• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU INFORMASI

MEKANIKAL

EDISI 2012

OPERATOR POMPA BETON

TROUBLE SHOOTING

NO. KODE : FKK.CP.02.005.01 - I

(2)

Judul Modul: Trouble Shooting

DAFTAR ISI

Daftar Isi ... 1

BAB I PENDAHULUAN ... 2

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ... 2

1.2. Penjelasan Materi Pelatihan ... 2

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini ... 3

1.4. Pengertian-pengertian / Istilah ... 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 6

2.1. Peta Paket Pelatihan ... 6

2.2. Pengertian Standar Kompetensi ... 6

2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 6

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 12

3.1. Strategi Pelatihan ... 12

3.2. Metode Pelatihan ... 13

3.3. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan ... 13

BAB IV TROUBLE SHOOTING ... 22

4.1. Umum ... 22

4.2. Identifikasi Bagian Yang Mengalami Masalah/Gangguan ... 22

4.3. Analisis Penyebab Gangguan ... 27

4.4. Penyelesaian Masalah ... 30

4.5. Bahan Laporan Trouble shooting ... 33

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 35

5.1. Sumber Daya Manusia ... 35

5.2. Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi) ... 35

5.3. Peralatan/Mesin dan Bahan ... 36

(3)

Judul Modul: Trouble Shooting

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1. Pelatihan berbasis kompetensi.

Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.

1.1.2. Kompeten ditempat kerja.

Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1.2.1. Desain Materi Pelatihan

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat dijadikan panduan pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi yang lebih menekankan kepada peran aktif peserta pelatihan dalam meningkatkan seluruh aspek kemampuan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta pelatihan

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri.

1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur.

2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.

1.2.2. Isi Materi Pelatihan 1) Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

2) Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:

a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja.

(4)

Judul Modul: Trouble Shooting

3) Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :

a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.

e. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.

f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3. Penerapan Materi Pelatihan

1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah:

a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.

d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah:

a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.

b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja.

c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.

e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini

1.3.1. Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.

1.3.2. Persyaratan

Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, karena telah:

1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau

2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan

keterampilan yang sama.

(5)

Judul Modul: Trouble Shooting

1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah 1.4.1 Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

1.4.2 Standarisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

1.4.4 Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

1.4.5 Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.

1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

1.4.7 Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(6)

Judul Modul: Trouble Shooting

1.4.9 Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

1.4.10 Sertifikasi Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.

(7)

Judul Modul: Trouble Shooting

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan

Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Operator Pompa Beton yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Mengatasi Gangguan (Trouble shooting) Pemompaan Beton dengan Melakukan Perbaikan Komponen - Kode Unit FKK.CP.02.005.01, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu:

Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja;

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3-L);

Pemeliharaan Harian Concrete Pump;

Mobilisasi Pompa Beton;

Teknik Penempatan Unit Concrete pump;

Teknik Pemompaan Beton Segar;

Kegiatan Akhir Pengoperasian Concrete Pump.

2.2. Pengertian Standar Kompetensi 2.2.1. Unit Kompetensi

Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.

2.2.2. Unit kompetensi yang akan dipelajari

Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah

“Mengatasi Gangguan (Trouble shooting) Pemompaan Beton dengan Melakukan Perbaikan Komponen”.

2.2.3. Durasi / waktu pelatihan

Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu.

2.2.4. Kesempatan untuk menjadi kompeten

Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan.

Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan.

Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

(8)

Judul Modul: Trouble Shooting

mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.

memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Kemampuan Awal

Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal Komunikasi di Kempat kerja dan Penerapan K3-L.

2.3.2 Judul Unit : Mengatasi Gangguan (Trouble shooting) Pemompaan Beton dengan Melakukan Perbaikan Komponen

2.3.3 Kode Unit : FKK.CP.02.005.01 2.3.4 Deskripsi Unit

Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam mengatasi gangguan (trouble shooting) pemompaan beton.

2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 1. Mengidentifikasi

bagian yang

mengalami masalah/

gangguan

1.1 Data mutu dan slump beton diperiksa untuk kemungkinan terjadinya gangguan yang menyebabkan penyumbatan pada proses pemompaan beton.

