Sebanyak 0,2688 gram asam monoprotik dapat menetralkan 16,4 mL larutan KOH 0,0813 M. Sebanyak 0,2688 gram asam monoprotik dapat menetralkan 16,4 mL larutan KOH 0,0813 M.
Berapakah massa molekul relatif asam tersebut? Berapakah massa molekul relatif asam tersebut?
Asam monoprotik maksudnya asam bervalensi 1 (jumlah ion hidrogen 1 dalam rumusnya). Asam monoprotik maksudnya asam bervalensi 1 (jumlah ion hidrogen 1 dalam rumusnya).
Contohnya: HCl, HBr, dll. dan BUKAN H2SO4 Contohnya: HCl, HBr, dll. dan BUKAN H2SO4
Mol KOH (basa) = M x V Mol KOH (basa) = M x V = (0,0813 M) (16,4 ml) = (0,0813 M) (16,4 ml) = 1,3332 mmol
= 1,3332 mmol
Jika melibatkan reaksi penetralan, maka mol asam = mol basa. Jika melibatkan reaksi penetralan, maka mol asam = mol basa.
Mol asam monoprotik = Mol KOH (basa) Mol asam monoprotik = Mol KOH (basa) = 1,3332 mmol = 1,3332 x 10^ -3 mol = 1,3332 mmol = 1,3332 x 10^ -3 mol
Sekarang tinggal cari Mr (massa molekul relatif) pake rumus: Sekarang tinggal cari Mr (massa molekul relatif) pake rumus:
n (mol) = g (massa) /Mr n (mol) = g (massa) /Mr Mr = g/n
Mr = g/n
Mr = 0,2688 gram / (1,3332 x 10^ -3) mol = 201,6202 gram/mol = 201,62 gram/mol ataupun 202 Mr = 0,2688 gram / (1,3332 x 10^ -3) mol = 201,6202 gram/mol = 201,62 gram/mol ataupun 202 gram/mol (dibulatkan)
gram/mol (dibulatkan)
feromon merupakan senyawa yang dikeluarkan oleh serangga betina untuk menarik serangga jantan. feromon merupakan senyawa yang dikeluarkan oleh serangga betina untuk menarik serangga jantan.
Salah satu senyawa feromon mengandung 80,78% C, 13,56% H dan 5,66% O. Suatu larutan Salah satu senyawa feromon mengandung 80,78% C, 13,56% H dan 5,66% O. Suatu larutan yang mengandung 1 g feromon dalam 8,5 g benzena membeku 3,37 drajat C. Bagaimana rumus yang mengandung 1 g feromon dalam 8,5 g benzena membeku 3,37 drajat C. Bagaimana rumus molekul dan massa molar senyawa tsb? (titik beku normal benzena murni ialah 5,50 drajat C, Kf= molekul dan massa molar senyawa tsb? (titik beku normal benzena murni ialah 5,50 drajat C, Kf= 2,53 drajat C/m) 2,53 drajat C/m) C:H:O C:H:O 80,78/12 : 13,56/1 : 5,66/16 80,78/12 : 13,56/1 : 5,66/16 6,73: 13,56: 0,3575 6,73: 13,56: 0,3575 19: 38: 1 19: 38: 1
Rumus empiris (RE) : C19H38O Rumus empiris (RE) : C19H38O Mr RE = 282 Mr RE = 282 selisih Tf = Kf. mol. 1000/p .i selisih Tf = Kf. mol. 1000/p .i 2.13 = 2.53. 1/Mr feromon. 1000/8,5. 1 2.13 = 2.53. 1/Mr feromon. 1000/8,5. 1 Mr feromon = 140 Mr feromon = 140 Mr feromon = (Mr RE) . n Mr feromon = (Mr RE) . n 140 = 282 . n 140 = 282 . n
n = 0,5
berarti rumus molekulnya RE. 0,5
yakin itu Kf cuma segitu? biasanya nilai n >1
Tuliskan persamaan setimbang untuk pembuatan
Hidrogen!?
dengan menggunakan: a. Mg dan Asam
b. karbon dan uap air c. metana dan uap air
a.) Mg(s) + 2 HCl(aq) --> MgCl2(aq) + H2(g) b). C(s) + H2O(g) --> CO(g) + H2(g) c). CH4(g) + H2O(g) --> CH3OH(g) + H2(g)
Mengapa hidrogen di dalam sistem TPU sering di
tempatkan pada Gol.IA atau VIIA?
H bisa ditempatkan di Golongan IA karena kulit terluarnya hanya memiliki satu buah elektron. H bisa ditempatkan di Golongan VIIA karena kulit terluarnya hanya membutuhkan satu buah elektron lagi agar penuh.
Identifikasi hidrida berikut apakah ionic logam atau
molekular?
a. BaH2 b. H2Te
H2Te adalah senyawa ionik, bukan hidrida. Sedangkan BaH2 itu hidrida.
Perhatikan ion hidrogen tersebut apakah H- atau H+. Jika H-, maka itu hdirida. Jika H+, maka itu ionik.
2. Reaksi Oksida Asam dan Oksida Basa
Oksida asam adalah oksida bukan logam yang saat bereaksi dengan air membentuk asam.
