• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH SRI JULFERINA BR TARIGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI OLEH SRI JULFERINA BR TARIGAN"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN TEPUNG KEONG MAS SEBAGAI SUBSTITUSI

TEPUNG IKAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS KELINCI JANTAN LEPAS SAPIH

SKRIPSI OLEH

SRI JULFERINA BR TARIGAN 030306004

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008

(2)

PEMANFAATAN TEPUNG KEONG MAS SEBAGAI SUBSTITUSI

TEPUNG IKAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS KELINCI JANTAN LEPAS SAPIH

SKRIPSI

OLEH

SRI JULFERINA BR TARIGAN 030306004

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Departemen Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum

Judul Penelitian: Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan dalam Ransum Terhadap Performans Kelinci Jantan Lepas Sapih

Nama : Sri Julferina Br Tarigan

NIM : 030306004

Departemen : Peternakan

Program Studi : Produksi Ternak

Disetujui oleh, Komisi Pembimbing

( Ir. Eniza Saleh, MS ) ( Hamdan, SPt, MSi ) Ketua Anggota

Mengetahui,

( Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP ) Ketua Departemen

(4)

ABSTRACT

Sri Julferina Br Tarigan, 2008. “The utilization of golden apple snail´s flour as substitution of fish´s flour in feed to performans of weaner male rabbit”. Under advices of Mrs. Ir. Eniza Saleh, MS as the first supervisor and Mr. Hamdan SPt, MSi as the co supervisor.

This research was conducted in animal husbandry of Mr. Jamin Purba, S.Pt, Jl. Udara Gg. Rukun Berastagi-regency of Karo, that was started on 3rd September until 7th November 2007.

The purposes of this research is to test utilization of golden apple snail´s flour as substitution of fish´s flour in feed to know feed intake, average daily gain and feed convertion of weaner male rabbit.

The research was conducted by using Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatment and 5 replications. With treatment K1 (feed with 10% fish´s flour and 0% golden apple snail´s flour), K2 (feed with 7,5% fish´s flour and 2,5% golden apple snail´s flour), K3 (feed with 5% fish´s flour and 5% golden apple snail´s flour), K4 (feed with 2,5% fish´s flour and 7,5% golden apple snail´s flour), K5 (feed with 0% fish´s flour and 10% golden apple snail´s flour).

The research showed that the utilization of golden apple snail´s flour as substitution of fish´s flour in feed of male rabbit give a non significant influence (P>0.05) to feed intake (g/head/week) (K1:380.10; K2:372.96; K3:377.13; K4:378.24; K5:378.29), daily gain (g/head/week) (K1:157.32; K2:138.32; K3:148.88; K4:130.10; K5:157.44), and daily convertion (K1:3.80; K2:3.46; K3:3.75; K4:3.74; K5:3.56).

(5)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum

ABSTRAK

Sri Julferina Br Tarigan, 2008. “Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum Terhadap Performans Kelinci Jantan Lepas Sapih” dibawah bimbingan Ibu Ir. Eniza Saleh, MS selaku pembimbing pertama dan Bapak Hamdan SPt, MSi selaku pembimbing kedua.

Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Rakyat Bapak Jamin Purba, S.Pt, Jl. Udara Gg. Rukun Berastagi-Kabupaten Karo, yang berlangsung pada tanggal 3 September sampai 7 November 2007.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pemanfaatan tepung keong mas sebagai substitusi tepung ikan dalam ransum terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum kelinci jantan lepas sapih.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Dengan perlakuan yaitu K1 (ransum dengan 10% tepung ikan dan 0% tepung keong mas), K2 (ransum dengan 7,5% tepung ikan dan 2,5% tepung keong mas), K3 (ransum dengan 5% tepung ikan dan 5% tepung keong mas), K4 (ransum dengan 2,5% tepung ikan dan 7,5% tepung keong mas), K5 (ransum dengan 0% tepung ikan dan 10% tepung keong mas).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pemanfaatan tepung keong mas sebagai substitusi tepung ikan dalam ransum kelinci jantan memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0.05) terhadap konsumsi ransum (g/ekor/minggu) (K1:380.10; K2:372.96; K3:377.13; K4:378.24; K5:378.29), pertambahan bobot badan (g/ekor/minggu) (K1:157.32; K2:138.32; K3:148.88; K4:130.10; K5:157.44), dan konversi ransum (K1:3.80; K2:3.46; K3:3.75; K4:3.74; K5:3.56)

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum Terhadap Performans Kelinci Jantan Lepas Sapih“, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Eniza Saleh, MS sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Hamdan, S.Pt, M.Si selaku anggota komisi pembimbing dan Bapak Ir. Roeswandy dan Bapak Dr. Ir. Zulfikar Siregar MP selaku dosen undangan yang telah memberikan arahan serta bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat terlaksana dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan ke depan.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Januari 2008

(7)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum

RIWAYAT HIDUP

Sri Julferina Br Tarigan, lahir pada tanggal 11 Juli 1985 di Berastagi Tanah Karo. Anak kedua dari empat bersaudara, putri dari Bapak Ir D. Tarigan dan Ibu Dra H. Br Sembiring.

Pengalaman yang telah ditempuh penulis :

1. Tahun 1990 memasuki TK Yayasan Perguruan Methodist Indonesia di Berastagi, lulus tahun 1991

2. Tahun 1991 memasuki SD Yayasan Perguruan Methodist Indonesia di Berastagi, lulus tahun 1997

3. Tahun 1997 memasuki SLTP RK Budhi Dharma di Balige, lulus tahun 2000 4. Tahun 2000 memasuki SMU Negeri 1 Berastagi, lulus tahun 2003

5. Tahun 2003 masuk ke Departemen Peternakan Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB

6. Melaksanakan Praktek kerja Lapangan (PKL) di BPTU Babi dan Kerbau Siborong-borong di Desa Siaro Kecamatan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara pada bulan Juni-Agustus 2006

7. Melaksanakan penelitian di Peternakan Rakyat Bapak Jamin Purba di Jalan Udara Gg. Rukun Berastagi - Kabupaten Karo pada bulan September-November 2007

(8)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian ... 3 Kegunaan Penelitian ... 3 Hipotesis Penelitian ... 3 TINJAUAN PUSTAKA Ternak Kelinci ... 4

Pakan Ternak Kelinci ... 5

Tepung Ikan ... 6

Keong Mas ... 7

Kebutuhan Ransum Kelinci ... 8

Kebutuhan Air Minum ... 8

Konsumsi Ransum ... 9

Pertambahan Bobot Badan ... 10

Konversi Pakan ... 11

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

Bahan dan Alat Penelitian ... 12

Bahan ... 12

Alat ... 12

Metode Penelitian ... 13

Parameter Penelitian ... 15

Pelaksanaan Penelitian ... 15

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 18

(9)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum

Konversi Ransum ... 19

Pembahasan ... 20

Konsumsi Ransum ... 20

Pertambahan Bobot Badan ... 21

Konversi Ransum ... 22

Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 24

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 25

Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah kekurangan gizi, khususnya kekurangan protein hewani yang berasal dari ternak sampai sekarang masih merupakan masalah yang belum terpecahkan khususnya bagi masyarakat di pedesaan dan masyarakat perkotaan pada umumnya (Sudjatinah dan Wibowo, 2003). Untuk dapat memenuhi, menjamin daging dan penganekaragaman komoditas hasil ternak maka perlu dicari jenis ternak yang mempunyai potensi biologis tinggi dan ekonomis sebagai ternak penghasil daging, dan salah satunya adalah ternak kelinci.

Kelinci tergolong salah satu ternak yang cocok walaupun dipelihara di pekarangan yang sempit. Penduduk yang relatif padat dan pendapatannya rendah dapat memenuhi kebutuhan akan protein hewani dalam waktu singkat (Sumoprastowo, 1985).

Ternak kelinci mempunyai beberapa keunggulan, yaitu menghasilkan daging yang berkualitas tinggi dengan kadar lemak yang rendah, tidak membutuhkan areal yang luas untuk pemeliharaannya, dapat memanfaatkan bahan pakan dari berbagai jenis hijauan, sisa dapur dan hasil sampingan produk pertanian, hasil sampingannya (kulit, bulu, kepala, kaki, ekor dan kotorannya) dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, biaya produksi relatif murah (tidak menuntut modal dalam jumlah besar), pemeliharaanya mudah, dapat melahirkan

(11)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum anak 4-6 kali setiap tahunnya dan menghasilkan 4-12 anak setiap kelahiran (Kartadisastra, 1994).

Kendala utama dalam pengembangannya adalah masih adanya pengaruh psikologis antara manusia dengan ternak kelinci dalam hal memotong sekaligus untuk dimakan (Wibowo et al, 2005). Selain itu dengan semakin bertambahnya penduduk semakin meningkat juga penggunaan lahan sebagai tempat pemukiman sehingga produksi hijauan semakin rendah, dan harga pakan juga turut meningkat.

Beternak kelinci bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomis dari usaha tersebut dengan pemilihan pakan yang sesuai. Jenis pakan yang dipakai tidak bersaing dengan manusia atau industri intensif seperti ayam. Pendayagunaan bahan pakan yang tidak berasal dari bahan makanan manusia diutamakan dalam peternakan kelinci (Sarwono, 2001).

Telah diketahui bahwa campuran protein tumbuh-tumbuhan tidak efektif untuk menyusun ransum dengan kualitas protein yang tinggi dibanding bila dipakai campuran protein tumbuh-tumbuhan, hewan dan ikan. Tepung ikan merupakan salah satu sumber protein terbaik, mengingat kandungan asam amino esensialnya sangat menunjang. Namun, harga protein hewani dan ikan mahal sehingga kadang-kadang peternak lebih mempertimbangkan segi ekonomis dalam memproduksi ternak, meskipun akan diperoleh penampilan ternak dan kualitas ternak yang kurang.

Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah pakan tersebut adalah dengan penggunaan tepung keong mas sebagai pakan subsitusi tepung ikan dalam ransum ternak, untuk mengetahui sebatas mana tepung keong mas dapat menggantikan fungsi tepung ikan sebagai penghasil protein hewani. Dimana

(12)

ketersediaan keong mas cukup sepanjang tahun dan tidak bersaing dengan manusia. Keong mas atau disebut pula siput murbai merupakan salah satu masalah hama utama dalam produksi padi. Namun karena kandungan protein keong mas yang tinggi yaitu sebesar 51,80 % menyebabkan keong mas dapat pula dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang keong mas, yaitu sejauh mana keong mas dapat dipergunakan sebagai pakan substitusi tepung ikan dalam ransum terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum ternak kelinci.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan tepung keong mas sebagai substitusi tepung ikan dalam ransum terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum ternak kelinci lepas sapih.

Kegunaan Penelitian

- sebagai bahan informasi bagi peneliti tentang pemanfaatan tepung keong mas sebagai substitusi tepung ikan dalam ransum kelinci

- sebagai bahan informasi bagi masyarakat umum dan peternak pada khususnya - sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk

menempuh ujian sarjana Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

(13)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum Pemanfaatan tepung keong mas sebagai substitusi tepung ikan dalam ransum berpengaruh positif terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum kelinci jantan lepas sapih.

TINJAUAN PUSTAKA

Ternak Kelinci

Menurut sistem binomial, bangsa kelinci diklasifikasikan sebagai Ordo Lagomorpha, Famili Leporidae, Sub Famili Leporine, Genus Lepus Orictolagus, Spesies Lepes spp, Orictolagus spp (www.pustaka-deptan.go.id).

Berdasarkan berat badannya, jenis kelinci dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yakni, jenis besar yaitu kelinci yang mempunyai berat badan 5,5 kg ke atas, jenis sedang yaitu kelinci yang mempunyai berat badan 3,25 – 5,5 kg, dan jenis kecil yaitu kelinci yang mempunyai berat badan sampai dengan 3,25 kg (Kartadisastra, 1994).

Anak kelinci dapat dipasarkan setelah berumur dua bulan. Anak kelinci pada umur ini pada bangsa yang besar telah mencapai berat hidup kurang lebih 2 kg. Dengan kata lain dapat digemukkan setelah disapih atau pada umur 5-6 bulan. Penggemukan cukup berkisar 2 atau 3 bulan lamanya (Sumoprastowo, 1985)

Kandungan gizi daging kelinci, ayam dan ternak lainnya dapat dilihat dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan gizi daging kelinci, ayam dan ternak lainnya

No. Jenis Daging Protein Lemak Kadar Air Kalori (%) (%) (%) (%)

1. Kelinci 20,8 10,2 67,9 7,3

(14)

3. Sapi 16,3 28,0 55,0 13,3

4. Domba 15,7 27,7 55,5 13,3

5. Babi 11,9 40,0 42,0 18,9

Sumber : Shaver (1981) dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak (1984) Disitasi oleh Sarwono (2001)

Pakan Ternak Kelinci

Bahan makanan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan digunakan oleh hewan. Rumput, hijauan kering (hay), bekatul dan produk lain adalah bahan makanan ternak, tetapi tidak semua komponen dalam bahan makanan ternak tersebut dapat dicerna oleh hewan. Bahan makanan ternak terdiri dari tanaman, hasil tanaman dan kadang-kadang juga bahan makanan berasal dari ternak atau hewan yang hidup di laut (Tillman et al, 1991).

Kebanyakan makanan ternak dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, secara garis besarnya hijauan dan konsentrat. Hijauan ditandai dengan jumlah serat kasar yang relatif banyak pada bahan keringnya. Kelompok hijauan dapat dibagi lagi menjadi hijauan kering dan hijauan segar, dimana hijauan segar mengandung banyak air. Secara umum, hanya ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing, dapat memanfaatkan makanan hijauan dalam jumlah banyak secara baik. Ini dikarenakan ternak ruminansia berbeda dengan yang bukan ruminansia pada saluran pencernaannya yang kompleks yang mampu mencerna hijauan. Secara umum, konsentrat mengandung serat kasar lebih sedikit daripada hijauan dan mengandung karbohidrat, protein, lemak yang relatif lebih banyak tetapi jumlahnya bervariasi dengan jumlah air yang relatif sedikit. Konsentrat ini dapat dimanfaatkan oleh ternak yang tidak memamahbiak (non ruminansia) (Williamson dan Payne, 1993).

(15)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum Telah diketahui bahwa campuran protein tumbuh-tumbuhan tidak efektif untuk menyusun ransum dengan kualitas protein yang tinggi dibanding bila dipakai campuran protein tumbuh-tumbuhan, hewan dan ikan (Tillman et al, 1991)

Jumlah pakan tiap harinya bervariasi berdasarkan ukuran atau besarnya kelinci serta tahapan atau tingkatan produksinya. Pakan hijauan atau jerami yang berkualitas baik hendaknya selalu diberikan bersama konsentrat (Blakely dan Bade, 1998).

Daun-daunan dan sayuran yang masih segar mengandung lebih kurang 90% kadar air. Karena tingginya kadar air, makanan kelinci yang hanya terdiri atas daun-daunan segar saja tidak akan mempercepat peningkatan berat badannya (Rismunandar, 1990). Menurut Sumoprastowo (1985), penggemukan hanya dengan hijauan saja hasilnya lebih lambat dan dibutuhkan waktu penggemukannya lebih lama.

Tepung Ikan

Tepung ikan merupakan salah satu sumber protein terbaik, mengingat kandungan asam amino esensialnya sangat menunjang. Namun harga per satuan beratnya relatif mahal. Di pasaran banyak tersedia tepung ikan dengan berbagai kualitas dan harga. Tepung ikan impor biasanya berkualitas lebih baik daripada tepung ikan lokal. Keadaan ini disebabkan tepung ikan yang digunakan lebih baik dan proses pengolahannya sempurna (Ichwan, 2003).

Kandungan nutrisi dari tepung ikan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kandungan nutrisi tepung ikan

No. Nutrisi Jumlah

(16)

2. Energi Metabolisme 2820 Kkal/kg 3. Lemak 6,8% 4. Serat Kasar 2,2% 5. Calsium 5,11% 6. Phospor 2,88% Sumber : Hartadi et al (1997)

Rasyaf (1997) mengemukakan, tepung ikan mengandung protein bervariasi, mulai dari 45% untuk tepung ikan lokal hingga 77% kandungan protein kasarnya.

Keong Mas

Keong mas atau disebut pula siput murbai (Pomacea canaliculata), merupakan salah satu masalah hama utama dalam produksi padi (Suharto, 2001). Menurut Samperante et al (2001), keong mas memiliki ciri morfologis hampir sama dengan keong sawah. Cangkang berbentuk bulat mengerucut, berwarna kuning keemasan, diameter 1,2 – 1,9 cm, tinggi 2,2 – 3,6 cm dan berat 4,2 – 15,8 gram.

Keong mas berkembang biak dengan telur. Seekor keong mas betina mampu bertelur 500 butir dalam seminggu. Masa perkembangbiakkannya berlangsung sampai umur 3-4 tahun. Induk keong mas meletakkan telur-telurnya pada tempat yang kokoh dan cukup air, membentuk koloni seperti buah murbai berwarna merah jambu. Keong mas bertelur pada pagi dan sore hari, telur akan menetas dalam waktu 7-14 hari. Keong mas muda yang baru menetas akan jatuh ke dalam air, selanjutnya akan menempel pada tumbuhan, cangkang keong mas dewasa atau di tempat lain. Pada umur 60 hari, keong mas telah menjadi dewasa dan siap untuk berkembangbiak (Prabowo, 1992).

(17)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum Siput murbai hidup di kolam, rawa, sawah irigasi, saluran air dan areal yang selalu tergenang. Mereka mengubur diri dalam tanah yang lembab selama musim kemarau. Mereka bisa bertahan hidup pada lingkungan yang ekstrim seperti air yang terpolusi atau kurang kandungan oksigen (Suharto, 2001).

Pembuatan tepung keong mas didahului dengan pengolahan daging keong, selanjutnya dilakukan proses-proses. Proses perendaman dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran dan lendir yang tersisa. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air, sehingga daging keong mas menjadi lebih tahan lama (Prabowo, 1992).

Kandungan nutrisi dari tepung keong mas dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kandungan nutrisi tepung keong mas

No. Nutrisi Jumlah

1. Protein kasar 51,8%

2. Lemak kasar 13,61%

3. Serat kasar 6,09%

4. Kadar Abu 24%

5. Energi metabolis 2094,98 Kkal/kg*

Sumber : Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak USU (2007) (*) Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan IPB (2007)

Kebutuhan Ransum Kelinci

Ransum induk kering, induk muda dan anak kelinci yang telah disapih dan pejantan, ransumnya terdiri dari zat makanan seperti Tabel 4.

Tabel 4. Kebutuhan ransum kelinci lepas sapih

No. Nutrisi Jumlah

1. Protein 12-15%

2. Lemak 2-3,5%

3. Serat Kasar 20-27%

4. Energi 2500-2900 Kkal

5. Mineral 5-6,5%

(18)

Kebutuhan Air Minum

Tersedianya air minum yang bersih merupakan keharusan dalam peternakan kelinci intensif. Fungsi air minum bagi kelinci antara lain untuk membantu pencernaan, mempercepat pertumbuhan, menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan mencegah kehausan (Sarwono, 2001). Menurut Smith dan Mangoewidjojo (1988), tiap hari seekor kelinci minum 80-100 ml air/kg bobot badan, dan air minum harus disediakan terus-menerus.

Konsumsi Ransum

Konsumsi (Voluntary Feed Intake) adalah jumlah makanan yang dapat dikonsumsi oleh hewan, bila bahan makanan tersebut diberikan secara ad libitum. Menurut Smith dan Mangoewidjojo (1988), tiap hari seekor kelinci makan 75-100 g makanan. Menurut Kartadisastra (1994) jumlah pemberian konsentrat pada setiap harinya adalah 50 gram setiap ekor untuk kelinci pertumbuhan dan penggemukan serta pejantan. Seekor kelinci dalam satu hari sekurangnya memakan 1 kg dedaunan.

