• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Rindyah Hanafi adalah Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun

11

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN

PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN

Rindyah Hanafi

Abstract : The purpuse of this study is to examine motivation shopping in traditional market and supermarket use to deskriptive and chi squre analyze. Result of the analysis indicate that the consumer motivation shopping is higher than supermarket compared a motivation go to shopping at traditional market. Price have the major effect to motivation go to shopping at traditional market while freshment have the major effect to motivation go to shopping at supermarket.

Kata kunci : motivation, consumer behavior

Dasawarsa terakhir ini, pertokoan modern dan pusat-pusat perbelanjaan semakin pesat pertumbuhannya. Pasar swalayan yang dikelola secara modern semakin marak. Modernisasi mau tidak mau akan merubah perilaku konsumen dalam berbelanja. Juga mempengaruhi pola kehidupan dan tata pelaksanaan perekonomian. Pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan baik secara langsung atau tidak langsung akan dirasakan oleh masyarakat, bahkan lingkungan juga akan mengalami perubahan yang senantiasa terjadi secara terus-menerus. Sejalan dengan lajunya proses perkembangan suatu bisnis, perubahan dan perkembangan itu juga terjadi pada aspek pemasaran yang ada di suatu perusahaan.

Keberhasilan perusahaan dalam menghadapi perubahan, perkembangan dan pencapaian tujuan sangat bergantung pada kemampuan manajemen perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan secara optimal. Pemasaran adalah salah satu fungsi yang sangat penting dalam perusahaan.

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler dan Amstrong, 1997: 5). Dalam keadaan persaingan yang semakin tajam, maka peranan pemasaran adalah sangat dominan karena betapapun baiknya kegiatan-kegiatan dalam perusahaan, tetapi jika perusahaan tidak mampu menjual barang dan jasa yang dihasilkannya, maka dengan sendirinya segala aktivitas perusahaan yang tidak mampu bertahan bilamana perusahaan itu tidak dapat mendistribusikan barang dan jasa.

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini (Engel et all dalam Simamora, 2004: 1).

Ada tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen. Faktor pertama adalah konsumen individual. Artinya, pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhi pilihan individu itu terhadap berbagai alternatif merek yang tersedia.

Faktor yang kedua yaitu lingkungan yang mempengaruhi konsumen. Pilihan-pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungan yang melingkupinya. Faktor yang ketiga

(2)

yaitu stimuli pemasaran atau juga disebut strategi pemasaran. Dalam hal ini, pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli-stimuli pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen bersedia memilih merek produk yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang lazim dikembangkan oleh pemasar yaitu yang berhubungan dengan produknya, strategi promosinya dan bagaimana melakukan distribusi produk kepada konsumen.

Beberapa ahli berpendapat bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh dorongan psikologis. Ada beberapa teori termasuk dalam golongan ini selanjutnya dapat digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu teori pembelajaran (learning theory) dan teori motivasi (motivation theory).

Pasar tradisional yaitu pasar yang menjual produk dalam suatu tempat tertentu dengan berbagai macam pedagang sesuai dengan spesial produk yang dijual. Dalam pembelianpun harga barang dapat ditawar sesuai dengan kesepakatan dua belah pihak. Sedangkan pasar swalayan yaitu toko yang menjual produk dengan cara self service (konsumen mengambil sendiri barang yang dibutuhkan). Konsumen mendapatkan kemudahan dalam mencari barang dagangan karena produk yang dijual sudah tertata rapi dan diberi tempat yang mudah dijangkau. Harga ditoko ini merupakan harga pas dan tidak bisa ditawar.

Banyak macam pasar swalayan mulai bermunculan di kota Madiun, seperti Indo Mart, Alfa Mart, bahkan yang terakhir adalah pasar swalayan besar seperti Giant juga membuka gerai di kota Madiun. Pasar swalayan cenderung diminati oleh konsumen terutama kalangan menengah ke atas. Hal ini tentu akan berakibat pada persaingan dengan usaha pasar swalayan maupun pada pasar tradisional.

