• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manifestasi Klinis TUMOR OTAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manifestasi Klinis TUMOR OTAK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

F.

F. Manifestasi klinisManifestasi klinis

Tumor otak merupakan penyakit yang sukar terdoagnosa secara Tumor otak merupakan penyakit yang sukar terdoagnosa secara dini, karena pada awalnya menunjukkan berbagai gejala yang dini, karena pada awalnya menunjukkan berbagai gejala yang menyesatkan dan eragukan tapi umumnya berjalan progresif. Gejala klinik menyesatkan dan eragukan tapi umumnya berjalan progresif. Gejala klinik tumor otak terbagi atas gejala umum dan khusus, antara lain:

tumor otak terbagi atas gejala umum dan khusus, antara lain: 1.

1. Gejala serebral umumGejala serebral umum

Dapat berupa perubahan mental yang ringan (psikomotor Dapat berupa perubahan mental yang ringan (psikomotor asthenia), yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: asthenia), yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai  pada

 pada 2/3 2/3 kasus. kasus. Trias Trias klasik klasik tumor tumor otak otak adalah adalah nyeri nyeri kepala, kepala, muntah,muntah, dan papiledema.

dan papiledema.

2.

2.  Nyeri kepala Nyeri kepala

Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala 30% gejala awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut diketemukan 70% kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari lanjut diketemukan 70% kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah  berat

 berat pada pada malam malam hari hari dan dan pada pada saat saat bangun bangun tidur tidur pagi pagi serta serta padapada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Adanya keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Adanya nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak. nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak.

3.

3. MuntahMuntah

Terdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Terdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Lebih sering dijumpai pada tumor di

Lebih sering dijumpai pada tumor di fossa posterior, umumnya muntahfossa posterior, umumnya muntah  bersifat proyektif dan tak disertai dengan mual.

(2)

4. Papiledema

Papiledema disebabkan oleh stasis vena yangmenimbulakn  pembengkakan dan pembesaran diskus optikus. Bila terlihat pada  pemeriksaan funduscopi, tanda ini mengisyaratkan peningkatan tekanan intracranial. Sering kali sulit untuk menggunakan tanda ini untuk menegaskan diagnosis tumor otak karena beberapa individu mungkin tidak terliaht papiledema pada fundus meskipun ICP sangat tinggi.

Dapat terjadi gangguan penglihatan yang berkaitan dengan  papiledema. Gangguan ini adalah pembesaran bintik dan amaurosis

fugaks (ketika penglihatan berkurang).

5. Kejang

Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak  pada 25% kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak. Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:

a. Bagkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun  b. Mengalami post iktal paralisis

c. Mengalami status epilepsy

d. Resisten terhadap obat-obat epilepsy e. Bangkitan disertai dengan gejala ttik lain

f. Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak dikorteks, 50%  pasen dengan astrositoma, 40% pada pasen meningioma, dan 25%  pada glioblastoma.

(3)

6. Gejala tekanan tinggi intrakranial

Berupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan enurunan kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan papiledema. Keadaan ini perlu tindakan segera karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain itu dapat dijumpai parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-tumor yang sering memberikan gejala ttik tanpa gejala-gejala fokal maupun lateralisasi adalah meduloblatoma, spendimoma dari ventrikel III, haemangioblastoma serebelum dan craniopharingioma.

7. Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi: a. Lobus frontal

1) Menimbulkan gejala perubahan kepribadian

2) Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra lateral, kejang fokal

3) Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia

4) Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster kennedy

5) Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia

 b. Lobus parietal

1) Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi homonym

2) Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan  pada girus angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s

(4)

1) Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang didahului dengan aura atau halusinasi

2) Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese

3) Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala choreoathetosis, parkinsonism.

d. Lobus oksipital

1) Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan  penglihatan

2) Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia  berkembang menjadi hemianopsia, objeckagnosia

e. Tumor di cerebello pontin angie

1) Tersering berasal dari n viii yaitu acustic neurinoma

2) Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awaln ya  berupa gangguan fungsi pendengaran

3) Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah pontin angel

f. Tumor hipotalamus

1) Menyebabkan gejala ttik akibat oklusi dari foramen monroe 2) Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan

 perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit, bangkitan

g. Tumor di cerebelum

1) Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala ttik akan cepat erjadi disertai dengan papil udem

(5)

2)  Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari otot-otot servikal

h. Tumor fosa posterior

Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma.

G. Komplikasi

Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor otak ialah :

1. Gangguan fisik neurologist 2. Gangguan kognitif

3. Gangguan tidur dan mood 4. Disfungsi seksual

H. Pemeriksaan penunjang

1. Arterigrafi atau ventricolugram ; untuk mendeteksi kondisi patologi  pada sistem ventrikel dan cisterna.

2. Ct –  scan ; dasar dalam menentukan diagnosa.

3. Radiogram ; memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur, penebalan dan klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur; dan posisi selatursika.

