• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU INFORMASI

MEKANIKAL

EDISI 2012

PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

NO. KODE : FKK.PS.02.001.02 - I

(2)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 1 dari 67 DAFTAR ISI

Daftar Isi ... 1

BAB I PENDAHULUAN ... 2

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ... 2

1.2. Penjelasan Materi Pelatihan ... 2

1.3. Penerapan Materi Pelatihan ... 3

1.4. Pengakuan Kompetensi Terkini ... 3

1.5. Pengertian-pengertian / Istilah ... 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 6

2.1. Peta Paket Pelatihan ... 6

2.2. Pengertian Standar Kompetensi ... 6

2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 6

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 11

3.1. Strategi Pelatihan ... 11

3.2. Metode Pelatihan ... 11

3.3. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan... 12

BAB IV PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS ... 30

4.1. Umum ... 30

4.2. Identifikasi Permintaan Produksi ... 31

4.3. Kesiapan Sumber Daya Produksi ... 39

4.4. Pembuatan Jadwal Produksi ... 57

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 65

5.1. Sumber Daya Manusia ... 65

5.2. Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi) ... 65

5.3. Peralatan/Mesin dan Bahan ... 67

(3)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 2 dari 67 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1. Pelatihan berbasis kompetensi.

Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.

1.1.2. Kompeten ditempat kerja.

Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1.2.1. Desain Materi Pelatihan

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat dijadikan panduan pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi yang lebih menekankan kepada peran aktif peserta pelatihan dalam meningkatkan seluruh aspek kemampuan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta pelatihan

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri.

1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur.

2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.

1.2.2. Isi Materi Pelatihan 1) Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

2) Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:

a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

(4)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 3 dari 67 c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam

melaksanakan praktik kerja.

3) Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :

a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.

e. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.

f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.3. Penerapan Materi Pelatihan

1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah:

a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.

d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah:

a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.

b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja.

c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.

e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.4. Pengakuan Kompetensi Terkini

1.3.1. Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.

1.3.2. Persyaratan

Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, karena telah:

1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau

2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau

(5)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 4 dari 67 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan

keterampilan yang sama.

1.5. Pengertian-Pengertian / Istilah 1.5.1 Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

1.5.2 Standarisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

1.5.3 Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

1.5.4 Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

1.5.5 Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.

1.5.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

1.5.7 Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

1.5.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(6)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 5 dari 67 1.5.9 Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

1.5.10 Sertifikasi Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.

(7)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 6 dari 67 BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan

Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Menyiapkan Produksi Campuran Aspal Panas - Kode Unit FKK.PS.02.001.02, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu:

• Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja;

• Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3-L);

• Pengaturan pelaksana produksi;

Kegiatan akhir produksi;

• Pembinaan kompetensi kelompok kerja.

2.2. Pengertian Standar Kompetensi 2.2.1. Unit Kompetensi

Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.

2.2.2. Unit kompetensi yang akan dipelajari

Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah

“Menyiapkan Produksi Campuran Aspal Panas”.

2.2.3. Durasi / waktu pelatihan

Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu.

2.2.4. Kesempatan untuk menjadi kompeten

Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan.

Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan.

Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

• mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

• mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.

• memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

(8)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 7 dari 67

• menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Kemampuan Awal

Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal Penyiapan produksi campuran aspal panas.

2.3.2 Judul Unit : Menyiapkan Produksi Campuran Aspal Panas 2.3.3 Kode Unit : FKK.PS.02.001.02

2.3.4 Deskripsi Unit

Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk menyiapkan produksi campuran aspal panas.

2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 1. Melakukan identifikasi

permintaan produksi

1.1 Konfirmasi permintaan produksi dilakukan kepada atasan langsung.

1.2 Klarifikasi jenis produk dilakukan kepada Quality control.

1.3 Sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan produksi disiapkan berdasarkan hasil konfirmasi dan klarifikasi.

2. Memeriksa kesiapan sumber daya produksi

1.1 Kesiapan personil anggota kelompok kerja produksi diperiksa sesuai dengan penugasannya.

1.2 Kesiapan peralatan produksi diperiksa yang meliputi kondisi dan kesiapan genset, mesin pencampur aspal dan wheel loader.