Melihat kondisi yang ada di kota Madiun, kebanyakan konsumen memilih alternatif pasar swalayan sebagai tempat berbelanja bagi konsumen yang menginginkan kemudahan, kenyamanan, kepuasan, dan gengsi yang tinggi . Konsumen yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi terutama kalangan menengah keatas lebih memilih bebelanja di pasar swalayan. Jika dibandingkan dengan pasar tradisional, konsumen yang berbelanja adalah konsumen kelas menengah ke bawah. Konsumen kelas bawah rata-rata menghendaki harga yang rendah dengan barang yang diinginkan sesuai selera, .meskipun konsumen kadang harus kesulitan mencari barang yang mereka inginkan tanpa ada bantuan pramuniaga.

Banyaknya variabel yang harus dipertimbangkan konsumen untuk memilih pasar tradisional maupun pasar swalayan sebagai tempat berbelanja seperti: harga murah sesuai dengan kantong konsumen, keanekaragaman produk yang dijual, lokasi yang strategis, keamanan, kenyamanan, parkir yang memadai, dan sebagainya. Variabel-variabel tersebut terkadang belum semuanya dimiliki pasar tradisional maupun pasar swalayan. Padahal variabel –variabel tersebut akan menjadi daya tarik bagi konsumen mengapa konsumen berminat memilih pasar tradisional dan pasar swalayan sesuai keinginan mereka.

Rumusan Masalah

Permasalahan pokok yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini, yaitu:

Variabel apa yang berpengaruh pada konsumen berbelanja pada pasar tradisional dan pasar swalayan? Variabel apa yang paling dominan dalam mempengaruhi konsumen berbelanja pada pasar tradisional maupun pasar swalayan. Apakah terdapat perbedaan motivasi konsumen dalam berbelanja pada pasar tradisional dan pasar swalayan berdasarkan variabel yang diteliti? Apakah terdapat perbedaan motivasi konsumen berbelanja di pasar tradisional dan pada swalayan berdasarkan perbedaan pendapatan konsumen?

(3)

Rindyah Hanafi: Motivasi berbelanja konsumen…13 Berdasarkan masalah yang diajukan maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya adalah :

1. Variabel harga mempunyai pengaruh yang besar terhadap motivasi konsumen dalam memilih berbelanja pada pasar tradisional. Variabel kenyamanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap motivasi konsumen dalam memilih berbelanja pada pasar swalayan. 2. Ada perbedaan motivasi konsumen dalam berbelanja pada pasar tradisional dan pasar

swalayan dilihat dari perbedaan variable yang diteliti.

3. Ada perbedaan motivasi konsumen dalam berbelanja pada pasar tradisional dan pasar swalayan berdasarkan perbedaan pendapatan.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek adalah individu-individu atau orang yang berbelanja pada pasar tradisional dan supermarket di kota Madiun. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini yaitu :

a. Purposive Sampling, metode ini digunakan untuk menentukan kriteria responden yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini kriteria responden adalah orang yang pernah berbelanja pada pasar tradisional dan pasar swalayan.

b. Akcidental Sampling, dengan metode ini pemilihan responden adalah siapa saja yang mudah ditemui namun memenuhi syarat yang telah ditentukan.

Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian sebanyak 140 orang responden. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Beberapa variabel penelitian tentang motivasi konsumen seperti harga, penataan barang, penataan ruang, kemudahan untuk mencapai lokasi, kenyamanan, pelayanan personal, kualitas produk dan kelengkapan produk .

Teknik Analisis Data 1. Analisis Diskriptif

Merupakan analisa dari suatu keadaan yang tidak disajikan secara statistik. Analisa ini digunakan untuk megetahui karakteristik konsumen yang diteliti dan motivasi konsumen dalam berbelanja pada pasar tradisional dan pasar swalayan berdasarkan variable yang diteliti.

2. Uji Validitas

Pengujian validitas merupakan pengujian yang berkaitan dengan masalah “sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur”. Uji validitas ini dilakukan terhadap item (pertanyaan). dengan menggunakan product moment Correlation

3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan pengujian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu.

4. Uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah Alpha Cronbach. 5. Arithmetic Mean

Digunakan untuk mengetahui secara rata-rata sebagian besar variable yang diteliti dalam mempengaruhi motivasi konsumen.

6. Uji Chi Square

Uji Chi Square ini digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan motivasi konsumen terhadap pasar tradisional dan pasar supermarket atau swalayan berdasarkan variabel motivasi yang diteliti dan tingkat pendapatan.

