I
RPIJM
CKI
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
III - 1Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
KETERPADUAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KABUPATEN
HALMAHERA TENGAH
3.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENAT AAN RUANG
3.1.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
Penyediaan air minum dan sanitasi sebagai layanan dasar belum menjangkau seluruh penduduk Indonesia. Pada tahun 2013, proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air minum aman adalah 67,73 persen sedangkan proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi layak adalah 60,91 persen (BPS, 2013). Dengan demikian, masih terdapat 100 juta jiwa penduduk yang belum memiliki akses air minum dan 120 juta penduduk yang belum memiliki akses terhadap fasilitasi sanitasi layak. Adapun terkait layanan persampahan, proporsi rumah tangga yang terlayani pengelolaan persampahan adalah 24,9 persen dan 46 persen khusus di daerah perkotaan (Riskesdas, 2013).
Permasalahan dalam penyelenggaraan air minum dan sanitasi adalah minimnya keberlanjutan sarana dan prasarana yang telah terbangun, semakin terbatasnya sumber air baku untuk air minum dan kurang optimalnya sinergi pembangunan air minum dan sanitasi. Minimnya keberlanjutan sarana dan prasarana disebabkan oleh belum optimalnya kesadaran dan pemberdayaan masyarakat, keterlibatan aktif pemerintah daerah baik dari aspek regulasi maupun pendanaan serta penerapan manajemen aset. Perencanaan dan pelaksanaan penyediaan air minum dan sanitasi saat ini belum mencakup strategi manajemen aset yang tepat khususnya terkait pemeliharaan dan rehabilitasi sehingga mempersingkat usia ekonomis dari infrastruktur terbangun. Air baku untuk air minum semakin terbatas, baik secara kuantitas maunpun kualitas. Pemanfaatan alternatif sumber air baku, contohnya air hujan dan daur ulang, belum banyak dimanfaatkan.
Penyediaan layanan sanitasi belum tersinergikan dengan penyediaan layanan air minum sebagai upaya pengamanan air minum untuk pemenuhan aspek 4K (kuantitas, kualitas, kontinuitas dan keterjangkauan). Belum optimalnya pembangunan infrastruktur/prasarana dasar permukiman tersebut menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan kawasan
I
RPIJM
CKI
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
III - 2Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
kumuh terutama di perkotaan. Berdasarkan hasil pengukuran oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat hingga bulan Oktober 2014, tercatat masih terdapat 38,431 Ha kawasan kumuh yang tersebar di Indonesia. Meskipun telah banyak program-program penanganan kumuh yang implementasikan di Indonesia, penerapan program tersebut masih belum optimal menjawab tantangan pemenuhan kebutuhan masyarakat dan menyelesaikan persoalan kumuh secara tuntas.
Adapun sasaran khusus dari indikator kinerja Infrastruktur selama 5 tahun ke depan yang diklasifikasikan berdasarkan isu strategis Bidang Cipta Karya adalah Meningkatnya akses terhadap layanan air minum dan sanitasi yang layak dan berkelanjutan :
1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen melalui penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 38.431 hektar dan peningkatan keswadayaan masyarakat di 7.683 kelurahan.
2. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum yakni 85 persen penduduk terlayani akses sesuai prinsip 4K (Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas, dan Keterjangkauan) dan 15 persen sesuai kebutuhan dasar (basic needs).
3. Tercapainya 100 persen pelayanan sanitasi (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) yakni 85 persen penduduk terlayani akses sesuai standar pelayanan (pengelolaan air limbah sistem setempat dan terpusat, pelayanan sampah perkotaan dan pengelolaan sampah secara 3R dan pengurangan luas genangan sebesar 22.500Ha) dan 15 persen sesuai kebutuhan dasar (basic needs).
4. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan melalui (i) pembinaan dan pengawasan khususnya bangunan milik Pemerintah di seluruh kabupaten/kota; (ii) penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK) untuk seluruh bangunan gedung dan penerapan penyelenggaraan bangunan hijau di seluruh kabupaten/kota; dan (iii) menciptakan building codes yang dapat menjadi rujukan bagi penyelenggaraan dan penataan bangunan di seluruh kabupaten/kota.
Arah kebijakan dalam mendorong pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dalam pencapaian universal access, sebagai berikut:
1. Menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku dalam pemanfaatan air minum dan pengelolaan sanitasi melalui strategi:
a. Jaga Air, yakni strategi yang ditempuh melalui (1) pengarusutamaan pembangunan air minum yang memenuhi prinsip 4K (kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan), (2) pengelolaan sanitasi melalui peningkatan pengelolaan air limbah di perdesaan dengan sistem on-site dan di perkotaan dengan sistem on-site melalui IPLT dan sistem offsite baik skala kawasan maupun skala kota, peningkatan kualitas TPA menjadi TPA sanitary landfill dengan prioritas skema TPA regional, pengelolaan sampah melalui penerapan prinsip 3R, serta (3) peningkatan kesadaran masyarakat akan higienis,
I
RPIJM
CKI
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
III - 3Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
b. Simpan Air, yakni strategi untuk menjaga ketersediaan dan kuantitas air melalui upaya konservasi sumber air baku air minum yakni perluasan daerah resapan air hujan, pemanfaatan air hujan (rain water harvesting) sebagai sumber air baku air minum maupun secondary uses pada skala rumah tangga (biopori dan penampung air hujan) dan skala kawasan (kolam retensi), serta pengelolaan drainase berwawasan lingkungan.
c. Hemat Air, yakni strategi untuk mengoptimalkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang telah ada melalui pengurangan kebocoran air hingga 20 persen, pemanfaatan idle capacity; dan pengelolaan kebutuhan air di tingkat penyelenggara dan skala kota.
d. Bauran Air Domestik, yakni upaya untuk mengoptimalkan berbagai alternatif sumber air domestik yang tersedia sesuai tujuan pemanfaatan air, termasuk di dalamnya pemakaiaan air tingkat kedua (secondary water uses) dan daur ulang air yang telah dipergunakan (water reclaiming).
2. Penyediaan infrastruktur produktif dan manajemen layanan melalui penerapan manajemen aset baik di perencanaan, penganggaran, dan investasi termasuk untuk pemeliharaan dan pembaharuan infrastruktur yang sudah terbangun melalui strategi:
a. Optimalisasi infrastruktur air minum dan sanitasi eksisting melalui penurunan Non- Revenue Water (NRW) dan pemanfaatan idle capacity.
b. Pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi untuk memperluas cakupan layanan.
c. Rehabilitasi infrastruktur air minum dan sanitasi untuk infrastruktur dengan pemanfaatan yang sub-optimal, infrastruktur yang menua, dan infrastruktur yang terkena dampak bencana.
d. Pengembangan inovasi teknologi air minum, air limbah, persampahan dan drainase untuk memaksimalkan potensi yang ada.
e. Pembentukan dan penyehatan pengelola infrastruktur air minum, air limbah dan persampahan, baik berbasis institusi maupun berbasis masyarakat.
f. Penerapan tarif atau iuran bagi seluruh sarana dan prasarana air minum dan sanitasi terbangun yang menuju prinsip tarif pemulihan biaya penuh (full cost recovery)/memenuhi kebutuhan untuk Biaya Pokok Produksi (BPP). Pemberian subsidi dari pemerintah bagi penyelenggara air minum dan sanitasi juga dilakukan sebagai langkah jika terjadi kekurangan pendapatan dalam rangka pemenuhan full cost recovery.
g. Pengaturan kontrak berbasis kinerja baik perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan aset infrastruktur.
