• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 1505367317BAB IV PROFIL KAB HALSEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 1505367317BAB IV PROFIL KAB HALSEL"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 1

PROFIL KABUPATEN

HALMAHERA SELATAN

4.1 PROFIL GEOGRAFIS

Lingkup wilayah perencanaan meliputi seluruh wilayah Kabupaten Halmahera Selatan sebagai daerah otonom yang baru dimekarkan dari Kabupaten Maluku Utara (sekarang Halmahera Barat). Kabupaten Halmahera Selatan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003, terletak antara 126° 45’ bujur timur dan 129° 30’ bujur timur dan 0° 30’

lintang utara dan 2° 00’ lintang utara.

Kabupaten Halmahera Selatan terletak di kawasan timur Indonesia, tepatnya berbatasan dengan:

a. Sebelah utara dibatasi oleh Kota Tidore Kepulauan dan Kota Ternate;

b. Sebelah selatan dibatasi oleh Laut Seram;

c. Sebelah timur dibatasi oleh Laut Halmahera;

d. Sebelah barat dibatasi Laut Maluku.

Luas wilayah Kabupaten Halmahera Selatan adalah 40.263,72 km2, yang terdiri dari daratan seluas 8779,32 km2 (22%) dan luas lautan sebesar 31.484,40 km2 (78%)

Berdasarkan PERDA No. 8 Tahun 27 kecamatan dalam wilayah administrasi Kabupaten Halmahera Selatan menjadi 30 kecamatan dimana semula berdasarkan UU No. 1 Tahun 2003 terdiri atas 9 kecamatan. Wilayah adminisrasi Kabupaten Halmahera Selatan yang terdiri atas 30 kecamatan.

Tabel 4.1. Wilayah Administratif Kabupaten Halmahera Selatan

(2)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 2

10 Kecamatan Gane Barat Utara 463,31 km2 25 Kecamatan Mandioli Utara 89,39 km2

11 Kecamatan Gane Timur 606,48 km2 26 Kecamatan Obi 991,05 km2

12 Kecamatan Gane Timur Selatan 280,89 km2 27 Kecamatan Obi Barat 87,30 km2

13 Kecamatan Gane Timur Tengah 285,98 km2 28 Kecamatan Obi Selatan 1.000,59 km2

14 Kecamatan Kasiruta Barat 252,10 km2 29 Kecamatan Obi Timur 587,56 km2

15 Kecamatan Kasiruta Timur 228,96 km2 30 Kecamatan Obi Utara 148,40 km2

(3)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

(4)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 4

4.2 PROFIL DEMOGRAFI 4.2.1 Jumlah Penduduk

Penduduk Halmahera Selatan pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 206.873 jiwa, yang terdiri atas 105,5 ribu orang laki-laki dan 101,3 ribu orang perempuan. Dengan luas wilayah Halmahera Selatan sekitar 8,8 ribu kilometer persegi, rata-rata tingkat kepadatan penduduk Halmahera Selatan sebesar 24 orang per kilometer persegi. Kecamatan dengan penduduk terpadat adalah Kecamatan Kayoa Selatan yakni sebanyak 228 orang per kilometer persegi sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Obi Timur dengan kepadatan 5 orang per kilometer persegi.

Rasio jenis kelamin di Halmahera Selatan sebesar 104,2 yang menandakan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya perempuan, biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2012

No. Nama Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

(5)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 5

No. Nama Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

17 Bacan Barat Utara 4 266

18 Kayoa 8 365

19 Kayoa Barat 3 542

20 Kayoa Selatan 5 950

21 Kayoa Utara 2 747

22 Pulau Makian 9 201

23 Makian Barat 3 526

24 Gane Barat 8 110

25 Gane Barat Selatan 5 675

26 Gane Barat Utara 6 150

27 Kep Joronga 5 366

28 Gane Timur 9 005

29 Gane Timur Tengah 3 940

30 Gane Timur Selatan 3 565

Jumlah 206.873

(6)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 6

4.2.2 Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data kependudukan. Kepadatan tertinggi terdapat pada Kecamatan Kayoa Selatan sebesar 228 jiwa/Km2, Kecamatan Pulau Makian sebesar 166 jiwa/Km2, dan Kecamatan Kayoa Barat sebesar 131 jiwa/Km2. Sementara kecamatan dengan jumlah kepadatan penduduk kecil adalah ObiTimur Selatan sebesar 5 jiwa/Km2. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3. Kepadatan Penduduk Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2012