1.2 Kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator dideteksi kemungkinan kerusakannya.

1.3 Kelainan yang terjadi pada pipa penyalur beton dideteksi kemungkinan penyebabnya.

2. Menganalisis penyebab

masalah/gangguan

2.1 Buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump untuk mengatasi gangguan (trouble shooting) disiapkan.

2.2 Analisis masalah/gangguan dilakukan berdasarkan buku manual.

2.3 Hasil analisis gangguan pada pompa beton dikoordinasikan dengan pihak terkait untuk menentukan jalan keluarnya.

3. Menyelesaikan

masalah/ gangguan pemompaan beton

3.1 Langkah penyelesaian masalah ditentukan berdasarkan hasil analisis.

3.2 Perbaikan pada bagian yang mengalami gangguan dilakukan sesuai dengan buku manual.

3.3 Masalah/gangguan yang tidak dapat diatasi sendiri dilaporkan kepada atasan langsung untuk penanganan lebih lanjut.

4. Membuat bahan laporan trouble shooting

4.1 Daftar simak trouble shooting disiapkan.

4.2 Bagian yang mengalami gangguan dicatat.

4.3 Hasil analisis dan penyelesaian masalah dicatat.

(9)

Judul Modul: Trouble Shooting

2.3.6 Batasan Variabel a. Kontek Variabel

1) Unit kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja atau individual untuk mengatasi gangguan (trouble shooting) pemompaan beton;

2) Unit kompetensi ini diterapkan di tempat kerja dengan dukungan ketersediaan unit concrete pump dalam kondisi baik dan lapangan yang telah disiapkan sebelumnya;

3) Unit kompetensi ini berlaku untuk concrete pump type boom / truck mounted dan diterapkan dalam kondisi lingkungan yang mendukung.

b. Perlengkapan yang diperlukan 1) Alat:

a) Concrete pump, siap operasi pada tempatnya;

b) Standard tools untuk trouble shooting;

c) Bola busa (sponge ball) sesuai ukuran diameter pipa penyalur;

d) Alat Pelindung Diri (APD);

e) Alat Pengaman Kerja (APK).

2) Bahan:

a) Surat Perintah Kerja;

b) Beton segar (siap pakai) yang dapat dipompa (pumpable concrete) yang dipasok dengan truck mixer ;

c) Mortar pelumas pipa penyalur beton;

d) Suku cadang untuk perbaikan;

e) Buku pedoman pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump.

c. Tugas-tugas yang harus dilakukan :

1) Mengidentifikasi bagian yang mengalami masalah/ gangguan;

2) Menganalisis penyebab masalah/gangguan;

3) Menyelesaikan masalah/ gangguan pemompaan beton;

4) Membuat bahan laporan trouble shooting.

d. Peraturan-peraturan yang diperlukan

1) Undang-undang tentang Keselamatan Kerja dan peraturan lainnya terkait dengan keselamatan kerja;

2) Undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan lainnya terkait dengan pencegahan pencemaran lingkungan;

3) Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian (Operation and Maintenance Manual) Peralatan Pompa Beton.

4) Prosedur Operasi Standar (SOP) Perusahaan;

2.3.7 Panduan Penilaian a. Penjelasan Pengujian

1) Prosedur penilaian

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi

(10)

Judul Modul: Trouble Shooting

pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja dengan menggunakan metode uji yang tepat untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

2) Tempat

Lokasi kerja atau tempat pelatihan (training ground) yang memenuhi syarat.

3) Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :

FKK.CP.01.001.01 : Melakukan Komunikasi dan Kerjasama di tempat kerja;

FKK.CP.01.002.01 : Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Pengendalian Dampak Lingkungan di Tempat Kerja;

FKK.CP.02.001.01 : Melakukan Pemeliharaan Harian Sebelum Operasi;

FKK.CP.02.002.01 : Melakukan Mobilisasi Peralatan ke Lokasi Proyek;

FKK.CP.02.003.01 : Menempatkan Unit Concrete pump di Tempat Pemompaan Beton;

FKK.CP.02.004.01 : Mengoperasikan Pemompaan Beton Segar (Siap Pakai);

4) Keterkaitan dengan kompetensi lain:

FKK.CP.02.006.01 : Melakukan Kegiatan Akhir Pengoperasian Concrete Pump.

b. Kondisi Pengujian

1) Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan mendeteksi bagian yang mengalami masalah, menganalisis penyebab masalah,menyelesaikan masalah pemompaan beton dan membuat bahan laporan trouble shooting, sebagai bagian dari pekerjaan pengoperasian concrete pump.

2) Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis dan demonstrasi/praktik;

3) Penilaian dapat dilaksanakan secara simulasi di tempat pelatihan (training ground) dan atau di tempat kerja

c. Pengetahuan yang diperlukan:

1) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);

2) Struktur dan fungsi komponen utama concrete pump;

3) Pengetahuan spesifikasi concrete pump;

4) Pengetahuan mutu dan spesifikasi beton;

5) Teknik trouble shooting pada pemompaan beton 6) Sistem pelaporan.

(11)

Judul Modul: Trouble Shooting

d. Keterampilan yang dibutuhkan :

1) Menerapkan K3 dan LH selama melakukan trouble shooting;

2) Melakukan identifikasi penyebab ganguan;

3) Melakukan analisis penyebab gangguan 4) Menentukan langkah perbaikan

5) Melakukan koordinasi dan komunkasi dengan pihak terkait;

6) Membuat laporan pengoperasian.

e. Aspek Kritis

1) Kecermatan dalam menginterpretasikan langkah kerja trouble shooting dalam buku petunjuk pengoperasian;

2) Ketekunan dan ketelitian dalam melakukan analisis terjadinya gangguan;

3) Kedisplinan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait dalam menganalisis terjadinya gangguan;

4) Kecermatan dalam menentukan langkah penyelesaian masalah berdasarkan analisis dengan pihak terkait;

5) Ketelitian dalam melaksanakan trouble shooting sesuai prosedur;

6) Kedisiplinan dalam membuat laporan pada form standar.

2.3.8 Kompetensi Kunci

No Kompetensi Kunci Tingkat

1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan

informasi 2

2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2

6. Memecahkan masalah 2

7. Menggunakan teknologi 2

(12)

Judul Modul: Trouble Shooting

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara mandiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3.1.1 Persiapan / perencanaan

a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti.

b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan.

3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran

a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar.

b. Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki.

3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktik

a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

b. Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan.

3.1.4 Implementasi

a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

b. Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktik.

c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

3.1.5 Penilaian

Melaksanakan tugas terkait penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan.

3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

3.2.1 Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses

(13)

Judul Modul: Trouble Shooting

belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

3.2.2 Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

3.2.3 Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

3.3. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan

Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan penjelasan tentang penyusunan strategi pembelajaran, termasuk di dalamnya metode pelatihan yang disarankan, media yang digunakan, session plan, dan strategi penilaian dari setiap penugasan yang diberikan kepada seorang peserta pelatihan.

Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi.

Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan:

Unit Kompetensi : Mengatasi Gangguan (Trouble shooting) Pemompaan Beton dengan Melakukan Perbaikan Komponen

Elemen Kompetensi 1 : Mengidentifikasi bagian yang mengalami masalah/ gangguan

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk

Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/

Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif

1 2 3 4 5 6 7

1.1 Data mutu dan slump beton diperiksa untuk kemungkinan terjadinya gangguan yang menyebabkan penyumbatan pada proses pemompaan beton.

1) Dapat menjelaskan persyaratan mutu dan slump beton yang dapat dipompa (pumpable concrete) 2) Mampu

berkoordinasi dengan teknisi laboratorium terkait dengan dokumen/

tiket pengiriman beton segar yang dipasok dengan

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa Data mutu dan slump beton untuk kemungkinan terjadinya gangguan yang menyebabkan penyumbatan pada proses pemompaan beton.

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan persyaratan mutu dan slump beton yang dapat dipompa (pumpable concrete) 2. Menjelaskan cara

berkoordinasi dengan teknisi laboratorium terkait dengan dokumen/

tiket pengiriman beton segar yang dipasok dengan truck mixer

3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara memeriksa data mutu dan slump beton segar yang telah dipompa.

