• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Tugas Akhir Mei 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seminar Tugas Akhir Mei 2016"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Incubator Bakteri Bacillus Stearothermophillus berbasis Mikrokontroller untuk tes Mikrobiologi pada Autoclave

Deni Fatharoni Hartono1, Andjar Pudji2, Moch.Prastawa A.T.P.3 Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya

ABSTRAK

Alat Incubator Bakteri Bacillus Strearothermophillus digunakan untuk mengetahui kinerja dari autoclave. Pada tugas akhir ini, penulis membuat uji kinerja autoclave dengan menggunakan bakteri Bacillus Strearothermophillus. Penulis merancang dengan menggunakan Mikrokontroler ATMega 32A.

Proses uji kinerja Autoclave dengan menggunakan bakteri karena fungsi dari autoclave digunakan untuk mensterilkan mikrobiologi yang berbahaya maka saat autoclave diberi bakteri Bacillus Strearothermophillus dan dilakukan penstrilan bakteri tersebut seharusnya mati. Namun secara langsung setelah bakteri tersebut distrilkan tidak dapat diamati, apakah bakteri tersebut telah mati atau belum, maka perlu di incubasi sesuai suhu yang disukai oleh bakteri tersebut. Setelah diincubasi selama kurang lebih dua hari, jika bakteri tersebut masih hidup maka bakteri akan berubah warna menjadi kuning, warna kuning tersebut yang akan dibaca oleh sensor warna TCS3200. Idealnya jika bakteri tersebut tidak berubah warna setelah disterilkan dan di incubasi maka bakteri tersebut telah mati atau Autoclave berfungsi dengan baik, namun jika bakteri tersebut setelah disterilkan dan dilakukan proses incubasi berubah warna maka bakteri tersebut masih hidup atau proses sterilisasi telah gagal.

Hasil pengujian alat menunjukan bahwa suhu Incubasi memiliki tingkat error 1,1% terhadap Volt meter dan -0,12% terhadap termometer.

Kata Kunci: Bacillus Strearothermophillus, Autoclave, Incubasi

1.1 Latar Belakang Masalah

Incubator bakteri bacillus stearothermophillus adalah alat pengkondisi suhu lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan Bakteri bacillus stearothermophillus di dalam ampuls bakteri, yang berisi bakteri Bacillus Stearothermophillus. Incubator bakteri bacillus stearothermophillus digunakan untuk memastikan hasil proses dari sterilisator, namun sterilisator yang dimaksudkan ialah sterilisator steam. Prinsip kerja peralatan ini dengan mempertahankan suhu lingkungan kering 50°C-60°C, karena dengan suhu tersebut, bakteri bacillus stearothermophillus dapat berkembang secara optimal. Dengan mengkondisikan suhu lingkungan, akan terjadi perubahan warna pada ampuls bakteri dan juga dapat diindikasikan apakah ampuls bakteri tersebut layak digunakan atau tidak. Selain itu perubahan warna pada ampuls bakteri tersebut, dapat memastikan proses sterilisasi telah berhasil atau tidak.` Parameter untuk melihat kondisi bakteri

dalam ampuls akan ditandai terjadinya perubahan warna dari ungu ke ungu yang artinya proses sterilisasi telah berhasil, dan dari ungu ke kuning yang artinya proses sterilisasi gagal. Alat ini biasa ditempatkan diruang Central Sterile Supply Department (CSSD)

Menurut (Dr. I. P Flug, september 1986) bahwa bakteri dalam ampuls setelah proses sterilisasi seharusnya mati seluruhnya, dan tidak menyisakan satu pun bakteri yang masih hidup. Apabila masih ada bakteri yang hidup maka sisa bakteri tersebut akan berkembang biak menjadi lebih banyak dan menutupi bagian dalam ampuls yang akan berubah warna menjadi kuning. Kondisi seperti ini sulit untuk memastikan apakah ada atau tidaknya bakteri dalam ampuls yang masih hidup, sehingga diperlukan alat incubator bakteri untuk mengecek kondisi bakteri yang masih hidup dalam ampuls. Penulis menemukan alat Incubator bakteri bacillus stearothermophillus di rumah sakit Sidoarjo pada bulan Agustus tahun 2015 saat kegiatan Praktek Kerja Lapangan