(4)

Taraf signifikasi yang digunakan adalah 5% (α = 0.05). dengan perhitungan seperti diatas, dapat diketahui apakah hipotesa nol (Ho) diterima atau ditolak.

Adapun pengertian Ho dan Ha sebagai berikut :

Ho : adalah pernyataan tidak adanya perbedaan antara parameter (populasi) dengan data sampel.

Ha : adalah pernyataan ada perbedaan antara parameter (populasi) dengan statistik. Ho diterima apabila X2hitung < X2table

Ho ditolak apabila X2 hitung >X2 table Dimana :

Ho : tidak ada perbedaan motivasi konsumen terhadap pasar tradisional dan supermarket atau swalayan berdasarkan variabelnya.

Ha : Ada perbedaan motivasi konsumen terhadap pasar tradisional dan supermarket atau swalayan berdasarkan variable-variabelnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

Karakteristik konsumen pasar tradisional dan pasar swalayan menurut jenis kelamin, tingkat usia, tingkat pendapatan per bulan diuraikan berikut ini :

• Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Terdapat dua kelompok responden berdasarkan jenis kelamin yaitu: pria dan wanita. konsumen pasar tradisional dan pasar swalayan yang berjenis kelamin wanita lebih banyak dari pada konsumen yang berjenis kelamin pria. Berjenis kelamin wanita sebanyak 57 orang atau 67,9%, sedangkan berjenis kelamin pria sebanyak 27 orang atau 32,1%.

• Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Usia

Konsumen terbagi ke dalam 4 kelompok sebagaimana yang sebagian besar konsumen berkisar pada usia 26-35 tahun sebesar 33 orang atau 39,3% menduduki urutan pertama, urutan kedua usia 36-45 tahun yakni 25 orang atau 29,7%, disusul pada usia 16-25 tahun dan 46 tahun keatas masing-masing sebanyak 13 orang atau 15,5%.

• Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan perbulan terbanyak adalah tingkat pendapatan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 sebanyak 34 orang atau 40,5%, responden yang mempunyai pendapatan kurang dari Rp. 500.000 sebanyak 23 orang atau 27,4%, sedangkan responden yang pendapatan Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000 sebanyak 19 orang atau 22,6% dan sisanya mempunyai pendapatan diatas Rp. 1.500.000 sebanyak 8 orang atau 9,5%.

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Untuk memenuhi konsistensi dan akurasi data dilakukan pengujian validitas terhadap variabel-variabel yang diteliti.

a. Uji Validitas pasar tradisional

Pengujian validitas terhadap variabel-variabel penelitian pada pasar tradisional sebanyak 3 item pertanyaan setiap variabel. Dari seluruh variabel 2 item dinyatakan tidak valid

Variabel harga, tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,3826 yang berarti tingkat reliabilitas dari harga berada dibawah cronbach alpha yang ditetapkan sebesar 0,6.

(5)

Rindyah Hanafi: Motivasi berbelanja konsumen…15 Variabel penataan barang, tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,4120. Variabel penataan ruang, tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,3784 .Variabel kemudahan mencapai lokasi tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,3346. Variabel kenyamanan tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,3982. Variabel pelayanan personal, tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,4368 Variabel kualitas produk, tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,4631. Variabel kelengkapan produk, tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,5777.

Dari hasil uji validitas pada pada pasar tradisional menunjukkan bahwa semua variabel berada pada tingkat reliabilitas dibawah cronbach alpha yang ditetapkan sebesar 0,6.

b. Uji Validitas pasar swalayan

Pengujian validitas terhadap variabel-variabel penelitian pada pasar swalayan sebanyak 3 item pertanyaan setiap variabel. Diperoleh hasil 6 item dinyatakan tidak valid

Variabel harga tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,4364. Variabel penataan barang tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,4698.Variabel penataan ruang tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,1657. Variabel kemudahan mencapai lokasi tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,4568. Variabel kenyamanan tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,3536. Variabel pelayanan personal tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,3223. Variabel kualitas produk tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,3085. Variabel kelengkapan produk tingkat reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,4517.