Menurut Anggorodi (1995), konsumsi ransum adalah kemampuan untuk menghabiskan sejumlah ransum yang diberikan. Konsumsi ransum dapat dihitung dengan pengurangan jumlah ransum yang diberikan dengan sisa dan hamburan. Konsumsi ransum dipengaruhi oleh kesehatan ternak, palatabilitas, mutu ransum dan tata cara pemberian.

Perbedaan konsumsi ransum dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: bobot badan, umur, dan kondisi tubuh yaitu normal atau sakit, stress yang diakibatkan oleh lingkungan dan tingkat kecernaan ransum (Parakkasi, 1983).

(19)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum Dari hasil penelitian Ginting (2001), yang menggunakan objek kelinci jantan lepas sapih dengan pemberian beberapa level tepung keong mas, dimana rataan konsumsi yang diperoleh adalah 417.76 g/ekor/minggu dengan kisaran konsumsi 308 g/ekor/minggu sampai 485.66 g/ekor/minggu.

Pertambahan Bobot Badan

Pertumbuhan murni termasuk pertambahan dalam bentuk dan berat dari jaringan bangunan seperti urat daging, tulang, jantung, otak dan semua jaringan tubuh lainnya (kecuali jaringan lemak) dan alat-alat tubuh. Dari sudut kimiawi, pertumbuhan murni adalah suatu penambahan dalam jumlah protein dan zat-zat mineral yang tertimbun dalam tubuh. Penambahan dalam berat akibat penimbunan lemak atau penimbunan air bukanlah pertumbuhan murni (Anggorodi, 1979). Menurut Tillman et al (1991), penggemukan adalah suatu istilah untuk menggambarkan keadaan hewan pada saat terakhir stadium pertumbuhannya.

Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan adalah genetik, faktor lingkungan, dan penyakit serta interaksi faktor genetik dan lingkungan. Seekor ternak yang genetiknya tidak tipe pedaging, walaupun hidupnya dalam lingkungan yang baik tidak akan menghasilkan daging yang baik, dan sebaliknya yang mempunyai potensi yang baik tetapi hidup dalam lingkungan yang jelek tidak akan menghasilkan daging yang memuaskan (Leslay, 1978). Menurut Yumiarty (1991), pertambahan bobot badan biasanya digunakan untuk mengukur pertumbuhan. Pertumbuhan dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas ransum.

Pertambahan berat kelinci dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Pertambahan berat kelinci

(20)

No. Umur Bobot Badan (g) Tambah Berat/hari (g) 1. Lahir – 3 minggu 45,4 – 362,2 15,1 2. 3 – 8 minggu 362,2 – 1816,0 41,5 3. 8 – 14 minggu 1816,0 – 3268,8 33,2 4. 14 minggu – 5 bulan 3268,8 – 4068,0 16,5 Sumber : Reksohadiprodjo (1984)

Dari hasil penelitian Ginting (2001), yang menggunakan objek kelinci jantan lepas sapih dengan pemberian beberapa level tepung keong mas, dimana rataan pertambahan bobot badan yang diperoleh adalah 54.46 g/ekor/minggu, dengan kisaran pertambahan bobot badan 26.18 g/ekor/minggu sampai 70.28 g/ekor/minggu.

Konversi Pakan

Konversi pakan adalah jumlah ransum yang habis dikonsumsi ternak dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan berat hidup (pada akhir waktu tertentu). Semakin baik mutu ransumnya, semakin kecil pula konversi pakannya. Baik tidaknya mutu ransum ditentukan oleh seimbang tidaknya zat gizi pada ransum itu dengan yang diperlukan oleh tubuh ternak. Ransum yang kekurangan salah satu unsur dari zat gizinya akan mengakibatkan kekurangan zat gizi yang diperlukan tubuhnya (Rasyaf, 1997).

Angka konversi ransum menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan ransum, yaitu angka konversi ransum semakin besar maka penggunaan ransum kurang ekonomis. Angka konversi ransum dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Lestari, 1992).

Dari hasil penelitian Ginting (2001), yang menggunakan objek kelinci jantan lepas sapih dengan pemberian beberapa level tepung keong mas, dimana

(21)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum rataan konversi ransum yang diperoleh adalah 8.37, dengan kisaran konversi ransum 6.94 sampai 12.34.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Peternakan Rakyat Bapak Jamin Purba, Jl. Udara Gg. Rukun Berastagi-Kabupaten Karo, Sumatera Utara, dengan ketinggian 1368 m di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 minggu dimulai pada tanggal 3 September 2007 sampai dengan 7 November 2007.

Bahan dan Alat Bahan

- Kelinci jantan umur 8 minggu sebanyak 25 ekor dengan X ± 2SD= 515 ± 113,54 g

- Ransum perlakuan terdiri dari jagung kuning halus, bungkil kelapa, dedak halus, tepung ikan, bungkil kedelai, tepung keong mas, minyak kelapa, kapur, top mix

- Air minum

- Obat-obatan dan vitamin seperti wormectin, B-complex, norit - Rodalon sebagai desinfektan kandang dan peralatan

(22)

Alat

- Kandang individu dengan ukuran 80x75x60 cm sebanyak 25 petak

- Timbangan bobot badan dan timbangan ransum dengan kapasitas 5 kg dengan kepekaan 20 g dan timbangan dengan kapasitas 2 kg dengan kepekaan 10 g

- Tempat pakan dan tempat minum sebanyak 25 unit - Mesin giling

- Buku, alat tulis dan kalkulator - Pisau

- Termometer untuk mengetahui suhu kandang

- Sapu lidi, scraf, kuas, sapu kecil sebagai alat pembersih kandang - Kompor dan panci sebagai alat pengolahan keong mas

- Talenan dan plastik transparan

- Terpal plastik sebagai alas untuk menyusun ransum - Kardus sebagai tempat penyimpanan bahan untuk ransum

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan sehingga diperoleh 25 unit percobaan. Menurut Hanafiah (2002) metode analisisnya adalah sebagai berikut :

Yij = µ+ τi + ∑ij

Dimana: Yij = Hasil pengamatan dari perlakuan berbagai level tepung ikan dan tepung keong mas tingkat ke-i dan pada ulangan ke-j

(23)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum µ = Nilai rata-rata (mean) harapan

τi = Pengaruh perlakuan berbagai level tepung ikan dan tepung keong mas ke-i

∑ij = Pengaruh galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Adapun perlakuan yang diteliti adalah sebagai berikut:

K1 : 10% tepung ikan + 0% tepung keong mas dalam ransum K2 : 7,5% tepung ikan + 2,5% tepung keong mas dalam ransum K3 : 5% tepung ikan + 5% tepung keong mas dalam ransum K4 : 2,5% tepung ikan + 7,5% tepung keong mas dalam ransum K5 : 0% tepung ikan + 10% tepung keong mas dalam ransum

Sedangkan jumlah ulangan diperoleh dengan menggunakan rumus seperti berikut : t (n-1) ≥ 15 5 (n-1) ≥ 15 5n-5 ≥ 15 5n ≥ 20 n ≥ 4 n = 5

Maka susunan perlakuan sebagai berikut : K11 K12 K13 K14 K15 K21 K22 K23 K24 K25 K31 K32 K33 K34 K35 K41 K42 K43 K44 K45

(24)

K51 K52 K53 K54 K55

Parameter Penelitian

1. Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum dihitung berdasarkan jumlah ransum yang diberikan pada awal minggu dikurangi sisa ransum pada akhir minggu, dalam satuan gram/ekor/minggu

2. Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan dihitung berdasarkan berat akhir minggu dikurangi dengan berat awal minggu yang dihitung tiap minggunya, dalam satuan gram/ekor/minggu

3. Konversi Ransum

Konversi ransum dihitung berdasarkan perbandingan antara konsumsi ransum dengan pertambahan bobot badan tiap minggunya.

Pelaksanaan Penelitian Pengolahan Keong Mas

Pengolahan keong mas menjadi tepung diawali dengan perendaman yang dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran dan lendir. Setelah itu dilakukan perebusan dengan air garam. Kemudian daging keong dikeluarkan dari cangkang. Daging keong dicuci dan ditiriskan. Kemudian dimasukan ke oven dengan suhu

(25)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum 75-800C. Setelah itu daging keong tersebut digiling hingga menjadi tepung. Skema pengolahan keong mas menjadi tepung keong mas dapat dilihat pada Lampiran I.

Persiapan Kandang dan Peralatan

Kandang dipersiapkan seminggu sebelum kelinci masuk dalam kandang agar kandang bebas dari hama dan bibit penyakit. Kandang beserta peralatan seperti tempat pakan dan minum dibersihkan dan didesinfektan dengan menggunakan rodalon. Penerangan yang digunakan adalah sebuah lampu 40 watt digantung di tengah kandang yang berfungsi menerangi seluruh kandang.

Penyusunan Konsentrat

Bahan penyusun konsentrat yang digunakan terdiri dari tepung jagung halus, bungkil kelapa, dedak halus, tepung ikan, bungkil kacang kedelai, tepung keong mas, minyak kelapa, kapur, top mix. Bahan yang digunakan ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan komposisi susunan ransum yang telah ditentukan sesuai dengan perlakuan, lalu ditambahkan tepung ikan dan tepung keong mas sesuai dengan level perlakuan. Untuk menghindari ketengikan, pencampuran konsentrat dilakukan satu kali dalam dua minggu dan pencampuran dilakukan dengan cara manual. Formulasi ransum dapat dilihat pada Lampiran 2.

Pemilihan Ternak

Sebelum kelinci dimasukan ke dalam kandang sesuai dengan perlakuan, dilakukan penimbangan untuk mengetahui bobot badan awal dari masing-masing kelinci kemudian dilakukan random (pengacakan) yang bertujuan untuk memperkecil nilai keragaman. Lalu kelinci dimasukan ke dalam kandang sebanyak 1 ekor per plot.

