• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan modul pembelajaran frasa eksosentris Bahasa Indonesia menggunakan Flip Pdf Professional untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan modul pembelajaran frasa eksosentris Bahasa Indonesia menggunakan Flip Pdf Professional untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia"

Copied!
302
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FRASA EKSOSENTRIS BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN FLIP PDF PROFESSIONAL UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Tiurmala Manurung 161224047. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FRASA EKSOSENTRIS BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN FLIP PDF PROFESSIONAL UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Tiurmala Manurung 161224047. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Penulis persembahkan karya ini sebagai ucapan syukur dan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yesus yang selalu memberkati, menopang dan sekalipun tidak pernah membiarkan penulis menghadapi masalah dalam menyelesaikan penelitin ini.. 2. Bapak Selamat Manurung dan Ibu Tiana Sinaga, selaku orang tua penulis yang selalu memberikan semangat, mendoakan, mengarahkan, dan menasihat agar penulis dapat menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu.. 3. Keluarga Lidya Manurung, Keluarga Meilani Manurung, Keluarga Rinto Panjaitan, Keluarga Cecilile Manurung, Keluarga Parulian Siregar, Keluarga Gio Manurung, Keluarga Tison Manurung, Keluarga Hizkia Pasaribu, Sehat Manurung, selaku saudara kandung penulis yang selalu memberikan nasihat dan semangat dalam menyelesaikan studi.. 4. Lidya, Jensen, Tomi, Tina, Meylani, Gerry, Michael, Rinto, cecilile, Parulian, Anju, Hizkia, Evendi, dan Gio, selaku ponakan penulis yang selalu memberikan hiburan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.. 5. Ibu Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar mengarahkan, mengajari dan memberikan dedikasi tinggi untuk membimbing penulis dalam penyusunan penelitian ini.. 6. Para Dosen PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang selalu memberikan dedikasi dalam mengajari dan mengarahkan penulis selama kuliah di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.. 7. Gretty Silvia manurung, selaku teman seperjuangan penulis yang sama-sama mendukung, memberi semangat untuk menyelesaikan penelitian ini dan lulus kuliah tepat waktu dan dapat wisuda bersama.. 8. Sahabat, teman, dan semua orang yang memberikan dorongan, pengalaman dan pelajaran kepada penulis selama ini.. 9. Anggota Fresh Kairos yang selalu mendukung penulis dalam doa maupun dorongan, dan motivasi.. iv.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTO. “Janganlah seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi semua orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu” (1 Timotius 4:12). “Sebab Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.” (Ulangan 31:8). Tidak ada seorangpun yang bisa kembali ke masa lalu dan memulai awal yang baru lagi, tapi semua orang bisa memulai hari ini dan membuat akhir yang baru. (Maria Robinson). Lakukanlah yang terbaik seolah-olah kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya. Awalan dengan doa dan akhiri dengan ucapan syukur. (Penulis). v.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Manurung, Tiurmala. 2020. Pengembangan Modul Pembelajaran Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia Menggunakan Flip PDF Professsional untuk Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini mengenai bagaimana pengembangan modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia menggunakan flip PDF professsional untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan modul pembelajaran frasa eksosentris menggunakan flip PDF professsional untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian Pengembangan atau Research and Development (R&D) menurut Borg dan Gall. Tahap penelitian ini disederhanakan menjadi empat tahap yaitu: penelitian dan pengumpulan informasi, pengembangan produk, uji validasi, dan revisi. Penelitian ini tidak melakukan uji coba kepada mahasiswa karena adanya pandemik virus Corona. Untuk menguji kelayakan Modul Pembelajaran Frasa Eksosentris, peneliti menvalidasinya kepada tiga dosen ahli/validator. Hasil studi pendahuluan terhadap 26 mahasiswa melalui kuesoner menyatakan bahwa mahasiswa kesulitan dalam pembelajaran frasa eksosentris, sedangkan dosen pengampu menyatakan bahwa pengembangan modul sangat baik karena dapat digunakan mahasiswa secara mandiri. Dalam pengembangan modul ini, hal-hal yang harus dilakukan yaitu, menentukan judul, menentukan tujuan, memilih bahan, penyusunan kerangka, mengumpulan bahan, dan penyusunan modul digital. Berdasarkan hasil validasi ketiga dosen ahli/validator modul digital frasa eksosentris layak digunakan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Berikut hasil Validasi akumulasi ketiga dosen ahli/validator terhadap aspek kelayakan modul, 1) aspek kelayakan isi/materi memperoleh skor rata-rata 3,95 dengan kategori “baik”, 2) aspek kelayakan penyajian memperoleh skor ratarata 3,71 dengan kategori “baik”, 3) aspek kelayakan bahasa memperoleh skor ratarata 3,83 dengan kategori “baik”, 4) aspek kelayakan kegrafikan memperoleh skor rata-rata 3,92 dengan kategori “baik”, 5) aspek kelayakan media memperoleh skor skor rata-rata 3,93 dengan kategori “baik”. Kata Kunci: modul, flip pdf professional, frasa eksosentris, sintaksis, pembelajaran, mahasiswa.. viii.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Manurung, Tiurmala. 2020. The Development of Indonesia Exocentric phrase Learning Modul Using the Flip PDF Professional for Indonesian Education ond Literature Student .Thesis. Yogyakarta: Bahasa Indonesia Education and Literature Study Program, Department of Languages and Arts, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University. The problem formulation of this research is how the learning module on Indonesian’s exocentric phrases is developed for students of Bahasa Indonesia Education and Literature. This research aimed to produce a learning module on Indonesian’s exocentric phrases for students of Bahasa Indonesia Education and Literature. The type of the research, according to Borg and Gall, was Research and Development (R&D). The research procedure was simplified into four stages: research and data gathering, product development, validation testing, and revision. This research did not examine the students due to the occurrence of Coronavirus pandemic. In testing the eligibility of the exocentric phrase digital learning module, the researcher validated it to three academic experts/validators. The results showed that 26 students, through questionnaires, found a difficulty in learning exocentric phrases, while the assigned lecturer conveyed the development of the digital learning module brought an impressive impact as it facilitated the students to do an independent learning. In developing the digital module, things that must have been done included determining the title, objectives, and materials, constructing the framework, collecting materials, and arranging the digital module. Based on the results of the validation of the three academic experts/validators, the exocentric phrase digital learning module was eligible to be used by the students of Bahasa Indonesia Education and Literature. Following are the results of the accumulated validations of the three academic experts/validators on the module’s eligibility aspects, 1) the eligibility aspect of the content/material got an average score of 3.95 with a “good” category, 2) the eligibility aspect of the presentation obtained an average score of 3.71 with a “good” category, 3) the eligibility aspect of language got an average score of 3.83 with a “good” category, 4) the eligibility aspect of graphics got an average score of 3.92 with a “good” category", 5) the eligibility aspect of media got an average score of 3.93 with a “good” category.. Keywords: module,flip PDF professional, exocentric phrases, syntax, learning, students. ix.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL----------------------------------------------------------------- i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING------------------------------- ii HALAMAN PENGESAHAN---------------------------------------------------- iii HALAMAN PERSEMBAHAN-------------------------------------------------- iv MOTO----------------------------------------------------------------------------------v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA-----------------------------------------vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS---------------------------- vii ABSTRAK-------------------------------------------------------------------------- viii ABSTRACT--------------------------------------------------------------------------- ix KATA PENGANTAR---------------------------------------------------------------x DAFTAR ISI----------------------------------------------------------------------- xiii DAFTAR TABEL----------------------------------------------------------------xviii DAFTAR BAGAN ----------------------------------------------------------------xix DAFTAR DIAGRAM------------------------------------------------------------- xx DAFTAR GAMBAR--------------------------------------------------------------xxi DAFTAR LAMPIRAN-------------------------------------------------------- xxvii BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1. 1.2. Batasan Masalah................................................................................. 6. 1.3. Rumusan masalah .............................................................................. 