(2)

2 mahasiswa dengan spesifikasi teknis

menggunakan heater kering untuk proses inkubasi selama 48 jam. Saat ini alat tersebut diatas masih belum ada dilaboratorium Bedah Anastesi kampus Teknik Elektromedik, sehingga penulis terinspirasi untuk membuat replikasi alat “Incubator bakteri bacillus stearothermophillus berbasis mikrokontroller” dengan penambahan sensor warna. Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis membuat “Incubator bakteri bacillus stearothermophillus berbasis mikrokontroller”.

.

1.2 Batasan Masalah

1.2.1. Ampuls Bakteri yang digunakan adalah ampuls bakteri yang berisi bakteri bacillus stearothermophillus

1.2.2. Suhu yang digunakan 56° C 1.2.3. Toleransi suhu ± 5° C

1.2.4. Sensor suhu yang digunakan menggunakan sensor LM35 1.2.5. Sterilisator yang digunakan

menggunakan Sterilisator dengan uap

1.2.6. Waktu Incubasi 2 hari 1.2.7. Menggunakan Heater Kering 1.2.8. Menggunakan IC ATMEGA 1.2.9. Mengunakan LCD 2 x 16

1.3 Rumusan Masalah

Dapatkah dibuat Alat Incubator bakteri bacillus stearothermophillus berbasis Mikrokontroller?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Dibuatnya alat Incubator bakteri bacillus stearothermophillus berbasis Mikrokontroller

1.4.2 Tujuan Khusus

1) Membuat rangkaian sensor suhu 2) Membuat rangkaian Minimum

system

3) Membuat desain mekanik secara keseluruhan

4) Uji coba alat

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1.5.1.1 Meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang bedah anastesi khususnya kalibrasi autoclave

1.5.1.2 Dapat dijadikan referensi bagi

mahasiswa yang ingin

mengembangkan lebih lanjut pada kalibrasi mikrobiologi pada autoclave jenis lainnya

1.5.2 Manfaat Praktis

1.5.2.1 Membantu proses kegiatan pembelajaran di mata kuliah bedah dan anasthesi serta kalibrasi

1.5.2.2 Membantu cara untuk memastikan hasil kerja Autocalve

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Bacillus Stearothermophillus

Bacillus Stearothermophillus diklasifikasikan sebagai salah satu bakteri Termofilik Obligat. Ciri bakteri Bacillus Stearothermophilus tumbuh pada temperatur mulai 30-75 derajat C, dengan suhu pertumbuhan optimal pada 50°-60°C selama ≥24 jam (Harold Eddleman, 1998). Bakteri ini dapat ditemukan di banyak berbagai lingkungan yang hangat.

Bacillus mempunyai sifat yang lebih menguntungkan daripada mikroorganisme lain karena dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan untuk pertumbuhannya (Wong, 1994).

The 3M™ Attest™ 1262-S adalah indikator Biologi yang digunakan pada tes mikrobiologi sterilisator steam untuk memastikan hasil dari proses sterilisasi dengan nama lain ampuls bakteri. Indikator biologi ini perlu di incubasi untuk memastikan hasil dari proses sterilisasi, suhu yang dgunakan untuk proses incubasi adalah 56°C dengan toleransi suhu ±5°C.

(3)

3 Indikator Biologi ini berisi bakteri Bacillus

Stearothermophilus dengan populasi sekitar bakteri. Indikator untuk melihat hasil prosesnya dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 Indikator Perubahan Warna

Sumber : Sterilization Verfication by Utlization Biological Indicators

University of Windsor Chemical Control Centre

Gambar 2.2 Komponen dalam ampuls bakteri

Sumber : Product Profile The 3M™ Attest™ 1262-S

2.2 Inkubasi

Inkubasi adalah proses penjagaan atau perawatan sesuatu hal dengan kondisi tertentu agar sesuatu hal tersebut dapat berkembang dengan baik. Contohnya inkubasi bakteri yaitu mempertahankan kondisi lingkungan yang disukai bakteri yang bertujuan untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan bakteri. Masa inkubasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melangsungkan proses pertumbuhan bakteri dengan baik dan sempurna.