I
RPIJM
CKI
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
III - 4Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
a. Peningkatan kualitas rencana dan implementasi Rencana Induk-Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) dan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK) melalui pengarusutamaan dalam proses perencanaan dan penganggaran formal. Penyusunan RI-SPAM didasari optimalisasi bauran sumber daya air domestik kota/kabupaten dan telah mengintegrasikan pengelolaan sanitasi sebagai upaya pengamanan air minum. Peningkatan kualitas SSK dilakukan dengan memutakhirkan SSK untuk mengakomodasi perubahan lingkungan dan mengadopsi target universal access di wilayah kabupaten/kota;
b. Integrasi peningkatan promosi higiene dan sanitasi dalam rangka demand generation sebagai prasyarat penyediaan infrastruktur air minum dan sanitasi;
c. Peningkatan peran, kapasitas, serta kualitas kinerja Pemerintah Daerah di sektor air minum dan sanitasi.
d. Advokasi kepada para pemangku kepentingan di sektor air minum dan sanitasi, baik eksekutif maupun legislatif serta media untuk menjamin keselarasan serta konsistensi perencanaan dan implementasinya di tingkat pusat dan daerah.
4. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum dan sanitasi melalui strategi:
a. Sinergi dan koordinasi antar pelaku program dan kegiatan mulai tahap perencanaan sampai implementasi baik secara vertikal maupun horizontal, termasuk sinergi dengan pelaksanaan sanitasi sekolah dan pesantren, kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan hidup dan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, penanganan dan pencegahan kawasan kumuh, serta pembangunan kawasan tertinggal, perbatasan dan kawasan khusus.
b. Pelaksanaan pelayanan air minum dan sanitasi berbasis regional dalam rangka mengatasi kendala ketersediaan air baku dan lahan serta dalam rangka mendukung konektivitas antar wilayah untuk pertumbuhan ekonomi.
c. Sinergi pendanaan air minum dan sanitasi yang dilaksanakan melalui (i) peningkatan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan Kab/Kota, (ii) pemanfaatan alokasi dana terkait pendidikan untuk penyediaan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi di sekolah; (iii) pemanfaatan alokasi dana terkait kesehatan baik untuk upaya preventif penyakit dan promosi higiene dan sanitasi serta pemanfaatan jaminan kesehatan masyarakat; serta (iv) sinergi penyediaan air minum dan sanitasi dengan Dana Alokasi Khusus (DAK), Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan (TP), dana hibah berbasis kinerja/hasil, masyarakat, dan sumber dana lain terkait lingkungan hidup, pembangunan desa, serta kelautan dan perikanan.
d. Penguatan pengelolaan pengetahuan (knowledge management) termasuk pengelolaan data dan informasi melalui sistem terintegrasi (National Water and Sanitation Information Services/NAWASIS) yang memanfaatkan teknologi serta melibatkan
I
RPIJM
CKI
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
III - 5Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
3.1.2. ARAHAN PENAT AAN RUANG3.1.2.1. ARAHAN RENCANA TAT A RUANG WILAYAH NASIONAL
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang
dijadikan sebagai pedoman untuk:
1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, 2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
4. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,
5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, 6. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan 7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Arahan RTRWN terkait PKN, PKW, PKSN, dan KSN di Prov. Maluku Utara adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN di Prov. Maluku Utara
NO PROVINSI PKN PKW
31 Maluku Utara Ternate Tidore, Tobelo,
Labuha, Sanana
Tabel 3.2. Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN di Prov. Maluku Utara
NO PUSAT KEGIATAN STRATEGIS
NASIONAL STATUS PROVINSI
23 Daruba (Kab. Pulau Morotai)
I / A / 2 :
Pengembangan Baru (Tahap I)
Maluku Utara
Tabel 3.3. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
NO
Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 8 pulau kecil terluar (Pulau Jiew, Budd, Fani, Miossu, Fanildo, Bras, Bepondi, dan Liki) dengan negara Palau
I
RPIJM
CKI
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
III - 6Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPIJM Kabupatena adalah arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup arahan pengembangan pola ruang. Rencana pola ruang wilayah mencakup :
1. Rencana pengembangan ruang kawasan lindung 2. Rencana pengembangan kawasan budidaya.
Pola pemanfataan ruang dan luasan wilayah untuk pola ruang di Provinsi Maluku Utara dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Pola Ruang Provinsi Maluku Utara
No POLA RUANG LUAS HA
1 Hutan Lindung 823798.8371
2 Hutan Suaka Alam dan Hutan Wisata 45841.10175
3 Hutan Produksi Terbatas 710137.0029
4 Hutan Produksi 353317.1267
5 Hutan Produksi Konversi 962248.1681
6 Perkebunan 345948.6431
7 Pertanian Lahan Kering 279228.529
8 Pertanian Lahan Basah 111256.7206
9 Permukiman 14422.21634
Sumber : RTRW Propinsi Maluku Utara 2007-2027
Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya adalah sebagai berikut : 1. Kawasan Lindung
Berdasarkan hasil Analisa dapat diketahui bahwa luas total Kawasan Lindung di Provinsi Maluku Utara hanya sekitar 20 persen. Angka ini masih kurang dibandingkan dengan luas minimum Kawasan Lindung yang hendaknya dimiliki suatu wilayah pengembangan (luas minimum 30 persen). Perbandingan menurut Kota dan Kabupaten menunjukkan bahwa Kota Tidore Kepulauan dan Kabupaten Halmahera Timur memiliki potensi Kawasan Lindung yang sesuai dengan luas minimum yang disyaratkan. Sementara itu, Kawasan Lindung di Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Barat relatif paling sempit (8-11 persen).
Berdasarkan hasil analisa diketahui Kawasan Lindung yang terdapat di Provinsi Maluku Utara adalah sebagai berikut:
a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya (yang dalam hal ini terdiri dari hutan lindung), tersebar di hampir seluruh pulau dengan luas 799.629,6 Ha atau sekitar 21,9 % dari total luas daratan. Sebaran hutan lindung ini mayoritas tersebar di Pulau Halmahera Utara, Pulau Bacan, Pulau Mangoledan Pulau Taliabu (tersebar di seluruh kabupaten);
b. Kawasan perlindungan setempat berlokasi di sepanjang pantai seluruh pulau, sekitar danau dan sungai;
I
RPIJM
CKI
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
III - 7Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
1) Taman Nasional Aketajawe, Kota Tidore Kepulauan, GP-1 (RTRWN); 2) Cagar Alam Lolobata, Halmahera Timur, GP-5 (RTRWN);3) Cagar Alam Wayabula di Pulau Morotai (diusulkan), GP-4;
4) Suaka Margasatwa Gamkonora yang terdapat di Kecamatan Sahu/Ibu (diusulkan), GP-2;
5) Cagar Alam Saketa di Pulau Halmahera bagian selatan, GP-6; 6) Cagar Alam Gunung Sibela di Pulau Bacan, GP-6 (RTRWN); 7) Cagar Alam Pulau Obi, GP-6 (RTRWN);
8) Cagar Alam Lifamatola, GP-7 (RTRWN); 9) Cagar Alam Tobalai (RTRWN);
10) Cagar Alam Taliabu di Pulau Taliabu, GP-8 (RTRWN);
11) Cagar Alam Pulau Seho di Pulau Seho, Taliabu Barat, GP-8 (RTRWN); 12) Cagar Alam Taman Laut di Tobelo (diusulkan), GP-3;
13) Cagar Alam Taman Laut di Gane Timur (diusulkan), GP-6.