1.3 Kesiapan material produksi dan bahan bakar diperiksa untuk memenuhi kebutuhan produksi.

1.4 Kesiapan kelengkapan K3 dan Lingkungan diperiksa kembali sebelum pelaksanaan produksi.

1.5 Kesiapan alat angkut dikoordinasikan dengan bagian peralatan.

3. Membuat jadwal produksi

1.1 Jenis dan kuantitas produksi diidentifikasi.

1.2 Rencana produksi disusun berdasarkan kapasitas mesin pencampur aspal yang ada.

1.3 Urutan waktu sesuai jenis produksi campuran aspal panas disiapkan untuk pedoman dalam memproduksi campuran aspal panas.

1.4 Shift personil produksi diatur sesuai dengan jadwal produksi yang telah dibuat.

2.3.6 Batasan Variabel a. Kontek Variabel

1). Unit kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja atau individual untuk menyelesaikan pekerjaan menyiapkan produksi campuran aspal panas.

(9)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 8 dari 67 2). Unit kompetensi ini diterapkan di tempat kerja dengan dukungan

ketersediaan permintaan produksi, kelompok kerja produksi dan sumber daya produksi.

3). Unit kompetensi ini diterapkan dalam kondisi lingkungan yang mendukung.

b. Perlengkapan yang diperlukan 1) Alat:

a. Peralatan produksi (mesin pencampur aspal);

b. Peralatan penunjang produksi (wheel loader dan dump truck );

c. Alat Pelindung Diri (APD);

d. Alat Pengaman Kerja (APK);

e. Rambu-rambu pencegahan pencemaran lingkungan.

2) Bahan:

a. Material produksi.

b. Surat permintaan produksi dari instansi intern/ekstern;

c. Formulir job mix formula;

d. Daftar personil kelompok produksi campuran aspal panas;

c. Tugas-tugas yang harus dilakukan :

1). Melakukan identifikasi permintaan produksi;

2). Memeriksa kesiapan sumber daya produksi;

3). Membuat jadwal produksi.

d. Peraturan-peraturan yang diperlukan

1). Undang-undang tentang Keselamatan Kerja dan peraturan lainnya terkait dengan keselamatan kerja;

2). Undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan lainnya terkait dengan pencegahan pencemaran lingkungan;

3). Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian (Operation and Maintenance Manual) Mesin Pencampur Aspal;

4). Manual Pemeriksaan Unit Pencampur Aspal Panas (Asphalt Mixing Plant) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga–Departemen Pekerjaan Umum.

2.3.7 Panduan Penilaian a. Penjelasan Pengujian

1) Prosedur penilaian

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja dengan menggunakan metode uji yang tepat untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

(10)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 9 dari 67 2) Tempat

Lokasi kerja atau tempat pelatihan (training ground) yang memenuhi syarat.

3) Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :

FKK.PS.01.001.02 : Melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja.

FKK.PS.01.002.02 : Menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan di tempat kerja.

4) Keterkaitan dengan kompetensi lain:

FKK.PS.02.002.02 : Mengatur pelaksanaan produksi campuran aspal panas.

FKK.PS.02.003.02 : Melakukan kegiatan akhir produksi harian.

FKK.PS.02.004.02 : Melakukan Pembinaan kompetensi kelompok kerja produksi campuran aspal panas.

b. Kondisi Pengujian

1). Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan kegiatan melakukan identifikasi permintaan produksi, memeriksa kesiapan sumber daya produksi, dan menyiapkan jadwal produksi, yang digunakan untuk menyiapkan produksi campuran aspal panas, yang merupakan bagian dari pekerjaan memroduksi campuran aspal panas.

2). Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis, demonstrasi / praktek;

3). Penilaian dapat dilaksanakan secara simulasi di tempat pelatihan (training ground) dan atau di tempat kerja.

c. Pengetahuan yang diperlukan:

1). Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3-L);

2). Standar Mutu Campuran Aspal Panas;

3). Jenis dan spesifikasi campuran aspal panas;

4). Pengetahuan material produksi;

5). Sistem pelaporan.

d. Keterampilan yang dibutuhkan :

1). Melakukan komunikasi dengan benar di tempat kerja;

2). Menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan di tempat kerja;

3). Melakukan identifikasi permintaan produksi dengan melakukan klarifikasi jenis campuran aspal panas yang akan diproduksi kepada Quality control;

4). Memeriksa kesiapan sumber daya produksi sebelum pelaksanan produksi dilakukan;

5). Membuat jadwal produksi sesuai dengan kapasitas produksi mesin pencampur aspal dan jenis produksi yang diminta.

e. Aspek Kritis

1) Kecermatan dalam melakukan identifikasi permintan produksi;

(11)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 10 dari 67 2) Ketelitian dalam melakukan pemeriksaan kesiapan sumberdaya produksi;

3) Ketelitian dalam membuat jadwal produksi;

2.3.8 Kompetensi Kunci

No Kompetensi Kunci Tingkat

1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan

informasi 2

2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2

6. Memecahkan masalah 2

7. Menggunakan teknologi 1

(12)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 11 dari 67 BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara mandiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3.1.1 Persiapan / perencanaan

a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti.

b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan.

3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran

a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar.

b. Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki.

3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktik

a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

b. Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan.

3.1.4 Implementasi

a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

b. Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktik.

c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

3.1.5 Penilaian

Melaksanakan tugas terkait penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan 3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

3.2.1 Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses

(13)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 12 dari 67 belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

3.2.2 Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

3.2.3 Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

3.3. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan

Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan penjelasan tentang penyusunan strategi pembelajaran, termasuk di dalamnya metode pelatihan yang disarankan, media yang digunakan, session plan, dan strategi penilaian dari setiap penugasan yang diberikan kepada seorang peserta pelatihan.

Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi.

Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan:

Unit Kompetensi : Menyiapkan Produksi Campuran Aspal Panas Elemen Kompetensi 1 : Melakukan identifikasi permintaan produksi

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk

Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/

Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif

1 2 3 4 5 6 7

1.1 Konfirmasi

permintaan produksi dilakukan kepada atasan langsung.

1) Dapat menjelaskan rincian permintaan produksi yang memerlukan kesatuan pendapat semua pihak yang terkait 2) Mampu

menentukan jenis produk yang harus disiapkan atas dasar permintaan produksi 3) Dapat melakukan

konfirmasi produk yang

Pada akhir pembelajar-an sesi ini, peserta dapat melakukan konfirmasi permintaan produksi kepada atasan langsung.

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan rincian permintaan produksi yang memerlukan kesatuan pendapat semua pihak yang terkait

2. Menjelaskan dan memberikan peragaan prosedur untuk menentukan jenis produk yang harus disiapkan atas dasar permintaan produksi 3. Menjelaskan dan

memperagakan produk yang harus disiapkan atas dasar permintaan produksi kepada atasan langsung.

4. Menjelaskan dan memberikan contoh permintaan produksi

1. UU No 1 th 1970 Tentang Keselamatan Kerja 2. UU No 23 th

1992 Tentang Kesehatan 3. UU No 18 th

1999 Tentang Jasa Konstruksi 4. UU No 13 th

2003 Tentang Ketenagaker jaan 5. Permen

Tenaga Kerja 01/MEN/198 0 tentang

55 mnt

(14)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 13 dari 67 harus disiapkan

atas dasar permintaan produksi kepada atasan langsung.

4) Mampu mengin- terpretasikan permintaan produksi ke dalam surat perintah produksi kepada operator pencampur aspal.

ke dalam surat perintah produksi kepada operator pencampur aspal.

5. Pelaksanaan peragaan:

- Menentukan jenis produk yang harus disiapkan atas dasar permintaan produksi - Menginterpretasikan permintaan produksi ke dalam surat perintah produksi kepada operator pencampur aspal.