Inkubasi dalam kedokteran dan fisiologi adalahmasa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai ke saat timbulnya penyakit itu; masa tunas, sedangkan menurut Biologi, Inkubasi adalahpenetasan telur dengan pengeraman atau pemanasan buatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, 2014)

2.3 Autoclave

Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme.

Gambar 2.3 Autoclave

Sumber : Copyright © 2013. Dunia Alat Kedokteran

Autoclave ditujukan untuk

membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C. Perhitungan waktu sterilisasi autoclave dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoclave akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu

(4)

4 121 °C untuk waktu 10-15 menit. Performa

autoklaf diuji dengan indicator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus ( Dunia Alat Kedokteran, 2013 ).

2.4 Sensor Warna TCS3200

Sensor warna TCS3200 merupakan sensor warna yang sering digunakan pada aplikasi mikrokontroler untuk pendeteksian suatu object benda atau warna dari objet yang di monitor. Pada dasarnya sensor warna TCS3200 adalah rangkaian photo dioda yang disusun secara matrik array 8×8 dengan 16 buah konfigurasi photodioda yang berfungsi sebagai filter warna merah, 16 photodiode sebagai filter warna biru dan 16 photo dioda lagi tanpa filter warna.

Sensor warna TCS3200 merupakan sensor yang dikemas dalam chip DIP 8 pin dengan bagian muka transparan sebagai tempat menerima intensitas cahaya yang berwarna. Kontruksi sensor warna TCS3200 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.4 Konstruksi Sensor Warna

TCS3200

Pada sensor warna TCS3200 terdapat selektor S2 dan S3 yang berfungsi untuk memilih kelompok konfigurasi photodiode yang akan digunakan atau dipakai. Kombinasi fungsi S2 dan S3 dalam pemilihan kelompok photodiode adalah sebagai berikut.

Tabel 1 Konfigurasi S2 dan S3 Sensor Warna TCS3200 S2 S3 Fotodioda yang Aktif 0 0 Pemfilter Merah 0 1 Pemfilter Biru 1 0 Tanpa Filter 1 1 Pemfilter Hijau

Pemfilter photodiode akan mengeluarkan arus yang besarnya sebanding dengan kadar warna dasar cahaya yang menimpanya. Arus ini kemudian dikonversikan menjadi sinyal kotak atau pulsa digital dengan frekuensi sebanding dengan besarnya arus. Frekuensi Output ini bisa diskala dengan mengatur kaki selektor S0 dan S1. Penskalaan Output bisa dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 2 Penskalaan Output Sensor Warna TCS3200

S0 S1 Skala Frekuensi Output 0 0 Power Down 0 1 2% 1 0 20% 1 1 100%

Gambar 2.5 Modul Sensor Warna TCS3200

Sumber:http:// alicdn.com

Gambar 2.6 Skematik Modul Sensor Warna

(5)

5

3 Metodologi

3.1 Diagram Mekanis

Gambar 3.1 Blok Diagram Mekanis

3.2 Blok Diagram

Gambar 3.2 Blok Diagram Rangkaian

Cara Kerja Blok Diagram

Saat alat dihidupkan IC mikrokontroller akan melakukan inisialisasi. Lalu timer bekerja sesuai waktu yang disetting. Saat timer bekerja, heater melakukan proses pemanasan untuk proses Incubasi, sesuai suhu yang diseting dan juga sensor warna akan mendeteksi perubahan warna pada ampuls Bakteri, jika ada perubahan warna, buzzer akan berbunyi. Selanjutnya

perubahan warna dan suhu yang disensor akan ditampilkan pada LCD

3.3 Diagram Alir

Gambar 3.3 Diagram Alir

Cara Kerja Diagram Alir

Ketika alat dihidupkan proses dimulai dan timer bekerja. Saat timer bekerja maka heater juga bekerja dan proses inkubasi dimulai. Jika tidak terjadi perubahan warna pada ampuls maka proses inkubasi akan terus dilanjutkan. Jika terjadi perubahan warna maka buzzer akan berbunyi, Display akan menampilkan perubahan warna dan proses telah selesai.

