• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU INFORMASI

OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL

TEKNIK MEMRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

BUKU INFORMASI

OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL

TEKNIK MEMRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS (HOT MIX)

NO. KODE : FKK.MP.02.005.01-I

MEKANIKAL

EDISI 2012

OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL

TEKNIK MEMRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

(2)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 1

BAB I PENDAHULUAN ... 2

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ... 2

1.2. Penjelasan Materi Pelatihan ... 2

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini ... 3

1.4. Pengertian-pengertian / Istilah ... 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 6

2.1. Peta Paket Pelatihan ... 6

2.2. Pengertian Standar Kompetensi ... 6

2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 7

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 12

3.1. Strategi Pelatihan ... 12

3.2. Metode Pelatihan ... 13

3.3. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan ... 13

BAB IV TEKNIK MEMRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS (HOT MIX) ... 30

4.1. Umum ... 30

4.2. Teknik penimbangan agregat ... 32

4.3. Teknik penimbangan filler ... 38

4.4. Teknik penimbangan aspal panas ... 43

4.5. Pencampuran aspal panas dalam mixer ... 47

4.6. Penuangan campuran aspal panas (hot mix) ke dalam dump truck ... 56

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 64

5.1. Sumber Daya Manusia ... 64

5.2. Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi) ... 64

5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ... 65

(3)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1. Pelatihan berbasis kompetensi

Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.

1.1.2. Kompeten di tempat kerja

Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1.2.1. Desain Materi Pelatihan

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat dijadikan panduan pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi yang lebih menekankan kepada peran aktif peserta pelatihan dalam meningkatkan seluruh aspek kemampuan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta pelatihan

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri.

1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur.

2) Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.

1.2.2. Isi Materi Pelatihan 1) Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

2) Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual/mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:

a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

(4)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja.

3) Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :

a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.

e. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.

f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3. Penerapan Materi Pelatihan

1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah:

a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.

d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah:

a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.

b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja.

c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.

e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini

1.3.1. Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency- RCC)

Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.

1.3.2. Persyaratan

Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, karena telah:

(5)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau

2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau

3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama.

1.4. Pengertian-Pengertian/Istilah 1.4.1 Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

1.4.2 Standarisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

1.4.4 Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

1.4.5 Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.

1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

1.4.7 Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang

(6)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.4.9 Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

1.4.10 Sertifikasi Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.

(7)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan

Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Operator Mesin Pencampur Aspal yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi

“Melakukan pencampuran agregat, filler dan aspal dalam mixer untuk memroduksi campuran aspal panas (hot mix)” - Kode Unit FKK.MP.02.005.02, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu:

• Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja;

• Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3-L);

• Pemeliharaan Harian Mesin Pencampur Aspal;

• Teknik Menghidupkan Komponen Mesin Pencampur Aspal;

• Teknik Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal untuk Menyalurkan Aspal

• Teknik Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal untuk Menyalurkan Agregat dan Filler

• Kegiatan Akhir Produksi.

2.2. Pengertian Standar Kompetensi 2.2.1. Unit Kompetensi

Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.

2.2.2. Unit kompetensi yang akan dipelajari

Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah “Melakukan pencampuran agregat, filler dan aspal dalam mixer untuk memroduksi campuran aspal panas (hot mix)”.

2.2.3. Durasi/waktu pelatihan

Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu.

2.2.4. Kesempatan untuk menjadi kompeten

Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan.

(8)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

• Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

• Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.

• Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

• Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Kemampuan Awal

Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal teknik mengoperasikan mesin pencampur aspal untul menyalurkan agregat dan filler.

2.3.2 Judul Unit : Melakukan pencampuran agregat, filler dan aspal dalam mixer untuk memroduksi campuran aspal panas (hot mix).

2.3.3 Kode Unit : FKK.MP.02.005.02 2.3.4 Deskripsi Unit

Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan pencampuran agregat, filler dan aspal dalam mixer untuk memroduksi campuran aspal panas (hot mix).