I
RPIJM
CKI
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Gambar 3.1. Peta Rencana Pengembangan Kawasan Lindungdi Provinsi Maluku Utara
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
III - 9 2. Kawasan BudidayaSecara umum kondisi luasan areal dan produksi komoditas pertanian dan non pertanian, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tanaman Pangan
Tanaman pangan yang diusahakan oleh masyarakat di Provinsi Maluku Utara adalah Padi, jagung, kedelai seluas 16.253 Ha dengan kemampuan produksi 2 - 4 Ton gabah kering/ha (sekitar 1.8 Ton beras/Ha). Tegalan yang sering digunakan untuk penanaman jagung, ubi kayu,ubu jalar, kacang tanah dan lain-lain, seluas ± 15.600 Ha dengan kemampuan produksi umbi 6 – 10 ton/Ha.
b. Hortikultura
Buah-buahan yang banyak diusahakan adalah Durian, rambutan, mangga, jeruk, langsat, duku, manggis, nangka, alpukat, pepaya, jambu, nenas, salak, semangka, sukun, pisang, dan lain-lain dengan luasan ±14.115 Ha. Sedangkan sayur-sayuran yang banyak diusahakan antara lain, kangkung, bayam, terong, cabe, tomat, ketimun, sawi, kacang panjang, buncis dan lain-lain dengan luas lahan sebesar ± 1.406 Ha.
c. Perkebunan
Jenis tanaman perkebunan yang diusahakan adalah Kelapa, pala, cengkeh, kakao, kopi, jambu mete, kayu manis, vanili, dan lain-lain dengan luasan ± 246.322 Ha. d. Peternakan
Populasi ternak yang dominan di Maluku Utara adalah kambing dan sapi yang tersebar hampir merata di Kabupaten/ Kota. Khusus mengenai ternak sapi terdapat potensi di Halmahera Timur, sedangkan ternak kambing potensial di Halmahera Selatan dan Halmahera Tengah. Tidak terdapat kawasan yang secara spesifik diarahkan khusus sebagai daerah peternakan skala besar. Namun pemanfaatan ruang kegiatan peternakan pada dasarnya mengacu pada potensi yang sudah berkembang dan mengacu pada tata ruang daerah Kota atau Kabupaten yang bersangkutan.
e. Hutan Produksi
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
III - 10 bahwa potensi kayu dan kayu olahan dari hasil hutan menunjukkan angka yang cukup besar, apabila dianggap sebagai pendukung sumber daya ekonomi. Selain produksi kayu, di kawasan hutan juga menghasilkan rotan yang cukup besar pula, dimana pada tahun 2005 telah dihasilkan rotan sebesar 114,92 Ton.Dengan demikian maka strategi pengembangan hutan produksi adalah realistis mengingat besarnya angka produktifikas yang dihasilkan. Namun demikian, dalam strategi pengembangannya, perlu dikaitkan dengan program gerakan reboisasi agar tersedia kecukupan penghijauan bagi pembangunan secara berkesinambungan. f. Pertambangan
Lokasi atau Kawasan pertambangan, terdapat cukup banyak dan tersebar di Maluku Utara dengan berbagai ragam jenis tambang. Namun yang terpenting bahwa pengembangan lokas pertambangan tidak merubah fungsi hutan lindung atau kawasan lindung. Pengembangan secara lebih luas mengenai pertambangan tetap mengacu pada peraturan perundanganan mengenai kegiatan pertambangan secara nasional. Pemanfaatan lahan untuk pertambangan adalah pada tatanan kawasan budidaya yang non produktif dibagian permukaan tanah, sehingga memberikan manfaat lain pada kondisi tanah yang sebelumnya dianggap non produktif.
g. Permukiman
Kawasan pemukiman dalam struktur tatanan ruang adalah kawasan pemukiman perkotaan atau perdesaan. Sedangkan dalam wujud pengembangannya adalah dapat berupa permukiman tertentu menurut fungsi pemakainya, seperti permukiman transmigrasi, permukiman nelayan, permukiman pegawai, dan lain lain. Dalam hal pengembanga pemukiman, diarahkan untuk menempati lahan yang ditujukan sebagai lahan fungsi budidaya dengan kelerengan yang tidak sampai melebihi 25%. Alokasi ruang pemukiman adalah pada unit-unit satuan pedesaan atau perkotaan, karena pada hakekatnya penempatan ruang pemukiman adalah sebagai inti kegiatan kehidupan pedesaan dan perkotaan. Selain itu, pengembangan permukiman perlu disinergikan dengan keadaan infrastruktur seperti jaringan jalan, air bersih, listrik dan telekomunikasi. Rencana Tata Ruang baik di tingkat Kota dan Kabupaten pada dasarnya sudah menempatkan fungsi kota atau desa menurut ordenya masing-masing, dimana dalam ruang kota dan desa tersebut terdapat ruang kegiatan permukiman.
h. Pariwisata
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
III - 11 taman lindung laut, juga berpotensi untuk dijadikan obyek wisata. Dengan demikian pengembangan obyek wisata yang tersebar di sejumlah kawasan dikaitkan atau diintegrasikan dengan program pengendalian ruang kawasan lindung.i. Industri
Pengembangan industri di Maluku Utara, dapat berupa industri berat maupun ringan dan dapat berada di suatu kawasan khusus industri, dengan persyaratan tetap di kawasan budidaya. Persyaratan lokasi kawasan industri telah diatur menurut ketentuan yang ada baik dari Deperindag maupun dari Departemen Kimpraswil. Pada prinsipnya alokasi kawasan industri berada pada kelerengan yang tidak lebih dari 8 persen serta dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk pengembangannya.
Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase. Secara diagramatis hierarki pusat-pusat permukiman di Provinsi Maluku Utara dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Rencana Struktur Pusat-Pusat Permukiman di Provinsi Maluku Utara
No. Hierarki Gugus Pulau (Wilayah
Pengembangan)
Kota/Ibukota Kecamatan
1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) 1 Ternate
2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
1 Tidore
3 Tobelo,
6 Labuha
7 Sanana
3. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) 4 Daruba
4. Pusat Kegiatan Lokal Wilayah (PKLW)
1 Sofifi
2 Sidangoli
2 Jailolo
5 Weda
8 Bobong
5 Maba
5. Pusat Kegiatan Lokal (PKL )
3 Galela
4 Bere-Bere
4 Wayabula
3 Kao
3 Malifut
2 Kedi
2 Tongutesungi
2 Susupu
5 Buli
5 Payahe
5 Patani
5 Subaim
6 Guruapin
5 Lelief
6 Mafa
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
III - 126 Babang
8 Falabisahaya
7 Dofa
5 Pulau Gebe
Sumber : RTRW Propinsi Maluku Utara 2007-2027
Kota-kota yang diusulkan menjadi PKLW adalah Kota Jailolo, Weda, Bobong yang masing- masing merupakan pusat pengembangan wilayah di Gugus Pulau 2, 5 dan 8. Kota Sofifi diusulkan menjadi PKLW untuk menggantikan fungsi pusat pemerintahan Provinsi Maluku Utara yang selama ini berada di Kota Ternate. Dengan demikian Kota Ternate yang semula merupakan kota dengan fungsi pusat pemerintahan, difokuskan hanya untuk kegiatan pusat perdagangan dan jasa, karena di kota ini sudah berkembang sarana dan prasarana infrastruktur yang lebih lengkap dibandingkan kota-kota/kawasan-kawasan lain di Provinsi Maluku Utara.