7. xiii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.4. Tujuan Penelitian................................................................................ 7. 1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................. 7. 1.5. Definisi Oprasional ............................................................................ 8. 1.6. Spesifikasi Produk ........................................................................... 11. BAB II LANDASAN TEORI..................................................................... 13 2.1. Kajian Terdahulu yang Relevan..................................................... 13. 2.2. Landasan Teori............................................................................... 17. 2.2.1. Sintaksis..........................................................................................17. 2.2.1.1 Hakikat Sintaksis............................................................................ 19 2.2.1.2 Frasa................................................................................................20 2.2.1.3 Jenis-Jenis Frasa............................................................................. 26 2.2.1.4 Frasa Eksosentris............................................................................ 27 2.2.2. Modul..............................................................................................33. 2.2.2.1 Hakikat Modul ...............................................................................34 2.2.2.2 Tujuan dan Fungsi Modul ..............................................................37 2.2.2.3 Karakteristik Modul .......................................................................38 2.2.2.4 Struktur Penulisan Modul ..............................................................42 2.2.2.5 Prosedur Penulisan Modul .............................................................49 2.2.3. Flip PDF Professional....................................................................54. 2.2.3.1 Hakikat Flip PDF Professional......................................................54 2.2.3.2 Cara Pembuatan Modul Menggunakan Flip PDF Professional....................................................................55 2.2.3.3 Kelebihan Flip PDF Professional................................................... 57. xiv.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.3. Kerangka Berpikir.......................................................................... 58. BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................60 3.1. Jenis Penelitian .............................................................................. 60. 3.2. Sumber Data dan Data ...................................................................61. 3.3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 62. 3.4. Instrumen Penelitian ...................................................................... 63. 3.5. Teknik Analisis Data ..................................................................... 65. 3.6. Langkah Penelitian Pengembangan ...............................................69. BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................75 4.1. Hasil Penelitian ..............................................................................75. 4.1.1. Hasil Penelitian Pendahuluan......................................................... 76. 4.1.1.1 Deskripsi Wawancara Dosen Pengampu Mata Kuliah Sintaksis Tarhadap Pengembangan Modul Digital Frasa Eksosentris.................................................... 79 4.1.1.2 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Mahasiswa Terkait Pengalaman Awal dalam Pembelajaran Frasa Eksosentris ........................................................................... 81 4.1.2. Pengembangan Modul Digital Pembelajaran Frasa Eksosentris ........................................................................... 85. 4.1.2.1 Penentuan Tujuan........................................................................... 86 4.1.2.2 Pemilihan Bahan ............................................................................86 4.1.2.3 Penyusunan Kerangka ................................................................... 87 4.1.2.4 Pengumpulan Bahan dan Penyusunan Bahan ................................89. xv.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.1.2.5 Penyusunan Modul......................................................................... 90 4.1.3. Uji Validasi ..................................................................................102. 4.1.3.1 Hasil Validasi Dosen Ahli............................................................ 103 4.1.4. Revisi............................................................................................ 111. 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................122. 4.2.1. Deskripsi Modul .......................................................................... 122. 4.2.1.1 Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Isi/Materi.....................123 4.2.1.2 Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Penyajian.....................131 4.2.1.3 Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Bahasa.........................135 4.2.1.4 Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Kegrafikan.................. 137 4.2.1.5 Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Media.......................... 142 4.2.2. Deskripsi Data Hasil Validasi ......................................................144. 4.2.2.1 Deskripsi Hasil Validasi Ahli I.....................................................145 4.2.2.2 Deskripsi Hasil Validasi Ahli II................................................. 147 4.2.2.3 Desakripsi Hasil Validasi Ahli III................................................ 149 4.2.3. Analisis Kelayakan Modul .......................................................... 151. 4.2.3.1 Aspek Kelayakan Isi/Materi......................................................... 152 4.2.3.2 Aspek Kelayakan Penyajian......................................................... 153 4.2.3.3 Aspek Kelayakan Bahasa ............................................................ 154 4.2.3.4 Aspek Kelayakan Kegrafikan ......................................................155 4.2.3.5 Aspek Kelayakan Media...............................................................156 4.2.4. Kajian Produk Akhir --------------------------------------------------- 159. 4.2.4.1 Aspek Kelayakan Isi/Materi------------------------------------------- 159. xvi.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.2.4.2 Aspek kelayaka Penyajian............................................................ 161 4.2.4.3 Aspek Kelayakan Bahasa---------------------------------------------- 165 4.2.4.4 Aspek kelayakan Kegrafikan .......................................................169 4.2.4.5 Aspek Kelayakan Media...............................................................171 BAB V PENUTUP.................................................................................... 175 5.1. Kesimpulan...................................................................................175. 5.2. Saran............................................................................................. 176. 5.2.1. Saran Bagi Dosen Pengampu....................................................... 177. 5.2.2. Saran Bagi Mahasiswa..................................................................177. 5.2.3. Saran Bagi Peneliti lain ............................................................... 177. DAFTAR PUSTAKA................................................................................179 BIOGRAFI PENULIS..............................................................................183 LAMPIRAN.............................................................................................. 184. xvii.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 2.1. Analisis Fungsi Sintaksis pada Kalimat................................22. Tabel 2.2. Perbedaan Mofrem Terikat, Klitika dan Frasa.....................24. Tabel 2.3. Perbedaan Frasa dengan Kata Majemuk............................... 26. Tabel 2.4. Perbedaan Modul Cetak dan Modul Digital------------------- 36. Tabel 3.1. Konversi Nilai dan Skla Sikap.............................................. 66. Tabel 4.1. Hasil Wawancara Dosen Pengampu Sintaksis......................80. Tabel 4.2. Hasil Analisis Kebutuhan Awal Mahasiswa......................... 82. Tabel 4.3. Kerangka Modul Digital Frasa Eksosentris.......................... 88. Tabel 4.4. Aspek yang Dinilai dalam Validasi Modul..........................96. Tabel 4.5. Data Hasil Validasi Ahli I, Ahli II, dan Ahli III................. 104. Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli 1 .........................................146. Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli II..................................... 148. Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli III....................................151. Tabel 4.9. Analisis Kelayakan Modul Berdasarkan Hasil Validasi Dosen Ahli............................................................ 152. Tabel 4.10. Analisis Kelayakan Isi/Materi Oleh Ketiga Dosen Ahli..... 153. Tabel 4.11. Analisis Kelayakan Penyajian Oleh Ketiga Dosen Ahli..... 154. Tabel 4.12. Analisis Kelayakan Bahasa Oleh Ketiga Dosen Ahli......... 155. Tabel 4.13. Analisis Kelayakan Kegrafikan Oleh Ketiga Dosen Ahli...156. Tabel 4.14. Analisis Kelayakan Media Oleh Dosen Ketiga Dosen Ahli........................................................................ 157. xviii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR BAGAN. Bagan 2.1. Bagian-bagian Sintaksis ------------------------------------------- 18. Bagan 2.2. Kedudukan Frasa---------------------------------------------------- 23. Bagan 2.3. Bagan Jenis-jenis Frasa Eksosentris------------------------------ 28. Bagan 2.3a Contoh Sistematika Uraian Modul Digital Frasa Eksosentris---------------------------------------------------- 47 Bagan 2.4. Kerangka Berpikir--------------------------------------------------- 59. Bagan 3.1. Langkah-langkah Metode Research and Developmen (R&D)------------------------------------------------- 69. Bagan 3.2. Prosedur Penelitian Lima Tahap ----------------------------------74. xix.