2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 1. Melakukan

penimbangan agregat sesuai dengan

prosedur

1.1 Gate hot bin dibuka sesuai urutan dimulai dari ukuran agregat kasar.

1.2 Penimbangan dilakukan sesuai proporsi job mix formula dari masing-masing bin.

1.3 Masing-masing gate ditutup setelah takaran mencapai proporsi job mix formula.

2. Melakukan

penimbangan filler sesuai dengan prosedur

2.1 Screw conveyor filler hoper dihidupkan sesuai dengan prosedur.

2.2 Penimbangan filler dilakukan sesuai proporsi job mix formula.

2.3 Screw conveyor dimatikan setelah takaran mencapai proporsi job mix formula.

3. Melakukan

penimbangan aspal sesuai dengan prosedur

3.1 Katup aspal panas dibuka untuk penuangan ke bak penimbang.

3.2 Penimbangan aspal dilakukan sesuai proporsi job mix formula.

3.3 Katup aspal panas ditutup setelah takaran mencapai proporsi job mix formula.

(9)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 4. Melakukan

pencampuran aspal panas dalam mixer

4.1 Bin penimbang agregat dibuka ke dalam mixer.

4.2 Bin penimbang filler dibuka ke dalam mixer (optional)

4.3 Gate penimbang agregat dan filler ditutup setelah angka timbangan menunjuk angka nol.

4.4 Pencampuran kering (dry mix) dilakukan selama 3- 5 detik.

4.5 Aspal panas disemprotkan dari bin penimbang ke dalam mixer.

4.6 Pencampuran basah (wet mix) dilakukan selama 45 detik.

5. Menuangkan

campuran aspal panas (hot mix) ke dalam dump truck

5.1 Gate mixer dibuka untuk menuang campuran aspal panas (hot mix) ke dalam dump truck.

5.2 Koordinasi dilakukan dengan operator dump truck untuk mengatur keseimbangan muatan dump truck.

5.3 Laporan produksi campuran aspal panas (hot mix) dibuat sesuai dengan prosedur.

2.3.6 Batasan Variabel a. Kontek Variabel

1) Unit kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja pengoperasian mesin pencampur aspal untuk memroduksi campuran aspal panas (hot mix);

2) Unit kompetensi ini diterapkan di tempat kerja dengan dukungan ketersediaan mesin pencampur aspal dalam kondisi baik dan material untuk produksi dan bahan untuk operasi yang telah disiapkan sebelumnya;

3) Unit kompetensi ini diterapkan untuk mesin pencampur aspal tipe batch dalam kondisi lingkungan yang mendukung.

b. Perlengkapan yang diperlukan 1) Alat:

a) Mesin pencampur aspal;

b) Dump truck;

c) Alat Pelindung Diri (APD);

d) Alat Pengaman Kerja (APK).

2) Bahan:

a) Surat Perintah Kerja dan Job Mix Formula;

b) Material produksi;

c) Bahan bakar;

d) Buku pedoman pemeliharaan dan pengoperasian mesin pencampur aspal;

e) Daftar simak (check list) kondisi alat.

(10)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

c. Tugas-tugas yang harus dilakukan :

1) Melakukan penimbangan agregat sesuai dengan prosedur;

2) Melakukan penimbangan filler sesuai dengan prosedur;

3) Melakukan penimbangan aspal sesuai dengan prosedur;

4) Melakukan pencampuran aspal panas dalam mixer;

5) Menuangkan campuran aspal panas (hot mix) ke dalam dump truck.

d. Peraturan-peraturan yang diperlukan

1) Undang-undang tentang Keselamatan Kerja dan peraturan lainnya terkait dengan keselamatan kerja;

2) Undang-undang tentang Lingkungan Hidup dan peraturan lainnya terkait dengan pencegahan pencemaran lingkungan;

3) Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian (Operation and Maintenance Manual) Mesin Pencampur Aspal;

4) Manual Pemeriksaan Unit Pencampur Aspal Panas (Asphal Mixing Plant) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga – Depertemen Pekerjaan Umum.

2.3.7 Panduan Penilaian a. Penjelasan Pengujian

1) Prosedur penilaian

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja dengan menggunakan metode uji yang tepat untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

2) Tempat

Lokasi kerja atau tempat pelatihan (training ground) yang memenuhi syarat.

3) Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :

• FKK.MP.01.001.02 : Melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja;

• FKK.MP.01.002.02 : Menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan di tempat kerja;

• FKK.MP.02.001.02 : Melakukan pemeliharaan mesin pencampur aspal;

• FKK.MP.02.002.02 : Menghidupkan komponen mesin pencampur aspal sesuai dengan prosedur.