4. Diskusi kelompok

­ persyaratan mutu dan slump beton

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan

Pengopera- sian pompa beton 2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5

15*

(14)

Judul Modul: Trouble Shooting

1 2 3 4 5 6 7

truckmixer . 3) Harus mampu

memeriksa data mutu dan slump beton segar yang telah dipompa.

yang dapat dipompa (pumpable concrete)

­ berkoordinasi dengan teknisi laboratorium terkait dengan dokumen/ tiket pengiriman beton segar yang dipasok dengan truckmixer

­ memeriksa data mutu dan slump beton segar yang telah dipompa 5. Peragaan

­ berkoordinasi dengan teknisi laboratorium terkait dengan dokumen/ tiket pengiriman beton segar yang dipasok dengan truckmixer

­ memeriksa data mutu dan slump beton segar yang telah dipompa

15**

1.2 Kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator dideteksi kemungkinan kerusakannya.

1) Dapat menjelaskan kemungkinan- kemungkinan yang menjadi penyebab gangguan pada concrete pump dan agitator

2) Mampu memeriksa kondisi concrete pump dan agitator Dapat

3) Harus mampu menemukan kemungkinan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi terkait dengan kondisi concrete pump dan agitator

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mendeteksi Kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator kemungkinan kerusakannya

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan kemungkinan- kemungkinan yang menjadi penyebab gangguan pada concrete pump dan agitator

2. Menjelaskan cara memeriksa kondisi concrete pump dan agitator

3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara menemukan kemungkinan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi terkait dengan kondisi concrete pump dan agitator 4. Diskusi kelompok

­ kemungkinan- kemungkinan yang menjadi penyebab gangguan pada concrete pump dan agitator

­ memeriksa kondisi concrete pump dan agitator

­ menemukan kemungkinan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi terkait dengan kondisi concrete pump dan agitator 5. Peragaan

­ memeriksa kondisi

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan

Pengopera- sian pompa beton 2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5

15*

15**

(15)

Judul Modul: Trouble Shooting

1 2 3 4 5 6 7

concrete pump dan agitator

­ menemukan kemungkinan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi terkait dengan kondisi concrete pump dan agitator 1.3 Kelainan yang terjadi

pada pipa penyalur beton dideteksi kemungkinan penyebabnya.

1) Dapat menjelaskan kemungkinan- kemungkinan yang menjadi penyebab gangguan pada pipa penyalur beton

2) Mampu memeriksa kondisi pipa penyalur beton dan klem

penyambungnya 3) Harus mampu

menemukan kemungkinan penyebab terjadinya masalah yang terkait dengan kondisi pipa penyalur beton

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mendeteksi Kelainan yang terjadi pada pipa penyalur beton kemungkinan penyebabnya

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan kemungkinan- kemungkinan yang menjadi penyebab gangguan pada pipa penyalur beton 2. Menjelaskan cara

memeriksa kondisi pipa penyalur beton dan klem

penyambungnya 3. Menjelaskan dan

memberikan langkah cara menemukan kemungkinan penyebab terjadinya masalah yang terkait dengan kondisi pipa penyalur beton 4. Diskusi kelompok

­ kemungkinan- kemungkinan yang menjadi penyebab gangguan pada pipa penyalur beton

­ memeriksa kondisi pipa penyalur beton dan klem penyambungnya

­ menemukan kemungkinan penyebab terjadinya masalah yang terkait dengan kondisi pipa penyalur beton 5. Peragaan

­ memeriksa kondisi pipa penyalur beton dan klem penyambungnya

­ menemukan kemungkinan penyebab terjadinya masalah yang terkait dengan kondisi pipa penyalur beton

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan

Pengopera- sian pompa beton 2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5

15*

15**

Diskusi kelompok:

- memeriksa Data mutu dan slump beton untuk kemungkinan terjadinya gangguan yang menyebabkan penyumbatan pada proses pemompaan beton.

- mendeteksi Kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator kemungkinan kerusakannya - mendeteksi Kelainan yang terjadi pada pipa penyalur beton kemungkinan penyebabnya Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.3, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta.

45

Pelaksanaan praktik: 45

(16)

Judul Modul: Trouble Shooting

1 2 3 4 5 6 7

- berkoordinasi dengan teknisi laboratorium terkait dengan dokumen/ tiket pengiriman beton segar yang dipasok dengan truckmixer

- memeriksa data mutu dan slump beton segar yang telah dipompa - memeriksa kondisi concrete pump dan agitator

- menemukan kemungkinan penyebab terjadinya gangguan yang terjadi terkait dengan kondisi concrete pump dan agitator

- memeriksa kondisi pipa penyalur beton dan klem penyambungnya

- menemukan kemungkinan penyebab terjadinya masalah yang terkait dengan kondisi pipa penyalur beton

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.5 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur Elemen Kompetensi 2 : Menganalisis penyebab masalah / gangguan

