bobot segar kecambah

Data pengamatan bobot segar kecambah benih kopi dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 25-26 yang menunjukkan bahwa jenis kopi berpengaruh nyata terhadap bobot segar kecambah benih kopi, konsentrasi KNO3berpengaruh tidak nyata terhadap bobot segar kecambah benih kopi serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap bobot segar kecambah benih kopi.

Bobot segar kecambah benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Bobot segar kecambah benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 yang berbeda

Jenis Kopi Konsentrasi KNO3 (%) Rataan

(15)

Tabel 7 menunjukkan bahwa bobot segar kecambah benih kopi tertinggi diperoleh pada perlakuan jenisbenih kopi arabika sebesar 23,98 g yang berbeda nyata dengan kopi robusta. Konsentrasi KNO3 0% (P0) menghasilkanbobot segar kecambah benih kopi tertinggi sebesar 16,61 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Bobot kering kecambah

Data pengamatan bobot kering kecambah benih kopi dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 27-28 yang menunjukkan bahwa jenis kopi berpengaruh nyata terhadap bobot kering kecambah benih kopi, konsentrasi KNO3 berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering kecambah benih kopi serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering kecambah benih kopi.

Bobot kering kecambah benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Bobot kering kecambah benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 yang berbeda

Jenis Kopi Konsentrasi KNO3 (%) Rataan

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

(16)

Pembahasan

Pengaruh perlakuan berbagai jenis kopi terhadap viabilitas benih kopi

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragamnya dapat diketahui bahwa perlakuan pematahan dormansi dengan berbagai jenis kopi berpengaruh nyata terhadap persentase kecambah tumbuh, kecambah normal, kecambah abnormal, kecambah tidak tumbuh, indeks vigor, bobot segar kecambah dan bobot kering kecambah benih kopi.

(17)

Benih dengan persentase daya kecambah yang lebih tinggi , mempunyai nilai indeks vigor yang tinggi pula, sebaliknya benih dengan persentase daya kecambah rendah, mempunyai nilai indeks vigor yang rendah juga. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa perlakuan jenis benih kopi arabika memberikan persentase kecambah tumbuh yang tinggi dengan laju perkecambahan yang cepat juga menghasilkan indeks vigor tertinggi sebesar 0,59 dibandingan dengan jenis benih kopi robusta. Sebagaimana yang dinyatakan Sadjad et al., (1999) bahwa vigor benih ditunjukkan pada kecepatan yang tinggi

dalam proses pertumbuhannya dan proses metabolismenya tidak terhambat. Arif et al., (2004) mengatakan bahwa kecepatan tumbuh yang rendah

menunjukkan lambatnya pertumbuhan kecambah dan lemahnya vigor kekuatan tumbuh (Sadjad, 1994) juga mengatakan bahwa benih yang memiliki kekuatan tumbuh tinggi dapat menghasilkan tanaman yang tegar di lapang meskipun pada lingkungan tumbuh sub-optimum.

(18)

dengan literatur Sadjad et al,. (1975) menyatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan menentukan proses metabolisme perkecambahan. Faktor genetik yang berpengaruh adalah komposisi kimia, kadar air, susunan kimia fisik atau kimia dari kulit biji. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses perkecambahan adalah air, suhu, gas, cahaya, dan tanah.

(19)

Pengaruh perlakuan konsentrasi kalium nitrat terhadap viabilitas benih kopi

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragamnya dapat diketahui bahwa perlakuan pematahan dormansi dengan konsentrasi KNO3 berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tanpa pemberian konsentrasi KNO3 (P0) menghasilkan persentase kecambah tumbuh tertinggi sebesar 43,75 % yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi KNO3 yang digunakan semakin tinggi tingkat kerusakan pada benih kopi. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase kecambah normal, persentase kecambah abnormal dan persentase kecambah tidak tumbuh yang dihasilkan(Tabel 3, 4 dan 5). Tanpa pemberian konsentrasi KNO3 (P0) memberikan persentase kecambah normal tertinggi sebesar 43,75 %, dan memberikan persentase kecambah abnormal terendah sebesar 0,00 % dan persentase kecambah tidak tumbuh sebesar 56,25 % dibandingkan dengan pemberian konsentrasi KNO3. Hal ini sesuai dengan literatur (Faustina et al, 2011) konsentrasi dan lamanya waktu perendaman mempengaruhi tingkat kerusakan pada biji.Semakin tinggi dan semakin lama waktu perendaman maka kerusakan biji juga semakin tinggi.

(20)

lebih cepat. Namun berbeda pada nilai indeks vigor yang dihasilkan (Tabel 6). Tanpa pemberian konsentrasi KNO3 (P0) memberikan indeks vigor tertinggi sebesar 0,47 benih berkecambah/hari dibandingkan dengan pemberian perlakuan konsentrasi KNO3. Diduga bahwa semakin tinggi konsentrasi KNO3 yang diberikan dapat merusak vigor benih yang merupakan salah satu aspek dari mutu fisiologis benih. Dapat diketahui bahwa benih kopi merupakan benih yang bersifat benih intermediet yang dapat dikeringkan sampai kadar air relatif rendah yaitu 15% berdasarkan berat segar (Lima et al., 2001).