(11)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

• FKK.MP.02.003.02 : Mengoperasikan mesin mesin pencampur aspal untuk menyalurkan aspal sesuai dengan prosedur.

• FKK.MP.02.004.02 : Mengoperasikan mesin pencampur aspal untuk menyalurkan agregat dan filler sesuai dengan prosedur.

4) Keterkaitan dengan kompetensi lain:

• FKK.MP.02.006.02 : Melakukan kegiatan akhir produksi.

b. Kondisi Pengujian

1) Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan kegiatan melakukan penimbangan agregat, penimbangan filler dan penimbangan aspal sesuai dengan prosedur serta pelakukan pencampuran aspal panas dalam mixer sesuai dengan prosedur, yang merupakan bagian dari pekerjaan pengoperasian mesin pencampur aspal dalam memroduksi campuran aspal panas (hot mix);

2) Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis dan demonstrasi/praktek;

3) Penilaian dapat dilaksanakan secara simulasi di tempat pelatihan (training ground) dan atau di tempat kerja.

c. Pengetahuan yang diperlukan:

1) Komunikasi;

2) Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3-L);

3) Struktur dan fungsi komponen utama mesin pencampur aspal;

4) Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian (Operation and Maintenance Manual) Mesin Pencampur Aspal;

5) Pengetahuan material campuran aspal panas;

6) Pengoperasian komputer;

7) Matematika;

8) Sistem pelaporan.

d. Keterampilan yang dibutuhkan :

1) Melakukan komunikasi dengan benar di tempat kerja;

2) Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan selama mengoperasikan mesin pencampur aspal;

3) Melakukan penimbangan agregat sesuai dengan prosedur;

4) Melakukan penimbangan filler sesuai dengan prosedur;

5) Melakukan penimbangan aspal sesuai dengan prosedur;

6) Melakukan pencampuran aspal panas dalam mixer;

7) Menuangkan campuran aspal panas (hot mix) ke dalam dump truck.

(12)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

e. Aspek Kritis

1) Ketelitian dalam melakukan penimbangan agregat sesuai dengan prosedur;

2) Ketelitian dalam melakukan penimbangan filler sesuai dengan prosedur;

3) Kecermatan dalam melakukan pencampuran kering sesuai dengan waktu yang ditentukan;

4) Ketelitian dalam melakukan penimbangan aspal sesuai dengan prosedur;

5) Kecermatan dalam melakukan pencampuran aspal panas dalam mixer;

6) Ketelitian dalam kegiatan menuangkan campuran aspal panas (hot mix) ke dalam dump truck.

7) Kedisiplinan dalam membuat bahan laporan.

2.3.8 Kompetensi Kunci

No Kompetensi Kunci Tingkat

1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi

2

2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1

6. Memecahkan masalah 2

7. Menggunakan teknologi 1

(13)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1 Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3.1.1 Persiapan/perencanaan

a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti.

b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan.

3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran

a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar.

b. Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki.

3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktik

a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

b. Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan.

3.1.4 Implementasi

a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

b. Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktik.

c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

3.1.5 Penilaian

Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan

(14)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

3.2 Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

3.2.1 Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.

Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

3.2.2 Belajar berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok.

Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

3.2.3 Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan

Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan penjelasan tentang penyusunan strategi pembelajaran, termasuk di dalamnya metode pelatihan yang disarankan, media yang digunakan, session plan, dan strategi penilaian dari setiap penugasan yang diberikan kepada seorang peserta pelatihan.

Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi.

Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan:

Unit Kompetensi Melakukan pencampuran agregat, filler dan aspal dalam mixer untuk memroduksi campuran aspal panas (hot mix)

Elemen Kompetensi 1 Melakukan penimbangan agregat sesuai dengan prosedur

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk

Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/

Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif

1 2 3 4 5 6 7

1.1 Gate hotbin dibuka sesuai urutan dimulai dari ukuran agregat kasar

1) Dapat menjelaskan prosedur pembukaan gate

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan mampu membuka gate hot bin sesuai

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Praktik

membuka gate hotbin

1. Menjelaskan prose- dur pembukaan gate hot bin.

2. Menjelaskan prose- dur dan menunjukan langkah pelaksanaan untuk menentukan urutan penimbangan

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengope- rasian Mesin Pencampur Aspal

