• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 58. Konsep ruang sebagai habitat burung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambar 58. Konsep ruang sebagai habitat burung"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

PERENCANAAN LANSKAP

5.1 Konsep Perencanaan

Konsep dasar dalam penelitian ini adalah untuk merencanakan lanskap ruang terbuka hijau ekologis sebagai habitat burung di kawasan permukiman. Berdasarkan hasil sintesis, menurut fungsinya kawasan perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) dapat dikembangkan menjadi area perlindungan penampung (sink), transisi dan koridor dengan jenis burung yaitu burung pemakan biji, sehingga konsep dasar dapat dikembangkan menjadi menciptakan lanskap ruang terbuka hijau ekologis sebagai habitat burung pemakan biji di kawasan Bukit Cimanggu City.

5.2 Pengembangan Konsep 5.2.1 Konsep Ruang

Pengembangan konsep ruang berdasarkan fungsinya (Gambar 58) dibagi menjadi area penampung (sink), transisi, dan koridor. Koridor berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua yaitu koridor permukiman penduduk atau halaman rumah dan koridor ruang terbuka (koridor hijau dan koridor biru). Konsep pembagian ruang ini dimaksudkan agar pergerakan dan migrasi burung lebih terarah dan terkendali.

(2)

5.2.2 Konsep Vegetasi

Konsep vegetasi untuk habitat burung direncanakan memiliki fungsi- fungsi untuk bersarang, sumber pakan, bermain dan berkembang biak (Gambar 51). Dengan demikian, jenis-jenis vegetasi yang diterapkan pada kawasan perlindungan berdasarkan Leedy (1978) dapat dibedakan menjadi 6 (enam) jenis vegetasi ,yaitu: tanaman konifer, semak, rumput, gabungan tanaman, tanaman tepi air dan tanaman peneduh.

Gambar 59. Jenis tanaman yang ada di area perlindungan

5.2.3 Konsep Aktivitas

Aktivitas yang dikembangkan di dalam tapak difokuskan pada aktivitas pergerakan burung. Konsep aktivitas yang direncanakan memiliki fungsi mengarahkan pergerakan burung. Burung yang berasal dari luar area kawasan penelitian masuk melalui koridor menuju area perlindungan penampung (sink). Gambar 60 merupakan konsep aktivitas.

Area perlindungan (sink) Area bersarang Transisi Gabungan (pohon, semak, perdu, penutup

tanah)

Pohon peneduh Pohon konifer Tanaman tepi air

Semak Penutup tanah

(3)

Gambar 60. Aktivitas pergerakan burung

Berdasarkan area yang dapat dikembangkan, maka dibuat rencana blok (block plan) dengan mengikuti konsep erencanaan. Gambar 61 merupakan rencana.

5.3 Block Plan

Block plan merupakan integrasi peta kesesuaian lahan dengan pengembangan konsep. Pada Tabel 26 yaitu matrik hubungan kesesuaian lahan dengan konsep pengembangan.

Tabel 26. Matrik Hubungan kesesuaian lahan dengan konsep pengembangan

Konsep Pengembangan

Konsep Ruang Konsep vegetasi Konsep Aktivitas

Kesesuaian Lahan

Kurang sesuai Non-Available Semak, Penutup tanah

Pasif

Cukup sesuai Koridor Pohon konifer, Penutup tanah,

Semak

Semi Aktif

Sesuai Area Perlindungan, Transisi

Gabungan, Pohon peneduh,

Pohon konifer, Tanaman tepi air,

Semak, Penutup tanah

Aktif

Pada tabel diatas diketahui bahwa konsep pengembangan kurang sesuai diterapkan pada bangunan dan perkerasan. Gambar 61menyajikan Block plan.