4. Elektroensefalogram (EEG) ; memberi informasi mengenai perubahan kepekaan neuron.

5. Ekoensefalogram ; memberi informasi mengenai pergeseran kandungan intra serebral.

6. Sidik otak radioaktif ; memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal dari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan

(6)

sawar darah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif

I. Penatalaksanaan medis 1. Pembedahan.

Pembedahan dilaksanakan untuk menegakkan diagnosis histologik dan untuk mengurangi efek akibat massa tumor. Kecuali  pada tipe-tipe tumor tertentu yang tidak dapat direseksi.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu  pembedahan tumor otak yakni: diagnosis yang tepat, rinci dan seksama, perencanaan dan persiapan pra bedah yang lengkap, teknik neuroanastesi yang baik, kecermatan dan keterampilan dalam  pengangkatan tumor, serta perawatan pasca bedah yang baik, berbagai cara dan teknik operasi dengan menggunakan kemajuan teknologi seperti mikroskop, sinar laser, ultrasound aspirator, bipolar coagulator, realtime ultrasound yang membantu ahli bedah saraf mengeluarkan massa tumor otak dengan aman.

2. Radiotherapi

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak  jarang pula merupakan therapi tunggal.

Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.

3. Chemotherapy

Jika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan  pembedahan, kemoterapi tetap diperlukan sebagai terapi tambahan dengan metode yang beragam. Pada tumor-tumor tertentu seperti meduloblastoma dan astrositoma stadium tinggi yang meluas ke batang

(7)

otak, terapi tambahan berupa kemoterapi dan regimen radioterapi dapat membantu sebagai terapi paliatif.pemberian obat-obatan anti tumor yang sudah menyebar dalam aliran darah.efek samping : lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.

4. Manipulasi hormonal.

Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase

5. Terapi steroid

Steroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor intrakranial, namun tidak berefek langsung terhadap tumor.

(8)

BAB III

Konsep Dasar Keperawatan A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantuang pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:

1. Pengumpulan Data a. Anamnesa

1) Identitas Klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama,  bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.

2) Keluhan Utama

Pada umumnya keluhan utama pada kasus tumor adalah trias klasik, antara lain nyeri kepala, muntah, dan papiledema.. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan:

a) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yang menjadi faktor presipitasi nyeri.

 b) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.

c) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.

(9)

d) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.

e) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah  bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.

3) Riwayat Penyakit Sekarang

Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari tumor, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian otak mana yang terkena.

4) Riwayat Penyakit Dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab tumor otak berasal dari kambuhan penyakit sebelumnya yang  belum atau tidak sembuh secara total atau penyakit sebelumnya

yang dapat memacu tumor otak muncul. 5) Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit keluarga yang berhubungan dengan hubungan  pasien dan keluarga yang memiliki riwayat penyakit yang

memiliki kemungkinan menularkannya pada pasien.

Disini penularan secara herediter menjadi factor yang turut di teliti, kemungkinan jika keluarga lain yang sedarah memiliki tumor dan menularkannya pada klien cukup tinggi. 6) Riwayat Psikososial

Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam

(10)

Pada penderita tumor otak, umumnya emosi ataupun  perannya dalam keluarga, dan masyarakat akan terganggu. Hal ini disebabkan gejala yang dapat ditimbulkan oleh  penyakit ini.

7) Pola-Pola Fungsi Kesehatan

a) Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat

Disini dapat dapat memberi penjelasan mengenai  persepsi klien mengenai dirinya yang menyangkut kesehatan sebelum dan sesudah menderita tumor otak. Dan juga menyangkut bagaimana kehidupan klien sebelumnya, apakah telah mengerti mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, apakah gaya hidup klien dapat memacu timbulnya tumor otak.

 b) Pola Nutrisi dan Metabolisme

Dikaji pola nutrisi dan metabolisme klien, apakah  berubah atau bermasalah setelah terjadi tumor otak, dan dapat digunakan sebagai data untuk melihat tingkat tumor otak yang terjadi pada klien.

Umumnya klien akan mengalami muntah proyektil dan sakit kepala sebagai bagian dari trias klasik.

c) Pola Eliminasi

Klien juga perlu dikaji mengenai pola eliminasi setelah dan sebelum terjadinya tumor otak. Pola eliminasi klien dapat terganggu seiring terjadinya gangguan pola nutrisi.

d) Pola Tidur dan Istirahat

Pola tidur klien umumnya akan terganggu akibat dari nyeri kepala, kejang, dan gejala peningkatan tekanan intracranial lainnya, hingga perlu dikaji pola tidur dan istirahat klien sebelum dan setelah mengalami penyakit ini.