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR DIAGRAM. Diagram 4.1. Hasil Validasi Isi Oleh Dosen Ahli I, Ahli II dan Ahli III.............................................................. 106. Diagram 4.2. Hasil Validasi Kelayakan Penyajian Oleh Dosen Ahli I, Ahli II dan Ahli III...................................................107. Diagram 4.3 Hasil Validasi Kelayakan Penyajian Oleh Dosen Ahli I, Ahli II dan Ahli III...................................................108 Diagram 4.4 Hasil Validasi Kelayakan Kegrafikan Oleh Dosen Ahli I, Ahli II dan Ahli III...................................................109 Diagram 4.5 Hasil Validasi Kelayakan Media Oleh Dosen Ahli I, Ahli II dan Ahli........................................................110 Diagram 4.6 Data Skor Rata-rata Validasi Seluruh Dosen ahli terhadap kelesuruhan aspek kelayakan........................ 111 Diagram 4.7 Hasil Validasi Ahli I Terhadap Aspek-aspek Kelayakan Modul Digital....................................................146 Diagram 4.8 Hasil Validasi Ahli II Terhadap Aspek-aspek Kelayakan Modul Digital....................................................148 Diagram 4.9. Hasil Validasi Ahli III Terhadap Aspek-aspek Kelayakan Modul Digital...................................................150. xx.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 4.1. Desaian Sampul Depan dalam Lembaran Kerja Fotor-- 91. Gambar 4.2. Petunjuk Penggunaan Modul dan Daftar pustaka Dilembar Kerja Microsoft Word--------------------------- 91. Gambar 4.3. Tujuan Pembelajaran, Kata Motivasi, dan Peta Konsep pada Pembelajaran 1------------------------------- 92. Gambar 4.4. Sebagian Isi Draf Modul dalam Lembar Kerja Microsoft Word 2010---------------------------------93. Gambar 4.5. Sebagai Bagian Ketiga yang Terdapat pada Modul---- 95. Gambar 4.6. Contoh Pengaturan Tata Letak Modul-------------------- 98. Gambar 4.7. Gambar lembar Kerja Flip PDF Profesional------------- 99. Gambar 4.8. Gambar Lembar Kerja Pengeditan di Flip PDF Profesional-------------------------------------------- 100. Gambar 4.9. Gambar Akhir Modul Frasa Eksosentris Setelah Pengeditan------------------------------------------ 101. Gambar 4.10. Gambar Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia-- 102. Gambar 4.11. Latihan 2.b Sebelum Direvisi----------------------------- 112. Gambar 4.12. Latihan 2b Sesudah Direvisi------------------------------ 113. xxi.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 4.13. Petunjuk Penggunaan Modul Sebelum Revisi----------114. Gambar 4.14. Petunjuk Penggunaan Modul Setelah Direvisi--------- 115. Gambar 4.15. Aktivitas 1c Tidak Sesuai dengan PUEBI Sebelum Revisi-------------------------------------------- 116. Gambar 4.16. Aktivitas 1c Tidak Sesuai dengan PUEBI Setelah Revisi-----------------------------------------------117. Gambar 4.17. Kesalahan Tanda Baca Pendahuluan pada Materi Sintaksis Sebelum Direvisi----------------------- 118. Gambar 4.18. Kesalahan Tanda Baca Pendahuluan pada Materi Sintaksis Setelah Direvisi----------------------- 118. Gambar 4.19. Kesalahan Pengetikan pada Kata “Mendefenesikan” Sebelum Direvisi-------------------- 119. Gambar 4.20. Kesalahan Pengetikan pada Kata “Mendefenesikan” Setelah Direvisi---------------------- 119. Gambar 4.21. Variasi Huruf yang Sulit Dibaca Sebelum Direvisi----120. Gambar 4.22. Variasi Huruf yang Sulit Dibaca Setelah Revisi -------120. Gambar 4.23. Gambar yang Tidak Memiliki Sumber Sebelum Direvsi-------------------------------------------- 121. Gambar 4.24. Gambar yang Tidak Memiliki Sumber setelah direvsi------------------------------------------------121. xxii.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 4.25. Kompetensi dan Materi Pembelajaran------------------- 124. Gambar 4.26. Aktivitas Ia-------------------------------------------------- 126. Gambar 4.27. Latihan 1----------------------------------------------------- 126. Gambar 4.28. Tes Formatif------------------------------------------------- 126. Gambar 4.29. Refleksi------------------------------------------------------- 127. Gambar 4.30. Aktivitas pada Pembelajaran II--------------------------- 128. Gambar 4.31. Latihan Pembelajaran II------------------------------------128. Gambar 4.32. Tes Formatif pada Pembelajaran II-----------------------129. Gambar 4.33. Tes Formatif pada Pembelajaran II-----------------------129. Gambar 4.34. Rangkuman pada Pembelajaran I-------------------------130. Gambar 4.35. Rangkuman pada Pembelajaran II------------------------130. Gambar 4.36. Kata-kata Motivasi Kegiatan Pembelajaran I-----------132. Gambar 4.37. Kata-kata Motivasi Kegiatan Pembelajaran II----------132. Gambar 4.38. Sebagian Gambar Bagian Pendahuluan----------------- 134. Gambar 4.39. Sebagian Gambar Bagian Isi------------------------------ 134. Gambar 4.40. Sebagian Gambar Bagian Penutup----------------------- 134. Gambar 4.41. Materi yang Disajikan dalam Bentuk Tabel------------ 135. Gambar 4.42. Contoh Materi yang Sesuai dengan PUEBI-------------137. xxiii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 4.43. Desain Sampul Depan Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia----------------------------- 139. Gambar 4.44. Desain Sampul Belakang Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia---------------------------- 139. Gambar 4.45. Contoh Variasi Huruf, Spasi dan Margin pada Halaman Dalam Modul Frasa Eksosenris Bahasa Indonesia-----140. Gambar 4.46. Contoh Variasi Huruf, Spasi dan Margin pada Tujuan Pembelajaran Dalam Modul Frasa Eksosenris Bahasa Indonesia--------------------------------------------141. Gambar 4.47. Ilustrasi Peta Konsep -------------------------------------- 142. Gambar 4.48. Ilustrasi Gambar pada Materi Ruang Lingkup Sintaksis------------------------------------------------------ 142. Gambar 4.49. Tombol Navigasi Pada Modul Digital------------------- 143. Gambar 4.50. Gambar Video yang Dimuat Modul Digital------------ 144. Gambar 4.51. Kajian Produk Awal pada Aspek Kelayakan Isi/Materi---------------------------------------------------- 160. Gambar 4.52. Kajian Produk Akhir pada Aspek Isi/Materi------------161. Gambar 4.53. Kajian Produk Awal pada Kelayakam Penyajian (Petunjuk Penggunaan Modul)--------------------------- 162. xxiv.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 4.54. Kajian Produk Akhir pada Kelayakam Penyajian (Petunjuk Penggunaan Modul)----------------------------163. Gambar 4.55. Kajian Produk Awal pada Aspek Penyajian (Penggunaan Gambar yang Tidak Relevan)------------ 164. Gambar 4.56. Kajian Produk Akhir pada Aspek Penyajian (Penggunaan Gambar yang Tidak Relevan)------------ 164. Gambar 4.57. Kajian Produk Awal pada Aspek Bahasa (Aktivitas 1c Tidak Sesuai dengan PUEBI)-------------166. Gambar 4.58. Kajian Produk Akhir pada Aspek Bahasa (Aktivitas 1c Tidak Sesuai dengan PUEBI)-------------166. Gambar 4.59. Kajian Produk Awal pada Aspek Bahasa (Penggunaan Tanda Baca)--------------------------------- 167. Gambar 4.60. Kajian Produk Akhir pada Aspek Bahasa (Penggunaan Tanda Baca)-------------------------------- 167. Gambar 4.61. Kajian Produk Awal pada Aspek Bahasa (Salah Pengetikan)------------------------------------------ 168. Gambar 4.62. Kajian Produk Akhir pada Aspek Bahasa (Salah Pengetikan)------------------------------------------ 168. Gambar 4.63. Kajian Produk Awal pada Aspek Kelayakan Kegrafikan (Tujuan Kompetensi)-------------------------169. xxv.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 4.64. Kajian Produk Akhir pada Aspek Kelayakan Kegrafikan (Tujuan Kompetensi)-------------------------169. Gambar 4.65. Kajian Produk Awal pada Aspek Kelayakan Kegrafikan (Sumber Gambar)-----------------------------170. Gambar 4.66. Kajian Produk Akhir pada Aspek Kelayakan Kegrafikan (Sumber Gambar)-----------------------------170. Gambar 4.67. Aspek Kelayakan Kegrafikan Pada Modul (Sumber Gambar)------------------------------------------- 171. Gambar 4.68. Aspek Kelayakan Kegrafikan Pada Modul (Video)--- 172. xxvi.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran A1......... Kisi-kisi Wawancara dengan Dosen Pengampu........ 185 Lampiran A2......... Kisi-kisi Angket Pengalaman Awal Mahasiswa........186 Lampiran A3......... Kisi-kisi Angket Validasi oleh Dosen Pengampu dan Dosen Ahli........................................ 187 Lampiran A4......... Kisi-kisi Penilaian Desain Modul Pembelajaran Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia.......................... 189 Lampiran B1......... Hasil Transkip Wawancara Dosen Pengampu...........191 Lampiran B2. a.1..Instrumen Angket Pengalaman Awal Mahasiswa.......................................................193 Lampiran B2. a.2..Instrumen Angket Pengalaman Awal Mahasiswa......................................................196 Lampiran B2.b. Rekapan Analisis Angket Pengalaman Awal Mahasiswa................................................................. 199. Lampiran B2.c. Kategori Analisis Angket Pengalaman Awal Mahasiswa................................................................ 