(4)

Judul Penelitian

PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU EKOLOGIS SEBAGAI HABITAT BURUNG DI KAWASAN

PERUMAHAN

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011 Judul Gambar Block Plan Dibuat Oleh Dian Khaerunnisa A44062918 Orientasi Dibimbing Oleh

Ir. Qodarian Pramukanto, M.Si No Gambar 61 Skala

Legenda

Potensi Area sumber

Koridor hijau Area penampung Koridor air Area transisi Pergerakan Burung Batas permukiman BCC

(5)

5.4 Rencana Lanskap

Rencana ruang terbuka hijau merupakan pengembangan dari block plan yang dituangkan berupa detail bentuk dan struktur ruang terbuka hijau. Rencana Ruang Terbuka Hijau Bukit Cimanggu City dapat dilihat pada Gambar 62.

a. Rencana Ruang Terbuka Hijau

Rencana ruang secara makro merupakan hubungan antara sink ( perumahan) dan source ( sekitar perumahan) sedangkan secara mikro merupakan

hubungan antara area-area penampung. Di dalam area penampung terdapat dua area yang berbeda yaitu area bersarang dan area transisi.

Area perlindungan penampung (sink) memiliki fungsi utama sebagai tempat bersarang dan sumber utama pakan. Perbandingan luas antara area bersarang dengan daerah transisi adalah 1 : 5. Area bersarang dalam area perlindungan, dapat diletakkan di tengah, di pinggir atau tersebar namun harus tetap dikelilingi oleh area transisi (Gambar 63).

Koridor merupakan penghubung antara area penampung dengan area penampung dan area penampung dan source. Koridor dibuat kontinyu dengan tujuan mengarahkan burung ke area penampung.

Noise (gangguan) berbentuk jalan beraspal dapat menggunakan RTH jalur hijau jalan. Penggunaan jalur hijau jalan bertujuan agar koridor penghubung tidak terputus dan dapat berfungsi sebagai pengarah burung ke area penampung (Gambar 64). Noise (gangguan) tidak hanya berbentuk jalan, salah satu gangguan lainnya dapat berbentuk bangunan. Menurut Permen PU (2008) tiap rumah harus menyediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung dengan ditambah tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput, namun terbatasnya luas tanah membuat koridor hijau menjadi terputus. Keterbatasan luas halaman dengan jalan lingkungan yang sempit, tidak menutup kemungkinan untuk mewujudkan RTH melalui penanaman dengan menggunakan pot atau media tanam lainnya. Salah satu cara untuk menyambungkan koridor yang terputus tersebut adalah dengan menggunakan roof garden (taman atap).

(6)
(7)

  (a) (b) (c)

Gambar 63. Tiga tipe peletakkan area bersarang dalam area perlindungan, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C

Gambar 64. Jalur hijau sebagai koridor

Gambar 65. Struktur dalam penanaman roof garden

b. Rencana Tata Vegetasi

Konsep vegetasi untuk habitat burung direncanakan memiliki fungsi-fungsi untuk bersarang, sumber pakan, bermain dan berkembang biak. Dengan demikian, jenis-jenis vegeasi yang diterapkan pada kawasan perlindungan berdasarkan Leedy (1978) dapat dibedakan menjadi 6 (enam) jenis vegetasi, yaitu:

(8)

tanaman konifer, semak, rumput, gabungan tanaman, tanaman tepi air dan tanaman peneduh. Tabel 26 menjelaskan jenis vegetasi dan fungsinya dalam pengembangan habitat burung sedangkan Gambar 66 menunjukan strata vegetasi yang direncanakan.

Tabel 27. Jenis vegetasi dan fungsinya

Jenis vegetasi Fungsi

Tanaman konifer - Berada di tepi daerah perlindungan

- Sebagai batas dari area transisi - Sebagai cadangan makanan Semak - Sebagai tempat sembunyi

- Sebagai tempat bermain - Sebagai cadangan makanan Rumput - Sebagai tempat bermain

Gabungan - Tempat bersarang dan berkembang biak

- Sumber pakan utama

Tanaman tepi air - Sebagai sumber air minum

Tanaman peneduh - Berada di tepi daerah perlindungan

- Sebagai batas dari area transisi - Sebagai cadangan makanan

Gambar 66. Strata tanaman dalam perlindungan habitat liar (Leedy, 1978)

Tanaman konifer Semak berbunga sepanjang tahun Rumput Gabungan tanaman Kolam Tanaman tepi air Tanaman peneduh

(9)

Jenis tanaman yang ada dalam kawasan Bukit Cimanggu City didominasi oleh tanaman penghasil biji tetapi dalam rencana vegetasi ini, jenis pohon direncanakan memiliki keragaman yang tinggi. Hal ini supaya jenis burung eksisting lainnya dan burung migran tetap akan mendapat suplai makanan sehingga burung yang ada di kawasan ini akan lebih beragam.