3.4 Desain Exsperimental

Rancangan desain experimental alat ini menggunakan metode pre-eksperimental dengan jenis penelitian One Group Post Test Design. Pada rancangan ini, peneliti hanya melihat hasil perlakuan pada satu kelompok objek tanpa ada kelompok pembanding dan kelompok kontrol. Paradigma dalam penelitian

Incubator LCD Test Point Sensor Suhu Timer

µ

c

Display LCD Indikator Perubahan Warna Monitoring Perubahan Warna Sensor warna Ampuls Bakteri Perubahan Warna Mulai Timer bekerja Heater bekerja Proses Inkubasi Buzzer berbunyi Display Perubahan Warna Tidak Ya

(6)

6 eksperimen mode ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

X = Treatment/perlakuan yang diberikan (variable independent) O = Observasi (Variabel Dependen)

3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas

Sebagai variabel bebas adalah Suhu lingkungan dalam alat

3.5.2 Variabel Terikat

Sebagai variabel terikat adalah Perubahan Warna

3.5.3 Variabel Moderator

Sebagai variabel Moderator adalah Suhu lingkungan diluar Alat

3.6 Definisi Operasional

Dalam kegiatan operasionalnya, variabel-variabel yang digunakan dalam pembuatan modul, baik variabel tekendali, tergantung, dan bebas memiliki fungsi-fungsi antara lain :

Tabel 3.1 Tabel Variabel

3.7 Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan penulis susun menurut jadwal kalender Akademik yang ada di PoleteknikKesehatan Jurusan Teknik Elektromedik Surabaya.

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan

4 Hasil pengukuran dan Analisis

4.1 Pengukuran Test Point

Tabel 4.1 Pengambilan Data Frekuensi output

sensor warna menggunakan sample warna acak

Warna Modul Osiloskop (Hz)

A 513 1148 B 615 1378 C 535 1197 D 554 1244 E 515 1153 F 580 1301 G 550 1226 H 502 1124 I 484 1088 J 813 1811 K 449 1005 L 566 1273 Variabel Definisi Operasional Variabel Alat Ukur Hasil ukur Skal a-uku r Suhu lingkungan dalam alat (V. Bebas) Suhu yang diukur dalam alat Sensor Suhu LM35 Suhu derajat °C Perubahan Warna (V. Terikat) Perubahan warna bakteri Sensor Warna Frekue nsi Hert z (Hz ) Suhu Lingkungan diluar alat (V. Moderator) Suhu diluar Alat yang mempengaruhi suhu dalam alat

Sensor Suhu LM35 Suhu derajat °C Perlakuan Diukur X---O

(7)

7 Tidak

4.2 Pengukuran terhadap Kalibrator

Tabel 4.2 Pengukuran suhu terhadap Volt

Meter

Tabel 4.3 Pengukuran Suhu terhadap Termometer

Suhu Modul (°C) Termometer

(°C) T1 55,58 54 T2 55,58 56 T3 54,61 54 T4 55,09 57 T5 56,07 57 T6 56,07 56 T7 55,09 57 T8 54,61 54 T9 55,09 54 T10 56,56 56 Jumlah ∑ 554,35 555

Tabel 4.4 Data Pengujian Fungsi Sterilisator

Su hu Ste rilis a si L a ma Wa ktu Ste rilis a si B a kte ri L a ma I nk ub a si H a sil K et 1 0 0 °C 3 0 Me n it B1 5 jam : 7 m en it : 2 0 d etik B er u b ah W ar n a Ku n in g Ster ilis a si g ag al 1 1 0 °C 3 0 Me n it B2 6 jam : 5 6 m en it : 5 d etik B er u b ah W ar n a Ku n in g Ster ilis a si g ag al 90 °C 30 Me n it B3 8 J am : 0 7 Me n it : 1 0 d etik B er u b ah W ar n a k u n in g Ster ilis a si g ag al (B ak ter i Kad alu ar sa ) 120 °C 6 0 Me n it B4 >2 4 jam W ar n a ungu Ster ilis a si b er h asil 125 °C 6 0 Me n it B5 >2 4 jam W ar n a ungu Ster ilis a si b er h asil Filter Merah (Hz) Filter Hijau (Hz) Filter Biru (Hz) Filter Clear (Hz) Bakteri Warna Ungu (Hasil Nilai Filter)