Secara lengkap rencana kebijakan untuk pengembangan PKN, PKW, PKSN, PKLW dan PKL di Provinsi Maluku Utara adalah sebagai berikut:
1. Rencana Kebijakan Pengembangan PKN
Pemantapan keterkaitan antar wilayah dengan kota-kota utama di wilayah Indonesia Bagian Timur (seperti Sorong, Fak-fak, Biak, Merauke, Dili, Manado, Kendari dan Ujung Pandang), Indonesia Bagian Barat (Surabaya, Jakarta, dan lain-lain) dan Negara Asia Pasifik (Australia, Jepang dan lain-lain) melalui peningkatan sarana dan prasarana komunikasi (laut, udara dan telekomunikasi);
Penyediaan prasarana perkotaan sesuai dengan fungsi kota dengan pendekatan program pembangunan prasarana kota terpadu;
Peningkatan peran swasta dalam pembangunan prasarana dan sarana perkotaan;
Pengembangan kegiatan ekonomi kota (industri, jasa, perdagangan, dan lain-lain) untuk memacu pertumbuhan daerah serta memperluas kesempatan kerja;
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata ruang kota yang berbasis mitigasi bencana.
2. Rencana Kebijakan Pengembangan PKW
Penyediaaan prasarana perkotaan dengan pendekatan program pembangunan prasarana kota terpadu;
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayaninya melalui pengembangan jaringan jalan darat, laut dan udara;
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah regional, nasional maupun internasional yang dilayani melalui pengembangan jaringan transportasi laut dan udara, khususnya bagi pusat-pusat pengembangan wilayah di masing-masing Gugus Pulau yang berfungsi sebagai Pintu Jamak (Multy Gate);
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
III - 13 3. Rencana Kebijakan Pengembangan PKSN Penyediaaan prasarana perkotaan dengan pendekatan program pembangunan prasarana kota terpadu;
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah internasional yang dilayani melalui pengembangan jaringan transportasi laut dan udara;
Peningkatan wilayah perbatasan untuk menunjang kepentingan pertahanan keamanan nasional serta integrasi nasional;
Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana wilayah untuk peluang investasi.
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata ruang kota yang berbasis mitigasi bencana.
4. Rencana Kebijakan Pengembangan PKLW
Penyediaaan prasarana perkotaan dengan pendekatan program pembangunan prasarana kota terpadu;
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah nasional yang dilayani melalui pengembangan jaringan transportasi laut dan udara;
Peningkatan wilayah perbatasan untuk menunjang kepentingan pertahanan keamanan wilayah Provinsi Maluku serta integrasi nasional;
Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana wilayah Provinsi untuk peluang investasi;
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata ruang kota yang berbasis mitigasi bencana.
5. Rencana Kebijakan Pengembangan PKL
Penyediaaan prasarana perkotaan dengan pendekatan program pembangunan prasarana kota terpadu;
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayani melalui pengembangan jaringan jalan darat dan laut;
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata ruang kota yang berbasis mitigasi bencana.
I
RPIJM
CKI
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Gambar 3.2. Peta Rencana Struktur Ruang Di Provinsi Maluku Tahun 2027
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
I
RPIJM
CKI
Kabupaten Halmahera Tengah
I
3.1.2.3. ARAHAN RENCANA T ATA RUANG WILAYAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH
Arahan pengembangan pola ruang wilayah mencakup 2 hal, yaitu Rencana Pengembangan Kawasan Lindung dan Rencana pengembangan kawasan budidaya. Pola pemanfataan ruang dan luasan wilayah untuk pola ruang di Kabupaten Halmahera Timur dapat dilihat pada Tabel 3.4.
1. Rencana pengembangan ruang kawasan lindung
Di dalam Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten, pemantapan kawasan lindung merupakan salah satu produk utama yang akan dihasilkan. Penetapan kawasan lindungini mengacu pada hasil analisis kesesuaian lahan yang tercantum dalam Keppres No. 32 tahun 1990 mengenai Pengelolaan Kawasan Lindung yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam serta sumber daya buatan guna pembangunan berkelanjutan. Rencana Kawasan Lindung di Kabupaten Halmahera Tengah seluas 38.054,13 Ha atau mencapai 14,99 persen dari luas total wilayah Kabupaten Halmahera Tengah.
Tabel 3.6. Rencana Pengelolaan dan Sebaran Lokasi Kawasan Lindung di Kabupaten Halmahera Tengah
Klasifikasi Kawasan
Lindung Rencana Pengelolaan Lokasi
Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan dibawahnya : Kawasan Resapan Air
Kawasan resapan air adalah daerah yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air.
Perlindungan terhadap kawasan resapan air, dilakukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan pengendalian banjir, baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan.
Seluruh area hutan lindung dan hutan produksi
Kawasan perlindungan setempat (ruang terbuka hijau)
a. Jalur sempadan sungai dan pantai
b. Kawasan sekitar danau/bendungan/waduk c. Kawasan sekitar tegangan tinggi
d. Sempadan jalan By Pass Halut
e. Taman Kota dan pemakaman umum Tersebar a. Taman lingkungan untuk 100 penduduk
dengan luas 100 m2, atau standar 1 m2/pdd yang dapat berdekatan dengan fasilitas
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
I
RPIJM
CKI
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Klasifikasi Kawasan
Lindung Rencana Pengelolaan Lokasi
pendidikan SD
b. Taman skala kelurahan atau untuk 1000 – 2000 penduduk dengan dan taman-taman dengan luas 6.00 m2;, atau standar 0,3 m2/pdd.
c. Taman skala Kecamatan atau untuk 10,000 penduduk dengan luas 2000 m2, atau standar 0,2 m2/pdd.
Kawasan rawan bencana
Kawasan yang diidentifikasi memiliki potensi mengalami bencana alam akibat longsor dan banjir
Weda, wairoro dan sekitar aliran air (rawan banjir),
sepanjang pesisir pantai (rawan tsunami) Sumber : RTRW Kab. Halmahera Tengah
2. Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
Kawasan budidaya merupakan kawasan di luar kawasan lindung, yang mempunyai fungsi utama budidaya, antara lain seperti: kawasan hutan produksi, pertanian, pertambangan, perindustrian, pariwisata, dan permukiman. Rencana pengembangan Kawasan Budidaya di Kabupaten Halmahera Tengah seluas 214.945,92 Ha, atau mencapai 84,64 persen dari total luas wilayah Kabupaten Halmahera Tengah.