Burung pemakan biji menyukai tempat-tempat yang tidak terlalu tinggi seperti rumput dan semak-semak. Pakan burung pemakan biji juga dapat dihasilkan oleh rerumputan, semak-semak bahkan alang-alang. Oleh karena itu, area hamparan rumput lebih luas dari pada area tanaman lain. Pada lampiran terdapat beberapa tanaman yang dapat ditambahkan pada area perumahan serta fungsinya.

Berikut adalah rencana pengembangan dari RTH tiap jenis taman yaitu taman lingkungan, taman RT dan taman halaman rumah. Masing-masing terdapat satu contoh detail rencana taman.

5.4.1Rencana RTH Taman Lingkungan

Gambar 67. Rencana Taman Komunitas – Taman Masjid Pohon

konifer Tanaman tepi air

Air Gabungan tanaman Semak Rumput Pohon peneduh

A

A¹ A

(10)

Penerapan pada jenis vegetasi pada RTH taman lingkungan sesuai dengan konsep Leedy (1978) sedangkan fungsi ruang yang ada di dalamnya sesuai dengan Hails et al. (1990) yaitu area bersarang dan transisi. Gambar 68 merupakan gambar ilustrasi rencana danau Casa Grande.

Gambar 68. RTH danau Casa Grande

5.4.2 Rencana RTH Taman RT

Vegetasi pada RTH taman RT menerapkan konsep Leedy (1978) sedangkan fungsi ruang yang ada di dalamnya sesuai dengan Hails et al. (1990) yaitu area bersarang dan transisi. Gambar 69 adalah gambar ilustrasi taman RT.

Gambar 69. RTH taman RT

Taman RT digambarkan sebagai taman dengan aktivitas aktif dengan memikirkan sisi ekologi. Hal ini dicerminkan dengan luasnya hamparan rumput

(11)

dengan pohon peneduh di sekitarnya. Gambar 70 merupakan rencana taman RT beserta gambar section.

Gambar 70. Rencana Taman RT

5.4.3 Rencana RTH Halaman Rumah 

Pada tahap pengembangan konsep telah diusulkan adanya taman atap atau roof garden untuk membantu terhubungnya koridor. Pada Gambar 71 terdapat rencana taman atap rumah. 

         

Gambar 71. Rencana Taman Atap

Pohon konifer Tanaman

tepi air Air

Gabungan tanaman Semak

Pohon peneduh

(12)

Pada Tabel 28 terdapat beberapa tanaman yang yang disukai oleh burung. Tanaman-tanaman ini sebagai rekomendasi tanaman yang dapat dikembangkan pada kawasan perumahan Bukit Cimanggu City. Selain disukai oleh burung, jenis tanaman ini berfungsi sebagai penarik burung sehingga keragaman jenis burung yang ada di kawasan dapat meningkat.