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk

Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/

Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif

1 2 3 4 5 6 7

2.1 Buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump untuk mengatasi gangguan (trouble shooting) disiapkan 1) Mampu

menyiapkan buku manual / referensi pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump yang dioperasikan 2) Dapat

mengidentifikasi bab yang membahas trouble shooting dalam buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump 3) Dapat menjelaskan

prosedur pelaksanaan trouble shooting dengan benar

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menyiapkan Buku manual pemeliharaan dan

pengoperasian concrete pump untuk mengatasi gangguan (trouble shooting)

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktik

pemerik- saan komponen cold bin dan komponen cold conveyor

1. Menjelaskan cara menyiapkan buku manual / referensi pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump yang dioperasikan 2. Menjelaskan cara

mengidentifikasi bab yang membahas trouble shooting dalam buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump 3. Menjelaskan

prosedur

pelaksanaan trouble shootingdengan benar

4. Diskusi kelompok

­ menyiapkan buku manual / referensi pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump yang dioperasikan

­ mengidentifikasi bab yang membahas trouble shooting dalam buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump

­ prosedur pelaksanaan trouble shooting 5. Peragaan

­ mengidentifikasi bab yang membahas trouble shooting dalam buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump

­ prosedur pelaksanaan trouble shooting

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan

Pengopera- sian pompa beton 2. Peraturan

K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5

15*

15**

2.2 Analisis masalah/

gangguan dilakukan

Pada akhir pembelajaran

1. Ceramah 2. Diskusi/

1. Menjelaskan cara menganalisis mutu

1. Buku Petunjuk

5

(17)

Judul Modul: Trouble Shooting

1 2 3 4 5 6 7

berdasarkan buku manual

1) Dapat

menganalisis mutu dan slump beton segar berdasarkan dokumen / tiket pengiriman 2) Mampu

menganalisis kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator

3) Harus mampu menganalisis kelainan yang terjadi pada pipa penyalur beton dan klem penyambung- nya

sesi ini, peserta dapat melakukan Analisis masalah/

gangguan berdasarkan buku manual

diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktik

pemerik- saan komponen komponen dryer termasuk burner

dan slump beton segar berdasarkan dokumen / tiket pengiriman 2. Menjelaskan cara

menganalisis kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator 3. Menjelaskan dan

memberikan langkah cara menganalisis kelainan yang terjadi pada pipa penyalur beton dan klem penyambung-nya 4. Diskusi kelompok

­ menganalisis mutu dan slump beton segar berdasarkan dokumen / tiket pengiriman

­ menganalisis kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator

­ menganalisis kelainan yang terjadi pada pipa penyalur beton dan klem penyambungnya 5. Peragaan

­ Menjelaskan cara menganalisis kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator

­ menganalisis kelainan yang terjadi pada pipa penyalur beton dan klem penyambungnya

Pemeliharaan dan

Pengopera- sian pompa beton 2. Peraturan

K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

15*

15**

2.3 Hasil analisis gangguan pada pompa beton dikoordinasikan dengan pihak terkait untuk menentukan jalan keluarnya.

1) Dapat menyimpulkan hasil analisis penyebab adanya gangguan pemompaan beton 2) Mampu

menjelaskan pada pihak terkait mengenai penyebab gangguan 3) Harus mampu

mengkoordinasika n hasil analisis gangguan pada pompa beton kepada pihak

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengoordinasi kan Hasil analisis gangguan pada pompa beton dengan pihak terkait untuk menentukan jalan keluarnya

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan cara menyimpulkan hasil analisis penyebab adanya gangguan pemompaan beton 2. Menjelaskan pada

pihak terkait mengenai penyebab gangguan

3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara

mengkoordinasikan hasil analisis gangguan pada pompa beton kepada pihak terkait 4. Diskusi kelompok

­ menyimpulkan hasil analisis penyebab adanya gangguan pemompaan beton

­ Menjelaskan pada pihak terkait

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan

Pengopera- sian pompa beton 2. Peraturan

K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5

15*

(18)

Judul Modul: Trouble Shooting

1 2 3 4 5 6 7

terkait mengenai

penyebab gangguan

­ mengkoordinasika n hasil analisis gangguan pada pompa beton kepada pihak terkait 5. Peragaan

­ Menjelaskan pada pihak terkait mengenai penyebab gangguan

­ mengkoordinasika n hasil analisis gangguan pada pompa beton kepada pihak terkait

15**

Diskusi kelompok:

- menyiapkan Buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump untuk mengatasi gangguan (trouble shooting)

- melakukan Analisis masalah/ gangguan berdasarkan buku manual

- mengoordinasikan Hasil analisis gangguan pada pompa beton dengan pihak terkait untuk menentukan jalan keluarnya

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.5, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta.

