• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEAKTIFPEMBELAJARAN Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Melalui Metode Pembelajaran Bamboo Dancingpada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V Sd Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEAKTIFPEMBELAJARAN Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Melalui Metode Pembelajaran Bamboo Dancingpada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V Sd Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

M anggal, 7 Februari 2013 dan d

Susunan D 2013 dan dinyatakan tel

(3)

iii

ABSTRAK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN BAMBOO DANCINGPADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA SISWA KELAS VSD MUHAMMADIYAH 10 TIPES SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Danik Sulistyaningrum, A 510 080 253, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran Bamboo Dancing pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta.

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah PTK yang terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 42 siswa yang teridiri dari 23 putra dan 19 putri. Metode pengumpulan data dilakukan melalui tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis data interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan data. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Dengan penerapan metode pembelajaran Bamboo Dancing pada pembelajaran matematika siswa kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta diketahui telah terjadi peningkatan rata-rata keaktifan belajar siswa pada akhir siklus II mencapai 82,62% dari kondisi awal sebesar 54,05%. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang 1) memberikan pertanyaan sebelum tindakan sebesar 45,22% setelah tindakan menjadi 92,82%, 2) menjawab pertanyaan sebelum tindakan sebesar 64,26% setelah tindakan menjadi 88,06%, dan 3) mengerjakan soal di depan kelas sebelum tindakan sebesar 16,66% setelah tindakan menjadi 99,96%. Dengan demikian penelitian ini menyimpulkan sebagian besar siswa kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta mengalami peningkatan keaktifan dan hasil belajar pada pembelajaran matematika.

(4)

1

PENDAHULUAN

Hasil observasi pendahuluan yang dilakukan 7 Januari 2013 pada siswa kelas V SD

Muhammadiyah 10 Tipes menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang aktif dalam pembelajaran matematika, kelas didominasi oleh beberapa siswa yang pandai saja sedangkan siswa yang lain cenderung pasif. Keaktifan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam memberikan pertanyaan, keaktifan dalam menjawab, dan keaktifan dalam mengerjakan soal di depan kelas. Guru di kelas masih berperan sangat dominan sebagai pusat pembelajar dan siswa hanya dibiarkan duduk, mendengar dan mencatat. Siswa di kelas tidak dibiasakanbelajar secara aktif karena guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan belum menggunakan strategi yang tepat seperti strategi pembelajaran active learning untuk melibatkan siswa secara langsung, sehingga anak terbiasa untuk diam, takut berpendapat, dan tidak berani bertanya. Kemampuan berfikir kritis siswa yang rendah tersebut mempengaruhi hasil belajarnya yang cenderung rendah juga sehingga nilai rata- rata Matematika siswa 55, sedangkan KKM nya 65.

Alasan mengapa metode pembelajaran aktif learning Bamboo Dancing sangat berarti dalam menciptakan pembelajaran Matematika karena pada saat guru ingin mencapai tujuan pembelajaran dalam metode pembelajaran Bamboo Danicing ini guru bisa menyampaikan materi dengan memberikan contoh yang nyata dan berada dilingkungan siswa terlebih dahulu. Hal ini dapat membuat siswa dengan mudah memahami materi-materi pembelajaran tersebut karena pelajaran tersebut disajikan lebih konkret.

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul “Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013”

Keaktifan siswa itu adalah dimana guru membuat siswa merespon secara nyata melalui kegiatan atau mengemukakan pendapat mereka mengenai materi yang diajarkan guru tersebut. Keaktifan siswa ialah kerja nyata siswa dalam menangkap dan mendapat perubahan setelah mendapat pembelajaran.

(5)

2

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya b. Terlibat dalam pemecahan masalah

c. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang

dihadapinya

d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecah masalah atau soal

e. Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal

f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasilnya yang diperoleh

Indikator diatas adalah indikator yang akan ditingkatkan dalam keaktifan belajar siswa.

Menurut Agus Suprijono (2011:98) Pembelajaran dengan model Bamboo Dancing sama dengan metode inside circle. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru bisa menuliskan topik tersebut di papan tulis atau guru bisa juga mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang apa yang mereka ketahui tentang materi tersebut. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar lebih siap menghadapi pelajaran yang baru. Berikut ini adalah langkah-langkah Metode Pembelajaran Bamboo Dancing dalam Agus Supridjono (2009: 98):

a. Bagi kelas menjadi 2 kelompok besar.

b. Bagi menjadi pasangan awal dan pasangan akhir agar bias bergantian memainkan Bamboo Dancing

c. Dalam setiap pasangan bagi menjadi dua lagi dan membuat lingkaran secara

berhadapan (seperti lingkaran kecil dan lingkaran besar)

d. Satu lingkaran semua siswa diberi soal, sedangkan satu lingkaran bertugas menjawab semua pertanyaan yang ada di setiap siswa.

e. Guru dan pasangan akhir bernyanyi, pasangan awal yang sedang berdiri menari berputar sampai lagu berhenti

f. Saat lagu berhenti siswa yang tidak mendapat soal menjawab pertanyaan siswa yang dihadapannya.