Tabel 28. Rekomendasi Jenis Vegetasi Yang Disukai Burung

Nama Lokal Nama Latin Lokasi

T.Ling T. RT T. Rum

Aren Arengga pinnata 9 9

Bambu Bambusa 9 9

Dadap ayam Erythrina variegate 9 9

Dadap srep Erythrina indica 9 9

Kaliandra Caliandra

callothyrsus

9 9

Kantil Michelia campaka 9 9

Trembelekan Lantana camara 9 9

Kenanga Cananga odorata 9 9

Murbei Morus alba 9 9

Nusa indah Mussaenda

frundosa

9 9

Palem Livistona

rotundifolia

9 9 9

Palem merah Cyrtostachys lacca 9 9 9

Pinang sirih Areca catechu 9 9 9

Pohon Kupu-kupu Bauhinia variegate 9 9 9

Soka Ixora spp 9 9 9

Pisang hias Heliconia spp 9 9 9

Arbei Rubus rosaefolium 9 9 9

Belimbing Averrhoa carambola

9 9 9

Buni Antidesma bunius 9 9

Duku condet Lansium domestikum

9 9

Gowok Eugenia

polychephalum

9 9

Jambu air Eugenia jambos 9 9 9

Jambu biji Psidium guajava 9 9 9

Jambu bol Eugenia malaccaensis

9 9 9

Kelapa Cocos nucifera 9 9

Kemang Mangivera caesia 9 9

Kepel Stelechocarpus burahol

(13)

Kersen/Talok Muntingia calabura 9 9 9 Langsat Lansium domesticum 9 9

Lobi-lobi Flacourtia inermis 9 9

Menteng/bencoy Baccaurea lanceolata 9 9 Nangka Artocarpus communis 9 9

Pala Myristica fragrans 9 9

Rambutan Nephelium lappaceum 9 9 9 Salam Eugenia polyanthum 9 9 Srikaya Annonona squamosa 9 9 9

Sawo kecik Manilkara kauki 9 9 9

Asem kranji Pithecellobium dulce

9 9

Beringin Ficus benjamina 9 9

Cemara laut Casuarina equisetiolia

9

Flamboyan Delonix regia 9 9

Jarak pagar Jatropha curcas 9 9

Kayu putih Melaleuca leucadendron

9 9

Laban Vitex pubercens 9 9

Preh Ficus stricta 9 9

Randu alas Gossampinus heptaphylla

9

Sempur Dillenia pubescens 9 9

Sengon Albizzia falcataria 9 9

Tanjung Mimusopos elengi 9 9

Turi Sesbania

grandiflora

(14)

PERENCANAAN RUANG TERBUKA

HIJAU EKOLOGIS SEBAGAI HABITAT

BURUNG DI KAWASAN PERUMAHAN

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 Dibuat Oleh Dian Khaerunnisa A44062918

Orientasi

Dibimbing Oleh

Ir. Qodarian Pramukanto, M.Si

No Gambar 62

Skala

vegetasi untuk koridor

Potensi Area Sumber (Source) Air

Bangunan

Gambar

Tabel 26. Matrik Hubungan kesesuaian lahan dengan konsep pengembangan
Gambar 63. Tiga tipe peletakkan area bersarang dalam   area perlindungan, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C
Tabel 27. Jenis vegetasi dan fungsinya
Gambar 67. Rencana Taman Komunitas – Taman Masjid
+3

Referensi

Dokumen terkait

persampahanlkebersihan, tentang tata cara pembayaran atau penarikan retribusi persampahan di rumah tangga atau wajib retribusi, yang di laksanakan oleh Dinas Lingkungan

Tujuan dari penelitian adalah untuk menelaah peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang belajar dengan cabri II plus lebih baik daripada siswa yang

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Higiene Sanitasi Tenaga Penjamah Makanan dengan Keberadaan Bakteri Eschericia coli pada

LKjIP Bappeda Kota Pekalongan 2019 I-12 RPJMD, RKPD urusan pertanian, pangan, perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM, penanaman modal, kelautan dan perikanan dan

Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar dengan nilai p = 0,031 (p<0,05) yaitu setiap peningkatan intensitas cahaya silau diikuti peningkatan kelelahan mata. Kata kunci :

Mengingat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta baru disahkan dan diundangkan pada tanggal 16 Oktober 2014, dimana di dalam

7 teman sejawat sebagai kolaborator yang dimana penelitian ini dilakukan selama 2 siklus yang tiap siklusnya terdiri dari 3 pertemuan, dengan subjek penelitian

sekretaris juga yang bertugas mengurus reservasi tempat, dan memastikan perlengkapan rapat di ruangan/tempat yang akan digunakan rapat, benar- benar