Secara lebih jelas mengenai sebaran lokasi kawasan lindung dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
I
RPIJM
CKI
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Gambar 3.3. Peta Pola Ruang Kabupaten Halmahera Tengah
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
III - 18 Arahan pengembangan struktur ruang Kabupaten Halmahera Tengah dilakukan dengan membagi wilayah kota ke dalam beberapa zona pengembangan yang bertujuan untuk menciptakan kondisi struktur ruang wilayah Kabupaten Halmahera Tengah yang efisien dalam pemanfaatan ruang dan efektif dalam membentuk struktur-struktur pelayanan umum serta terpadu dan bersinergis dalam memanfaatkan semua potensi dan sumberdaya yang tersedia. Kabupaten Halmahera Tengah sebagai wilayah yang relatif baru telah mengalami perubahan yang sangat besar terhadap struktur ruangnya, dimana sebelumnya hanya sebagai kawasan dengan fungsi sekunder maka setelah pemekaran, menjadi kawasan dengan fungsi primer.Rencana pembagian wilayah Kabupaten Halmahera Tengah didasarkan pada beberapa aspek yang dinilai memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk dan menciptakan struktur ruang Kabupaten Halmahera Tengah yang terpadu, serasi, selaras dan berkesinambungan yaitu :
1. Mempersiapkan wilayah Kabupaten Halmahera Tengah untuk go international.
2. Mempertimbangkan akselerasi pembangunan dan penyebaran pusat-pusat pelayanan dalam upaya pemerataan pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Halmahera Tengah.
3. Memperhatikan wilayah administratif Kabupaten Halmahera Tengah dengan batas- batasnya serta cakupan luas wilayah dari masing-masing kecamatan tersebut.
4. Memperhitungkan keberadaan sistem-sistem pelayanan dan fungsi-fungsi kawasan yang berkembang di wilayah Kabupaten Halmahera Tengah.
5. Mempertimbangkan kondisi karakteristik alam dan geografis yang dimiliki Kabupaten Halmahera Tengah serta aspek sosial budaya kependudukan.
Dengan dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka wilayah Kabupaten Halmahera Tengah dibagi ke dalam lima Zona/ Wilayah Pengembangan dengan fungsi yang akan dikembangkan, secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7. Wilayah Pengembangan
Wilayah
Pengembangan Pusat Fungsi Yang Dikembangkan
WP I
Weda a. Pusat Pemerintahan Kabupaten
b. Simpul transportasi laut dan darat
c. Pertambangan
d. Pertanian tanaman pangan
e. Perkebunan
f. Perikanan laut
g. Permukiman
h. Jasa dan Perdagangan
i. Pariwisata
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Halmahera Tengah
–
Provinsi Maluku Utara Tahun 2016
III - 19 WilayahPengembangan Pusat Fungsi Yang Dikembangkan
b. Peternakan
c. Perikanan laut
d. Permukiman
e. Pariwisata
WP III
Sagea a. Pusat pemerintahan kecamatan
b. Perkebunan
c. Perikanan laut
d. Permukiman
e. Pariwisata
WP IV
Patani a. Pusat pemerintahan kecamatan
b. Simpul transportasi laut
c. Pertambangan
d. Perikanan laut
e. Permukiman
f. Pariwisata
WP P.Gebe V
Kapaleo a. Pusat pemerintahan kecamatan
b. Simpul transportasi laut dan udara
c. Pertambangan
d. Perikanan laut
e. Permukiman
f. Pariwisata
I
RPIJM
CKI
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Gambar 3.4. Peta Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halmahera Tengah
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM) Bidang Cipta Karya
I
RPIJM
I
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 21Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap :
1. Tata ruang di wilayah sekitarnya;
2. kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau 3. peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Jenis kawasan strategis kabupaten meliputi kawasan strategis dari sudut kepentingan, pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, antara lain adalah kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan ekonomi terpadu, kawasan tertinggal, serta kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, antara lain adalah kawasan adat tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan budaya yang diakui sebagai warisan dunia. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, antara lain adalah kawasan pelindungan dan pelestarian lingkungan hidup, termasuk kawasan yang diakui sebagai warisan dunia.
Nilai strategis kawasan tingkat kabupaten/kota diukur berdasarkan aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. Selanjutnya pada Pasal 1 ayat (30) dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dijelaskan bahwa penataan ruang diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan. Kawasan Strategis Kabupaten Halmahera Tengah, yaitu:
1. Kawasan strategis dari sudut pertahanan dan keamanan di Kabupaten Halamahera Tengan adalah kawasan Pulau Jiew yang merupakan pulau terluar Indonesia yang terletak di Laut Halmahera dan berbatasan dengan negara Palau. Pulau Jiew ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Halmahera, provinsi Maluku Utara;
2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi : a. kawasan Kota Weda, meliputi Kecamatan Weda
b. kawasan Kota Terpadu Mandiri meliputi Kecamatan Weda Tengah c. kawasan Agropolitan meliputi Kecamatan Weda Selatan
d. kawasan Industri Nikel meliputi Kecamatan Weda Tengah dan Kecamatan Pulau Gebe
3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya yaitu: Kawasan sentra budaya, meliputi Kecamatan Weda dan Kecamatan Patani
4. Sumber Daya Alam/Teknologi Tinggi, kaw. pariwisata, meliputi Kec. Weda dan Kec. Weda Utara, Kec. Patani, Kec. Patani Utara, dan Kec. Pulau Gebe.
I
RPIJM
I
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 22Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
Tabel 3.8. Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Berdasarkan RTRW
Kawasan Strategis Kabupaten Sudut Kepentingan Lokasi/Batas Kawasan
Kawasan Pulau Jiew pertahanan dan keamanan Pulau Jiew
Kawasan Kota W eda Ekonomi Kec. Weda
Kawasan Kota Terpadu
Mandiri Ekonomi Kec. Weda Tengah
Kawasan Agropolitan Ekonomi Kec. Weda Selatan
Kawasan Industri Nikel Ekonomi Kec. Weda Tengah, Kec. Pulau Gebe
Kawasan sentra budaya Sosial Budaya Kec. Weda, Kec. Patani
Kawasan pariwisata SDA
Kec. Weda & Kec. Weda Utara, Kec. Patani, Kec. Patani
Utara, dan Kec. Pulau Gebe
kawasan Taman Nasional
Aketajawe Lingkungan Hidup
Kec. Weda, Kec. W eda Tengah
Kawasan hutan lindung Lingkungan Hidup
Kec. Weda, Weda Selatan, Weda Tengah, Weda Utara,
dan Kec. Pulau Gebe
Tabel 3.9. Arahan RTRW Kabupaten Halmahera Tengah
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
Kawasan permukiman yang akan
dikembangkan yang tersebar di setiap ibukota kecamatan dan ibukota kabupaten
pengembangan pelayanan air minum dilakukan dengan
pengembangan sumber daya air baku yang ditetapkan di Sungai Fidi dan Telaga Moriala Kecamatan W eda, Sungai Sagea Kecamatan Weda Utara, Sungai Air Jaton Kecamatan Weda Selatan
Kawasan permukiman transmigrasi di Desa Waleh, Desa Mesa, Desa Dote, Desa Piniti dan Desa Sakam
Pengembangan layanan air minum meliputi 1. Wilayah permukiman dan pengembangannya 2. Wilayah potensial pengembangan wisata;
3. Wilayah potensial pengembangan perikanan sekitar pesisir; 4. Wilayah potensial pengembangan kawasan industri; 5. Sentra pengembangan pertambangan;
6. Kawasan sentra produksi yang tersebar; 7. Sentra pengembangan kerajinan; 8. Sentra pengembangan produk pertanian
Menyebarkan sarana
I
RPIJM
I
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 23Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
Menyediakan sarana secara lengkap dan memadai sesuai dengan hirarki pelayanannya
Peningkatan cakupan pelayanan harus dibarengi dengan kualitas sistem pengelolaan
Memusatkan sarana yang setingkat di satu lokasi atau yang berdekatan untuk mengefisiensikan dan mengefektifkan pelayanannya
Bagian hilir saluran drainase harus direncanakan sehingga mampu mengatasi masalah back water curve. Jika diperlukan, harus dibuat konstruksi penahan pasang surut air laut, seperti: pintu air yang dibantu oleh kolam tandon dan pompa air, atau membangun tanggul/tembok di sepanjang kiri kanan muara sungai/saluran.
