• Tidak ada hasil yang ditemukan

WELLNESS AND HEALTHY MAGAZINE Volume 3, Nomor2, August 2021, p ISSN (print), ISSN (online)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WELLNESS AND HEALTHY MAGAZINE Volume 3, Nomor2, August 2021, p ISSN (print), ISSN (online)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

WELLNESS AND HEALTHY MAGAZINE

Volume 3, Nomor2, August 2021, p.

ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656

Hubungan Dukungan Ibu Dengan Kesiapan

Menarche Di SMP N II Sukoharjo

Shinta Yulia1; Surmiasih2; Riska Hediya Putri

1,2*),3,4

Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Aisyah Pringsewu

ARTICLE INFO Kata Kunci: Mother's Support Readiness Menarche *) corresponding author Surmiasih

Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Aisyah Pringsewu Email: surmiasih12@gmail.com

DOI: 10.30604/well.168322021

PENDAHULUAN

Salah satu tahap perkembangan manusia yang cukup penting adalah masa remaja. Masa remaja ditandai dengan kemunculan tanda

kematangan seksual. Pubertas adalah perubahan kematangan fisik yang sangat cepat yang

WELLNESS AND HEALTHY MAGAZINE

, p. 175 – 181 2656-0062 (online)

Hubungan Dukungan Ibu Dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi

Di SMP N II Sukoharjo

Riska Hediya Putri3; Feri Kameliawati4

Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Aisyah Pringsewu

A B S T R A C T

Teenages is marked by the appearance of signs of puberty, puberty in young women is marked by hormonal changes that cause the first menstruation or called menarche. The average age at menarche for young women ranges from

10-general, young women learn about menstruation from their mothers, but not all mothers provide adequate information about menstruation. The importance of maternal support in providing information about menstruation to young women, so that young women can recognize the signs and changes that occur so that young women have readiness to face menarche. This research objective was to determine the correlation between maternal support and the readiness of young women to face menarche at SMP N II Sukoharjo.

This type of research is quantitative with correlational method with cross sectional approach. The research was conducted at SMP N II Sukoharjo on 19-20 February 2021. The population in this research was all of the seventh grade on young women at SMP N II Sukoharjo who had not experienced menstruation as many as 48 students and made the total population of the research. Data collection tools to measure maternal support and readiness in this research were in the form of a questionnaire. Bivariate data analysis used the gamma statistic test.

The results showed that the maternal support for young women on facing menarche was mostly positive, namely 29 young women (60.4%), Readiness of young women in facing menarche positive, namely 41 young women (85.4%). Gamma statistic results obtained p-value = 0.001, it can be concluded that there is correlation between maternal support and the readiness of young women to face menarche at SMP N II Sukoharjo. It is expected that mothers can provide more adequate information about menstruation to their daughters so that young women are better prepared to face their first menstruation.

This is an open access article under the CC–BY

Salah satu tahap perkembangan manusia yang cukup penting adalah masa remaja. Masa remaja ditandai dengan kemunculan tanda-tanda pubertas yang berlanjut hingga mencapai kematangan seksual. Pubertas adalah perubahan kematangan fisik yang sangat cepat yang

WELLNESS AND HEALTHY MAGAZINE

Putri Menghadapi

Teenages is marked by the appearance of signs of puberty, puberty in young women is marked by hormonal changes that cause the first menstruation or called menarche. The average age -19 years. In general, young women learn about menstruation from their mothers, but not all mothers provide adequate information about menstruation. The importance of maternal support in providing nstruation to young women, so that young women can recognize the signs and changes that occur so that young women have readiness to face menarche. This research objective was to determine the correlation between maternal women to face menarche at

This type of research is quantitative with correlational method with cross sectional approach. The research was conducted at 20 February 2021. The population in the seventh grade on young women at SMP N II Sukoharjo who had not experienced menstruation as many as 48 students and made the total population of the research. Data collection tools to measure maternal support and form of a questionnaire. Bivariate data analysis used the gamma statistic test.

The results showed that the maternal support for young women on facing menarche was mostly positive, namely 29 young women (60.4%), Readiness of young women in facing menarche was positive, namely 41 young women (85.4%). Gamma statistic value = 0.001, it can be concluded that there is correlation between maternal support and the readiness of young women to face menarche at SMP N II Sukoharjo. It is expected at mothers can provide more adequate information about menstruation to their daughters so that young women are better

BY-SA license.