(26)

Pemeliharaan Kelinci

1. Sebelum kelinci diberi perlakuan, dilakukan penimbangan bobot badan awal kelinci kemudian penimbangan kelinci dilakukan seminggu sekali. 2. Pakan dan air minum diberikan secara ad-libitum, penggantian air minum

dilakukan pada sore hari.

3. Obat-obatan dan vitamin diberikan sesuai dengan kebutuhan kelinci, seperti wormectin untuk obat cacing dan mencret dengan dosis 1 cc untuk 8 ekor kelinci, pemberiannya dengan cara menyuntikkan di bagian subkutan, B-complex sebagai vitamin dengan dosis 0.25 cc untuk 1 ekor anak kelinci, disuntikkan ke daging di bagian paha kelinci, dan norit untuk obat mencret dengan dosis 1 pil untuk 5-6 ekor, pemberiannya melalui mulut.

4. Kandang, tempat pakan dan minum dibersihkan setiap hari pada pagi hari

Pengambilan Data

Pengambilan data untuk konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan, dilakukan sekali seminggu (g/ekor/minggu) selama 9 minggu. Sedangkan untuk mencari konversi ransum dilakukan setelah didapatkan kedua data tersebut. Sebagai penunjang dilampirkan data bobot badan kelinci selama penelitian pada Lampiran 3, data pertambahan bobot badan pada Lampiran 4, data konsumsi konsentrat dan bahan kering konsentrat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6, data konsumsi rumput segar dan bahan kering rumput pada Lampiran 7 dan Lampiran 8, data konsumsi bahan kering ransum pada Lampiran 9, dan data konversi ransum pada Lampiran 10.

(27)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum Analisis data dilakukan berdasarkan analisis keragaman. Bila hasilnya berbeda nyata antar perlakuan maka akan dilakukan uji beda nyata terkecil atau beda nyata jujur atau uji Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Konsumsi Ransum

Ransum yang dikonsumsi sudah dikonversikan dalam bentuk bahan kering (total bahan kering dari rumput lapangan dan konsentrat).

Tingkat konsumsi (Voluntary feed intake) adalah jumlah makanan yangn dapat dikonsumsi oleh hewan bila makanan tersebut diberikan secara ad libitum. Dari hasil penelitian diperoleh rataan konsumsi ransum kelinci seperti yang tertera pada Tabel 6.

Tabel 6 Rataan konsumsi ransum kelinci selama penelitian (g/ekor/minggu) Perlakuan Rataan ± Sd K1 380.10 ± 23.06 K2 372.96 ± 14.71 K3 377.13 ± 12.12 K4 378.24 ± 22.38 K5 378.29 ± 21.94

Dari Tabel 6 diatas terlihat bahwa tingkat konsumsi rataan yang terbesar adalah pada perlakuan K1 (10% tepung ikan + 0% tepung keong mas) yaitu sebesar 380,10 g/ekor/minggu, dan terkecil adalah pada perlakuan K2 (7,5% tepung ikan + 2,5% tepung keong mas) yaitu sebesar 372.96 g/ekor/minggu. Tabel

(28)

rataan konsumsi ransum kelinci secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 11.

Pertambahan Bobot Badan

Rataan pertambahan bobot badan kelinci selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Rataan pertambahan bobot badan kelinci selama penelitian (g/ekor/minggu) Perlakuan Rataan ± Sd K1 157.32 ± 21.92 K2 138.32 ± 15.41 K3 148.88 ± 14.42 K4 130.10 ± 17.72 K5 157.44 ± 21.25

Dari Tabel 7 di atas diketahui bahwa rataan pertambahan bobot badan yang tertinggi adalah pada perlakuan K5 yaitu sebesar 157.44 g/ekor/minggu dan yang terendah adalah pada perlakuan K4 yaitu sebesar 130.10 g/ekor/minggu. Tabel rataan pertambahan bobot badan kelinci secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 12.

Konversi Ransum

Konversi Ransum pada penelitian ini dihitung dalam bentuk bahan kering. Rataan konversi ransum selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan konversi ransum kelinci lokal selama penelitian Perlakuan Rataan ± Sd K1 3.80 ± 0.74 K2 3.46 ± 0.94 K3 3.75 ± 0.85

(29)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum K4 3.74 ± 0.63

K5 3.56 ± 0.69

Dari Tabel 8 di atas rataan konversi ransum kelinci yang tertinggi adalah pada perlakuan K1 yaitu sebesar 3.80 dan yang terkecil pada perlakuan K2 yaitu sebesar 3.46. Tabel rataan konversi ransum kelinci secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 13.

Pembahasan

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemanfaatan tepung keong mas substitusi tepung ikan dalam ransum terhadap setiap parameter penelitian yang diukur maka dilakukan analisis keragaman.

Konsumsi Ransum

Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan tepung keong mas substitusi tepung ikan dalam ransum terhadap konsumsi ransum kelinci selama penelitian, maka dilakukan analisis keragaman seperti yang tertera pada Tabel 9.

Tabel 9. Analisis keragaman konsumsi ransum kelinci jantan selama penelitian (g/ekor/minggu) SK DB JK KT F hit F tabel .05 .01 Perl 4 142.923 35.73075 0.095tn 2.67 4.43 Galat 20 7513.059 375.65295 Total 24 7655.982 Keterangan: kk= 5.13% tn= tidak nyata

Berdasarkan analisis keragaman diketahui bahwa pemanfaatan tepung keong mas substitusi tepung ikan dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum meskipun dari Tabel 6 dapat dilihat adanya perbedaan angka

(30)

rataan konsumsi ransum. Tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap konsumsi ransum disebabkan karena konsumsi ransum tiap kelinci tidak jauh berbeda karena umur, lingkungan dan kondisi tubuh dari kelinci yang hampir sama. Sesuai dengan pendapat dari Parakkasi (1993) yang menyatakan perbedaan konsumsi ransum dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: bobot badan, umur, dan kondisi tubuh yaitu normal atau sakit, stress yang diakibatkan oleh lingkungan dan tingkat kecernaan ransum.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini lebih rendah dari hasil penelitian Ginting (2001) yang menggunakan objek kelinci jantan lepas sapih dengan pemberian beberapa level tepung keong mas dengan rataan konsumsi 417.76 g/ekor/minggu. Perbedaan ini disebabkan karena pada penelitian Ginting tepung keong mas tidak dicampur dengan ransum, sedangkan pada penelitian ini keong mas dicampurkan ke dalam ransum sehingga memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Anggorodi (1995) yang menyatakan konsumsi ransum dipengaruhi oleh kesehatan ternak, palatabilitas, mutu ransum dan tata cara pemberian.

Pertambahan Bobot Badan

Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan tepung keong mas substitusi tepung ikan dalam ransum terhadap pertambahan bobot badan kelinci, maka dilakukan analisis keragaman seperti yang tertera pada Tabel 10.

Tabel 10. Analisis keragaman pertambahan bobot badan kelinci

SK DB JK KT F hit F tabel .05 .01 Perl 4 2973.25518 743.313795 2.22tn 2.67 4.43 Galat 20 6685.72932 334.286466

(31)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum Keterangan: kk= 2.49%

tn= tidak nyata

Berdasarkan hasil analisis keragaman diketahui bahwa pemanfaatan tepung keong mas substitusi tepung ikan dalam ransum berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan bobot badan kelinci meskipun secara biologis perlakuan K5 memberikan pertambahan bobot badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Hasil penelitian ini tidak memberikan pengaruh yang nyata, dikarenakan pertambahan bobot badan kelinci ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Sebagai faktor internalnya adalah genetik kelinci, dimana kelinci yang digunakan pada penelitian ini berasal dari bangsa yang sama. Faktor eksternalnya yaitu konsumsi ransum, penyakit, kondisi lingkungan. Dimana konsumsi ransum kelinci pada penelitian ini tidak jauh berbeda. Sesuai dengan pendapat dari Leslay (1978) yang menyatakan pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan adalah genetik, faktor lingkungan, dan penyakit serta interaksi faktor genetik dan lingkungan.

Pertambahan bobot badan yang diperoleh dari penelitian ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertambahan bobot badan pada penelitian Ginting (2001) dimana pertambahan bobot badan yang diperoleh adalah 54.46 g/ekor/minggu. Perbedaan ini disebabkan karena kualitas ransum yang dipergunakan pada penelitian ini bagus, karena tepung keong mas dicampur dengan bahan pakan lain sehingga kandungan nutrisinya lebih lengkap. Sesuai dengan pendapat dari Yumiarty (1991) yang menyatakan Pertumbuhan dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas ransum.

(32)

Konversi Ransum

Konversi ransum memberikan penilaian terhadap efisiensi penggunaan ransum oleh kelinci dengan adanya pertambahan bobot badan yang baik.

Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan tepung keong mas substitusi tepung ikan dalam ransum terhadap konversi ransum, maka dilakukan analisis keragaman yang tertera pada Tabel 11.

Tabel 11. Analisis keragaman konversi ransum kelinci selama penelitian SK DB JK KT F hit F tabel .05 .01 Perl 4 0.416936 0.104234 0.170tn 2.67 4.43 Galat 20 12.19324 0.609662 Total 24 12.610176 Keterangan: kk= 21.33% tn= tidak nyata

Hasil analisa keragaman pada Tabel 11 menunjukan hasil yang tidak nyata, yang berarti perlakuan K1, K2, K3, K4, dan K5 memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap konversi ransum.