Konstruksi Bangunan 6. Permen

Tenaga Kerja 04 th1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi 7. Permen

Tenaga Kerja No 05 tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut 8. PP No 29

tahun 2000 tentang Penyelengga raan Jasa Konstruksi 9. Permen PU

No 09/PER/M/2 008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang PU 10. Kpts

Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri PU No Kep 174/Men/198 6 dan No 104/KPTS/1 986 Tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) pada tempat kegiatan konstruksi 11. Permen

Tenaga Kerja 05/MEN/199 6 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) 12. Buku

Petunjuk dari institusi terkait untuk tata cara

7 mnt**

(15)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 14 dari 67 pelaksanaan

produksi 13. Buku

Petunjuk dari institusi terkait untuk pembuatan jadwal produksi

1.2 Klarifikasi jenis produk dilakukan kepada quality control.

1) Dapat menjelaskan jenis produk yang diminta untuk diinterpre- tasikan ke dalam kualitas produksi.

2) Mampu melakukan klarifikasi jenis produk kepada quality control berdasarkan permintaan produksi.

3) Mampu menyiapkan job mix formula yang telah dibuat oleh quality control sesuai dengan permintaan produksi.

Pada akhir pembelajar-an sesi ini, peserta dapat melakukan klarifikasi jenis produk kepada quality control.

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan jenis produk yang diminta untuk diinterpre- tasikan ke dalam kualitas produksi 2. Menjelaskan dan

memberikan contoh jenis produk kepada quality control berdasar-kan permintaan produksi.

3. Menjelaskan dan memberikan langkah untuk menyiapkan job mix formula yang telah dibuat oleh quality control sesuai dengan permintaan produksi.

4. Pelaksanaan peragaan - melakukan

klarifikasi jenis produk kepada quality control berdasarkan permintaan produksi.

- menyiapkan job mix formula yang telah dibuat oleh quality control

1. UU No 1 th 1970 Tentang Keselamatan Kerja 2. UU No 23 th

1992 Tentang Kesehatan 3. UU No 18 th

1999 Tentang Jasa Konstruksi 4. UU No 13 th

2003 Tentang Ketenagaker jaan 5. Permen

Tenaga Kerja 01/MEN/198 0 tentang Konstruksi Bangunan 6. Permen

Tenaga Kerja 04 th1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi 7. Permen

Tenaga Kerja No 05 tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut 8. PP No 29

tahun 2000 tentang Penyelengga raan Jasa Konstruksi 9. Permen PU

No 09/PER/M/2 008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang PU 10. Kpts

80 mnt

8 mnt**

(16)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 15 dari 67 Bersama

Menteri Tenaga Kerja dan Menteri PU No Kep 174/Men/198 6 dan No 104/KPTS/1 986 Tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) pada tempat kegiatan konstruksi 11. Permen

Tenaga Kerja 05/MEN/199 6 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) 12. Buku

Petunjuk dari institusi terkait untuk tata cara pelaksanaan produksi 13. Buku

Petunjuk dari institusi terkait untuk pembuatan jadwal produksi

1.3 Sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi

permintaan produksi disiapkan berdasar- kan hasil konfir-masi dan klarifikasi.

1) Dapat menjelaskan sumber daya produksi yang dibutuhkan dalam memproduksi jenis dan kualitas produksi sesuai dengan permintaan produksi.

2) Dapat

mengidentifikasi kebutuhan sumber daya untuk memenuhi permintaan produksi 3) Mampu

melakukan

Pada akhir pembelajar-an sesi ini, peserta dapat menyiapkan sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan produksi berdasar-kan hasil konfir- masi dan klarifikasi.

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan sumber daya produksi yang dibutuhkan dalam memproduksi jenis dan kualitas produksi sesuai dengan permintaan produksi.

2. Menjelaskan cara untuk

mengidentifikasi kebutuhan sumber daya untuk memenuhi

permintaan produksi 3. Menjelaskan dan

memberikan langkah untuk melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk menyiapkan sumber daya yang

dibutuhkan.