45

Pelaksanaan praktik:

- mengidentifikasi bab yang membahas trouble shooting dalam buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump

- prosedur pelaksanaan trouble shooting

- menjelaskan cara menganalisis kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator - menganalisis kelainan yang terjadi pada pipa penyalur beton dan klem penyambungnya - menjelaskan pada pihak terkait mengenai penyebab gangguan

- mengkoordinasikan hasil analisis gangguan pada pompa beton kepada pihak terkait Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.5 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur

45

Elemen Kompetensi 3 : Menyelesaikan masalah/ gangguan pemompaan beton

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk

Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/

Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif

1 2 3 4 5 6 7

3.1 Langkah

penyelesaian masalah ditentukan

berdasarkan hasil analisis

1) Dapat menentukan langkah

penyelesaian yang harus dilakukan 2) Mampu membaca

buku suku cadang (part catalog) concrete pump yang ditangani masalahnya 3) Mampu

melaporkan suku cadang yang diperlukan untuk penyelesaian masalah /

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menentukan Langkah penyelesaian masalah berdasarkan hasil analisis

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktik

pemeriksa an kondisi komponen oil heater dan kecukupa n media oil heater

1. Menjelaskan cara menentukan langkah penyelesaian yang harus dilakukan 2. Menjelaskan cara

membaca buku suku cadang (part catalog) concrete pump yang ditangani

masalahnya 3. Menjelaskan dan

memberikan langkah cara melaporkan suku cadang yang diperlukan untuk penyelesaian masalah / perbaikan 4. Diskusi kelompok

­ menentukan langkah

penyelesaian yang

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan

Pengopera- sian pompa beton 2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5

15*

(19)

Judul Modul: Trouble Shooting

1 2 3 4 5 6 7

perbaikan harus dilakukan

­ membaca buku suku cadang (part catalog) concrete pump yang ditangani masalahnya

­ melaporkan suku cadang yang diperlukan untuk penyelesaian masalah / perbaikan 5. Peragaan

­ membaca buku suku cadang (part catalog) concrete pump yang ditangani masalahnya

­ melaporkan suku cadang yang diperlukan untuk penyelesaian masalah / perbaikan

15**

3.2 Perbaikan pada bagian yang mengalami gangguan dilakukan sesuai dengan buku manual.

1) Dapat menyiapkan tools untuk perbaikan alat 2) Mampu

menyiapkan suku cadang yang akan dipakai untuk perbaikan 3) Harus mampu

melakukan perbaikan pada bagian yang mengalami gangguan

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melakukan Perbaikan pada bagian yang mengalami gangguan sesuai dengan buku manual

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan cara menyiapkan tools untuk perbaikan alat 2. Menjelaskan cara

menyiapkan suku cadang yang akan dipakai untuk perbaikan 3. Menjelaskan dan

memberikan langkah cara melakukan perbaikan pada bagian yang mengalami gangguan 4. Diskusi kelompok

­ menyiapkan tools untuk perbaikan alat

­ menyiapkan suku cadang yang akan dipakai untuk perbaikan

­ melakukan perbaikan pada bagian yang mengalami gangguan 5. Peragaan

­ menyiapkan suku cadang yang akan dipakai untuk perbaikan

­ melakukan perbaikan pada bagian yang mengalami gangguan

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan

Pengopera- sian pompa beton 2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5

15*

15**

3.3 Masalah/gangguan yang tidak dapat diatasi sendiri dilaporkan kepada atasan langsung untuk penanganan lebih lanjut

1) Dapat menjelaskan

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melaporkan Masalah/gang guan yang tidak dapat

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan mengenai gangguan / masalah yang terjadi

2. Menjelaskan cara menyatakan bahwa masalah/gangguan tidak dapat diatasi

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan

Pengopera- sian pompa beton 2. Peraturan K3L 3. SOP perusa-

5

(20)