10

(15)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

1 2 3 4 5 6 7

hot bin 2) Mampu

menentukan urutan penimbangan agregat sesuai dengan prosedur 3) Harus mampu

mengatur bukaan gate hot bin sesuai dengan prosedur, dimulai dengan agregat berukuran kasar secara tepat 4) Harus mampu

mendeteksi bahwa bukaan gate hot bin telah dilakukan dengan benar

urutan dimulai dari ukuran agregat kasar

sesuai urutan dimulai dari ukuran agregat kasar

agregat

3. Menjelaskan prose- dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan untuk mengatur bukaan gate hot bin sesuai dengan prosedur, dimulai dengan agregat berukuran kasar secara tepat 4. Menjelaskan prose-

dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan pengidentifikasian bukaan gate hot bin telah dilakukan dengan benar 5. Diskusi kelompok :

- Prosedur pembuka- an gate hot bin.

- Prosedur penimba- ngan agregat - Prosedur pengatur-

an bukaan gate hot bin

- Prosedur pengiden- tifikasian bukaan gate hot bin telah dilakukan dengan benar

6. Mendemonstrasikan:

- Menentukan urutan penimbangan agregat

- Mengatur bukaan gate hot bin sesuai dengan prosedur, dimulai dengan agregat berukuran kasar

- Pengidentifikasian bukaan gate hot bin telah dilakukan dengan benar

2. Pedoman pelaksanaan K3L

20*

30***

1.2 Penimbangan dilakukan sesuai proporsi job mix formula dari masing- masing bin 1) Dapat

menjelaskan prosedur penimbangan agregat 2) Mampu

memeriksa ulang kebenaran inputing data job mix formula 3) Mampu

melakukan penimbangan agregat dari masing-masing bin dengan benar sesuai job mix formula 4) Mampu

memeriksa kinerja indikator

timbangan (weigh

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan mampu melakukan penimbangan sesuai proporsi job mix formula dari masing- masing bin

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Praktik

melaku- kan penim- bangan sesuai proporsi job mix formula dari masing- masing bin

1. Menjelaskan prose- dur penimbangan agregat

2. Menjelaskan prose- dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan pemeriksaan ulang kebenaran inputing data job mix formula 3. Menjelaskan prose-

dur danmenunjukkan langkah pelaksanaan penimbangan agregat dari masing- masing bin dengan benar sesuai job mix formula

4. Menjelaskan prose- dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan pemeriksaan kinerja indikator timbangan untuk memastikan berfungsi dengan baik

5. Diskusi kelompok : - Prosedur

1. Buku Petun- juk Pemeli- haraan dan Pengopera- sian Mesin Pencampur Aspal 2. Pedoman

pelaksanaan K3L

10

20*

(16)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

1 2 3 4 5 6 7

scale) untuk memastikan berfungsi dengan baik

penimbangan agregat

- Prosedur pemerik- saan ulang kebe- naran inputing data job mix formula - Prosedur

penimbangan agregat - Prosedur

pemeriksaan kinerja indikator timbangan 6. Mendemonstrasikan:

- Pemeriksaan ulang kebenaran inputing data job mix formula

- Penimbangan agre gat dari masing- masing bin dengan benar sesuai job mix formula - Pemeriksaan

kinerja indikator timbangan untuk memastikan ber- fungsi dengan baik

30***

1.3 Masing-masing gate ditutup setelah takaran mencapai proporsi job mix formula 1) Dapat

menjelaskan prosedur penutupan gate setelah takaran mencapai proporsi job mix formula 2) Harus mampu

menentukan takaran tiap gradasi agregat telah ditimbang sesuai dengan prosedur 3) Harus mampu

menutup gate sesuai prosedur setelah takaran mencapai proporsi job mix formula

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat menutup masing-masing gate setelah takaran mencapai proporsi job mix formula

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Praktik

menutup masing- masing gate setelah takaran mencapai proporsi job mix formula

1. Menjelaskan prose- dur penutupan gate setelah takaran mencapai proporsi job mix formula 2. Menjelaskan prose-

dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan untuk menentukan takaran tiap gradasi agregat telah ditimbang

3. Menjelaskan prose- dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan penutupan gate sesuai prosedur setelah takaran mencapai proporsi job mix formula 4. Diskusi kelompok :