CO2 + H2O ---> H2CO3 SO3 + H2O ---> H2SO4 N2O3 + H2O ---> 2 HNO2 N2O5 + H2O ---> 2 HNO3 P2O5 + H2O ---> 2 H3PO4
Oksida asam akan bereaksi dengan larutan basa membentuk garam dan air
CO2 + 2 NaOH ---> Na2CO3 + H2O N2O5 + Ca(OH)2 ---> Ca(NO3)2 + H2O
Oksida basa adalah oksida logam yang saat bereaksi dengan air akan menghasilkan basa
Na2O + H2O ---> 2 NaOH K2O + H2O ---> 2 KOH CaO + H2O ---> Ca(OH)2 Al2O3 + 3 H2O ---> 2 Al(OH)3 FeO + H2O ---> Fe(OH)2
Fe2O3 + 3 H2O ---> 2 Fe(OH)3
Oksida basa akan bereaksi dengan larutan asam membentuk garam dan air
Na2O + H2SO4 ---> Na2SO4 + H2O Fe2O3 + HNO3 ---> 2 Fe(NO3)3 + 3 H2O
. Reaksi dengan Nonlogam
Kemampuan bereaksi unsur-unsur halogen dengan unsur nonlogam menunjukkan pola yang sama, yaitu kereaktifannya berkurang dari fluorin sampai io dine. Fluorin bereaksi langsung dengan semua unsur nonlogam kecuali nitrogen, helium, neon, dan argon. Bahkan dengan pemanasan fluorin dapat bereaksi dengan intan dan xenon.
C(s) + 2F2(g) CF4(s) Xe(g) + 2F2(g) XeF4(s)
Fluorin dapat juga bereaksi dengan kaca, kuarsa, dan silica. SiO2(s) + 2F2(g) SiF4(s) + O2(g)
Klorin dan Bromin tidak dapat bereaksi langsung dengan gas mulia, karbon, nitrogen dan
oksigen. Iodine tidak bias bereaksi dengan unsur-unsur tersebut, tetapi dapat bereaksi langsung dengan fosfat.
Kereaktifan gas mulia bertambah besar sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya, yaitu dari atas ke bawah. Gas mulia tidak mempunyai kecenderungan untuk membentuk ikatan karena konfigurasi elektronnya sudah stabil. Jadi, reaksi gas mulia terjadi karena serangan dari pereaksi lainnya. Oleh karena itu, dapat diduga bahwa gas mulia hanya akan bereaksi dengan unsur-unsur yang mempunyai daya tarik elektron besar, seperti fluorin dan oksigen. Itulah sebabnya mengapa kereaktifan gas mulia meningkat dari atas ke bawah.
Potensial elektrode (reduki) standar logam alkali tanah menunjukkan harga yang rendah
(negatif). Hal ini menunjukkan bahwa logam alkali tanah merupakan reduktor yang cukup kuat, bahkan kalsium, stronsium, dan barium mempunyai daya reduksi yang lebih kuat daripada natrium.
Keberadaan konfigurasi spin-tinggi dan spin-rendah menyebabkan sifat magnetik pada berbagai senyawa koordinasi. Zat dapat digolongkan sebagai paramagnetik atau diamagnetik berdasarkan apakah zat tersebut ditarik ke dalam medan magnetik atau tidak.
Paramagnetisme dikaitkan dengan atom, ion, atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron dengan spin yang tidak berpasang. Zat diamagnetic mempunyai spin dengan semua elektronya berpasangan. Jadi pengukuran kerentanan magnetik menyatakan mana zat yang spin elektronnya tak-berpasangan dan mana yang spin elektronnya semua berpasangan. Jumlah electron tak berpasangan permolekul dalam paramagnet bahkan dapat dihitung berdasarkan besarnya kerentanan magnetik sampel tersebut. Berdasarkan molar, zat dengan dua elect ron tak berpasangan permolekul ditarik ke dalam medan magnetik lebih kuat dibandingkan zat dengan hanya satu elektron tak-berpasangan permolekul.
Sifat paramagnetik suatu atom merupakan sifat yang disebabkan karena adanya elektron yang tidak berpasangan (elektron tunggal),sedang sifat feromagnetik ditentukan oleh banyaknya elektron tunggal, semakin banyak elektron tunggalnya maka akan makin bersifat feromagnetik. Bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan m agnet atomis masing-masing atom atau molekulnya nol, tetapi orbit dan spinnya tidak nol (Halliday & Resnick, 1989). Bahan diamagnetik tidak mempunyai momen dipol magnet permanen. Jika bahan diamagnetik diberi medan
magnet luar, maka elektron-elektron dalam atom akan berubah gerakannya sedemikian hingga menghasilkan resultan medan magnet atomis yang arahnya berlawanan.
Sifat diamagnetik bahan ditimbulkan oleh gerak orbital elektron sehingga semua bahan bersifat diamagnetik karena atomnya mempunyai elektron orbital. Bahan dapat bersifat magnet apabila susunan atom dalam bahan tersebut mempunyai spin elektron yang ti dak berpasangan. Dalam bahan diamagnetik hampir semua spin elektron berpasangan, akibatnya bahan ini tidak menarik garis gaya.
NaCN + AgNO3 -> AgCN + NaNO3 AgCN + NaCN -> [Ag(CN)2]- + Na+