202. Lampiran B2.d. Rekapitulasi Komentar Angket Pengalaman Awal Mahasiswa........................................................204. Lampiran B2.e. Hasil Validasi Desain Modul Oleh Dosen Ahli 1......................................................................... 206. Lampiran B2.f. Hasil Akumulasi Desain Modul Oleh Dosen Ahli 1..................................................... 212. Lampiran B2.g.......Hasil Validasi Desain Modul oleh Dosen Ahli 2........................................................................ 214 Lampiran B2.h. Hasil Akumulasi Desain Modul Oleh Dosen Ahli 2......................................................................... 220. Lampiran B2.i. Hasil Validasi Desain Modul Oleh Dosen Ahli 3......................................................................... 222. xxvii.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran B2.j. Hasil Akumulasi Desain Modul Oleh Dosen 3................................................................. 228. Lampiran B3.a.i. Hasil Angket Validasi Modul Oleh Dosen Ahli 1.................................................................... 230. Lampiran B3.a.ii. Rekapitulasi Hasil Validasi Modul Oleh Dosen Ahli 1................................................................... 240. Lampiran B3.a.iii. Hasil Angket Validasi Modul Oleh Dosen Ahli 2.................................................................... 244. Lampiran B3.a.iv. Rekapitulasi Hasil Validasi Modul Oleh Dosen Ahli 2.................................................................... 255. Lampiran B3.a.v. Hasil Angket Validasi Modul Oleh Dosen Ahli 3.................................................................... 258. Lampiran B3.a.vi. Rekapitulasi Angket Validasi Modul Oleh Dosen Ahli 3......................................................... 269. Lampiran B4. Modul Digital Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia.................................................. 272. xxviii.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menyajikan tujuh subbab yaitu: 1) latar belakang, 2) batasan masalah, 3) rumusan masalah, 4) tujuan penelitian, 5) manfaat penelitian, 6) definisi operasional, dan 7) spesifik produk. Berikut rincian paparan tujuh subbab pada bagian pendahuluan. 1. 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi pada saat ini berkembang dengan pesat.. Segala segi kehidupan kini berubah semakin canggih dengan adanya perkembangan teknologi. Berbagai bidang yang mengalami perubahan di antaranya adalah bidang ekonomi, sosial, budaya dan khususnya bagi dunia pendidikan. Banyak dampak yang timbul akibat dari perkembangan teknologi dan infomasi diantaranya: semua orang dapat mengakses internet, mudahnya memperoleh informasi tanpa dibatasi jarak dan waktu, mempermudah seseorang untuk berkomunikasi lewat whatshapp, line, dan media sosial lainnya. Contoh positif dari perkembangan teknologi yaitu semua orang dapat saling tatap muka dengan cara video call lewat whatsapp dan pengiriman file lewat email dan lain sebaginya. Teknologi dan informasi memberikan banyak dampak positif bagi dunia pendidikan. Perkembangan teknologi ini harus disambut dengan baik demi kebaikan pendidikan. Adapun perubahan pendidikan yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi dan informasi diantaranya: (1) mahasiswa dapat menerima dan mengirim 1.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. tugas atau makalah melalui email, whatsapp, line dengan mudah dan cepat, (2) mahasiswa dan dosen dapat berkomunikasi dengan mudah, (3) ujian dapat dilakukan secara online, (4) pembayaran uang kuliah, penyusunan mata kulian dapat dilakukan dengan mudah dan cepat lewat internet, (5) mempermudah mahasiswa mengakses berbagai aplikasi-aplikasi yang dapat menunjang pembelajaran, dan. 6) banyak. sumber yang dapat diakses mahasiswa untuk memperkaya pengetahuan lewat smartphone. Penggunaan teknologi berfungsi dalam menciptakan pembelajaran dengan suasana yang lebih menarik dan memotivasi peserta didik. Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu aplikasi yang berkembang akibat perbahan teknologi adalah Flip PDF Professional. Flip PDF Professinal merupakan aplikasi yang dapat merancang media pembelajaran dengan fitur-fitur yang menarik. Perkembangan teknologi dan informasi di dunia pendidikan merupakan suatu hal yang menarik. Dosen akan mudah menyajikan kegiatan-kegiatan. pembelajaran. yang. dapat. menarik. simpatik. mahasiswa.. Perkembangan teknologi telah membuat pendidikan semakin berwarna. Menurut Rosenberg (2001) perkembangan teknologi informasi akan menyebabkan pergeseran proses pembelajaran yaitu: dari pelatihan ke penampilan, dari ruang kelas ketempat yang tidak terbatas, dari kertas ke paperless, dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan, dan dari waktu ke siklus ke waktu nyata. Dengan demikian, pengaruh teknologi dan informasi membuat universitas/kampus (tempat kuliah) harus memanfaatkan perkembangan ini untuk memajukan pembelajaran di perkuliahaan. 2. Universitas.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Sanata Dharma Yogyakarta sudah secara keseluruhan menggunakan teknologi dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Penggunaan teknologi tersebut dibuktikan dengan adanya LCD di setiap kelas, adanya grup kelas menggunakan media sosial, perpustakaan yang dilengkapi dengan Komputer, dan wifi yang dapat diskses oleh mahasiswa. Modul menggunakan aplikasi flip PDF professional tidak pernah digunakan dalam kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia di kelas. Hal ini didasarkan tidak adanya modul materi frasa eksosentris yang tersedia. Pada hal, Modul pembelajaran menggunakan flip PDF professional merupaka wujud nyata dari perubahan teknologi dan informasi di dunia pendidikan. Penggunaan modul dapat terwujud dalam berbagai mata kuliah di perkuliahan. Modul pembelajaran menggunakan flip PDF professional merupakan salah satu media pembelajaran. yang. dapat. digunakan. dan. tentunya. dapat. dikembangkan.. Pengembangan modul bukan lagi menggunakan kertas, tetapi berbentuk digital dalam flip PDF professional. Modul pembelajaran frasa eksosentris menggunaka flip PDF professional tentunya dapat diakses oleh mahasiswa sehingga mahasiswa dapat belajar secara mandiri. Tujuan dari pembuatan modul ini untuk menghemat dan mempermudah kegiatan pembelajaran. Selain kemudahan dan kehematan, modul juga sesuai dengan kriteria mahasiswa generasi sekarang yang lebih tertarik pada pembelajaran berasis digital. Frasa adalah adalah satuan gramatikal yang terdiri dari gabungan kata yang bersifat nonpredekarif. Menurut Ramlan (2005:139) frasa merupakan satuan 3.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih, di mana satuan yang dimiliki tidak melampaui batas fungsi unsur klausa, artinya gabungan kata yang terdapat dalam unsur klausa yaitu S, P, O, Pel, atau Ket. Frasa eksosentris adalah frasa yang sebagian atau seluruhnya tidak memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan komponenya, baik sumbu maupun perangkai. Dengan mempelajari frasa eksosentris, mahasiswa dapat memahami makna dari setiap gabungan kata yang didengar maupun yang dibaca. Pembelajaran frasa eksosentris pada mata kuliah sintaksis merupakan mata kuliah yang harus dikuasai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Hal tersebut didukung oleh kutipan dalam rancangan pembelajaran semester (RPS), mata kuliah sintaksis, Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma. Adappun kutipan kompetensi pembelajaran yaitu, “mahasiswa mampu menjelaskan frasa bahasa Indonesia”. Hal tersebut dikembangkan ke dalam beberapa materi pembelajaran salah satunya adalah kontruksi frasa eksosentris. Berdasarkan kutipan RPS di atas, mahasiswa harus mencapai kompetensi materi frasa eksosentris. Pemahaman mahasiswa akan frasa sangat penting untuk dipahami secara mendalam. Pembentukan frasa eksosentris sangat berpengaruh pada pemahaman makna yang akan disampaikan. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia mengalami kesulitan dalam pembelajaran frasa eksosentris. Adapun masalah yang dialami oleh mahasiswa berdasarkan angket yang disebarkan yaitu (1) sulitnya membedakan frasa eksosentris dengan frasa jenis yang lainnya, (2) bahan ajarnya. 4.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. sulit dipahami, sehingga membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi. (3) medianya kurang menarik, karena sering menggunakan buku konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian yang berfokus pada pengembangan bahan ajar materi frasa eksosentris bahasa Indonesia pada mata kuliah sintaksia bahasa Indonesia. Hal tersebut didasakan pada masalah-masalah yang ditemukan peneliti. Modul digital pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia dikembangkan. Alasan peneliti mengembangkan modul digital pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia supaya dapat digunakan dan menjadi salah satu bahan ajar alternatif dalam pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia. Berdasarkan pemaparan di atas, perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Frasa Eksosentris Menggunakan Flip PDF Professional untuk Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia”. Modul yang akan dikembangkan oleh peneliti diharapkan mampu membantu mahasiswa dalam memahami pembelajaran frasa eksosentris dalam perkuliahan sintaksis. Penggunaan modul digital yang ingin dibuat peneliti yakni: menghemat biaya, menarik,. mengurangi. penggunaan. kertas,. memudahkan. mahasiswa. pembelajaran, mudah diakses oleh mahasiswa dan lain sebagainya.. 5. dalam.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. 2 Batasan Masalah Batasan masalah ini perlu digunakan peneliti agar tidak terjadi penyimpangan dan tidak menimbulkan kebingungan dan berpusat. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada Pengembangan Modul Pembelajaran Frasa eksosentris Bahasa Indonesia Menggunakan Flip PDF Professional untuk Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 1.. Penelitian ini dibatasi pada pengembangan modul yakni modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia.. 2.. Penelitian ini dibatasi pada pengembangan modul pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Flip PDF Professional.. 3.. Penelitian ini dibatasi pada pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia.. 4.. Penelitian ini dibatasi pada mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.. 5.. Penelitian ini mengambil sampel mahasiswa angkatan 2016 sebagai studi pendahuluan. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara menyebar angket kepada mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma yang sudah menempuh mata kuliah sintaksis.. 6.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. 3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang atau masalah yang telah dipaparkan di atas, rumusan masalah yang digunakan peneliti yaitu, “Bagaimana pengembangan modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia menggunakan flip PDF professional untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia?” 1. 4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia menggunakan Flip PDF Professional untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 1. 5 Manfaat Penelitian Manfaat ada dua bagian yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu, 1) mahasiswa, 2) dosen, dan 3) peneliti lain dalam menggunakan serta mengembangkan modul pembelajaran frasa eksosentris. Berikut diuraikan manfaat secara praktis dari penelitian ini sebagai berikut. 1.. Bagi Mahasiswa Dengan adanya modul pembelajaran menggunakan Flip PDF Professional. yang dihasilkan dari penelitian ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami pembelajaran frasa eksosentris secara mandiri atau dengan kehadiran dosen. 7.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. sebagai fasilitator. Produk ini juga diharapkkan menjadi salah satu pilihan sebagai bahan pembelajaran yang dapat diakses mahasiswa secara mudah. 2.. Bagi Dosen Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai salah satu alterlatif bahan ajar untuk pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia sehingga pembelajaran lebih bervariasi.. 3.. Bagi Peneliti lain Penelitian. ini. diharapkan. dapat. menginspirasi. peneliti. lain. untuk. mengembangkan bahan ajar dengan menggunakan menggunakan flip PDF professional. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia akan semakin bewarna mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia, bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan berguna sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian yang sama atau mirip. 1. 6 Definisi Operasional Penelitian ini diberikan definisi operasional oleh peneliti. Hal ini bertujuan untuk menyamakan konsep dan menghindari keambiguan dari berbagai istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah batasan dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.. 8.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Modul Modul adalah sumber ajar yang dicetak dan dirancang untuk dipelajari secara mandiri oleh peserta didik (Diklat Direktur Tenaga Kependidikan 2008:3). Modul dikatakan sumber ajar yang dapat digunakan secara mandiri oleh peserta didik karena dilengkapi oleh petunjuk yang dapat dipahami secara mudah. Peserta didik dapat mempelajari segala materi yang ada di dalam modul tanpa adanya kehadiran seorang pendidik atau pendidik sebagai fasilitator. Modul berisikan materi-materi pembelajaran, metode pembelajaran, batasan-batasan dan cara mengevaluasi. Modul yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah modul berbasis digital yang dirancang menggunakan aplikasi flip PDF profesional. Modul yang akan dibuat tidak menggunakan kertas atau tercetak melainkan, modul yang dapat diakses menggunakan komputer atau gadged. Modul digital ini akan dapat diakses oleh mahasiswa dimanapun sehingga lebih mudah dan praktis. 2. Frasa frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari gabungan kata yang bersifat nonpredekatif. Nonpredekatif maksudnya adalah gabungan kata tersebut hanya mengisi batas fungsi sintaksis dalam suatu kalimat. Frasa hanya menempati satu fungsi yakni sebagai subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), atau keterangan (Ket). Menurut Ramlan (2005:139) frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih, di mana. 9.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. satuan yang dimiliki tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, artinya gabungan kata yang terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu S, P, O, PEL atau KET. 3. Frasa Eksosentris Frasa eksosentris adalah frasa yang sebagian atau seluruhnya tidak memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan semua komponennya, baik dengan sumbu maupun dengan preposisi. Frasa eksosentris mempunyai dua komponen yaitu perangkai dan sumbu (Zaenal 2009:19). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa frasa eksosentris adalah gabungan antara dua atau lebih kata yang tidak melebihi batas fungsi dan memiliki perangkai dan sumbuh. 4. Aplikasi Flip PDF Professional Aplikasi Flip PDF prefesional merupakan aplikasi yang dapat digunakan dalam menggabungkan materi pembelajaran dalam bentuk file PDF, video, audio, gambar dan animasi. Flip PDF Professional adalah media interaktif yang dapat menambahkan berbagai jenis tipe dan media yang menyajikan fitur-fitur yang menarik.. 10.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. 7. Spesifikasi Produk Penelitian. ini. merupakan. penelitian. yang. menggunakan. metode. pengembangan sehingga penelitian ini akan menghasilkan sebuah produk. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan modul untuk pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesian menggunakan Flip PDF Professional. Modul ini dibuat sebagai upaya untuk membantu mahasiswa dalam memahami pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia dan menambah variasi sumber belajar mahasiswa. Kekhasan produk ini adalah penyajiannya yang tidak berbentuk cetakan, melainkan berbentuk aplikasi yang dapat diakses menggunakan komputer dan leptop. Modul yang akan dibuat adalah modul interaktif dengan menggunakan aplikasi flip PDF Professional. Dalam pengembangan modul ini, peneliti merancang media yang dapat mendorong mahasiswa untuk belajar frasa eksesetris bahasa Indonesia. Selain itu, modul ini sangat praktis untuk digunakan oleh mahasiswa dan dosen. Modul pada umumnya dikembangkan berdasarkan kebutuhan mahasiswa serta pengajar dalam pembelajaran frasa eksosentris. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa: 1) pembelajaran sintaksis pada aspek frasa eksosentris. sangat penting untuk. dipelajari oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma, 2) strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran frasa eksosentris sangat dibutuhkan untuk mencapai kompetensi belajar mahasiswa, 3) penggunaan modul pada pembembelajaran frasa eksosentris dapat mempermudah. 11.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mahasiswa, 4) modul berbasis digital lebih menarik dibandingkan modul tercetak, 5) mahasiswa memiliki kendala dalam memahami materi frasa eksosentris, dan. 6). belum ada modul menggunakan aplikasi Flip PDF Professional yang digunakan dosen sebagai sumber ajar. Modul pembelajaran frasa eksosentri dilengkapi dengan ilustrasi, peta konsep, tabel, bagan dan petunjuk penggunaan secara jelas dan lengkap. Selain itu, modul digital ini dilengkapi dengan materi frasa eksosentris. Pemaparan materi akan dilengkapi dengan contoh-contoh yang otentik sehingga mudah dipahami oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Modul ini juga dilengkapi aktivitas latihan-latihan soal, tes formatif, kunci jawaban dan refleksi. Tujuannya adalah untuk membantu mahasiswa menguasai materi pembelajaran frasa eksosentris.. 12.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini terdapat tiga subbab yaitu: penelitian yang relevan, kajian teori, dan kerangka berpikir. Penelitian yang relevan menyajikan penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini. Kajian teori menyajikan kumpulan teori-teori dari para ahli yang digunakan sebagai landasan berpikir dalam penelitian ini. Kerangka berpikir menyajikan langkah-angkah secara garis besar berdasarkan hasil penelitian yang relevan, landasan teori, dan kerangkan berpikir. Ketiga subbab di atas akan diuraikan di bahwa ini. 2.1 Kajian Terdahulu yang Relevan Peneliti memaparkan tiga penelitian terdahulu yang ditemukan oleh peneliti. Ketiga penelitian terdahulu ini memiliki kesaman dengan penelitian sekarang. Penelitian relevan yang pertama oleh Ardianto (2017) melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Struktur Frasa Eksosentris Direktif dan Fungsinya Dalam Novel Negeri 5 Menara (A. Fuadi) dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA”. Penelitian relevan kedua oleh Putra (2019) melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas V Terintegrasi dengan Nilai-Nilai Karekter Cerita Anak-anak Tradisional”. Penelitian yang ketiga oleh Najihan (2015) dengan judul penelitian “Frasa Eksosentris Dalam. 13.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata”. Berikut penjelasan ketiga penelitian relevan tersebut. Penelitian relevan yang pertama oleh Ardianto (2017) melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Struktur Frasa Eksosentris Direktif dan Fungsinya Dalan Novel Negeri 5 Menara (A. Fuadi) dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMA”. Penelitian yang dilakukan difokuskan pada struktur frasa eksosentris direktif dan fungsinya dalan wacana novel Negeri 5 Menara. Instrumen penelitian sendiri dimuat dalam tabel analisis. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 1.280 butir frasa eksosentris direktif yang dikaji berdasarkan pola struktur dan maknannya dalam novel tersebut. Frasa yang paling banyak muncul adalah frasa preposisional yang menyatakan mengenai tempat. Hal ini dikarenakan frasa eksosentris direktif ditentukan dari preposisi yang digunakan. Hasil penelitian dapat diimplementasikan dalam pembelajaran kompetensi dasar yang mengarahkan siswa SMA untuk memiliki kompetensi menganalisis frasa dalam sebuah novel sesuai tuntutan kurikulum 2013. Penelitian relevan yang kedua oleh Putra (2019) melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas V Terintegrasi dengan Nilai-Nilai Karekter Cerita Anak-anak Tradisional. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research & developmen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk modul pembelajaran Bahasa Indonesia SD kelas V terintegrasi dengan nilai-nilai karekter cerita anak-anak. 14.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. tradisional. Penelitian tersebut mengacu pada proses pengembangan Borg dan Gall. Ada enam langkah pengembangan modul pembelajaran tersebut yakni: 1) penelitian dan pengumpulan informasi, 2) pengembangan produk, 3) uji validasi, 4) revisi produk tahap I, 5) uji coba produk, dan 6) revisi produk tahap II. Berdasarkan keenam langkah tersebut diperoleh hasil sebagai berikut. (a) siswa mendukung pengembangan modul pembelajaran bahasa Indonesia, (b) dalam mengembangkan produk, peneliti menentukan judul terlebih dahulu, (c) validasi dilakukan oleh dosen pakar internal dan dosen pakar eskternal, (d) revisi produk didasarkan pada hasil validasi dari dosen ahli dan dosen ahli, (e) uji coba produk dilakukan secara terbatas kepada 18 siswa SD Kanisius Notoyudan, Yogyakarta, (f) pelaksanaan revisi produk dilakukan berdasarkan hasil revisi dari dua dosen pakar. Berdasarkan hasil validasi dari dosen pakardan dosen internal dan dosen pakar eksternal skor rata-ratanya adalah 4,21. Skor rata-rata hasil dari siswa yakni 4,22. Berdasarkan penjelasan diatas, modul pembelajaran Bahasa Indonesia layak untuk digunakan untuk SD kelas V. Penelitian relevan yang ketiga oleh Najihan (2015) dengan judul penelitian “Frasa Eksosentris Dalam Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata”. Adapun tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan: 1) bentuk frasa eksosentris Preposisional dan nondirektif dalam novel Sebelas Patriot karya Andrean Hirata. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data penelitian ini berupa kalimat-kalimat dalan novel Sebelas Patriot karya Andrean Hirata. Teknik pengumpulan datanya adalah teknik dokumentasi. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa frasa memiliki bentuk. 15.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dan pola yang beragam. Frasa eksosentis dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu frasa eksosentris preposisional dan frasa eksosentris nondirektif. Bentuk frasa eksosentris preposisional yang ditemukan dalam novel Sebelas Patriot karya Andrean Hirata berjumlah 101 frasa. Berdasarkan ketiga penelitian yang relevan yang telah dipaparkan di atas, terdapat kemiripan dengan penelitian yang dibuat. Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian pertama adalah sama-sama meneliti frasa eksesentris. Namun, penelitian pertama hanya meneliti bagian dari frasa eksosentris yaitu frasa eksesentris direktif serta fungsinya. Persamaan penelitian kedua dengan penelitian sekarang adalah sama-sama mengembangkan modul pembelajaran. Namun, penelitian ini mengembangkan modul pembelajaran untuk jenjang SD untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Persamaan penelitian ketiga dengan penelitian yang sekarang adalah samasama meneliti frasa eksesentris. Penelitian ketiga ini menganalisis frasa eksesentris di dalam novel. Penelitian yang dilakukan peneliti memiliki perbedaan yang menjadi kekhasanya yaitu, hasil akhir penelitian ini adalah berupa produk modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia yang dapat diakses dengan mudah. Modul pembelajaran ini juga menyajikan materi dan soal-soal frasa eksosentris yang dapat membantu mahasiswa memahami pembelajaran frasa eksosentris. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Oleh karena. 16.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengembangan modul pembelajaran frasa eksosentris untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2.2 Landasan Teori Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1) sintaksis serta sintaksis dalam pembelajaran, dan 2) modul. Berbagai kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini akan dijadikan acuan untuk mengembangkan modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia menggunakan flip PDF professional. untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Berikut ini penjabaran mengenai teori di atas sebagai berikut. 2.2.1 Sintaksis Sintaksis merupakan bagian dari lingustik. Secara garis besar, sintaksis merupakan cabang lingustik yang membahasa seluk-beluk kalimat, klausa, dan frasa dalam suatu ujaran serta hubungan antarkata dalam ujaran (speech). Berikut penjelasan mengenai bagian-bagian sintaksis yang akan diteliti dalam penelitian ini.. 17.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Bagan 2.1 Bagian-bagian Sintaksis. Kalimat. Sintaksis. Klausa Endosentris Frasa Eksosentris. nondirektif. Direktif. Frasa eksosentris merupakan bagian dari sintaksi. Frasa eksosentris adalah salah satu bagian dari sintaksis yang harus dikuasai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Namun, penguasaan akan frasa eksosentris belum sepenuhnya diketahui oleh mahasiswa karena mahasiswa sulit memahami serta membedakan rasa eksosentris itu sendiri. Dengan demikian, pengembangan modul digital frasa eksosentris ini sangat penting untuk dilaksanakan. Modul pembelajaran yang akan dikembangkan adalah modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia menggunakan flip PDF professional untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.. 18. Program Studi.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Dengan pembuatan modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia ini, peneliti sebagai penyusun modul ini memaparkan beberapa materi yang berkaitan dengan frasa eksosentris meliputi: Hakikat sintaksis, ruang lingkup sintaksis, hakikat frasa, ciri-ciri frasa, frasa eksosentris dan jenis-jenis frasa eksosentris. Berikut ini uraian lebih lanjut mengenai hal tersebut. 2. 2.1.1 Hakikat Sintaksis Sintaksis berdasarkan etimologi. Verhar (1993:70) mengatakan bahwa secara etimologi, kata sintaksis berasal dari bahasa yunani, yaitu sun artinya dengan dan tattein artinya menempatkan. Kata suntattein berarti menempatkan kata atau ilmu tentang penempatan kata atau ilmu tata kalimat. Sementara Pateda 1988 (dalam Suhardi, 2012:14) menyatakan bahwa sintaksis diserap dari bahasa Belanda, yaitu dari kata syntaxis (bahasa Inggris : syntax). Berikut ini diuraikan pendapat para pakar bahasa Indonesia menganai hakikat sintaksi. Menurut Krisdalaksana (1985:6) sintaksis merupakan tata bahasa yang mencakup kata dan satuan-satuanya yang lebih besar dari kata, beserta hubunganya satu dengan yang lainnya. Menurut Chaer (2008:1) sintaksis adalah cabang lingusitik yang membicarakan hubungan antarkata dalam sebuah tuturan (speech). Unsur bahasa yang termasuk dalam ruang lingkup sintaksis yaitu frasa, klausa, dan kalimat. Menurut Ramlan (1981:21) sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membahas seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa. Disisi lain, Verhaar (dalam putrayasa,. 19.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2017:1) mendefinisikan sintaksis cabang tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Berdasarkan pendapat pakar tentang sintaksis di atas, dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan tentang hubungan antar kata dalam suatu tuturan (speech). Ruang lingkup sintaksis adalah kalimat, frasa dan klausa. Kalimat merupakan satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri dan memiliki tanda baca final seperti tanda baca titik (.), tanda seru (!), dan tanda Tanya (?). Frasa adalah gabungan kata dua atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Nonpredikatif maksudnya adalah gabungan kata tersebut tidak melebihi batas fungsi. Klausa adalah satuan gramatikal yang merupakan gabungan kelompok kata yang setidaknya memiliki fungsi subjek (S) dan predikat (P) dan tidak memiliki tanda baca final. 2. 2.1.2 Frasa Di dalam Bahasa Indonesia, istilah frasa diserap dari bahasa Inggris yaitu phrase. Istilah frasa sering disebut pula dengan kata frase. Berdasarkan pada Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia bentuk bakunya adalah ‘frasa’ (Sukini, 2010:20). Untuk memperjelas mengenai hakikat frasa, berikut hakikat frasa menurut para pakar di bawah ini. Menurut Rahardi (2010: 67) frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari gabungan kata dan bersifar nonpredikatif. Jadi, dalam gabungan kata tersebut tidak ditemukan fungsi predikat seperti halnya yang ditemukan di dalam kalimat.. 20.