(11)

e) Pola Aktivitas

Dengan kejadian tumor otak, aktivitas klien umumnya akan terbatasi akibat gejala dan tanda yang muncul, hingga perlu dilakukan pengkajian pada aktivitas klien dan memberi intervensi yang sesuai bagi klien untuk tetap beraktivitas sesuai dengan kemampuannya. f) Pola Hubungan dan Peran

Keadaan klien setelah mengalami tumor otak tentunya dapat mengganggu hubungan dan peran klien di keluarga dan masyarakat disekitarnya, hingga perawat harus memberikan motivasi dan informasi agar klien tetap dapat mempertahankan kopingnya secara adekuat.

g) Pola Persepsi dan Konsep Diri

Persepsi klien dapat berubah seiring semakin menurunnya keadaannya, terlebih konsep diri klien dapat terganggu akibat penyakit yang sulit untuk disembuhkan ini. Hingga perawat maupun keluarga harus tetap memotivasi klien.

h) Pola Sensori dan Kognitif

Tumor otak yang dapat menekan saraf-saraf sensori, dapat menyebabkan gangguan sensori pada klien, hingga  jika klien mengalami gangguan secara serius, dapat mengakibatkan gangguan pada kemampuan untuk  berfungsi dan berhubungan secara efektif terhadap

lingkungan.

i) Pola Reproduksi Seksual

Tumor otak yang menyerang klien dapat mengakibatkan beberapa gejala pada organ seksual klien, hingga perlu dikaji pola reproduksi seksual klien sebelum dan sesudah klien menderita tumor otak.

(12)

 j) Pola Penanggulangan Stress

Perlu dikaji kemampuan dan cara klien menanggulangi stress sebelum dan sesudah klien menderita tumor otak, hingga dapat mengetahui tingkat stress yang dapat dan tidak dapat diterima oleh klien. k) Pola Tata Nilai dan Keyakinan

Perlu dikaji, apakah ada nilai-nilai dam keyakinan  bagi klien yang dapat menunda atau mempersulit  pengobatannya, hingga klien dapat segera diberi informasi mengenai tindakan-tindakan yang akan dilakukan, terutama hal-hal yang menjadi pantangan bagi klien.

 b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien dengan tumor otak lebih ditekankan pada pemeriksaan fisik neurosensori. Umumnya pada  penderita tumor otak akan ditemukan hasil pemeriksaan sebagai  berikut:

1) Aktivitas / istirahat

Gejala : hiperekstensi, kelemahan sendi 2) Pernafasan

Gejala : Irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi jalan nafas, disfungsi neuromuskuler

3) Sirkulasi

Gejala : bradikardi, hipertensi 4) Integritas Ego

Gejala : kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia,  penurunan/kehilangan memori, afek tidak sesuai, berdesis

(13)

5)  Neurosensori

Gejala : sakit kepala dengan frontal, pemeriksaan ROM aktif dan pasif

Saraf cranial :

a) Olfaktori(penciuman )  b) Optic (penglihatan )

c) Okulomotor(gerak ekstraokular mata,dilatasi pupil) d) Troklear(gerak bola mata ke atas ke bawah)

e) Trigeminal(sensori kulit wajah,pergerakan otot rahang) f) Abdusens(gerakan bola mata menyamping)

g) Fasial(ekspresi fasial dan pengecapan) h) Auditori(pendengaran)

i) Glosofaringeal(pengecapan,kemampuan menelan,gerak lidah)

 j) Vagus(sensasi faring,gerakan pita suara) k) Aksesori(gerakan kepala dan bahu)

l) Hipoglosal(posisi lidah)

6)  Nyeri / Kenyamanan Gejala : sakit kepala 7) Penyuluhan

Gejala : riwayat mengalami pembedahan, B. Diagnosa Keperawatan

1. Pre-Operasi

a. Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat  penekanan oleh tumor

 b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan / pertumbuhan sel-sel kanker

(14)

c.  Nyeri kepala berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker pada otak/mendesak otak.

d. Pola napas tak efektif b.d disfungsi neuromuskuler (hilangnya kontrol terhadap otot pernafasan )

e. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan  pergerakan dan kelemahan.

f. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral.

g. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan,  perubahan peran, perubahan citra diri

h. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan 2. Post-Operasi

a.

 Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan

 b.

Resti infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan (prosedur operasi)

c.

Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan,  perubahan peran, perubahan citra diri.

d.

Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan ketidaktahuan tentang sumber informasi

e.

Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa depan yang tidak pasti

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Smeltzer (2001), tumor otak adalah sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang di dalam tengkorak yang selalu tumbuh sebagai massa yang berbentuk bola

penelitian yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA KADAR LIPOPROTEIN DENGAN KEJADIAN STROKE DAN TUMOR OTAK” dan setelah mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala

Hasil analisa statistik menggunakan uji korelasi Spearman di peroleh menunjukkan bahwa korelasi antara kadar kolestrol LDL dengan kejadian tumor otak adalah tidak

belum mendapatkan hasil yang maksimal dalam mengidentifikasi dan menentukan letak atau area dari tumor otak, dan juga penelitian yang berjudul segmentasi tumor otak

Tumor bisa menyebabkan edema 1asogenik yang terlihat pada >T s'an tampak lebih rendah densitasnya apabila dibandingkan dengan densitas jaringan otak. 9engan >T s'an

Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau

Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi

Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi.. Karsinoma metastase lebih sering menuju ke otak dari