BAB 10
ASPEK KELEMBAGAAN
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2JM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.
10.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPI2JM pada pemerintahan kabupaten.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
(1)Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.
(2)Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang
pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2JM sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kota. 3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 subbagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.
Gambar 10.1
Keorganisasian Pemerintah Kabupaten
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang GrandDesign Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :
a) Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;
b) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda; c) Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi
unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;
d) Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;
e) Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;
f) Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
g) Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);
h) Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
i) Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.
Gambar 10.2
Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya
6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Keciptakaryaan. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2JM Bidang Cipta Karya.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah. 10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai
Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
10.2. Kondisi Kelembagaan Saat Ini
Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah Kabupaten Karanganyar yang menangani bidang Cipta Karya.
10.2.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
A. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 1) Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Kepala Badan mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Kepala Badan mempunyai fungsi :
Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah yang meliputi penelitian, pengembangan dan statistik, ekonomi, sosial budaya dan fisik prasarana serta kesekretariatan
Pembinaan dan pelaksanaan tugas penyusunan perencanaan di Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah yang meliputi penelitian, pengembangan dan statistik, ekonomi, sosial budaya dan fisik prasarana serta kesekretariatan
Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis dalam lingkup Badan
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Uraian tugas sebagaimana tersebut diatas, sebagai berikut :
Merumuskan program kegiatan Badan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan maupun
tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas
Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal
Merumuskan kebijakan Bupati mengenai Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan wewenang yang diberikan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai bahan arahan operasional Badan
Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan Perencanaan Pembangunan Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Memberikan rekomendasi, perizinan penelitian dan survey di daerah serta advis planning yang berkaitan dengan tata ruang wilayah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Mengkoordinasikan perencanaan RKPD, RPJMD dan RPJP
Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan APBD, perencanaan kebijakan umum APBD, perencanaan prioritas dan plafon anggaran sementara APBD serta Rencana Kerja Dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah
Mengendalikan pelaksanaan kegiatan di Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Membina dan memfasilitasi Perencanaan Pembangunan Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan yang ditetapkan Bupati
Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan cara mengukur pencapaian program kerja yang telah disusun sebagai bahan penyusunan laporan
Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas
2) Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari : a. Kepala Badan
b. Sekretariat, membawahi : Sub Bagian Perencanaan Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
d. Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik, membawahi : Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan
Sub Bidang Monitoring, Evaluasi dan Statistik e. Bidang Ekonomi, membawahi:
Sub Bidang Industri, Perdagangan, Koperasi dan Pengembangan Dunia Usaha Sub Bidang Pertanian, Kehutanan, Pertambangan dan Energi.
f. Bidang Pemerintahan, Sosial dan Budaya, membawahi :
Sub Bidang Pemerintahan, Kependudukan, Tenaga Kerja & Pemberdayaan Masyarakat
Sub Bidang Agama, Pendidikan, Kebudayaan dan Kesejahteraan Rakyat. g. Bidang Fisik Prasarana, membawahkan :
Sub Bidang Prasarana Wilayah, Permukiman dan Pariwisata
Sub Bidang Tata Ruang, Tata Guna Tanah, Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam.
KEPALA
Sekretariat
Kepala Bidang
Fisik dan prasarana kota EkonomiBidang
Sub bidang Prasarana wilayah, permukiman dan pariwisata
Subbidang Pemerintahan dan
kependudukan
Subbidang Kesejahteraan rakyat Subbidang
Investasi dan keuangan
Subbagian Perencanaan, evaluasi
dan pelaporan
Sub bagian Keuangan
Subbidang Prasarana kota
Subbidang Pengembangan
Dunia usaha Kelompok
Jabatan fungsional
Sub bagian Umum dan kepegawaian
Bidang Sosial budaya
Bidang Data dan pelaporan
Subbidang Data dan dokumentasi
Subbidang Evaluasi dan pelaporan
Bidang Penelitian dan pengembangan
Subbidang Sosial, budaya dan
pemerintahan
Subbidang Ekonomi dan prasarana
kota
Gambar 10.3
B. Badan Lingkungan Hidup
1) Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Badan Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kepala Badan mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Bidang Lingkungan HidupUntuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Badan Lingkugan Hidup menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
lingkungan hidup yang meliputi analisa dampak lingkungan, pengendalian, pemulihan lingkungan dan pelestarian sumber daya alam serta kesekretariatan
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup yang meliputi analisa dampak lingkungan, pengendalian, pemulihan lingkungan dan pelestarian sumber daya alam serta kesekretariatan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya Uraian tugas sebagaimana tersebut di atas, sebagai berikut :
Merumuskan program kegiatan Badan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas
Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal
Melaksanakan kebijakan Bupati di bidang lingkungan hidup berdasarkan wewenang yang diberikan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai bahan arahan operasional Badan
Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang lingkungan hidup sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Mengendalikan pelaksanaan kegiatan di bidang lingkungan hidup sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Membina pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan yang ditetapkan Bupati
Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang lingkungan hidup dengan cara mengukur pencapaian program kerja yang telah disusun sebagai bahan penyusunan laporan
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas
Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya 2) Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup, terdiri dari : a. Kepala.