(6)

3

METODE PENELITIAN

Sekolah yang digunakan peneliti sebagai tempat penelitian ini adalah Sekolah

Dasar Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta, ini dilaksanakan pada awal semester Genap (dua) awal Januari sekitar tanggal 7 sampai 14 Januari 2013. Jenis Penelitian yang dilaksanakan Penelitan Tindakan Kelas (PTK), yang menjadi subyek adalah Guru dan siwa kelas V Sekolah Dasar Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta dengan Jumlah 42 siswa, 23 siswa laki – laki dan 19 siswa perempuan. Penelitian ini untuk meningkatkan Keaktifan dan hasil belajar pada pelajaran Matematika.

Pengambilan data dilakukan dengan observasi, metode tes, wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti. Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti” (Rubino Rubiyanto, 2009:75)

Dalam penelitian ini yang akan diobservasi adalah perilaku guru dan perilaku siswa pada saat pembelajaran matematika menggunakan metode Bamboo Dancing . Aspek-aspek yang diobservasi adalah 1). Keaktifan siswa dalam bertanya, 2). Mengerjakan soal di depan, 3). Menjawab pertanyaan

2. Tes

Teknik ini dilakukan pada siswa kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta dengan pemberian tes evaluasi pada tiap pertemuan setiap siklus. Bentuk dari tes tersebut adalah esay. Dalam hal ini tes dilakukan untuk memperoleh data peningkatan hasil belajar dalam Matematika. Hasil jawaban siswa dapat menggambarkan tingkat

keaktifan belajar mereka. Apakah masih berada pada tingkatan pengetahuan saja atau telah meningkat terhadap soal yang diberikan. Selain itu tes juga berfungsi untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau perkembangan pelaksanaan tindakan.

3. Dokumentasi

(7)

4

tindakan berikutnya dan fungsi kontrol terhadap hasil temuan data baru selama proses penelitian berlangsung.

4. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan dan siswa menjawab secara lisan pula. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai fakta, keyakinan, perasaan, niat dan lain-lain. Pada penelitian ini wawancara digunakan untuk mengetahui data awal tentang keaktifan dan hasil belajar siswa dari keterangan guru.

Menurut Bogdan dan Biklen ( dalam Syamsuddin dan Damaianti, 2006 : 110-111), analisis adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip wawancara, cacatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat dipresentasikan semuanya kepada orang lain. Dalam teknik tersebut, terdapat tiga tahap sebagai berikut :

1. Reduksi data.

Pada tahap reduksi data, data yang diperoleh dilapangan ditulis atau diketik dalam bentuk uraian atau laporan yang rinci. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, selain itu mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.

2. Penyajian Data ( Display )

Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display). Dari data yang telah terkumpulkan dan analisis sebelumnya. Display adalah format yang menyajikan informasi secara sistematis kepada pembaca.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap pada akhir tiap siklus. Dalam penarikan kesimpulan, diperlukan verifikasi untuk mendapatkan kesimpulan dari tampilan data agar dapat dipertanggungjawabkan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

a) Perencanaan Tindakan

(8)

5

2 jam pelajaran (2x35 menit). Kegiatan pembelajaran akan dilakukan pada hari selasa, 8 Januari 2013 pada jam ke-1-2. Materi yang diajarkan dalam tindakan Siklus I ini adalah pecahan dengan sub pokok bahasan pecahan persen dan desimal. Berdasarkan

data awal keaktifan siswa, keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah. Pada penelitian ini untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa akan menerapkan metode Bamboo Dancing.

