• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Gigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk menunjang penampilan. Susunan gigi pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa, pada anak sampai umur tertentu terdapat gigi sulung (susu) sedang pada orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada umur 6 tahun sampai 12-13 tahun dan diganti oleh gigi permanen (Mansjoer, 2009).

Kelainan gigi yang paling sering dijumpai pada anak adalah karies gigi. Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras pada gigi (email, dentin sementum) yang bersifat progresif dan disebabkan aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Karies gigi ditandai dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat organiknya Perkembangan karies diakibatkan adanya interaksi plak bakteri, komponen-komponen diet, respon-respon pejamu yang berubah dan waktu perubahan elektrokimia yang disebabkan oleh pembentukan asam dan aliran ion (Langais, dkk., 2008).

Anak lebih rentan mengalami karies gigi, karena pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan-makanan serta minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa.

(2)

Anak-anak umumnya senang makan makanan yang mengandung gula. Apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang mengalami karies (Machfoedz, 2005).

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus sebab pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Bila ditinjau dari berbagai upaya pencegahan karies gigi melalui kegiatan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) tersebut seharusnya pada usia-usia anak sekolah dasar memiliki angka karies rendah, akan tetapi dilihat dari kenyataan yang ada dan berdasarkan laporan penelitian yang telah dilakukan sebagian besar datanya menunjukkan adanya tingkat karies gigi pada anak sekolah yang cukup tinggi (Wahyuningrum, 2002).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2000, analisis data prevalensi karies berdasarkan indeks DMF-T (D = decayed = gigi yang karies, M = missed = gigi yang hilang, F = filled =gigi yang ditambal, T = teeth = gigi permanen) di beberapa negara adalah seperti Amerika 2,05%, Afrika 1,54%, Asia Tenggara 1,53%, Eropa 1,46% dan bagian Barat Pasifik 1,23%. (Anderson, 2004).

Hasil survei yang dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Gigi tahun 2005 pada anak usia 12 tahun angka prevalensi karies dan periodontal (penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang terakumulasi dalam plak

(3)

yang menyebabkan gingiva mengalami keradangan/gusi membengkak dan mudah berdarah) sebesar 74,41% dengan DMF-T rata-rata sebesar 2,50 di mana angka prevalensi di provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 50,67% dengan DMF-T rata-rata 1,27.

Karies gigi dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dan merupakan penyakit gigi yang paling banyak diderita oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Dilihat dari kelompok umur, golongan umur muda lebih banyak menderita karies gigi dibanding umur 45 tahun keatas. Umur 10-24 tahun karies giginya adalah 66,8-69,5% umur 45 tahun keatas 53,3% dan umur 65 tahun keatas sebesar 43,8% keadaan ini menunjukkan karies gigi banyak terjadi pada golongan usia produktif (Depkes, 2000).

Penelitian Rahardjo (2007), membuktikan dalam Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2006 terdapat 76,2% anak Indonesia pada kelompok usia 12 tahun mengalami gigi berlubang. Hal ini jelas menandakan adanya permasalahan yang cukup laten yaitu minimnya kesadaran dan pengetahuan kesehatan gigi di masyarakat.

Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah perilaku kontrol gigi pada orang tua. Anak masih sangat tergantung pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi karena kurangnya perilaku kontrol orang tua mengenai kesehatan gigi dibanding orang dewasa. Anak usia antara 6-12 tahun atau anak usia sekolah masih kurang mengetahui dan mengerti memelihara kebersihan gigi dan mulut, terbukti pada angka nasional untuk karies gigi usia

(4)

12 tahun mencapai 76,62% dengan indeks DMF-T (Decay Missing Filled-Teeth) rata-rata 2,21 (Depkes, 2000).

Hal ini didukung oleh penelitian Muhtar (2009), hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara persepsi ibu tentang karies dentis dengan kejadian karies dentis pada anak prasekolah di wilayah Kelurahan Balarejo I Kecamatan Dempet Kabupaten Demak.

Orang tua SDN Purwosari 01 Semarang Utara sebagian besar berpendidikan SMA yang belum mengerti tentang karies gigi dan cara perawatan gigi pada anak. Mata pencaharian orang tua sebagai besar bekerja sebagai buruh pabrik. Ibu biasanya berangkat kerja pagi hari dan pulang kerja menjelang sore, sehingga untuk mendapatkan informasi kesehatan tentang perawatan gigi sangat kurang. Hal ini juga didukung dengan waktu untuk bertemu ibu dengan keluarga terutama anaknya sangat sedikit. Keterbatasan waktu untuk bertemu dengan anak membuat komunikasi dan perhatian orang tua terhadap kesehatan anak terabaikan padahal anak-anak pada usia ini masih sangat memerlukan bantuan orang dewasa terutama ibu atau orang tuanya.

