Contrast Injection System
(Achmad Raka Doni Bramantyo Tri Bowo Indrato, ST, MT Her Gumiwang Ariswati, ST,MT.)
Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya
Abstrak
Contrast Injection System adalah sebuah alat yang digunakan untuk menginjeksikan cairan kontras kepasien saat akan melakukan pemeriksaan angiografi. Fungsi Angiografi merupakan teknik pemeriksaan dengan cara memberikan radiasi sinar X ke pasien secara terus menerus untuk melihat secara langsung letak kelainan atau penyumbatan pembuluh darah yang ada dalam tubuh pasien.Dalam suatu tindakan terkadang dokter dalam suatu proses belum bisa menentukan letak penyumbatan atau kelainan dikarenakan cairan kontras yang di injeksikan awal sudah menyebar dan tidak dapat dilihat dengan jelas lagi. Oleh karena itu, penulis bermaksud membuat alat sistem injeksi cairan kontras ini yang berfungsi untuk mengatur banyaknya cairan yang diinjeksikan awal pada pasien, dan dengan alat ini dokter atau operator dapat menambah cairan kontras yang dimasukan ke pasien saat proses sedang berlangsung melalui ruang operator sehingga tidak terkena radiasi.
Rancangan alat ini menggunakan jenis penelitian pre-eksperimental dengan metode after only design.
Pada rancangan ini, peneliti hanya melihat hasil tanpa melihat keadaan awal. Berdasarkan pengukuran volume dan waktu sebanyak 5 kali pada 2 setting pemilihan Pada alat ini didapat hasil %Error rata- rata 40% pada pemilihan 60ml dan 28% pada pemilihan 40mL cairan yang diinjeksikan. Sedangkan pada pemilihan 60mL didapat error sebesar 2,5% pada setting waktu dan pada pemilihan 40mL didapat error sebesar 0% pada setting waktunya. Dari data diatas alat ini masih butuh perbaikan untuk diakatakan layak pakai.
Kata kunci : Injector , Cairan contrast, Angiografi 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Angiografi adalah pemeriksaan pembuluh darah dengan menggunakan zat kontras yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : Pemeriksaan arteriografi dan Pemeriksaan flebografi – venografi. Marnansjah Daini, (2014).
Fungsi Angiografi merupakan teknik pemeriksaan dengan cara memberikan radiasi sinar X ke pasien secara terus menerus untuk melihat secara langsung letak kelainan atau penyumbatan pembuluh darah yang ada dalam tubuh pasien. Sebelum melakukan angiografi pasien terlebih dahulu diberikan cairan kontras yang di injeksikan kedalam tubuh pasien pada bagian yang diduga terdapat penyumbatan. Bahan kontras merupakan
senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostik medik. Alat kontras injeksi sistem ini adalah alat yang digunakan untuk menginjeksikan cairan kontras ke tubuh pasien.
Dalam melakukan injeksi cairan kontras ke tubuh pasien seorang dokter harus bisa menentukan banyak nya dosis cairan yang akan di injeksikan. Banyak sedikitnya cairan ini sangat menentukan jelas atau tidaknya alur pergerakan darah dalam pembuluh darah. Dalam suatu tindakan angiografi terkadang dokter dalam suatu proses belum bisa menentukan letak penyumbatan atau kelainan dikarenakan cairan kontras yang di injeksikan awal sudah menyebar dan
tidak dapat dilihat dengan jelas lagi. Oleh karena itu, penulis bermaksud membuat alat kontras injeksi sistem yang berfungsi untuk mengatur banyaknya cairan yang diinjeksikan awal pada pasien, dan dengan alat ini dokter atau operator dapat menambah cairan kontras yang dimasukan ke pasien saat proses sedang berlangsung.
Alat ini merupakan alat yang tergolong inovasi terbaru, tidak semua rumah sakit memiliki alat ini. Di kampus Teknik Elektromedik pun juga belum ada mahasiswa yang pernah membuat alat ini.
Mengingat peran penting alat ini sebagai penunjang dan meminimalisir terjadinya kesalahan dalam diagnosis dokter.
Oleh karena itu, penulis bermaksud membuat alat sistem injeksi cairan kontras pada pemeriksaan Angiografi dilengkapi dengan display level cairan.