- Prosedur penutupan gate setelah takaran mencapai proporsi job mix formula - Prosedur

pelaksanaan untuk menentukan takaran tiap gradasi agregat telah ditimbang - Prosedur

penutupan gate sesuai prosedur setelah takaran mencapai proporsi job mix formula 5. Mendemonstrasikan:

- Menentukan takaran tiap gradasi agregat telah ditimbang - Penutupan gate

1. Buku Petun- juk Pemeli- haraan dan Pengopera- sian Mesin Pencampur Aspal 2. Pedoman

pelaksanaan K3

10

20*

30***

(17)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

1 2 3 4 5 6 7

sesuai prosedur setelah takaran mencapai proporsi job mix formula Diskusi kelompok:

- Prosedur pembukaan gate hot bin sesuai urutan ;

- Prosedur penimbangan agregat sesuai proporsi job mix formula;

- Prosedur penutupan gate setelah takaran mencapai proporsi job mix formula.

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d 1.3, sebelum melaksankan kegiatan praktik

60

Pelaksanaan praktik ”Melakukan penimbangan agregat sesuai dengan prosedur” yang terdiri dari kegiatan praktik:

- Membuka gate hot bin sesuai urutan dimulai dari ukuran agregat kasar;

- Melakukan penimbangan sesuai proporsi job mix formula dari masing-masing bin;

- Menutup masing-masing gate setelah takaran mencapai proporsi job mix formula.

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.3 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur

90

Elemen Kompetensi 2 : Melakukan penimbangan filler sesuai dengan prosedur

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk

Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/

Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif

1 2 3 4 5 6 7

2.1 Screw conveyor filler hoper dihidupkan sesuai dengan prosedur 1) Dapat

menjelaskan prosedur menghidupkan screw conveyor filler hoper 2) Mampu

memeriksa kesiapan operasi screw conveyor filler hoper 3) Harus mampu

menghidupkan screw conveyor filler hoper sesuai dengan prosedur 4) Mampu

memeriksa kondisi operasi screw conveyor filler hoper

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan mampu menghidupkan screw conveyor filler hoper sesuai dengan prosedur

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Praktik

menghi- dupkan screw conveyor filler hoper

1. Menjelaskan prose- dur untuk menghidup kan screw conveyor filler hoper

2. Menjelaskan prose- dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan pemeriksaan kesia- pan operasi screw conveyor filler hoper 3. Menjelaskan prose-

dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan menghidupkan screw conveyor filler hoper 4. Menjelaskan prose-

dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan pemeriksaan kondisi operasi screw conveyor filler hoper 5. Diskusi kelompok :

- Prosedur menghidupkan screw conveyor filler hoper - Prosedur

pemeriksaan kesiapan operasi screw conveyor filler hoper - Prosedur

menghidupkan screw conveyor filler hoper - Prosedur

pemeriksaan kondisi operasi screw conveyor filler hoper 6. Mendemonstrasikan:

- Pemeriksaan kesiapan operasi screw conveyor

1. Buku Petun- juk Pemeli- haraan dan Pengopera- sian Mesin Pencampur Aspal 2. Pedoman

pelaksanaan K3L

5

15*

25***

(18)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

1 2 3 4 5 6 7

filler hoper - Menghidupkan

screw conveyor filler hoper - Pemeriksaan

kondisi operasi screw conveyor filler hoper 2.2 Penimbangan filler

dilakukan sesuai proporsi job mix formula 1) Dapat

menjelaskan prosedur penimbangan filler 2) Mampu

memeriksa ulang kebenaran inputing data job mix formula 3) Harus mampu

melakukan penimbangan filler sesuai dengan proporsi job mix formula 4) Harus mampu

memeriksa kinerja indikator

timbangan (weigh scale) untuk memastikan berfungsi dengan baik

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan mampu melakukan penimbangan filler sesuai proporsi job mix formula

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Praktik

melaku- kan penim- bangan filler sesuai proporsi job mix formula

1. Menjelaskan prose- dur penimbangan filler

2. Menjelaskan prose- dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan pemeriksaan ulang kebenaran inputing data job mix formula 3. Menjelaskan prose-

dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan penimbangan filler sesuai dengan pro- porsi job mix formula 4. Menjelaskan prose-

dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan pemeriksaan kinerja indikator timbangan untuk memastikan berfungsi dengan baik