Di bagian hilir/pantai harus dapat menjamin kemiringan topografi kawasan agar tidak menimbulkan daerah-daerah rawan genangan yang baru. Alternatif lainnya adalah dengan menyediakan akses drainase ke laut berupa saluran-saluran terbuka yang kapasitasnya sudah melalui perencanaan yang mantap
Program normalisasi sungai yang memperlebar dan memperdalam alur sungai merupakan cara yang paling tepat untuk mengatasi penyempitan dan pendangkalan/penyumbatan di hilir/muara sungai
Meningkatkan upaya non-struktur seperti penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga prasarana drainase, serta penegakan hukum terhadap kegiatan yang merusak prasarana drainase dan menghambat upaya pemeliharaan drainase
Pengembangan sistem persampahan meliputi pewadahan,
pengumpulan, pengangkutan dan perjalanan serta pengelolaan akhir di Tempat Pembuangan Akhir
Pengembangan lokasi TPS diarahkan diseluruh ibukota kecamatan
Pengembangan Lokasi TPA Kota Weda diarahkan di Kecamatan Weda dan Kecamatan W eda Tengah
Beberapa sistem pembuangan limbah air kotor yang dapat dikembangkan, antara lain:
a. Sistem tangki septik (on site) b. Sistem komunal (off site)
Rencana pengelolaan air limbah meliputi :
a. Pengolahan air limbah domestik dengan menggunakan metode kolam aerasi;
b. Pembangunan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang diarahkan di Kecamatan W eda dan Kecamatan W eda Tengah
I
RPIJM
I
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 24Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
NO.
I
RPIJM
I
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 25Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
PU
I
RPIJM
I
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Gambar 3.5. Peta Kawasan Strategis Kabupaten Halmahera Tengah
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 27Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
3.1.3. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) 3.1.3.1. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN KEUANGAN DAERAH
Arah kebijakan umum ini merupakan instrumen untuk mencapai visi-misi melalui strategi yang akan ditempuh. Penjabaran lebih detil dari visi-misi pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih ini tertuang dalam arah kebijakan umum yang diimplementasikan dalam program pembangunan daerah.
Program SKPD di lingkup Pemerintahan Halmahera Tengah 2012-2017 diarahkan untuk menjawab visi-misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih yang bertumpu pada : “Halmahera Tengah Yang Erat Selaras.” Di mana memuat 5 (lima) misi utama, yakni : Menciptakan Halmahera Tengah Yang Terang, Mendorong Halmahera Tengah Yang Kuat, Membangun Halmahera Tengah Yang Sehat, Meningkatkan Halmahera Tengah Yang Lancar, Mewujudkan Halmahera Tengah Yang Cerdas.
Penyajian kebijakan umum dan program pembangunan masing-masing SKPD di Kabupaten Halmahera Tengah yang berkaitan dengan bidang cipta karya tertuang di bawah ini.
1. Misi 3 : Membangun Halmahera Tengah Yang Sehat
Dalam upaya mewujudkan misi ini, tentunya memerlukan sebuah integrasi manajemen pembangunan yang betul-betul terfokus capaiannya.Tantangan pembangunan Kabupaten Halmahera Tengah untuk lima tahun kedepan, tentunya lebih kompleks sehingga membutuhkan inovasi-inovasi baru yang lebih terarah dan dilakukan berdasakan kemampuan managerial pengelolaan pembangunan secara menyeluruh, terutama aspek kesehatan sebagai hal yang paling mendasar dan dibutuhkan bagi masyarakat Halmahera Tengah. Hal ini membutuhkan kemampuan dan kapasitas lokal yang handal yang berbasis kemampuan sumberdaya manusia profesional, dengan pelibatan semua stakeholders agar dapat mewujudkan pembangunan yang sehat secara integral dan terkelola menuju masyarakat yang sejahtera. Bahwa pelaksanaan kebijakan kesehatan, harus benar-benar diarahkan pada upaya penataan tata kelola pemerintahan dan pembangunan yang bertumpu pada kemampuan manajerial yang dilandasi pada penguatan peran aparatur pemerintahan yang profesional. Misi ini selain meningkatkan bidang kesehatan untuk masyarakat, juga ditunjang dengan atmosfir birokrasi yang juga sehat.
Tabel 3.11. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Kabupaten Halmahera
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 29Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
3 Mengembangka
n sistem perencanaan dan pelaksanaan program yang sehat
Meningkat- kan kualitas sistem perencana -an dan pelaksana an program yang sehat
Terwujud-nya kualitas aparatur pelaksanaan program yang sehat
Program peningkatan pelayanan kualitas yang sehat
Pemerint-ahan umum dan SKPD terkait
Bappeda
Berdasarkan uraian sasaran dan strategi Misi 3 di atas, maka kebijakan umum pembangunan yang ditetapkan adalah : Membangun Halmahera Tengah Yang Sehat, yang diindikasikan dengan kebijakan sebagai berikut :
Meningkatnya kapasitas SDM PNS, dan profesionalisme aparatur birokrasi dalam bidang kesehatan
Meningkatnya kesehatan ibu dan anak
Terwujudnya kualitas aparatur pelaksanaan program yang sehat 2. Misi 5 : Mewujudkan Halmahera Tengah Yang Cerdas
Pembangunan Halmahera Tengah harus mampu menciptakan kesetaraan dari semua aspek, sehingga upaya pencapaian sebagai daerah yang berpengaruh di Maluku Utara dapat diraih. Salah satu metode yang ditempuh adalah menumbuhkan institusi-institusi pengembangan SDM, melalui berbagai kebijakan yang mendorong tumbuhnya kecerdasan sosial di tengah masyarakat. SDM merupakan kunci penting dalam mendorong pembangunan yang lebih bermartabat, karena itu, lembaga-lembaga pendidikan di Halmahera Tengah harus didorong, tidak hanya pada level paling bawah (TK – SMA) tapi juga mengupayakan lembaga pendidikan tinggi yang disesuaikan dengan potensi sumberdaya alam yang dimiliki Halmahera Tengah. Melalui lembaga pendidikan inilah, tidak hanya anak-anak Halmahera Tengah yang berprestasi dididik, tapi juga aparatur birokrasi untuk mengembangkan kemampuan ketrampilan dan pengetahuan guna menunjang kinerja pemerintahan di masa depan.