4. Peragaan:

- Cara melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk menyiapkan sumber daya yang

1. UU No 1 th 1970 Tentang Keselamatan Kerja 2. UU No 23 th

1992 Tentang Kesehatan 3. UU No 18 th

1999 Tentang Jasa Konstruksi 4. UU No 13 th

2003 Tentang Ketenagaker jaan 5. Permen

Tenaga Kerja 01/MEN/198 0 tentang Konstruksi Bangunan 6. Permen

Tenaga

50 mnt

10 mnt**

(17)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 16 dari 67 koordinasi

dengan pihak terkait untuk menyiapkan sumber daya yang dibutuhkan.

dibutuhkan. Kerja 04

th1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi 7. Permen

Tenaga Kerja No 05 tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut 8. PP No 29

tahun 2000 tentang Penyelengga raan Jasa Konstruksi 9. Permen PU

No 09/PER/M/2 008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang PU 10. Kpts

Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri PU No Kep 174/Men/198 6 dan No 104/KPTS/1 986 Tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) pada tempat kegiatan konstruksi 11. Permen

Tenaga Kerja 05/MEN/199 6 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) 12. Buku

Petunjuk dari institusi terkait untuk tata cara pelaksanaan produksi 13. Buku

Petunjuk dari

(18)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 17 dari 67 institusi

terkait untuk pembuatan jadwal produksi

Diskusi kelompok:

Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi sub bab

”Melakukan identifikasi permintaan produksi” Pelaksanaan diskusi kelompok dibimbing langsung oleh instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta.

15 mnt”

Elemen Kompetensi 2 : Memeriksa kesiapan sumber daya produksi

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk

Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/

Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif

1 2 3 4 5 6 7

2.1 Kesiapan personil anggota kelompok kerja produksi diperiksa sesuai dengan penugasannya 1) Dapat

menjelaskan posisi personil kelompok kerja produksi dalam proses produksi yang berkualitas sesuai dengan permintaan produksi.

2) Dapat

mengidentifikasi kesesuaian personil anggota kelompok kerja produksi dengan daftar

penugasan-nya.

3) Harus mampu menentukan kesiapan personil untuk pelaksanaan tugas produksi sesuai dengan permintaan produksi.

4) Mampu membuat surat perintah kerja kepada setiap anggota kelompok kerja yang terlibat dalam pelaksanaan produksi secara proporsional.

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa kesiapan personil anggota kelompok kerja produksi sesuai dengan penugasannya

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan posisi personil kelompok kerja produksi dalam proses produksi yang berkualitas sesuai dengan permintaan produksi.

2. Menjelaskan cara mengidentifikasi kesesuaian personil anggota kelompok kerja produksi dengan daftar penugasan-nya.

3. Menjelaskan dan memberikan langkah-langkah cara menentukan kesiapan personil untuk pelaksanaan tugas produksi sesuai dengan permintaan produksi.

4. Menjelaskan dan memberikan contoh pembuatan surat perintah kerja kepada setiap anggota kelompok kerja yang terlibat dalam pelaksanaan produksi secara proporsional.

5. Pelaksanaan peragaan:

- Menentukan kesiapan personil untuk pelaksanaan tugas produksi - Membuat surat

perintah kerja kepada setiap anggota kelompok kerja

1. UU No 1 th 1970 Tentang Keselamatan Kerja 2. UU No 23 th

1992 Tentang Kesehatan 3. UU No 18 th

1999 Tentang Jasa Konstruksi 4. UU No 13 th

2003 Tentang Ketenagakerj aan 5. Permen

Tenaga Kerja 01/MEN/1980 tentang Konstruksi Bangunan 6. Permen

Tenaga Kerja 04 th1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi 7. Permen

Tenaga Kerja No 05 tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut 8. PP No 29

tahun 2000 tentang Penyelenggar aan Jasa Konstruksi 9. Permen PU

No

09/PER/M/20 08 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi

40 mnt

5 mnt””