Tidak adanya pengaruh yang nyata antar perlakuan terhadap konversi ransum, dapat disebabkan oleh mutu ransum yang hampir sama. Sehingga tidak ada perbedaan yang nyata dalam konsumsi ransum maupun pertambahan bobot badannya. Dari hasil penelitian Ginting (2001) diperoleh angka konversi ransum 8.37, angka konversi ransum yang cukup tinggi ini disebabkan karena konsumsi ransum tidak seimbang dengan pertambahan bobot badan yang dihasilkan. Sedangkan pada penelitian ini rataan konversi ransum yang diperoleh adalah 3.66. Perbedaan ini dapat disebabkan karena mutu ransum yang diberikan pada kelinci tidak sama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rasyaf (1997) yang menyatakan

(33)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum tidaknya mutu ransum ditentukan oleh seimbang tidaknya zat gizi pada ransum itu dengan yang diperlukan oleh tubuh ternak. Ransum yang kekurangan salah satu unsur dari zat gizinya akan mengakibatkan kekurangan zat gizi yang diperlukan tubuhnya.

Dari angka konversi ransum dapat diketahui pakan mana yang lebih efisien digunakan. Tabel 8 memperlihatkan bahwa rataan konversi ransum selama penelitian adalah 3.66. Konversi tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu sebesar 3.80, dan konversi ransum terendah yaitu pada perlakuan K2 sebesar 3.46. Berarti perlakuan K1 tidak cukup efisien digunakan sebagai pakan ternak kelinci. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lestari (1992) yang menyatakan angka konversi ransum menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan ransum, yaitu angka konversi ransum semakin besar maka penggunaan ransum kurang ekonomis.

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Untuk melihat hasil penelitian yang dilakukan terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum kelinci jantan lepas sapih maka dilakukan rekapitulasi yang dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rekapitulasi hasil penelitian pemanfaatan tepung keong mas sebagai substitusi tepung ikan dalam ransum terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum kelinci

Perlakuan Konsumsi Ransum P. Bobot Badan Konversi Ransum (g/ekor/minggu) (g/ekor/minggu) K1 380.10tn 157.32tn 3.80tn K2 372.96tn 138.32tn 3.46tn K3 377.13tn 148.88tn 3.75tn K4 378.24tn 130.10tn 3.74tn K5 378.29tn 157.44tn 3.56tn Keterangan : tn= tidak nyata

(34)

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa perlakuan K1, K2, K3, K4 dan K5 memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemanfaatan tepung keong mas sebagai substitusi tepung ikan dalam ransum tidak memberikan pengaruh terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum.

Saran

Peternak dapat memberikan tepung keong mas sampai level 10% sebagai sumber protein hewani dalam ransum karena performans kelinci yang diperoleh tidak berbeda dengan pemberian tepung ikan sampai level 10%.

(35)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1994. Pemeliharaan Kelinci. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Anggorodi, R.,1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia, Jakarta. Anggorodi, R.,1995. Ilmu Makanan Ternak Unggas. Gramedia, Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Instalasi Pertanian dan Pengkajian

Teknologi Pertanian, Jakarta. 2000.

Blakely, J dan D.H Bade, 1998. Ilmu Peternakan. Terjemahan Bambang Srigandono. Gadjah Mada University, Yogyakarta.

Ginting, P., 2001. Pengaruh Pemberian Beberapa Level Tepung Keongn Mas Terhadap Performans Kelinci Jantan Lokal Lepas Sapih. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian USU, Medan.

Hanafiah, K.A., 2002. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, dan A.D. Tillman., 1997. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia. UGM Press, Yogyakarta.

Ichwan, W.M., 2003. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. Agromedia Pustaka, Jakarta.

(36)

Leslay, J.F., 1978. Genetics of Livestock Improverment. Prentice Hall Inc Engelwood Cliffs, New Jersey.

Lestari, 1992. Menentukan Bibit Broiler. Peternakan Indonesia. Nursanti, A., 2002. Hama Keong Mas Sumber Tepung Protein.

(http://www.applesnail.net)

Parakkasi, A., 1983. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UI Press, Jakarta.

Prabowo, A., 1992. Dari Primadona Menjadi Hama. Suara Merdeka, 26 Juni. Rasyaf, M., 1997. Penyajian Makanan Ayam Petelur. Penerbit Kanisius,

Yogyakarta.

Reksohadiprodjo, S., 1984. Pengantar Ilmu Peternakan Tropik. BPFE, Yogyakarta.

Rismunandar, 1990. Meningkatkan Konsumsi Protein Dengan Beternak kelinci. Sinar Baru, Bandung.

Samperante, E.M., P. Nilasari dan W. Yudha, 2001. Upaya Pemanfaatan Ekstrak Tumbuhan Patik Emas Untuk Memberantas Hama Keong Mas. Jurnal Sains. Fakultas Sains dan Matematika UKSW, Salatiga.

Sarwono, B., 2001. Kelinci Potong dan Hias. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Smith, J dan S. Mangoewidjojo., 1988. Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Sudjatinah dan H. Wibowo., 2003. Konsumsi Pakan dan Persentase Karkas Akibat Pengaruh Perbedaan Waktu Pemberian Pakan Pada Kelinci Persilangan Jantan. Jurnal Ilmiah Sainteks. Universitas Semarang, Semarang.

Suharto, H., 2001. Opsi-opsi Pengendalian Siput Murbai.

pest_management_indonesia.php)

Sumoprastowo, R.M., 1985. Beternak Kelinci Idaman. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo, 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

(37)

Sri Julferina Br Tarigan : Pemanfaatan Tepung Keong Mas Sebagai Substitusi Tepung Ikan Dalam Ransum Wibowo, B., Sumanto dan E. Juarini., 2005. Pemanfaatan dan Analisis Ekonomi Usaha Ternak Kelinci di Pedesaan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Williamson, G dan W.J.A Payne., 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Yumiarty, H., 1991. Pengaruh Pakan, Umur Potong dan Jenis Kelamin terhadap Bobot Hidup, Karkas dan Sifat Dasar Kulit Kelinci Rex. Fakultas Peternakan IPB, Bogor.

Lampiran 1. Pengolahan Tepung Keong Mas

Keong mas

Diistirahatkan selama 1 malam

Direbus + garam

Dikeluarkan dari cangkang

Dicuci dan ditiriskan ± 1-2 jam

(38)

Digiling

(Sumber : Nursanti, 2002)

(39)

Lampiran 2. Formulasi Ransum Kelinci Jantan Selama 9 Minggu Penelitian

Protein Energi Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

% ME prot energi SK Lemak Ca P

Jagung Kuning 60.00 8.60 3370.00 2.00 3.90 5.16 2022.00 1.20 2.34 0.01 0.10 0.01 0.06

Bungkil kelapa 1.75 18.58 2212.00 15.00 1.80 0.33 38.71 0.26 0.03 0.18 0.56 0.00 0.01

Dedak halus 24.19 12.00 1650.00 12.00 13.00 2.90 399.14 2.90 3.14 0.12 0.21 0.03 0.05

Tepung ikan 10.00 52.60 2820.00 1.00 6.80 5.26 282.00 0.10 0.68 5.68 3.73 0.57 0.37

Bungkil kacang kedelai 3.00 45.00 2240.00 6.00 0.90 1.35 67.20 0.18 0.03 0.32 0.29 0.01 0.01

Tepung keong mas 0.00 51.80 2094.98 6.09 13.61 0.00 0.00 0.00 0.00 3.38 0.49 0.00 0.00

Minyak kelapa 0.01 0.00 8600.00 0.00 100.00 0.00 0.86 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00

Kapur 0.85 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 38.00 0.00 0.32 0.00

Top mix 0.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 100.00 15.00 2809.91 4.65 6.23 0.94 0.50

Protein Energi Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

% ME prot energi SK Lemak Ca P

Jagung Kuning 60.00 8.60 3370.00 2.00 3.90 5.16 2022.00 1.20 2.34 0.01 0.10 0.01 0.06

Bungkil kelapa 2.00 18.58 2212.00 15.00 1.80 0.37 44.24 0.30 0.04 0.18 0.56 0.00 0.01

Dedak halus 24.00 12.00 1650.00 12.00 13.00 2.88 396.00 2.88 3.12 0.12 0.21 0.03 0.05

Tepung ikan 7.50 52.60 2820.00 1.00 6.80 3.95 211.50 0.08 0.51 5.68 3.73 0.43 0.28

Bungkil kacang kedelai 3.00 45.00 2240.00 6.00 0.90 1.35 67.20 0.18 0.03 0.32 0.29 0.01 0.01

Tepung keong mas 2.50 51.80 2094.98 6.09 13.61 1.30 52.37 0.15 0.34 3.38 0.49 0.08 0.01

Minyak kelapa 0.15 0.00 8600.00 0.00 100.00 0.00 12.90 0.00 0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 Kapur 0.65 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 38.00 0.25 0.00 Top mix 0.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Total 100.00 15.00 2806.21 4.79 6.52 0.81 0.42 Lemak Ca P K1 % SK Lemak Ca P K2 % SK

(40)

Protein Energi Lemak Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Ca P Jumlah Jumlah

% ME prot energi SK Lemak Ca P

Jagung Kuning 60.00 8.60 3370.00 2.00 3.90 5.16 2022.00 1.20 2.34 0.01 0.10 0.01 0.06

Bungkil kelapa 2.00 18.58 2212.00 15.00 1.80 0.37 44.24 0.30 0.04 0.18 0.56 0.00 0.01

Dedak halus 24.20 12.00 1650.00 12.00 13.00 2.90 399.30 2.90 3.15 0.12 0.21 0.03 0.05

Tepung ikan 5.00 52.60 2820.00 1.00 6.80 2.63 141.00 0.05 0.34 5.68 3.73 0.28 0.19

Bungkil kacang kedelai 3.00 45.00 2240.00 6.00 0.90 1.35 67.20 0.18 0.03 0.32 0.29 0.01 0.01

Tepung keong mas 5.00 51.80 2094.98 6.09 13.61 2.59 104.75 0.30 0.68 3.38 0.49 0.17 0.02

Minyak kelapa 0.30 0.00 8600.00 0.00 100.00 0.00 25.80 0.00 0.30 0.00 0.00 0.00 0.00

Kapur 0.30 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 38.00 0.00 0.11 0.00

Top mix 0.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 100.00 15.01 2804.29 4.94 6.87 0.62 0.34