(7)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 7

(8)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

(9)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 9

4.3 GAMBARAN TOPOGRAFI

Sebagai wilayah kepulauan, Kabupaten Halmahera memiliki daerah landai yang cukup luas. Berdasarkan kondisi fisiknya, luas wilayah Kabupaten Halmahera Selatan berdasarkan kelerengan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4. Luas Daerah Berdasarkan Tingkat Kelerengan

No Kelerengan Derajat Kemiringan Luas (Km2)

1 Datar 0 - 2º 4,615.55

2 Landai 2 - 8º 861.47

3 Miring 8 - 15º 1,420.33

4 Curam 15 - 40º 956.80

5 Sangat Curam > 40º 208.45

Sumber : RTRW Kab. Halmahera Selatan, 2012

Wilayah kecamatan yang memiliki mayoritas daerah dengan jenis kelerengan datar - landai (0 - 2 º ) antara lain adalah :  Kec. Kepulauan Batanglomang  Kec. Mandioli Utara

 Kec. Mandioli Selatan  Kec. Obi Utara

 Kec. Obi Timur

Sedangkan wilayah kecamatan di Kabupaten Halmahera Selatan yang memiliki kondisi kelerengan curam – sangat curam (15 - >40 º) antara lain adalah :

(10)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 10 Kondisi jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Halmahera Selatan khususnya tiap Kecamatan secara umum terdiri dari :

1. Jenis tanah Podsolik Merah Kuning, terdapat pada: a. Obi Bagian Timur

b. Pulau Kayoa

c. Jenis tanah Kompleks d. Obi Bagian Tengah

2. Jenis Tanah Latosol terdapat pada: a. Gane Timur

b. Gane Barat c. Bacan

3. Jenis Tanah Reguosol yang terdapat pada : a. Pulau Makian

b. Pulau Obi dipesisir Utara 4. Jenis Tanah Alluvial terdapat pada :

(11)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

(12)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

(13)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 13

4.4 GAMBARAN GEOHIDROLOGI

Kondisi hidrologi (kondisi air permukaan dan air tanah) Kabupaten Halmahera Selatan dipengaruhi oleh iklim, curah hujan sertakeberadaan sungai dan danau. Berdasarkan keberadaan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang telah teridentifikasi, Kabupaten Halmahera Selatan memiliki 151 DAS dan 5 buah danau (dengan 4 danau besar yang terdapat di Kec. Gane Timur, Kec. Batan Timur dan Kec. Obi). Untuk lebih jelas mengenai kondisi hidrologi dapat dilihat ada tabel mengenai sebaran DAS serta peta hidrologi peta DAS.

Sementara kondisi hidrogeologi di Kabupaten Halmahera Selatan dibagi atas beberapa tipologi kondisi hidrogeologi yaitu berdasarkan tipologi produktifitas aquifernya yang terdiri atas :

1 Produktif : Setempat, akuifer produktif (Akuifer dengan keterusan beragam; umumnya air tanah tidak dimanfaatkan karena dalamnya muka air tanah; debit mata air umumnya < 10 l/det)

2 Produktif rendah setempat

: Akuifer dengan produktivitas rendah setempat berarti (Umumnya keterusan sangat rendah) setempat air tanah dangkal dalam jumlah yg terbatas dapat di peroleh di lembah-lembah atau pada zona pelapukan 3 Produktif sedang : Akuifer produksi sedang (Aliran air tanah terbatas

pada zona celahan, rekahan, & saluran pelarutan. Debit sumur & mata air beragam dalam kisaran besar. Debit mata air terbesar mencapai 100 l/det) 4 Setempat produktif

sedang

: Setempat akuifer dengan produktivitas sedang (Akuifer tidak menerus, tipis, dan rendah keterusannya, muka air tanah umumnya dangkal, debit sumur umumnya < 5 l/det)