(19)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 18 dari 67 Bidang PU

10. Kpts Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri PU No Kep 174/Men/198 6 dan No 104/KPTS/19 86 Tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) pada tempat kegiatan konstruksi 11. Permen

Tenaga Kerja 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) 12. Buku

Petunjuk dari institusi terkait untuk tata cara pelaksanaan produksi 13. Buku

Petunjuk dari institusi terkait untuk pembuatan jadwal produksi

2.2 Kesiapan peralatan produksi diperiksa yang meliputi kondisi dan kesiapan genset, mesin pencampur aspal dan wheel loader

1) Dapat menjelaskan prosedur pemeriksaan kesiapan peralatan produksi 2) Harus mampu

memeriksa kondisi dan kesiapan operasi genset (bila meng gunakan sumber listrik sendiri) sesuai dengan hasil

pemeriksaan yang tertuang dalam daftar simak kondisi genset.

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa kesiapan peralatan produksi yang meliputi kondisi dan kesiapan genset, mesin pencampur aspal dan wheel loader

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kesiapan peralatan produksi

2. Menjelaskan dan memperagakan cara pemeriksaan kondisi dan kesiapan operasi genset (bila meng gunakan sumber listrik sendiri) sesuai dengan hasil pemeriksaan yang tertuang dalam daftar simak kondisi genset.

3. Menjelaskan dan memperagakan cara pemeriksaan kondisi dan kesiapan operasi mesin pencampur aspal yang dikoordinasikan dengan operator mesin pencampur aspal.

4. Menjelaskan dan memperagakan cara

1. UU No 1 th 1970 Tentang Keselamatan Kerja 2. UU No 23 th

1992 Tentang Kesehatan 3. UU No 18 th

1999 Tentang Jasa Konstruksi 4. UU No 13 th

2003 Tentang Ketenagakerj aan 5. Permen

Tenaga Kerja 01/MEN/1980 tentang Konstruksi Bangunan 6. Permen

Tenaga Kerja 04 th1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi 7. Permen

45 mnt

(20)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 19 dari 67 3) Harus mampu

memeriksa kondisi dan kesiapan operasi mesin pencampur aspal yang dikoordinasikan dengan operator mesin

pencampur aspal.

4) Harus mampu memeriksa kondisi dan kesiapan operasi wheel loader yang dikoordinasi-kan dengan operator wheel loader

pemeriksaan kondisi dan kesiapan operasi wheel loader yang dikoordinasi-kan dengan operator wheel loade 5. Pelaksanaan

peragaan:

- Memeriksa kondisi dan kesiapan operasi genset (bila meng gunakan sumber listrik sendiri) - Memeriksa kondisi

dan kesiapan operasi mesin pencampur aspal yang dikoordinasikan dengan operator mesin pencampur aspal.

- Memeriksa kondisi dan kesiapan operasi wheel loader yang dikoordinasi- kan dengan operator wheel loader

Tenaga Kerja No 05 tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut 8. PP No 29

tahun 2000 tentang Penyelenggar aan Jasa Konstruksi 9. Permen PU

No

09/PER/M/20 08 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang PU 10. Kpts

Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri PU No Kep 174/Men/198 6 dan No 104/KPTS/19 86 Tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) pada tempat kegiatan konstruksi 11. Permen

Tenaga Kerja 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) 12. Buku

Petunjuk dari institusi terkait untuk tata cara pelaksanaan produksi 13. Buku

Petunjuk dari institusi terkait untuk pembuatan jadwal produksi

15 mnt**

2.3 Kesiapan material produksi dan bahan bakar diperiksa untuk memenuhi kebutuhan produksi.

1) Dapat

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa kesiapan

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan material produksi yang diperlukan untuk memenuhi

1. UU No 1 th 1970 Tentang Keselamatan Kerja 2. UU No 23 th

1992 Tentang 30 mnt

(21)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 20 dari 67 menjelaskan

prosedur pemeriksaan material produksi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan produksi 2) Harus mampu

memeriksa kesiapan material produksi (agregat, filler dan aspal) untuk memenuhi kebutuhan produksi.