(21)

Tanpa pemberian konsentrasi KNO3 (P0) memberikan persentase kecambah normal tertinggi sebesar 43,75 % dibandingkan dengan pemberian konsentrasi KNO3 (P1, P2 dan P3). Ini dikarenakan konsentrasi KNO3 yang digunakan mempengaruhi tingkat kerusakan pada benih kopi karena pada konsentrasi 1,8 % (P3)persentase kecambah normal hanya sebesar 41,75 %. Hal ini sesuai dengan literatur (Faustina et al, 2011) konsentrasi dan lamanya waktu perendaman mempengaruhi tingkat kerusakan pada biji.Semakin tinggi dan semakin lama waktu perendaman maka kerusakan biji juga semakin tinggi.

Pengaruh interaksi antara perlakuan berbagai jenis kopi dan konsentrasi kalium nitrat terhadap viabilitas benih kopi

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragamnya dapat diketahui bahwa interaksi antara perlakuan berbagai jenis kopi dan konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan benih kopi.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan K2P1menghasilkan laju perkecambahan benih kopi tercepat sebesar 46,39 hari yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K1P0, K1P2, K1P3, K2P0 dan K2P3, namun berbeda nyata dengan perlakuan K1P1 dan K2P2. Diduga pada penelitian ini penggunaan konsentrasi KNO3 0,6 % pada jenis benih kopi robusta memberikan pengaruh terhadap kecepatan benih untuk berkecambah namun tidak pada perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa perlakuan jenis benih kopi robusta yang diberikan potassium nitrat dengan konsentrasi 1,2 % hanya dapat menghasilkan laju perkecambahan sebesar 53,18

hari yang berbeda nyata dengan K2P1. Hal ini sesuai dengan literatur (Faustina et al, 2011) konsentrasi dan lamanya waktu perendaman mempengaruhi

(22)

maka kerusakan biji juga semakin tinggi. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil laju perkecambahan yang dihasilkan dengan penggunaan KNO3 dengan konsentrasi 0,6 % pada jenis benih kopi arabikayang masih lama sebesar51,63 hari yang berbeda nyata dengan K2P1.Hal ini dikarenakan jenis benih kopi arabika memiliki ukuran biji yang lebih panjang dibandingkan dengan jenis benih kopi robusta, selain memiliki ukuran biji yang lebih panjang, biji kopi arabika memiliki lengkungan biji dan kulit ari biji yang lebih tipis dibandingkan dengan kopi robusta (Panggabean, 2011).Beberapa faktor yang mempengaruhi proses perkecambahan diantaranya faktor genetik, tingkat kematangan biji, viabilitas, dan faktor lingkungan.Sadjad et al,. (1975) menyatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan menentukan proses metabolisme perkecambahan

(23)
(24)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Penggunaan benih kopi arabika menghasilkan persentase kecambah tumbuh, persentase kecambah normal, indeks vigor, bobot segar kecambah dan bobot kering kecambah benih kopi yang nyata lebih baik dari kopi robusta.

2. Perlakuan tanpa pemberian KNO3menghasilkan persentase kecambah tumbuh, persentase kecambah normal, persentase kecambah abnormal, persentase kecambah tidak tumbuh indeks vigor benih kopi, bobot segar kecambah dan bobot kering kecambah terbaik.

3. Interaksi antara jenis kopi dan KNO3berpengaruh nyata pada laju perkecambahan. Kombinasi perlakuan K2P1 menghasilkan laju perkecambahan tercepat sebesar 46,39 hari.

Saran

Gambar

Tabel 1. Persentase kecambah tumbuh benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 yang berbeda
Tabel 2. Laju perkecambahan benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 yang berbeda
Tabel 3. Persentase kecambah normal benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 yang berbeda
Tabel 4. Persentase kecambah abnormal benih kopi pada perlakuan beberapa jenis kopi dan konsentrasi KNO3 yang berbeda
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis menunjukkan bahwa penghuni memiliki preferensi akan kualitas infrastruktur yang mengantisipasi banjir berkala melalui pengaturan saluran drainase dan

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dan dapat

usability mencakup lima hal, diantaranya learnability dimana pengguna dapat dengan mudah menggunakan aplikasi yang ada walaupun baru pertama kali menggunakan

Pembesaran Larva Ikan Gabus, Channa striata dan Efektifitas Induksi Hormon Gonadotropin untuk Pemijahan Induk , Tesis S2 (tidak dipublikasikan). Fakultas Pasca Sarjana

Koordinat yang didapatkan dari server kemudian digunakan untuk menghitung dan memetakan posisi objek yang dilacak ke peta yang ada pada aplikasi yang terpasang

ketentuan hukum normatif dalam praktik pungutan liar di pelabuhan belawan. Sumber data yang berkaitan dengan permasalahan dan pendekatan masalah. yang digunakan dalam penelitian

Strategi adalah rencana tentang serangkaian manuver, baik yang kasat mata maupun yang tak kasat mata, untuk lebih menjamin keberhasilan mencapai tujuan pembangunan

Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya, (2008) tentang pengaruh citra merek terhadap loyalitas konsumen Starbucks Coffee di Yogyakarta dengan hasil bahwa citra merek yang