Salah satu tahap perkembangan manusia yang cukup penting adalah masa remaja. Masa tanda pubertas yang berlanjut hingga mencapai kematangan seksual. Pubertas adalah perubahan kematangan fisik yang sangat cepat yang

(2)

meliputi perubahan tubuh dan hormonal, yang biasanya muncul di awal masa remaja. (Hidayah&Palila,2018). Pubertas pada remaja putri dapat ditandai dengan perubahan hormonal yang menyebabkan datangnya menstruasi pertama kali atau yang disebut dengan menarche. (Solihah, 2013).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO,2018) jumlah remaja berusia 10-19 tahun sudah mengalami menstruasi adalah sekitar seperlima dari penduduk dunia. Sekitar 900 juta berada di negara sedang berkembang. Jumlah remaja (penduduk usia 10-24 tahun) di indonesia saat ini telah mencapai sekitar 66,3 juta jiwa. Ini berati 1 di antara 4 penduduk adalah remaja (BKKBN, 2016). Dengan rata-rata menarche di Indonesia adalah 12,96 tahun. Hasil Riskesdas Provinsi Lampung menunjukkan bahwa proporsi riwayat menstruasi dan rata-rata umur pertama kali menstruasi remaja putri adalah berkisar umur 10-19 tahun (Riskesdas,2018). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Pringsewu usia 10-19 tahun yaitu sebanyak 33.956 jiwa dari 397.219 jiwa. Dengan rata-rata menarche adalah 12,83 tahun (Riskesdas,2018).

Pada umumnya, gadis remaja belajar tentang menstruasi dari ibunya, tetapi tidak semua ibu memberikan informasi tentang menstruasi yang memadai kepada putrinya. Pentingnya dukungan ibu dalam memberikan informasi tentang menstruasi kepada remaja putri, sehingga remaja putri dapat mengenali tanda-tanda dan perubahan yang terjadi agar remaja putri memiliki kesiapan dalam menghadapi menarche. Dukungan ibu yang kurang dapat menyebabkan kesalahpahaman tentang menstruasi sehingga menyebabkan remaja tersebut merasa cemas dan takut dalam menghadapi menarche. (Kumalasari,2013).

Ketidaksiapan menarche akan berdampak pada buruknya perilaku vulva hygiene remaja putri (Lutfiya 2016). Kesiapan remaja putri dipengaruhi oleh dukungan ibu, teman sebaya, lingkungan sekolah, dan media cetak dan elektronik. (Yusuf, 2012).

Berdasarkan hasil prasurvei yang peneliti lakukan di SMP N II Sukoharjo pada tanggal 19 September 2020 terhadap 12 remaja putri kelas VII dengan tekhnik wawancara bebas terdapat 7 remaja mengatakan belum siap menghadapi menstruasi, mereka mengatakan masih bingung tentang apa yang harus dilakukan saat menstruasi itu datang, 3 diantara 12 remaja mengatakan belum pernah mendapatkan informasi dari ibu terkait dengan menstruasi, 2 diantara 12 remaja mengatakan sudah mendapatkan informasi terkait menstruasi dari ibu mereka. Pada tanggal 20-22 september 2020 peneliti melakukan survei terhadap 12 ibu dari remaja putri yang belum mengalami menarche. Dari 12 ibu terdapat 7 ibu mengatakan belum pernah memberitahu atau membicarakan terkait persiapan putrinya dalam menghadapi

menarche, seperti cara menjaga kebersihan vagina pada saat menstruasi dengan cara mengganti

pembalut, membersihkan pembalut, dan cara menggunakan pembalut, ibu mengatakan belum pernah menceritakan pengalaman pertamanya pada saat mengalami menstruasi, ibu juga mengatakan belum pernah mengajari anak untuk melakukan tarik nafas dalam pada saat anak mengalami nyeri ketika menstruasi awal terjadi, sedangkan 3 diantara 12 ibu mengatakan telah memberikan informasi terkait persiapan putrinya dalam menghadapi menarche, namun hanya informasi mengenai menstruasi pada umumnya seperti hanya memberitahu pada umur berapa remaja putri akan mengalami menstruasi, 2 diantara 12 ibu mengatakan telah memberikan informasi tehadap putrinya tentang tata cara menghadapi menarche dengan baik dan benar.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan bahwa setiap perempuan pasti akan mengalami menstruasi dan tidak sedikit remaja putri tentunya mengalami kecemasan dan ketakutan serta tidak siap ketika menghadapi menarche. Cara menangani hal tersebut berkaitan dengan dukungan ibu, dukungan ibu sangat dibutuhkan dalam kesiapan remaja putri menghadapi menarche, diharapkan dukungan ibu dapat mengatasi keluhan fisik dan keluhan

(3)

psikis pada remaja putri. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Dukungan Ibu Dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche Di SMP N II Sukoharjo”.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Variabel yang akan diteliti adalah dukungan ibu sebagai variabel bebas, kesiapan menghadapi menarche sebagai variabel terikat. Penelitian kuantitatif koresaional bertujuan untuk menguji keeratan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti (Azwar,2017).