5. Diskusi kelompok : - Prosedur

penimbangan filler - Prosedur pemerik-

saan ulang kebenaran inputing data job mix formula - Prosedur

penimbangan filler sesuai dengan pro- porsi job mix formula - Prosedur

pemeriksaan kinerja indikator timbangan untuk memastikan berfungsi dengan baik

6. Mendemonstrasikan:

- Pemeriksaan ulang kebenaran inputing data job mix formula

- Penimbangan filler sesuai dengan pro- porsi job mix formula - Pemeriksaan

kinerja indikator timbangan untuk memastikan ber- fungsi dengan baik

1. Buku Petun- juk Pemeli- haraan dan Pengopera- sian Mesin Pencampur Aspal 2. Pedoman

pelaksanaan K3L

5

15*

25***

2.3 Screw conveyor dimatikan setelah takaran mencapai proporsi job mix formula 1) Dapat

menjelaskan prosedur

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan mampu mematikan screw

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Praktik

memati- kan screw

1. Menjelaskan prose- dur mematikan screw conveyor

2. Menjelaskan prose- dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan untuk menentukan takaran filler yang

1. Buku Petun- juk Pemeli- haraan dan Pengopera- sian Mesin Pencampur Aspal 2. Pedoman

5

(19)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

1 2 3 4 5 6 7

mematikan screw conveyor 2) Harus mampu

menentukan takaran filler yang ditimbang telah sesuai dengan prosedur 3) Mampu

mendeteksi takaran filler telah sesuai dengan proporsi job mix formula 4) Mampu

mematikan screw conveyor untuk menghentikan pasokan filler yang akan ditimbang secara cermat dan teliti

conveyor setelah takaran mencapai proporsi job mix formula

conveyor setelah takaran mencapai proporsi job mix formula

ditimbang 3. Menjelaskan prose-

dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan untuk mendeteksi takaran filler telah se- suai dengan proporsi job mix formula 4. Menjelaskan prose-

dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan mematikan screw conveyor untuk menghentikan pasokan filler yang akan ditimbang 5. Diskusi kelompk :

- Prosedur mematikan screw conveyor - Prosedur

pelaksanaan untuk menentukan takaran filler yang ditimbang - Prosedur

pelaksanaan untuk mendeteksi takaran filler telah sesuai dengan proporsi job mix formula - Prosedur

mematikan screw conveyor untuk menghentikan pasokan filler yang akan ditimbang 6. Mendemonstrasikan:

- Menentukan takaran filler yang ditimbang - Mendeteksi taka-

ran filler telah sesuai dengan proporsi job mix formula - Mematikan screw

conveyor untuk menghentikan pasokan filler yang akan ditimbang

pelaksanaan K3L

15*

25***

Diskusi kelompok:

- Prosedur untuk menghidupkan screw conveyor filler hoper;

- Prosedur penimbangan filler;

- Prosedur mematikan screw conveyor.

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 2.1 s.d 2.3, sebelum melaksankan kegiatan praktik

45

Pelaksanaan praktik ”Melakukan penimbangan filler sesuai dengan prosedur” yang terdiri dari kegiatan prakik:

- Menghidupkan screw conveyor filler hoper;

- Melakukan penimbangan filler sesuai proporsi job mix formula;

- Mematikan screw conveyor setelah takaran mencapai proporsi job mix formula.

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 2.1 s.d KUK 2.3, dengan didahului penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur.

75

(20)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

Elemen Kompetensi 3 : Melakukan penimbangan aspal sesuai dengan prosedur

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk

Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/

Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif

1 2 3 4 5 6 7

3.1 Katup aspal panas dibuka untuk penuangan ke bak penimbang 1) Dapat

menjelaskan teknik pembukaan katup aspal panas 2) Mampu

menentukan posisi bukaan katup aspal untuk mengalirkan aspal panas ke dalam bak penimbang 3) Harus mampu

membuka katup aspal panas untuk menuangkan as- pal panas ke da- lam bak penimbang dengan benar 4) Mampu

mendeteksi kelancaran aliran aspal ke dalam bak penimbang

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan mampu membuka katup aspal panas untuk penuangan ke bak penimbang