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Menurut Ramlan (2005:139) frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan. Artinya sebanyak apapun kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya sebagai Subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan maka itu adalah frasa. Menurut Chaer (2003:222) frasa adalah satuan gramatikal yang merupakan gabungan dari beberapa kata yang bersifat nonpredikatif atau gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis dalam suatu kalimat. Berdasarkan pendapat kedua pakar di atas, frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari gabungan kata yang bersifat nonpredekatif. Nonpredekatif maksunya adalah gabungan kata tersebut hanya mengisi batas fungsi sintaksis dalam suatu kalimat. Frasa hanya menempati satu fungsi yakni sebagai subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel) atau keterangan (Ket). Berikut ini contoh-contoh frasa. 1. gedung aula PGSD 2. yang sedang mendengarkan 3. sedang makan 4. kemarin siang 5. di halaman rumah 6. gadis itu 7. dari kediaman Hani 8. mahasiswa Universitas Sanata Dharma 9. dll Frasa pada umunya terdapat pada ujaran, kalimat, teks dan lain-lain. Dalam pembelajaran frasa, mahasiswa harus mampu menganalisis fungsi sintaksis dalam. 21.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ujaran atau teks untuk mengetahui ada tidaknya frasa. Apabila dalam suatu fungsi (subjek, predikat, objek, pelengkap atau keterangan) terdiri dua kata atau lebih maka itu adalah frasa. Supaya lebih mengerti mengenai frasa, perhatikan contoh di bawah ini. Berikut contoh frasa dalam suatu kalimat. 1. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma sedang menghadiri wisuda kelulusan di Auditoriun Driyarkara. 2. Masyarakat Yogyakarta sedang merayakan hari kemerdekaan Indonesia di Alunalun Selatan. Tabel 2.1 Analisis Fungsi Sintaksis pada kalimat.. No 1.. Analisis Fungsi Sintaksis Subjek Mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Analisis Frasa 2.. Masyarakat Yogyakarta. Analisis Frasa. Predikat. Objek. Keterangan. Sedang menghadiri. Wisuda kelulusan. di Auditoriun Driyarkara. Frasa. Frasa. Frasa. sedang merayakan. hari kemerdekaan Indonesia. di Alun-alun Selatan.. Frasa. Frasa. Frasa. Contoh kalimat di atas menunjukkan bahwa dalam contoh kalimat 1 dan 2 terdiri dari berbagai frasa. Tabel di atas menjelaskan bahwa frasa yang terdapat pada kalimat tersebut terdiri dari gabungan kata yang menempati satu fungsi sintaksis.. 22.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Setiap fungsi kalimat yang terdapat pada contoh di atas terdiri kurang lebih dua kata atau lebih. Berdasarkan contoh di atas menjelaskan bahwa frasa merupakan gabungan dua atau lebih kata dan hanya menempati satu fungsi kalimat. Untuk mengetahui secara mendalam mengenai frasa, berikut dipaparkan ciri-ciri frasa. Menurut Baehaqie (2014:2) frasa memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakanya dengan yang lainnya, Ciri-ciri frasa sebagai berikut. 1. Frasa merupakan satuan gramatikal (satuan bentuk yang bermakna) suatu tataran yang berada di atas kata dan di bawah klausa. Perhatikan bagan di bawah ini untuk lebih jelas. Bagan 2.2 Kedudukan Frasa. Kata. Frasa. Klausa 2. Frasa terdiri dari dua kata atau lebih. Dalam hal ini, unsur-unsur frasa berupa klitika dan bukan morfem-morfem terikat. Jika morfem terikat, maka itu. 23.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. termasuk dalam kelompok kata berimbuhan atau kata majemuk buka frasa. Berikut tabel penjelasan mengenai morfem terikat, klitika dan frasa. Tabel 2.2 Perbedaan Mofrem Terikat, Klitika dan Frasa MORFEM TERIKAT Morfem terikat adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna dan tidak dapat berdiri sendiri.. KLITIKA. FRASA. Klitika adalah sejenis imbuhan yang dalam pengucapan tidak memiliki tekanan sendiri dan tidak merupakan kata yang selalu terikat pada bentuk kata lain .. Frasa adalah gabuan dua atau lebih kata yang tidak melampaui batas fungsi kalimat.. Contoh. Contoh. Contoh. - bermain. - masuklah. - seorang anak. - memakan. - merekapun. - di halaman rumah. 3. Bersifat nonpredikatif, artinya gabungan kata tersebut berada pada satu fungsi kalimat seperti, subjek (S), predikat (P), objek (O), atau keterangan (Ket).. Contoh : a. Mahasiswa itu sedang bernyanyi Subjek. Predikat. ‘Mahasiswa itu’ merupakan frasa yang terdiri dari dua kata yaitu kata ‘mahasiswa’ dan kata ‘itu’ yang berada pada fungsi subjek (S). ‘Sedang bernyanyi’ terdiri dari dua kata yaitu, kata ‘sedang’ dan ‘bernyanyi’ menempati fungsi predikat. b. Seekor anjing dan kucing sedang berkelahi di halaman rumah .. 24.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Subjek. Predikat. Keterangan. ‘Seekor anjing dan kucing’ merupakan frasa yang menempati fungsi subjek,. terdiri dari empat kata yaitu, ‘seekor’, ‘anjing’, ‘dan’, dan ‘kucing’. Frasa ‘sedang berkelahi’ menempati fungsi predikat yang terdiri dari dua kata yakni ‘sedang’, dan ‘berkelahi’. ‘di kamar mandi’ merupakan frasa karena terdiri dari tiga kata yang menempati fungsi keteranga. Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan bahwa, gabungan kata yang terdiri antara dua kata atau lebih dapat dikatakan sebagai frasa apabila menempati satu fungsi kalimat. Contoh di atas merupakan sebuah kalimat (contoh a dan b) yang masingmasing kalimat terdiri atas kata. Gabungan kata pada kalimat contoh di atas menempati suatu fungsi kalimat sehingga dinamakan frasa. 4. Frasa dan kata majemuk memiliki kesamaan. Frasa dan kata majemuk samasama terbentuk atas beberapa kata. Berikut ciri-ciri yang membedakan kalimat majemuk dan frasa pada tabel di bawah ini.. 1. Struktur. Tabel 2.3 Perbedaan Frasa dengan Kata Majemuk Susunanya. dapat Susunanya. 25. tidak. dapat.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dibalikkan 2.. 3.. dibalikkan. Sebagian morfemnya tidak Bagian morefemnya dapat Bisa diulang dapat diulang, harus diulang diulang keseluruhanya J enis. 4. Contoh. Tidak morfem terikat. Bisa salah satu konstituennya berupa morfem terikat. Di halaman rumah. Meja hijau. 2. 2.1.3 Jenis-jenis Frasa Frasa dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria sebagai berikut: (1) distribusinya, (2) susunan unsur pembentuknya, (3) maknanya dan (4) kategorinya. Berdasarkan distribusinya, frasa dibedakan menjadi dua yakni frasa endosentris dan frasa eksosentris. Berdasarkan unsur pembentunya, frasa dibagi menjadi frasa tunggal dan majemuk. Dilihat dari segi maknanya, frasa dikelompokkan menjadi frasa lugas dan frasa idiomatik, dan dipandang dari kategorinya, frasa dibagi menjadi frasa nomina, pronominal, frasa verbal, frasa numeral, frasa adjektifal, frasa adverbial, frasa preposisional, frasa petunjuk, dan frasa Tanya. Menurut Ramlan (2005:144) frasa dikelompokkan berdasarkan kategori kata hanya empat golongan, yaitu frasa nomina, frasa verbal, frasa bilangan, frasa keretangan, dan frasa depan. Dalam penelitian ini, peneliti hanya berfokus pada pembahasan mengenai frasa eksosentris bahasa Indonesia.. 2. 2.1.4 Frasa Eksosentris. 26.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Menurut Ramlan (2005:142) frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Menurut Zaenal (2009:19) Frasa eksosentris adalah frasa yang sebagian atau keseluruhannya tidak memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan semua komponennya. Frasa eksosentris memiliki dua komponen yaitu berupa perangkai dan sumbu. Kompenen perangkai itu berwujud preposisi partikel. Frasa eksosentris adalah frasa sebagian dari unsurnya, atau seluruhnya tidak memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan komponennya. Komponen frasa eksosentris adalah komponen sumbu dan perangkai (Rahardi, 2010:67). Berdasarkan pendapat para pakar di atas, Frasa eksosentris merupakan frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan semua kompenenya baik itu kompenen perangkai atau sumbu. Frasa eksosentris juga terdiri atas komponen perangkai dan sumbu. Sebagai contoh frasa di halaman, Preposisi ‘di’ disebut perangkai dan kata ‘halaman’ sebagai sumbu. Frasa eksosentris terbagi menjadi dua yaitu frasa eksosentris preposisional dan frasa eksosentris nondirektif. Berikur uraian mengenai frasa eksosenris direktif dan nondirektif.. Bagan 2.3 Bagan Jenis-jenis Frasa Eksosentris. 27.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.. Frasa Eksosentris Direktif (Frasa preposisional) Frasa atau kelompok kata yang berhubungan dengan preposisi atau kata depan. sebagai perangkat disebut frasa eksosentris direktif (Rahardia, 2009:67). Frasa yang berperangkai disebut frasa preposisional atau frasa eksosentris direktif seperti, di, ke, dan dari. Frasa atau kelompok kata ini biasanya berfungsi sebagai fungsi keterangan. Sebagai fungsi keterangan pada kalimat, frasa direktif atau preposisional ini mengandung. banyak. makna. yaitu,. (1). mengandung. makna. tempat,. (2). mengungkapkan asal arah, dan (3) mengungkapkan makna tujuan. berikut uraiannya frasa eksosentris direktif berdasarkan makna yang disampaikan.. 1) Mengandung makna tempat 28.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Makna tempat. Frasa yang bermakna tempat pada lazimnya terdapat preposisi ‘di’ diikuti nama tempat. Preposisi ‘di’ digabungkan dengan nama tempat, maka akan berfungsi sebagai keterangan pada suatu kalimat atau klausa yang bermakna sebagai tempat. Contoh: a. di Medan, b. di kebun, c. di rumah sakit Panti Rapih, d. di pasar keuangan, e. di Universitas Sanata Dharma, f. di daerah , g. di berbagai sekolah. Contohnya frasa eksosentris bermakna tempat dalam kalimat sebagai berikut: Contoh : a. Merekah tidak jadi menikah di salah salah satu Gereja Bethel, S (kata). P (Frasa). Ket (frasa direktif). Kalimalang, Bekasi Jawa Barat. (Kompas, 18-02-2020. hlm.1) b. Tim gabungan pers mengungkapkan hal tersebut di Kementrian Hukum S (frasa ). P (kata). O (kata). Ket (frasa direktif). dan HAM. (Suara merdeka, 20-02-2020.hlm.1). c. Sri Mahanani Budi Utomo lahir dan besar di Pinggiran sungai Bengawan S (frasa ). P (frasa) 29. Ket (frasa direktif).