Penelitian ini telah di lakukan di SMP N II Sukoharjo. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 19-20 Februari 2021.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan pendekatan croos sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi putri kelas VII SMP N II Sukoharjo yang belum mengalami menstruasi.

Teknik pengumpulan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, karena jumlah responden kurang dari 100. (Sugiyono, 2015). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah Remaja putri yang belum mengalami Menarche. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah Remaja putri yang belum mengalami menstruasi, Siswi kelas VII di SMP N II Sukoharjo, Bersedia menjadi responden.

HASIL PENELITIAN 1. Analisa Univariat

a. Distibusi frekuensi dukungan ibu pada remaja putri dalam menghadapi menarche.

Dukungan Ibu Jumlah Persentase (%)

Negatif 19 39,6

Positif 29 60,4

Jumlah 48 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi dukungan ibu pada remaja putri dalam mengadapi menarche di SMP Negeri II Sukoharjo dapat diketahui mayoritas remaja putri yang memiliki dukungan ibu positif yaitu sebesar 29 (60,4%).

b. Distribusi Frekuensi Kesiapan Remaja Putri Mengahadapi Menarche Di SMP N II Sukoharjo.

Kesiapan Jumlah Persentase (%)

Negatif 7 14,6

Positif 41 85,4

Jumlah 48 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi kesiapan pada remaja putri dalam menghadapi

menarche di SMP Negeri II Sukoharjo dapat diketahui mayoritas remaja putri yang memiliki

(4)

2. Analisa Bivariat

a. Hubungan Dukungan Ibu Dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche Di SMP N II Sukoharjo.

Dukungan Ibu

Kesiapan menghadapi

Menarche Jumlah Koefesien Korelasi (r) Nilai p Negatif Positif N % N % N % Negatif 4 21,1 15 78,9 19 100 0,329 0,001 Positif 3 10,3 26 89,7 29 100 Jumlah 7 14,6 41 85,4 48 100

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh nilai p=0,001 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan ibu dengan kesiapan remaja putri menghadapi

menarche dan nilai korelasi sebesar 0,329 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan

korelasi sedang.

PEMBAHASAN 1. Analisa Univariat

a. Variabel Dukungan Ibu

Hasil penelitian distribusi frekuensi dukungan ibu pada remaja putri dalam mengadapi

menarche di SMP Negeri II Sukoharjo dapat diketahui mayoritas remaja putri yang memiliki

dukungan ibu positif yaitu sebesar 29 (60,4%). Hasil penelitian didukung dengan penelitian Widiarti,A.S (2016) didapat 60,6% responden mendapatkan dukungan ibu baik, salah satu faktor dukungan ibu baik dikarenakan sebagian besar ibu tidak bekerja, sehingga ibu memiliki banyak waktu untuk mengurus anak-anaknya, dan anak lebih dekat dengan ibu sehingga anak merasa nyaman dan aman sehingga anak menyampaikan keluhannya mengenai menarche. Maka dapat disimpulkan bahwa dukungan ibu dan kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SDN 04 Kencong Jember sudah cukup baik.

Penelitian ini didukung oleh teori menurut (Santoso (2009) dalam Hayuningtyas (2017) yang menyatakan bahwa dukungan ibu adalah tingkah laku atau upaya yang dilakukan seorang ibu terhadap keluarganya untuk merawat suami dan anak-anaknya.

Berdasarkan teori diatas menurut peneliti remaja putri yang mendapatkan dukungan ibu positif atau baik, dikarenakan ibu yang memiliki banyak waktu untuk mengurus anak-anak nya serta anak lebih dekat dengan ibu sehingga anak merasa nyaman dan aman untuk menyampaikan keluhannya mengenai menarche atau haid pertama yang dialami oleh seorang remaja.

b. Variabel Kesiapan

Hasil penelitian distribusi frekuensi kesiapan pada remaja putri dalam menghadapi

menarche di SMP Negeri II Sukoharjo dapat diketahui mayoritas remaja putri yang memiliki

kesiapan positif yaitu sebesar 41 (85,5%).

Hasil penelitian didukung dengan penelitian Debrina (2019) didapatkan hasil mayoritas responden yang memiliki tingkat kesiapan menghadapi menarche yaitu sebanyak (65,2%) dalam kategori tinggi.