1.2 Batasan Masalah
1.2.1 digunakan khusus pada pemeriksaan Angiografi Thoracic Outlet
1.2.2 menggunakan 1 syringe khusus injeksi cairan kontras
1.2.3 Cairan kontras disimulasikan dengan cairan NaCl.
1.2.4 Menggunakan 2 pemilihan setting cairan yaitu flowrate 4 ml/s dengan volume 40 ml dan flowrate 6 ml/s dengan volume 60 ml
1.2.5 digunakan khusus pada 1 model syringe dengan volume tetap
1.3 Rumusan Masalah
“Dapatkah dibuatnya alat khusus injector cairan kontras pada pemeriksaan angiografi khusus thoracic outlet ?”
1.4 Tujuan Masalah 1.4.1 Tujuan Umum
Dibuatnya alat injektor cairan kontras adalah untuk memudahkan operator maupun dokter dalam pemberian cairan kontras ke pasien pada pemeriksaan angiografi. Sehingga mengurangi resiko bahaya radiasi sinar x saat ingin memberikan tambahan cairan kepasien ditengah pemeriksaan.
1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.2.1 Membuat rangkaian
minimum system
Mikrokontroller
1.4.2.2 Membuat software pemroses pada CV AVR 1.4.2.3 Membuat rangkaian
display LCD
1.4.2.4 Membuat rangkaian driver motor
1.4.2.5 Membuat rancangan box syringe dan control 1.4.2.6 Membuat mekanisme
syringe
1.4.2.7 Melakukan Uji Fungsi Alat
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaaat Teoritis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang teknik diagnostic radiografi terutama pada teknik angiografi dan pengetahuan tentang cairan kontras. Terlebih untuk memahami teknik pengijeksian cairan kontras pada pemeriksaan angiografi.
1.5.2 Manfaat Praktis
Dengan adanya alat ini diharapkan dapat membantu dokter/operator dalam melakukan pemeriksaan angiografi terutama teknik penginjeksian cairan
kontras. Dengan alat ini dokter tidak perlu melakukan injeksi cairan kontras secara manual dan juga ketika hendak melakukan penyuntikan kembali cairan kontras dokter / operator tidak perlu memasuki ruang pemeriksaan sehingga tidak terkena radiasi.
METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian
Desain penelitian dan pembuatan modul ini menggunakan metode pre- eksperimental dengan jenis penelitian “after only design”. Pada rancangan ini penulis hanya melihat hasil tanpa mengukur keadaan sebelumnya.
Variabel Penelitian Variabel Bebas
Sebagai variabel babas adalah jenis cairan yang akan di injeksikan ke tubuh pasien, karena cairan ini tidak tergantung dan tidak dipengaruhi oleh variabel lain.
Variabel Terikat
Sebagai variabel terikat adalah kecepatan motor untukmendorong syringe Variabel Terkendali
Sebagai variabel terkendali adalah IC Mikrokontroler ATMega8535.
Diagram Blok
Cara kerja blok diagram
Power Supply menyuplay tegangan ke seluruh rangkaian. Setting volume untuk memberi perintah pengaturan setting flowrate dan volume awal cairan yang dikeluarkan, start untuk memulai proses injeksi, reset untuk memulai proses dari awal,lalu auto load digunakan untuk memberi perintah agar melakukan pengisian otomatis. Mikrokontroller akan mengolah semua perintah tersebut untuk mengatur nyalanya driver motor dan mengatur putaran motor. Mikrokontroler akan memberikan perintah dan LCD karakter akan menampilkan pemilihan volume cairan yang akan dimasukkan dan kondisi alat. Sensor volume akan mendeteksi level cairan yang ada di dalam syringe dan menampilkan level cairan ke indikator LED bar melalui proses dari mikrokontroller. Tombol bolus digunakan untuk menambahkan atau memberikan cairan tambahan ke pasien saat cairan ditubuh pasien sudah menyebar dan pemeriksaan belum selesai.
Diagram Alir
Cara Kerja Diagram Alir
Saat alat di nyalakan alat melakukan inisialisasi , auto load akan membuat motor bekerja dan menarik syring untuk melakukan pengisian, saat sudah penuh pilih setting flowrate dan volume awal injeksi cairan yaitu 4mL/s dengan volume 40mL atau 6mL/s dengan volume 60 mL. saat syring terisi cairan maka level volume cairan akan mendeteksi jumlah volume cairan dan menampilkan pada LED Bar. Tekan start maka motor akan bekerja menginjeksikan cairan sesuai settingan saat proses angiografi berlangsung tidak memerlukan injeksi tambahan maka proses selesai END. Saat proses belum selesai dan memerlukan injeksi tambahan tekan tombol bolus dan motorakan
berputar menginjeksikan cairan lagi hingga proses selesai (END).