Dari hasil uji validitas pada pada pasar swalayan menunjukkan bahwa semua variabel berada pada tingkat reliabilitas dibawah cronbach alpha yang ditetapkan sebesar 0,6.

Uji Hipotesis

Analisis Tingkat kepentingan Variabel Penelitian pada Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan

Uji kepentingan variabel penelitian dilakukan untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh besar terhadap motivasi konsumen dalam memilih berbelanja pada pasar tradisional dan pasar swalayan.

Uji kepentingan variabel penelitian dengan data yang berasal dari mean rata-rata yaitu dari atribut dari masing-masing variabel penelitian kemudian menentukan mean penilaian setiap variabel penelitian. Karena penilaian dilakukan pada banyak responden, maka harus dicari nilai rata-rata, yaitu membagi jumlah responden yang memberikan penilaian tersebut. Hasil

(6)

TABEL -1

MOTIVASI KONSUMEN TERHADAP PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWLAYAN

No Variabel Penelitian Pasar Tradisional /Pasar

Swalayan

Pasar Tradisional Pasar swalayan 1 Harga 12,51 8,15 2 Penataan Barang 9,97 11,72 3 Penataan Ruang 9,91 11,42 4 Kemudahan Mencapai Lokasi 11,41 9,14 5 Kenyamanan 9,45 12,67 6 Pelayanan Personal 9,65 11,90 7 Kualitas produk 9,20 11,94 8 Kelengkapan Produk 9,10 12,23 Jumlah 81,2 89,67 Rata - rata 10,15 11,20

Sumber : Data Primer Diolah .

Hasil perhitungan tingkat motivasi konsumen terhadap variabel penelitian, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan menunjukkan bahwa motivasi konsumen mempunyai tingkat keunggulan atau kekuatan paling baik pada pasar tradisional yaitu pada atribut harga. Sedangkan pada pasar swalayan atribut yang memiliki pengaruh besar terhadap motivasi konsumen adalah atribut kenyamanan.

Analisis Chi-Square

Analisis ini digunakan dalam pengujian hipotesis yaitu: Perbedaan motivasi konsumen dalam berbelanja pada pasar tradisional dan pasar swalayan berdasarkan perbedaan pendapatan. Analisis Chi square digunakan untuk membandingkan kelompok frekuensi yang observasi (fo) dengan frekuensi yang diharapkan (fh).

Hasil analisis untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional denga pasar swalayan berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada tabel-2

(7)

Rindyah Hanafi: Motivasi berbelanja konsumen…17

TABEL -2

PERHITUNGAN CHI SQUARE MOTIVASI KONSUMEN DALAM

BERBELANJA PADA PASAR TRADISIONAL BERDASARKAN PENDAPATAN

Pendapatan Motivasi fo Fh fo - fh (fo – fh)2

fh ) fh -(fo 2 < 500 ribu Sangat tinggi

Tinggi Rendah 0 21 2 0,5 20,0 2,5 -0,5 1,0 -0,5 0,25 1 0,25 0,5 0,05 0,1 500 ribu – 1juta Sangat tinggi

Tinggi Rendah 2 28 4 0,8 29,5 3,6 1,2 -1,5 0,4 1,44 2,25 0,16 1,8 0,076271186 0,044444444 1 juta – 1,5 juta Sangat tinggi

Tinggi Rendah 0 17 2 0,5 16,5 2,0 -0,5 0,5 0 0,25 0,25 0 0,5 0,015151515 0

> 1,5 juta Sangat tinggi Tinggi Rendah 0 7 1 0,2 7,0 0,9 -0,2 0 0,1 0,04 0 0,01 0,2 0 0,011111111 JUMLAH 3,296978256

Sumber : Data Primer

Nilai chi square untuk motivasi konsumen dalam berbelanja pada pasar tradisional berdasarkan pendapatan. Dari hasil perhitungan yang terlihat dalam tabel maka dapat diketahui nilai X2sebesar 3,296978256. Kemudian membandingkan X2 hitung dengan X2tabel dengan menggunakan taraf signifikasi derajat kebebasan tertentu.