b. Sekretariat, membawahi : Sub Bagian Perencanaan Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Bidang Analisa Dampak Lingkungan, membawahi : Sub Bidang Pengelolaan Teknis Dampak Lingkungan Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas d. Bidang Pengendalian, membawahkan :
Sub Bidang Pengendalian Lingkungan; Sub Bidang Penegakan Hukum Lingkungan.
e. Bidang Pemulihan Lingkungan dan Pelestarian Sumber Daya Alam, membawahkan : Sub Bidang Pemulihan Lingkungan;
Gambar 10.4
Bagan Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar
KEPALA
SEKRETARIAT
BIDANG ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN
BIDANG PENGENDALIAN
SUB BIDANG PENGELOLAAN TEKNIS DAMPAK LINGKUNGAN
SUB BIDANG PEMULIHAN LINGKUNGAN
SUB BIDANG PELESTARIAN SUMBER SUB BIDANG
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
SUBBAGIAN PERENCANAAN
SUBBAGIAN KEUANGAN
SUB BIDANG PENGEMBANGAN SUB BIDANG PENEGAKAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUBBAGIAN UMUM & KEPEGAWAIAN
C. Dinas Pekerjaan Umum
1) Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Pekerjaan Umum berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Kepala Dinas mempunyai fungsi :
Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang pekerjaan umum yang meliputi perencanaan dan bina teknik, bina marga, cipta karya, pengairan dan energi sumber daya mineral serta kesekretariatan
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum, yang meliputi perencanaan dan bina teknik, bina marga, cipta karya, pengairan dan energi sumber daya mineral serta kesekretariatan
Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum yang meliputi perencanaan dan bina teknik, bina marga, cipta karya, pengairan dan energi sumber daya mineral serta kesekretariatan
Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis dalam lingkup Dinas Pekerjaan Umum
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya Uraian tugas sebagaimana tersebut diatas, sebagai berikut :
Merumuskan program kegiatan Dinas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas
Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di bidang pekerjaan umum yang meliputi Perencanaan dan Bina Teknik, Bina Marga, Cipta Karya, serta Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral
Melaksanakan program kegiatan, pembinaan dan pengendalian kegiatan di bidang pekerjaan umum yang meliputi Perencanaan dan Bina Teknik, Bina Marga, Cipta Karya, serta Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral
Melaksanakan kebijaksanaan teknis pembangunan di bidang Pekerjaan Umum sesuai kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Bupati dan sesuai peraturan perundangan yang berlaku
Melaksanakan pengelolaan administrasi pembangunan di bidang Pekerjaan Umum sesuai peraturan yang berlaku untuk tertib dministrasi dan kelancaran pelaksanaan tugas
Melaksanakan pembinaan kepada masyarakat tentang teknis pembangunan di bidang Pekerjaan Umum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Melaksanakan pemberian perizinan di bidang Pekerjaan Umum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Pekerjaan Umum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Melaksanakan tugas pembantuan di bidang Perkerjaan Umum yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi
Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja
Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas dan
Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2) Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, terdiri dari : a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi :
Sub Bagian Perencanaan
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Bidang Perencanaan dan Bina Teknik, terdiri dari :
Seksi Perencanaan Teknik
Seksi Bina Teknik
Seksi Evaluasi dan Pelaporan d. Bidang Bina Marga, membawahi :
Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan
Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan e. Bidang Cipta Karya, membawahkan :
Seksi Tata Ruang dan Bangunan
Seksi Pertanahan dan Perumahan
Seksi Penyehatan Lingkungan
f. Bidang Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral, membawahkan :
Seksi Pembangunan dan Peningkatan Sarana Pengairan
Seksi Pelestarian Sumber Air, Operasi dan Pemeliharaan
Seksi Energi Sumber Daya Mineral g. Unit Pelaksana Teknis, terdiri dari :
UPT Dinas Pekerjaan Umum Wilayah Tengah meliputi Kecamatan Karanganyar.