5 Tidak produktif dangkal : Daerah air tanah langka atau tak berarti

(14)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 14

Tabel 4.5. Luas DAS Berdasarkan Kecamatan

(15)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

(16)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 16

No. Nama DAS Luas (Km2)

84 A. Sawaf 127.55

85 A. Sengge 27.02

86 A. Seramaloleo Besar 110.21

(17)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 17

(18)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

(19)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

(20)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

(21)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 21

4.5 GAMBARAN GEOLOGI 4.5.1 Kondisi Geologi

Gambaran umum mengenai kondisi geologi, jenis batuan di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan mempunyai komposisi yang sangat bervariasi, dimana terdiri dari batuan beku, sediment dan metamorf, karakteristik dan perebaran batuannya tertentu sesuai dengan daerah pembentukannya seperti: batuan beku di sebagian Pulau Makian sebagai hasil dari erupsi Gunung Kie Besi, Batuan Sedimen di Pulau Kayoa, Batuan Residual di sebagian Pulau Obi serta Batuan Skiss Metamorf di sebagian Pulau Bacan dan sebagainya.

Tekstur tanah adalah perbandingan ukuran partikel-partikel kandungan tanah antara debu, tanah liat dan pasir dari satu contoh tanah. Tekstur berpengaruh langsung terhadap unsur hara, drainase dan kepekaan terhadap erosi. Juga sangat berpengaruh terhadap pengelolaan tanah dan pertumbuhan tanaman terutama dalam hal mengatur kandungan udara dalam rongga tanah, persediaan dan kecepatan peresapan air di daerah tersebut, dimana hal itu sangat berperan dalam mudah tidaknya lapisan tanah diolah. Definisi tekstur dapat diartikan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara Kualitatif, yaitu menggambarkan halus, sedang dan kasar sedangkan secara kuantitatif tekstur ini menggambarkan susunan relatif berat fraksi-fraksi yaitu pasir, debu dan tanah liat.

Berdasarkan data struktur geologi, wilayah Kabupaten Halmahera Selatan tersusun atas 20 jenis batuan yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6. Jenis Batuan

No Jenis Batuan Luas (Km2)

1 Alluvium 1,010.92

2 Batuan Gunung Api Holosen 159.60

3 Batuan Gunung Api Neogen 148.70

4 Batuan Gunung Api Oligo-Miosen 1,648.94

5 Batuan Gunung Api Plio-Plistosen 44.07

6 Batuan Malihan 11.17

7 Batuan Terobosan 2.19

8 Batuan Ultramafik 397.60

9 Batu Gamping Terumbu 830.34

10 Formasi Anggai 200.40

11 Formasi Bacan 775.76

12 Formasi Fluk 94.55

13 Formasi Kayasa 7.06

14 Formasi Loleobasso 45.15

15 Formasi Obi 288.02

16 Formasi Woi 454.44

17 Komplek Malihan 262.52

18 Sediment Klastik Miosen 348.91

19 Sediment Klastik Neogen 1,365.00

20 Terobosan Tersier 42.25

21 Tidak Ada Data 48.72

(22)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 22

4.5.2 Struktur Geologi

Struktur lipatan berupa sinklin dan antiklin terlihat jelas pada Formasi Weda (Tmpw) yang berumur Miosen Tengah-Pliosen Awal. Sumbu lipatan berarah utara – selatan, timur laut - barat daya dan barat laut - tenggara. Struktur sesar terdiri dari sesar normal dan sesar naik; umumnya berarah utara-selatan dan baratlaut-tenggara. Petunjuk akan adanya banyak sesar di Pulau Bacan diperoleh baik dari hasil pengamatan di lapangan maupun pada potret udara. Sesar diduga terdapat di sepanjang Sungai Sayoang yang mengalir dari baratlaut ke tenggara dan memisahkan daerah perbukitan bagian timur dan barat Pulau Bacan bagian utara. Pada jalur sesar tersebut muncul batuan terobosan granit/granodiorit berumur Tersier dan batuan gunungapi berumur Kuarter.

