• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI BIMBINGAN ORANGTUA DAN GURU TERHADAP PERILAKU KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI: Studi Deskriptif Analitis terhadap Perilaku Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak Kelompok B di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI BIMBINGAN ORANGTUA DAN GURU TERHADAP PERILAKU KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI: Studi Deskriptif Analitis terhadap Perilaku Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak Kelompok B di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Asumsi ... 12

F. Hipotesis ... 14

G. Definisi Operasional ... 15

H. Metode Penelitian ... 16

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Perilaku Kemandirian Anak Usia Dini ... 18

1. Pengertian Kemandirian Anak Usia Dini ... 18

2. Ciri-ciri Kemadirian Anak ... 20

3. Kiat Mengembangkan Kemandirian Anak ... 23

4. Faktor yang Mendorong Tumbuhnya Kemandirian.... 25

5. Kemandirian Belajar Anak ... 27

B. Bimbingan Orangtua dalam Mengembangkan Perilaku Kemandirian Anak Usia Dini ... 38

1. Pengetian Bimbingan ... 38

2. Pengertian Bimbingan Orangtua ... 39

3. Peranan Orangtua dalam Menumbuhkembangkan Kemandirian Anak Usia Dini ... 41 4. Bentuk-bentuk Bimbingan Orangtua ... 47

C. Bimbingan Guru dalam Mengembangkan Perilaku Kemandirian Anak Usia Dini ... 50

1. Penegrtian Bimbingan Guru ... 50

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan ... 51

3. Kompetensi Guru Pendidikan Aank Usia Dini ... 52

4. Tugas dan Tanggunjawab Guru ... 53

(2)

6. Bentuk-bentuk Bimbingan Guru ... 55

D. Hasil Penelitian Terdahulu ... 58

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode, Teknik, dan Pendekatan Penelitian ... 60

B. Lokasi, Waktu dan Sumber Data Penelitian ... 60

C. Populasi dan Sampel Penelitian... 61

D. Data dan Alat Pengumpul Data ... 65

E. Hasil Judgement dan Validasi Instrumen Penelitian ... 67

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... ... 72

G. Teknik Pengumpulan Data ... 74

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian... 81

B. Uji Normalitas dan Pengujian Hipotesis ... 99

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 116

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 147

B. Rekomendasi ... 149

DAFTAR PUSTAKA ... 152

(3)

DAFTAR TEBEL

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Anak Taman Kanak-kanak Kelompok B di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang tahun pelajaran 2008/2009 ...

62 Tabel 3.2 Jumlah Sampel Anak Taman Kanak-kanak Kelompok B

di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang tahun

pelajaran 2008/2009 ... 64

Tabel 3.3 Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 67

Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... 78

Tabel 4.1 Jawaban Responden terhadap Indikator X1.1 ... 81

Tabel 4.2 Jawaban Responden terhadap Indokator X1.2 ... 82

Tabel 4.3 Jawaban Responden terhadap Indikator X1.3 ... 83

Tabel 4.4 Jawaban Responden terhadap Indikator X1.4 ... 84

Tabel 4.5 Jawaban Responden terhadap Indikator X1.5 ... 84

Tabel 4.6 Jawaban Responden terhadap Indikator X1.6 ... 85

Tabel 4.7 Jawaban Responden terhadap Indikator X1.7 ... 86

Tabel 4.8 Jawaban Responden terhadap Indokator X1.8 ... 87

Tabel 4.9 Rekap Deskripsi Data X1 ... 87

Tabel 4.10 Jawaban Responden terhadap Indikator X2.1 ... 88

Tabel 4.11 Jawaban Responden terhadap Indokator X2.2 ... 89

Tabel 4.12 Jawaban Responden terhadap Indikator X2.3 ... 90

Tabel 4.13 Jawaban Responden terhadap Indikator X2.4 ... 91

Tabel 4.14 Jawaban Responden terhadap Indikator X2.5 ... 92

Tabel 4.15 Rekap Deskripsi Data X2 ... 93

Tabel 4.16 Jawaban Responden terhadap Indikator Y1 ... 94

Tabel 4.17 Jawaban Responden terhadap Indokator Y2 ... 95

Tabel 4.18 Jawaban Responden terhadap Indikator Y3 ... 95

(4)

Tabel 4.20 Jawaban Responden terhadap Indikator Y.5 ... 97

Tabel 4.21 Jawaban Responden terhadap Indikator X1.6 ... 98

Tabel 4.22 Rekap Deskripsi Data Y ... 98

Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas Data X1 Y ... 99

Tabel 4.24 Hasil Uji Hubungan Antara X dan Y ... 101

Tabel 4.25 Uji Anava Keberartian Model Regresi Linier Sederhana 102 Tabel 4.26 Uji Keberartian Koefisien Regresi Linier Sederhana ... 103

Tebel 4.27 Hasil Uji Normalitas Data X2 Y ... 105

Tabel 4.28 Hasil Uji Hubungan Antara X2 dan Y ... 107

Tabel 4.29 Uji Anava Keberartian Model Regresi linier Sederhana 108 Tabel 4.30 Uji Keberartian Koefisien Regresi Linier Sederhana ... 109

Tabel 4.31 Hasil Uji Normalitas Data X1, X2 dan Y ... 110

Tabel 4.32 Hasil Uji Regresi Linier ganda ... 113

Tabel 4.33 Anava Regresi Linier Ganda ... 114

Tabel 4.34 Koefisien Regresi Linier Ganda secara Individual ... 115

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Linieritas Regresi X1 ke Y

Normal P-P Plot Regression Standardizd Residual

Dependent Variabel: Perilaku Kemandirian Anak... 100 Gambar 4.2 Distribusi Normal Uji Hipotesis ... 101 Gambar 4.3 Hubungan Fungsional X1 terhadap Y ... 104 Gambar 4.4 Linieritas Regresi X2 ke Y

Normal P-P Plot Regression Standardizd Residual

Dependent Variabel: Perilaku Kemandirian Anak... 106 Gambar 4.5 Distribusi Normal Uji Hipotesis ... 107 Gambar 4.6 Hubungan Fungsional X2 terhadap Y ... 109 Gambar 4.7 Linieritas Regresi X1 dan X2 ke Y

Normal P-P Plot Regression Standardizd Residual

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul ”Kontribusi Bimbingan Orangtua dan Guru terhadap Perilaku Kemandirian Anak Usia

Dini (Studi Deskriptif Analitis terhadap Perilaku Kemandirian Anak Taman

Kanak-kanak Kelopmpok B di Kecamatan Jatinangor Kabupaten

Sumedang)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan

saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sangsi yang dijatuhkan kepada saya apanila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 10 Agustus 2009 Yang membuat pernyataan,

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang pendidikan. Demikian juga pendidikan anak usia dini. Hal ini dijelaskan dalam pasal 28 ayat ayat 1-5, bahwa pendidikan anak usia dini adalah (1) diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal, (3) pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat, (4) pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat, (5) pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Dalam pelaksanaannya masih terdapat permasalahan, baik pada jalur formal (lembaga), informal (keluarga), maupun nonformal (masyarakat),.

(8)

anak-anak, tempat pembelajaran pertama bagi anak-anak yang nantinya bisa dijadikan dasar ketika anak memasuki pendidikan di sekolah.