Urutan Kegiatan
Dalam penelitian dan pembuatan modul ini penulis terlebih dahulu membuat urutan kegiatan yang meliputi dibawah ini :
1. Mempelajari teori tentang alat contrast injection system,dan pemeriksaan angiografi
2. Berkonsultasi kepada dosen - dosen yang bersangkutan mengenai permasalahan yang akan dibuat untuk Tugas Akhir
3. Mengumpulkan referensi dan landasan masalah mengenai alat contras injection system
4. Membuat dan menyusun proposal 5. Mempelajari masalah- masalah tentang
mekanika modul, box dan merancang teknis pembuatan modul.
6. Membuat, dan mempelajari rangkaian- rangkaian yang dibutuhkan untuk pembuatan modul
7. Mempelajari dan menyiapkan komponen- komponen yang akan digunakan dalam pembuatan setiap rangkaian.
8. Mencetak hasil layoutan dalam PCB serta memasang komponen dalam PCB 9. Melakukan pengujian setiap rangkaian 10. Mempelajari dan membuat Program
sesuai dengan diagram alir 11. Uji coba rangkaian keseluruhan
12. Penggabungan Rangkaian menjadi Satu dan menguji program.
13. Menata box sesuai dengan kapasitas rangkaian dan mekanik
14. Penyusunan menjadi satu dalam box modul.
15. Melakukan pengukuran dan uji coba alat
𝑋̅ =∑𝑋𝑛 𝑛
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 % =𝑋𝑛 − 𝑋̅
𝑋̅𝑛 x 100%
Standart deviasi
SD = Hasil pengukuran dan Analisis
a. Pengukuran setting 60ml Percobaan Waktu (s) Volume
1 10 37
2 10,5 36
3 11 35
4 10 36
5 10 36
Rata-rata 10,25 36
b. Pengukuran setting 40ml
Dari data tabel diatas terdapat perbandingan hasil output cairan yang disuntikkan oleh modul dengan gelas ukur didapat hasil yang kurang presisi dari alat yang disebabkan karena kurang cepatnya perputaran motor maupun perbandingan gear box yang digunakan
Analisis
Setelah dilakukan pengukuran maka akan dilakukan perhitungan data yang diperoleh sehingga dapat dianalisa menggunakan rumus, antara lain :
Rata – rata
Rata–rata adalah bilangan yang di dapat dari hasil pembagian jumlah nilai data oleh banyaknya data dalam kumpulan tersebut.
Rumus rata – rata adalah :
Dimana : 𝑋̅ = rata-rata X1,..,Xn = nilai data
n = banyak data (1,2,3,n)
Standart Deviasi
Standart Deviasi adalah suatu nilai yang menunjukan tingkat (derajat) variasi kelompok data atau ukuran standart penyimpangan dari mean
Rumus Standart Deviasi adalah :
1
) 5 ( ...
) 2 ( ) 1
( 2 2 2
n
X X X
X X X
Dimana : SD = standart deviasi 𝑋̅ = rata-rata X1,..,Xn = nilai data
n = banyak data (1,2,3
….n )
Error (Rata – rata Simpangan)
Error (Rata–rata Simpangan) adalah selisih antara mean terhadap masing – masing data.
Rumus Error adalah :
Dimana : Xn = rata-rata data kalibrator 𝑋̅ = rata-rata data modul Perco
baan
Waktu (s) Volume (mL)
1 10 30
2 9,5 28
3 10,5 29
4 10 29
5 10 28
Rata- rata
10 28,8
𝑈𝐴 =𝑆𝐷
√𝑛 Ua (Ketidakpastian)
Rumus ketidakpastian (Ua) adalah :
Dimana : Ua = ketidakpastian SD = standart deviasi n = banyaknya data
Hasil perhitungan perbandingan pengukuran alat
1. Rata-Rata
Rata-rata setting 60mL 𝑋̅ =∑𝑋𝑛
𝑛
X =37+36+35+36+36
5 X =36
Rata-rata setting 40mL 𝑋̅ =∑𝑋𝑛
𝑛
X =30+28+29+29+28
5
X =28,8
Rata-rata waktu pad setting 60mL 𝑋̅ =∑𝑋𝑛
𝑛
X =10+10,5+11+10+10
5
X =10,25
Rata-rata waktu pada setting 40mL 𝑋̅ =∑𝑋𝑛
𝑛
X =10+9,5+10,5+10+10
5
X =10
2. Standart Deviasi/SD
Standart Deviasi Setting 60mL
SD =
1
) 5 ( ...