Judul Modul: Trouble Shooting

1 2 3 4 5 6 7

mengenai gangguan / masalah yang terjadi

2) Dapat menyatakan bahwa

masalah/gangguan tidak dapat diatasi sendiri

3) Harus mampu melaporkan kepada pelaksana pengecoran dan atasan langsung untuk penanganan lebih lanjut

diatasi sendiri kepada atasan langsung untuk penanganan lebih lanjut

sendiri

3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara melaporkan kepada pelaksana pengecoran dan atasan langsung untuk penanganan lebih lanjut 4. Diskusi kelompok

­ menjelaskan mengenai gangguan / masalah yang terjadi

­ menyatakan bahwa

masalah/ganggua n tidak dapat diatasi sendiri

­ melaporkan kepada pelaksana pengecoran dan atasan langsung untuk penanganan lebih lanjut 5. Peragaan

­

haan terkait pengecoran beton

15*

Diskusi kelompok:

- menentukan Langkah penyelesaian masalah berdasarkan hasil analisis

- melakukan Perbaikan pada bagian yang mengalami gangguan sesuai dengan buku manual - melaporkan masalah/gangguan yang tidak dapat diatasi sendiri kepada atasan langsung untuk

penanganan lebih lanjut

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.5, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta.

45

Pelaksanaan praktik:

- membaca buku suku cadang (part catalog) concrete pump yang ditangani masalahnya - melaporkan suku cadang yang diperlukan untuk penyelesaian masalah / perbaikan - menyiapkan suku cadang yang akan dipakai untuk perbaikan

- melakukan perbaikan pada bagian yang mengalami gangguan

Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.5 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur

45

Elemen Kompetensi 4 : Membuat bahan laporan trouble shooting

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk

Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/

Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif

1 2 3 4 5 6 7

4.1 Daftar simak trouble shooting disiapkan.

1) Dapat menjelaskan tata cara

pelaporan sesuai prosedur 2) Mampu

menjelaskan prosedur pembuatan laporan trouble shooting 3) Mampu

menyiapkan daftar simak trouble shooting yang sesuai

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menyiapkan daftar simak trouble shooting

1. Ceramah 2. Diskusi/

diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan tata cara pelaporan sesuai prosedur 2. Menjelaskan cara

prosedur pembuatan laporan trouble shooting 3. Menjelaskan dan

memberikan langkah cara menyiapkan daftar simak trouble shooting yang sesuai 4. Diskusi kelompok

­ tata cara pelaporan sesuai prosedur

­ prosedur

1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan

Pengopera- sian pompa beton 2. Peraturan

K3L 3. SOP perusa-

haan terkait pengecoran beton

5

15*

Gambar

Gambar 4.2  Contoh buku part catalog
Gambar 4.3 mengganti conveying piston 1
Gambar 4.5 mengganti conveying piston 3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan selesainya pengaturan Outrigger pada posisi transport, maka langkah kerja selanjutnya adalah mengumpulkan pipa lapangan dan perlengkapannya untuk diangkut bersama unit

Kebutuhan peralatan harus disesuaikan dengan kapasitas alat-alat, volume produksi per satuan waktu, waktu siklus, kondisi jalan untuk transportasi termasuk kondisi

Sedang yang dimaksud dengan bahan timbunan dalam pekerjaan ini adalah bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan timbunan kembali ke dalam rongga antara

dilaksanakan dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan ?.. Mampu mengawasi penempatan material di lapangan untuk penghamparan. Mampu melakukan koordinasi dengan operator

1) Sebutkan nama patok agar mandor bisa melakukan pengukuran elevasi bouwplank sendiri. 2) Kapan dilaksanakan pemasangan patok bouwplank. 3) Bagaimana posisi

Ketersediaan stok material yang harus ada direncanakan berdasarkan jadual pelaksanaan pekerjaan dan kebutuhan pemakaian materialnya, serta dengan memperhitungkan jadual

a) Mampu melakukan komunikasi dengan operator alat. b) Mampu melakukan koordinasi dengan operator alat. c) Mampu mengidentifikasi jenis alat penghamparan yang dibutuhkan. d) Harus

mesin pencampur aspal dan operator wheel loader yang telah memenuhi persyaratan perusahaan untuk dapat mengikuti sertifikasi keterampilan. 2) Pemilihan berdasar mulai