Selain dalam keluarga, permasalahan pendidikan itu terjadi juga pada jalur pendidikan formal dalam hal ini Taman Kanak-kanak, mulai dari aspek tujuan, guru, materi, metode, dan sistem evaluasi yang diterapkan. Tujuan pembelajaran cenderung mengutamakan pencapaian aspek pengetahuan ketimbang aspek yang lainnya. Guru merasa berhasil dan bangga dalam mengajarnya ketika anak didiknya bisa membaca, menulis, dan berhitung. Rasa bangga ini dudukung oleh orangtua anak yang merasa bangga juga ketika anaknya bisa membaca, berhitung, dan menulis padahal secara psikologis anak tersebut belum sesuai dengan tingkat perkembangannya. Demikian juga masih banyak permasalahan pada aspek yang lainnya seperti materi, metode, dan sistem penilaian. Metode pembelajaran yang digunakan guru di Taman Kanak-kanak tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak, padahal dunia anak adalah dunia bermain, sehingga materi apapun di TK perlu didesain dalam bentuk permainan.

Selain itu, permasalahan keterlibatan anak dalam pembelajaran di TK belum mendapat porsi yang cukup untuk anak bisa berkreasi, aktif, dan bisa mengemukakan pikirannya dengan baik, mampu menentukan pilihan-pilihan sesuai dengan pikirannya agar potensi anak berkembang dengan baik sesuai dengan tingkat perkembangannya, karena itu anak perlu dilibatkan dalam proses pembelajaran.

(9)

menjadi penakut, pemalu, pendiam bahkan lebih jauh lagi menjadi pendendam, karena TK dianggap sebagai penjara baginya. Ketika anak akan mengekspresikan pikirannya selalu diselimuti dengan rasa takut (takut salah), karena tidak terbiasa dilibatkan dalam mengambil keputusan baik di dalam keluarga maupun di sekolah dalam hal ini Taman Kanak-kanak. Demikian juga ketika anak bergabung dengan teman-temannya di masyarakat, terdapat anak yang mendominasi permainan dengan teman-temannya sehingga teman yang satu kurang sekali memperoleh peluang untuk mengemukakan pikirannya. Hal ini akan berdampak pada pola pikir anak sehingga anak penuh dengan ketakutan akibat perlakuan teman-temannya terutama teman yang mendominasi tadi.

Selain itu, juga cara perlakuan orangtua terhadap anak di dalam keluarga berbeda dengan cara perlakuan guru terhadap anak di sekolah. Hal ini dapat membingungkan anak dalam menentukan pilihan, karena itu diperlukan komunikasi yang terus menerus antara orangtua dan guru dalam mendidik anak-anaknya.

(10)

yang harus ditinggalkan, sehingga manusia mampu mempertahankan derajat dan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia dari makhluk yang lainya.

Salah satu amanah Allah SWT yang diberikan pada orangtua, untuk dididik dan dijadikan generasi penerus adalah anak. Sebagai amanah, kehadiran anak di tengah-tengah keluarga harus disyukuri. Salah satu cara mensyukuri keberadaan anak adalah orangtua bertanggung jawab memberikan pendidikan kepada anak-anaknya demi masa depan mereka. Apabila kedua orangtuanya menelantarkan anak-anaknya sama dengan menghancurkan anak-anaknya di masa yang akan datang. Orangtua (ayah dan ibu) adalah orang yang pertama kali dikenal oleh anak, setiap perilaku dan perlakuannya yang diberikan terhadap anak-anaknya akan menjadi dasar bagi kehidupan anak selanjutnya. Oleh karena itu tanggung jawab di dalam proses pembimbingan terhadap anak-anaknya merupakan pekerjaan yang utama untuk orangtua di lingkungan keluarga.

Apabila orangtua menyia-nyiakan anak dengan tidak mendidiknya secara baik, maka anak akan menjadi fitnah untuk kehidupan diri anak itu sendiri, keluarganya dan masyarakatnya. Banyak orangtua yang merasa malu akibat perilaku anak-anaknya yang sudah tumbuh dewasa tetapi tidak mencerminkan akhlak yang mulia. Allah SWT mengingatkan kepada para orangtua tentang keberadaan anak-anaknya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat At-Taghabun ayat 15 yang artinya “Sesungguhnya hartamu dan anakmu hanyalah cobaan (bagimu) dan di sisi Allah SWT. pahala yang besar”. (Depag RI Al-Qur’an dan terjemahannya)

(11)

dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Hal ini sesuai dengan hadis nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim bahwa “Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah) kedua orangtuanyalah kelak yang menjadikannya yahudi, Nasrani atau Majusi”. Hadis tersebut mengisyaratkan bahwa orangtua memiliki peranan penting dalam menentukan kepribadian anak-anaknya di masa yang akan datang.

Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak sejak lahir dalam melaksanakan tugas perkembangannya. Hal ini didukung oleh pendapat Hurlock (1980:132) yang menempatkan bahwa keluarga (ayah, ibu, sanaksaudara) memberikan pengaruh terhadap pola kepribadian anak: “ Pola kepribadian yang dasarnya telah diletakkan pada masa bayi. Orangtua, saudara-saudara kandung dan keluarga yang lain merupakan faktor penting dalam pembentukkan konsep diri anak”. Karena itu dapat dipahami bahwa orangtua sebagai pendidik pertama kali harus senantiasa memelihara, menyangi, dan mendidik serta menasihati anak-anak dengan cara baik.

Melalui pendidikan yang baik, putera puteri kita akan menjadi generasi penerus yang berkualitas dari segi moral, intelektual dan spiritual. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 4 yang artinya “hendaklah mereka takut pada Allah SWT. jika meninggalkan generasi yang lemah (tidak berkualitas) di belakang mereka, yang mereka kuatir terhadap kesejahteraannya, oleh karena itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah SWT dan mengucapkan perkataan yang benar”.

(12)

berhasil memiliki kecerdasan emosional, intelektual, dan spiritual. Mustaqim (2005: 16) menerangkan bahwa “mendidik anak merupakan tugas teramat mulia”. Dalam sabda Nabi. "jika engkau mendidik anakmu dengan pendidikan yang baik, itu lebih utama dari pada engkau bersedekah satu sha’ gandum setiap hari”. Untuk itu mendidik anak membutuhkan pengetahuan yang cukup, keterampilan yang memandai, dan kesabaran yang ekstra. Sebab pendidikan adalah proses panjang pembentukkan kepribadian anak. Orangtua perlu mengetahui kiat-kiat efektif dalam mendidik anak, terutama ketika anak belum memasuki usia sekolah yang disebut usia prasekolah. Jika kurang pengetahuan atau pengalaman, orangtua tidak mampu mengarahkan pendidikan anaknya dengan baik. Berbagai keterampilan dan mengasuh anak juga perlu dikuasai orangtua. Sikap sabar dalam menghadapi anak dengan kondisi apapun sangat membantu keberhasilan anak.

Pernyataan di atas memberikan gambaran bahwa orangtua tidak sepantasnya berlaku kasar, memaksakan kehendaknya, dan bertindak tidak sopan kepada anak-anaknya karena perilaku orangtua akan ditiru oleh anak-anak mereka. Tindakan kasar terhadap anak akan mengakibatkan anak menjadi stress, kurang kreatif, pendendam, penakut, pemalu, dan sebagainya.

Al-Ghazali dalam Hassan Syamsi mengatakan, jika seorang anak pada masa kecilnya diremehkan, banyak di antara mereka yang tumbuh menjadi orang yang berakhlak buruk, pendusta, pendengki, pencuri, tukang adudomba, dan perilaku buruk lainnya.