) 2 ( ) 1
( 2 2 2
n
X X X
X X X
=(37-36)2+(36-36)2+(35-36)2+(36-36)2+(36+36)2
5-1
=0.707
Standart Deviasi setting 40mL
SD =
1
) 5 ( ...
) 2 ( ) 1
( 2 2 2
n
X X X
X X X
= (30-28,8)2+(28-28,8)2+(29-28,8)2+(29-28,8)2+(28-28,8)2
5 - 1
=0.836
3. Ketidakpastian (Ua)
Ketidakpastian setting 60mL 𝑈𝐴 =𝑆𝐷
√𝑛 Ua = 0,707
√5 Ua =0,316
Ketidakpastian Setting 40mL 𝑈𝐴 =𝑆𝐷
√𝑛 Ua = 0,836
√5 Ua =0,373 4. % Error
Pada setting 60mL
% Error = Xn
X Xn
x 100%
= 60−36
60 x 100%
= 40%
Pada sampel 40mL
% Error = Xn
X Xn
x 100%
= 40−28.8
40 x 100%
= 28%
Waktu pada setting 60mL
% Error = Xn
X Xn
x 100%
= 10−10,25
10 x 100%
= -2,5 %
Waktu pada setting 40mL
% Error = Xn
X Xn
x 100%
= 10−10
10 x 100%
= 0 %
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan Rangkaian dan Software 5.1.1 Rangkaian Minimum Sistem
Rangkaian ini berfungsi untuk mengatur jalan nya system, Spesifikasi dari rangkaian minimum system antara lain:
1. Tegangan kerja yang dibutuhkan 2,7 - 5,5 VDC dan ground 2. Membutuhkan sambungan
MOSI, MISO, SCK, RESET dan
GROUND untuk dapat
memprogram ATMEGA 8535
Gambar 5.1 Rangkaian Minimum Sistem
Rangkaian minimum system diatas menggunakan IC ATmega 8535, dengan tegangan kerja sebesar 5VDC dan ground. Input push button dan Output sensor potensio meter dihubungkan pada PORTA pada ic ATmega 8535 untuk diolah. Lalu Untuk mengatur kecepatan dan arah putaran motor menggunakan PWM internal pada port OC2 (PORTD) dan memasukkan sebuah program kedalam rangkaian minimum sistem
membutuhkan sebuah
downloader yang akan dihubungkan dengan port MISO, MOSI, SCK, dan RESET. Dan pada PORTB bit 0 sampai 4
R10
220 J3
PORT B TO LCD 1 2 3 4 5 6 7 8
+5v +5v
C3 22pF
J1
CON2 1 2 R1
1K
J5
DOWNLOADER 1 2 3 4 5
Y 1 XTAL
R3 20K C2
22pF SW1
Reset
J8
DISPLAY LED BAR 1 2 3 4 5 6 7 8 J9
CON8 1 2 3 4 5 6 7 8 J2
INPUT SENSOR VOLUME 1 2 3 4 5 6 7 8
U1
16
4
28 36
19 9
27
38 29
6
22
33 1
20 40
34
8
17
3
14
32 5
13
26
18 37
24
2 39
23
35
25
21
7
15 12
30 31
1011
PD2/INT0
PB3/AIN1/OC0
PC6/TOSC1 PA4/ADC4
PD5/OC1A RESET
PC5/TDI
PA2/ADC2 PC7/TOSC2
PB5/MOSI
PC0/SCL
PA7/ADC7 PB0/T0/SCK
PD6/ICP1 PA0/ADC0
PA6/ADC6
PB7/SCK
PD3/INT1
PB2/AIN0/INT2
PD0/RXD
AREF PB4/SS
XTAL1
PC4/TDO
PD4/OC1B PA3/ADC3
PC2/TCK
PB1/T1 PA1/ADC1
PC1/SDA
PA5/ADC5
PC3/TMS
PD7/OC2
PB6/MISO
PD1/TXD XTAL2
AVCC AGND
VCCGND
+5v C1
100nF
J7
GND 1 2
lcd_gotoxy(0,0); //untuk letak karakter tampilan awal
lcd_putsf("CONTRAST INJECTION");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("SYSTEM"); //karakter tampilan awal
delay_ms(250);
while (1) { indikator;
TCCR0=0x00;
while(PINA.2==0)// ketika tombol enter ditekan
{
delay_ms(250);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Preparation");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Auto Load ?");
delay_ms(250);
goto atur_tempat; // masuk sub program atur posisi syringe
} }
digunakan sebagai output menuju ke indicator LED bar.