Berdasarkan peta sesar dapat diketahui sebaran garis sesar di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan dapat pula diketahui sebaran garis sesar. Garis sesar yang tersebar dapat digolongkan berdasarkan jenis dan proses pembentuknya yaitu seperti pada tabel berikut.

(23)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

(24)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 24

4.6 GAMBARAN KLIMATOLOGI

Karakteristik iklim wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata antara 1.000 mm sampai dengan 2.000 mm. Curah hujan ini hampir merata di Pulau Bacan dan sekitarnya, Pulau Obi dan sekitarnya serta Halmahera bagian Selatan. Selain itu Kabupaten Halmahera Selatan juga dipengaruhi oleh dua musim yaitu:

a. Musim Utara pada bulan Oktober-Maret yang diselingi angin Barat dan Pancaroba Klasifikasi Koppen (1960) Kabupaten Halmahera Selatan bertipe A kecuali Laiwui yang bertipe Am.

Berdasarkan pengamatan stasiun meteorologi di Labuha, Halmahera Selatan didapat data klimatologi bulanan secara umum yang dapat dilhat pada tabel berikut.

Tabel 4.8. Data Klimatologi Bulanan, 2012

Bulan

(25)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 25 Berdasarkan tingkat curah hujan 1250 – 3250 mm/tahun dengan sebaran curah hujan di mayoritas wilayah Kabupaten Halmahera Selatan adalah 2250 mm/tahun dan curah hujan tertinggi yaitu 3250 mm/tahun terjadi di dataran tinggi di Kec. Obi, Kec. Obi Timur dan Kec. Obi Selatan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dan peta (peta curah hujan) berikut.

Tabel 4.9. Curah Hujan Berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan Curah Hujan (mm/tahun) Kec Bacan Timur Selatan 1750 1.84 Kec Bacan Timur Selatan 0 1,266.72

0.00 7 Kec Bacan Timur Tengah 2250 231.06

(26)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 26

No Kecamatan Curah Hujan (mm/tahun) Kec Gane Timur Selatan 2250 47.23 Kec Gane Timur Selatan 2250 268.02 Kec Gane Timur Selatan 0 7,155.27

13 Kec Gane Timur Tengah 2250 284.44 Kec Gane Timur Tengah 0 2,488.54

14 Kec Kasiruta Barat 2250 240.30 Kec Kasiruta Barat 2250 0.39 Kec Kasiruta Barat 2250 25.27 Kec Kasiruta Barat 0 3,615.50 Kec Kep Batanglomang 2250 1.48 Kec Kep Batanglomang 0 102.28

(27)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 27

No Kecamatan Curah Hujan (mm/tahun) Kec Mandioli Selatan 0 2,812.89

(28)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

(29)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 29

4.7 GAMBARAN SOSIAL DAN EKONOMI

4.7.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Pendapatan Perkapita

Kabupaten Halmahera Selatan dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten kepulauan Sula, Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan provinsi Maluku Utara (lembar Negara RI tahun 2003, Tambahan lembaran Negara RI Nomor 4264).

Kabupaten Halmahera Selatan terdiri atas gugusan pulau dan kepulauan yaitu:

Tabel 4.10. Pulau dan Luasnya Di Kabupaten Halmahera Selatan, 2012

No Nama Pulau/Kepulauan Luas Wilayah (km2)

Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka, 2013

Pulau yang terluas adalah pulau Obi dan pulau terkecil adalah Kayoa. Luas wilayah Kabupaten Halmahera Selatan adalah + 40.236,72 km2 yang meliputi wilayah laut: 31.484,40 km2 (78 %) dan wilayah daratan: 8.779,32 km2 (22 %). Total kecamatan yang dimiliki adalah 30 kecamatan dengan jumlah desa 249 buah.