LCD 173 190 245 578

OSILOSKOP 384,6 423,1 548,2 1295 Bakteri Warna Kuning (Hasil Nilai Filter)

LCD 182 200 252 615

OSILOSKOP 407,9 447,4 562,7 1376

5 Pembahasan

5.1 Rangkaian Minimum Sistem

Gambar 5.1 Rangkaian Minimum Sistem

PC2 PC3 +5v PD4 +5v PB1 mosi PA5 PB4 PA0 PC4 +5v mosi +5v PC6 PD5 PA1 PD5 PB0 PC7 J9 WARNA 1 2 3 4 5 PA1 PC6 PB0 PD3 PD0 PA2 sck PB3 PD2 J11 LM35 1 2 3 PC5 ATMEGA32A 16 4 28 36 19 9 27 38 29 6 22 33 1 20 40 34 8 17 3 14 32 5 13 26 18 37 24 2 39 23 35 25 21 7 15 12 30 31 10 11 PD2/INT0 PB3/AIN1/OC0 PC6/TOSC1 PA4/ADC4 PD5/OC1A RESET PC5/TDI PA2/ADC2 PC7/TOSC2 PB5/MOSI PC0/SCL PA7/ADC7 PB0/T0/SCK PD6/ICP1 PA0/ADC0 PA6/ADC6 PB7/SCK PD3/INT1 PB2/AIN0/INT2 PD0/RXD AREF PB4/SS XTAL1 PC4/TDO PD4/OC1B PA3/ADC3 PC2/TCK PB1/T1 PA1/ADC1 PC1/SDA PA5/ADC5 PC3/TMS PD7/OC2 PB6/MISO PD1/TXD XTAL2 AVCC AGND VC C GN D rst PA6 PD2 C1 100nF PA3 PB4 PA4 sck +5v PC0 PD7 PC3 J2 1 2 3 4 5 6 7 8 C3 22pF PA7 R1 1K PD4 PD6 J10 CON5 1 2 3 4 5 miso PA0 PA6 PB3 PA5 J6 CON6 1 2 3 4 5 6 PD6 R2 50K 1 3 2 PD3 PA4 PC5 PB2 +5v PA0 miso C2 22pF PC1 PB2 J4 LCD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 J8 SENSOR 1 2 3 4 5 Y1 XTAL PA2 SW1 Reset PA7 PC1 R3 220 PD7 R10 20K PD1 J3 1 2 3 4 5 6 7 8 PA3 PB1 rst PC7 PC2 J5 1 2 3 4 5 6 7 8 +5v PC4

Suhu Modul Volt Meter

1 57,03°C 0,568 V 2 57,03°C 0,563 V 3 57,52 °C 0,575 V 4 56,08 °C 0,548 V 5 55,58 °C 0,548 V 6 55,68 °C 0.547 V 7 55,096 °C 0,544 V 8 54,12 °C 0,54 V 9 54,61 °C 0,543 V 10 55,09 °C 0,545 V 11 54,61 °C 0,541 V 12 54,91 °C 0,533 V 13 54,17 °C 0,543 V Jumlah ∑ 721,526 7,138

(8)

8 R1 180 J3 In mikro 1 2 J2 ac 220 1 2 R3 1k U1 MOC3021 1 2 6 4 R2 680 J1 Heater 1 2 Q1 TRIAC Disable Timer1 Disable Interrupts Dataadc = Getadc(0) Suhu_1 = Dataadc * 5 Suhu_2 = Suhu_1 / 1023 Suhu_6 = Suhu_2 * 100 Locate 1 , 1 Lcd Fusing(suhu_6 , "#.##") Enable Timer1 Enable Interrupts If Suhu_6 > 55 Then Portb.0 = 0 Else Portb.0 = 1 End If S2 = 1 S3 = 0 Frequensi = 0 Tanda1detik = 0 Tcnt1l = Low(inisial) Tcnt1h = High(inisial) Enable Timer1 Do