(13)

hanya membantu orangtua untuk mendidik anak-anak mereka, karena antara orangtua dan guru perlu bekerjasama saling membantu dalam mendewasakan anak-anak. Adapun pemerintah sebagai fasilitator saja dalam proses pendidikan.

Ahmad Tafsir (2005: 49) menjelaskan bahwa “tugas pendidikan yang lebih utama adalah membawa nilai-nilai tertentu yang diyakininya benar”. Orangtua dan guru perlu menanamkan nilai-nilai sejak dini kepada anak agar potensi yang dimilikinya berkembang dengan subur. Pembinaan terhadap usia dini tidak boleh diabaikan kerena pada usia ini merupakan usia emas (golden age), semua aspek perkembangan pada usia ini mengalami perkembangan yang sangat pesat baik emosi, sosial, intetektual maupun kemandirian. Permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian khusus antara lain adalah sistem bimbingan orangtua dan guru agar dapat memfasilitasi potensi yang dimiliki anak tersebut. Karena itu orangtua dan guru dituntut untuk memahami dan memanfaatkan masa ini sebaik-baiknya. Salah satu yang perlu dikembangkan pada masa ini adalah kemandirian. Guru dan orangtua berkewajiban memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan kepeibadian anak secara optimal (Ditjen Dikti, 2006).

Perilaku kemandirian merupakan hal yang baru bagi anak. Setiap anak memiliki potensi kemandirian yang berbeda satu sama lainya. Kemandirian pada anak-anak menurut Bachrudin Musthafa (2008: 75)

(14)

Munculnya kemandirian pada anak didasarkan pada kepercayaan diri. Anak yang memiliki kepercayaan yang kuat maka akan mudah untuk menggunakan pikirannya sendiri dalam mengambil keputusan. Sebaliknya anak yang kurang memiliki kepercayaan diri akan lambat bahkan tidak mampu untuk menggunakan pikirannya sendiri dalam mengambil keputusan. Bersamaan munculnya kemandirian, muncul juga rasa takut, sehingga anak ketika akan melakukan sesuatu selalu diselimuti rasa takut, takut salah, takut tidak berhasil, takut dimarahi, tidak siap menerima konsekuensi, dan sebagainya.

(15)

Selain bimbingan orangtua, juga bimbingan dari guru di sekolah dalam hal ini di Taman Kanak-kanak, aspirasi dan kemauan anak-anak pembelajar perlu didengar dan diakomodasi, sehingga anak ada kemauan untuk melakukan upaya-upaya untuk melakukan sesuatu (alat bermain misalnya) dan memiliki kepercayaan diri untuk menentukan pilihan sesuai dengan pikirannya sendiri. Ketika anak menggunakan pikirannya untuk menentukan sendiri, itulah kemandirian. Kemandirian merupakan salah satu aspek yang harus dicapai dalam pembelajaran pada anak Taman Kanak-kanak.

Berdasar pada anggapan di atas, bahwa bimbingan orangtua dan guru memiliki peranan penting dan sangat perpengaruh pada perilaku kemandirian anak.

Berdasarkan tanggapan yang telah dipaparkan di atas, bimbingan orangtua dan guru sangat penting untuk menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki anak termasuk potensi kemandirian dan percaya diri pada anak. Karena itu penelitian ini berjudul “Kontribusi bimbingan orangtua dan guru terhadap perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor

Kabupaten Sumedang”.

B. Rumusan Masalah

(16)

1. Bagaimana gambaran aktual tentang bimbingan orangtua, guru, dan perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang?

2. Seberapa besar bimbingan orangtua berkontribusi terhadap perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang?

3. Seberapa besar bimbingan guru berkontribusi terhadap perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang? 4. Seberapa besar bimbingan orangtua dan bimbingan guru secara simultan

berkontribusi terhadap perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang?

Hubungan antara variabel-variabel penelitian yang terdapat dalam pertanyaan penelitian di atas dapat diilustrasikan pada bagan berikut:

Bagan 1

Hubungan antara Variabel

X1 r : X1.y ( 0,457 ) R: X1.2 y (0,786)

Y r: X2. y ( 0,750 )

X2

Keterangan:

X1 = Bimbingan Orangtua X2 = Bimbingan Guru

(17)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memdapatkan gambaran aktual tentang bimbingan orangtua, bimbingan guru, dan perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak. Selain itu, juga untuk memperoleh data empirik tentang besarnya pengaruh bimbingan orangtua terhadap perilaku kemandirian anak dan besanya pengaruh bimbingan guru terhadap perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Berdasarkan pada rumusan masalah peneltian di atas, maka penelitian ini secara rinci bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang:

1. Gambaran aktual tentang bimbingan orangtua, guru, dan perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor.

2. Kontribusi bimbingan orangtua terhadap perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

3. Kontribusi bimbingan guru terhadap perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang

4. Kontribusi bimbingan orangtua dan guru secara simultan terhadap perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

(18)

sudah ada tentang bimbingan orangtua dan guru hubungannnya dengan perilaku kemandirian anak usia dini yang dibuktikan secara empiris. 2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat; (1) bagi orangtua, diharapkan para orangtua dapat memberikan bimbingan secara tepat kepada anak-anaknya dalam keluarga terutama yang berkaitan dengan perilaku kemandirian anak, orangtua memahami potensi kemandirian pada anak sehingga dapat membantu, membimbing, dan memfasilitasi dengan tepat, (2) bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para guru Taman Kanak-kanak dalam membimbing anak muridnya di sekolah secara tepat, memahami perilaku anak terutama tentang potensi kemandirian anak sehingga tumbuh pada diri anak rasa percaya diri sehingga muncul kemandirian pada anak usia dini sesuai dengan yang diharapkan.

E. Asumsi Penelitian

Asumsi-asumsi yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(19)

memberikan kemungkinan konsekuensi-konsekuensi terhadap pilihan itu. Karena itu peran orangtua dan guru sangat diperlukan dalam tumbuhkembangnya kemandirian (Bachrudin Musthafa, 2008:75)

2. Anak usia dini adalah anak yang berkisar antara usia 0-8 tahun. Kalau dilihat dari fase-fase pendidikan yang ditempuh oleh anak di Indonesia, maka yang termasuk ke dalam anak usia dini adalah anak usia SD kelas-kelas rendah (Kelas 1-3), Taman kanak-kanak (Kindergarten), Kelompok Bermain (Play Group), dan anak-anak masa sebelumnya (masa bayi) (M. Solehuddin, 2000:29).

3. Bimbingan guru menurut Syamsu Yusuf (2008: 6) adalah serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah pada pencapaian tujuan. Karena itu guru perlu memberikan arahan dan fasilitas agar kemandirian itu tumbuh pada diri anak dan memberikan perlindungan agar kemandirian yang sudah tumbuh tidak rusak.

(20)

interaksi yang paling bermakna, paling berkenan dengan nilai-nilai yang sangat mendasar dan sangat intim (Djawad Dahlan, dalam Jalaluddin Rahmat dan Muhtar Gandaatmaja, 1994:49).