Kondisi alam demikian menunjukkan bahwa Kabupaten Halmahera Selatan merupakan wilayah dengan sumberdaya alam yang besar, dengan komposisi sumberdaya laut 4 (empat) kali lebih besar daripada sumberdaya darat. Di dalam dokumen Rencana Strategis Kabupaten Halmahera Selatan (2006) disebutkan bahwa wujud sumberdaya darat berupa hutan (812.392ha), perkebunan (42.000ha), pertanian (2.000ha), dan sisanya adalah pertambangan. Sedangkan sumberdaya kelautan memiliki standing stock ikan sebesar 100.750,08 ton/tahun dengan maximum sustainable yield (MSY) sebesar 113.343,04 ton/tahun. Dengan kemampuan ekplorasi sekitar 20.000 ton/tahun, maka sumberdaya perikanan yang belum dipanen Kabupaten Halmahera Selatan masih sekitar 90% dari total MSY.

(30)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 30

4.7.2 Struktur Perekonomian

Struktur perekonomian suatu daerah ditentukan oleh kemampuan sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-masing sektor menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari masing-masing sektor tersebut. Untuk memberikan gambaran struktur perekonomian tersebut, berikut ini disajikan peranan masing-masing sektor terhadap PDRB Kabupaten Halmahera Selatan atas dasar harga berlaku.

Tabel 4.11. Kondisi Struktur Perekonomian Kabupaten Halmahera Selatan Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (Milyar Rupiah)

Sektor Halmahera Selatan

Perdagangan, Hotel dan Restaurant 158,4 180,2 209,6 237,7 272,0

Angkutan dan Komunikasi 55,2 63,0 67,9 74,9 85,4

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 20,0 23,7 26,2 29,5 34,5

Jasa-jasa 23,3 26,0 28,5 30,7 35,0

Sumber Data : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka, 2013

(31)

I

RPI2-JM

I

Kabupaten Halmahera Selatan

I

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

IV - 31

Tabel 4.12. Kondisi Struktur Perekonomian Kabupaten Halmahera Selatan Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Konstan Tahun 2002-2006 (Milyar Rupiah)

Sektor Nilai (Juta Rupiah)

2002 2003 2004 2005 2006

Perdagangan, Hotel dan Restaurant 134,8 146,2 159,9 173,0 192,7

Angkutan dan Komunikasi 32,3 36,8 38,6 40,9 44,1

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 13,6 14,2 15,4 16,5 17,9

Jasa-jasa 20,5 21,3 22,8 23,8 25,4

Sumber Data : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka, 2013

Tabel di atas menunjukkan bahwa secara produksi Kabupaten Halmahera Selatan sangat tergantung pada sektor pertanian, sektor industri olahan, dan sektor perdagangan, hotel dan restauran. Sektor primer masih mendominasi produksi sektoralnya. Perbedaan nilai PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai produksi riil (nyata). Hal ini menunjukan perbedaan pengaruh kenaikan harga pada tahun berjalan terhadap tahun standar. Gambar 3 menunjukkan pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha.

Gambar

Tabel 4.1. Wilayah Administratif Kabupaten Halmahera Selatan
Gambar 4.1 : Peta administrative Kab. Halmahera Selatan
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2012
Tabel 4.3. Kepadatan Penduduk Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Karya ilmiah dan karya

Pilihlah satu jawaban dari 4 (empat) alternatif pilihan jawaban yang tersedia yang paling tepat untuk menggambarkan keadaan diri Bapak/Ibu yang sebenarnya pada saat

Sistem administrasi santri pada pondok pesantren minhajut thalibiun saat ini masih menggunakan media buku (konvensional), pencatatan dan penyimpanan data masih

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok.. Pertimbangan untuk nasihat lain •

Pembuatan biodiesel dari minyak jelantah dilakukan melalui reaksi transesterifikasi antara minyak jelantah dengan metanol dalam suasana katalis asam.. Perkembangan biodiesel

Pada penelitian ini, akan digunakan metode ultrasonik- milling dalam proses pembuatan nanopartikel silika.. Menurut Sidqi (2011),

(https://id.wikipedia.org/wiki/Telepon_genggam ). Fungsi utama dari telepon genggam adalah berkomunikasi jarak jauh dengan orang lain. Namun seiring dengan berkembangnya