Bitwait Outhz , Set Bitwait Outhz , Reset Frequensi = Frequensi + 1 Loop Until Tanda1detik = 1

Disable Timer1 ' aktifkan timer enable Ovf0 Fputih = Frequensi

Locate 1 , 10

If Fputih > 621 And Fputih < 640 Then Lcd "selesai" Portb.1 = 0 Portb.2 = 0 Else Lcd " proses " Portb.1 = 1 Portb.2 = 1 End If 5.2 Driver Heater

Gambar 5.2 Rangkaian Driver Saklar Heater

5.3 Driver Sensor Warna

Gambar 5.3 Driver Modul sensor warna

5.2.Pembahasan Kinerja Sistem

Keseluruhan

Minimum system ATMEGA 32A telah diprogram untuk membaca Suhu dan Output dari sensor warna. Pembacaan suhu digunakan untuk proses inkubasi dengan suhu setting 56 derajat celcius. Berikut adalah sub program untuk membaca suhu dari LM35

Proses Inkubasi tersebut digunakan untuk mengkondisikan suhu lingkungan yang

disukai bakteri bacillus

Stearothermophillus yang akan merubah warna bakteri tersebut menjadi Warna kuning. Warna tersebut akan dibaca oleh sensor warna TCS3200 dengan mengeluarkan output berupa frekuensi. Warna yang dibaca TCS3200 berupa warna acak setiap perbedaan akan menghasilkan frekuensi yang berbeda pula. Frekuensi yang yang sesuai dengan warna yang diinginkan yang akan disadap.

Sedangkan At mega 8 telah diprogram untuk pewaktu dengan menggunakan RTC, ATMEGA 8 akan mencata waktu jika mendapat logika 0 yag masuk ke PORTC.0

PA6 J4 SENSOR WARNA S0 S1 LED 4 5 OUT S2 S3 PA3 PD2 PA7 VCC PA5 0 PA4 Getdatetime Xs = _hour Ys = _min Zs = _sec Do Getdatetime Upperline Disptime Lowerline Dispdate

(9)

9

6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengukuran dan analisa data penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1) Telah dapat dibuat alat uji kinerja Autoclave berbasis Mikrokontroller 2) Minimum system dapat menampilkan

hasil pembacaan perubahan warna pada bakteri.

3) Menggunakan dua Atmega sebagai pemroses data.

6.2. SARAN

Dari hasil penelitian, dapat dianalisa kekurangan dari alat yang penulis buat. Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk penyempurnaan penelitian lebih lanjut:

1) Dapat dibuat lebih portable

2) Menggunakan 2 bakteri sekaligus sebagai pembanding

3) Peletakkan sensor harus tepat dan tidak berubah-ubah, karena dapat mempengaruhi nilai frekuensi yang didapatkan.

4) Modul harus dibuat kedap cahaya, karena sensor warna sangat peka oleh cahaya, hal ini dapat

mempengaruhi pembacaan sensor warna.

5) Ditambahkan mode penyimpanan pada modul, sehingga dapat digunakan sebagai acuan pendataan. DAFTAR PUSTAKA

Dr. I. P Flug, Sept 1998, Journal of Parental Science and Technology.

Harold Eddleman, Ph. D, Indiana Biolab,

http://www.disknet.com/indiana_biolab /b062.htm, President, 14045 Huff St., Palmyra IN 47164 (Diakses pada tanggal (19 September 2015)

University of Windsor Chemical Control Centre, Sterilization Verfication by Utlization Biological Indicators

3M Attest™ U.S.A, 1994, Biological Monitoring System (Technical Product Profile)

3M attest, 3M ESPE ATTEST™ STEAM

INCUBATOR (56ºC), USA

Daniel R. Zeigler, Ph.D., Bacillus Genetic Stock Center Catalog of Strains, Seventh Edition Volume 3: The Genus Geobacillus,