Listing Progam
atur_tempat:
while(1) {
indikator; //menampilkan indikator cairan
delay_ms(100);
if(PINA.6==0)//tombol perintah mundur
{ mundur();}
if(PINA.5==0) //tombol perintah maju
{ maju(); }
if(PINA.4==0) //tombol perintah autoload
{ goto autoload;}
else if(PINA.2==0) //enter bila sudah mengatur posisi dan tanpa autoload
{
delay_ms(100);
goto pemilihan;
} }
5.1.2 Rangkaian LCD
Gambar 5.2 : rangkaian LCD
Rangkaian LCD ini digunakan untuk mengatur nyala LCD karakter 2x16. Menggunakan catu daya 5V. kaki kaki LCD dihubungkan ke pin pada mikro sesuai dengan konfigurasi kaki LCD.
Pada rangkaian ini tegangan pada kaki 3 (VEE) diberi variable resistor untuk mengatur besar tegangan yang masuk sehingga kita dapat mengatur besar kecilnya kontras karakter. Pada kaki 15 juga dipasang variable resistor yang berguna untuk mengatur besar tegangan yang masuk kekaki 15 sehingga dapat mengatur besar intensitas pada lampu background LCD.
5.1.3 Rangkaian sensor dan indicator level cairan
Gambar 5.3 : rangkaian sensor dan display LED
Rangkaian tersebut untuk membaca input tegangan dari potensiometer yang bergerak sesuai dengan jalan nya / level cairan hasil output dari sensor berupa tegangan akan masuk langsung kaki adc pada mikrokontroller agar diolah dan tentukan keadaan level cairan ketika kondisi 20% PORTB.0 berlogika1 dan led1 nyala , kondisi 40% led 2 nyala, kondisi 60% led 3 nyala, kondisi 80% led 4 nyala, dan kondisi 100% led 5 nyala.
Gnd PB.5
PB.1 Gnd
R2 POT
1 3
2
J1 LCD 2x16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
J5
CON2 1 2
PB.4
Vcc
Vcc
J6
CON2 1 2 SW1
SW KEY -Y M061
1 2
PB.6
R1 10K
13
2
Vcc
Gnd
PB.2
PB.0 PB.7
Vee
D17
LED
PORTB.4 VCC
D16
LED
D18
LED PORTB.2 PORTA.1(ADC1)
0 R3
POT
D19
LED
0 PORTB.0
PORTB.1
PORTB.3
D20
LED
Listing program
5.1.4 Rangkaian Driver Motor
Gambar 5.4 : Rangkaian driver PWM
Pin output PWM berasal dari mikrokontroller masuk ke kaki 1 dan 2 pada optoisolator. Kaki 3 opto isolator akan diberikan tegangan 12V untuk motor. Kaki 4 opto isolator akan masuk ke kaki Gate mosfet IRF Z44N untuk mengatur aliran tegangan dari drain ke source sesuai dengan sinyal PWM dari opto. Output dari rangkaian ini akan masuk kerangkaian driver kanan dan kiri untuk menyuplai tegangan motor.