(5)

Penelitian ini di dukung oleh teori menurut (Slameto,2011) Kesiapan merupakan kondisi seseorang yang memahami suatu keadaan untuk memberikan respon terhadap masalah-masalah yang terjadi dengan melibatkan kondisi fisik dan emosional yang di miliki. Pernyataan ini diperkuat dengan teori (Erviana (2012) dalam Diaris (2018) yang menyatakan bahwa kesiapan menghadapi menarche merupakan salah satu kondisi yang memerlukan penyesuaian fisik dan psikologis dari remaja putri. Dengan adanya sumber-sumber dukungan sosial disekitar remaja putri yang sedang menghadapi menarche akan dapat meningkatkan kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche.

Berdasarkan teori diatas menurut peneliti kesiapan yang positif remaja putri dalam menghadapi menarche di SMP N II Sukoharjo, dikarenakan mereka mampu memaknai menstruasi pertama (menarche) sebagai hal yang positif, informasi yang didapat cukup baik sehingga menimbulkan kesiapan dalam menghadapi menarche pada diri mereka.

2. Analisa Bivariat

a. Hubungan dukungan ibu dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche.

Hasil penelitian tentang hubungan dukungan ibu dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SMP N II Sukoharjo dapat diketahui bahwa dukungan ibu negatif ada 4 responden (21,1%) dengan kesiapan negatif, dukungan ibu negatif ada 15 responden (78,9%) dengan kesiapan positif. Dari 48 responden dukungan ibu positif ada 3 responden (10,3%) dengan kesiapan negatif, dukungan ibu positif dengan kesiapan positif 41 responden (85,4%).

Berdasarkan hasil diatas, diperoleh nilai p=0,001 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan ibu dengan kesiapan remaja putri menghadapi

menarche dan nilai korelasi sebesar 0,329 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan

korelasi sedang.

Hasil penelitian didukung dengan penelitian Juwita,S (2019) yang menunjukkan hasil p-value 0,000 (<0,005) yang artinya terdapat hubungan antara dukungan ibu dengan kesiapan remaja dalam menghadapi menarche.

Kuntjoro (2002) dalam Nilawati (2013) mengatakan dukungan yang diberikan ibu terhadap kesiapan psikologis remaja yang akan menghadapi menarche dapat memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh terhadap perilaku remaja. Remaja yang memperoleh dukungan ibu merasa lega dan diperhatikan. Dukungan ibu sebagai informasi verbal maupun non verbal, dapat memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh kepada orang-orang terdekatnya. Selain dukungan ibu faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan remaja dalam menghadapi menarche antara lain yaitu faktor usia, sumber informasi yang berasal dari keluarga, kelompok teman sebaya atau lingkungan sekolah dan sikap (Hidayah, 2015). Menurut Nastiti, et al., (2013) kesiapan seorang perempuan dalam menghadapi menarche juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan anak tentang menstruasi. Pengetahuan ini bisa didapatkan dari berbagai sumber informasi seperti keluarga, kelompok teman sebaya, lingkungan sekolah dan media baik cetak maupun elektronik. (Nanik,et al., 2013).

Teori diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayah, et al., (2021) tentang pengaruh media komik terhadap sikap siswa dalam kesiapan menghadapi menarche. Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok control (metode ceramah) p-value 0,000. Ada perbedaan sikap pre dan post metode ceramah dan kelompok intervensi dengan media komik edukasi dan metode ceramah. Media komik edukasi efektif dalam pemberian edukasi kesehatan reproduksi karena mampu meningkatkan baca siswi.

(6)

Menurut asumsi peneliti remaja yang mendapatkan dukungan ibu lebih siap menghadapi

menarche dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan dukungan. Selain dukungan ibu

kesiapan remaja dalam menghadapi menarche juga dapat disebabkan karena faktor lain salah satunya yaitu media cetak (komik). Media ini dipilih karena dengan media komik akan tercipta suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan baik bagi pengajar maupun peserta didik dan dapat meningkatkan minat baca siswi. Sehingga siswi akan lebih mudah memahami teori atau pembelajaran yang diberikan yang berkaitan dengan kesiapan menghadapi menarche.

KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dibuat maka dapat ditarik sebuah kesimpulan, antara lain :

1. Dukungan ibu pada remaja putri dalam mengadapi menarche di SMP Negeri II Sukoharjo sebagian besar memiliki dukungan positif sebesar 29 remaja putri (60,4%).

2. Kesiapan pada remaja putri dalam menghadapi menarche di SMP Negeri II Sukoharjo sebagian besar memiliki kesiapan positif sebesar 41 remaja putri (85,4%).

3. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara dukungan ibu dengan kesiapan menghadapi menarche dengan nilai p-value sebesar 0,001 (<0,005).

SARAN

1. Saran bagi Institusi Pendidikan.

Bagi institusi terkait, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi serta tambahan informasi untuk dijadikan dasar atau bahan masukan dalam mengembangkan program keperawatan maternitas terutama tentang kesiapan menghadapi menarche.

2. Saran bagi Petugas Kesehatan

Agar lebih meningkatkan pelayanan dan perhatian kesehatan reproduksi remaja khususnya tentang menarche serta memberikan informasi kepada orang tua tentang kesehatan reproduksi khususnya menarche dengan cara pemberian informasi atau melakukan promosi kesehatan.

3. Saran Bagi Ibu

Diharapkan ibu dapat memberikan informasi yang lebih memadai tentang menstruasi kepada putrinya agar remaja putri lebih siap dalam menghadapi menstruasi pertamanya.

4. Saran bagi Peneliti Selanjutnya

Agar mengembangkan penelitian selanjutnya berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini untuk meneliti variabel lain dan variabel yang dikendalikan yang terkait dengan dukungan ibu dan kesiapan menghadapi menarche atau variabel lain yang belum diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2017).Metode Penelitian Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

(7)

Devita, H. (2017). Hubungan Peran Ibu Terhadap Sikap Remaja Putri Menghadapi Menarche Di SDN 01 Taman Kota Madiun. (Doctoral dissertation, STIKES Bhakti Husada Mulia). Diakses pada tanggal 25 September 2020

Diaris,N.M. (2018). Studi Kualitatif Pengalaman, Persepsi, dan Kesiapan Anak dalam Menghadapi Menarche Dini. Jurnal Kesehatan, 11(2), 87-92. Diakses pada tanggal 07 Februari 2021.

Hidayah, N., & Palila, S. (2018). Kesiapan Menghadapi Menarche pada Remaja Putri Prapubertas Ditinjau dari Kelekatan Aman Anak dan Ibu. Psympathic:Jurnal Ilmiah

Psikologi, 5(1), 107-114.Diakses pada tanggal 4 desember 2020.

Juwita, S. (2019). Hubungan Dukungan Ibu dengan Kesiapan Remaja Putri dalam Mengahadapi Menarche. Jurnal Kesmas Asclepius, 1(2),166-175. Diakses Pada 23 Maret 2021.

Kumalasari. (2013). Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Lutfiya,I. (2016). Analisis Kesiapan Siswi Sekolah Dasar dalam Menghadapi Menarche. Jurnal

Biometrika dan Kependudukan, 5(2),135-145.M. Diakses pada tanggal 07 Januari 2021.

Mantir, D.Y.B. (2019). Hubungan Antara Komunikasi Positif Dengan Ibu Dan Kesiapan Menghadapi Menarche Pada Anak Perempuan Pra Pubertas. Diakses pada tanggal 20 Juni 2021.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Badan Penelitian dan.Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Slameto. (2011). Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

WHO. Maternal Mortality: World Health Organization; (2018)

Widiarti, A. S. (2016). Hubungan Dukungan Ibu dengan Kesiapan Psikologis. Menghadapi Menarche pada Remaja Pra Menarche di SDN 04 Kencong

Jember (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Jember). Diakses pada tanggal 27 July 2020.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil wawancara yang telah dilakukan pada beberapa responden pada saat Posyandu di Pekon Pariaman didapatkan bahwa ibu mengatakan sudah tahu manfaat pemberian

masih belum cukup atau belum matang dimana didalam UU Nomor 1 tahun 1974 pasal 71 yang menetapkan batas maksimum pernikahan diusia muda adalah perempuan umur 16 tahun dan

Selanjutnya hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnama (2016). Dimana hasil analisis yang diperoleh secara parsial menunjukkan bahwa

ilmiah. Riset terdahulu atau riset yang relevan berfungsi untuk memperkuat teori dan penomena hubungan atau pengaruh antar variabel. Artikel ini mereview Mekanisme Berpikir

Berdasarkan hasil analisis penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan K4 pada kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun

Dari latar belakang diatas Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan dari akar rumput petiver bagi kesehatan kulit dengan kemampuan antiseptik tertinggi

Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai p &lt; 0,05, artinya Ada Hubungan tumbuh kembang dengan kejadian stunting pada balita di posyadu latifah 1 gading rejo

Hasil dari penelitian ini adalah Hasil analisis univariat didapatkan (89,5 %) responden mempunyai perilaku merokok, 62,3% responden memiliki sikap negatif, 51,2%