F. Hipotesis

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis gambaran aktual dan besarnya kontribusi bimbingan orangtua (X1) terhadap perilaku kemandirian (Y) dan besarnya kontribusi bimbingan guru (X2) terhadap perilaku kemandirian (Y) anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat kontribusi positif yang signifikan antara bimbingan orangtua terhadap perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

2. Terdapat kontribusi positif yang signifikan antara bimbingan guru terhadap perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

(21)

G. Definisi Operasional

1. Kemandirian adalah kemampuan untuk mengambil pilihan dan menerima konsekuensi yang menyertainya. Kemandirian dalam (1) memilih perlengkapan belajar yang ingin digunakannya, (2) memilih teman bermain. Kemandirian (autonomi) merupakan karakteristik dari kepribadian yang sehat (healthy personality). Kemandirian individu tercermin dalam cara berpikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri, serta menyesuaikan diri secara konstruktif dengan norma yang berlaku di lingkungannya. Kemandirian dalam hal (a) kemampuan untuk menentukan pilihan, (b) percaya diri, (c) berani memutuskan atas pilihannya sendiri, (d) kreatif dan inovatif, (e) bertanggungjawab menerima konsekuensi atas pilihannya, dan (f) menyesuaikan diri. Indikator perilaku kemandirian anak di atas merupakan hasil modifikasi penulis berdasarkan beberapa pendapat para ahli yaitu Kasiram (1994), Bachrudin Musthafa (2008: 75), Syamsu Yusuf (2008:130), Adam (1983), Zimmerman (Tillmann dan Weiss, 2000), Pintrich (1999), Sylvia Rimm (2003: 47), dan Tim Pustaka Familia (2006).

(22)

yang tulus, (e) memberi dukungan, (f) berkomunikasi dengan baik, (g) membiasakan diri anak, dan (h) keteladanan. Indikator bimbingan orangtua di atas merupakan hasil modifikasi penulis berdasarkan beberapa pendapat para ahli yaitu Musthafa (2008), Dewa Ketut Sukardi (1999: 65), Shochib (1997:25), Anwar dan Arsyad Ahmad (2007: 27), dan (Syaodih, E, 1998: 5),

3. Bimbingan guru adalah serangkaian tahapan kegiatan yang sistementis dan berencana yang terarah pada pencapaian tujuan. Bimbingan dalam hal (a) memfasilitasi perilaku kemandirian anak secara optimal, (b) pemahaman terhadap anak, (c) pemberian informasi dan nasihat, (d) bantuan pemecahan masalah, dan (e) menjalin hubungan yang harmonis. Indikator bimbingan guru di atas merupakan hasil modifikasi penulis berdasarkan beberapa pendapat para ahli yaitu Shertzer & Stone dalam Syaodih, E (1998: 5), Musthafa (2008: 75), dan Syamsu Yusuf, (2008: 6).

H. Metodologi Penelitian

(23)
(24)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode, Teknik, dan Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian yang memusatkan perhatiannya pada fenomena yang sedang terjadi pada saat penelitian dilakukan (Hadjar, 1996). Penelitian ini mendeskripsikan fenomena yang sedang terjadi secara cermat dan akurat yang didukung dengan data empirik.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik survei yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi yang besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis. ( Kerlinger dalam Riduwan, 2008: 48).

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan dengan melalui pencatatan data hasil penelitian yang nyata dalam bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis data dan interpretasi atau penafsirannya.

B. Lokasi, Waktu, dan Sumber Data Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

(25)

mulai bulan Mei s.d. Agustus 2009 yang meliputi tiga tahap; yaitu pra lapangan, lapangan, dan penulisan laporan hasil penelitian.

2. Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini yaitu anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang sebanyak 79 orang terdiri dari 13 TK masing-masing ditentukan secara proporsional, baik data tentang bimbingan orangtua dan guru maupun data perilaku kemandirian anak. Guru yang dimaksud adalah guru yang mengajar dan membimbing anak-anak di TK tersebut sekurang-kurangnya 6 bulan, sehingga benar-benar mengetahui dan punya pengalaman tentang bimbingan yang biasa dilaksanakan. Orangtua yang dimaksud adalah ibu dari anak/ siswa TK yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut McCall dalam Hadjar (1996:133) populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama. Sedangkan sampel adalah kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam penelitian sebagai sumber data penelitian.

(26)

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2008/2009

No Nama TK Anak dan Guru

Anak TK B Guru

1 PGRI Murai 30 4

2 Kuncup Kartika 18 3

3 Ananda 24 2

4 Gelatik 30 5

5 Bahagia 40 4

6 Cahaya Bagja 25 3

7 Melati 42 3

8 Darul Hikam 31 4

9 Al-Ma’soem 26 4

10 Baiturahman 62 6

11 Al-Iffah 18 3

12 Al-Ittihad 23 4

13 Aisiyah 16 4

Jumlah 385 49

Sumber UPTD TK / SD Kecamatan Jatinangor tahun 2008

2. Sampel

Adapun yang menjadi sampel dalam peneltian ini adalah anak TK sebanyak 79 orang yang diambil dari 13 Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang secara proporsional. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane (Riduwan dan Akdon, 2007:249-151) sebagai berikut:

2

( x d ) + 1 N n

N =

Dimana: n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

(27)

Berdasarkan rumus tersebut, jika tingkat presisinya ditetapkan sebesar 10%, maka jumlah sampel dapat ditetapkan sebagai berikut:

2 2

385 385

79, 38 ( x d ) + 1 (385 x 0,1 ) + 1 4,85

= N = = =

n

N = 79 orang

Kemudian jumlah sampel tersebut untuk memudahkan dalam pengumpulan data, ditentukan secara proporsional berdasarkan jumlah, jenis kelamin, dan usia anak. Jumlah sampel untuk masing-masing TK di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang dengan rumus sebagai berikut:

x n

= i

i

N n

N

Dimana: n i = Jumlah sampel menurut stratum

n = Jumlah sampel seluruhnya

Ni = Jumlah populasi menurut stratum

N = Jumlah populasi seluruhnya

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel untuk masing-masing Taman

Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang adalah sebagaimana

(28)

Tabel 3.2

Jumlah Sampel untuk msing-masing Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang

No Nama TK Penentuan Sampel Jumlah Responden

1 PGRI Murai 30/385x79 =5,84 6 responden 2 Kuncup Kartika 18/385x79 =3,69 4 responden

3 Ananda 24/385x79 =4,92 5 responden

4 Gelatik 30/385x79 =6,15 6 responden 5 Bahagia 40/385x79 =8,20 8 responden 6 Cahaya Bagja 25/385x79 =5,12 5 responden 7 Melati 42/385x79 =8,61 9 responden 8 Darul Hikam 31/385x79 =6,36 6 responden 9 Al-Ma’soem 26/385x79 =5,33 5 responden 10 Baiturahman 62/385x79 =12,72 13 responden 11 Al-Iffah 18/385x79 =3,69 4 responden 12 Al-Ittihad 23/385x79 =4,71 5 responden 13 Aisiyah 16/385x79 =3,28 3 responden

Jumlah 79 responden

(29)

Tabel 3.3

Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin untuk Masing-masing TK

No TK Populasi

Sampel/ Presisi 10%

L % P % Total L P Total

1 PGRI Murai 13 43.33 17 56.7 30 3 3 6

2 Kuncup Kartika 13 72.22 5 27.8 18 3 1 4

3 Ananda 13 54.17 11 45.8 24 3 2 5

4 Gelatik 14 46.67 16 53.3 30 3 3 6

5 Bahagia 24 60 16 40 40 5 3 8

6 Cahaya Bagja 14 56 11 44 25 3 2 5

7 Melati 26 61.9 16 38.1 42 6 3 9

8 Darul Hikam 12 38.71 19 61.3 31 2 4 6

9 Al-Ma’soem 15 57.69 11 42.3 26 3 2 5

10 Baiturahman 34 54.84 28 45.2 62 7 6 13

11 Al-Iffah 10 55.56 8 44.4 18 2 2 4

12 Al-Ittihad 11 47.83 12 52.2 23 2 3 5

13 Aisiyah 5 31.25 11 68.8 16 1 2 3

385 42 37 79

Selanjutnya pengambilan sampel berdasarkan usia, yaitu anak Taman Kanak-kanak kelompok B baik anak laki-laki maupun perempuan yang usia 5 dan 6 tahun yang termasuk kategori anak usia dini karena menurut pandangan mutakhir yang lajim dianut di negara-negara maju, istilah anak usia dini (early childhood) adalah anak yang berkisar antara 0-8 tahun.(M Solehuddin, 2000: 29).