R7 1k
12
VCC MOTOR J5
pwm 1 2
12motor J8
Supply Motor 1 2
Gnd Motor
GND MOTOR J7
12v 12
ISO3 OPTO ISOLATOR-A
12 43
R9
1k
1 2
Gnd Motor Q1
IRFz44n
2
1
3
D3 DIODE
12
J6Gnd
12
C2 1uf
R10 1k
12
{
// Place your code here a=read_adc(1);
delay_ms(300);
tegangan=(float)a*4.9/1023;
lcd_clear();
ftoa(tegangan,2,temp);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_puts(temp);
itoa(a,temp);
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts(temp);
delay_ms(100);
if (tegangan>0 && tegangan<1) //digunakan saat ledbar menyala satu atau berada di titik terbawah
{PORTB.0=1;PORTB.1=0;PORTB.2=0;PORTB.3=0;P ORTB.4=0;}
if (tegangan>1 && tegangan<2) //digunakan di tegangan berapa saat ledbar menyala 2
{PORTB.0=1;PORTB.1=1;PORTB.2=0;PORTB.3=0;P ORTB.4=0;}
if (tegangan>2 && tegangan<3) // pada tegangan brp ledbar menyala 3
{PORTB.0=1;PORTB.1=1;PORTB.2=1;PORTB.3=0;P ORTB.4=0;}
if (tegangan>3 && tegangan <4) // pada tegangan brp sampai brp led barharus menyala 4
{PORTB.0=1;PORTB.1=1;PORTB.2=1;PORTB.3=1;P ORTB.4=0;}
if (tegangan>4 && tegangan <5) // pada tegangan brapaledbar harus menyala 5
{PORTB.0=1;PORTB.1=1;PORTB.2=1;PORTB.3=1;P ORTB.4=1;}
}
5.1.5 Rangkaian Driver putar kanan dan kiri
Gambar 5.5 : Rangkaian driver putar kanan kiri
Rangkaian driver putar kanan dan kiri disulut dari kaki mikrokontroller PORTD.5 dan PORTD.6 sulutan logika dari mikrokontroller akan masuk ke kaki 1 dan 2 kaki opto isolator ketika ada sulutan kaki 3 opto akan terhubung dengan kaki 4 sehingga tegangan kana mengalir ke basis transistor menjadikannya saturasi dan menghubungkan kaki relay ke ground dan relay menjadi aktif dan menghubungkan motor ke output rangkaian PWM sehingga motor bisa berputar. Begitu pula pada rangkaian sisi sebelah kanan sistim kerjanya sama namun relay nya menghubungkan motor ke kutub yang berbeda dan mengakibatkan motor berputar kea rah sebaliknya
Listing program
DAFTAR PUSTAKA
Kee, Joyce LeFever,1997, Handbook of laboratory and diagnostic tests with nursing implications.
2012,Artikel tentang Definisi dan indikasi Angiografi
(http://www.suryahusadha.com/in dex.php?option=com_myblog&sh ow=intro-3.htm|&itemit=94)
ISO6 OPTO ISOLATOR-A
12 43
D2 DIODE
12
R5 10k
12
J2
mundur 1 2
0
R1 1k
1 2
R4 220ohm
12
J3
maju 1 2
U1 BD139
D1 DIODE
12
U2
BD139 R3
220ohm
12
VCC MOTOR
12v K2
RELAY DPDT 3 4 5
6 8 7
1 2
C1 10uf GND MOTOR
M1
MOTOR
1 2
0 C6
10uf
R6 10k
12
K1
RELAY DPDT 3
4 5 6
8 7 1 2
R2
1k
1 2
ISO5 OPTO ISOLATOR-A
12
43
12v
void flow_60() {
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts("flow60ml/s 60ml");
PORTD.6=1;//program atur putar maju OCR2=50; //pengatur besar duty cycle
/kecepatan motor delay_ms(500);
}
void flow_40() {
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts("flow40ml/s 40ml");
PORTD.6=1;//program atur putar maju OCR2=150; // pengatur besar duty cycle
/kecepatan motor delay_ms(500);
}
2012 , Artikel tentang prinsip kerja motor DC
, Elektronika Dasar,
(http://elektronika- dasar.web.id/teori-
elektronika/prinsip-kerja-motor-dc/) 2012, Artikel Pengertian dan 3 macam
pembuluh darah , Guru pendidikan , (http://www.gurupendidikan.com/pe ngertian-dan-3-macam-pembuluh- darah/)
2013, Artikel Pemilihan media kontras, Siavent,
(http://siavent.blogspot.co.id/2010/01 /pemilihan-media-kontra-
intravascular.html)
Department of Radiology, Stanford Cardiovascular CT Scanning and Injection Protocols Stanford
University Medical Center ,Stanford, CA