Gambar 1

Chi Square Test Motivasi Berbelanja pada Pasar Tradisional Berdasarkan Pendapatan

a. Kesimpulan hasil test X2hitung < X2tabel ( 3,296978256 < 12,59 ), maka ho diterima artinya tidak ada perbedaan motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional berdasarkan pendapatan. Sehingga hipotesis penelitian yang menyatakan

Ho ditolak

12,59 Ho diterima

(8)

ada perbedaan motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional berdasarkan pendapatan tidak didukung.

TABEL 3

PERHITUNGAN CHI SQUARE MOTIVASI KONSUMEN DALAM

BERBELANJA PADA PASAR SWALAYAN BERDASARKAN PENDAPATAN

Pendapatan Motivasi fo fh fo - fh (fo – fh)2

fh ) fh -(fo 2 < 500 ribu Sangat tinggi

Tinggi 3 20 3,8 19,2 -0,8 0,8 0,64 0,64 0,168421052 0,033333333 500 ribu –1juta Sangat tinggi

Tinggi 7 27 5,7 28,3 1,3 -1,3 1,69 1,69 0,296491228 0,059717314 1 juta – 1,5 juta Sangat tinggi

Tinggi 2 17 3,2 15,8 -1,0 1,2 1 1,44 0,3125 0,091139240 > 1,5 juta Sangat tinggi

Tinggi 2 6 1,3 6,7 0,7 -0,7 0,49 0,49 0,376923076 0,073134328 JUMLAH 1,411659571

Sumber : Data Primer

Setelah mendapatkan hasil dari frekuensi yang sesungguhnya dari fo dan fh maka dapat dihitung nilai chi square untuk motivasi konsumen dalam berbelanja pada pasar tradisional berdasarkan pendapatan. Hasil perhitungan diketahui nilai X2sebesar 1,411659571. Kemudian membandingkan X2 hitung dengan X2tabel dengan menggunakan taraf signifikasi derajat kebebasan tertentu.

Gambar 1

Chi Square Test Motivasi Berbelanja pada Pasar Swalayan Berdasarkan Pendapatan

Kesimpulan hasil test X2hitung < X2tabel ( 1,411659571 < 7,82 ), maka Ho diterima artinya tidak ada perbedaan motivasi konsumen berbelanja pada pasar swalayan berdasarkan pendapatan. Sehingga hipotesis penelitian yang menyatakan ada perbedaan motivasi konsumen berbelanja pada pasar swalayan berdasarkan pendapatan tidak didukung.

Ho ditolak 7,82 Ho diterima

(9)

Rindyah Hanafi: Motivasi berbelanja konsumen…19

PEMBAHASAN

Dari hasil analisis Arithmetic Mean menunjukan bahwa motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional dan pasar swalayan berdasarkan variabel motivasi yang diteliti, memiliki tingkat motivasi paling tinggi pada pasar swalayan dengan nilai rata – rata 11,195, sedangkan pada pasar tradisional menduduki urutan kedua dengan nilai rata - rata 10,15. Hal ini bisa terjadi karena dengan adanya teori yang menyebutkan bahwa motivasi bisa bersifat obyektif, sehingga sulit untuk menentukan hubungan antara motivasi pembelian dengan produk yang dibeli. Dan juga adanya motivasi emosional. Konsumen membeli dan mengkonsumsi produk bukan sekedar nilai fungsionalnya saja, namun juga karena nilai sosial dan emosionalnya (Nugroho J. Setiadi, 2003)

Dari perhitungan diperoleh hasil bahwa variabel yang memiliki pengaruh besar terhadap motivasi konsumen pada pasar tradisional adalah variabel harga dengan nilai 12,51, kemudian variabel kemudahan mencapai lokasi dengan nilai 11,41 dan variabel penataan barang dengan nilai 9,97.

Untuk pasar swalayan variabel yang memiliki 3 nilai tinggi dalam mempengaruhi motivasi konsumen dalam berbelanja adalah : 12,67 untuk kenyamanan, 12,23 untuk kelengkapan produk dan kualitas produk dengan nilai 11,94.

Sedangkan untunk penghitungan Chi – Square, didapat hasil untuk motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional berdasar pendapatan diperoleh X2hitung sebesar 3,296978256 < X2tabel (α = 5 %, df = 6) sebesar 12,59. Maka Ho diterima kesimpulanya tidak ada perbedaan motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional berdasarkan pendapatan.