D. Data dan Alat Pengumpulan Data

(30)

Alat pengumpulan data tentang bimbingan orangtua dan bimibingan guru menggunakan angket skala sikap dan perilaku kemandirian anak menggunakan pedoman pengamatan masing-masing terdiri dari lima anternatif jawaban, yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP).

Pemberian skor mengacu kepada bentuk pernyataan yang diajukan, yaitu jika pernyataan positif, maka skor alternatif jawaban SL=5, SR=4, KD=3, JR=2, dan TP=1. Adapun pemberian skor untuk pernyataan negatif berlaku sebaliknya yaitu SL=1, SR=2, KD=3, JR=4, dan TP=5.

Intrumen dalam penelitian ini dirumuskan dan dikembangkan melalui proses/langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan dan mengkaji teori-teori yang ada kemudian dilakukan kontruk dari teori-teori tersebut sampai pada definisi operasional.

2. Merumuskan definisi operasional berdasarkan teori-teori yang ada sehingga tergambar intrumen atau indikator-indikator yang akan diteliti dan terukur. 3. Instrumen penelitian yang telah disusun berdasarkan definisi operasional

tersebut, kemudian dilakukan judgement oleh dua orang ahli sesuai dengan fokus penelitian ini.

(31)

5. Instrumen yang dinyatakan valid dan reliabel, kemudian disebarkan kepada sampel penelitian ini dan hasilnya dianalisis secara statistik dengan langkah-langkah sebagaimana dijelaskan pada teknik analisis data penelitian ini. 6. Kemudian dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas.

7. Kemudian pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik statistik regresi sederhana, regresi ganda, korelasi sederhana, dan korelasi ganda.

E. Hasil Judgemet dan Validasi

Instrumen penelitian ini di-judgement oleh dua orang ahli, yaitu Bapak Prof. Dr. Syamsu Yusuf, M.Pd dan Ibu Dra. Yusi Riksa Y, M.Pd. Kedua ahli tersebut memberikan rekomendasi tentang intrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun gambaran hasil judgement dan validasi instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tebel 3.4

KISI-KISI INTRUMEN PENELITIAN SEBELUM DAN SESUDAH VALIDASI

No Variabel &

Indikator

Sebelum Validasi

Setelah Validasi

Sub Indikator Item Item Valid Item

Penelitian

1 2 3 4

I Bimbingan

Orangtua (BO)

1. Memberikan

pilihan

1) Terbuka

menentukan

pilihan

2) Menyediakan

alternatif

1,2,3

4,5,6,7,8

2,3

4,6,7,8

1,2

(32)

2. Memahami anak

3.Membantu

Memecahkan

masalah

4. Pujian yang tulus

(33)

7. Membiasakan diri anak 8. Keteladanan anak dengan seksama 2) Menghargai pendapat anak 3) Menggunakan kata-kata yang difahami anak

1) Kebiasaan anak

2) Membuat jadwal kegiatan anak-anak 3) Kontrol orangtua 1) Keteladanan dalam berkata 2) Keteladanan dalam bersikap 3) Ketaladanan dalam berbuat 37,38 39,40 41,42,43,44 45,46 47,48 49,50 51,52,53 54,55 38 40 41,42,43 45 48 49,50 51,52,53 55 24 25 26,27,28 29 30 31,32 33,34,35 36

II Bimbingan Guru

(BG)

1. Memfasilitasi

2. Memahami anak

1) Menyediakan alternatif 2) Mendukung pilihan anak 1) Memahami potensi anak

2) Kebiasaan anak

(34)

3. Pemberian informasi dan nasihat 4. Bantuan pemecahan masalah 5. Menjalin 3) Perkembangan belajar anak

4) Kendala belajar

anak

1) Jadwal kegiatan

TK

2) Anak shaleh

3) Cara berbicara,

bersikap, dan

berbuat jujur

4) Anak yang

mandiri

5) Cara Akhlak

pada orangtua,

guru, dan

teman.

1) Anak yang

kesulitan belajar

dan bermain

2) Kesulitan

bergaul

3) Tidak bisa

menentukan

pilihan

4) Minder atau

(35)

hubungan yang

harmonis

1) Hubungan guru

dengan murid

2) Hubungan guru

dengan

orangtua

3) Hubungan guru

dengan guru

4) Hubungan anak

dengan anak 39,40, 41 42,43,44 45,46,47 48,49,50 40,41 42,43 46,47 50 29,30 31,32 33,34 35

III Perilaku

Kemandirian (PK)

1. Kemampuan

menentukan

pilihan

2. Percaya diri

3. Berani

menentukan

pilihan

4. Kreatif dan

inovatif

1) Memilih alat

mainan sendiri

2) Memilih alat

belajar sendiri

1) Kemauan yang

kuat

2) Berani tampil

beda

3) Tidak takut

salah

1) Berangkat ke

TK

2) Bertanya dan

menjawab

3) Pulang dari TK

(36)

5. Bertanggung-jawab menerima konsekuensi 6. Menyesuaikan diri sendiri 2) Tidak bergantung

pada orang lain

3) Suka terhadap

hal baru 1) Menerima konsekuensi 2) Tanggung jawab terhadap alat belajar 3) Tanggung jawab terhadap alat bermain 1) Menyesuaikan diri dengan lingkungan 2) Bergaul dengan teman 27,28,29 30,31,32 33,34,35 36,37,38 39,40,41 42,43,44,45 46,47,48 28 31,32 33,34 36,38 39,41 42,44,45 47 17 18,19 20,21 22,23 24,25 26,27,28 29

F. Uji Coba Instrumen

(37)

1. Validitas

Berkaitan dengan pengujian validitas intrumen Arikunto (2006:144) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment :

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− −

− =

Y Y

n X X

n

Y X XY

n rhitung

Dasar pengambilan keputusan:

Jika r positif, serta r ≥ 0.30 maka item pertanyaan tersebut valid. Jika r tidak positif, serta r < 0.30 maka item pertanyaan tersebut tidak valid.

2. Reliabilitas

(38)

konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk angket. Untuk mengetaui reliabitas menggunakan rumus :

( )

tt tt tot

r r r

+ =

1 . 2 .

rtt = korelasi antara belahan ganjil dan genap r.tot = koefisien reliabilitas uji belah dua (split half)

Setelah didapatkan nilai korelasional, lalu nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r kritis yang diambil besarnya 0,70. Jika nilai reliabilitas lebih dari 0,70 atau mendekati nilai 1,00, maka tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran semakin tinggi.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini secara garis besar terdiri dari (a) data tentang bimbingan orangtua, (b) bimbingan guru, dan (c) perilaku kemandirian anak usia dini.

Adapun alat yang digunakan dalam mengumpulkan ketiga data yang berhubungan dengan variabel tersebut adalah sebagai berikut:

(39)

anaknya yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dan membubuhkan tanda ceklis (√) pada salah satu alternatif jawaban pada angket.