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Praktik

membuka katup aspal panas untuk pe-- nuangan ke bak penim- bang

1. Menjelaskan teknik pembukaan katup aspal panas 2. Menjelaskan prose-

dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan untuk menentukan posisi bukaan katup aspal untuk menga- lirkan aspal panas ke dalam bak penimbang 3. Menjelaskan prose-

dur danmenunjukkan langkah pelaksanaan untuk membuka katup aspal panas untuk menuangkan aspal panas ke dalam bak penimbang dengan benar

4. Menjelaskan prose- dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan untuk mendeteksi kelancaran aliran aspal ke dalam bak penimbang 5. Diskusi kelompok :

- Teknik pembukaan katup aspal panas - Prosedur

pelaksanaan untuk menentukan posisi bukaan katup aspal

- Prosedur membuka katup aspal panas - Prosedur

pelaksanaan untuk mendeteksi kelancaran aliran aspal ke dalam bak penimbang 6. Mendemonstrasikan:

- Menentukan posisi bukaan katup aspal untuk mengalirkan aspal panas ke da- lam bak penimbang - Membuka katup

aspal panas untuk menuangkan aspal panas ke dalam bak penimbang - Mendeteksi

kelancaran aliran aspal ke dalam bak penimbang

1. Buku Petun- juk Pemeli- haraan dan Pengopera- sian Mesin Pencampur Aspal 2. Pedoman

pelaksanaan K3L

10

20*

30***

3.2 Penimbangan aspal dilakukan sesuai proporsi job mix formula 1) Dapat

menjelaskan prosedur penimbangan

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan mampu melakukan penimbangan

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Praktik

melaku- kan penimban

1. Menjelaskan prose- dur penimbangan aspal

2. Menjelaskan prose- dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan untuk memeriksa ulang kebenaran inputing

1. Buku Petun- juk Pemeli- haraan dan Pengopera- sian Mesin Pencampur Aspal 2. Pedoman

10

(21)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

1 2 3 4 5 6 7

aspal 2) Mampu

memeriksa ulang kebenaran inputing data job mix formula 3) Mampu

melakukan penimbangan aspal panas sesuai dengan proporsi job mix formula 4) Mampu

memeriksa kinerja indikator

timbangan (weigh scale) untuk memastikan berfungsi dengan baik

aspal sesuai proporsi job mix formula

gan aspal sesuai proporsi job mix formula

data job mix formula 3. Menjelaskan prose-

dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan penimbangan aspal panas sesuai dengan proporsi job mix formula

4. Menjelaskan prose- dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan pemeriksaan kinerja indikator timbangan untuk memastikan berfungsi dengan baik

5. Diskusi kelompok : - Prosedur

penimbangan aspal - Prosedur

pemeriksaan ulang kebenaran inputing data job mix formula - Prosedur

penimbangan aspal panas sesuai dengan proporsi job mix formula - Prosedur pemerik-

saan kinerja indikator timbangan untuk memastikan berfungsi dengan baik

6. Mendemonstrasikan:

- Memeriksa ulang kebenaran inputing data job mix formula - Penimbangan

aspal panas sesuai dengan proporsi job mix formula - Pemeriksaan

kinerja indikator timbangan untuk memastikan ber- fungsi dengan baik

pelaksanaan K3L

20*

30***

3.3 Katup aspal panas ditutup setelah takaran mencapai proporsi job mix formula

1) Dapat menjelas- kan prosedur menutup katup aspal panas setelah penim- bangan selesai 2) Mampu

menentukan takaran aspal panas yang ditimbang telah sesuai dengan prosedur 3) Mampu

mendeteksi takaran aspal telah sesuai dengan proporsi job mix formula

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan mampu menutup katup aspal panas setelah takaran mencapai proporsi job mix formula

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Praktik

menutup katup aspal panas setelah takaran mencapai proporsi job mix formula

1. Menjelaskan prose- dur menutup katup aspal panas setelah penimbangan selesai 2. Menjelaskan prose-

dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan untuk menentukan takaran aspal panas yang ditimbang 3. Menjelaskan prose-

dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan untuk mendeteksi takaran aspal telah sesuai dengan pro- porsi job mix formula 4. Menjelaskan prose-

dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan untuk menutup katup aspal panas untuk menghentikan pasokan aspal panas

1. Buku Petun- juk Pemeli- haraan dan Pengopera- sian Mesin Pencampur Aspal 2. Pedoman

pelaksanaan K3L

10

(22)