Protein Energi Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

% ME prot energi SK Lemak Ca P

Jagung Kuning 60.00 8.60 3370.00 2.00 3.90 5.16 2022.00 1.20 2.34 0.01 0.10 0.01 0.06

Bungkil kelapa 2.50 18.58 2212.00 15.00 1.80 0.46 55.30 0.38 0.05 0.18 0.56 0.00 0.01

Dedak halus 23.55 12.00 1650.00 12.00 13.00 2.83 388.58 2.83 3.06 0.12 0.21 0.03 0.05

Tepung ikan 2.50 52.60 2820.00 1.00 6.80 1.32 70.50 0.03 0.17 5.68 3.73 0.14 0.09

Bungkil kacang kedelai 3.00 45.00 2240.00 6.00 0.90 1.35 67.20 0.18 0.03 0.32 0.29 0.01 0.01

Tepung keong mas 7.50 51.80 2094.98 6.09 13.61 3.89 157.12 0.46 1.02 3.38 0.49 0.25 0.04

Minyak kelapa 0.55 0.00 8600.00 0.00 100.00 0.00 47.30 0.00 0.55 0.00 0.00 0.00 0.00 Kapur 0.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 38.00 0.00 0.08 0.00 Top mix 0.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Total 100.00 15.00 2808.00 5.06 7.21 0.52 0.26 SK % K4 K3 % P Ca Lemak SK

(41)

Protein Energi Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

% ME prot energi SK Lemak Ca P

Jagung Kuning 60.00 8.60 3370.00 2.00 3.90 5.16 2022.00 1.20 2.34 0.01 0.10 0.01 0.06

Bungkil kelapa 2.80 18.58 2212.00 15.00 1.80 0.52 61.94 0.42 0.05 0.18 0.56 0.01 0.02

Dedak halus 23.25 12.00 1650.00 12.00 13.00 2.79 383.63 2.79 3.02 0.12 0.21 0.03 0.05

Tepung ikan 0.00 52.60 2820.00 1.00 6.80 0.00 0.00 0.00 0.00 5.68 3.73 0.00 0.00

Bungkil kacang kedelai 3.00 45.00 2240.00 6.00 0.90 1.35 67.20 0.18 0.03 0.32 0.29 0.01 0.01

Tepung keong mas 10.00 51.80 2094.98 6.09 13.61 5.18 209.50 0.61 1.36 3.38 0.49 0.34 0.05

Minyak kelapa 0.70 0.00 8600.00 0.00 100.00 0.00 60.20 0.00 0.70 0.00 0.00 0.00 0.00

Kapur 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 38.00 0.00 0.02 0.00

Top mix 0.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total 100.00 15.00 2804.46 5.20 7.50 0.41 0.18

(42)
(43)

Perlakuan Bobot Awal Mg I Mg II Mg III Mg IV Mg V Mg VI Mg VII Mg VIII Mg IX K11 460 600 795 980 1100 1290 1430 1580 1680 1730 K12 600 885 1095 1370 1400 1650 1850 1920 2120 2300 K13 470 480 500 560 880 1050 1280 1440 1700 1880 K14 600 885 1100 1340 1560 1710 1790 1870 1960 2100 K15 520 610 695 815 975 1000 1150 1350 1550 1720 K21 475 535 690 820 900 1090 1315 1450 1695 1830 K22 580 795 970 1150 1300 1420 1600 1750 1800 1910 K23 450 470 480 570 690 800 940 1040 1200 1320 K24 470 485 500 550 710 950 1210 1350 1460 1650 K25 450 460 475 620 860 1040 1200 1320 1520 1650 K31 510 600 810 985 1220 1240 1480 1550 1650 1800 K32 505 700 955 1160 1460 1480 1720 1790 1850 1970 K33 590 810 955 1120 1180 1280 1360 1470 1540 1730 K34 600 710 895 1090 1300 1420 1670 1740 1960 2030 K35 450 500 535 730 940 1100 1300 1430 1580 1710 K41 525 575 600 700 1000 1100 1340 1440 1580 1650 K42 470 540 635 890 1020 1240 1420 1570 1700 1750 K43 480 520 625 760 1060 1270 1400 1520 1660 1870 K44 475 615 730 800 920 1060 1170 1320 1400 1500 K45 485 595 725 815 930 970 1230 1330 1460 1520 K51 460 705 870 1000 1160 1370 1420 1460 1540 1600 K52 495 730 880 980 1200 1350 1550 1630 1680 1820 K53 575 810 1000 1160 1350 1520 1650 1730 1840 1930 K54 580 830 1080 1380 1600 1790 1880 1940 2160 2220 K55 600 750 950 1140 1380 1500 1700 1780 1960 2110

(44)

Perlakuan Mg I Mg II Mg III Mg IV Mg V Mg VI Mg VII Mg VIII Mg IX Total Rataan K11 140.00 195.00 185.00 120.00 190.00 140.00 150.00 100.00 50.00 1270.00 141.11 K12 285.00 210.00 275.00 30.00 250.00 200.00 70.00 200.00 180.00 1700.00 188.88 K13 10.00 20.00 60.00 320.00 170.00 230.00 160.00 260.00 180.00 1410.00 156.66 K14 285.00 215.00 240.00 220.00 150.00 80.00 80.00 90.00 140.00 1500.00 166.66 K15 90.00 85.00 120.00 160.00 25.00 150.00 200.00 200.00 170.00 1200.00 133.33 K21 60.00 155.00 130.00 80.00 190.00 225.00 135.00 245.00 135.00 1355.00 150.55 K22 215.00 175.00 180.00 150.00 120.00 180.00 150.00 50.00 110.00 1330.00 147.77 K23 120.00 70.00 90.00 120.00 110.00 140.00 100.00 160.00 120.00 1030.00 114.44 K24 15.00 15.00 50.00 160.00 240.00 260.00 140.00 110.00 190.00 1180.00 131.11 K25 120.00 35.00 145.00 240.00 180.00 160.00 120.00 200.00 130.00 1330.00 147.77 K31 90.00 210.00 175.00 235.00 20.00 240.00 70.00 100.00 150.00 1290.00 143.33 K32 195.00 255.00 205.00 300.00 20.00 240.00 70.00 60.00 120.00 1465.00 162.77 K33 220.00 145.00 165.00 60.00 100.00 80.00 110.00 70.00 190.00 1140.00 126.66 K34 110.00 185.00 195.00 210.00 120.00 250.00 70.00 220.00 70.00 1430.00 158.88 K35 80.00 120.00 195.00 210.00 160.00 200.00 130.00 150.00 130.00 1375.00 152.77 K41 50.00 25.00 100.00 300.00 100.00 240.00 100.00 140.00 70.00 1125.00 125.00 K42 70.00 95.00 255.00 130.00 220.00 180.00 150.00 130.00 50.00 1280.00 142.22 K43 40.00 105.00 135.00 300.00 210.00 130.00 120.00 140.00 210.00 1390.00 154.44 K44 140.00 115.00 70.00 120.00 140.00 110.00 150.00 80.00 100.00 1025.00 113.88 K45 110.00 130.00 90.00 115.00 40.00 260.00 100.00 130.00 60.00 1035.00 115.00 K51 245.00 165.00 130.00 160.00 210.00 50.00 40.00 80.00 60.00 1140.00 126.66 K52 235.00 150.00 100.00 220.00 150.00 200.00 80.00 50.00 140.00 1325.00 147.22 K53 280.00 175.00 245.00 190.00 170.00 130.00 80.00 110.00 90.00 1470.00 163.33 K54 250.00 250.00 300.00 220.00 190.00 90.00 60.00 220.00 60.00 1640.00 182.22

(45)

Lampiran 5. Data Rataan Konsumsi Konsentrat Kelinci Selama Penelitian (g/ekor/Minggu)

Perlakuan Minggu Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 K11 125.00 125.00 135.00 200.00 225.00 395.00 400.00 525.00 635.00 2765.00 307.22 K12 120.00 130.00 120.00 185.00 220.00 305.00 215.00 555.00 630.00 2480.00 275.55 K13 115.00 140.00 140.00 180.00 220.00 225.00 300.00 470.00 500.00 2290.00 254.44 K14 100.00 140.00 150.00 195.00 245.00 425.00 450.00 490.00 500.00 2695.00 299.44 K15 95.00 125.00 170.00 175.00 200.00 310.00 350.00 385.00 595.00 2405.00 267.22 K21 125.00 125.00 140.00 165.00 240.00 325.00 250.00 425.00 590.00 2385.00 265.00 K22 115.00 100.00 135.00 175.00 205.00 375.00 380.00 410.00 590.00 2485.00 276.11 K23 90.00 110.00 140.00 180.00 195.00 270.00 290.00 395.00 575.00 2245.00 249.44 K24 110.00 125.00 135.00 190.00 175.00 275.00 285.00 500.00 570.00 2365.00 262.77 K25 120.00 130.00 130.00 170.00 220.00 385.00 390.00 550.00 555.00 2650.00 294.44 K31 120.00 110.00 125.00 150.00 215.00 390.00 400.00 400.00 595.00 2505.00 278.33 K32 115.00 140.00 140.00 175.00 200.00 325.00 340.00 395.00 635.00 2465.00 273.88 K33 110.00 125.00 140.00 190.00 210.00 310.00 210.00 475.00 500.00 2270.00 252.22 K34 100.00 125.00 130.00 200.00 235.00 300.00 400.00 450.00 630.00 2570.00 285.55 K35 105.00 130.00 125.00 185.00 235.00 400.00 450.00 435.00 585.00 2650.00 294.44 K41 115.00 125.00 145.00 165.00 245.00 385.00 400.00 490.00 600.00 2670.00 296.66 K42 130.00 135.00 140.00 150.00 200.00 415.00 450.00 495.00 615.00 2730.00 303.30 K43 100.00 125.00 130.00 175.00 250.00 400.00 410.00 480.00 530.00 2600.00 288.88 K44 110.00 125.00 130.00 195.00 255.00 250.00 300.00 390.00 495.00 2340.00 260.00 K45 135.00 135.00 125.00 180.00 210.00 270.00 295.00 400.00 535.00 2275.00 252.77 K51 130.00 125.00 140.00 175.00 220.00 290.00 310.00 425.00 495.00 2310.00 256.66 K52 125.00 130.00 135.00 180.00 215.00 300.00 350.00 430.00 525.00 2390.00 265.55 K53 130.00 170.00 125.00 190.00 230.00 375.00 400.00 500.00 600.00 2720.00 302.22 K54 120.00 125.00 150.00 200.00 240.00 380.00 450.00 430.00 535.00 2630.00 292.22 K55 100.00 100.00 135.00 180.00 215.00 400.00 405.00 525.00 620.00 2680.00 297.77