2. Bimbingan guru. Pengumpulan datanya menggunakan angket skala sikap. Data ini diperoleh dari guru tentang bimbingan yang biasa dilakukannya sehari-hari oleh guru kepada siswanya. Guru diminta mempersepsikan bimbingan yang diberikan kepada setiap anak yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dan membubuhkan tanda ceklis (√) pada salah satu alternatif jawaban pada angket.

3. Perilaku kemandirian anak usia dini. Pengumpulan datanya menggunakan pedoman observasi. Pengumpulan data ini dilakukan oleh peneliti bekerja sama dengan guru (setelah sama-sama memahami maksud dan tujuan penelitian ini) dengan mengamati perilaku anak yang terjadi secara alamiah. Guru dilibatkan karena guru setiap harinya bersama-sama dengan anak sehingga guru sangat memahami tentang perkembangan anak termasuk perilaku kemandirian anak. Guru diminta menilai tentang perilaku kemandirian anak dan membubuhkan tanda ceklis (√) pada salah satu alternatif jawaban pada angket.

Data yang diperoleh melalui kuesioner adalah masih bersifat ordinal, maka untuk keperluan analisis, data tersebut perlu ditransformasikan ke dalam bentuk data interval dengan menggunakan methode of successive interval (MSI).

Adapun langkah kerja untuk mengubah data ordinal ke data interval dengan methode of successive interval (MSI) merujuk pendapat (Al Rasyid, 1994) adalah

(40)

1. Menentukan frekuensi responden yang memberikan respon terhadap setiap item kuisioner.

2. Membuat proporsi untuk setiap bilangan frekwensi.

3. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga diperoleh nilai proporsi kumulatif.

4. Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku.

5. Menghitung SV (scale value) dengan rumus

density a lower limit- density at lupper limit area under upper limit –area under lower limit

6. SV (scale value) yang nilainya terkecil (yang memiliki harga negatif terbesar).

7. Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus :

Y = SV + SVminimum

Data yang telah melalui MSI, selanjutnya diolah dalam pengujian statistik untuk mendapatkan pembuktian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengujian normalitas distribusi, signifikansi regresi, linieritas regresi, dan anova

2. Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik statistik regresi sederhana, regresi ganda, korelasi sederhana, dan korelasi ganda, masing-masing menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Rumus Persamaan Regresi sederhana:

Analisis regresi dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan yang terjadi pada variabel Y, apabila variabel X berubah dalam

(41)

satuan unit. Analisis regresinya menggunakan persamaan regresi sederhana dengan rumus Sugiyono (2006:188) :

X b a Yˆ = +

b. Rumus Regresi Ganda : :

Ý = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

Keterangan :

Yˆ = Variabel terikat atau variabel dependent X = Variabel bebas atau variabel independent a = konstanta (harga Y bila X = 0)

b = Koefisien regresi

Untuk mencari nilai a dan b, dipergunakan rumus sebagai berikut:

( )

(

) ( ) (

)

(

)

− ⋅ − ⋅ = 2 2 2 X X n XY X X Y a

(

) ( )

(

)

− ⋅ − = 2 2

. X X

n Y X XY n b

c. Rumus Korelasi Sederhana (PPM):

              −               − − =

∑ ∑

= = = = = = = n i n i i i n i n i i i n i n i i i n i i i xy y y n x x n y x y x n r 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1

Riduwan (2008:136)

Dimana: rxy = Koefisien korelasi

X = Variabel Bebas

Y = Variabel Terikat

(42)

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 artinya ada korelasi sangat kuat.

[image:42.595.116.512.226.617.2]

Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut:

Tabel 3.5

INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI NILAI r INTERVAL

KOEFISIEN

TINGKAT HUBUNGAN 0,80-1,000

0,60-0,799 0,40-0,599 0,20-0,399 0,00-0,199

Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat

Rendah Sangat Rendah

Selanjutnya bila ternyata ada pengaruh antara variabel X dan Y, maka perlu dilakukan tes atau uji signifikansi, untuk mengetahui apakah pengaruh yang terjadi antara kedua tersebut benar-benar nyata (signifikan) atau terjadi karena faktor kebetulan (by Chance).

(43)

2 h

r 1

2 n r t

− − =

Keterangan :

th = t hitung

r = koefisien korelasi n = jumlah sampel

Harga t hitung selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel, dengan tingkat kesalahan 5 % uji dua pihak dan dk = n - 2, dengan ketentuan :

♦ H1 : t hitung > t tabel : H1 diterima dan Ho ditolak, atau ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dan Y.

♦ Ho : t hitung < t tabel : Ho diterima dan H1 ditolak, atau tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dan Y.

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut:

KP = r² x 100% Riduwan (2008:221)

Dimana: KP = Nilai Koefisien Diterminan r = Nilai Koefisien Korelasi

d. Rumus Korelasi Ganda:

(44)

Rumus Korelasi Ganda sebagai berikut:

1 2 1 2 1 2

1 2

1 2

r²x .y + r²x .y - 2 (rx .y) . (rx .y) . (rx .x ) R x .x .y =

1 - r² x .x

Riduwan (2008: 139)

Selanjutnya untuk mengetahui Signifikansi korelasi ganda dicari dulu Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel.

Rumusnya:

Statistik uji : F =

(

)

1 k n

R 1

K R

2 2

− −

Dimana : R2 = Koefisien korelasi ganda yang telah dihitung K = Jumlah variabel independen

n = Jumlah sampel

F = hitung yang dibandingkan dengan F tabel

Kaidah pengujian signifikansi: Jika F hitung≥ F tabel maka tolak Ho

artinya signifikan dan apabila F hitung ≤ F tabel maka terima Ho artinya

(45)

147 BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Hasil penelitian tentang kondisi aktual dan pengaruh bimbingan orangtua dan bimbingan guru terhadap perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Aktivitas bimbingan orangtua dalam membentuk perilaku kemandirian anak

telah dilaksanakan melalui delapan aspek bimbingan orangtua, yaitu pemberian kesempatan untuk menentukan pilihan, pemahaman terhadap anak, membantu pemecahan masalah, memberikan pujian yang tulus, memberkan dukungan yang penuh, menjalin komunikasi secara dialogis, membiasakan hal-hal yang baik pada anak, dan memberikan keteladanan. Kondisi ini terlihat pada perolehan skor rata-rata sebesar 4,315 termasuk kategori sangat baik.

2. Bimbingan guru dalam membentuk perilaku kemandirian anak telah dilaksanakan meliputi lima aspek bimbingan guru, yaitu penyediaan sarana (fasilitas belajar dan bermain), pemahaman terhadap anak, pemberian informasi dan nasihat, bantuan pemecahan masalah, dan menjalin hubungan yang harmonis dengan anak.Kondisi ini terlihat pada perolehan skor rata-rata sebesar 4,448 termasuk katergori sangat baik.

(46)

membimbing kemandirian anak. Apa yang telah dilakukan guru di sekolah tidak sepenuhnya ditindaklanjuti oleh orangtua di rumah.

4. Perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang menunjukkan perilaku kemandirian. Hal ini ditunjukkan pada perilaku kemandirian anak pada enam aspek kemandirian, yaitu kemandirian dalam menentukan pilihan, kepercayaan diri, keberanian untuk melakukan sesuatu, kreatif dan inovatif, tanggungjawab, dan kemandirian dalam menyesuaikan diri. Kondisi ini terlihat pada perolehan skor rata-rata sebesar 4,165 dengan kategori sangat baik

5. Terdapat hubungan yang signifikan dari bimbingan orangtua (X1) terhadap Perilaku Kemandirian anak (Y) di Taman kanak–kanak Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Hal ini dibuktikan melalui nilai thitung (4,510) lebih besar dari ttabel (1,991). Dengan keadaan ini artinya H1 diterima. Dengan kata lain, hipotesis diterima pada taraf nyata sebesar 5%. Adapun besarnya kontribusi bimbingan orangtua terhadap perilaku kemandirian anak secara langsung maupun tidak langsung sebesar 20,9% dan tingkat hubungan sedang (cukup kuat) dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,457.

(47)

bimbingan guru terhadap perilaku kemandirian anak secara langsung maupun tidak langsung sebesar 56,3% dan tingkat hubungan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,750.

7. Terdapat hubungan yang signifikan antara bimbingan orangtua dan guru secara simultan terhadap Perilaku Kemandirian anak di Taman kanak–kanak Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Hal ini dibuktikan melalui nilai thitung lebih besar dari ttabel (1,991). Dengan keadaan ini artinya H1 diterima. Dengan kata lain, hipotesis diterima pada taraf nyata sebesar 5%. Adapun besarnya kontribusi bimbingan orangtua dan guru secara simultan terhadap perilaku kemandirian anak secara langsung maupun tidak langsung sebesar 61,8% dan tingkat hubungan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,786.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian bahwa bimbingan orangtua dan guru memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kemandirian anak Taman Kanak-kanak. Penulis memberikan saran kepada orangtua dan guru.TK di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

1. Rekomendasi untuk Orangtua

(48)

ditingkatkan dengan cara memberikan pujian kepada anak yang melakukan pekerjaan sendiri, berkomunikasi secara baik dengan anak, membantu memecahkan masalah, memberikan contoh yang baik, membiarkan anak jika ikut nimrung pekerjaan orangtua selama tidak membahayakan, karena orangtua merupakan guru yang pertama dan utama yang akan mempangaruhui kehidupan anak selanjutnya. Orangtua menanamkan nilai-nilai baik dan disiplin diri pada anak agar potensi anak bisa berkembang secara optimal terutama potensi kemandirian.

b. Dalam upaya pembentukkan perilaku kemandirian anak, orangtua wajib mendukung dan menindaklanjuti apa yang sudah dilakukan guru di sekolah dan konsultasi dengan psikolog.

c. Orangtua hendaklah menciptakan rasa aman, memahami karakter anak, memberikan kepercayaan kepada anak, dan memberikan pujian yang tulus kepada anak ketika anak berhasil melakukan sesuatu yang baik dan ketika gagal setelah anak berusaha untuk melakukan dengan baik.

2. Rekomendasi untuk Guru TK

(49)

melakukan sendiri berhasil atau tidak, maka guru perlu memberikan pujian yang tulus agar muncul kepercayaan diri pada anak.

b. Guru perlu menjalin kerjasama dengan orangtua anak untuk menyamakan pandangan terhadap program-program yang akan dilaksanakan, karena orangtua ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan program sekolah termasuk bimbingan kemandirian anak. Kerjasama ini bisa belalui buku penghubung, pertemuan-pertemuan rutin, diskusi-diskusi informal, dan lain-lain.

c. Bagi calon orangtua anak atau wali murid, guru terlebih perlu melakukan seleksi ketat atau wawancara dengan orangtuanya untuk menciptakan cara pandang yang sama, agar program yang di buat oleh sekolah berjalan secara optimal.

3. Rekomendasi untuk Peneliti

a. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku kemadirian anak Taman Kanak-kanak di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang 61,8 % ditentukan oleh bimbingan orangtua dan guru, sisanya 38,2 % ditentukan oleh faktor lain. Karena itu penulis memberikan rekomendasi kepada para peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku kemandirian anak.

(50)
(51)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Hupad, Model Pengasuhan Anak Usia Dini, Bandung: Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol. 2 April 2003.

AM Rukky Santoso. (2001). Mengembangkan Otak kanan Anak-anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anggani Sudomo. (2004). Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta. Grasindo.

Anwar dan Arsyad Ahmad (2007). Pendidikan Anak Dini Usia Panduan Praktis bagi Ibu dan Calon Ibu. Bandung. Alfabeta.

Bachrudin Musthafa. (2008). Dari literasi dini ke literasi teknologi. Bandung. Yayasan CREST (Center for Reseach on Education and Sociocultural Transformation).

Bandi Delphie. (2005). Program Pembelajaran Individu Berbasis Gerak Irama. Bandung. Pustaka Bani Quraisy.

Brewer Ann Jo, (2007). Introduction to Early Children Education Preschool trough Prymary Grades. Pearson: Allin And Bacon.

Conny Semiawan. (1997). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta. Grasindo.

Conny Semiawan. (2002). Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini. (Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar). Jakarta: Prenhallindo

CRI Team, Pembelajaran Berpusat pada Anak, Washington: CRI

Darr, C dan Fisher, J. (2004). Self- Regulated Learnibng in Mathematics Class (Online). Tersedia: www.arb.nzcer.org.nz

David L. Gallahue (1982), Developmental Movement Experiences for Children, Indiana University, New York

Depdikbud. (1995). Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak, Landasan, Program dan Pengembangan Kegiatan Belajar. Jakarta. Depdikbud

(52)

Depdikbud. (1999). Petunjuk Teknis Proses Belajar Mengajar di Taman Kanak-kanak. Jakarta. Depdikbud

Dewa Ketut Sukardi (1999). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya. Usaha Nasional.

Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta. Rineka Cipta.

Fleer Marilyn & Docket Sue. (1999). Play an Pedagogy in Early Childhood Bending the Rules. Harcourt: Sidney. Fort Worth. London. San Diago. Toronto.

Gabarino, J., Stott, F.M. & Faculty of The Erikson Institute (1989). What Children can tell us. San Fransisco: Jossey-Bass.

Hartati Sofia. (2007). How To Be a Good Teacher and To Be a Good Mother. Jakarta Selatan: Enn Media.

Hassan Syamsi Pasya. (2007). Bimbingan Mendidik Anak Sejak kecil hingga Dewasa. Bandung. Raska Dinika Pustaka.

Jamaris Martini, (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT Grasindo.

Joan Beck. (1994). Meningkatkan Kecerdasan Anak. Jakarta: Pustaka. John Santrock. (2007), Child Development, New York: McGrow

Juntika Nurihsan. (2007). Materi Pokok Perkembangan Peserta Didik, Bandung. UPI

Kerlinger. (1973). Foundation of Behavioral Research, Edisi II. HRW. Inc.

Knain, E. dan Turmo, A. (2000). Self-Regulated Learning. (Online). Tersedia: www.pisa.no/nordisk-pisa. 2000 /kap.8.pdf . (15 Juli 2006).

Laura Lipton dan Deborah.Hubble. (1997). Terj. Menumbuhkembangkan Kemandirian Belajar. Bandung. Nuansa.

(53)

M. Solehudin, (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung. FIP UPI. Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Mary Go Setiawan. (2000). Menerobos Dunia Anak. Bandung: Yayasan Kalam Hidup

May Lwin, Adam Khoo, Kenneth Lyen, Caroline. (2008). How to Multiply Your Child’s Intelligence: Cara Mengembangkan Berbagai Kompetensi Kecerdasan

Mayke S Tedjasaputra. (2001). Bermain, Mainan dan Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Grasindo.