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 30Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 31Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 32Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
Promosi
Sasaran dan strategi dari Misi 5 ini menetapkan kebijakan umum pembangunan adalah Mewujudkan Halmahera Tengah Yang Cerdas, yang diindikasikan dengan kebijakan sebagai berikut :
Mewujudkan akses masyarakat terhadap air bersih
Akses terhadap sarana komunikasi, kesehatan, pendidikan, penerangan listrik sampai di wilayah pedesaan
Pembinaan pemuda dan olahraga
Promosi pariwisata dan kebudayaan
Meningkatnya sarana ibadah
Tersedianya areal untuk pemakaman umum
3.1.3.2. INDIKATOR KINERJA
PENETAPAN Indikator Kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan dengan mudah, cepat, tepat, dan akurat jika terlebih dahulu ditetapkan indikator kinerja yang telah disepakati bersama. Penetapan Indikator Kinerja merupakan syarat penting untuk menetapkan rencana kinerja sebagai penjabaran dari rencana pembangunan jangka menengah atau Rencana Strategis. Hal ini mengingat rencana kinerja akan merupakan gambaran organisasi di masa yang akan datang. Indikator kinerja akan dapat dijadikan sebagai media perantara untuk memberi gambaran tentang prestasi organisasi di masa
I
RPIJM
I
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Sebagaimana lazimnya sebuah alat ukur, untuk mengukur kinerja organisasi maka indikator kinerja program pembangunan daerah ditetapkan dengan memenuhi kriteria sebagai berikut : (1) terkait deangan upaya pencapaian sasaran pembangunan daerah, (2) mengambarkan hasil pencapaian program pembangunan yang diharpkan, (3) memfokuskan pada hal-hal utama, penting dan merupakan prioritas program pembangunan daerah dan (4) terkait dengan pertanggungjawabab pelaksanaan pembangunan daerah.
Secara rinci penetapan indikator kinerja daerah Kabupaten Halmahera Tengah tahun 2012-2017 sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3.13. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Halmahera Tengah
No Aspek/ Fokus/Bidang Urusan/
a Fokus Kesejahteraan dan
Pemerataan Ekonomi
1.1 Pertumbuhan PDRB (Rp Jt)
1.2 Inflasi
1.3 PDRB Per Kapita ADHB dengan
pertambangan (Jt)
1.3.1 PDRB Per Kapita ADHB tanpa
pertambangan (Jt)
2.4 Pemerataan pendapatan versi Bank
Dunia
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
I
RPIJM
I
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 34Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
1.3.2 APK (SD/MI/)
1.3.3 APM (SD/MI/Paket A)
1.3.4 Angka Partisipasi Sekolah
1.3.5 APK (SLTP/MTS/Paket B)
1.3.6 APK (SMU/Paket C)
1.3.7 APM (SMU/Paket C)
1.4 Aspek Pendidikan yang ditamatkan
1.4.1 SD/MI
1.4.2 SMP/MTS
1.5 Rasio Ketersediaan sekolah terhadap
penduduk
usia sekolah (SD/MI)
1.6 Rasio Guru murid (SD/MI)
1.7 Rasio Ketersediaan sekolah terhadap
penduduk
usia sekolah SMP/MTS
1.8 Rasio Guru murid
2 Kesehatan
2.1 Angka Kematian Bayi
2.1.1 Angka Kelangsungan Hidup Bayi
2.1.2 Angka Kematian Ibu
2.2 Usia Harapan Hidup
2.3 Balita Gizi Buruk (%)
2.4 Rasio Posyandu per satuan balita
3 Pertanahan
3.1 Persentase penduduk yang memiliki
lahan
4 Kemiskinan
4.1 Presentase penduduk di atas garis
kemiskinan
4.2 Ketenagakerjaan
4.3 Rasio penduduk yang bekerja
4.4 Angka kriminalitas yang tertangani
4.5 Angka Kemiskinan
4.6 Tingkat Pengangguran
4.7 Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
4.8 Jumlah Penduduk Miskin
4.9 Jumlah Penduduk
4.10 Pertumbuhan Penduduk
C Fokus Seni, Budaya dan Olahraga
1 Kebudayaan
1.1 Jumlah Group Kesenian
1.2 Jumlah Gedung Kesenian
I
RPIJM
I
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 35Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
2.1. Jumlah Klub olahraga
2.2. Jumlah gedung olahraga
3 Aspek Pelayanan Publik
3.1. Pelayanan Dasar
3.2. Pendidikan Dasar
1 Angka Partisipasi Sekolah (Pendidikan
Dasar)
1.a APK (SD/MI)
1.b APM (SD/MI)
2 Rasio Ketersediaan Sekolah/ pddk usia
sekolah
3 Rasio Guru Terhadap Murid
4 Rasio guru terhdp murid/kls rata-rata
Pndidikan Mngah
5 Angka Partisipasi Sekolah (Pendidikan
Menengah)
6 APK (SLTP/MTS)
6.1 APM (SLTP/MTS)
6.2 APK (SMU)
6.3 APM (SMU)
7 Rasio Ketersediaan sekolah dan
penduduk usia
7.1 sekolah SMP/MTS
8 Rasio guru terhadap murid
9 Rasio guru terhadap murid per kelas
rata-rata
9.a Penduduk yang berusia >15 tahun
melek huruf
9.b (tidak buta aksara)
10 Rasio posyandu per satuan balita
11 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per
satuan
penduduk
12 Rasio Rumah sakit per satuan
penduduk
12.1 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per
satuan
penduduk
13 Rasio Dokter Umum per satuan
penduduk
13.1 Rasio Dokter Spesialis per satuan
penduduk
14 Rasio Tenaga Medis per satuan
penduduk
15 Persentase penanganan sampah
16 Persentase penduduk berakses air
I
RPIJM
I
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 36Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
17 Persentase luas pemukiman yang
tertata
18 Proporsi panjang jalan dalam kondisi
baik
19 Rasio Jaringan Irigasi
20 Rasio Tempat ibadah Per Satuan
Penduduk
21 Persentase Rumah Tinggal bersanitasi
22 Rasio tempat Pemakaman Umum Per
Satuan
penduduk
23 Tempat pembuangan sampah per
satuan
penduduk
24 Rasio Rumah Layak Huni
25 Rasio pemukiman layak Huni
26 Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan
luas
Wilayah
27 Rasio Bangunan Ber IMB Per satuan
bangunan
28 Jumlah Arus penumpang angkutan
umum
29 Rasio Izin Trayek
30 Jumlah uji kir Angkutan Umum
31 Jumlah Pelabuhan laut/
bandara/terminal
B Pelayanan Penunjang
1 Jumlah Investor berskala Nasional
(PMDN/PMA)
bua
h
2 Jumlah Investor berskala Nasional
(PMDN/PMA)
Rp
3 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja %
4 Persentase Koperasi Aktif %
5 Jumlah BPR / LKM
6 Rasio Bayi ber Akte Kelahiran
7 Rasio pasangan berakte nikah
8 Angka Partisipasi Angkatan Kerja
9 Angka Sengketa Pengusaha - Pekerja
pertahun
10 Persentase Partisipasi perempuan di
lembaga
Pemerintah
11 Partisipasi Perempuan di lembaga
swasta
12 Rasio KDRT
I
RPIJM
I
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 37Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
14 Rata-rata jumlah anak per keluarga
15 Rasio Akseptor KB
16 Jumlah Jaringan Komunikasi
17 Rasio warnet/wartel terhadap penduduk
18 Jumlah surat kabar Nasional/ Lokal