UPT Dinas Pekerjaan Umum Wilayah Timur meliputi Kecamatan Matesih, Karangpandan, Tawangmangu, Ngargoyoso
UPT Dinas Pekerjaan Umum Wilayah Selatan meliputi Kecamatan Jumantono, Jumapolo, Jatiyoso, Jatipuro
UPT Dinas Pekerjaan Umum Wilayah Barat meliputi Kecamatan Jaten, Kebakkramat, Gondangrejo, Colomadu
UPT Dinas Pekerjaan Umum Wilayah Utara meliputi Kecamatan Tasikmadu, Mojogedang, Kerjo, Jenawi
Gambar 10.5
Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karanganyar
Ka.UPT DPU
TATA RUANG & BANGUNAN
SEKSI PERTANAHAN &
PERENC DAN BINA TEKNIK
SEKSI
SEKSI PEMB. & PENINGKATAN SRN.PENGAIRAN
SEKSI PELESTARIAN SUMBER AIR,OPERASI & PEMELIHARAAN
SEKSI ENERGI SUMBER DAYA MINERAL BIDANG PENGAIRAN SUB BAGIAN
PERENCANAAN SUBBAG KEUANGAN
D. Dinas Kebersihan dan Pertamanan 1) Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Kebersihan dan Pertamanan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Kepala Dinas mempunyai fungsi :
Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang kebersihan dan pertamananyang meliputi kebersihan, pertamanan dan penerangan jalan, pemakaman dan pemadam kebakaran serta kesekretariatan
Penyelenggaran urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang kebersihan dan pertamanan yang meliputi kebersihan, pertamanan dan penerangan jalan, pemakaman dan pemadam kebakaran serta kesekretariatan
Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebersihan dan pertamanan yang meliputi kebersihan, pertamanan dan penerangan jalan, pemakaman dan pemadam kebakaran serta kesekretariatan
Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis dalam lingkup Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Uraian tugas sebagaimana tersebut diatas, sebagai berikut :
Merumuskan program kegiatan Dinas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal
Merumuskan kebijakan Bupati di Bidang Kebersihan dan Pertamanan berdasarkan wewenang yang diberikan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang Kebersihan dan Pertamanan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Mengendalikan pelaksanaan kegiatan di Bidang Kebersihan dan Pertamanan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Membina pelaksanaan kegiatan di Bidang Kebersihan dan Pertamanan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di Bidang Kebersihan dan Pertamanan dengan cara mengukur pencapaian program kerja yang telah disusun sebagai bahan penyusunan laporan
Melaksanakan kebijakan teknis pembangunan di bidang kebersihan, pertamanan, penerangan jalan, pemakaman dan pemadam kebakaran sesuai peraturan perundangan yang berlaku
Pemerintah Propinsi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk kelancaran dan ketertiban pelaksanaan tugas
Memberikan izin pengelolaan sampah, pemakaman, pemasangan lampu penerangan jalan umum dan penggunaan taman serta penebangan pohon RTH / LTH
Memberikan rekomendasi pemasangan atribut non komersial dan penetapan titik reklame Melaksanakan fasilitasi kerjasama dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaran,
pengembangan pengelolaan sampah
Memberikan bantuan teknis persampahan kepada kecamatan, pemerintahan desa serta kelompok masyarakat
Merumuskan rencana induk pengembangan pengelolaan sampah
Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan
kebijakan
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas
Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2) Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan terdiri dari: a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi : Sub Bagian Perencanaan Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian c. Bidang Kebersihan, membawahi :
Seksi Kebersihan Lingkungan
Seksi Pengangkutan, Pembuangan dan Pemanfaatan Sampah d. Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan, membawahkan :
Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Taman Seksi Penerangan Jalan
e. Bidang Pemakaman dan Pemadam Kebakaran, membawahkan : Seksi Pemakaman
Gambar 10.6
Bagan Organisasi Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kabupaten Karanganyar
KEPALA DKP
SEKRETARIAT
BIDANG PERTAMANAN & PENERANGAN JALAN
KASIE KEBERSIHAN LINGKUNGAN
SUBBAGIAN PERENCANAAN
SUBBAGIAN KEUANGAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUBBAGIAN UMUM & KEPEGAWAIAN