Siklus I dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran Bamboo Dancing, Perencanaan sebagai berikut:

a. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Penyusunan instrumen penelitian yang meliputi instrumen pengamatan guru yang mengajar yang meliputi instrumen tes dan non tes. Instrumen tes dinilai dari tes evaluasi yang dilaksanakan secara individu. Instrumen non tes dinilai berdasarkan lembar pengamatan yang disusun oleh peneliti dengan melakukan pengamatan terhadap sikap keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

b) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal ini guru mengucapkan salam, berdo’a, menanyakan siswa yang tidak masuk (presensi). Setelah itu guru mempersiapkan materi ajar dan media

untuk mengajar. Selanjutnya guru peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu

kemampuan yang akan siswa peroleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini.Setelah itu guru menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berhubungan dengan materi yang lalu dan menghubungkan dengan materi yang akan disampaikan.

b. Kegiatan inti berlangsung tiga hal atau tiga tahap: 1) Eksplorasi

(9)

6 2) Elaborasi

Kegiatan elaborasi ini guru menerangkan semua materi pecahan persen dan desimal. Guru juga memotivasi siswa untuk berani bertanya dan

berbicara. Lalu guru memberi penilaian atas jawaban siswa. Selanjutnya guru memotivasi siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.

3) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi ini guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru memberikan

penguatan mengenai materi yang telah dipelajari. Lalu guru memberikan

latihan soal kepada siswa sebagai post test. Setelah itu guru membahas

latihan soal.

c. Kegiatan Akhir/ Penutup

Kegiatan akhir dari proses pembelajaran ini siswa diminta untuk merefleksi materi yang telah dipelajari hari ini. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk rajin belajar. Dalam kegiatan akhir, guru juga menyampaikan materi pertemuan selanjutnya.

c) Refleksi

Pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode pembelajaran Bamboo Dancing pada siklus 1 telah menunjukkan hasil yang signifikan. Keaktifan siswa dan hasil belajar tersebut belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hal itu ditunjukkan dengan adanya sejumlah siswa yang belum mencapai KKM serta keaktifan siswa belum Nampak secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh:

1. Pada awal pembelajaran, guru tidak memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan

2. Guru belum bias mengoptimalkan penggunaan metode yang baru saat

pembelajaran

3. Saat siswa membuat soal, guru tidak memberikan arahan secara menyeluruh, sehingga ada beberapa siswa yang salah membuat soal.

4. Guru belum optimal dalam membimbing siswa dalam cara membuat soal yang benar.

5. Guru belum optimal dalam memancing siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga ada beberapa siswa masih pasif

(10)

7

Untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus I, maka perlu diadakan perbaikan dalam rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan hasil refleksi tindakan kelas siklus I, maka beberapa perbaikan yang

disepakati antara guru peneliti dan guru kelasa dalah sebagai berikut:

1) Pada setiap pertemuan guru perlu untuk memberikan motivasi kepada siswa berupa dorongan untuk semangat belajar dan tidak lagi takut untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) Guru perlu memberikan review materi dengan penjelasan singkat atau tanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya

3) Guru harus melibatkan siswa dalam membuat soal dan menyelesaikan soal yang sudah dibuat.

4) Dalam pemberian penjelasan pada tiap kelompok, guru perlu memberikan bimbingan dan arahan agar semua anggota kelompok memahami perintah guru dengan baik .

5) Guru harus membimbing siswa secara menyeluruh agar semua berani menjawab pertanyaan dan berani mengerjakan soal.

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II a. Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Siklus II ini hamper sama pada Siklus I, Siklus II dilakukan dalam satu kali pertemuan. Siklus II ini dilksanakan pada tanggal 14Januari 2013, dan.Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Siklus II sama dengan pembelajaran Siklus I, subyeknya juga sama pada Siklus I, perbedaannya terletak pada hasil keaktifan dan hasil belajar pada Siklus II mengalami peningkatan.

b. Observasi Tindakan Kelas Siklus II

Hasil pengamatan pada Siklus II sebagai berikut: 1) Tindakan Mengajar

Pada kegiatan inti, kegiatan guru adalah sebagai berikut :

a) Guru menjelaskan tentang materi menjumlah dan mengurang pecahan, siswa – siswa memperhatikan dan mendengarkan guru.

(11)

8

c) Guru meminta beberapa siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas. Kemudian guru meminta siswa yang lain untuk mengoreksi jawaban dari siswa yang maju.

d)Guru memberi evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan, hal in ibertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi menjumlah dan mengurang pecahan yang baru saja disampaikan oleh guru melaluimetode Bamboo Dancing.