The Ohio State University, © 2001, The Bacillus Genetic Stock Center Department of Biochemistry, 484 West Twelfth Avenue Columbus, Ohio 43210

3M Health Care, 2012, Product Profile 3M Attest 1262-s For Industrial and Pharmaceutical Applications, Infection Prevention Division U.S.A

(No Name), diakses pada hari 21 september 2015 pukul 17:47 If Pinc.0 = 0 Then Xx = _hour Yy = _min Zz = _sec Cls Do Upperline Lcd "T OFF = " ; Xx ; ":" ; Yy ; ":" ; Zz Lowerline Lcd "T ON = " ; Xs ; ":" ; Ys ; ":" ; Zs Loop End If

(10)

10

https://microbewiki.kenyon.edu/index. php/Bacillus_stearothermophilus_NEU F2011

(No name). diakses pada hari 22 september 2015 pukul 13:02

http://www.autoclavetestingservice.net/ Geobacillus_stearothermophilus_Spore s.html

(No name) diakses pada hari 25 september 2015 pukul 10:50

http://repository.usu.ac.id/bitstream/12 3456789/28517/3/Chapter%20II.pdf

Nadhif Fauzan. Diakses pada tanggal 25 september 2015, pukul 14:17.

http://www.academia.edu/9481245/SE NSOR_SUHU_LM35

Copyright © Elektronika Dasar. Diakses pada tanggal 25 september 2015.

http://elektronika- dasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/sensor-suhu-ic-lm35/

Copyright ©2004 pengertian menurut para ahli. Diakses pada tanggal 24 November 2015

http://www.pengertianmenurutparaahli. com/pengertian-inkubasi/

Kamus Besar Bahasa Indonesia online, diakses pada tanggal 24 November 2015 http://kbbi.web.id/inkubasi

Dunia Alat Kedokteran, Copyright © 2013, diakses pada tanggal 22 Desember 2015

http://www.duniaalatkedokteran.com/20

10/10/autoclave-autoklaf.html#sthash.mogWMBYO.dpu f

BIODATA PENULIS

Nama : Deni Fatharoni Hartono

NIM : P27838013026

Gambar

Gambar 2.1 Indikator Perubahan Warna  Sumber : Sterilization Verfication by Utlization
Tabel 1 Konfigurasi S2 dan S3 Sensor Warna  TCS3200  S2  S3  Fotodioda  yang Aktif  0  0  Pemfilter Merah  0  1  Pemfilter Biru  1  0  Tanpa Filter  1  1  Pemfilter Hijau
Gambar 3.1 Blok Diagram Mekanis
Tabel 4.1 Pengambilan Data Frekuensi output  sensor warna menggunakan sample warna acak
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil identifikasi bencana yang telah dilakukan didapatkan bahwa risiko yang disebabkan oleh tangki Caustic soda adalah bakteri WWTP mati (terganggunya proses WWTP) dan Proses

ferrooxidans pada sampel batubara yang disterilisasi paling kecil dikarenakan proses sterilisasi menyebabkan bakteri yang sebelumnya terdapat pada batubara mati, sehingga

Sterilisasi sinar ultraviolet (UV) adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kuman udara6. Sterilisasi ultravioler merupakan salah satu aspek sanitasi

• Fraksi volume anatase/rutile yang paling baik digunakan sebagai dye sensitized solar cell (DSSC) adalah 90%:10% dengan efisiensi sebesar 0,076% untuk pewarna kulit manggis dan

Analisis SWOT Pada Technoware pada faktor Opportunities (Kesempatan) Belum pernah dibuat Alat ukur laju pernapasan dengan metode suhu tubuh di Jurusan Teknik

Dari chamber 2, motor 2 akan bergerak turun sehingga proses pencelupan pada larutan ethanol absolute berjalan sesuai waktu yang ditentukan.. Setelah pencelupan

Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, maka penulis akan membuat alat yang berjudul “Patient Monitor Tampil PC (Parameter ECG dan Suhu Tubuh)” yang

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa tegangan yang digunakan sebagai tegangan input untuk sensor sebesar ±5 V.. Data diatas diambil beberapa responden. Dan satu data