19 Jumlah Penyiaran radio/ TV Lokal
20 Persentase luas lahan bersertifikat
21 Rata-rata jumlah kelompok binaan
lembaga
22 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
23 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
24 Jumlah LSM Aktif
25 Jumlah Perpustakaan
26 Jumlah Pengunjung Perpustakaan per
tahun
27 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per
10.000 penduduk
28 Jumlah Linmas per jumlah 10.000
penduduk
29 Rasio Pos Siskamling per jumlah
desa/kelurahan
30 Jumlah Organisasi Pemuda
31 Jumlah Organisasi Olahraga
32 Jumlah Kegiatan Kepemudaan
33 Jumlah Kegiatan Olah raga
3 ASPEK DAYA SAING
a Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1 Pengeluaran konsumsi rumah tagga per
kapita
1.2 Pengeluaran konsumsi non pangan per
kapita
1.3 Produktivitas total daerah
1.4 Agenda Konsumsi Rumah Tangga
2 Pertanian
2.1 Nilai Tukar Petani
2.2 Persentase Konsumsi RT Non Pangan
2.3 Produktivitas daerah per sektor
b. Fokus Fasilitas Wilayah /
Infrastruktur
1 Perhubungan
1.1 Rasio Panjang Jalan per jumlah
I
RPIJM
I
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 38Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
1.2 Jumlah Orang / Barang yang terangkut
angkutan
umum
1.3 Jumlah Orang/ Barang melalui
Dermaga/ Bandara/ Terminal per tahun
2 Penataan Ruang
2.1 Ketaatan terhadap RTRW
2.2 Luas wilayah produktif
2.3 Luas wilayah industri
2.4 Luas wilayah kebanjiran
2.5 Luas wilayah kekeringan
2.6 Luas wilayah perkotaan
3 Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum,
Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
3.1 Jenis dan Jumlah Bank dan cabang-
cabangnya
3.2 Jenis dan Jumlah Perusahaan Asuransi
dan
cabang-cabangnya
3.3 Jenis, kelas dan jumlah restoran
3.4 Jenis, kelas dan jumlah penginapan/
hotel
4 Lingkungan Hidup
4.1 Persentase Rumah Tangga yang
menggunakan
air bersih
5 Komunikasi dan Informatika
5.1 Rasio Ketersediaan Daya Listrik
5.2 Persentase Rumah Tangga yang
menggunakan
listrik
5.3 Persentase Rumah Tangga yang
menggunakan
HP/Telepon
C Fokus Iklim Investasi
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum,
Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
1.1 Angka Kriminalitas
1.2 Jumlah demo
I
RPIJM
I
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 39Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
1.4 Jumlah dan Macam pajak Retribusi
Daerah
1.5 Jumlah Perda pendukung iklim usaha
1.6 Persentase Kecamatan berstatus
swasembada
terhadap total Kecamatan
d Fokus Sumber Daya Manusia
Rasio Lulusan S1/S2/S3
Rasio Ketergantungan
Capaian Kinerja Urusan Wajib
1 Pendidikan
1.1 Fasilitas Pendidikan
1.2 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi
bangunan baik
Sekolah pendidikan SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik
1.3 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):
1.3.1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
1.3.2 Angka Putus Sekolah:
1.3.3 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
1.3.4 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
1.3.5 Angka Putus Sekolah (APS)
SMA/SMK/MA
1.3.6 Angka Kelulusan:
1.3.6.1 Angka Kelulusan (AL) SD/MI
1.3.6.2 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs
1.3.6 .3
Angka Kelulusan (AL) SmA/SMK/MA
1.3.6.4 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI Ke
SMP/MTs
1.3.6.5 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs
Ke
SMA/SMK/MA
1.3.6.6 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-
IV
2 Kesehatan
2.1 Jumlah Rumah Sakit
2.2 Jumlah Puskesmas
2.3 Jumlah Poliklinik
2.4 Jumlah Pustu
2.5 Jumlah Dokter
2.6 Jumlah Tenaga Medis
2.7 Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani
2.8 Cakupan pertolongan persalinan oleh
I
RPIJM
I
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 40Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan
2.9 Cakupan Desa/ Kelurahan Universal
Child
Immunization (UCI)
2.10 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat
perawatan
2.11 Cakupan Penemuan dan penanganan
penderita
penyakit TBC BTA
2.12 Cakupan Penemuan dan penanganan
penderita
penyakit DBD
2.13 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien
masyarakat miskin
2..14 Cakupan kunjungan bayi
2.15 Cakupan Puskesmas
2.16 Cakupan pembantu puskesmas
2.a Akses Air Minum
2.a.1 Proporsi Jumlah Rumah Tangga yang
Mendapatkan Akses Air Minum dari
PDAM
2.a.2 Jumlah Pelanggan yang mendapatkan
akses air
PDAM
2.a.3 Jumlah Rumah Tangga
3 Persentase Rumah Tangga berakses
air bersih
3.1 Pekerjaan Umum
3.2 Proporsi panjang jaringan jalan dalam
kondisi baik
3.3 Rasio Jaringan Irigasi
3.4 Rasio Tempat ibadah per satuan
penduduk
3.5 Persentase rumah tinggal bersanitasi
3..6 Rasio Tempat pemakaman umum per
satuan Penduduk
3.7
Rasio tempat pembuangan sampah
(TPS) per
satuan penduduk
3.8 Rsaio Rumah layak huni
3.9 Rasio pemukiman layak huni
3.10 panjang jalan dilalui roda 4
3.11 Jalan penghubung dari ibukota
kecamatan ke
kawasan pemukiman penduduk
I
RPIJM
I
Kabupaten Halmahera Tengah
I
Bantuan Teknis
RPI2JM
Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program
V - 41Bidang Cipta Karya
–
Provinsi Maluku Utara Tahun
2014
3.12 Panjang jalan Kabupaten dalam kondisi
baik (>
40 Km/Jam)
3.13
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan
drainase/
saluran pembuangan air
3.14 Sempadan jalan yang dipakai
pedagang kaki lima
atau bangunan rumah liar
3.15 Sempadan sungai yang dipakai
bangunan liar
3.16 Drainase dalam kon disi baik/
pembuangan aliran
air tidak tersumbat
3.17
Pembangunan turap di wilayah jalan
penghubung dan aliran sungai rawan
longsor
lingkup kewenangan kota
3.18 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi
baik
3.19 Lingkungan Pemukiman
3.20 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan
Kondisi
3.21 Kondisi baik (Km)
3.22 Kondisi Sedang Rusak (Km)
3.23 Kondisi Rusak (Km)
3.24 Kondisi Rusak Berat (Km)
3.3 Panjang Jalan
3.3.1 Panjang jalan Negara
3.3.2 Panjang jalan Propinsi
3.3.3 Panjang Jalan Kabupaten
3.4 Panjang Jalan (Jumlah)
3.5 Rasio panjang jalan per jumlah
kendaraan
4 Perumahan
4.1 Rumah tangga pengguna air bersih
4.2 Rumah tangga pengguna listrik
4.3 Rumah tangga bersanitasi
4.4 Lingkungan pemukiman kumuh
5 Rumah layak huni
5.1 Penataan Ruang
5.2
Luas ruang terbuka hijau / Luas wilayah
ber
HPL/HGB
5.3 Jumlah bangunan ber-IMB / Jumlah
bangunan
5.4 Ruang publik yang berubah