2) Tindak Belajar

Dari hasil penelitian tes yang diberikan peneliti terhadap siswa maka terungkap ada peningkatan kaektifan siswa berdampak pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika, menurut peneliti hasil ini sudah memuaskan peneliti.

c. Refleksi

Refleksi yang dapat guru peneliti laporkan dalam tindakan siklus II ini adalah sebagai berikut:

1) Pada awal pembelajaran, guru sudah memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan

2) Dalam penggunaan metode Bamboo Dancing, guru sudah dapat mengoptimalkannya sehingga siswa sudah dapat aktif dan membuat soal serta menjawab soal dengan benar.

3) Pada waktu siswa membuat soal, guru sudah memberikan arahan secara menyeluruh.

4) Guru sudah optimal dalam membimbing siswa sehingga hamper semua siswa mampu membuat dan menyelesaikan soal dengan benar.

5) Guru sudah optimal dalam memancing siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.

(12)

9

Kesimpulan

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan guru kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes dalam dua siklus dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hipotesis yang berbunyi ”MetodePembelajaran cooperative learning metode Bamboo Dancing (Tari Bambu) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran Matematika kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun ajaran 2012/2013” dapat diterima karena setelah tindakan terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa.

(13)

10

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman.2009.Belajar dan Pembelajaran.Bandung:Alfabeta

(http://nawawielfatru.blogspot.com/2010/07/keaktifan-belajar.html diakses tanggal 3 Desember 2012 pukul 10.39)

Dimyati dan Mudjiono.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:PT.Asdi Mahasatya

John L.Marks dan Arthur A.Hiatt,dkk.1988.Metode Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Dasar.Jakarta:Erlangga

Jumali dan Surtikanti,dkk.2008.Landasan Pendidikan.Surakarta:Muhammadiyah University Press

Kartawidjaya, Eddy Soewardi.1987.Pengukuran dan Hasil Evaluasi Belajar.Bandung:C.V.Sinar Baru Bandung

Kathy Charner, Maureen Murphy dan Jennifer Ford.2005.Brain Power Permainan Berbasis Sentra Pembelajaran.Jakarta:Erlangga

M.Uzer Usaman dan Lilis Setiawati.1993.Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.Bandung:Remaja Rosdakarya Offset

Mahfud Salahuddin. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan .Surabaya: Bina Ilmu.

Margono.2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Ciptaka.

Maryadi dan Nining Setyaningsih,dkk.2010.Pedoman Penulisan Skripsi FKIP .Surakarta:BP-FKIP UMS

Nawawielfatru.2010.Keaktifan Belajar.blogspot.com

Ngalim Purwanto,1992. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda

Nursadi.2011.Skripsi meningkatkan Keaktifan Belajar.blogspot com (http://nursadi-metode.blogspot.com/2011/04/skripsi-meningkatkan-keaktifan-belajar.html

diakses tanggal 3 Desember 2012 pukul 23.29)

Oemar Hamalik.1992. Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung: Sinar Baru

Partin,L.Ronald.2009.Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas.Jakarta:PT Indeks

Pupuh fathor Rahman, 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama

Rochiati, Wiriaatmadja.2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta:UMS Press

(14)

11

Samino dan Saring Marsudi.2012.Layanan Bimbingan Belajar.Solo:Fairuz Media “Duta Permata Ilmu”

Sudjana, Nana.1989.Teori -Teori Belajar untuk Pengajaran.Bandung:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI

Suprijono,Agus.2011.Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta:Pustaka Belajar

Surakhmad,Winarno.1986.Pengantar Interaksi Mengajar Belajar.Bandung:Tarsito

Surjadi.1983.Membuat Siswa Aktif Belajar.Bandung:Angkasa Offset Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuaniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul

Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa bagian batang hanya berpengaruh terhadap KA dan kerapatan kayu, sedangkan BJ, MOE, MOR, σtk// dan kekerasan sisi (tangensial dan

Perjanjian Kredit Prosonal Loan berdasarkan perjanjian standard yang isinya telah ditetapkan oleh pihak bank, yang dituangkan dalam konsep janji- janji tertulis yang disusun tanpa

Gambar VI.7 Konsep Desain Bangunan Sekolah Alam Anak Jalanan terhadap Hujan

Perkembangan struktur bangunan dalam era globalisasi dan modernisasi dapat dirasakan pesatnya. Pembangunan seperti bangunan gedung, menara, jembatan, perkantoran, hotel, dan

Menurut Cornelius dalam Abdurahman (2003: 253) mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) sarana berpikir yang jelas

Penjasorkes yang diberikan di sekolah, sejak sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi (PT) sarat dengan nilai-nilai luhur kehidupan, seperti: kerja sama,

Perhitungan rata-rata penerimaan, biaya dan pendapatan peternak bukan penerima kredit di Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur menggunakan