(46)

Lampiran 6. Data Rataan Konsumsi Bahan Kering Konsentrat Kelinci Selama Penelitian (g/ekor/minggu)

Perlakuan Minggu Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 K11 114.95 114.95 124.14 183.92 206.91 363.24 367.84 482.79 583.94 2542.68 282.52 K12 110.35 119.54 110.35 170.12 202.31 280.47 197.71 510.37 579.34 2280.56 253.39 K13 105.75 128.74 128.74 165.52 202.31 206.91 275.88 432.21 459.80 2105.86 233.98 K14 91.96 128.74 137.94 179.32 225.30 390.83 413.82 450.60 459.80 2478.31 275.36 K15 87.36 114.95 156.33 160.93 183.92 285.07 321.86 354.04 547.16 2211.62 245.73 K21 116.07 116.07 130.00 153.21 222.86 301.79 232.15 394.65 547.87 2214.67 246.07 K22 106.78 92.86 125.36 162.50 190.36 348.22 352.86 380.72 547.87 2307.53 256.39 K23 83.57 102.14 130.00 167.14 181.07 250.72 269.29 366.79 533.94 2084.66 231.62 K24 102.14 116.07 125.36 176.43 162.50 255.36 264.65 464.30 529.30 2196.11 244.01 K25 111.43 120.71 120.71 157.86 204.29 357.51 362.15 510.73 515.37 2460.76 273.41 K31 110.34 101.14 114.93 137.92 197.69 358.60 367.80 367.80 547.10 2303.32 255.92 K32 105.74 128.73 128.73 160.91 183.90 298.83 312.63 363.20 583.88 2266.55 251.83 K33 101.14 114.93 128.73 174.70 193.09 285.04 193.09 436.76 459.75 2087.23 231.91 K34 91.95 114.93 119.53 183.90 216.08 275.85 367.80 413.77 579.28 2363.09 262.56 K35 96.54 128.73 114.93 170.10 216.08 367.80 413.77 399.98 537.90 2445.83 271.75 K41 105.23 114.38 132.68 150.99 224.19 352.31 366.04 448.39 549.06 2443.27 271.47 K42 118.96 123.53 128.11 137.26 183.02 379.76 411.79 452.97 562.78 2498.18 277.57 K43 91.51 114.38 118.96 160.14 228.77 366.04 375.19 439.24 485.00 2379.23 264.35 K44 100.66 114.38 118.96 178.44 233.35 228.77 274.53 439.24 452.97 2141.30 237.92 K45 123.53 123.53 114.38 164.71 192.17 247.07 269.95 356.88 489.57 2081.79 231.31 K51 119.23 114.65 128.40 160.51 201.78 265.98 284.33 389.81 454.01 2118.70 235.41 K52 114.65 119.23 123.82 165.09 197.19 275.16 321.02 394.39 481.53 2192.08 243.56 K53 119.23 155.92 114.65 174.26 210.95 343.95 366.88 458.60 550.32 2494.76 277.19

(47)
(48)

Lampiran 7. Data Rataan Konsumsi Rumput Segar Kelinci Selama Penelitian (g/ekor/minggu)

Perlakuan Minggu Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 K11 690.00 885.00 930.00 1160.00 1055.00 1130.00 1410.00 1700.00 1820.00 10780.00 1197.77 K12 645.00 800.00 960.00 1060.00 1135.00 1130.00 1320.00 1650.00 1900.00 10600.00 1177.77 K13 695.00 770.00 900.00 1105.00 985.00 1135.00 1225.00 1470.00 1700.00 9985.00 1109.44 K14 675.00 755.00 865.00 990.00 995.00 1080.00 1325.00 1500.00 1895.00 10080.00 1120.00 K15 710.00 770.00 915.00 970.00 990.00 1145.00 1100.00 1675.00 1790.00 10065.00 1118.33 K21 710.00 885.00 955.00 1100.00 990.00 1075.00 1090.00 1300.00 1850.00 9955.00 1106.11 K22 740.00 800.00 905.00 1160.00 1155.00 1130.00 1320.00 1555.00 1895.00 10660.00 1184.44 K23 795.00 815.00 930.00 1100.00 1145.00 1110.00 1270.00 1700.00 1975.00 10840.00 1204.44 K24 620.00 775.00 815.00 965.00 1015.00 1080.00 1330.00 1650.00 1920.00 10170.00 1130.00 K25 600.00 890.00 865.00 970.00 1170.00 1145.00 1120.00 1435.00 2000.00 10195.00 1132.77 K31 670.00 770.00 965.00 1005.00 1155.00 1075.00 1370.00 1670.00 1880.00 10560.00 1173.33 K32 670.00 845.00 860.00 1070.00 1055.00 1130.00 1470.00 1570.00 1960.00 10630.00 1181.11 K33 690.00 890.00 960.00 1020.00 985.00 1110.00 1230.00 1665.00 2000.00 10550.00 1172.22 K34 640.00 700.00 870.00 965.00 995.00 1130.00 1310.00 1450.00 1990.00 10050.00 1116.66 K35 620.00 770.00 770.00 1060.00 1030.00 1095.00 1130.00 1500.00 1930.00 9905.00 1100.55 K41 640.00 810.00 915.00 1150.00 950.00 1050.00 1320.00 1650.00 1970.00 10455.00 1161.66 K42 650.00 815.00 835.00 1075.00 1145.00 1025.00 1210.00 1655.00 2000.00 10410.00 1156.66 K43 680.00 770.00 950.00 1020.00 1155.00 1020.00 1310.00 1505.00 1910.00 10320.00 1146.66 K44 640.00 800.00 935.00 915.00 965.00 1125.00 1160.00 1650.00 1830.00 10020.00 1113.33 K45 670.00 800.00 865.00 1070.00 950.00 1085.00 1450.00 1610.00 1730.00 10230.00 1136.66 K51 600.00 705.00 910.00 1080.00 1035.00 1085.00 1095.00 1470.00 1600.00 9580.00 1064.44 K52 640.00 710.00 950.00 1075.00 1010.00 1160.00 1135.00 1500.00 1820.00 10000.00 1111.11 K53 690.00 820.00 805.00 1105.00 1025.00 1010.00 1165.00 1510.00 1990.00 10120.00 1124.44 K54 685.00 725.00 960.00 995.00 1050.00 1110.00 1100.00 1495.00 1870.00 9990.00 1110.00 K55 690.00 745.00 975.00 1020.00 1030.00 1115.00 1450.00 1700.00 1800.00 10525.00 1169.44

(49)

Lampiran 8. Data Rataan Konsumsi Bahan Kering Rumput Kelinci Selama Penelitian (g/ekor/minggu)

Perlakuan Minggu Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 K11 73.48 94.25 99.04 123.54 112.35 120.34 150.16 181.05 193.83 1148.04 127.56 K12 68.69 85.20 102.24 112.89 120.87 120.34 140.58 175.72 202.35 1128.88 125.43 K13 74.01 82.00 95.85 117.68 104.90 120.87 130.46 156.55 181.05 1063.37 118.15 K14 71.88 80.40 92.12 105.43 105.96 115.02 141.11 159.75 201.81 1073.48 119.27 K15 75.61 82.00 97.44 103.30 105.43 121.94 117.15 178.38 190.63 1071.88 119.09 K21 75.61 94.25 101.70 117.15 105.43 114.48 116.08 138.45 197.02 1060.17 117.79 K22 78.81 85.20 96.38 123.54 123.00 120.34 140.58 165.60 201.81 1135.26 126.14 K23 84.66 86.79 99.04 117.15 121.94 118.21 135.25 181.05 210.33 1154.42 128.26 K24 66.03 82.53 86.79 102.77 108.09 115.02 141.64 175.72 204.48 1083.07 120.34 K25 63.90 94.78 92.12 103.30 124.60 121.94 119.28 152.82 213.00 1085.74 120.63 K31 71.35 82.00 102.77 107.03 123.00 114.48 145.90 177.85 200.22 1124.60 124.95 K32 71.35 89.99 91.59 113.95 112.35 120.34 156.55 167.20 208.74 1132.06 125.78 K33 73.48 94.78 102.24 108.63 104.90 118.21 130.99 177.32 213.00 1123.55 124.83 K34 68.16 74.55 92.65 102.77 105.96 120.34 139.51 154.42 211.93 1070.29 118.92 K35 66.03 82.00 82.00 112.89 109.69 116.61 120.34 159.75 205.54 1054.85 117.20 K41 68.16 86.26 97.44 122.47 101.17 111.82 140.58 175.72 209.80 1113.42 123.71 K42 69.22 86.79 88.92 114.48 121.94 109.16 128.86 176.25 213.00 1108.62 123.18 K43 72.42 82.00 101.17 108.63 123.00 108.63 139.51 160.28 203.41 1099.05 122.11 K44 68.16 85.20 99.57 97.44 102.77 119.81 123.54 175.72 194.89 1067.10 118.56 K45 71.35 85.20 92.12 113.95 101.17 115.55 154.42 171.46 184.24 1089.46 121.05 K51 63.90 75.08 96.91 115.02 110.22 115.55 116.61 156.55 170.40 1019.94 113.32 K52 68.16 75.61 101.17 114.48 107.56 123.54 120.87 159.75 193.83 1064.97 118.33 K53 73.48 87.33 85.73 117.68 109.16 107.56 124.07 160.81 211.93 1077.75 119.75 K54 72.95 77.21 102.24 105.96 111.82 118.21 117.15 159.21 199.15 1063.90 118.21 K55 73.48 79.34 103.83 108.63 109.69 118.74 154.42 181.05 191.70 1120.88 124.54