Megan Northrup, dalam Research Assistant, dan disunting oleh Stephen F. Duncan, Profesor, School of Family Life, Brigham Young University, menjelaskan:

(www.foreverfamilies.net/xml/articles/teaching_children_self_regulation Moeslichatoen R. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta.

Departemen Pendidikan & Kebudayaan kerjasama dengan Rineka Cipta. Moeslichatoen. (1999). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta:

Rineka Cipta.

Moleong J Lexy. (2007). Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Mubayidh, Makmun. (2006). Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak. Jakarta. Pustaka Al-Kautsar.

Nani Ratnaningsih. (2007). Pengaruh Pembelajaran Kontektual terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematika serta Kemandirian Belajar Siawa (Disertasi). Bandung. Tidak diterbitkan.

Paris, S. G dan Winograd, P. (2004). The Role of Self-Regulated Learning in Contectual Teaching: Principles and Practices for Teacher Preparation. (Online) Tersedia: http://www.ciera.org

Paul Suparno. (2001). Teori Pengembangan Kognitif Piaget. Yogyakarta: Kanisius

(54)

Pintrich, P.R. (1999). The Role of Motivation in Promoting and Sustaining self-Regulated Learning. (Online). Tersedia: www.ece.uncc.edu.

Ratri Sunar Astuti, (2006) dalam Melatih Anak Mandiri. Yogyakarta. Kanisius Riduwan (2008). Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Bandung. Alfabeta. Riduwan. (2002). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

S. Santoso. (2004). Dasar-dasar Pendidikan TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Sanapiah Faisal . (1995). Format-format Penelitian Sosial Dasar-dasar dan

Aplikasi. Jakarta. Rajawali Press.

Sanapiah Faisal. (1981). Dasar dan Teknik Penelitian Keilmuan Sosial. Jakarta. Usaha Nasional.

Shochib. (1997). Pola Asuh Orangtua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta. Rineka Cipta.

Shochib. (2000). Pola Asuh Orangtua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta. Rineka Cipta.

Soemiarti Patmonodewo. (2000). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Solehuddin (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung. FIP-UPI. Sri Joko.Yunanto. (2005). Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta. Grasind

Sumarmo, U. (2004). Kemandirian Belajar; Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dekembangkan pada Peserta Didik. Makalah Seminar Pendidikan Matematika. Tanggal 8 Juli 2004. di Universitas Yogyakarta.

Sunaryo Kartadinata. (2003). Konseptualisasi Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. Bandung: Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol ke 2.

Syamsu Yusuf (2007). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung. Remaja Rosdakarya.

(55)

Syaodih, E (1999). Peranan Bimbingan Guru, Pengasuhan Orangtua, dan Interaksi Teman Sebaya terhadap Perkembangan Perilaku sosial Anak. Tesis Magister Pendidikan UPI. Bandung. Tidak Diterbitkan.

Syaodih, E (2005). Bimbingan di Taman Kanak-kanak. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Sylvia Rimm. 1997). Raising Preschoolers Parenting for Today. Terj. Mendidik dan Menerapkan Disipln pada Anak Prasekolah. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Thomas Amstrong. (2002). Setiap Anak Cerdas. Panduan Membantu Anak Belajar dengan Memanfaatkan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Gramedia. Tillman, K.J. dan Weiss, M (2000). Self-Regulated Learning as a

Cross-Curricular Competence (PISA). (Online). Tersedia: www.pisa.on/pdf/turmo-ioste2004.pdf10 Agustus 2006

Tim Pustaka Pamilia ( 2006). Membuat Prioritas, Melatih Anak Mandiri. Yogykarta. Knisius

Tono Sugihartono. (2004). Peningkatan Kerja Fisik Siswa Sekolah Dasar melalui Naik-Turun Bangku dengan Irama Cepat Aktif dan Pasif. Bandung: Jurnal Penelitian Pendidikan (Pembelajaran Kontektual). Vol ke 4.

Udin Syaefudin Sa’ud. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan Dasar. Bandung. SPs Universitas Pendidikan Indonesia.

Udin Syaefudin Sa’ud. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Udin Syaefudin Sa’ud. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung. Alfabeta. Umar dan Santono (2001). Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung. Pustaka Setia.

Cet. Ke 2

Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (2006). Bandung. Citra Umbara.

Utami Munandar. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

(56)

Wahid Umar. (2004). Kontribusi Assesmen Portofolio untuk Mengembangkan Aktivitas Refleksi Siawa. Bandung: Jurnal Penelitian Pendidikan (Pembelajaran Kontektual). Vol ke 4.

Wolters, C. A; Pintrich, P. R.; dan Karabenick, S. A. (2003). Assessing Academic Self-Regulated Learning. (Online). Tersedia: www. Childtrends.org/Files/Wolters Pintrich Karabenick Paper.pdf (10 Agustus 2006)

Westy Soemanto dan Hendyat Soetopo (1982). Dasar & Teori Pendidikan Dunia tantangan bagi para Pemimpin Pendidikan. Surabaya. Usaha Nasional.

Yusuf Gunawan (2001). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta.Prenhallindo.

____________, (2003). Jendela Anak Indonesia. Yayasan Kesejahtraan Anak Indonesia.

____________, (2002). Masyarakat Belum Sadari Pentingnya Pendidikan bagi PAUD, KCM copy rige harian Kompas.

____________, Kiat Menumbuhkan Membaca pada Anak, ( Parent who love reding kids who dont) Movy leanhart, Grasindo Jakarta.

____________, (2005). PADU. Pembelajaran Kholistik. Jurnal Anak Usia Dini. Jakarta: PLS Ditjen Departemen Pendidikan Nasional.

____________, (2007). PADU, Kapita Selekta. Jurnal Anak Usia Dini. Jakarta: PLS Ditjen Departemen Pendidikan Nasional

____________,Membiasakan Membaca pada Anak, tersedia di http;//www.bacacompas.co.id.php?a=1 & to=1667.

____________,Pendidikan Anak Usia Dini tersedia di http;//www.depdiknas.go.id

Gambar

Gambar 4.1 Linieritas Regresi X1 ke  Y
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bagi para perawat, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai pentingnya perilaku asertif perawat terhadap pasien sehingga dapat digunakan sebagai

Keberhasilan suatu bimbingan di Taman kanak-kanak sekota Pekanbaru sangat bergantung pada pelaksanaannya, oleh karena itu guru dan personil yang terkait harus memiliki

Bimbingan Orang Tua dalam Mengembangkan Perilaku Sosial Emosional Anak Usia Dini .... Pengertian, Tujuan dan Fungsi

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan secara luas bagi orangtua dalam menambah informasi mengenai dampak pengasuhan ibu sebagai orangtua tunggal

Peneliti dapat menemukan jawaban penelitian tersebut berdasarkan pada pedoman observasi berupa ceklis yang diamati oleh peneliti pada masing-masing orangtua dalam

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi anak, guru, kepala TK dan peneliti lain, bagi anak diharapkan anak-anak memperoleh pengalaman

Lingkungan kelas mempunyai nilai tertentu bagi anak didik, dalam konteks desain interior ruang secara psikologis dapat memotivasi dan merangsang anak untuk bermain sambil belajar

Hasil penelitian yang diharapkan dapat memberikan informasi bagi orangtua terhadap perkembangan atau hubungan antara orangtua dan anak, sehingga dapat meningkatkan pola