Hasil studi pendahuluan pada 10 ibu yang anaknya sekolah di SDN Purwosari 01 Semarang Utara didapatkan 9 ibu (90%) tidak mengajari anak menggosok gigi dan membiarkan anak makan-makanan yang manis. Sebanyak 1 ibu (10%) telah memahami mengajari anak menggosok gigi sebelum tidur dan sesudah makan, melarang anak makan-makanan yang manis, dan kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

(5)

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang ”Studi deskriptif perilaku kontrol gigi orang tua terhadap anak pada kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN Purwosari 01 Semarang Utara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan dapat dirumuskan masalah “Bagaimanakah gambaran perilaku kontrol gigi orang tua terhadap anak pada kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN Purwosari 01 Semarang Utara?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui perilaku kontrol gigi orang tua terhadap anak pada kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN Purwosari 01 Semarang Utara. 2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan perilaku kontrol orang tua tentang karies gigi di SDN Purwosari 01 Semarang Utara.

b. Mendeskripsikan kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Purwosari 01 Semarang Utara.

(6)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: 1. Orang Tua

Meningkatkan perilaku kontrol orang tua dengan melakukan usaha preventif untuk mencegah karies dentis pada anak dengan memberikan perawatan gigi pada anak dengan baik.

2. Anak Usia Sekolah

Memberikan informasi dini kepada anak usia sekolah tentang pentingnya kesehatan gigi anak untuk mencegah karies gigi.

3. Institusi

Hasil penelitian ini dapat memberi masukan bagi institusi untuk memberikan pendidikan kesehatan bagi siswa-siswinya dan orang tua untuk meningkatkan perilaku kontrol tentang karies gigi.

E. Bidang Ilmu

Penelitian ini mencakup bidang ilmu keperawatan anak dan keperawatan komunitas.

(7)

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian Nama Tahun dan

tempat penelitian Rancangan Penelitian Hasil 1. Hubungan antara persepsi ibu tentang karies dentis dengan kejadian karies dentis pada anak prasekolah di wilayah Kelurahan Balarejo I Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Muhtar 2009, Kelurahan Balarejo I Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Jenis penelitian korelasi, desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara persepsi ibu tentang karies dentis dengan kejadian karies dentis pada anak prasekolah

2 Hubungan Antara Peran Orangtua Terhadap Perawatan Gigi Dengan Perilaku Menggosok Gigi Sebelum Tidur Pada Anak Prasekolah di TK Al-Firdaus Mranggen Demak Listiowati 2009, TK Al-Firdaus Mranggen Demak Jenis penelitian ini adalah kuantitaif dengan metode deskriptif korelasional dan pendekatan cross sectional

Hasil analisa ada hubungan antara peran orang tua terhadap perawatan gigi dengan perilaku menggosok gigi anak dengan hasil r 0.545 dan pvalue 0(<0,05).

Gambar

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian  No  Judul Penelitian  Nama   Tahun dan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghindari bias, masalah penelitian ini secara konseptual dijelaskan sebagai berikut; (1) nilai-nilai luhur pada seni Reyog Ponorogo adalah nilai-nilai yang

Berdasarkan hasil penelitian uji tingkat keasama (pH) yoghurt umbi ganyong dengan pewarna alami kelopak bunga rosella dapat dilihat bahwa hasil uji tingkat keasama (pH)

Sehubungan dengan proses Lelang sederhana paket pekerjaan Pengadaan Peralatan Administrasi dan Mesin pada Dinas Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan

Berdasarkan hasil penelitian tentang aktivitas menulis matematis siswa yang ditinjau dari gaya kognitif Field Dependent dan Field Independent, dapat disimpulkan bahwa

Pada tahun 1972 diselenggarakan Seminar Nasional Pengajaran dan Pendidikan Civics (Civic Education) di Tawangmangu, Surakarta, dengan hasil yang memberi

Menurut Hazberg (2002), bahwa karyawan termotivasi untuk bekerja disebabkan oleh 2(dua) faktor yaitu : 1) faktor intrinsik yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri

Program Indonesia dituangkan dalam sasaran pokok RPJMN 2015- 2019 yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) kritik masalah sosial yang ada di Jerman dalam roman Pünktchen Und Anton Karya Erich Kästner dan (2) bentuk penyampaian