Judul Modul: Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hot mix)

1 2 3 4 5 6 7

4) Mampu menutup katup aspal panas untuk

menghentikan pasokan aspal panas yang akan ditimbang

yang akan ditimbang 5. Diskusi kelompok :

- Prosedur menutup katup aspal panas setelah penimba- ngan selesai - Prosedur

pelaksanaan untuk menentukan takaran aspal panas yang ditimbang - Prosedur pelaksa-

naan untuk mendeteksi takaran aspal telah sesuai dengan pro-porsi job mix formula - Prosedur menutup

katup aspal panas untuk menghenti- kan pasokan aspal panas yang akan ditimbang 6. Mendemonstrasikan:

- Menentukan taka- ran aspal panas yang ditimbang - Mendeteksi taka-

ran aspal telah sesuai dengan proporsi job mix formula - Menutup katup

aspal panas untuk menghentikan pasokan aspal panas yang akan ditimbang

20*

30***

Diskusi kelompok:

- Teknik pembukaan katup aspal panas;

- Prosedur penimbangan aspal

- Prosedur menutup katup aspal panas setelah penimbangan selesai.

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 3.1 s.d 3.3, sebelum melaksankan kegiatan praktik

60

Pelaksanaan praktik ”Melakukan penimbangan aspal sesuai dengan prosedur”, yang terdiri dari kegiatan praktik:

- Membuka katup aspal panas untuk penuangan ke bak penimbang;

- Penimbangan aspal sesuai proporsi job mix formula;

- Menutup katup aspal panas setelah takaran mencapai proporsi job mix formula

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 3.1 s.d KUK 3.3, dengan didahului penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur.

90

Elemen Kompetensi 4 : Melakukan pencampuran aspal panas dalam mixer

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk

Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/

Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif

1 2 3 4 5 6 7

4.1 Bin penimbang agregat dibuka ke dalam mixer 1) Dapat menje-

laskan prosedur pembukaan bin penimbang agregat 2) Mampu

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan mampu membuka bin penimbang agregat untuk

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Praktik

membuka bin pe- nimbang agregat

1. Menjelaskan prose- dur pembukaan bin penimbang agregat 2. Menjelaskan prose- dur dan menunjukkan langkah pelaksanaan untuk mendeteksi agregat dalam bin penimbang telah

1. Buku Petun- juk Pemeli- haraan dan Pengopera- sian Mesin Pencampur Aspal 2. Pedoman

pelaksanaan 10

Gambar

Gambar 1: Bagan Alir Material Three way
Gambar 2: Penyaluran material ke kotak penimbang
Gambar 4: Susunan agregat dalam
Tabel 1:  Contoh setting proporsi campuran  (termasuk abu dalam material filler)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan selesainya pengaturan Outrigger pada posisi transport, maka langkah kerja selanjutnya adalah mengumpulkan pipa lapangan dan perlengkapannya untuk diangkut bersama unit

Kebutuhan peralatan harus disesuaikan dengan kapasitas alat-alat, volume produksi per satuan waktu, waktu siklus, kondisi jalan untuk transportasi termasuk kondisi

Sedang yang dimaksud dengan bahan timbunan dalam pekerjaan ini adalah bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan timbunan kembali ke dalam rongga antara

- Pelaksana mengecek kebenaran pengukuran hasil pekerjaan sub kontraktor/mandor dengan opname hasil pekerjaan (yang ditandatangani kepala proyek, direksi lapangan

dilaksanakan dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan ?.. Mampu mengawasi penempatan material di lapangan untuk penghamparan. Mampu melakukan koordinasi dengan operator

1) Sebutkan nama patok agar mandor bisa melakukan pengukuran elevasi bouwplank sendiri. 2) Kapan dilaksanakan pemasangan patok bouwplank. 3) Bagaimana posisi

Ketersediaan stok material yang harus ada direncanakan berdasarkan jadual pelaksanaan pekerjaan dan kebutuhan pemakaian materialnya, serta dengan memperhitungkan jadual

a) Mampu melakukan komunikasi dengan operator alat. b) Mampu melakukan koordinasi dengan operator alat. c) Mampu mengidentifikasi jenis alat penghamparan yang dibutuhkan. d) Harus