(50)

Lampiran 9. Data Rataan Konsumsi Bahan Kering Ransum Kelinci Selama Penelitian (g/ekor/minggu)

Perlakuan Minggu Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 K11 188.43 209.20 223.18 307.46 319.26 483.58 518.00 663.84 777.77 3690.72 410.08 K12 179.04 204.74 212.59 283.01 323.18 400.81 338.29 686.09 781.69 3409.44 378.82 K13 179.76 210.74 224.59 283.20 307.21 327.78 406.34 588.76 640.85 3169.23 352.13 K14 163.84 209.14 230.06 284.75 331.26 505.85 554.93 610.35 661.61 3551.79 394.64 K15 162.97 196.95 253.77 264.23 289.35 407.01 439.01 532.42 737.79 3283.50 364.83 K21 191.68 210.32 231.70 270.36 328.29 416.27 348.23 533.10 744.89 3274.84 363.87 K22 186.59 178.06 221.74 286.04 313.36 468.56 493.44 546.32 749.68 3443.79 382.64 K23 168.23 188.93 229.04 284.29 303.01 368.93 404.54 547.84 744.27 3239.08 359.89 K24 168.17 198.60 212.15 279.20 270.59 370.38 406.29 640.02 733.78 3279.18 364.35 K25 175.33 215.49 212.83 261.16 328.89 479.45 481.43 663.55 728.37 3546.50 394.05 K31 181.69 183.14 217.70 244.95 320.69 473.08 513.70 545.65 747.32 3427.92 380.88 K32 177.09 218.72 220.32 274.86 296.99 419.17 469.18 530.40 792.62 3398.61 377.62 K33 174.62 209.71 230.97 283.33 297.99 403.25 324.08 614.08 672.75 3210.78 356.75 K34 160.11 189.48 212.18 286.67 322.04 396.19 507.31 568.19 791.21 3433.38 381.48 K35 162.57 210.73 196.93 282.99 325.77 484.41 534.11 559.73 743.44 3500.68 388.96 K41 173.39 200.64 230.12 273.46 325.36 464.13 506.62 624.11 758.86 3556.69 395.18 K42 188.18 210.32 217.03 251.74 304.96 488.92 540.65 629.22 775.78 3606.80 400.75 K43 163.93 196.38 220.13 268.77 351.77 474.67 514.70 599.52 688.41 3478.28 386.47 K44 168.82 199.58 218.53 275.88 336.12 348.58 398.07 614.96 647.86 3208.40 356.48 K45 194.88 208.73 206.50 278.66 293.34 362.62 424.37 528.34 673.81 3171.25 352.36 K51 183.13 189.73 225.31 275.53 312.00 381.53 400.94 546.36 624.41 3138.94 348.77 K52 182.81 194.84 224.99 279.57 304.75 398.70 441.89 554.14 675.36 3257.05 361.89 K53 192.71 243.25 200.38 291.94 320.11 451.51 490.95 619.41 762.25 3572.51 396.94 K54 183.01 191.86 239.82 289.40 331.94 466.74 529.87 553.60 689.85 3476.09 386.23 K55 165.20 171.06 227.65 273.72 306.88 485.62 525.88 662.58 760.36 3578.95 397.66

(51)

Lampiran 10. Data Rataan Konversi Ransum Kelinci Selama Penelitian (g/ekor/minggu)

Perlakuan Minggu Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 K11 1.34 1.07 1.20 2.56 1.68 3.45 3.45 6.63 15.55 36.93 4.1 K12 0.62 0.97 0.77 9.43 1.29 2.00 4.83 3.43 4.34 27.68 3.07 K13 17.97 10.53 3.74 0.88 1.80 1.42 2.53 2.26 3.56 44.69 4.96 K14 0.57 0.97 0.95 1.29 2.20 6.32 6.93 6.78 4.72 30.73 3.41 K15 1.81 2.31 2.11 1.65 11.57 2.71 2.19 2.66 4.33 31.34 3.48 K21 3.19 1.35 1.78 3.37 1.72 1.85 2.57 2.17 5.51 23.51 2.61 K22 0.86 1.01 1.23 1.90 2.61 5.60 3.28 10.92 6.81 31.22 3.46 K23 1.40 2.69 2.54 2.36 2.75 2.63 4.04 3.42 6.20 28.03 3.11 K24 11.21 13.24 4.24 1.74 1.12 1.42 2.90 5.81 3.86 45.54 5.06 K25 1.46 6.15 1.46 1.08 1.82 2.99 4.01 3.31 5.60 27.88 3.09 K31 2.01 0.87 1.24 1.04 16.03 1.97 7.33 5.45 4.98 40.92 4.54 K32 0.90 0.85 1.07 0.91 14.81 1.74 6.70 8.84 6.60 42.42 4.71 K33 0.79 1.44 1.39 4.72 2.97 5.04 2.94 8.77 3.54 31.60 3.51 K34 1.45 1.02 1.08 1.36 2.68 1.58 7.24 2.58 11.30 30.29 3.36 K35 2.03 1.75 1.00 1.34 2.03 2.42 4.10 3.73 5.71 24.11 2.67 K41 3.46 8.02 2.30 0.91 3.25 1.93 5.06 4.45 10.84 40.22 4.46 K42 2.68 2.21 0.85 1.93 1.38 2.71 3.60 4.84 15.51 35.71 3.96 K43 4.09 1.87 1.63 0.89 1.67 3.65 4.28 4.28 3.27 25.63 2.84 K44 1.20 1.73 3.12 2.29 2.40 3.16 2.65 7.68 6.47 30.70 3.41 K45 1.77 1.60 2.29 2.42 7.33 1.39 4.24 4.06 11.23 36.33 4.03 K51 0.74 1.14 1.73 1.72 1.48 7.63 10.02 6.82 10.40 41.68 4.63 K52 0.77 1.29 2.24 1.27 2.03 1.99 5.52 11.08 4.82 31.01 3.44 K53 0.68 1.39 0.81 1.53 1.88 3.47 6.13 5.63 8.46 29.98 3.33 K54 0.73 0.76 0.79 1.31 1.74 5.18 8.83 2.51 11.49 33.34 3.70 K55 1.10 0.85 1.19 1.14 2.55 2.42 6.57 3.68 5.06 24.56 2.72

(52)
(53)

1 2 3 4 5 K1 410.08 378.82 352.13 394.64 364.83 1900.50 380.10 K2 363.87 382.64 359.89 364.35 394.05 1864.80 372.96 K3 380.88 377.62 356.75 381.48 388.96 1885.69 377.13 K4 395.18 400.75 386.47 356.48 352.36 1891.24 378.24 K5 348.77 361.89 396.94 386.23 397.66 1891.49 378.29 Total 9433.72 Rataan 377.34 1 2 3 4 5 K1 141.11 188.88 156.66 166.66 133.33 786.64 157.32 K2 150.55 147.77 114.44 131.11 147.77 691.64 138.32 K3 143.33 162.77 126.66 158.88 152.77 744.41 148.88 K4 125.00 142.22 154.44 113.88 115.00 650.54 130.10 K5 126.66 147.22 163.33 182.22 167.77 787.20 157.44 Total 3660.43 Rataan 146.41 1 2 3 4 5 K1 4.10 3.07 4.96 3.41 3.48 19.02 3.80 K2 2.61 3.46 3.11 5.06 3.09 17.33 3.47 K3 4.54 4.71 3.51 3.36 2.67 18.79 3.75 K4 4.46 3.96 2.84 3.41 4.03 18.70 3.74 K5 4.63 3.44 3.33 3.70 2.72 17.82 3.56 Total 91.66 Rataan 3.66

Lampiran 13. Data Konversi Ransum Kelinci

Perlakuan

Ulangan

Total Rataan

Lampiran 12. Data Pertambahan Bobot Badan Kelinci (g/ekor/minggu)

Perlakuan

Ulangan

Total Rataan

Lampiran 11. Data Konsumsi Ransum Kelinci (g/ekor/minggu)

Perlakuan

Ulangan

Gambar

Tabel 1. Kandungan gizi daging kelinci, ayam dan ternak lainnya
Tabel 4. Kebutuhan ransum kelinci lepas sapih
Tabel 6  Rataan konsumsi ransum kelinci selama penelitian (g/ekor/minggu)        Perlakuan                 Rataan ± Sd          K1      380.10 ± 23.06        K2   372.96 ± 14.71        K3      377.13 ± 12.12        K4      378.24 ± 22.38        K5      378
Tabel 7. Rataan pertambahan bobot badan kelinci selama penelitian  (g/ekor/minggu)  Perlakuan                 Rataan ± Sd          K1      157.32 ± 21.92        K2      138.32 ± 15.41        K3      148.88 ± 14.42        K4      130.10 ± 17.72        K5
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan penambahan campuran kompos pada periode tanam kedua tanaman padi memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman kailan di

[r]

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TIK DALAM PENDIDIKAN BERBASIS HIGH ORDER THINGKING SKILL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI

Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) menunjukan bahwa pembelajaran dengan tutor sebaya terbukti dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam bermain ornamen suling lubang

Dimana dalam menentukan harga jual suatu produk maupun jasa, metode Cost-Plus Pricing mempertimbangkan 3 faktor penting sebagai penentu harga jual,yaitu biaya yang telah

DPA - SKPD 2.2 Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. DPA - SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen

Apabila pemakai telah mengklik salah satu Kelurahan pada Peta Depok maka akan tampil Peta Kelurahan yang dipilih pemakai, dan apabila di kelurahan tersebut terdapat rumah

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmayanti (2004) dalam Yumettasari dkk (2008) membandingkan apakah kinerja saham syariah (JII) lebih baik dari saham konvensional