Untuk motivasi konsumen berbelanja pada pasar swalayan berdasar pendapatan diperoleh X2hitung sebesar 1,411659571 < X2tabel (α = 5 %, df = 3) sebesar 7,82. Maka Ho diterima kesimpulanya tidak ada perbedaan motivasi konsumen berbelanja pada pasar swalayan berdasarkan pendapatan.

Sehingga hipotesis penelitian yang menyatakan ada perbedaan motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional dan pasar swalayan tidak didukung.

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional dan pasar swalayan di Klaten dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Motivasi konsumen dalam berbelanja pada pasar tradisional dan pasar swalayan

berdasarkan variabel yang diteliti adalah lebih tinggi motivasi konsumen pada pasar swalayan dibandingkan pasar tradisional.

2. Variabel yang besar pengaruhnya terhadap motivasi konsumen dalam berbelanja pada pasar tradisional adalah variabel harga. Sedangkan pada pasar swalayan adalah variabel kenyamanan.

3. Tidak ada perbedaan motivasi konsumen berbelanja pada pasar tradisional dan pasar swalayan berdasarkan pendapatan.

Berdasarkan analisis Chi – Square dapat dilihat bahwa :

Hasil analisis Chi – Square untuk pasar tradisional menunjukan nilai X2hitung < X2tabel, yaituX2hitung sebesar 3,296978256 < X2tabel sebesar 12,59.

Hasil analisis Chi – Square untuk pasar swalayan menunjukan nilai X2hitung < X2tabel, yaituX2hitung sebesar 1,411659571 < X2tabel sebesar 7,28.

(10)

SARAN

1. Pada pasar tradisional diharapkan dapat mempertahankan harga karena konsumen dalam melakukan pembelian yang menjadi pertimbangan utama adalah harga. Lokasi pasar tradisional sebaiknya dekat dengan rumah-rumah penduduk dan mudah dijangkau dengan kendaraan umum. Dalam penataan barang di pasar tradisional kadang kurang diperhatikan maka sebaiknya penataan barang lebih diperhatikan.

2. Pada pasar swalayan kenyamanan harus dipertahankan sebab dengan suasana nyaman konsumen akan merasa tenang dalam berbelanja. Mempertahankan dan memperhatikan variabel kelengkapan barang, kualitas barang, dan pelayanan personal juga harus ditingkatkan

3. Bagi peneliti yang akan membahas masalah yang sama sebaiknya memasukan variabel– variabel yang lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat motivasi konsumen.

DAFTAR RUJUKAN

Kotler, Philip,1997 Marketing Management : Analysis, Planning, Implementation and Control Prentice Hall

Simanmora, Bilson, 2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Penerbit PT Gramedia Pustaka, Jakarta

Sugiyono ,1997, Statistika untuk Penelitian, Alfa Beta, Bandung. Swastha, Basu, 1984, Asas-Asas Marketing , Liberty Yogyakarta Marketing, Majalah, Top Brand 2000-20007 Edisi Khusus /I/2007

Husain, Umar, Umar 2000 Riset Pemasaran dan perilaku Konsumen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor: 28 Tahun 2010; Nomor:

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Liza (2018) pada kelas VII dengan indikator kemampuan pemahaman matematis diperoleh hasil : “Pada soal yang memuat

Perbedaan Pengetahuan pada Pendidikan Kesehatan Metode Ceramah dan Media Leaflet dengan Metode Ceramah dan Media Video Tentang Bahaya Merokok di SMK Kasatrian

Berikut ini merupakan rekomendasi yang diberikan oleh penulis terkait penelitian yang berjudul Evaluasi Kebijakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

[r]

Efisiensi yang dihasilkan oleh turbin kemiringan sudut 10° lebih tinggi karena daya yang dihasilkan juga tinggi disebabkan oleh arah jatuh aliran yang mengenai

Dari hasil pembuatan dan perakitan mekanik/kontruksi perancangan sistem keselamatan sepeda motor untuk menghindari kecelakaan berbasis mikrokontroler hal pertama yang harus

Pemerintah Kota Cimahi bersama DPRD-nya pada 16 Februari 2011 telah membuat Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah yang menjadi dasar hukum