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. (Suara merdeka, 20-02-2020.hlm.3). 2) Mengungkapkan asal arah Frasa ini pada umumnya menggunakan preposisi ‘dari’ diikuti kata tempat. Frasa yang bermakna arah biasanya menyatakan arah sesuatu dan berfungsi sebagai keterangan pada klausa atau kalimat. Contoh :. a.. dari kapal pesiar,. b.. dari rumah ayah,. c.. dari daun jambu air,. d.. dari daun kelor,. e.. dari Desa Bakal Gajah. Berikut contoh frasa yang menyatakan tujuan pada kalimat: a. Ratusan penumpang Dimond Princess keluar dari kapal pesiar itu. S (Frasa). P(kata). Ket (Frasa ekdirektif). (Suara merdeka, 20-02-2020, hal 1). b. Sekitar 500 penumpang telah diijinkan turun dari kapal Subjek (frasa). P (farasa). Pel. Ket (Frasa ditektif). (Suara merdeka, 20-02-2020, hal 3). c. Inggris akan memprioritaskan pekerja dari seluruh dunia S (kata). P (frasa). O (kata) Ket (Frasa s direktif. (Suara merdeka, 20-02-2020, hal 3). 3) Mengungkapkan makna tujuan. 30.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Frasa yang memiliki makna tujuan pada umumnya terdapat preposisi ‘ke’ yang diikuti kata tempat. Dalam kalimat atau klausa, frasa yang ada preposisi ‘ke’ diikuti kata tempat berfungsi sebagai keterangan yang menyatakan tujuan. Contoh:. a. ke halaman, b. ke Surabaya, c. ke kampus, d. ke berbagai daerah pelosok Indonesia, e. ke candi prambanan, Jawa Tengah, f. ke ligkungan sekitar Contohnya frasa eksosentris bermakna asal arah yang terdapat pada kalimat sebagai berikut: a. Kami sudah melakukan sejumlah langkah untuk memulangkan yang S(kata) P (frasa). O (frasa ). Ket (frasa direktif). bersangkutan ke Indonesia (Suara Merdeka, 20-02-2020. hlm.7). b. Sebanyak 37 narapidana kasus teroris dipindahkan ke sejumlah lapas di S (Frasa). P (kata). Ket (frasa direktif). Pulau Nusakambangan dan Cilacap (Suara Merdeka, 20-02-2020. hlm.7). c. Kedua siswa itu tampaknya canggung ditemui ke sekolah S (frasa). P (frasa). Ket (frasa direktif). (Jawa Pos, 25-04-2019). 31.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.. Frasa Eksosenris nondirektif Frasa eksosentris nondirektif adalah penamaan lain dari frasa yang di luar frasa. eksosentris direktif (Rahardi, 2009:68). Menurut Kridalaksana (1988:84) frasa eksosentris nondirektif adalah frasa yang terbentuk dari partikel seperti, si, kaum, para, dan yang.. Rahardi (2009:68) mengelompokkan frasa eksosentris nondirektif dibedakan menjadi dua yaitu: a.. frasa yang sebagian atau seluruh komponennya memiliki perlakuan yang sama. Contohnya seperti, si kancil, si terdakwa, sang kekasih, kaum marginal, kaum penguasa, para pemuda, para hakim. Bukti bahwa partikel ‘si’, ‘sang’, ‘para’, dan ‘kaum’ memiliki perilaku yang sama dengan bagian-bagian dari frasa itu. Hal ini dapat dibuktikan dengan cara membuang patrikel ‘si’, ‘sang’, ‘para’, dan ‘kaum’ maka frasa itu tetap bermakna sama. Contoh:. 1.. aku. bertanya. kepada si terdakwa.. S(kata) P (kata) Frasa (Frasa nondirektif). 2.. Ia menunggu kedatangan sang kekasih di taman bunga S(kata) P (frasa) O (frasa nondirektif) Ket (frasa direktif). b. Frasa yang seluruhnya tidak memiliki perilaku sama dengan bagian-bagianya. Akan tetapi, seperti, yang mulya, yang besar, yang hebat, yang itu, yang mudah, yang bercinta. Contohnya saja ‘yang besar’ tidak memiliki perlakuan yang sama 32.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. antara ‘yang’ dengan ‘besar’. Contoh: 1.. Orang yang berbaju merah itu memasuki ruang rapat S (frasa non direktif) P (kata) O (frasa). 2. Yang mulia memarahi pasukanya di ruang istana S (frasa nondirektif) P (kata) O (kata) Ket (frasa direktif) 2.2.2 Modul Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu media cetak dan media digital. Media adalah sarana menyampaikan informasi dari sumber informasi ke penerima yang dapat merangsang pikiran dan membangkitkan motivasi mahasiswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran dengan baik. Media pembelajaran berguna untuk menyampaikan pembelajaran ke mahasiswa. Peneliti memilih untuk mengembangkan media menggunakan aplikasi flip PDF Professional dibandingkan media pembelajaran lain karena modul ini lebih praktis untuk dipelajari oleh mahasiswa. Modul yang dimaksudkan adalah media belajar mahasiswa secara mandiri melalui modul yang dibuat secara digital berupa flipbook menggunakan aplikasi PDF flip professional sehingga mahasiswa dapat mengoperasikannya secara mandiri dengan menggunakan komputer atau leptop. Modul menggunakan aplikasi flip PDF Professional dikembangkan oleh peneliti karena era saat ini adalah era teknologi sehingga segala sesuatunya dapat diakses menggunakan leptop dan komputer. Sebelum mengembangkan modul ini,. 33.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. peneliti harus memahami pembuatan modul terlebih dahulu diantaranya: 1) hakikat modul dan modul digital, 2) fungsi dan tujuan modul, 3) karakteristik modul, 4) Struktur penulisan modul, 5) prosedur penulisan modul. Berikut uraian uraian mengenai kelima hal di atas. 2. 2.2.1 Hakikat Modul Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:3) modul adalah bahan ajar yang dicetak dan dirancang untuk dapat digunakan oleh peserta didik secara mandiri. Modul juga diartikan sebagai media belajar yang digunakan secara mandiri karena didalamnya sudah terdapat kegiatan pembelajaran untuk belajar sendiri tanpa adanya dampingan tenaga pendidik. Dengan kata lain, peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif tanpa kehadiran pengajar secara langsung. Bahasa, pola dan kelengkapan lainnya yang terdapat dalam modul menggunakan bahasa pengajar atau bahasa dosen yang sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar kepada peserta didiknya. Maka dengan itu, media ini sering disebut bahan instruksional mandiri. Dosen tidak harus bertatap muka dengan mahasiswa, tetapi kegiatan belajar tetap terlaksana dengan adanya modul ini. Menurut Sanjaya (2012:257) modul merupakan salah satu sumber belajar berbentuk cetakan yang dilengkapi mulai dari rumusan tujuan, materi pembelajaran, langka-langkah pembelajaran, tugas, dan soal evaluasi yang harus dikerjakan oleh peserta didik untuk mengukur keberhasilan dalam pembelajaran. Dengan demikian, modul adalah media pembelajaran berbentuk cetakan yang dilengkapi berbagai petunjung yang lengkap sehingga pengguna dapat menggunakanya secara mandiri. 34.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perancangan produk e-modul bermuatan video pembelajaran menggunakan flip pdf professional sebagai implementasi PJJ bagi mahasiswa calon guru Fisika berupa

Pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis multikultural di SDN Percobaan Palangka Raya dalam satu minggu 24 jam dengan alokasi waktu 35 menit, dalam pembelajaran Guru PAI

Hasil uji kevalidan modul berbasis multimedia dengan menggunakan Flip PDF Professional pada tema udara yang sehat ini berdasarkan validasi media mendapatkan nilai

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi interferensi struktur frasa bahasa Indonesia dalam struktur frasa bahasa Mandarin pada karangan naratif

1) peningkatan pemahaman konsep mahasiswa pada materi Kimia Anorganik setelah penerapan e-modul Kimia Anorganik Berbasis Flip PDF Professional berbantuan Augmented

1) Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah bahan ajar berupa e- modul matematika berbantuan flip pdf professional pada materi peluang kelas VIII SMP. 2) Bahan

"PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS FLIP PDF CORPORATE PADA MATERI LUAS DAN VOLUME BOLA", RANGE: Jurnal Pendidikan Matematika,

Dari temuan pada data diatas maka bidan dapat mengambil keputusan apakah ibu sudah masuk kedalam persalinan sesungguhnya atau belum, jika sudah masuk dalam persalinan