3) Mampu memeriksa kesiapan bahan bakar untuk kebutuhan operasional mesin pencampur aspal.

material produksi dan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan produksi.

kebutuhan produksi 2. Menjelaskan dan

memperagakan cara pemeriksaan kesiapan material produksi (agregat, filler dan aspal) untuk memenuhi

kebutuhan produksi.

3. Menjelaskan dan memperagakan cara pemeriksaan kesiapan bahan bakar untuk kebutuhan operasional mesin pencampur aspal.

4. Pelaksanaan peragaan:

- Memeriksa

memeriksa kesiapan material produksi (agregat, filler dan aspal) untuk memenuhi

kebutuhan produksi.

- Memeriksa kesiapan bahan bakar untuk kebutuhan operasional mesin pencampur aspal

Kesehatan 3. UU No 18 th

1999 Tentang Jasa Konstruksi 4. UU No 13 th

2003 Tentang Ketenagakerj aan 5. Permen

Tenaga Kerja 01/MEN/1980 tentang Konstruksi Bangunan 6. Permen

Tenaga Kerja 04 th1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi 7. Permen

Tenaga Kerja No 05 tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut 8. PP No 29

tahun 2000 tentang Penyelenggar aan Jasa Konstruksi 9. Permen PU

No

09/PER/M/20 08 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang PU 10. Kpts

Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri PU No Kep 174/Men/198 6 dan No 104/KPTS/19 86 Tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) pada tempat kegiatan konstruksi 11. Permen

Tenaga Kerja 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan

15 mnt**

(22)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 21 dari 67 dan

Kesehatan Kerja (SMK3) 12. Buku

Petunjuk dari institusi terkait untuk tata cara pelaksanaan produksi 13. Buku

Petunjuk dari institusi terkait untuk pembuatan jadwal produksi

2.4 Kesiapan

kelengkapan K3 dan Lingkungan diperiksa kembali sebelum pelaksanaan produksi.

1) Dapat menjelaskan prosedur pemeriksaan perlengkap an K3 dan lingkungan 2) Harus mampu

memeriksa kembali kesiapan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai prosedur sebelum pelaksanaan produksi.

3) Harus mampu memeriksa kembali Alat Pengaman Kerja (APK) yang telah tersedia sebelum pelaksanaan produksi.

4) Harus mampu memeriksa kembali kondisi lingkungan kerja sebelum pelaksanaan operasi

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa kembali kesiapan kelengkapan K3 dan Lingkungan sebelum pelaksanaan produksi.

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan perlengkap an K3 dan lingkungan 2. Menjelaskan dan

memperagakan cara pemeriksaan kembali kesiapan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai prosedur sebelum pelaksanaan produksi.

3. Menjelaskan dan memperagakan cara pemeriksaan kembali Alat Pengaman Kerja (APK) yang telah tersedia sebelum pelaksanaan produksi.

4. Menjelaskan dan memperagakan cara pemeriksaan kembali kondisi lingkungan kerja sebelum pelaksanaan operasi 5. Pelaksanaan

peragaan:

- Memeriksa kembali kesiapan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai prosedur sebelum pelaksanaan produksi.

- Memeriksa kembali Alat Pengaman Kerja (APK) yang telah tersedia sebelum pelaksanaan produksi.

- Memeriksa kembali kondisi lingkungan kerja sebelum pelaksanaan operasi

1. UU No 1 th 1970 Tentang Keselamatan Kerja 2. UU No 23 th

1992 Tentang Kesehatan 3. UU No 18 th

1999 Tentang Jasa Konstruksi 4. UU No 13 th

2003 Tentang Ketenagakerj aan 5. Permen

Tenaga Kerja 01/MEN/1980 tentang Konstruksi Bangunan 6. Permen

Tenaga Kerja 04 th1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi 7. Permen