BIDANG KEBERSIHAN
KASIE PENGANGKUTAN, PEMB & PEM SAMPAH
KASIE PENERANGAN JALAN
BIDANG PEMAKAMAN & PMK
KASIE PEMADAM KEBAKARAN KASIE PEMBANGUNAN &
PEM. TAMAN
E. Dinas Kesehatan
1) Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Kesehatan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Kepala Dinas mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kesehatan yang meliputi promosi dan kesehatan institusi, pelayanan kesehatan, bina kesehatan keluarga, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan serta kesekretariatan
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang kesehatan yang meliputi promosi dan kesehatan institusi, pelayanan kesehatan, bina kesehatan keluarga, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan serta kesekretariatan
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan yang meliputi promosi dan kesehatan institusi, pelayanan kesehatan, bina kesehatan keluarga, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan serta kesekretariatan
d. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dalam lingkup dinas kesehatan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Uraian tugas sebagaimana tersebut di atas, sebagai berikut :
1. Merumuskan program kegiatan Dinas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan 2. Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan maupun
tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas
3. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
4. Merumuskan kebijakan Bupati di Bidang Kesehatan yang meliputi promosi dan kesehatan institusi, pelayanan kesehatan, bina kesehatan keluarga, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan serta kesekretariatan berdasarkan wewenang yang diberikan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di Bidang Kesehatan yang meliputi promosi dan kesehatan institusi, pelayanan kesehatan, bina kesehatan keluarga, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan serta kesekretariatan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
6. Memberikan rekomendasi perijinan di Bidang Kesehatan berdasarkan ketentuan yang berlaku;
7. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan di Bidang Kesehatan yang meliputi promosi dan kesehatan institusi, pelayanan kesehatan, bina kesehatan keluarga, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan serta kesekretariatan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
9. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Bidang Kesehatan yang meliputi promosi dan kesehatan institusi, pelayanan kesehatan, bina kesehatan keluarga, serta pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan serta kesekretariatan dengan cara mengukur pencapaian program kerja yang telah disusun sebagai bahan penyusunan laporan.
10.Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja
11.Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan maupun tertulis sebagai masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
12.Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2) Struktur Organisasi
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari: a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahkan : Sub Bagian Perencanaan Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Bidang Promosi dan Kesehatan Institusi, membawahkan : Seksi Promosi Kesehatan
Seksi UKBM dan Kesehatan Institusi
Seksi Pengembangan Perlindungan Jaminan Kesehatan d. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahkan :
Seksi Upaya Kesehatan Dasar dan Rujukan Seksi Kefarmasian dan NAPZA
Seksi Akreditasi, Sertifikasi dan Lisensi e. Bidang Bina Kesehatan Keluarga, membawahkan :
Seksi Kesehatan Ibu dan Anak Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat Seksi Reproduksi Remaja dan Lansia
f. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, membawahkan : Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit
Seksi Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Seksi Penyehatan Lingkungan
g. UPT Instalasi Perbekalan Farmasi; h. UPT Laboratorium Kesehatan
Gambar 10.7
Bagan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar
10.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.
Tabel 10.1
Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Karanganyar No.
Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan
Bidang CK
Unit / Bagian yang Menangani Pembangunan Bidang CK
1 Bappeda Penataan Ruang dan Lingkungan Bidang Penataan Ruang dan Prasarana Kota
2 Dinas PU Seksi pembangunan drainase Seksi Operasi dan Pemeliharaan
Drainase
Bidang Drainase
Seksi Perumahan dan Permukiman Bidang Cipta Karya
3 Dinas Tata Ruang Kota Seksi Tata Bangunan dan Lingkungan; Bidang Pengendalian Ruang
4 Badan Lingkungan Hidup Sanitasi lingkungan Bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup
5 Dinas kebersihan dan pertamanan
Sanitas lingkungan terkait dengan persampahan
Bidang kebersihan
Tabel 10.2
Inventarisasi Instansi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Karanganyar
No. Nama SOP Instansi yang Terlibat Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP
1 Pengembangan Permukiman
a. Dinas Tata Ruang Kabupaten Karanganyar
penyusunan rencana detail tata ruang, penyusunan rencana teknis ruang dan penyusunan rencana zonasi
b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karanganyar
penyusunan perencanaan tata ruang dan lingkungan
c. DPU bidang Cipta Karya Pelaksanaan pengaturan, penyelenggaraan dan pengawasan perumahan dan
pemukiman
2 Penataan Bangunan dan Lingkungan
a. Dinas Tata Ruang Kabupaten Karanganyar
penyusunan rencana detail tata ruang, penyusunan rencana teknis ruang dan penyusunan rencana zonasi
b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karanganyar
penyusunan perencanaan tata ruang dan lingkungan
No. Nama SOP Instansi yang Terlibat Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP
4 Pengembangan PLP a. DPU bidang drainase Khususnya di bidang drainase, sebagai pe b. Dinas Pertamanan dan
Kebersihan bidang kebersihan
Mengelola sampah yang ada di Kabupaten Karanganyar baik itu proses pengangkutan dari TPS sampai ke TPA dan
pengelola sarana prasarana persampahan 5 SOP Non-Teknis a. Dinas Tata Ruang
Kabupaten Karanganyar
penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perencanaan rinci tata ruang dan perencanaan kawasan strategis kota
b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karanganyar
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan perencanaan di bidang penataan ruang dan lingkungan, serta prasarana kota
c. DPU bidang Cipta Karya Pengawasan terhadap pelaksaanaan pembangunan yang terkait dengan bidang keciptakaryaan seperti drainase, perumahan
10.2.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU.
Tabel 10.3
Pelatihan Bidang Cipta Karya
No Jenis Pelatihan
1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis
2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara 3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III
4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan
5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan
6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan 9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan
10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan
11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana
12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara 13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN
14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)
10.3 Analisis Permasalahan Kelembagaan
Beberapa permasalah kelembagaan yang terdapat di Kabupaten Karanganyar mencakup permasalahan mengenai manajemen (tata laksana) dan sumber daya manusia, seperti berikut:
a) Tata Laksana
Di dalam pelaksanaan pembangunan di daerah Kabupaten Karanganyar diperlukan adanya koordinasi dan sinergitas antar semua pihak dalam hal ini seluruh dinas terkait untuk saling bekerja sama dalam mewujudkan tujuan pembangunan yang ingin dicapai. Salah satu permasalahan kelembagaan di Kabupaten Karanganyar yaitu kurangnya sinergitas antar seluruh pihak (dinas) terkait di dalam pelaksanaan pembangunan. Setiap dinas menjalankan tugasnya dan tanggung jawab masing-masing yang terkesan terpisah atau berjalan sendiri-sendiri dan kurang menunjukkan kesatuan dan keterpaduan dalam mewujudkan tujuan pembangunan di Kabupaten Karanganyar.
b) Sumber Daya Manusia
Permasalahan kelembagaan yang terdapat Kabupaten Karanganyar tidak hanya mencakup masalah manajemen atau tata laksana saja namun juga mencakup masalah sumber daya manusia. Permasalahan sumber daya yang dihadapi cukup kompleks karena tidak hanya menyangkut tingkat pendidikan tetapi keterbatasan keterampilan (skill) yang dibutuhkan untuk pengembangan kapasitas SDM dan penguatan kelembagaan.
10.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan
Dalam rangka pengembangan kapasitas SDM dan penguatan kelembagan yang terdapat di Kabupaten Karanganyar maka direncanakan adanya beberapa program/kegiatan terkait rencana pengembangan kapasitas kelembagaan di Kabupaten Karanganyar, meliputi :
1. Program penguatan tata kelola perusahaan yang baik (penyusunan program GCG)
2. Program pelatihan sistem informasi untuk menunjang program pengembangan teknologi sistem informasi
3. Program pelatihan ketrampilan, terutama pelatihan untuk meningkatkan kemampuan SDM dalam penguasaan teknologi.
4. Pelaksanaan kegiatan bersama antar seluruh SKPD (dinas) terkait yang bertujuan untuk menyamakan persepsi di dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Karanganyar sehingga tercipta kesatuan dan sinergitas di dalam membangun Kabupaten Karanganyar yang lebih baik ke depannya.
5. Peningkatan kerja sama antara yurisdiksi baik antar kabupaten,provinsi dan pusat khususnya dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Karanganyar.
6. Kebijakan otonomi daerah bukan sebagai upaya mengedepankan kepentingan masing-masing daerah tetapi lebih mengembangkan kerja sama yang lebih baik dalam pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan di Kabupaten Karanganyar.