Tenaga Kerja No 05 tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut 8. PP No 29

tahun 2000 tentang Penyelenggar aan Jasa Konstruksi 9. Permen PU

No

09/PER/M/20 08 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang PU

35 mnt

15 mnt**

(23)

Judul Modul: Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas

Buku Informasi Edisi: 2-2012 Halaman: 22 dari 67 10. Kpts

Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri PU No Kep 174/Men/198 6 dan No 104/KPTS/19 86 Tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) pada tempat kegiatan konstruksi 11. Permen

Tenaga Kerja 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) 12. Buku

Petunjuk dari institusi terkait untuk tata cara pelaksanaan produksi 13. Buku

Petunjuk dari institusi terkait untuk pembuatan jadwal produksi

2.5 Kesiapan alat angkut dikoordinasikan dengan bagian peralatan 1) Dapat

menjelaskan kesiapan alat angkut yang dibutuhkan yang dikoordinasi-kan dengan bagian peralatan 2) Harus mampu

menentukan jenis dan jumlah alat angkut yang dibutuhkan untuk mengangkut produksi campuran aspal panas.

3) Mampu mengkoordi- nasikan penyiapan alat angkut campuran aspal panas dengan bagian peralatan 4) Dapat

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengoordinas ikan kesiapan alat angkut dengan bagian peralatan

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan kesiapan alat angkut yang dibutuhkan yang dikoordinasi- kan dengan bagian peralatan

2. Menjelaskan dan memperagakan cara menentukan jenis dan jumlah alat angkut yang dibutuhkan untuk mengangkut produksi campuran aspal panas.

3. Menjelaskan memberikan contoh cara

mengkoordinasikan penyiapan alat angkut campuran aspal panas dengan bagian peralatan 4. Pelaksanaan

peragaan:

- Menentukan jenis dan jumlah alat angkut yang dibutuhkan untuk mengangkut

1. UU No 1 th 1970 Tentang Keselamatan Kerja 2. UU No 23 th

1992 Tentang Kesehatan 3. UU No 18 th

1999 Tentang Jasa Konstruksi 4. UU No 13 th

2003 Tentang Ketenagakerj aan 5. Permen

Tenaga Kerja 01/MEN/1980 tentang Konstruksi Bangunan 6. Permen

Tenaga Kerja 04 th1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi 7. Permen

Tenaga Kerja

40 mnt

15 mnt**

Gambar

Tabel 4.1 Jenis campuran aspal panas, dan tebal nominal minimum
Tabel 4.2 Jenis campuran aspal panas
Tabel 4. LAPORAN HARIAN PELAKSANA PRODUKSI ASPAL PANAS
Tabel 4.2 ketentuan agregat halus

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Alat hitung (calculator/komputer). Tugas-tugas yang harus dilakukan. Membaca dan mengevakuasi gambar kerja. Identifikasi kondisi lapangan. Menyiapkan titik refferensi dan

a) Pelaksanaan pekerjaan konstruksi baru bisa dimulai apabila sudah dilaksanakan pekerjaan pengukurannya, hal ini untuk mengetahui apakah ada perubahan pada kondisi

a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis dipadatkan denga peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai

- Pelaksana mengecek kebenaran pengukuran hasil pekerjaan sub kontraktor/mandor dengan opname hasil pekerjaan (yang ditandatangani kepala proyek, direksi lapangan

dilaksanakan dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan ?.. Mampu mengawasi penempatan material di lapangan untuk penghamparan. Mampu melakukan koordinasi dengan operator

a) Mampu melakukan komunikasi dengan operator alat. b) Mampu melakukan koordinasi dengan operator alat. c) Mampu mengidentifikasi jenis alat penghamparan yang dibutuhkan. d) Harus

Komponen mesin pencampur aspal yang memerlukan pembersihan setelah selesai pengoperasian, adalah komponen yang selalu bersinggungan dengan material produksi yaitu

Dalam menyusun jadwal harian perlu dipertimbangkan masukan-masukan sumber daya : tenaga, bahan, alat, lokasi kerja, uang, hari dan iklim.. • Jenis dan jumlah alat. Kondisi